Lamp III SK No.122 Thn 2015 - JDIH Barito Kuala

advertisement
Lampiran III :
Keputusan Bupati Barito Kuala
Nomor 188.44/ 122 /KUM/2015
Tanggal 23 Maret 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN
DAN
OPERASIONAL
GALANGAN REPARASI KAPAL PT.PATRIA
MARITIME INDUSTRY (PAMI) DI DESA
SUNGAI JINGAH BESAR, KECAMATAN
TABUNGANEN,
KABUPATEN
BARITO
KUALA,
A. TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN UNTUK PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Kabupaten Barito Kuala sangat potensial bagi industri maritim, terutama
di bidang galangan kapal. Apalagi saat ini tugboat dan tongkangtongkang pengangkut batubara, yang setiap hari hilir mudik di Sungai
Barito dan beberapa tahun lagi pengangkut hasil perkebunan kelapa
sawit akan menambah bergairahnya usaha di bidang ini, karena setiap
lima
tahun
mengharuskan
setiap
kapal
membutuhkan
perbaikan
(docking) sebanyak dua kali.
Sementara kapasitas galangan kapal yang ada di Sungai Barito masih
terbatas, seringkali kapal-kapal harus docking di luar daerah Provinsi
Kalimantan Selatan seperti Balikpapan, Surabaya atau Jakarta. Padahal
secara fisik dan aksesibilitas kawasan sekitar muara Sungai Barito
sangat layak untuk dibangun galangan kapal. Potensi dan peluang inilah
yang melatar belakangi PT Patria Maritime Industry (PAMI)
untuk
membangun galangan kapal yang berlokasi di Desa Sungai Jingah Besar
Kecamatan Tabunganen.
Salah satu factor dalam menilai keberhasilan pembangunan adalah
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sehingga pembangunan
tersebut dapat berkelanjutan (sustainable). Hal tersebut dapat terlihat
pada perubahan berbagai parameter komponen lingkungan di dalam dan
sekitar suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung yang
bersifat mendasar. Adanya benturan berbagai kepentingan seperti factor
ekonomi
dan
teknis
dengan
pelestarian
sumber
daya
alam
dan
lingkungan menurut pola kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup
yang konprehensif.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha Dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL), maka
kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT.
Patria Maritime Industry (PAMI) termasuk dalam kriteria kegiatan yang
wajib
dilengkapi
dengan
dokumen
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan (AMDAL) untuk melakukan kegiatan agar dampak positif
pembangunan dapat ditingkatkan dan dampak negatifnya dapat ditekan
sekecil mungkin.
Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan merupakan tindak lanjut dari kebijaksanaan pengelolaan
lingkungan hidup yang dijabarkan ke dalam kebijaksanaan pengelolaan
lingkungan hidup yang komprehensif.
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah penanganan dampak
penting terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha
dan atau kegiatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2009
tentang
Perlindungan
dan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
yang
disingkat
RPPLH
adalah
perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup
serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu
tertentu.
Substansinya
setiap
kegiatan
atau
usaha
yang
dapat
menimbulkan dampak penting perlu dilakukan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), sedangkan inti dari Amdal itu sendiri
adalah sejauh mana Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
Maksud dan tujuan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ini
adalah :
1. Merumuskan
rencana
kegiatan
pengelolaan
lingkungan
untuk
menanggulangi, meminimalisasi atau mengendalikan dampak negative
yang ditimbulkan oleh komponen kegiatan termasuk penentuan
lokasi, waktu dan biaya pengelolaan lingkungan.
2. Merumuskan
kegiatan
pengelolaan
lingkungan
hidup
guna
meningkatkan dampak positif sehingga dapat memberikan manfaat
yang lebih besar baik pemrakarsa maupun pihak lain terutama
masyarakat yang turut meningmati dampak positif tersebut.
3. Merumuskan bentuk unit kerja organsasi yang bertanggungjawab di
bidang lingkungan hidup untuk melaksanakan rencana pengelolaan
lingkungan hidup tersebut.
Perumusan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana yang
dituangkan
dalam
kebijakan
dari
kegiatan
Pembangunan
dan
Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI)
Di Desa Sungai Jingah Besar, Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito
Kuala Provinsi Kalimantan Selatan dalam pengelolaan lingkungannya
adalah lebih memfokuskan untuk mencegah, menanggulangi, dan
mengendalikan dampak negatif penting, serta meningkatkan dampak
positif penting yang diperkirakan akan timbul akibat kegiatan ini.
Jenis
dan
sifat
dampak
yang
mungkin
timbul
akibat
kegiatan
Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria
Maritime Industry (PAMI), berupa komponen lingkungan fisik-kimia,
biologi,
sosial
ekonomi
dan
budaya
serta
lingkungan
kesehatan
masyarakat. Berbagai dampak negatif akan muncul terhadap lingkungan
hidup, dan dampak tersebut diprakirakan dirasakan oleh masyarakat,
disamping itu juga muncul dampak positif yang juga akan dirasakan oleh
masyarakat, pemerintah daerah dan negara terutama dalam memacu
pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam rangka untuk meminimalkan dampak negatif penting dan
meningkatkan dampak positif penting tersebut, maka dalam pengelolaan
lingkungan akan ditata sejumlah teknologi dan mekanisme pelaksanaan
yang tidak memberatkan pihak pemrakarsa kegiatan PT. Patria Maritime
Industry (PAMI) dan dapat diawasi oleh Pemerintah, serta manfaatnya
dapat dirasakan oleh masyarakat. Biaya yang diperlukan erat kaitannya
dengan teknologi serta keterlibatan pihak lain dalam pelaksanaan
pengelolaan lingkungan.
Oleh karena itu dalam penerapan teknologi dan mekanisme pelaksanaan
pengelolaan
lingkungan
kegiatan
Pembangunan
dan
Operasional
Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) ini akan
dipertimbangkan aspek finansialnya sehingga pengelolaan lingkungan
dapat dilaksanakan secara optimal.
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup oleh PT. Patria Maritime
Industry (PAMI) akan melibatkan instansi pemerintah terkait di tingkat
Provinsi dan Kabupaten dan hal ini akan dituangkan dalam pendekatan
institusional. Menyangkut keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup akan dituangkan dalam mekanisme pendekatan sosial.
Rumusan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan dengan
pendekatan teknologi, sosial dan institusional.
Untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut
maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha
kegiatan. Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen
sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang
muncul akibat kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan
Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI) Di Desa Sungai
Jingah
Besar,
Kecamatan
Tabunganen,
Kabupaten
Barito
Kuala
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang
bersifat positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena
dampak tersebut meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi,
sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran
dan sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang
satu dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi,
tahap konsruksi dan tahap operasi maupun pasca operasi.
Untuk
berubah
mengetahui
akibat
bagaimana
adanya
suatu
suatu
komponen
lingkungan
akan
manusia,
maka
aktivitas/kegiatan
dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang
digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal
dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang
ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan pemantauan.
Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan
dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya.
B. DAMPAK PENTING YANG HARUS DIKELOLA DAN DIPANTAU
Untuk mengetahui dampak penting apa saja yang harus dikelola dan
dipantau maka ini perlu ditinjau keterkaitan dengan beberapa dampak
yang kemungkinan ditimbulkan oleh beberapa jenis kegiatan yang ada di
sekitar wilayah studi.
Hal ini penting untuk ditinjau karena sifat
komulatifnya dampak dari berbagai kegiatan akan semakin memperkuat
besarnya dampak. Perubahan penggunaan lahan sudah demikian
dinamis, terutama kawasan terbangun sudah lebih banyak baik sebagai
tempat tinggal maupun tempat usaha. Hal demikian merupakan sesuatu
yang wajar karena meningkatnya sektor perekonomian di daerah ini
akan berpengaruh terhadap pola pergerakan dan sirkulasi penduduk.
Kondisi yang demikian tentu saja menjadikan Kabupaten Barito Kuala
sebagai kabupaten yang banyak didatangi oleh kaum pendatang baik itu
sebagai investor maupun sebagai buyer, baik asing maupun domestik.
Disamping itu tentu saja menuntut tersedianya tempat yang nyaman,
aman dan representatif untuk melakukan berbagai kegiatan baik dalam
transaksi
perekonomian,
aktifitas
pemerintahan
maupun
sosial
kemasyarakatan di Kota ini. Kegiatan tersebut secara umum terdapat
komponen pembukaan lahan dan atau pengurangan vegetasi penutup
lahan.
Dampak
penting
yang
ditimbulkan
diantaranya
adalah
peningkatan aliran permukaan, peningkatan erosi dan sedimentasi yang
berdampak
lanjutan
kepada
penurunan
kualitas
air
permukaan.
Dampak negatif lainnya adalah timbulnya penurunan keragaman flora
dan fauna serta penurunan keragaman biota air. Dampak-dampak yang
timbul dari
kegiatan lain di sekitar wilayah studi tersebut akan
memperkuat
atau
menjadi
terakumulasi
dengan
dampak
yang
ditimbulkan oleh kegiatan Pembangunan dan Operasional Galangan
Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI).
Sesuai dengan
evaluasi dampak penting pada Izin Lingkungan ini maka dampak penting
yang dikelola dan dipantau adalah sebagai berikut :
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI
a. Dampak kegiatan pembebasan lahan
Kegiatan
pembebasan
lahan
untuk
kegiatan
Pembangunan
dan
Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry
(PAMI) diantaranya Dampak terhadap ruang dan lahan, Dampak
terhadap mata pencaharian penduduk, Dampak terhadap pendapatan
keluarga, Dampak terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat, Dampak
terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
Diperkirakan akan berdampak langsung (primer) terhadap komponen
lingkungan:
 Ekonomi, berupa perubahan pola kepemilikan lahan, perubahan
sumber
dan
tingkat
pendapatan
penduduk,
serta
perubahan
perekonomian lokal.
 Sosial budaya, berupa munculnya disharmoni proses sosial di
masyarakat.
Dampak primer tersebut akan berlanjut pada dampak sekunder berupa
munculnya dinamika sikap dan persepsi masyarakat.
b. Dampak kegiatan mobilisasi peralatan dan material
Mobilisasi peralatan mencakup kegiatan pemindahan peralatan dari dan
ke dalam lokasi proyek yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan pra
konstruksi. Mobilisasi peralatan ini meliputi kegiatan pengerahan dan
pengangkutan peralatan-peralatan berat yang akan digunakan untuk
menunjang kegiatan baik untuk pembukaan lahan, pembuatan jalan,
dan Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria
Maritime Industry (PAMI), selain itu Dampak terhadap lalulintas
angkutan sungai, Dampak terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat,
Dampak tehadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Mobilisasi
peralatan
berdampak
terhadap
terutama mereka yang tinggal
persepsi
dan
aspirasi
masyarakat
di sepanjang sisi barat Sungai Barito
tempat lalu lintas pengangkutan peralatan.
Dampak yang mungkin
timbul berupa keresahan masyarakat karena ketidaknyaman dan bising,
serta
kemungkinan
kecelakaan
yang
ditimbulkan
oleh
kegiatan
pengangkutan tersebut.
Kegiatan
mobilisasi
peralatan
dan
material
diperkirakan
akan
berdampak langsung (primer) terhadap komponen lingkungan:
 Kualitas udara, berupa perubahan kadar debu udara ambien;
 Kebisingan, berupa perubahan tingkat kebisingan.
 Lalu lintas, berupa terganggunya kondisi lalu lintas jalan sungai yang
dilintasi kegiatan mobilisasi peralatan dan material;
 Kualitas air permukaan, berupa perubahan tingkat kekeruhan dan
parameter kimia air;
Dampak primer tersebut akan berlanjut pada dampak sekunder
terhadap komponen lingkungan:
 Fauna
darat,
berupa
terganggunya
fauna
darat
yang
dapat
mengakibatkan migrasinya fauna darat tertentu;
 Biota air, berupa terganggunya kehidupan biota air yang dapat
mengakibatkan berkurangnya jenis biota tertentu;
 Sikap dan persepsi masyarakat, berupa munculnya dinamika sikap
dan persepsi masyarakat;
 Kesehatan masyarakat, berupa perubahan pola kesakitan masyarakat.
Peralatan termasuk alat-alat penunjang didatangkan langsung oleh
kontraktor.
Pengangkutan peralatan tersebut dilakukan melalui jalur
laut dan jalur darat. Jalur darat digunakan untuk mengangkut peralatan
dan material yang berasal dari lokal atau sekitar lokasi rencana kegiatan
seperti material seperti semen, koral, pasir, batu, pasir, kayu, dan bahan
lainnya yang diangkut ke masing-masing lokasi pembangunan sesuai
dengan kapasitas dan volume yang dibutuhkan. Dampak yang harus
dikelola antara lain, adalah :
1. Pengendalian risiko peningkatan debu aktivitas angkut dengan
penyiraman, penanaman vegetasi sekitar jalur angkut.
2. Pengendalian risiko peningkatan bising aktivitas angkut dengan
penanaman vegetasi sekitar jalur angkut dan pengaturan jadwal.
3. Pengendalian risiko kecelakaan dengan pemasangan rambu dan
sistem angkut.
Pemantauan yang dilakukan oleh pemrakarsa dalam pengendalian
kondisi lingkungan kegiatan adalah :
1. Dalam RPL, pengukuran debu di lapangan secara periodik (per bulan)
selama aktivitas mobilisasi berlangsung.
2. Dalam RPL, pengukuran bising di lapangan selama aktivitas mobilisasi
berlangsung.
3. Dalam RPL, inventarisasi kasus kecelakaan
II. TAHAP KONSTRUKSI
a. Dampak Kegiatan penerimaan dan pengerahan tenaga kerja
Kegiatan
penerimaan
tenaga
kerja
dan
pengerahan
tenaga
kerja
diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak lingkungan terhadap
lapangan kerja. Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap ini
diperkirakan akan berdampak langsung (primer) terhadap komponen
lingkungan antara lain:
Demografi, berupa perubahan jumlah penduduk desa sekitar kegiatan;
Ekonomi,
berupa
perubahan
kesempatan
kerja
dan
berusaha,
perubahan sumber dan tingkat pendapatan penduduk, dan perubahan
perekonomian lokal.
 Dampak terhadap permukiman,
Sumber jenis dampak ini berkaitan dengan tidak adanya alokasi lahan
bagi pekerja yang berasal dari luar, sehingga menyebabkan kesulitan
penataan pemukiman pekerja di pemukiman penduduk desa.
Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah:
o Perusahaan
dapat
pekerja/karyawan.
mengalokasikan
lahan
pemukiman
o Perusahaan
dapat
memfasilitasi
KPR
bagi
pekerja/karyawan
bekerjasama dengan lembaga keuangan (perbankan).
 Dampak terhadap angkatan kerja,
Dampak positif penting ini dimunculkan oleh banyaknya tenaga kerja
lokal yang diterima sebagai pekerja dalam kegiatan pembangunan dan
operasional
galangan
kapal
ini.
Sehingga
angkatan
kerja
yang
menganggur di daerah ini berkurang.
Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah:
o Mengembangkan dengan pembinaan berupa pelatihan-pelatihan
kerja terutama diperuntukkan kepada para pemuda di desa
setempat.
Pemberian
motivasi
dan
keterampilan
dapat
bekerjasama dengan BLK setempat.
 Dampak terhadap mata pencaharian,
Jenis dampak ini berkaitan dengan perubahan mata pencaharian di desa
di mana lokasi kegiatan ini berada, yang notabene didominasi oleh petani
dan nelayan atau bekerja di sektor pertanian. Perubahan ini berarti
mereduksi pekerjaan lama padahal produksi pertanian di daerah
ditentukan
oleh
orang
yang
bekerja
di
sektor
ini.
Inilah
yang
menyebabkan dampak ini berarah negatif.
Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah:
o Penerapan tenaga hewan dalam penggarapan sawah dengan
peningkatan peran PPL Pertanian dan aktivasi kelompok-kelompok
tani.
o Program
Tanggungjawab
Sosial
Perusahaan
(CSR)
dalam
pengadaan hewan penggarap sawah.
 Dampak terhadap pendapatan,
Dampak terhadap pendapatan pekerja dapat dikembangkan dengan
penerapan UMP Sektor Provinsi Kalimantan Selatan dan perhitungan
upah lembur yang benar dan layak. Jenis dampak positif ini berkaitan
dengan besarnya gaji/upah yang diterima oleh pekerja pada kegiatan
pembangunan dan operasional galangan reparasi kapal PT. PAMI.
Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah:
o
Penerapan sistem penggajihan sesuai dengan aturan yang berlaku
(UMP Sektor Industri Provinsi Kalimantan Selatan).
o
Pemberian
bonus
pekerja/karyawan.
atau
jasa
produksi
kepada
semua
o
Memperhitungkan dan membayar uang lembur sesuai dengan
aturan yang berlaku di Dewan Pengupahan Provinsi Kalimantan
Selatan.
 Dampak terhadap kesempatan berusaha,
Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia (budsarman)
para
pekerja,
masyarakat.
o
yang
memunculkan
kesempatan
berusaha
bagi
Pengelolaan dan pengembangan jenis dampak ini melalui :
Pemberian kesempatan kepada masyarakat yang berusaha di
sektor
informal
sebagai
pemasok
komoditas/jasa
kebutuhan
perusahaan.
o
Pembinaan teknis maupun permodalan kepada masyarakat yang
berusaha di sektor informal.
 Dampak terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat,
Berkaitan dengan tidak terakomodasinya aspirasi masyarakat akan
kesempatan kerja yang dibuka oleh PT. PAMI untuk aktivitasnya baik
dalam tahap konstruksi maupun operasi. Kecemburuan sosial akan
muncul terhadap pekerja dari luar yang diterima bekerja, sementara
penduduk lokal hanya sedikit, keterbatasan keterampilan atau keahlian
yang diperlukan perusahaan dalam operasionalnya. Pengelolaan jenis
dampak ini dapat dilakukan melalui :
o
Melakukan sosialisasi tentang kebutuhan perusahaan akan tenaga
kerja kepada masyarakat setempat secara transparan.
o
Mengalokasikan kesempatan kerja semaksimal mungkin kepada
penduduk
setempat,
sesuai
dengan
keperluan
dan
tingkat
keterampilan.
o
Menciptakan peluang usaha, terutama di sektor informal bagi
masyarakat setempat.
 Dampak terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat
Kecemburuan dan keresahan sosial dapat membawa dampak lanjutan
berupa ketidak-amanan dan ketidak-tertiban di dalam masyarakat. Ada
dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu respons bagi aspirasi
masyarakat dan kemungkinan masuknya provokasi dalam kelompok
masyarakat marginal. Pengelolaan jenis dampak ini dapat dilakukan
melalui :
o
Melakukan sosialisasi tentang kebutuhan perusahaan akan tenaga
kerja kepada masyarakat setempat secara transparan.
o
Mengalokasikan kesempatan kerja semaksimal mungkin kepada
penduduk
setempat,
sesuai
dengan
keperluan
dan
tingkat
keterampilan.
o
Menciptakan peluang usaha, terutama di sektor informal bagi
masyarakat setempat.
b. Dampak kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan terhadap
biota perairan
Kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan untuk areal Pembangunan
dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry
(PAMI), memberikan dampak negatif penting terhadap biota air, hal ini
berkaitan
dengan
sedimentasi
sebagai
material
erosi
yang
akan
meningkatkan kekeruhan dan pada akhirnya dapat menutupi dasar
perairan di mana zoobenthos sebagai rantai makanan dari biota perairan
hidup dan berkembang biak. Akibat yang ditimbulkan oleh hilangnya
zoobentos ini akan mengganggu kehidupan biota perairan lainnya.
Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah :
o
Dalam pembersihan lahan dilakukan secara manual, penggunaan
alat berat seminim mungkin.
o
Mengisolasi larian material sedimen hasil erosi dengan pembuatan
tanggul sebagai pembatas areal pelabuhan dengan badan air.
c. Kegiatan pembangunan ship repair dan sarana penunjang
Kegiatan dampak terhadap permukiman ini berkaitan dengan dampak
aktivitas
konstruksi,
yakni
limbah
yang
dihasilkannya
seperti
kemungkinan ceceran minyak dan oli yang dapat terbawa aliran air
sungai pasang-surut ke pemukiman penduduk. Kemudian, hal lain yang
akan menambah bobot negatif dari dampak pembangunan ship repair
dan sarana penunjang adalah berkaitan dengan aktivitas tenaga kerja,
yakni limbah domestik pekerja yang biasanya menurut pengalaman
empiris jarang tertangani dengan baik oleh kontraktornya.
Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah :
o
Mencegah limbah cair kegiatan konstruksi untuk keluar dan
masuk ke dalam perairan sungai dengan membuat kolam-kolam
IPAL.
o
Khusus ceceran BBM dan pelumas dibuatkan perangkat minyak
(oil trap) atau oil catcher
o
Oli bekas dan BBM agar diisolasi dan ditampung dalam wadah
khusus, selanjutnya dilakukan penanganan sesuai dengan :
 Kepka Bapedal Nomor 01 Tahun 1995
 Kepka Bapedal Nomor 255 Tahun 1996.
Sedangkan kegiatan dampak terhadap transportasi air bahwa kapal
dan/atau tongkang barang (material dan peralatan) yang tambat di
perairan tepi Sungai Barito berfungsi sebagai gudang apung yang
menyita sebagian alur pelayaran. Bagi aktivitas pelayaran hal ini akan
mengurangi ruang atau lebar alur, terutama bagi pelayaran kapal-kapal
kecil (klotok dan jukung), atau tidak tertutup kemungkinan terjadi
kecelakaan. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah :
o
Pembatasan areal tambat.
o
Penempatan petugas untuk mengatur dan mengawasi penempatan
tongkang.
o
Membuat dan memasang rambu-rambu peringatan lalulintas
angkutan sungai.
Pekerjaan konstruksi ship repair dan sarana penunjang diprakirakan
memberikan dampak penting terhadap hidrologi dan kualitas air. Dalam
pekerjaan ini terjadi gangguan terhadap tanah akibat pembongkaran
untuk
pondasi
bangunan.
Terjadinya
pelongsoran
dan
pelarutan
timbunan tanah mengakibatkan loading partikel tanah dan terbawanya
substansi fisika dan kimiawi bersama dengan runoff.
Dampak akan
semakin besar apabila pekerjaan berlangsung ketika hujan, terutama
dalam musim hujan. Aliran air di atas permukaan tanah akan membawa
substansi fisika dan kimiawi masuk ke dalam air permukaan. Substansi
ini menyebabkan terjadi perubahan karakteristik air sungai dengan
meningkatnya turbiditas, gas-gas terlarut dalam air.
Selama kegiatan berlangsung dapat pula terjadi masukan minyak dan
bahan pelumas yang bersumber dari alat-alat berat yang sedang
beroperasi. Ceceran bahan cemaran ini pada akhirnya masuk ke dalam
aliran sungai dan menurunkan kualitas air sungai. Dampak terhadap
kualitas air diprakirakan memberikan dampak lanjutan terhadap biota
perairan.
Dampak terhadap biota air merupakan dampak lanjutan terhadap
kualitas air. Dalam pekerjaan konstruksi ini diprakirakan terjadi
gangguan
terhadap
tanah
terjadinya
pelongsoran
dan
pelarutan
timbunan tanah yang mengakibatkan loading partikel tanah dan
terbawanya substansi fisika dan kimiawi bersama dengan runoff.
Dampak akan semakin besar apabila pekerjaan berlangsung ketika
hujan, terutama dalam musim hujan.
Dampak pembangunan ship repair dan sarana pendukung terhadap
persepsi dan aspirasi masyarakat bersumber dari kurangnya informasi
tentang kegiatan dan dampak yang akan dilakukan perusahaan. Persepsi
dan aspirasi masyarakat yang timbul sehubungan dampak kegiatan
konstruksi ini terhadap terutama dampak negatif terhadap kualitas dan
biologi air. Artinya bahwa jenis dampak ini merupakan dampak tingkat
sekunder yaitu melakukan sosialisasi tentang kegiatan yang dilakukan
pada konstruksi ship repair dan sarana pendukung ini, beserta dampak
yang akan muncul, melakukan sosialisasi hal-hal yang akan dilakukan
perusahaan dalam mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi
dampak yang akan muncul, mengajak dan memfasilitasi masyarakat
dalam memelihara kamtibmas.
III. TAHAP OPERASI
a. Kegiatan ship lifting dan ship launching
 Dampak terhadap transportasi air,
Dalam kegiatan ini dilakukan satu per satu dari kapal atau tongkang
yang akan direparasi. Tentu saja akan terjadi daftar tunggu atau
penumpukan di muka rencana lokasi. Banyaknya tongkang dan/atau
kapal yang ditambat ini sangat mempengaruhi jalur lalulintas pelayaran,
dan bahwa tidak tertutup kemungkinan terjadinya kecelakaan. Dengan
demikian, perlu perhatian khusus untuk mengelola tumpukan tongkang
dan/atau kapal di jalur pelayaran Sungai Barito, terutama di depan
rencana lokasi kegiatan galangan kapal PT. PAMI ini. Dampak yang
harus dikelola antara lain, adalah :
o
Penempatan petugas untuk mengatur dan mengawasi penempatan
tongkang.
o
Membuat dan memasang rambu-rambu peringatan lalulintas
angkutan sungai.
 Dampak terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat,
Dampak kegiatan terhadap persepsi masyarakat merupakan dampak
lanjutan terhadap komponen-komponen lingkungan di atas, terutama
yang berdampak penting dengan arah yang sama juga. Dampak negatif
penting
kegiatan
terhadap
transportasi
air
tentu
saja
akan
mempengaruhi persepsi masyarakat. Dampak yang harus dikelola antara
lain, adalah :
o
Melakukan sosialisasi tentang kegiatan yang dilakukan pada
kegiatan ship lifting dan shif launching, beserta dampak yang akan
muncul.
o
Melakukan sosialisasi hal-hal yang akan dilakukan perusahaan
dalam mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak
yang
akan
muncul,
terutama
dalam
pengendalian
dampak
terhadap transportasi air.
b. Kegiatan proses produksi
 Dampak terhadap iklim mikro, kualitas udara dan kebisingan,
Proses produksi baik pekerjaan pabrikasi, perbaikan mesin, maupun
pengecatan, cukup kompleks dan panjang. Ini memunculkanb dampak
penting berupa peningkatan suhu udara, gas polutan dan kebisingan.
Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah :
o
Mengisolasi sumber dampak, yaitu ruang/areal pengecatan.
o
Melakukan pengendalian pada targetman-nya dengan memberikan
perlindungan berupa masker.
o
Meninggikan
cerobong
knalpot
genset
agar
tidak
mengenai
manusia di sekitarnya.
Sedangkan tingkat kebisingan yang bersumber dari genset dapat ditekan
dengan membuat rumah genset yang kedap suara dan/atau pengadaan
genset yang silent.
Selain itu, penanaman pohon penyangga (buffer-trees) dapat mengurangi
gas CO atau CO2 dan suara bising keluar dari areal kegiatan, di samping
dapat menekan peningkatan suhu udara.
 Dampak terhadap kualitas air,
Meskipun secara maksimal perusahaan menerapkan SOP, pemakaian
BBM dan oli memiliki dampak negatif yang timbul akibat terjadinya: (1)
ceceran atau tumpahan minyak yang tidak segera tertanggulangi, (2)
kebakaran akibat ledakan pada depo yang penyebabnya tidak diketahui.
Ceceran atau tumpahan minyak ke tanah akan terinfiltrasi ke dalam
tanah dan lapisan minyak di atas tanah oleh air hujan akan masuk ke
dalam perairan sungai. Substansi yang terkandung dalam minyak dapat
terabsorpsi oleh bahan organik, partikel mineral seperti liat, alumina,
silika, dan kapur, dan organisme di perairan. Demikian pula pemakaian
B3, memiliki potensi adanya kebocoran. Kelalaian dalam menanggulangi
kejadian itu akan berdampak negatif terhadap kualitas air, terutama
terlarutnya bahan toksik.
Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah :
o
Mencegah limbah cair kegiatan konstruksi untuk keluar dan
masuk ke dalam perairan sungai dengan membuat kolam-kolam
IPAL.
o
Khusus ceceran BBM dan pelumas dibuatkan perangkat minyak
(oil trap) atau oil catcher
o
Oli bekas dan BBM agar diisolasi dan ditampung dalam wadah
khusus, selanjutnya dilakukan penanganan sesuai dengan :
 Kepka Bapedal Nomor 01 Tahun 1995.
 Kepka Bapedal Nomor 255 Tahun 1996.
c. Dampak kegiatan operasional fasilitas dan aktivitas domestik
karyawan
Bahwa tumbuhnya tempat usaha di sekitar rencana lokasi kegiatan ini
akan terus berkembang menjadi tempat tinggal dengan berbagai aktivitas
dan dampaknya. Jadi, kegiatan domestik pekerja/karyawan ini akan
berdampak terhadap tumbuhnya pemukiman baru di sekitar rencana
lokasi kegiatan. Dampak yang harus dikelola antara lain, adalah :
 Dampak terhadap permukiman,
o Pengawasan penggunaan lahan di sekitar areal galangan kapal.
o Pembinaan bagi masyarakat yang berusaha di sektor informal agar
pada tempatnya.
o Pengawasan bagi pekerja perusahaan dalam pembuangan limbah
baik padat maupun cair.
o Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah di sekitar lokasi.
 Dampak terhadap kebisingan,
o Penanaman pohon penyangga (buffer-trees) di sekeliling areal
galangan kapal.
o Melakukan kegiatan produksi sesuai dengan SOP.
o Khusus
operator
alat
berat
dan
operator
genset
menggunakan kelengkapan kerja seperti masker
telinga (ear plug).
o Membuat rumah genset yang kedap suara (silent).
o Pemeliharaan mesin genset secara berkala (rutin).
diwajibkan
dan penutup
 Dampak terhadap hidrologi dan kualitas air,
o Pembuatan saluran drainase yang berujung kepada settlingpond.
o Limbah olie-olie bekas yang berasal dari peralatan ditampung dan
tidak melakukan pembuangan sisa-sisa bahan bakar di lokasi
perairan.
o Di sekitar bengkel (workshop) dibuat oil trap (floating trap) untuk
melakukan
pengolahan
terhadap
minyak/olie
bekas
hanya
penanganan darurat bila terjadi tumpahan minyak.
o Penanganan limbah cair B3 sesuai dengan SOP.
 Dampak terhadap biota perairan,
Karena sumbernya berasal dari dampak kegiatan terhadap kondisi
hidrologi terutama kualitas air, maka pengelolaan dampak yang
dilakukan adalah sama dengan pengelolaan dampak hidrologi dan
kualitas air.
 Dampak terhadap persepsi masyarakat
o Pengelolaan dampak terhadap kebisingan dan kualitas air.
o Sosialisasi tentang pengelolaan lingkungan hidup yang sudah
dilaksanakan oleh perusahaan dan mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan hidup.
 Dampak terhadap kesehatan masyarakat (angka kesakitan),
o Pencegahan pencemaran udara dan air seperti telah dikemukakan
pada pengelolaan udara dan air.
o Penyuluhan kesehatan keluarga.
o Melakukan sanitasi lingkungan.
o Menganjurkan konsumsi makanan bergizi.
IV. TAHAP PASCA OPERASI
a. Dampak kegiatan penanganan tenaga kerja
Seiring
dengan
berakhirnya
pengelolaan
perusahaan
akan
mempersiapkan pemutusan hubungan kerja (PHK), proses ini akan
dilakukan bertahap sesuai dengan berkurangnya volume kegiatan
perusahaan. Meskipun disadari bahwa bukan suatu yang mudah untuk
memprediksi adanya perubahan kebijakan dalam penanganan dan
penyelesaian masalah ketenagakerjaan namun tetap berpedoman pada
Undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Tahapan proses PHK yang tidak mengantisipasi peningkatan lifeskill
pekerja dapat mengakibatkan peluang yang rendah bagi eks pekerja
untuk
mendapatkan
mengakibatkan
lapangan
hilangnya
pekerjaan
sumber
yang
baru
pendapatan
sehingga
masyarakat
dan
meningkatkan angka pengangguran.
Rencana yang dapat dilaksanakan dalam upaya pengelolaan lingkungan
hidup
terhadap
komponen
kegiatan
pemutusan
hubungan
kerja
terhadap dampak utama sosila ekonomi adalah agar para pekerja
mendapatkan
tunjangan
PHK
sebagai
ganti
rugi
yang
arah
pemantauannya dilakukan peninjauan dan pendataan pekerja yang
mendapatkan tunjangan serta pemberian tunjangan yang sesuai.
Kegiatan PHK Pemutusan hubungan diprakirakan akan berdampak
langsung (primer) terhadap komponen lingkungan :
 Ekonomi,
berupa;
penurunan
sumber
hilangnya
dan
kesempatan
tingkat
kerja
pendapatan
dan
berusaha,
penduduk,
dan
perubahan perekonomian lokal;
 Sosial budaya, berupa munculnya disharmoni proses sosial di
masyarakat.
Dampak primer tersebut akan berlanjut pada dampak sekunder
terhadap komponen lingkungan:
 Sikap dan persepsi masyarakat, berupa munculnya dinamika sikap
dan persepsi masyarakat.
 Kesehatan masyarakat, berupa menurunya kesehatan masyarakat
 Kerawanan terhadap tingkat kejahatan.
Untuk mengantisipasi dampak negatif dari kegiatan terhadap mata
pencaharian dan pendapatan, perusahaan akan melakukan dampak yang
harus dikelola antara lain, adalah :
o Pemberian
uang
pesangon
yang
layak
atau
minimal
sesuai
ketentuan yang berlaku.
o Pemberian rekomendasi sebagai pekerja yang baik.
o Setahun sebelum PHK diberikan keterampilan usaha mandiri
kepada karyawan.
o Pembangkitan kembali sumber-sumber investasi baru melalui
penggunaan eks pelabuhan bagi kegiatan ekonomi baru.
b. Kegiatan pembongkaran bangunan dan rehabilitasi lahan
Dampak positif terhadap hidrologi dan kualitas air ini berkaitan dengan
penataan ruang mikro dan makro (sekitar tapak proyek) di antaranya
melalui reklamasi dan revegetasi akan mengurangi besarnya erosi dan
material sedimentasi. Di samping tidak ada lagi masukan material logam
dan B3 ke perairan umum.
Dampak yang harus dikelola antara lain,
adalah :
 Dampak terhadap hidrologi dan kualitas air,
o Reklamasi dan revegetasi dengan tanaman pohon yang memiliki
kanopi luas dan memiliki nilai ekonomis sekaligus bernilai ekologis
sebagai upaya memperluas areal resapan.
o Memperbaiki dan memelihara saluran drainase dan settingpond.
o Pemadatan/pengerasan jalan lingkungan di areal eks galangan
kapal.
o Memperluas lahan terbuka (hijau).
V. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
a. Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi merupakan upaya pengelolaan lingkungan dengan
teknologi yang tepat guna beserta spesifikasinya dan langkah-langkah
yang
harus
dilakukan.
Pendekatan
teknologi
diutamakan
untuk
mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak negatif penting
pada aspek fisik-kimia dan biologi serta tata cara pelaksanaan kegiatan
Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria
Maritime Industry (PAMI). Teknologi yang digunakan adalah teknologi
yang secara teknis dapat dilaksanakan, secara ekonomis memungkinkan
dan secara sosial dapat diterima masyarakat.
Cara ini menerapkan teknologi yang ekonomis dan sesuai dengan
karakteristik dampak yang timbul tanpa meninggalkan asas-asas yang
terangkum di dalam kebijaksanaan pembangunan yakni pembangunan
berwawasan lingkungan.
Teknologi yang diterapkan dalam pengelolaan lingkungan kegiatan
pembangunan dan operasional galangan reparasi kapal ini adalah :
a. Pencemaran kualitas udara akibat pembangkit tenaga listrik
(genset) dapat diatasi dengan meninggikan cerobong asap, agar
cepat terdispersi ke udara bebas. Sementara gas polutan akibat
painting sprayer melalui isolasi sumbernya atau melindungi
targetman-nya dengan masker.
Kebisingan yang ditimbulkan oleh genset dapat diredam dengan
membuatkan rumah genset yang kedap suara. Sedangkan bagi
pekerja di sekitar unit ini dilindungi dengan penutup telinga (ear
plug). Atau dengan cara skedul.
Selain itu, penanaman pohon penyangga (buffer trees) adalah
tindakan yang bukan saja untuk mengantisipasi kedua jenis
dampak di atas tetapi pohon tersebut berfungsi ganda.
b. Untuk mencegah pendangkalan yang terjadi di sekitar areal
galangan kapal
dilakukan pengerukan atau dredging terhadap
endapan/sedimen.
Pengerukan atau maintenance dredging ini
dilakukan setiap tahun.
c. Upaya menghindari timbulnya banjir/genangan akibat air larian
(run off) yang berasal dari lokasi yang tertutup bangunan, maka di
sekelilingnya dibuat paritan/saluran dengan sistem drainase yang
baik untuk mengalirkan air pada saat hujan/air larian menuju ke
badan perairan di bawahnya (wet land water treatment). Air di area
wet land water treatment
ini akan digunakan kembali untuk
penyiraman.
d. Pemberian sarana keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kepada
karyawan dalam bentuk sepatu kerja, sarung tangan dan masker
serta melakukan check up kesehatan kepada karyawan setiap 6
bulan sekali untuk mengetahui tingkat paparan pencemaran.
e. Membuat settlingpond yang berfungsi untuk menampung dan
mengolah limpasan air hujan (run-off) sehingga badan air di sekitar
galangan kapal ini tidak tercemari limbah unsur-unsur kimia yang
terkandung dalam di dalamnya.
Kolam-kolam (settling pond)
tersebut terdiri dari 4 kompartemen yang berfungsi sebagai
pengendap.
Settlingpond dilengkapi dengan sarana pengendapan
dan penyaringan minyak (oil catcher).
f. Oil cacther juga dapat dipasang/digunakan pada ujung saluran di
sekitar workshop.
b. Pendekatan Sosial
Penggunaan pendekatan sosial ekonomi untuk penanggulangan dampak
lingkungan ditujukan pada upaya-upaya yang berorientasi kepada
perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terdapat di dalam
wilayah persebaran dampak dan wilayah pengelolaan lingkungan. Di
samping itu, pendekatan ini juga diupayakan optimalisasi penggunaan
alat, sumberdaya dan potensi daerah selama kegiatan Pembangunan dan
Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI)
berlangsung.
Dalam penanggulangan suatu dampak lingkungan, beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Pihak PT. Patria Maritime Industry (PAMI) perlu mengadakan
kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dalam penyelesaian
berbagai masalah yang meliputi antara lain bila terjadi gejolak
sosial antara penduduk lokal dan pendatang dan/atau pihak
perusahaan.
b. Mengutamakan penggunaan tenaga kerja setempat sesuai dengan
keahlian dan keterampilan yang dimiliki atau secara lambat laun
mengurangi jumlah pekerja pendatang, sesuai dengan kondisi.
c. Memberikan upah yang layak sesuai dengan peraturan perundangundangan tentang upah dan gaji karyawan.
d. Melaksanakan program “Corporate Social Responsibillty” yaitu
memberikan
bantuan-bantuan
berupa
perbaikan
jalan,
pembangunan tempat ibadah, memberikan bea siswa, bantuan
kesehatan bagi masyarakat dan lain-lain.
e. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar
guna mencegah timbulnya kecemburuan sosial misalnya ikut
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial ataupun kegiatan
kebudayaan dan keagamaan..
c. Pendekatan Institusi
Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria
Maritime Industry (PAMI) memerlukan pendekatan institusional secara
lintas sektoral mengingat dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas ini
mencakup
melibatkan
berbagai
berbagai
komponen
instansi
lingkungan
pemerintah
yang
dan
penanganannya
non-pemerintah.
Pendekatan kelembagaan yang dapat dikembangkan adalah :
a. Kerjasama antara PT. Patria Maritime Industry (PAMI) dengan
instansi-instansi yang terkait dalam pengelolaan lingkungan hidup,
seperti Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Kuala, Dinas
Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop).
b. Sistem dan mekanisme dalam pengawasan implementasi program
pengelolaan lingkungan.
c. Pengawasan terhadap hasil unjuk kerja pengelolaan lingkungan
hidup oleh instansi yang berwenang.
d. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. Patria
Maritime Industry (PAMI) bersifat terpadu dan akan dikoordinasikan
dengan
Pemerintah
Kalimantan
Kabupaten
Selatan,
Perguruan
Masyarakat (LSM) lokal
yang
akan
timbul.
Barito
Kuala,
Tinggi
Pemerintah
Provinsi
Lembaga
Swadaya
serta
yang erat kaitannya dengan masalah dampak
Selain
itu
koordinasi
juga
dilakukan
melalui
penyampaian dokumen ANDAL, RKL dan RPL, serta laporan hasil
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan kepada intansi
pemerintah terkait.
Bila diperlukan, untuk mengelola dampak sosial yang sudah cenderung
mengarah kepada konflik, pihak pemrakarsa akan meminta bantuan
aparat yang berwenang, dengan prinsip pihak pemrakarsa akan lebih
mengedepankan pengelolaan, dengan :
1. Melakukan pendekatan yang lebih informal dan persuasif
2. Menggunakan prosedur normal melalui saluran resmi dari pemerintah.
VI . REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Mencermati hasil evaluasi dampak penting yang dikemukakan pada
bagian
sebelumnya,
maka
dapat
dinyatakan
bahwa
kegiatan
Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal ini masih
memenuhi kelayakan lingkungan, akan tetapi
memerlukan beberapa
upaya pengelolaan lingkungan yang benar dan tepat sebagai antisipasi
atau minimalisasi dampak negatif penting yang ditimbulkannya. Selain itu
juga diperlukan upaya-upaya untuk mengembangkan atau paling tidak
mempertahankan dampak yang sifatnya positif, baik bagi lingkungan
sekitar maupun demi kelangsungan perusahaan itu sendiri.
Kelayakan lingkungan ini memperhatikan beberapa pemikiran terhadap
dampak bagi komponen lingkungan yang disebabkan adanya kegiatan
Pembangunan dan Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria
Maritime Industry (PAMI) yang tertuang pada
dengan pertimbangan sebagai berikut :
pokok bahasan di atas,
1. Berdasarkan aspek keruangan, menurut Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, lokasi rencana
kegiatan tidak berada di dalam kawasan lindung.
2. Persepsi dan apresiasi positif masyarakat sekitar kawasan studi
terhadap rencana kegiatan menekan risiko konflik dan mendukung
stabilitas keamanan dalam berusaha.
3. Dampak penting yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan ini masih
dapat dikelola dengan teknologi yang tersedia saat ini.
4. Upaya pengelolaan dampak yang harus dilakukan dapat menggunakan
teknologi
yang
terjangkau
biayanya
secara
ekonomis,
serta
memungkinkan untuk dilaksanakan pada wilayah studi.
5. Melakukan upaya-upaya pengelolaan secara simultan sesuai dengan
arahan rencana upaya pengelolaan lingkungan yang tercantum dalam
dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) baik pada tahap
prakonstruksi, tahap konstruksi maupun tahap operasi hingga pasca
operasi.
6. Melakukan upaya-upaya pemantauan secara berkala sebagai upaya
dalam melihat hasil pengelolaan sesuai dengan arahan rencana upaya
pemantauan lingkungan yang tercantum dalam dokumen Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) baik pada tahap prakonstruksi, tahap
konstruksi, tahap operasi maupun pasca operasi.
7. Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat setempat
dalam rangka pembangunan dan operasionalisasi perkebunan dan
pabrik
minyak
sawit
ramah
lingkungan
sesuai
dengan
tingkat
kewenangan masing-masing terkait.
8. Melaporkan hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
pada Bupati Kepala Daerah Cq. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Barito Kuala.
Hal-hal yang mendasari pertimbangan kelayakan lingkungan ini antara
lain:
1. Teknologi yang tersedia bagi pengelolaan dampak penting yang
ditimbulkan oleh rencana kegiatan ini tidak mahal/ secara ekonomis
bisa dilaksanakan oleh pemrakarsa.
2. Rencana kegiatan memberikan dampak positif baik bagi peluang
peningkatan
PAD,
masyarakat sekitar.
pengembangan
dan
peningkatan
ekonomi
3. Ada komitmen dan kesediaan pemrakarsa untuk mengelola dampak
yang akan ditimbulkan oleh kegiatan ini.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan dan
Operasional Galangan Reparasi Kapal PT. Patria Maritime Industry (PAMI)
di Desa Beringin, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala Provinsi
Kalimantan Selatan layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD
Download