Lampiran III : Keputusan Bupati Barito Kuala Nomor 188.44/ 122 /KUM/2015 Tanggal 23 Maret 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN OPERASIONAL GALANGAN REPARASI KAPAL PT.PATRIA MARITIME INDUSTRY (PAMI) DI DESA SUNGAI JINGAH BESAR, KECAMATAN TABUNGANEN, KABUPATEN BARITO KUALA, A. TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN UNTUK PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN. Kabupaten Barito Kuala sangat potensial bagi industri maritim, terutama di bidang galangan kapal. Apalagi saat ini tugboat dan tongkangtongkang pengangkut batubara, yang setiap hari hilir mudik di Sungai Barito dan beberapa tahun lagi pengangkut hasil perkebunan kelapa sawit akan menambah bergairahnya usaha di bidang ini, karena setiap lima tahun mengharuskan setiap kapal membutuhkan perbaikan (docking) sebanyak dua kali. Sementara kapasitas galangan kapal yang ada di Sungai Barito masih terbatas, seringkali kapal-kapal harus docking di luar daerah Provinsi Kalimantan Selatan seperti Balikpapan, Surabaya atau Jakarta. Padahal secara fisik dan aksesibilitas kawasan sekitar muara Sungai Barito sangat layak untuk dibangun galangan kapal. Potensi dan peluang inilah yang melatar belakangi PT Patria Maritime Industry (PAMI) untuk membangun galangan kapal yang berlokasi di Desa Sungai Jingah Besar Kecamatan Tabunganen. Salah satu factor dalam menilai keberhasilan pembangunan adalah kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sehingga pembangunan tersebut dapat berkelanjutan (sustainable). Hal tersebut dapat terlihat pada perubahan berbagai parameter komponen lingkungan di dalam dan sekitar suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung yang bersifat mendasar. Adanya benturan berbagai kepentingan seperti factor ekonomi dan teknis dengan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan menurut pola kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang konprehensif. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), maka kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) termasuk dalam kriteria kegiatan yang wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk melakukan kegiatan agar dampak positif pembangunan dapat ditingkatkan dan dampak negatifnya dapat ditekan sekecil mungkin. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan merupakan tindak lanjut dari kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang dijabarkan ke dalam kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang komprehensif. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah penanganan dampak penting terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan atau kegiatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu. Substansinya setiap kegiatan atau usaha yang dapat menimbulkan dampak penting perlu dilakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), sedangkan inti dari Amdal itu sendiri adalah sejauh mana Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Maksud dan tujuan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ini adalah : 1. Merumuskan rencana kegiatan pengelolaan lingkungan untuk menanggulangi, meminimalisasi atau mengendalikan dampak negative yang ditimbulkan oleh komponen kegiatan termasuk penentuan lokasi, waktu dan biaya pengelolaan lingkungan. 2. Merumuskan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup guna meningkatkan dampak positif sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut meningmati dampak positif tersebut. 3. Merumuskan bentuk unit kerja organsasi yang bertanggungjawab di bidang lingkungan hidup untuk melaksanakan rencana pengelolaan lingkungan hidup tersebut. Perumusan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana yang dituangkan dalam kebijakan dari kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) Di Desa Sungai Jingah Besar, Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan dalam pengelolaan lingkungannya adalah lebih memfokuskan untuk mencegah, menanggulangi, dan mengendalikan dampak negatif penting, serta meningkatkan dampak positif penting yang diperkirakan akan timbul akibat kegiatan ini. Jenis dan sifat dampak yang mungkin timbul akibat kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI), berupa komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya serta lingkungan kesehatan masyarakat. Berbagai dampak negatif akan muncul terhadap lingkungan hidup, dan dampak tersebut diprakirakan dirasakan oleh masyarakat, disamping itu juga muncul dampak positif yang juga akan dirasakan oleh masyarakat, pemerintah daerah dan negara terutama dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam rangka untuk meminimalkan dampak negatif penting dan meningkatkan dampak positif penting tersebut, maka dalam pengelolaan lingkungan akan ditata sejumlah teknologi dan mekanisme pelaksanaan yang tidak memberatkan pihak pemrakarsa kegiatan PT. Patria Maritime Industry (PAMI) dan dapat diawasi oleh Pemerintah, serta manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Biaya yang diperlukan erat kaitannya dengan teknologi serta keterlibatan pihak lain dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu dalam penerapan teknologi dan mekanisme pelaksanaan pengelolaan lingkungan kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) ini akan dipertimbangkan aspek finansialnya sehingga pengelolaan lingkungan dapat dilaksanakan secara optimal. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup oleh PT. Patria Maritime Industry (PAMI) akan melibatkan instansi pemerintah terkait di tingkat Provinsi dan Kabupaten dan hal ini akan dituangkan dalam pendekatan institusional. Menyangkut keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup akan dituangkan dalam mekanisme pendekatan sosial. Rumusan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan dengan pendekatan teknologi, sosial dan institusional. Untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha kegiatan. Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang muncul akibat kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) Di Desa Sungai Jingah Besar, Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap konsruksi dan tahap operasi maupun pasca operasi. Untuk berubah mengetahui akibat bagaimana adanya suatu suatu komponen lingkungan akan manusia, maka aktivitas/kegiatan dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. B. DAMPAK PENTING YANG HARUS DIKELOLA DAN DIPANTAU Untuk mengetahui dampak penting apa saja yang harus dikelola dan dipantau maka ini perlu ditinjau keterkaitan dengan beberapa dampak yang kemungkinan ditimbulkan oleh beberapa jenis kegiatan yang ada di sekitar wilayah studi. Hal ini penting untuk ditinjau karena sifat komulatifnya dampak dari berbagai kegiatan akan semakin memperkuat besarnya dampak. Perubahan penggunaan lahan sudah demikian dinamis, terutama kawasan terbangun sudah lebih banyak baik sebagai tempat tinggal maupun tempat usaha. Hal demikian merupakan sesuatu yang wajar karena meningkatnya sektor perekonomian di daerah ini akan berpengaruh terhadap pola pergerakan dan sirkulasi penduduk. Kondisi yang demikian tentu saja menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai kabupaten yang banyak didatangi oleh kaum pendatang baik itu sebagai investor maupun sebagai buyer, baik asing maupun domestik. Disamping itu tentu saja menuntut tersedianya tempat yang nyaman, aman dan representatif untuk melakukan berbagai kegiatan baik dalam transaksi perekonomian, aktifitas pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan di Kota ini. Kegiatan tersebut secara umum terdapat komponen pembukaan lahan dan atau pengurangan vegetasi penutup lahan. Dampak penting yang ditimbulkan diantaranya adalah peningkatan aliran permukaan, peningkatan erosi dan sedimentasi yang berdampak lanjutan kepada penurunan kualitas air permukaan. Dampak negatif lainnya adalah timbulnya penurunan keragaman flora dan fauna serta penurunan keragaman biota air. Dampak-dampak yang timbul dari kegiatan lain di sekitar wilayah studi tersebut akan memperkuat atau menjadi terakumulasi dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI). Sesuai dengan evaluasi dampak penting pada Izin Lingkungan ini maka dampak penting yang dikelola dan dipantau adalah sebagai berikut : I. TAHAP PRA KONSTRUKSI a. Dampak kegiatan pembebasan lahan Kegiatan pembebasan lahan untuk kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) diantaranya Dampak terhadap ruang dan lahan, Dampak terhadap mata pencaharian penduduk, Dampak terhadap pendapatan keluarga, Dampak terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat, Dampak terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Diperkirakan akan berdampak langsung (primer) terhadap komponen lingkungan: Ekonomi, berupa perubahan pola kepemilikan lahan, perubahan sumber dan tingkat pendapatan penduduk, serta perubahan perekonomian lokal. Sosial budaya, berupa munculnya disharmoni proses sosial di masyarakat. Dampak primer tersebut akan berlanjut pada dampak sekunder berupa munculnya dinamika sikap dan persepsi masyarakat. b. Dampak kegiatan mobilisasi peralatan dan material Mobilisasi peralatan mencakup kegiatan pemindahan peralatan dari dan ke dalam lokasi proyek yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan pra konstruksi. Mobilisasi peralatan ini meliputi kegiatan pengerahan dan pengangkutan peralatan-peralatan berat yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan baik untuk pembukaan lahan, pembuatan jalan, dan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI), selain itu Dampak terhadap lalulintas angkutan sungai, Dampak terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat, Dampak tehadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Mobilisasi peralatan berdampak terhadap terutama mereka yang tinggal persepsi dan aspirasi masyarakat di sepanjang sisi barat Sungai Barito tempat lalu lintas pengangkutan peralatan. Dampak yang mungkin timbul berupa keresahan masyarakat karena ketidaknyaman dan bising, serta kemungkinan kecelakaan yang ditimbulkan oleh kegiatan pengangkutan tersebut. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material diperkirakan akan berdampak langsung (primer) terhadap komponen lingkungan: Kualitas udara, berupa perubahan kadar debu udara ambien; Kebisingan, berupa perubahan tingkat kebisingan. Lalu lintas, berupa terganggunya kondisi lalu lintas jalan sungai yang dilintasi kegiatan mobilisasi peralatan dan material; Kualitas air permukaan, berupa perubahan tingkat kekeruhan dan parameter kimia air; Dampak primer tersebut akan berlanjut pada dampak sekunder terhadap komponen lingkungan: Fauna darat, berupa terganggunya fauna darat yang dapat mengakibatkan migrasinya fauna darat tertentu; Biota air, berupa terganggunya kehidupan biota air yang dapat mengakibatkan berkurangnya jenis biota tertentu; Sikap dan persepsi masyarakat, berupa munculnya dinamika sikap dan persepsi masyarakat; Kesehatan masyarakat, berupa perubahan pola kesakitan masyarakat. Peralatan termasuk alat-alat penunjang didatangkan langsung oleh kontraktor. Pengangkutan peralatan tersebut dilakukan melalui jalur laut dan jalur darat. Jalur darat digunakan untuk mengangkut peralatan dan material yang berasal dari lokal atau sekitar lokasi rencana kegiatan seperti material seperti semen, koral, pasir, batu, pasir, kayu, dan bahan lainnya yang diangkut ke masing-masing lokasi pembangunan sesuai dengan kapasitas dan volume yang dibutuhkan. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : 1. Pengendalian risiko peningkatan debu aktivitas angkut dengan penyiraman, penanaman vegetasi sekitar jalur angkut. 2. Pengendalian risiko peningkatan bising aktivitas angkut dengan penanaman vegetasi sekitar jalur angkut dan pengaturan jadwal. 3. Pengendalian risiko kecelakaan dengan pemasangan rambu dan sistem angkut. Pemantauan yang dilakukan oleh pemrakarsa dalam pengendalian kondisi lingkungan kegiatan adalah : 1. Dalam RPL, pengukuran debu di lapangan secara periodik (per bulan) selama aktivitas mobilisasi berlangsung. 2. Dalam RPL, pengukuran bising di lapangan selama aktivitas mobilisasi berlangsung. 3. Dalam RPL, inventarisasi kasus kecelakaan II. TAHAP KONSTRUKSI a. Dampak Kegiatan penerimaan dan pengerahan tenaga kerja Kegiatan penerimaan tenaga kerja dan pengerahan tenaga kerja diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak lingkungan terhadap lapangan kerja. Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap ini diperkirakan akan berdampak langsung (primer) terhadap komponen lingkungan antara lain: Demografi, berupa perubahan jumlah penduduk desa sekitar kegiatan; Ekonomi, berupa perubahan kesempatan kerja dan berusaha, perubahan sumber dan tingkat pendapatan penduduk, dan perubahan perekonomian lokal. Dampak terhadap permukiman, Sumber jenis dampak ini berkaitan dengan tidak adanya alokasi lahan bagi pekerja yang berasal dari luar, sehingga menyebabkan kesulitan penataan pemukiman pekerja di pemukiman penduduk desa. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah: o Perusahaan dapat pekerja/karyawan. mengalokasikan lahan pemukiman o Perusahaan dapat memfasilitasi KPR bagi pekerja/karyawan bekerjasama dengan lembaga keuangan (perbankan). Dampak terhadap angkatan kerja, Dampak positif penting ini dimunculkan oleh banyaknya tenaga kerja lokal yang diterima sebagai pekerja dalam kegiatan pembangunan dan operasional galangan kapal ini. Sehingga angkatan kerja yang menganggur di daerah ini berkurang. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah: o Mengembangkan dengan pembinaan berupa pelatihan-pelatihan kerja terutama diperuntukkan kepada para pemuda di desa setempat. Pemberian motivasi dan keterampilan dapat bekerjasama dengan BLK setempat. Dampak terhadap mata pencaharian, Jenis dampak ini berkaitan dengan perubahan mata pencaharian di desa di mana lokasi kegiatan ini berada, yang notabene didominasi oleh petani dan nelayan atau bekerja di sektor pertanian. Perubahan ini berarti mereduksi pekerjaan lama padahal produksi pertanian di daerah ditentukan oleh orang yang bekerja di sektor ini. Inilah yang menyebabkan dampak ini berarah negatif. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah: o Penerapan tenaga hewan dalam penggarapan sawah dengan peningkatan peran PPL Pertanian dan aktivasi kelompok-kelompok tani. o Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) dalam pengadaan hewan penggarap sawah. Dampak terhadap pendapatan, Dampak terhadap pendapatan pekerja dapat dikembangkan dengan penerapan UMP Sektor Provinsi Kalimantan Selatan dan perhitungan upah lembur yang benar dan layak. Jenis dampak positif ini berkaitan dengan besarnya gaji/upah yang diterima oleh pekerja pada kegiatan pembangunan dan operasional galangan reparasi kapal PT. PAMI. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah: o Penerapan sistem penggajihan sesuai dengan aturan yang berlaku (UMP Sektor Industri Provinsi Kalimantan Selatan). o Pemberian bonus pekerja/karyawan. atau jasa produksi kepada semua o Memperhitungkan dan membayar uang lembur sesuai dengan aturan yang berlaku di Dewan Pengupahan Provinsi Kalimantan Selatan. Dampak terhadap kesempatan berusaha, Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia (budsarman) para pekerja, masyarakat. o yang memunculkan kesempatan berusaha bagi Pengelolaan dan pengembangan jenis dampak ini melalui : Pemberian kesempatan kepada masyarakat yang berusaha di sektor informal sebagai pemasok komoditas/jasa kebutuhan perusahaan. o Pembinaan teknis maupun permodalan kepada masyarakat yang berusaha di sektor informal. Dampak terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat, Berkaitan dengan tidak terakomodasinya aspirasi masyarakat akan kesempatan kerja yang dibuka oleh PT. PAMI untuk aktivitasnya baik dalam tahap konstruksi maupun operasi. Kecemburuan sosial akan muncul terhadap pekerja dari luar yang diterima bekerja, sementara penduduk lokal hanya sedikit, keterbatasan keterampilan atau keahlian yang diperlukan perusahaan dalam operasionalnya. Pengelolaan jenis dampak ini dapat dilakukan melalui : o Melakukan sosialisasi tentang kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja kepada masyarakat setempat secara transparan. o Mengalokasikan kesempatan kerja semaksimal mungkin kepada penduduk setempat, sesuai dengan keperluan dan tingkat keterampilan. o Menciptakan peluang usaha, terutama di sektor informal bagi masyarakat setempat. Dampak terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat Kecemburuan dan keresahan sosial dapat membawa dampak lanjutan berupa ketidak-amanan dan ketidak-tertiban di dalam masyarakat. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu respons bagi aspirasi masyarakat dan kemungkinan masuknya provokasi dalam kelompok masyarakat marginal. Pengelolaan jenis dampak ini dapat dilakukan melalui : o Melakukan sosialisasi tentang kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja kepada masyarakat setempat secara transparan. o Mengalokasikan kesempatan kerja semaksimal mungkin kepada penduduk setempat, sesuai dengan keperluan dan tingkat keterampilan. o Menciptakan peluang usaha, terutama di sektor informal bagi masyarakat setempat. b. Dampak kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan terhadap biota perairan Kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan untuk areal Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI), memberikan dampak negatif penting terhadap biota air, hal ini berkaitan dengan sedimentasi sebagai material erosi yang akan meningkatkan kekeruhan dan pada akhirnya dapat menutupi dasar perairan di mana zoobenthos sebagai rantai makanan dari biota perairan hidup dan berkembang biak. Akibat yang ditimbulkan oleh hilangnya zoobentos ini akan mengganggu kehidupan biota perairan lainnya. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : o Dalam pembersihan lahan dilakukan secara manual, penggunaan alat berat seminim mungkin. o Mengisolasi larian material sedimen hasil erosi dengan pembuatan tanggul sebagai pembatas areal pelabuhan dengan badan air. c. Kegiatan pembangunan ship repair dan sarana penunjang Kegiatan dampak terhadap permukiman ini berkaitan dengan dampak aktivitas konstruksi, yakni limbah yang dihasilkannya seperti kemungkinan ceceran minyak dan oli yang dapat terbawa aliran air sungai pasang-surut ke pemukiman penduduk. Kemudian, hal lain yang akan menambah bobot negatif dari dampak pembangunan ship repair dan sarana penunjang adalah berkaitan dengan aktivitas tenaga kerja, yakni limbah domestik pekerja yang biasanya menurut pengalaman empiris jarang tertangani dengan baik oleh kontraktornya. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : o Mencegah limbah cair kegiatan konstruksi untuk keluar dan masuk ke dalam perairan sungai dengan membuat kolam-kolam IPAL. o Khusus ceceran BBM dan pelumas dibuatkan perangkat minyak (oil trap) atau oil catcher o Oli bekas dan BBM agar diisolasi dan ditampung dalam wadah khusus, selanjutnya dilakukan penanganan sesuai dengan : Kepka Bapedal Nomor 01 Tahun 1995 Kepka Bapedal Nomor 255 Tahun 1996. Sedangkan kegiatan dampak terhadap transportasi air bahwa kapal dan/atau tongkang barang (material dan peralatan) yang tambat di perairan tepi Sungai Barito berfungsi sebagai gudang apung yang menyita sebagian alur pelayaran. Bagi aktivitas pelayaran hal ini akan mengurangi ruang atau lebar alur, terutama bagi pelayaran kapal-kapal kecil (klotok dan jukung), atau tidak tertutup kemungkinan terjadi kecelakaan. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : o Pembatasan areal tambat. o Penempatan petugas untuk mengatur dan mengawasi penempatan tongkang. o Membuat dan memasang rambu-rambu peringatan lalulintas angkutan sungai. Pekerjaan konstruksi ship repair dan sarana penunjang diprakirakan memberikan dampak penting terhadap hidrologi dan kualitas air. Dalam pekerjaan ini terjadi gangguan terhadap tanah akibat pembongkaran untuk pondasi bangunan. Terjadinya pelongsoran dan pelarutan timbunan tanah mengakibatkan loading partikel tanah dan terbawanya substansi fisika dan kimiawi bersama dengan runoff. Dampak akan semakin besar apabila pekerjaan berlangsung ketika hujan, terutama dalam musim hujan. Aliran air di atas permukaan tanah akan membawa substansi fisika dan kimiawi masuk ke dalam air permukaan. Substansi ini menyebabkan terjadi perubahan karakteristik air sungai dengan meningkatnya turbiditas, gas-gas terlarut dalam air. Selama kegiatan berlangsung dapat pula terjadi masukan minyak dan bahan pelumas yang bersumber dari alat-alat berat yang sedang beroperasi. Ceceran bahan cemaran ini pada akhirnya masuk ke dalam aliran sungai dan menurunkan kualitas air sungai. Dampak terhadap kualitas air diprakirakan memberikan dampak lanjutan terhadap biota perairan. Dampak terhadap biota air merupakan dampak lanjutan terhadap kualitas air. Dalam pekerjaan konstruksi ini diprakirakan terjadi gangguan terhadap tanah terjadinya pelongsoran dan pelarutan timbunan tanah yang mengakibatkan loading partikel tanah dan terbawanya substansi fisika dan kimiawi bersama dengan runoff. Dampak akan semakin besar apabila pekerjaan berlangsung ketika hujan, terutama dalam musim hujan. Dampak pembangunan ship repair dan sarana pendukung terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat bersumber dari kurangnya informasi tentang kegiatan dan dampak yang akan dilakukan perusahaan. Persepsi dan aspirasi masyarakat yang timbul sehubungan dampak kegiatan konstruksi ini terhadap terutama dampak negatif terhadap kualitas dan biologi air. Artinya bahwa jenis dampak ini merupakan dampak tingkat sekunder yaitu melakukan sosialisasi tentang kegiatan yang dilakukan pada konstruksi ship repair dan sarana pendukung ini, beserta dampak yang akan muncul, melakukan sosialisasi hal-hal yang akan dilakukan perusahaan dalam mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak yang akan muncul, mengajak dan memfasilitasi masyarakat dalam memelihara kamtibmas. III. TAHAP OPERASI a. Kegiatan ship lifting dan ship launching Dampak terhadap transportasi air, Dalam kegiatan ini dilakukan satu per satu dari kapal atau tongkang yang akan direparasi. Tentu saja akan terjadi daftar tunggu atau penumpukan di muka rencana lokasi. Banyaknya tongkang dan/atau kapal yang ditambat ini sangat mempengaruhi jalur lalulintas pelayaran, dan bahwa tidak tertutup kemungkinan terjadinya kecelakaan. Dengan demikian, perlu perhatian khusus untuk mengelola tumpukan tongkang dan/atau kapal di jalur pelayaran Sungai Barito, terutama di depan rencana lokasi kegiatan galangan kapal PT. PAMI ini. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : o Penempatan petugas untuk mengatur dan mengawasi penempatan tongkang. o Membuat dan memasang rambu-rambu peringatan lalulintas angkutan sungai. Dampak terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat, Dampak kegiatan terhadap persepsi masyarakat merupakan dampak lanjutan terhadap komponen-komponen lingkungan di atas, terutama yang berdampak penting dengan arah yang sama juga. Dampak negatif penting kegiatan terhadap transportasi air tentu saja akan mempengaruhi persepsi masyarakat. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : o Melakukan sosialisasi tentang kegiatan yang dilakukan pada kegiatan ship lifting dan shif launching, beserta dampak yang akan muncul. o Melakukan sosialisasi hal-hal yang akan dilakukan perusahaan dalam mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak yang akan muncul, terutama dalam pengendalian dampak terhadap transportasi air. b. Kegiatan proses produksi Dampak terhadap iklim mikro, kualitas udara dan kebisingan, Proses produksi baik pekerjaan pabrikasi, perbaikan mesin, maupun pengecatan, cukup kompleks dan panjang. Ini memunculkanb dampak penting berupa peningkatan suhu udara, gas polutan dan kebisingan. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : o Mengisolasi sumber dampak, yaitu ruang/areal pengecatan. o Melakukan pengendalian pada targetman-nya dengan memberikan perlindungan berupa masker. o Meninggikan cerobong knalpot genset agar tidak mengenai manusia di sekitarnya. Sedangkan tingkat kebisingan yang bersumber dari genset dapat ditekan dengan membuat rumah genset yang kedap suara dan/atau pengadaan genset yang silent. Selain itu, penanaman pohon penyangga (buffer-trees) dapat mengurangi gas CO atau CO2 dan suara bising keluar dari areal kegiatan, di samping dapat menekan peningkatan suhu udara. Dampak terhadap kualitas air, Meskipun secara maksimal perusahaan menerapkan SOP, pemakaian BBM dan oli memiliki dampak negatif yang timbul akibat terjadinya: (1) ceceran atau tumpahan minyak yang tidak segera tertanggulangi, (2) kebakaran akibat ledakan pada depo yang penyebabnya tidak diketahui. Ceceran atau tumpahan minyak ke tanah akan terinfiltrasi ke dalam tanah dan lapisan minyak di atas tanah oleh air hujan akan masuk ke dalam perairan sungai. Substansi yang terkandung dalam minyak dapat terabsorpsi oleh bahan organik, partikel mineral seperti liat, alumina, silika, dan kapur, dan organisme di perairan. Demikian pula pemakaian B3, memiliki potensi adanya kebocoran. Kelalaian dalam menanggulangi kejadian itu akan berdampak negatif terhadap kualitas air, terutama terlarutnya bahan toksik. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : o Mencegah limbah cair kegiatan konstruksi untuk keluar dan masuk ke dalam perairan sungai dengan membuat kolam-kolam IPAL. o Khusus ceceran BBM dan pelumas dibuatkan perangkat minyak (oil trap) atau oil catcher o Oli bekas dan BBM agar diisolasi dan ditampung dalam wadah khusus, selanjutnya dilakukan penanganan sesuai dengan : Kepka Bapedal Nomor 01 Tahun 1995. Kepka Bapedal Nomor 255 Tahun 1996. c. Dampak kegiatan operasional fasilitas dan aktivitas domestik karyawan Bahwa tumbuhnya tempat usaha di sekitar rencana lokasi kegiatan ini akan terus berkembang menjadi tempat tinggal dengan berbagai aktivitas dan dampaknya. Jadi, kegiatan domestik pekerja/karyawan ini akan berdampak terhadap tumbuhnya pemukiman baru di sekitar rencana lokasi kegiatan. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : Dampak terhadap permukiman, o Pengawasan penggunaan lahan di sekitar areal galangan kapal. o Pembinaan bagi masyarakat yang berusaha di sektor informal agar pada tempatnya. o Pengawasan bagi pekerja perusahaan dalam pembuangan limbah baik padat maupun cair. o Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah di sekitar lokasi. Dampak terhadap kebisingan, o Penanaman pohon penyangga (buffer-trees) di sekeliling areal galangan kapal. o Melakukan kegiatan produksi sesuai dengan SOP. o Khusus operator alat berat dan operator genset menggunakan kelengkapan kerja seperti masker telinga (ear plug). o Membuat rumah genset yang kedap suara (silent). o Pemeliharaan mesin genset secara berkala (rutin). diwajibkan dan penutup Dampak terhadap hidrologi dan kualitas air, o Pembuatan saluran drainase yang berujung kepada settlingpond. o Limbah olie-olie bekas yang berasal dari peralatan ditampung dan tidak melakukan pembuangan sisa-sisa bahan bakar di lokasi perairan. o Di sekitar bengkel (workshop) dibuat oil trap (floating trap) untuk melakukan pengolahan terhadap minyak/olie bekas hanya penanganan darurat bila terjadi tumpahan minyak. o Penanganan limbah cair B3 sesuai dengan SOP. Dampak terhadap biota perairan, Karena sumbernya berasal dari dampak kegiatan terhadap kondisi hidrologi terutama kualitas air, maka pengelolaan dampak yang dilakukan adalah sama dengan pengelolaan dampak hidrologi dan kualitas air. Dampak terhadap persepsi masyarakat o Pengelolaan dampak terhadap kebisingan dan kualitas air. o Sosialisasi tentang pengelolaan lingkungan hidup yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dampak terhadap kesehatan masyarakat (angka kesakitan), o Pencegahan pencemaran udara dan air seperti telah dikemukakan pada pengelolaan udara dan air. o Penyuluhan kesehatan keluarga. o Melakukan sanitasi lingkungan. o Menganjurkan konsumsi makanan bergizi. IV. TAHAP PASCA OPERASI a. Dampak kegiatan penanganan tenaga kerja Seiring dengan berakhirnya pengelolaan perusahaan akan mempersiapkan pemutusan hubungan kerja (PHK), proses ini akan dilakukan bertahap sesuai dengan berkurangnya volume kegiatan perusahaan. Meskipun disadari bahwa bukan suatu yang mudah untuk memprediksi adanya perubahan kebijakan dalam penanganan dan penyelesaian masalah ketenagakerjaan namun tetap berpedoman pada Undang-undang dan peraturan yang berlaku. Tahapan proses PHK yang tidak mengantisipasi peningkatan lifeskill pekerja dapat mengakibatkan peluang yang rendah bagi eks pekerja untuk mendapatkan mengakibatkan lapangan hilangnya pekerjaan sumber yang baru pendapatan sehingga masyarakat dan meningkatkan angka pengangguran. Rencana yang dapat dilaksanakan dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup terhadap komponen kegiatan pemutusan hubungan kerja terhadap dampak utama sosila ekonomi adalah agar para pekerja mendapatkan tunjangan PHK sebagai ganti rugi yang arah pemantauannya dilakukan peninjauan dan pendataan pekerja yang mendapatkan tunjangan serta pemberian tunjangan yang sesuai. Kegiatan PHK Pemutusan hubungan diprakirakan akan berdampak langsung (primer) terhadap komponen lingkungan : Ekonomi, berupa; penurunan sumber hilangnya dan kesempatan tingkat kerja pendapatan dan berusaha, penduduk, dan perubahan perekonomian lokal; Sosial budaya, berupa munculnya disharmoni proses sosial di masyarakat. Dampak primer tersebut akan berlanjut pada dampak sekunder terhadap komponen lingkungan: Sikap dan persepsi masyarakat, berupa munculnya dinamika sikap dan persepsi masyarakat. Kesehatan masyarakat, berupa menurunya kesehatan masyarakat Kerawanan terhadap tingkat kejahatan. Untuk mengantisipasi dampak negatif dari kegiatan terhadap mata pencaharian dan pendapatan, perusahaan akan melakukan dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : o Pemberian uang pesangon yang layak atau minimal sesuai ketentuan yang berlaku. o Pemberian rekomendasi sebagai pekerja yang baik. o Setahun sebelum PHK diberikan keterampilan usaha mandiri kepada karyawan. o Pembangkitan kembali sumber-sumber investasi baru melalui penggunaan eks pelabuhan bagi kegiatan ekonomi baru. b. Kegiatan pembongkaran bangunan dan rehabilitasi lahan Dampak positif terhadap hidrologi dan kualitas air ini berkaitan dengan penataan ruang mikro dan makro (sekitar tapak proyek) di antaranya melalui reklamasi dan revegetasi akan mengurangi besarnya erosi dan material sedimentasi. Di samping tidak ada lagi masukan material logam dan B3 ke perairan umum. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah : Dampak terhadap hidrologi dan kualitas air, o Reklamasi dan revegetasi dengan tanaman pohon yang memiliki kanopi luas dan memiliki nilai ekonomis sekaligus bernilai ekologis sebagai upaya memperluas areal resapan. o Memperbaiki dan memelihara saluran drainase dan settingpond. o Pemadatan/pengerasan jalan lingkungan di areal eks galangan kapal. o Memperluas lahan terbuka (hijau). V. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN a. Pendekatan Teknologi Pendekatan teknologi merupakan upaya pengelolaan lingkungan dengan teknologi yang tepat guna beserta spesifikasinya dan langkah-langkah yang harus dilakukan. Pendekatan teknologi diutamakan untuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak negatif penting pada aspek fisik-kimia dan biologi serta tata cara pelaksanaan kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI). Teknologi yang digunakan adalah teknologi yang secara teknis dapat dilaksanakan, secara ekonomis memungkinkan dan secara sosial dapat diterima masyarakat. Cara ini menerapkan teknologi yang ekonomis dan sesuai dengan karakteristik dampak yang timbul tanpa meninggalkan asas-asas yang terangkum di dalam kebijaksanaan pembangunan yakni pembangunan berwawasan lingkungan. Teknologi yang diterapkan dalam pengelolaan lingkungan kegiatan pembangunan dan operasional galangan reparasi kapal ini adalah : a. Pencemaran kualitas udara akibat pembangkit tenaga listrik (genset) dapat diatasi dengan meninggikan cerobong asap, agar cepat terdispersi ke udara bebas. Sementara gas polutan akibat painting sprayer melalui isolasi sumbernya atau melindungi targetman-nya dengan masker. Kebisingan yang ditimbulkan oleh genset dapat diredam dengan membuatkan rumah genset yang kedap suara. Sedangkan bagi pekerja di sekitar unit ini dilindungi dengan penutup telinga (ear plug). Atau dengan cara skedul. Selain itu, penanaman pohon penyangga (buffer trees) adalah tindakan yang bukan saja untuk mengantisipasi kedua jenis dampak di atas tetapi pohon tersebut berfungsi ganda. b. Untuk mencegah pendangkalan yang terjadi di sekitar areal galangan kapal dilakukan pengerukan atau dredging terhadap endapan/sedimen. Pengerukan atau maintenance dredging ini dilakukan setiap tahun. c. Upaya menghindari timbulnya banjir/genangan akibat air larian (run off) yang berasal dari lokasi yang tertutup bangunan, maka di sekelilingnya dibuat paritan/saluran dengan sistem drainase yang baik untuk mengalirkan air pada saat hujan/air larian menuju ke badan perairan di bawahnya (wet land water treatment). Air di area wet land water treatment ini akan digunakan kembali untuk penyiraman. d. Pemberian sarana keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kepada karyawan dalam bentuk sepatu kerja, sarung tangan dan masker serta melakukan check up kesehatan kepada karyawan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui tingkat paparan pencemaran. e. Membuat settlingpond yang berfungsi untuk menampung dan mengolah limpasan air hujan (run-off) sehingga badan air di sekitar galangan kapal ini tidak tercemari limbah unsur-unsur kimia yang terkandung dalam di dalamnya. Kolam-kolam (settling pond) tersebut terdiri dari 4 kompartemen yang berfungsi sebagai pengendap. Settlingpond dilengkapi dengan sarana pengendapan dan penyaringan minyak (oil catcher). f. Oil cacther juga dapat dipasang/digunakan pada ujung saluran di sekitar workshop. b. Pendekatan Sosial Penggunaan pendekatan sosial ekonomi untuk penanggulangan dampak lingkungan ditujukan pada upaya-upaya yang berorientasi kepada perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terdapat di dalam wilayah persebaran dampak dan wilayah pengelolaan lingkungan. Di samping itu, pendekatan ini juga diupayakan optimalisasi penggunaan alat, sumberdaya dan potensi daerah selama kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) berlangsung. Dalam penanggulangan suatu dampak lingkungan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Pihak PT. Patria Maritime Industry (PAMI) perlu mengadakan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dalam penyelesaian berbagai masalah yang meliputi antara lain bila terjadi gejolak sosial antara penduduk lokal dan pendatang dan/atau pihak perusahaan. b. Mengutamakan penggunaan tenaga kerja setempat sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki atau secara lambat laun mengurangi jumlah pekerja pendatang, sesuai dengan kondisi. c. Memberikan upah yang layak sesuai dengan peraturan perundangundangan tentang upah dan gaji karyawan. d. Melaksanakan program “Corporate Social Responsibillty” yaitu memberikan bantuan-bantuan berupa perbaikan jalan, pembangunan tempat ibadah, memberikan bea siswa, bantuan kesehatan bagi masyarakat dan lain-lain. e. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna mencegah timbulnya kecemburuan sosial misalnya ikut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial ataupun kegiatan kebudayaan dan keagamaan.. c. Pendekatan Institusi Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) memerlukan pendekatan institusional secara lintas sektoral mengingat dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas ini mencakup melibatkan berbagai berbagai komponen instansi lingkungan pemerintah yang dan penanganannya non-pemerintah. Pendekatan kelembagaan yang dapat dikembangkan adalah : a. Kerjasama antara PT. Patria Maritime Industry (PAMI) dengan instansi-instansi yang terkait dalam pengelolaan lingkungan hidup, seperti Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Kuala, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop). b. Sistem dan mekanisme dalam pengawasan implementasi program pengelolaan lingkungan. c. Pengawasan terhadap hasil unjuk kerja pengelolaan lingkungan hidup oleh instansi yang berwenang. d. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. Patria Maritime Industry (PAMI) bersifat terpadu dan akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Kalimantan Kabupaten Selatan, Perguruan Masyarakat (LSM) lokal yang akan timbul. Barito Kuala, Tinggi Pemerintah Provinsi Lembaga Swadaya serta yang erat kaitannya dengan masalah dampak Selain itu koordinasi juga dilakukan melalui penyampaian dokumen ANDAL, RKL dan RPL, serta laporan hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan kepada intansi pemerintah terkait. Bila diperlukan, untuk mengelola dampak sosial yang sudah cenderung mengarah kepada konflik, pihak pemrakarsa akan meminta bantuan aparat yang berwenang, dengan prinsip pihak pemrakarsa akan lebih mengedepankan pengelolaan, dengan : 1. Melakukan pendekatan yang lebih informal dan persuasif 2. Menggunakan prosedur normal melalui saluran resmi dari pemerintah. VI . REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN Mencermati hasil evaluasi dampak penting yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat dinyatakan bahwa kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal ini masih memenuhi kelayakan lingkungan, akan tetapi memerlukan beberapa upaya pengelolaan lingkungan yang benar dan tepat sebagai antisipasi atau minimalisasi dampak negatif penting yang ditimbulkannya. Selain itu juga diperlukan upaya-upaya untuk mengembangkan atau paling tidak mempertahankan dampak yang sifatnya positif, baik bagi lingkungan sekitar maupun demi kelangsungan perusahaan itu sendiri. Kelayakan lingkungan ini memperhatikan beberapa pemikiran terhadap dampak bagi komponen lingkungan yang disebabkan adanya kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) yang tertuang pada dengan pertimbangan sebagai berikut : pokok bahasan di atas, 1. Berdasarkan aspek keruangan, menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, lokasi rencana kegiatan tidak berada di dalam kawasan lindung. 2. Persepsi dan apresiasi positif masyarakat sekitar kawasan studi terhadap rencana kegiatan menekan risiko konflik dan mendukung stabilitas keamanan dalam berusaha. 3. Dampak penting yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan ini masih dapat dikelola dengan teknologi yang tersedia saat ini. 4. Upaya pengelolaan dampak yang harus dilakukan dapat menggunakan teknologi yang terjangkau biayanya secara ekonomis, serta memungkinkan untuk dilaksanakan pada wilayah studi. 5. Melakukan upaya-upaya pengelolaan secara simultan sesuai dengan arahan rencana upaya pengelolaan lingkungan yang tercantum dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) baik pada tahap prakonstruksi, tahap konstruksi maupun tahap operasi hingga pasca operasi. 6. Melakukan upaya-upaya pemantauan secara berkala sebagai upaya dalam melihat hasil pengelolaan sesuai dengan arahan rencana upaya pemantauan lingkungan yang tercantum dalam dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) baik pada tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi maupun pasca operasi. 7. Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat setempat dalam rangka pembangunan dan operasionalisasi perkebunan dan pabrik minyak sawit ramah lingkungan sesuai dengan tingkat kewenangan masing-masing terkait. 8. Melaporkan hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada Bupati Kepala Daerah Cq. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Kuala. Hal-hal yang mendasari pertimbangan kelayakan lingkungan ini antara lain: 1. Teknologi yang tersedia bagi pengelolaan dampak penting yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan ini tidak mahal/ secara ekonomis bisa dilaksanakan oleh pemrakarsa. 2. Rencana kegiatan memberikan dampak positif baik bagi peluang peningkatan PAD, masyarakat sekitar. pengembangan dan peningkatan ekonomi 3. Ada komitmen dan kesediaan pemrakarsa untuk mengelola dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan ini. Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) di Desa Beringin, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan layak bagi lingkungan. BUPATI BARITO KUALA, H. HASANUDDIN MURAD