BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelahiran adalah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara
ibu dan bayinya. Saat bayi di lahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan
bagi seorang ibu karena ibu dapat menlihat, memegang dan memberi ASI
untuk pertama kali pada bayinya. Masa tenang di peroleh oleh ibu setelah
melahirkan pada saat ibu merasa rileks. Masa tenang ini memberikan
peluang ideal untuk memulai pembetukan ikatan batin. Seorang bayi baru
lahir telah mempunyai banyak kemampuan, yakni bayi dapat mencium,
merasa, menlihat dan mendengar. Kulit mereka sangat sensitif terhadap
suhu dan sentuhan. Selama satu jam pertama setelah lahir, bayi sangat
waspada
dan
siap
untuk
mempelajari
dunia
yang
barunya.(
Rohani,dkk,2011)
Jika tidak ada komplikasi yang serius, setelah
lahir bayi dapat
langsung di letakkan di atas perut ibu, kontak langsung ini akan sangat
bermamfaat bayi bagi ibu maupun bagi bayinyakarna kontak kulit dengan
kulit membentuk bayi tetap hangat. Ikatan antara bayi dengan ibu sudah
terbentuk sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu semakin
kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilita perilakun ikatan
awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung
1
2
sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua pada anak dapat
terjadi.
Orang tua yang mampu menciptakan ikatan emosional kuat dengan
anak akan lebih mudah membentuk karakter anak dan mengisinya dengan
nilai-nilai baik. Bounding memberikan rasa aman pada anak yang bisa di
pupuk melalui kontak fisik atau juga tatapan penuh kasih sayang (Rohani
dkk.2011)
Mengingat pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (bounding
attachment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan
masyarakat dengan hal tersebut, maka penting untuk mewujudkan kasih
sayang tersebut. Keterikatan ibu keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari
janin masih berada dalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang
baru lahir bisa di lakukan IMD ( inisiasi menyusui dini ), dari hal tersebut
selain mamfaat ASI yang di dapatkan begitu besar juga sangat bermamfaat
untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari
sebuah sentuhan, dan dekapan ibu kepada anaknya di saat di lakukan IMD (
Safira,2008)
Bounding attachment terjadi pada kala IV, dimana di adakan kontak
antara ibu –ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Bounding merupakan
suatu keterikatan mutual pertama antara individu, misalnya antara orang tua
dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu
perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu
lain ( Ramadhan, 2011). Menurut Utami (2008), Attachment merupakan
3
ikatan antara individu yang meliputi pncurahan perhatian serta adanya
hubungan emosi dan fisik yang akrab dan kental antara ibu dan anaknya.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak,
misalnya bayi dapat mencium, merasa, mendengar dan menlihat. Kulit
mereka sangat sensitif terhadap suhu juga sentuhan selama satu jam pertama
, setelah melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari
dunia baru mereka (Simajuntak,2007)
Seorang ibu yang dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat
dapat membentuk anak lebih bersikap epati dan memiliki penguasaan diri
yang baik sehingga mudah di bentuk dan di beri nilai-nilai yang baik.
Lingkungan stress dan penuh dengan tekanan akan mempengaruhi
kepribadian anak. Umumnya anak akan berkembang menjadi pribadi yang
skeptis.
Pakar perkembangan,( Dr. Ratna Megawangi) mengatakan bahwa
ikatan ibu dan anak haruslah di bentuk sejak dalam kandungan. Oleh karena
itu, selama kehamilan berlangsung, sebaiknya ibu melakukan interaksi
dengan bayinya. Interaksi tersebut selama masa kehamilan sembilan bulan
terjadi proses penyatuan sempurna antara ibu dan janin ( uroboric state ).
Kehadiran ibu dapat mengisi kekurangan saat proses pembentukan
kepribadian anak. Jadi, fase ini menjadi masa penting dalam membentuk
kelekatan antar ibu dan anak. Oleh karena itu dibutuhkan kelekatan ibu dan
anak saat mengandung sebagai pembentukan kebiasaan sosial anak.
4
Kontak dini sesaat setelah melahirkan dapat di lakukan dengan cara
meletakkan bayi di atas perut ibu sehingga ibu dapat langsung menyentuh
bayinya. Ikatan ibunya di perkuat melalui pengguna respons sensual atau
meliputi.
Sentuhan. Sentuhan merupakan suatu sarana yang di gunakan
orang tua mengenali bayinya. Ibu akan meraih bayinya, memeluknya,
kemudian memulai eksplorasi dengan ujung jarinya dan telapak tangannya
membelai bayinya. Gerakan- gerakan lembut dari ibu dan ayah dapat
menenangkan bayinya. Kontak mata. Dalam mengembangkan suatu
hubungan dengan orang lain, bayi memiliki kemampuan untuk mengadakan
kontak mata (Matteson, 2001) suara. Saat orang tua berbicara dengan
bayinya. Orang tua berbicara dengan nada yang lebih tinggi dapat membuat
bayi akan merasa senang dan lebih tenang, kemudian berpaling kearahnya.
Hasil penelitian yang di lakukan oleh world Healt organisazion
(WHO) menujukan antara saat kontak ibu bayi pertama kali terhadap lama
menyusui. Bayi yang di beri kesempatan menyusu dini dengan meletakkan
bayi dengan kontak ke kulitnya dengan kontak kekulit setidaknya 1 jam ,
hasilnya 2 kali lebih lama di susui. Selain itu dua hal penting yang tidak di
sadari selama ini bahwa kontak kulit bayi dan ibu penting dan bayi segera
setelah lahir dapat menyusu sendiri, dan sekitar 75,7% bayi dapat di
selamatkan bila di berikan ASI pada 1 jam pertama setelah kelahiran (
Rizki, 2010 )
Sementara hasil survey yang di lakukan di indonesia di 18 rumah
sakit yang ada di jakarta, bandung dan semarang terlihat bahwa setidaknya
5
11 dari 30 orang ibu nifas ( 36%) sudah mengerti dan melakukan bounding
attachment sedangkan sisanya 19 orang (63%) tidak di lakukan dengan
alasan persalinanya dengan caesar, dan tidak tersedianya ruang rawat
gabung sehingga tidak memungkinkan dilakukanya bounding attachment
(Widiawati,2009).
Dari hasil survey yang di lakukan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Banda Aceh tanggal 22-24 juni 2013 di dapatkan informasi bahwa seluruh
ibu melahirkan pada tahun 2013 berjumlah 2849 orang, dimana ibu yang
melahirkan pada bulan januari berjumlah 421 orang, bulan februari 447
orang, bulan Maret 458 orang, bulan April 396 orang, bulan Mei 410 orang
pada bulan juli 398 orang sedangkan pada bulan juni berjumlah 319 orang.
Dengan melakukan wawancara pada 20 ibu melahirkan di dapatkan 9(40 %)
diantaranya ibu yang ada melakukan Bounding Attachment, sedangkan
sisanya 8 ibu mengatakan tidak melakukan Bounding Attachment karna
malahirkan dengan cara Sectio Sesarea. Sedangkan 3 yang lainnya
mengatakan bayi yang di lahirkan itu bermasalah maka tidak bisa di lakukan
bounding attachment.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitiann di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh tersebut untuk
mengetahui
“
Gambaran
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pelaksaan Bounding Attachment Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda
Aceh tahun 2013”
6
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
“Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Bounding
Attachment Di (BLUD) Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh Tahun 2013
C. Tujuan Penelitian
a.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tentang memberi ASI eklusif, rawat
gabungan serta inisiasi menyusui dini ( IMD ) dengan pelaksanaan
bounding attachment Di (BLUD) Rumah Sakit Ibu Dan Anak
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran ASI Eklusif Dalam Pelaksanaan
Bounding Attachment Di (BLUD) Rumah Sakit Ibu Dan Anak
2. Untuk mengetahui gambaran rawat gabung Dalam Pelaksanaan
Bounding Attachment Di (BLUD)Rumah Sakit Ibu Dan Anak.
3. Untuk mengetahui Gambaran Inisiasi Menyusui Dini dalam
pelaksanaan Bounding Attachment Di (BLUD) Rumah Sakit Ibu
Dan Anak
7
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
Agar peneliti mendapat ilmu dan pengetahuan yang lebih banyak
tentang gambaran pelaksaan bounding attchment dan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang metode penelitian.
b. Bagi institusi pendidikan
Menambah bahan informasi yang dapat di jadikan referensi bagi
pengembangan ilmu atau penelitian lebih lanjut
bagi
yang
membutuhkan.
c. Bagi institusi yang di teliti
Dapat menjadi masukan atau tambahan informasi mengenai gambaran
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksaan bounding attachment di
(BLUD) Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh.
d. Bagi petugas kesehatan
Sebagai masukan untuk petugas kesehatan agar dapat memberikan
penyuluhan dan pelanyanan kesehatan tentang gambaran Pelaksaan
Bounding Attachment.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bounding Attachment
1. Pengertian Bounding Attachment
Bounding Attachment adalah proses interaksi yang terus menerus
antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan
keduanya
pemenuhan
emosional
dan
saling
membutuhkan.
(Danuatmaja.dkk.2003 )
Bounding attachment adalah sentuhan atau kontak kulit seawal
mungkin antara bayi dengan ibu atau ayah di masa sensitif pada menit
pertama dan beberpa jam setelah kelahiran bayi. Kontak ini menentukan
tumbuh kembang menjadi optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan
berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua kepada
anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatanya.
Orang tua yang mampu menciptakan ikatan emosional kuat dengan
anak akan lebih mudah membentuk karakter anak dan mengisinya dengan
nilai-nilai baik. Bounding memberikan rasa aman pada anak yang bisa di
pupuk melalui kontak fisik atau juga tatapan penuh kasih sayang (Rohani
dkk.2011)
9
1. Tahap – tahap bounding attachment
a. Perkenalan ( acquanintance ), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh,
berbicara,
dan
mengeksplorasi
segera
setelah
mengenal bayinya.
b. Bounding ( keterikatan )
c. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan
individu lainya.
2. Elemen- Elemen Bounding Attachment
a. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, di pakai secara ekstensif oleh orang tua
atau pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru
lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
b. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan
kotak mata, orang tua atau bayi akan menggunakan bayak waktu untuk
saling memandang. Beberapa ibu mengatakan dengan dia melakukan
kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
c. Suara
Mereka akan saling mendengar dan merespon suara antara orang tua
dengan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama
bayinya dengan tegang.
10
d. Aroma
Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik.
Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu
ibunya ( stainto, 2004 )
e. Entainment,
Bayi baru lahir akan bergerak-gerak sesuai dengan struktur
pembicaraan
orang
dewasa.
Mereka
menggoyang
tangan,
menggangkat kepala, menendang-menendang kaki, seperti sedang
berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat
anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif
kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang
positif.
f. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat di katakan senada dengan
ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah
membentuk ritme personal ( bioritme). Orang tua dapat membantu
proses dengan memberi kasih sayang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang
responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan
bayi untuk belajar.
g. Kontak dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa
kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan
orang tua dengan anaknya.
11
3. Keuntungan Bounding Attachment
a. Bayi merasa di cintai oleh orang tuanya, di perhatikan, mempercayai
dan menumbuhkan sikap sosial.
b. Bayi akan merasa lebih aman dan berani melakukan eksplorasi.
c. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
d. Replek menghisap di lakukan secara dini
e. Pembentukan kekebalan aktif di mulai
f. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak ( kehangatan
tubuh ) waktu pemberian kasih sayang , stimulasi hormonal.
4. Hambatan Bounding Attachment
a. Kurangnya support sistem
b. Ibu dengan resiko ( ibu sakit)
c. Bayi dengan resiko ( bayi prematur, bayi sakit, dan cacat fisik )
d. Kehadiran bayi yang tidak di inginkan.
5. Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
a. Di lakukan segera ( menit pertama atau jam pertama)
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang
tua ke anak.
d. Kesehatan emosional orang tua
e. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
f. Persiapan PNC sebelumya.
g. Adaptasi
12
h. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat
anak.
i.
Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi
rasa aman.
j.
Fasilitas untuk kontak lebih lama.
k. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
6. Cara- Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment
a. Pemberian ASI eklusif
Dengan di lakukanya pemberian ASI eklusif segera setelah lahir,
secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
menjadikan ibunya menjadikan ibu merasa bangga dan di perlukan,
rasa yang di butuhkan oleh semua bayi.
b. Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan
agar ibu dan bayi terjalin proses lekat ( earli infant mother bounding)
akibat sentuhan badan ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi
psikoligis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan
stimulasi mental yang mutlak di perlukan oleh bayi.
c. Kontak Mata
Beberapa ibu mengatakan begitu bayinya bisa memandang mereka,
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya, orang tua dan bayi akan
menggunakan banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam
13
posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat di letakkan lebih dekat untuk bisa
menlihat pada orang tuanya.
d. Suara
Mendengar dan merespon antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan
tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam
keadaan sehat. Tangisan tersebut membuat mereka melakukan tindakan
menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi
akan merasa tenang dan berpaling kearah mereka.
e. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan
cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
14
f. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir
bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka
menggoyangkan tangan, mengabgkat kepala, menendang- nendangkan
kaki, entrainmen terjadi pada saat anak mulai bicara.
g. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
( bioritme). Orang tua dapat membantuk proses ini dengan memberi kasih
sayang yang konsisten dan dengan memamfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan prilaku yang responsif.
h. Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi akan di letakkan di atas perut
ibu. Ia akan merangkak dan mencari putting susu ibunya. Dengan
demikian, bayi dapat
melakukan reflek suckling dengan segera.
(Stainto,2004.)
7.
Peran Kehadiran Seorang Ayah
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dengan anak lebih dekat di
bandingkan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati 9 bulan
bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat
keduanya memiliki hubungan yang unik. Namun demikian peran kehadiran
15
Beberapa hal yang dapat di lakukan seorang laki-laki dalam proses
perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia
akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga
prihatin yang di sebabkan oleh ;
-
Cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
-
Kekhawatiran adanya kecatatan terhdap anaknya, antara lain :
kecewa, gelisah tentang bagaimana perawatan bayi dan
bagaimana nasibnya kelak.
-
Gelisah tentang merawat dan
mendidik anaknya ( pesimis
sebagai akan keberhasilan sebagai seorang ayah.
-
Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya
masalah jenis kelamin.
8. Standardisasi Cara Mengevaluasi Interaksi Orang Tua- Bayi
Terdiri dari tiga observasi yang di buat di ruang bersalin dan segera
setelah bayi lahir dan kembali selama dua sampai tiga hari periode post
pertum nilai 1-4 di berikan dalam setiap observasi dan nilai tersebut di
jumlahkan dalam setiap periode. Interaksi yang sangat positif akan
memberikan nilai 10 sampai 12 untuk setiap periode. Interaksi sangat
negatif akan memberi skor 3-6. Konseling tidak lanjut bagi orang tua dan
16
skor yang rendah merupakan indikasi untuk mencegah penyalahgunaan
akan dan mengajarkan cara pengasuhan anak.
9. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Yang Baru Lahir
Kelahiran anggota
keluarga
baru
dalam
sebuah keluarga
merupakan satu hal yang membawa perubahan terhadap anggota keluarga
yang lainnya. Mereka beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap bayi
yand di lahirkan. Berbagai perasaan dan tingkah laku mengalami
perubahan, ada yang makin bahagia dengan kehadiran bayi namun tidak
sedikit juga yang mengingkarinya. Sikap dan perasaan anggota keluarga
tersebut akan membawa pengaruh terhadap perubahan dan pekembangan
bayi itu nantinya. Akan tetapi sebalum menghadapi respon terhadap bayi
baru lahir, orang tua akan melalui suatu proses untuk menjadi orang tua.
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan
antara ibu dan bayinya, pada saat bayi di lahirkan adalah saat yang
menakjubkan bagi seorang ibu ketika ia dapat menlihat, memgang dan
memberi ASI kepada bayinya untuk pertama kali. Dan masa tenang setelah
melahirkan di saat ibu merasa rileks, memberi peluang ide ia untuk memulai
ikatan batin.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak
misalnya bayi bisa mencium, merasa, mendengan dan menlihat. Kulit mereka
sangat sensitif terhadap suhu dan sentuhan selama satu jam pertama setelah
17
mereka melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia
baru mereka.
Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir langsung di
letakkan di perut ibu, kontak segera ini akan sangat bermamfaat baik bagi ibu
maupun bagi bayinya telah terjadi sejak kehamilan dan pada saat persalinan
ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat
memfasilitasi prilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah
lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari
orang tua kepada anak dapt terjadi.
B. ASI EKLUSIF
1. Pengertian ASI EKLUSIF
ASI eklusif adlah ASI yang di berikan kepada bayi khususnya usia
0-6 bulan tanpa pemberian makan tambahan yang lain baik itu pisang,
biskuit, bubur, susu, nasi tim, susu formula, air gula, air madu, air tajin,
bahkan air putih sekalipun ( Supriyanto, 2007 )
Memberi ASI secara eklusif berarti keuntungan untuk semua bayi.
Bayi akan lebih sehat cerdas, dan berkepribadian baik. Ibu akan lebih
sehat dan menarik perusahaan, lingkungan dan masyarakatpun akan lebih
mendapat keuntungan ( Roesli. 2007 )
Air Susu Ibu ( ASI ) adalah makan yang terbaik bagi bayi, karena
pengolahanya berjalan secara alami dalam tubuh si bayi, makananya telah
di siapkan lebih dahulu. Begitu anaknya lahir, air susu ibu telah dapat di
18
mamfaatkan. Demikian kasih sayang Allah terhadap mahkluk-Nya. Proses
menyusui adalah pemberian hak anak oleh ibu.
2. Mamfaat ASI bagi ibu dan bayi
Menurut Roesli (2000), mamfaat ASI bagi ibu dan bayi adalah
sebagai berikut :
a. ASI Sebagai Nutrisi.
ASI sebagai nutrisi yang terdapat nutrisi-nutisi khusus
khusus dalam ASI yang tidak terdapat atau hanya sedikit yang
terdapat pada susu sapi misalnya nutrisi yang di perlukan untuk
pertumbuhan otak antara lain
1. Taurin, yaitu suatu zat putih telur yang khusus hanya terdapat
dalam ASI
2. Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI dan hanya
seddikit sekali terdapat dalam susu sapi.
3. Asam lemak ikatan panjang merupakan asam lemak utama dari
ASI dan hanya terdapat sedikit dalam susu sapi.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Sudah menjadi kenyataan bahwa mortalitas ( angka
kematian ) dan morbiditas ( angka terkena penyakit ) bayi
menerima ASI eklusif jauh lebih kecil di bandingkan dengan
bayi yang tidak di berikan ASI eklusif.
c. ASI meningkatkan kecerdasan.
19
Terdapat tiga jenis faktor khusus yang mendukung
kecerdasan bayi atau anak yaitu pertumbuhan fisik, otak (
asuh ), pertumbuhan intelektual dan sosialisasi ( asah ),
perkembangan emosional dan spiritual ( asih ).
d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang.
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu pad a
waktu ibu menyusui akan merasakan rasa aman dn tentram
terutama karna masih mendengar detak jantung ibu yang telah
di kenal sejak ia dalam kandungan ibunya.
e. Keuntungan pemberian
Keuntungan yang di dapatkan dari pemberian ASI
eklusif bagi ibu yaitu dapat mengurangi perdaran setelah
melahirkan dan mengurangi terjadinya anemia, menjarakkan
kehamilan, mengecilkan rahim, lebih cepat langsing kembali,
mengurangi kemungkinan menderita kanker, lebih ekonomis
atau murah dan tidak merepotkan serta hemat waktu , dan
memberi
kepuasan
bagi
ibu.
Menurut
Roesli
(2007),
menyatakan bahwa keuntungan pemberian ASI adalah sebagai
berikut :
20
a. Memberi ASI sesuai dengan tugas seorang ibu sehingga
dapat
meningkatkan
martabat
wanita
sekaligus
meningkatkan kialitas sumber daya manusia.
b. ASI telah di persiapkan mulai dari kehamilan sesuai
dengan tumbuh kembang bayi.
c. ASI siap setiap saat untuk di berikan kepada bayi
dengan sterilisasi terjamin.
d. ASI dapat menghindari bayi dari beberapa penyakit
tertentu sehingga pertumbuhan bayi baik.
3. Mamfaat Pemberian ASI Bagi Negara.
Pemberian ASI eklusif akan menghemat pengeluaran bagi negara
karena hal-hal sebagai berikut:
a. Penghematan
devisa
untuk
pemberian
susu
formula,
perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.
b. Penghematan untuk biaya sakit terutama muntah, mencret dan
sakit saluran nafas.
c. Penghematan obat-obatan , tenaga dan sarana kesehatan.
Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas untuk membangun negara.
d. Langkah
awal
untuk
mengurangi
bahkan
menghindari
kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi
indonesia.
4. Cara memberi ASI yang baik dan benar
21
Cara menyusui yang benar dan baik menurut Nelson , dapat di lakukan
sebagai berikut:
a. Sebelum menyusui sebaiknya ibu mencuci tangan terlebih dahulu.
b. Bersihkan putting susu dengan air hangat kemudian lab dengan
kain bersih dan letakkan kepala bayi pada tengkung siku dan
bokong bayi di tahan dengan telapak tangan.
c. Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dengan lengan bayi
terletak pada satu garis.
d. Waktu mau menyusui penganglah pada bagian bawah panyudara
dengan keempat jari dan ibu jari di letakkan di atas panyudara.
e. Sentuhkan puting pada bibir atau pipi bayi untuk merangsang agar
mulut bayi terbuka lebar.
f. Masukkan seluruh puting atau sebagian lingkara di sekitar puting
kemulut bayi.
g. Ibu dan bayi harus berada dalam keadaan santai, tenang dan
nyaman.
5. Kandungan Zat Gizi ASI
Menurut Hubertin ( 2003), kandungan zat gizi ASI terdiri dari :
a. Hidrat Arang.
Zat hidrat arang dalam ASI dalam bentuk laktosa yang
jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh
kembang bayi. Misalnya hidrat arang dalam kolestrum untuk tiap 100
22
m ASI adalah 5,3 gr, dalam ASI peralihan 6,42 gr. ASI hari ke 96,72
gr. ASI hari ke 307gr. ASI minggu ke 347,11 gr.
Rasio laktosa dalam ASI dan PASI ( pengganti air susu ibu)
adalah 7:4 yang berarti ASI lebih manis bila di bandingkan dengan
PASI. Kondisi ini yang menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI
yang baik cenderung tidak mau minum PASI
( langkah awal sukses
memberikan ASI ).
Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium fosfor
dn
magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Terutama
pada bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan pembentukan tulang.
Hasil pengamatan terhadap bayi yang mendapat ASI eklusif
menunjukkan rata-rata pertumbuhan gigi sudah terlihat pada bayi
berusia 5-6 bulan dan gerakan motorik kasarnya lebih cepat.
b. Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibanding protein dalam ASS.
Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Proten ASI sangat cocok karena unsur protein di
dalamnya hampir semuanya terserap oleh sisitem pencernaan bayi. Hal
ini di sebabkan oleh protein ASI merupakan kelompok protein whey (
protein yang bentuknya lebih halus ) kelompok whey merupakan
kelompok yang sangat halus, lembut dan mudah di cerna. Sedangkan
komposisi protein yang ada dalam ASS adalah kelompok yang protein
yang kasar, bergumpal dan sangat sukar di cerna oleh usus bayi.
23
Kebutuhan protein pada byi dan anak dalam fase cepat terutama
pada fase 2 dn sepertiga dari fase ke 3 dapat di spenuhi oleh ASI eklusif
selama 6 bulan dan akan lebih baik lagi bila tetap di susui sampai berumur
2 tahun. Bantuan makanan pendamping ASI di perukan setelah berumur 6
bulan. Kerena setelah bayi berumur 6 bulan kebutuhan nutrisi tidak cukup
apabila hanya di berikan ASI saja.
c. Lemak
Kadar lemak pada ASI mulanya rendah kemudianmeningkat
jumlahnya. Lemak ASI berubah setiap saat bayi menghisap yang terjadi
secara otomatis. Komposisi lemak pada 5 menit pertama hisap[an akan
berbeda pada 10 menit kemudian. Kadar lemak pada hari pertama akan
berbeda dengan hari kedua dan akan berubah menurut perkembangan
bayi dan kebutuhan energi yang di butuhkan bayi. Selain jumlah yang
mencukupi, jenis lemak yang ada pada ASI mengandung lemak rantai
panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel ringan otak dan sangat
mudah di cerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk
omega 3, omega 6 dan DHA ( docoso hecxaconic acid )dan acachidonit
acid merupakan komponen penting untuk meilinasi. Jumlah asam linoleat
yang tinggi akan memacu perkembangan sel saraf otak bayi seoptimal
mungkin dan dapat mencegah terjadinya rangsangan kejang.
d. Mineral
ASI
mengandung
mineral
yang
lengkap,
walaupun
kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi umur 6 bulan. Zat
24
besi dal kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang sangat
stabil dan jumlahnya tidak di pengaruhi oleh diet ibu. Walaupun
jumlahnya kecil tidak sebesar dalam susu sapi tetapi dapat di serap
secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan ASS yang
jumlahnya tinggi tapi sebagian besar arus di buang melalui urinaria
maupun pencernaan karna tidak dapat di cerna. Hal ini sangat
membebankan ginja bayi. Contohnya zat besi yang ada dalam
ASS ternyata hanya 4 % sampai 10 % yang terserap sedangkan zat
besi ASI di serap hingga 50 % sampai 75 % oleh usus bayi. Kadar
mineral yang tidak di serap akan memperberat kerja usus bayi
untuk mengeluarkan dan meganggu keseimbangan ( ekologi )
dalam usus bayi dan meningkatkan pertumbuhan bakteri
merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak
normal sehingga bayi kembung, gelisah karna obstipasi atau
gangguan metabolisme.
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap. Vitamin cukup untuk
6 bulan sehingga tidak perlu di tambah kecuali vitamin k karna
bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin k. Oleh
karna itu perlu pertambahan vitamin k pada hari ke 1, ke 3 dan ke 7
dan vitamin k dapat di berikan secara oral.
25
C. Konsep Rawat Gabung
1. Pengertian.
Dunia hewan pada umumnya telah memberikan contoh nyata
bagaimana induk dan anaknya selalu bersama. Di susui dan di lindungi
sampai anak hewan tersebut mampu untuk hidup sendiri. Bahkan pada
binatang kanguru memberi contoh lebih ekstrim dengan cara
membawa anaknya kemana saja sambil menyusui di dalam kantong
alami yang telah tersedia ( lahir istilah cangoroo system ).
Sepanjang sejarah peradaban manusia, dari manusia purba
sampai sekarang, demikian pula keadaanya. Tetapi perubahan
menunjukkan perubahan-perubahan yang justru memisahkan bayi dari
ASI yang di miliki ibunya. Peningkatan fumor susu formula di tahun
enam puluhan, serta rumus tidak modernya ASI serta kebijakankebijakan rumah sakit dan sistem dengan adanya jam- jam tertentu
untuk menyusui bayi, dan bayi- bayi yang mempunyai kamar tersendiri
yang terpisah dari ibunya serta ada masa puasa beberapa jam setelah
bayi lahir sebelum di berikan ASI, menunjukkan betapa telah terjadi
dan jauh dari tujuan memamfaatkan ASI yang sudah di ketahui
mempunyai banyak keunggulan.
Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak
bersama-sama
atau
pada
tempat
yang
berdekatan
sehingga
memungkikan sewaktu-waktu, setiap saat, ibu tersebut dapat menyusui
anaknya. Dalam pelaksaanya bayi harus selalu dekat ibunya semenjak
26
di lahirkan sampai saatnya pulang. Ini sesungguhnya bukan hal yang
baru. Bahkan di daerah perdesaan hampir 80% ibu melahirkan segera
melakukan rawat gabung di rumahnya masing- masing. Rawat gabung
adalah salah satu cara yang dapat di lakukan agar antara ibu dan bayi
terjalin proses lekat ( earli infant mother bounding ) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi psikologi
bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak di butuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman
dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri di
kemudian hari. Dengan memberi ASI eklusif, ibu merasa kepuasan
dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat di
gantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga mempelancar produksi ASI,
karena reflek let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga
karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan apabila ayah
berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga
2. Rawat Gabung Dapat Bersifat :
a. kontinu : dengan bayi tetap berada di samping ibunya terus
menerus, atau
b. intermiten : dimana bayi sewaktu-waktu ingin di susui, atau atas
permintaan ibunya dapat di bawa kepada ibunya.
27
3. Tujuan Rawat Gabung
a. Bantuan Emosional.
Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah setelah
proses persalinan si ibu akan sangat senang dan bahagia bila dekat dengan
bayinya. Si ibu dapat membelai-belai bayi, mendengar tangisanya serta
memperhatikanya di saat bayinya tidur. Hubungan ibu dan bayi ini sangat
penting di tumbuhkan pada saat-saat awal dan baik akan memperoleh
kehangatan tubuh ibu,suara ibu, kelembutan dan kasih sayangnya(
bounding effect )
b. Penggunaan ASI
Dari segala pertimbangan maka ASI adlah makanan terbaik bagi
bayi. Dan produksi ASI akan makin cepat dan makin banyak bila
menyusui dilakukan sesegera dan sesering mungkin. Pada hari- hari
pertama yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal
itu tidak di khawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit.
c. Pencegahan Infeksi.
Pada perawatan yang terpisah maka kejadian infeksi akan sulit di
cegah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat di
hindari. Kolostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, , akan
melapisi seluruh pencernaan bayi, dan di serapkan oleh bayi sehingga bayi
akan mempunyai kekebelan tubuh yang tinggi. Kekebalan ini akan
mencegah infeksi terutama terutama diare.
d. Pendidikan Kesehatan.
28
Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat di mamfaatkan untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara.
Bagaiman teknik menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat,
perawatan panyudara dan nasehat makanan yang baik, merupakan bahanbahan yang di perluka si ibu. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat
tidau, menggendong bayi dan merawat diri akan mempercepat mobilisasi,
sehingga ibu akan lebih cepat pulih dari persalinan.
e. Pelaksaan Rawat Gabung.
Di berbagai senter situasi dan kondisinya bisa berbeda sehingga di
sini akan di ambil satu contoh yang bisa di jalankan sesuai dengan kondisi
dan situasi setempat yang ada. Pelaksaan rawat gabung hendaknya
merupan akhir dari kegiatan yang telah di mulai dari perawatan pranatal
dipoliklinik sampai di kamar bersalin dan kemudian di ruangan rawat
gabung. Hal ini di masukkan untuk mempersiapkan ibu- ibu agar sudah
melakukan adaptasi, mengerti dan akhirnya tidak canggung menerima
rawat gabung itu.
a. Di Poliklinik Kebidanan :
-
Ibu- ibu di berikan penyuluhan tentang : kebaikan ASI dan
perawatan gabung, perawatan panyudara, makan ibu hamil,
perawatan bayi dan lain-lain
-
Lebih baik ada ruang untuk memulai film tentang cara
perawatan panyudara, keluarga berencana, cara memandikan
bayi, merawat tali pusat.
29
-
Melanyani konsultasi dengan masalah kesehatan ibu dan anak.
-
Membuat laporan bulanan mengenai jumlah pengunjung,
aktifitas- aktifitas, problema yang sering di jumpai.
b. Di Kamar Bersalin.
1. Bayi yang memenuhi syarat perawatan gabung di lakukan perawatan
bayi baru lahir seperti biasa.
2. Dalam setengah jam pertama setelah lahir, bayi segera di susukan pada
ibunya untuk merangsang pengeluaran ASI
3. Memberi penyuluhan tentang ASI dan perawatan gabung, terutama
yang belum mendapatkan penyuluhan di poliklinik.
4. Mengisi stastus secara lengkap dan benar.
5. Persiapan agar ibu dan bayinya dapat bersama- sama seruangan.
6. Memberi tau kepada petugas ruangan peritonogi dan bahwaada bayi
yang akan di rawat serta pengurusan administrasinya.
f.
Kontrak Indikasi Rawat Gabung
Pada keadaan-keadaan tertentu maka rawat gabung tidak di anjurkan
misalnya pada :
a. Keadaan Ibu
1. Kondisi kardiorespirasi yang tidak baik. Penyakit jantung fungsional
derajat III, sebaiknya tidak menyusui
2. Pascaeklamsia, kesadaran belum baik
3. Penyakit infeksi akut, TBC terbuka
30
4. Penyakit, hepatitis B, infeksi HIV, sitomegalovirus serta herpes
simpleks ( masih kontroversi )
5. Terbukti menderita karsinoma panyudara
6. Psikosis
b. Keadaan Bayi
1. Bayi kejang atau kesadaran menurun
2. Sakit bert pada jantung dan paru
3. Bayi yang memerlukan perawatan yang intensif atau terapi khusus
4. Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui
g.
Model Perawatan Ruang Rawat Gabung
a. Satu kamar dengan satu ibu dan anaknya ( model perawatan kelas )
b. 4 sampai 5 ibu dalam satu kamar dengan bayi di kamar lain
bersebelahan, dan bayi dapat di tarik dari kamarnya tanpa si perlu
meninggalkan tempat tidurnya.
c. Beberapa ibu dalam satu kamar dan bayinya di pisahkan dlam
ruangan kaca yang kedap suara, sehingga perlu langsung
memperhatikan anaknya dan dapat mengambilnya dan membawak
ketempat tidur sekenhendaknya. Cara ini tidak banyak merubah
bentuk ruangan, tinggal kita memberi penyekat- penyekat yang di
perlukan. Untuk menggampangkan mobilitas maka tempat tidur
bayi dapat di beri roda sehingga mudah di dorong. Bentuk model
ruangan ini dapat bermacam- macam dan itu semua dapat di
sesuaikan dengan keadaan setempat.
31
Keuntungan
1. Menggalakkan pemakian ASI
2. Kontak emosi ibu-anak lebih dini dan lebih rapat
3. Ibu dapat segera melaporkan keadaan- keadaan bayi yang aneh di
temuinya.
4. Dapat tukar pengalaman dengan ibu- ibu lain, termasuk juga dapat
menimbulkan motivasi dalam penggunaan KB
5. Berkurangnya infeksi silang dan berkurangnya infeksi nosokomial.
6. Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan sehingga para
medis dapat melakukan pekerjaan lain yang lebih bermamfaat misalnya
penyuluhan serta cara- cara perawatan panyudara dan perawatan bayi
Kerugian
Di bandingkan dengan keuntunganya maka kerugiannya sangat kecil dan
kalau ada kesungguhan dalam menanganinya akan dapat di atasi :
1. Ibu kurang dapat istirahat, terganggu oleh bayinya sendiri atau bayi lain
yang menangis
2. Bila terjadi salah pemberian makan oleh pengaruh rekan- rekannya. Hal
ini dapat di atasi apabila sudah di lakukan penyuluhan serta demontrasi/
peragaan
3. Ibu- ibu yang sakit atau kurangnya higene/ kebersihan
4. Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung ( ternyata hal ini tidak
terbukti ).
32
5. Pada pelaksanaannya kadang- kadang ada hambatan- hambatan teknis
serta hambatan fasilitas.
1. Syarat-Syarat Rawat Gabung
Bayi dan ibu yang di rawat gabung harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.
b. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung di lakukan setelah
bayi cukukp sehat, reflek menghisap baik, tidak ada tanda infeksi
dsb.
c. Bayi yang di lahirkan dengan secsio cesarea dengan anastesi
umum, rawat gabung di lakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh (
bayi tidak ngantuk ) misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi
tetap di susukan meskipun ibu mungkin masih terpasang infus.
d. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama ( nilai apgar
minimal 7 )
e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
f. Berat badan lahir 2000-25000 gram atau lebih.
g. Tidak terdapat tanda- tanda infeksi intrapartum
h. Bayi dan ibu sehat.
33
C. Inisiasi Menyusui Dini ( IMD )
1. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini
Berdasarkan teori Noadmojo ( 2004 ) pengetahuan di pengaruhi oleh
pendidikan. Penyuluhan dan sikap inisiasi menyusui dini(earliy inistation)
atau permulaan menyusui dini ini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera
setelah lahir. Jadi bayi manusia mempunyai kemampuan untuk menyusu
sendiri asalkan di biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya setidaknya
selama satu jam segera setelah lahir cara bayi melakukan inisiasi menyusui
dini ini di namakan thebreast crawt atau merangkak mencari panyudara,
( Roesli, 2008 )
Bayi yang baru di lahirkan biasanya di pisahkan dulu dari ibunya
untuk di bersihkan dan di timbang seperti prosedur yang di lakukan banyak
rumah sakit kemudian di beri susu formula padahal sebenarnya ini tidak
dilakukan karena program pemberian ASI Eklusif sudah cukup lama di
anjurkan pemerintah, tapi kenyataannya masih banyak rumah sakit/ BPS yang
memberikan susu formula langsung setelah bayi di lahirkan yang
mengakibatkan bayi kehilangan kesempatan inisiasi menyusui dini tersebut di
atas, yang bisa saja membawa dampak buruk bagi kesehatan bayi dimasa yang
akan datang. ( Utami, 2007 )
Segera susui bayi setelah lahir maximal setengah jam pertama setelah
persalinan.
Hal ini merupakan titik awal yang paling penting apakah bayi nantik
akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon
34
pembuatan ASI antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan
menurun setelah satu jam persalinan yang di sebabkan oleh lepasnya plasenta.
Menyusui segera setelah bayi lahir merupakan untuk keberhasilan penerapan
ASI eklusif. Keuntungan yang di peroleh bayi mencakup aspek psikologi,
fisiologis ( perdarahan post partum berkurang, proses involusio di percepat)
dan dapat mencegah terjadinya infeksi post partum pada ibu ( Sri Wahyuni,
2004 )
Pilar utam dalam proses menyusui adalah inisiasi menyusui dini atau
lebih di kenakan dengan inisiasi menyusui dini ( IMD ), IMD di defenisikan
sebagai proses membiarkan baik menyusu sendiri setelah kelahiran bayi. Di
letakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari
putting untuk menyusui jangka waktunya adalah sesegera mungkin setelah
melahirkan IMD saat penting tidak hanya untuk bayi namun juga untuk ibu
dengan demikian, sekitar 22 % angka kematian bayi setelah lahir pada satu
bulan pertama dapat ditekan. Bayi di susui selama 1 jam atau lebih segera
setelah lahir. Hal tersebut juga penting dalam menjaga produktifitas ASI.
Isapan bayi penting dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin yaitu
hormon yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Isapan itu
akan meningkatkan produksi 2 kali lipat.
2. Tahapan Menyusui
Menurut Roesli ( 2008 ) bayi yang tali pusatnya langsung di
potong, dilap dan langsung di letakkan di perut ibu dengan kulit
bersentuhan dengan memperlihatkan perkembangan yang menarik.
35
Ternyata pada usia 20 menit bayi sudah mulai merangkak di atas perut
ibunya. Pada usia 50 menit bayi sudah bisa menemukan panyudara ibunya
sendiri.
Jika bayi baru lahir segera di keringkan dan di letakkan di atas
perut ibunya dengan kontak kulit kekulit dan tidak di pisahkan dengan
ibunya setidaknya selam satu jam, maka semua bayi akan melalui 5 tahap
( pre-feeding behavior ) selama ia berhasil menyusui ( Roesli, 2008 ) :
a. Dalam 30 menit pertama dalam stedium istirahat/ diam.bayi diam tidak
bergerak sam sekali sesekali bayi membuka matanya terbuka lebar
melihat ibunya. Masa ternang yang istimewa merupakan peralihan dari
keadaan dalam kandungan kekeadaan keluar kandungan.
b. Antara 30- 40 mulai mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau
minum, mencium dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan
cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan
yang di keluar panyudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi
untuk menemukan panyudara dan putting susu ibu.
c. Mengeluarkan air liur, saat menyadari bahwa ada makan di sekitarnya,
bayi akan mulai mengeluarkan air liurnya, menekan di atas perut ibu
tepat di atar rahim guna menghentikan pendarahan. Hal tersebut dapat
membantu mengecilkan kontraksi rahim.
d. Bayi mulai bergerak kearah panyudara. Areola sebagai sasaran, dengan
kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghendakhendakan kepala kedada ibu, menoleh kekanan dan kekiri, serta
36
menyentuh dan meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan
tanganya yang mungil.
e. Menemukan, menjilat dan mengulum puting, membuka mulut lebar
dan melekat dengan baik.
3. Mamfaat Inisiasi Menyusui Dini
Bagi yang di berikan kesempatan menyusui dini akan lebih besar
berhasil menyusui secara ekslusif hingga usia 6 bulan ( Anonimus, 2008 ).
Ketika bayi di letakkan di dada ibunya ia berada tepat di atas rahim ibu.
Hal itu membantu menekan plasenta dam mengecilkan rahim ibu. Dengan
begitu perdarahan akan berhenti karena ada kontraksi rahim. Setiap 2 jam
ada ibu meninggal karena perdarahan. Kalau semua melakukan IMD maka
akan ada angka penurunan perdarahan. IMD berlangsung selama 1 jam
dengan posisi bayi melekat di dada ibunya. Kalau belum melekat keputing
ibunya maka tambahkan satu jam setengan lagi. Ambang nyerinya akan
meningkat sehingga tidak gampang sakit waktu IMD ( Nurhenti, 2010 ).
Mamfaat Inisiasi Menyusui Dini ( Roeli, 2008 ).
a. Mamfaat inisiasi menyusui dini bagi bayi :
1. Mempertahan suhu tubuh bayi tetap hangat
2. Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernafasan dan detak
jantung
3. Kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri normal yang
ada pada ibu.
37
4. Mengatur tingkat kada gula dalam darah, dan biokimia laen dalam
tubuh bayi.
5. Mempercepat keluarnya mekonium
6. Meningkatkan intelektual dan motorik. Saat merangkat mencari
panyudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan dia akan
menjilat- jilat kulit ibu, menelan bakteri “baik” ini akan berkembang
biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri
“jahat” dari lingkungan.
b. Mamfaaat Menyusui Dini Bagi Ibu
1. Meningkat hubungan kasus antara ibu dan bayi
2. Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko
perdarahan pasca melahirkan
3. Memperbasar peluang ibu untuk menetapkan dan melanjutkan
kegiatan menyusui selama masa bayi
4. Meningkat keberhasilan produksi ASI
5. “ bounding “ antara ibu dan bayi akan lebih baik pada 1-2 jam
pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, bayi biasanya tidur
dalam waktu yang lama.
6. Ibu dan ayah akan sangat merasa bahagia bertemu dengan bayinya
untuk pertama kalinya dalam kondisi seperti ini. Bahkan ayah
mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu
pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.
38
4. Inisiasi Menyusui Yang Tidak Tepat
Menurut Roesli ( 2008 ) IMD yang kurang tepat yaitu :
a. Bagitu lahir bayi di letakkan di atas perut ibu yang telah di alasi
kain.
b. Bayi segera di keringkan dengan kain kering. Tali pusat di potong
lalu di ikat
c. Karena takut kedinginan lalu bayi di bungkus dengan selimut bayi
d. Dalam keadaan di bedung bayio di letakkan di atas dada ibu
e. Selanjutnya di angkat dan di susukan pada ibu dengan cara
memasukkan putting susu ibu kemulut bayi
f. Setelah itu bayi di bawa kekamar transisi atau kamar pemulihan (
recover room ) untuk mendapatkan pelanyanan lebih lanjut.
39
5. Inisiasi Menyusui Yang Benar/ Tepat
a. Di anjurkan suami mendampingi ibu saat persalinan
b. Begitu bayi lahir, bayi di letakkan di atas perut ibu yang sudah di
alasi kain kering.
c. Keringkan seluruh tubuh ibu termasuk kepala secepatnya, kecuali
kedua tanganya.
d. Tali pusat di potong lalu di ikat
e. Vernik yang ada di tubuh bayi sebaiknya tidak di bersihkan karena
zat ini membuat nyaman kulit bayi.
f. Tanpa di bedung bayi langsung di tengkurapkan di perut atau dada
ibu dengan kontak kulit ibu dengan kulit bayi, ibu dan bayi di
selimuti bersama- sama. Jika perlu, bayi di berikan topi untuk
mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
g. Bayi di baiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang
bayinya dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksa bayi untuk
keputing susu.
Kondisi - Kondisi Yang Mempengaruhi Proses Bounding Attachment
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat di
pengaruhi oleh kondisi- kondisi sebagai berikut :
a. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya
tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang
40
tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif
dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
b. Tingkat kemampuan, komunikasi ketrampilan dalam merawat anak,
orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada
kemampuan masing- masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat
bayinya maka akan semakin cepat pula bounding attachment terwujud.
c. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman terutama pasangan merupakan faktor
yang juga penting untuk di perhatikan karena dengan adanya dukungan
dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat/ dorongan
positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh
kepada bayinya.
d. Kedekatan orang tua ke anak
Dngan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat
terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin
terwujud diantara keluarganya.
e. Kesesuian antara orang tua dan anak ( keadaan anak, jenis kelamin )
Anak akan lebih mudah di terima oleh anggota keluarga yang lain
ketika keadaan anak sehat/ normal dan jenis kelamin sesuai dengan
yang di harapkan.
41
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Cara-cara untuk melakukan bounding attachment beraneka ragam agar
terjalinnya kontak dini antara bayi dan ibu seperti : ASI eklusif, Rawat
Gabung, Kontak Mata, Suara, Aroma, Entrainment, Bioritme, Inisiasi
Menyusui Dini, ( Kenell,1982 )
Adapun kerangka konsep penelitian sebagai berkut :
Variabel independent
variabel dependen
ASI Eklusif
Rawat Gabung
Bounding Attachment
IMD
Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian
42
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Devenisi Operasional
No
Variabel
Devenisi
penelitian
operasional
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala ukur
Kuesioner
-ada
Ordinal
Dependent
1.
Bounding
Bounding
Menyebar
attachment
attachment
kuesioner,
terjadi
-tidak ada
pada ada X > 4.18
IV, Tidak ada X ≤
kala
dimana
di 4. 18
adakan
kontak antara
ibu dan bayi
berada dalam
ikatan kasih.
Variabel independent
1
ASI eklusif
Memberikan
ASI
Menyebar
saja kuesioner
tanpa makan Ya
tambahan
lain
bayi
Kuesioner
- tidak
24
responden
kepada Tidak
sejak responden
- ya,
14
Ordinal
43
lahir sampai
dengan pada
saat
di
lakukan
penelitian
2.
Rawat
Dengan
Menyebar
Gabung
melakukan
kuesioner
rawat gabung ada
merupakan
salah
Kuesioner
-ada
Ordinal
-tidak ada
25
responden dan
satu tidak ada 13
cara agar ibu responden.
dan
bayi
terjalin
proses lekat.
3
IMD
Segera susui Menyebar
bayi
setelah kuesioner
lahir
ada
maksimal
responden
setengah jam tidak
pertama
setelah
pesalinan.
/
Kuesioner
responden
-Ada
-Tidak
21
17
Ordinal
44
BAB IV
METODE PENELITIAN
I.
Desain Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross
sectional untuk mengetahui gambaran pelaksaan bounding attachment di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh.
II.
Tempat Dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda
Aceh .
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di rencanakan pada bulan juli 2013.
III.
Populasi dan sampel,
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu- ibu pasca bersalin di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak
b. Sampel
Jumlah sampel tersebut di tentukan dengan menggunakan rumus
Lemesho dibawah ini.
45
Keterangan :
n: besar sampel
z: derajat kemaknaan 95% (1,96)
P: proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak di ketahui
proporsinya, ditetapkan 5% (0,5).
d2: derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 5 %
(0,05).
Q : (1-P).
(Lomeshow 1990) berdasarkan perhitungan rumus diatas maka besar
sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut :
orang
Sehingga besar sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak
38 sampel. Tehnik accidental sampling yaitu dilakukan dengan pengambilan
responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat. (Notoadmodjo, 2005).
Kriteria sampel yang diharapkan yaitu : ibu- ibu pasca melahirkan yang bersedia
menjadi respoden, bisa membaca dan menulis.
46
IV.
Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dengan 5 pertanyaan mengenai bounding attachment dan 1
pertanyaan tentang Rawat Gabung, 1 pertanyaan tentang ASI Eklusiaf, dan
1 petanyaan tentang IMD. Masing-masing pertanyaan bila jawabannya
benar di beri nilai 1 dan jika jawabannya salah di beri nilai 0.
V.
Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
a. Jenis Pengumpulan Data
a) Data Primer
Yaitu data yang di dapatkan oleh peneliti dengan menyebarkan
kuesioner secara langsung kepada responden.
b) Data Sekunder
Yaitu data yang di dapatkan oleh peneliti secara tidak langsung
dalam penelitian yang sedang di lakukan dan data tersebut di
dapatkan dari pihak rumah sakit.
b. Cara Pengumpulan Data
Metode pengolahan data di lakukan melalui suatu proses dengan
tahap yang di kemukakan oleh Arikunto ( 2006 ) sebagai berikut :
a) Editing data ( memeriksa ), yaitu di lakukan setelah semua data
terkumpul melalui pengecekan daftar isian. Tahap ini bertujuan
untuk memeriksa kelengkapan isian data
47
b) Coding , memberi kode pada data yang di peroleh
c) Transferring (mentrasfer data ), yaitu tahap untuk memindahkan
data kedalam table pengolahan data.
d) Tabulating (dalam bentuk table ), data adalah melakukan
klarifikasi data, yaitu mengelompokkan data variabel masingmasing berdasarkan kuesioner untuk di masukkan kedalam table.
VI.
Analisis data
Analisis data di dapatkan dari :
1). Analisa Univariat
Data yang di peroleh dari kuesioner di masukkan dalam distribusi
frekuensi, kemudian di tentukan persentasenya untuk tiap-tiap
katagori. Rumus yang di gunakan untuk menghitung rata-rata yaitu :
̅
Keterangan :
X = nilai rata-rata semua responden
∑x = nilai semua responden
n
= jumlah sampel ( populasi )
Analisa univariat di lakukan untuk mengetahui frekuensi dari
masing-masing variabel yang telah di teliti dengan menggunakan distribusi
frekuensi. Untuk perhitungan persentase dari masing- masing variabel di
gunakan rumus ( Machfoedz, 2009 ).
48
Keterangan :
P
: persentase
F1 : frekuensi
N : sampel
100% : di bilang tetap
Download