studi eksperimental pemodelan lubang pori pada tanah pasir

advertisement
STUDI EKSPERIMENTAL PEMODELAN LUBANG PORI PADA
TANAH PASIR BERLEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN TANGKI
PERMEABILITAS
1
1
Helnasiata, 2Farouk Maricar, 2Ardy Arsyad
Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2
Dosen Pengajar Prodi Teknik Lingkungan Jurusan, Universitas Hasanuddin
ABSTRAK: Air tanah merupakan sumber air yang digunakan untuk menunjang aktifitas dan kehidupan
manusia. Jika penggunaannya berlebihan dapat mengakibatkan defisit air, yaitu pendangkalan atau pengurangan
air sehingga terjadi penurunan kuantitas air. Lubang pori merupakan salah satu teknologi alternatif yang
digunakan untuk membantu mengurangi defisit air tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui debit
aliran (Q), kecepatan rembesan/infiltrasi (v) dan pola aliran air dengan penambahan lubang pori pada jenis tanah
pasir berlempung. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan tangki permeabilitas (seepage tank).
Pengukuran debit aliran air, kecepatan rembesan dan pola aliran air dilaksaksanakan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu jumlah lubang pori dan gradient hidraulik. Beberapa variasi jumlah
lubang pori yang digunakan, yaitu 1 lubang pori, 2 lubang pori dan 3 lubang pori dan variasi ketinggian hilir
yaitu 10 cm, 15 cm dan 20 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian 1 lubang pori efektif terhadap
debit aliran dan kecepatan rembesan, hal ini dipengaruhi oleh daya adsorbsi tanah, selanjutnya pengujian variasi
ketinggian hilir 10 cm sangat efektif terhadap debit aliran dan kecepatan rembesan yang berkenaan dengan
Hukum Darcy. Dengan demikian, lubang pori dapat digunakan sebagai salah satu teknologi alternatif yang
digunakan untuk mengisi (recharge) air tanah.
Kata Kunci : Lubang Pori, Pasir Berlempung, Tangki Permeabilitas
ABSTRACT: Groundwater is the water source used for supporting human activities and life. The excessive
use could lead to the water deficit, which is water silting or reduction resulting in waterquantity decrease. The
pore hole is an alternative technology helping in reduction of groundwater deficit. The purpose of this research
was to determine the flow rate (Q), infiltration rate (v), and water flow pattern with pore holes application in
loamy sand soil texture. This research was conducted using a permeability tank (seepage tank). Measurement of
water flow, infiltration rate, and water flow pattern were conducted by considering several affecting factors,
namely total pore holes and hydraulic gradient. Several variation of pore holes were used, i.e. 1-pore hole, 2pore holes, and 3-pore holes, and downstream height variation of 10 cm, 15 cm, and 20 cm. The result indicated
that the test of 1-pore hole is effective to water flow and infiltration rate, influenced by soil adsorption capacity,
the downstream variation test of 10 cm height, further, is very effective to water flow and infiltration rate with
respect to the Darcy’s law. Thus, the pore hole is applicable as an alternative technology for
groundwaterrecharge.
Keywords: pore hole, loamy sand, permeability tank
PENDAHULUAN
Potensi, keberadaan dan sumber air
di Indonesia saat ini diperkirakan sebesar
15.000 m3/kapita/tahun. Angka ini jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
pasokan dunia yang hanya 8.000
m3/kapita/tahun,
namun
menurut
Internasional Water Institute menyebutkan
Indonesia
dengan
beberapa
pulau
didalamnya akan termasuk wilayah krisis
air.
Menurut Kementerian Lingkungan
Hidup (1997) dalam neraca airnya
menyatakan bahwa secara nasional belum
terjadi defisit air, yaitu pendangkalan atau
pengurangan
air
sehingga
terjadi
penurunan kuantitas air, tetapi khusus
untuk Jawa dan Bali telah terjadi defisit
air, tahun 2000 hingga 2015 bertambah
dengan wilayah Sulawesi dan NTT.
Kemajuan
perekonomian
dan
peningkatan jumlah penduduk mendorong
upaya
inovatif
pembangunan
dan
perkembangan daerah terkhusus pada
wilayah kota. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya
lahan
untuk
mengakomodasi
pembangunan
dan
pengembangan wilayah kota yang dapat
menyebabakan defisit air yang berdampak
pada salah satu kota terbesar di Sulawesi
Selatan, yakni Kota Makassar yang
pembangunannya cukup signifikan dalam
beberapa dekade terakhir ini, sehingga ikut
mempengaruhi kuantitas air tanah pada
daerah tersebut.
Lubang pori dapat berisi pasir,
kerikil atau media lainnya yang berfungsi
sebagai pori-pori dalam tanah. Keberadaan
pori yang banyak akan meningkatkan daya
serap tanah terhadap air, karena air akan
lebih mudah masuk ke dalam tubuh
(profil) tanah, maka perlu dilaksanakan
penelitian
dengan
judul
“Studi
Eksperimental Pemodelan Lubang Pori
Pada Tanah Pasir Berlempung Dengan
Menggunakan Tangki Permeabilitas”.
TINJAUAN PUSTAKA
Permeabilitas didefinisikan sebagai
sifat bahan berpori yang memungkinkan
aliran rembesan dari cairan yang berupa air
melewati rongga pori. Pori-pori tanah
saling berhubungan antara satu dengan
yang lainnya dan mengalirkan air,
sehingga permeabilitas dikatakan sebagai
sifat tanah yang mengalirkan air melalui
rongga pori tanah. Walalupun secara
teoritis, semua jenis tanah lebih ataupun
kurang memiliki rongga pori, sehingga
dapat dikatakan bahwa terdapat tanah yang
dapat meloloskan air (permeable) dan
kedap air (impermeable) apabila tanah
memiliki kemampuan meloloskan air
sangat kecil (Hardiyatmo,2006).
Tanah terdiri dari butiran tanah
dengan berbagai macam ukuran yang
dijadikan satu sehingga memiliki ruang
diantara butiran. Ruang diantara butiran ini
disebut sebagai pori. Dalam keadaan jenuh
terdapat dua bagian tanah, yaitu butiran
dan air pori. Sedangkan dalam keadaan
tidak jenuh terdapat tiga bagian, yaitu
butiran, pori udara dan air pori.
Pada jenis tanah pasir, memiliki
partikel mineral yang cukup besar dan
ruang pori-pori yang sangat besar,
sehingga memungkinkan laju infiltrasi
cukup cepat. Akan tetapi, karena memiliki
partikel mineral yang cukup besar dan
ruang pori-pori yang sangat besar maka
volume yang dapat ditampung cukup kecil
dibandingkan jenis tanah yang lain. Dalam
hal ini, jenis tanah pasir memiliki soil
moisture lebih rendah dibandingkan jenis
tanah lain.
Pada aliran air di dalam lapisan
tanah, jenis tanah berpasir memungkinkan
gerakan air lebih cepat dibandingkan
dengan jenis tanah lempung. Hujan
berurutan, tanah lempung akan tetap jenuh
selama
kejadian
hujan,
sehingga
menghasilkan aliran permukaan yang
cukup banyak, karena pada jenis tanah
lempung memilki kadar lengas tanah yang
relatif tinggi dan relatif lama.
Lubang pori merupakan salah satu
teknologi yang mengupayakan penurunan
genangan air serta mempercepat laju
infiltrasi pada tanah. Lubang pori atau
yang disebut dengan lubang resapan
merupakan metode peresapan air dengan
cara meningkatkan daya resap air pada
tanah. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia lubang adalah lekuk di dalam
tanah, sedangkan pori adalah ronggarongga kecil pada benda padat. Dapat
disimpulkan bahwa lubang pori adalah
lekukan di dalam tanah yang memilki
rongga-rongga
kecil.
Lubang
pori
merupakan lubang silindris yang dibuat
secara vertikal ke dalam tanah dengan
diamater 10 – 30 cm dan kedalaman muka
air tanah dangkal, tidak sampai melebihi
kedalam muka air tanah. pada kasus
permukaan air tanah yang dangkal,
kedalaman
lubang
tidak
melebihi
kedalaman muka air tanah.
Lubang pori berisikan pasir maupun
kerikil yang memiliki sifat infiltrasi yang
cukup tinggi. Hal ini akan membantu
proses pengaliran air ke dalam tanah.
Lubang pori memiliki manfaat, berupa :
1. Mencegah genangan air
2. Menambah cadangan air tanah
(recharge)
3. Memperbaiki ekosistem tanah
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah :
1. Labolatorium Mekanika Tanah
Universitas Hasanuddin untuk
menguji
jenis
tanah
dan
karakteristik media tanah yang
akan digunakan.
2. Labolatorium
Hidrolika
Universitas Hasanuddin untuk
menguji media tanah terhadap
karateristik jenuh air, pengujian
lubang pori terhadap media tanah
dan pemodelan aliran air tanah.
Penelitian dilakukan selama Maret –
April 2015
B.
Tahap Persiapan
a.
Pemilihan Media Tanah
Proses simulasi atau pengujian
awal dilakukan terlebih dahulu
dalam
media
berpori
pasir
berlempung berlempung berlempung
untuk mengetahui kemampuan pasir
berlempung memperlihatkan larutan
berwarna yang dapat melewatinya
dan kemampuan dalam menyerap
airnya. Terlebih dahulu memadatkan
tiap lapisan tanah dengan tebal
lapisan 3 cm dengan beban 1 kg,
sehingga didapatkan ketinggian
tanah pada hulu tangki permeabilitas
35 cm dan hilir tangki permeabilitas
30 cm. Pengujian beda tinggi
berguna untuk mengetahui apakah
dapat terjadi air permukaan atau
dapat terjadi rembesan (Infiltrasi).
Pada jenis tanah pasir,
memiliki partikel mineral yang
cukup besar dan ruang pori-pori
yang
sangat
besar,
sehingga
memungkinkan laju infiltrasi cukup
cepat. Akan tetapi, karena memiliki
partikel mineral yang cukup besar
dan ruang pori-pori yang sangat
besar maka volume yang dapat
ditampung cukup kecil dibandingkan
jenis tanah yang lain. Dalam hal ini,
jenis tanah pasir memiliki soil
moisture lebih rendah dibandingkan
jenis tanah lain.
Pada aliran air di dalam lapisan
tanah,
jenis
tanah
berpasir
memungkinkan gerakan air lebih
cepat dibandingkan dengan jenis
tanah lempung. Hujan berurutan,
tanah lempung akan tetap jenuh
selama kejadian hujan, sehingga
menghasilkan aliran permukaan
yang cukup banyak, karena pada
jenis tanah lempung memilki kadar
lengas tanah yang relatif tinggi dan
relatif lama.
Jenis tanah pasir memiliki laju
infiltrasi lebih tinggi dan kurang
menampung air pada tiap porinya.
Sebaliknya jenis tanah lempung
memilki laju infiltrasi yang lebih
rendah
akan
tetapi
mampu
memnampung air yang cukup
banyak pada tiap porinya.
b.
Pengujian Karakteristik
Tanah
Pengujian dan pemeriksaan
karakteristik tanah akan dilakukan
beberapa pengujian, yaitu :
1)
Berat Jenis
Pengujian berat jenis tanah
menggunakan bahan sampel tanah
yang lolos saringan nomor 40 dan air
destilasi atau dair suling. Alat yang
digunakan berupa oven dengan suhu
110 ᵒC, saringan nomor 40 (0,425
mm), pinometer dengan kapasitas
100 ml, timbangan denga ketelitian
0,01 gr, corong, hot plate, cawan
berisi pasir berlempung berlempung,
cawan perendam dan termometer.
2)
Kadar Air
Pengujian ini menggunakan
bahan sampel tanah yang telah
dioven pada suhu 110ᵒC selama 24
jam dan alat yang terdiri dari cawan
kadar air (tinbox), timbangan dengan
ketelitian 0,01 gr, oven dan
desicator.
Pengujian
dilakukan
dengan menimbang tinbox kosong
yang
telah
dibersihkan
dan
dikeringkan, lalu dimasukkan sampel
tanah lalu ditimbang. Sampel tanah
dimasukkan kedalam oven pada suhu
110ᵒC selama 24 jam. Setelah
dikeringkan dalam oven, sampel
tanah didinginkan lalu ditimbang.
3)
Analisa Saringan
Pengujian analisa saringan
dilakukan
dengan
menyiapkan
sampel tanah sebanyak 500 gr yang
telah lolos saringan nomor 4 dan
dikeringkan dalam oven dengan suhu
110ᵒC selama 24 jam. Satu saringan
nomor 4, 10, 20, 40, 60, 100, 200
dengan
pan
terlebih
dahulu
dibersihkan dengan menggunakaan
kuas. Sampel tanah dimasukkan ke
dalam susunan saringan dan
diletakkan di motorised dynamic
sieves
shake
dan
kecingkan
penjepitnya.
4)
Permeabilitas
Pengujian permeabilitas
ditujukan untuk menguji zat cair
dapat menembus materi yang
berpori. Pengujian konduktivitas
hidrolik dilakukan melalui pengujian
permeabilitas dengan metode
Constant Head dengan
menggunakan bahan sampel tanah
dan air dan alat berupa tabung
permeabilitas, batu berpori, corong,
buret, gelas ukur, selang, stopwatch,
jangka sorong dan ring contoh.
Alat Tangki Permeabilitas
Tangki permeabilitas sebagai
alat
yang
digunakan
untuk
pemodelan aliran air tanah dengan
menggunakan lubang pori, sehingga
perlu dipastikan agar dalam kondisi
siap digunakan. Adapun persiapan
yang dilakukan dengan tangki
permeabilitas
adalah
tingkat
kerusakan (bocor) dalam alat tangki
permeabilitas, manometer yang
dapat berfungsi dengan baik (kotoran
udara yang
terperangkap dalam
selang manometer), baffle plat, pipa
pelimpah, inlet dan oulet.
d.
Pembuatan dan Penempatan
Lubang Pori
Pada keadaan lapang, lubang
pori digunakan di kedalaman 10 – 30
cm pada tanah dangkal dan tidak
mencapai muka air tanah. Sehingga,
pembuatan lubang pori pada skala
labolatorium dengan menggunakan
tangki
permeabilitas
memilki
dimensi diameter 3,81 cm atau 1,5
inci dengan kedalaman atau tinggi
10 cm yang berisi pasir kasar dan
kerikil.
Sementara untuk penempatan
lubang
pori
pada
tangki
permeabilitas yang telah dibuat
berdasarkan dimensi diatas adalah di
tengah permukaan media tanah pasir
berlempung, yaitu 8 cm pada tiap
sisi kaca tangki permeabilitas, hal ini
berdasarkan pertimbangan agar pola
distribusi aliran air dapat merata
pada media tanah pasir berlempung
dan tidak tertampung pada bagian
sisi kaca tangki permeabilitas.
Selanjutnya, jarak antara lubang pori
dan plat permeable ditempatkan 10
cm
dari
plat
berdasarkan
petimbangan bahwa tekanan air yang
terdapat di hulu dapat mempengaruhi
aliran air dari permukaan media
tanah yang terdapat lubang pori.
C. Tahap Penelitian
c.
a.
Pemadatan Media Tanah
pada Tangki Permeabilitas
Dalam
tahap
ini
perlu
diketahui kondisi pasir berlempung
berlempung cukup padat dan untuk
memperoleh kondisi-kondisi batas
pemodelan.
Adapun
langkahlangkah yang dilakukan, yaitu:
beda tekanan (hulu dan hilir) maka
semakin besar gradient hidrauliknya.
1. Memasang batas lolos air
(permeable) pada bagian hulu dan
hilir.
2. Memasang baffle plat ditengah
tangki dangan jarak tepi baffle
plat terhadap dasar tangki adalah
20 cm dan kemudian merapatkan
sisi-sisinya dengan menggunakan
plastisin agar tidak bergeser
(terdorong) akibat tekanan air
yang terjadi di sisi hulu.
3. Memadatkan media tanah ke
dalam
tangki
permeabilitas
dengan beban 1
kg yang
dijatuhkan bebas untuk setiap
lapisannya dengan tebal lapisan
tanah, yaitu 3 cm agar terjadi
pemadatan secara merata pada
setiap lapisan dan permukaan
media tanah. Ketinggian lapisan
yang diinginkan pada bagian hulu
hingga mencapai ketinggian 35
cm dan hilir 30 cm dari dasar
tangki.
c.
Pengaturan Tinggi Muka Air
Kecepatan rembesan yang
terjadi dalam media tanah pasir
berlempung berlempung dipengaruhi
oleh tinggi muka air di hulu dan
ketinggian air yang terdapat pada
permukaan media tanah pasir
berlempung
berlempung
berlempung. Pemodelan aliran air
tanah akan dilakukan mula-mula
mengetahui aliran air tanah pada
kondisi tanah jenuh. Pemodelan
dilakukan dengan pengisian air di
hulu dengan ketinggian 37 cm
dengan air di atas sampel tanah 2
cm. Selanjutnya pengaturan tinggi
bagian hilir yang menjadi variasi
penelitian, yaitu dengan memberikan
perlakuan variasi ketinggian hilir
tiap pengujian banyaknya lubang
pori, yaitu 10 cm, 15 cm dan 20 cm.
Berdasarkan bahwa semakin besar
Pengamatan Data Tekanan
Pengamatan aliran air tanah
dapat ditinjau dengan kondisi
pengaliran steady atau konstan untuk
mendapatkan data tekanan dan
kecepatan. Pengamatan data tekanan
dapat dilkukan dengan cara :
1) Mengatur
ketinggian
pipa
pelimpah hulu dan hilir.
2) Memasukkan
selang
inlet
kedalam kolom air di hulu. Air
akan dipompa masuk kedalam
tangki
permeabilitas
hingga
mencapai tinggi muka air yang
tentukan.
3) Mengisi air pada permukaan
media tanah pasir berlempung
secara
merata
dengan
menggunakan selang inlet.
4) Mengamati proses rembesan air
pada
media
tanah
pasir
berlempung.
5) Melakukan
pembacaan
dan
pencatatan terhadap perubahan
manometer yang terjadi tiap
periode waktu hingga tanah
mencapai kondisi jenuh, yaitu
tinggi muka air hulu dan di hilir
mencapai ketinggian yang sama
dan
ketinggian
manometer
menjadi stabil atau konstant.
b.
Terdapat 22 titik manometer
pembacaan tekanan hidrolik dalam
massa pasir berlempung atau media
tanah pasir berlempung. Titik
manometer ini terdapat pada sisi alas
dan dinding tangki permeabilitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengujian Fisis Tanah
a. Hasil Pengujian Berat Jenis
(Gs)
Hasil pengujian berat jenis
menentukan bahwa sampel media
tanah merupakan pasir berlempung
d. Pengujian Constant Head
Dengan menggunakan Uji
Constant Head dihasilkan nilai
permeabilitas dengan jenis tanah
pasir halus yang berkisar anatara
(0,01 – 0,1) berdasarkan tabel 2.2,
sehingga didapatkan nilai koefisien
permeabilitas, yaitu 0,025cm/det.
B.
Pengolahan Data Tekanan
Penggambaran garis aliran dan
kontur tekanan pada beberapa variasi
lubang
pori.
Penggambaran
dilakukan pada kondisi muka air
hulu konstan dari ketinggian hulu 37
cm dengan ketinggian air di atas
permukaan media tanah adalah 2 cm
begitupula
dengan
kondisi
bervariasi, yaitu pada 1 lubang pori
dengan ketinggian 10 cm, 15 cm dan
20 cm, 2 lubang pori dengan
ketinggian 10 cm, 15 cm dan 20 cm
dan 3 lubang pori dengan ketinggian
hilir 10 cm, 15 cm dan 20 cm. Salah
satu contoh pemodelan garis aliran
pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Pemodelan Aliran Air
C. Pengolahan Data Kecepatan
Rembesan pada Lubang Pori
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Kecepatan
Rembesan terhadap Variasi Ketinggian
Hilir
Kecepatan Rembesan
0.002
v (cm/det)
dengan nilai berat jenis (Gs) adalah
2,672 berdasarkan tabel 2.1.
b. Hasil Pengujian Kadar Air (w)
Hasil pengujian kadar air yang
terkandung dalam sampel tanah,
adalah 20,94017094 %.
c. Hasil
Pengujian
Analisa
Saringan
Setelah pengujian analisa
saringan, telah didapatkan hasil
bahwa sampel tanah yang diuji lolos
ayakan saringan no.4 dan lebih dari
50% tertahan pada saringan no.200
sehingga
dapat
dikategorikan
sebagai pasir.
1 LP
0.001
2 LP
0
-5
3 LP
5
15
∆H (cm)
25
Pada gambar 4.2 menjelaskan
bahwa semakin besar beda tinggi
permukaan air maka semakin besar
pula
kecepatan
aliran
yang
didapatkan yang berdasarkan Hukum
Darcy, yaitu air akan mengalir lebih
cepat apabila memiliki gradient
hidraulik (i) yang cukup besar yaitu
perbandingan antara beda tinggi
permukaan air dengan panjang
lintasan air. Berdasarkan kecepatan
rembesan (Infiltrasi) lubang pori
bahwa semakin besar beda tinggi air
permukaan hulu dan hilir maka
makin besar kecepatan rembesannya.
Pada isian lubang pori membantu
mempercepat Infiltrasi pada media
tanah,
sehingga
kecepatan
rembesannya semakin besar (cepat).
F.
Pengolahan Debit Aliran
berdasarkan Flow Net
Pada gambar 4.4 menjelaskan
bahwa semakin besar beda tinggi
permukaan air maka semakin besar
pula debit aliran yang didapatkan,
hal ini berdasarkan Hukum Darcy,
yaitu debit aliran berbanding lurus
dengan kecepatan aliran, yaitu
dipengaruhi
oleh
koefisien
konkafitas (koefisien permeabilitas),
gradient
hidraulik
dan
luas
penampang media tanah.
Selain itu, penambahan lubang pori
bukan hanya bergerak secara
gravitasi (vertikal) akan tetapi
bergerak secara horizontal mengikuti
aliran air tanah sehingga, dapat
dingaruhi oleh gaya kapiler (air
kapiler).
Gambar 4.3 Pola Arus dan Garis
Ekuipotensial
B.
Gambar 4.4 Grafik Hubungan
Debit Aliran terhadap Variasi
Ketinggian Hilir
Debit Aliran Air
Q (cm3/det)
1.00
1 LP
0.50
2 LP
0.00
3 LP
0
10
∆H (cm)
20
)
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengaruh jumlah atau banyaknya
lubang pori dan beda tinggi
permukaan
air
mempengaruhi
kecepatan rembesan (Infiltrasi) dan
debit aliran air,p hal ini dibuktikan
pada pengujian 1 lubang pori dengan
ketinggian 10 cm memilki nilai
kecepatan rembesan 0,00152 cm/det
dan debit aliran 0,91 cm3/det, cukup
besar
dibandingkan
dengan
pengujian yang lain.
2. Flow line pada beberapa pengujian
memilki garis aliran yang hampir
sama, hal ini dipengaruhi oleh
tekanan air yang akan mengalir ke
hilir dan yang telah tersedia di hilir.
Saran
1. Perlu dilakukan pengembangan
penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan simulasi numerik.
2. Perlu dilakukan pengujian pada
jenis tanah yang lainnya.
3. Mengurangi tingkat kesalahan yang
terjadi seperti kondisi
titik
manometer pada alat, pembacaan
manometer, penentuan waktu,
warna media tanah agar dapat
didapatkan data yang lebih akurat.
4. Menentukan jumlah lubang pori
pada luasan media tanah yang akan
digunakan.
5. Untuk beberapa pegujian lubang
pori dengan media tanah yang
sama
dapat
mempengaruhi
kecepatan rembesan dan debit
aliran air karena media tanah
sangat
jenuh
air,
sehingga
diperlukan beberapa jumlah media
tanah dengan jenis tanah yang
sama agar didapatkan data yang
lebih akurat.
6. Pada penelitian selanjutnya, perlu
dilakukan pengujian kepadatan
(kompaksi)tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Herlambang Cipta. 2012. Pemodelan
Fisik Aliran Dan Transport Pencemar
Pada
Media
Berpori
Jenuh
Menggunakan Seepage Tank. Depok :
Teknik Sipil Universitas Hasanuddin.
Anonim, 2007. Kumpulan Panduan Teknik
Pengelolaan
Airtanah.
Jakarta:
Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral.
Arafat, Yassir. 2005. Studi
Stabilitas
Sand
Boiling
Model
Pada
Konstruksi Bendung (Kasus Tanah
Berpasir Dengan Lapisan Homogen).
Palu : Universitas Tadulako.
Christine, Stella Justitia. 2014. Studi
Pemodelan
Aliran
Kontaminan
Pencemar Kromium (Cr) Pada
Deposit
Tanah
Pasir
Dengan
Menggunakan Tangki Permeabilitas.
Makassar : Universitas Hasanuddin
Dariah, Yusrial dan Mizwar. 2002.
Penetapan Konduktivitas Hidrolik
Tanah Dalam Keadaan Jenuh dengan
Metode Laboratorium. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Das, Braja M. 1998. Mekanika Tanah
(Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik)
Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Djaelani, Ahmad. 2015. Pengaruh Jarak
Lubang Pori Terhadap Volume
Infiltrasi Pada Drainase Ramah
Lingkungan. Makassar : Universitas
Hasanuddin.
Hardiatmo, Hary Christiady. 2010.
Mekanika Tanah Edisi Kelima.
Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada
Indarto. 2012. Hidrologi Dasar Teori dan
Contoh Aplikasi Model Hidrologi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Khadijah, Andi Sitti. 2014. Kajian
Pengaruh Lubang Pori terhadap Laju
Resapan Pada Model Saluran
Drainase
Ramah
Lingkungan.
Makassar : Universitas Hasanuddin.
Linsley, Ray. K., Kohlem, Max. A., dkk.
1989. Hidrologi untuk Insinyur Edisi
Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Madyasari, Elly. 1992. Seri Pedoman
Mekanika Tanah Edisi Ke Empat.
Jakarta : Erlangga.
Masnawir, Yasin Asmar. 2004. Studi
Eksperimental Hubungan Intensitas
Curah Hujan dengan Kapasitas
Infiltrasi. Makassar
Hasanuddin.
:
Universitas
Mustama, Ulfa Asrini. 2014. Studi
Eksperimental Rembesan Untuk Jenis
Tanah Pasir Bertanah Liat Pada
Model Drainase Ramah Lingkungan.
Makassar : Universitas Hasanuddin.
Mori,
Kiyoto.,
Takeda,
Kensaku.,
Sosrodarsono,
Suyono.
2006.
Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta :
Pradya Paramita.
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium
Mekanika
Tanah
Jurusan Teknik Sipil Universitas
Hasanuddin.
Soedarmo, G. Djatmiko., Purnomo, S. J.
Edy. 1997. Mekanika Tanah I.
Yogyakarta : Kansius.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi
Metode Statistik Untuk Analisa Data.
Bandung : Nova.
Vidayanti, Desiana. 2010. Mekanika
Tanah I. Jakarta : Universitas Mercu
Buana.
Wilson. E. M. 1993. Hidrologi Teknik
Edisi Keempat. Bandung: Institut
Teknik Bandung.
Wesley. L. D. 1977. Mekanika Tanah.
Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan
Umum.
W. Joyce Martha. 1982. Mengenal DasarDasar Hidrologi. Bandung : Nova.
Download