Pendahuluan Dalam literatur akuntansi manajerial, perilaku biaya merupakan hal yang penting sebelum pengambilan keputusan oleh manajemen. Dengan manajemen mengetahui tentang perilaku biaya, manajemen diharapkan mampu untuk memutuskan pada saat kapan biaya dibiarkan bertambah dan pada saat kapan biaya akan disesuaikan. Bila manajemen tidak tepat atau terlambat mengambil keputusan berkaitan dengan perilaku biaya, maka biaya tersebut akan menjadi inefisiensi atau menjadi tidak terkendali. Biaya secara tradisional dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya tidak berhubungan dengan perubahan input/output secara proporsional, tetapi biaya variabel dipengaruhi perubahan input/output. Biaya semi-variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi volume sumber daya tapi tidak proporsional (Pervan dan Pervan, 2011). Pengaruh tidak proposional tersebut merupakan perilaku biaya, dimana besarnya perubahan biaya tergantung pada perubahan tingkat aktifitas. Akan tetapi, beberapa dugaan bahwa biaya meningkat lebih tinggi saat volume aktivitas meningkat dibanding penurunan biaya saat volume aktivitas menurun (Anderson et al., 2003). Perilaku biaya ini disebut sticky. Menurut Weiss (2010), perilaku sticky cost mengurangi tingkat akurasi peramalan laba. Hal ini terjadi ketika pendapatan menurun tetapi biayanya menjadi tetap atau sticky, dengan kata lain laba yang dihasilkan juga akan berkurang. Oleh karena adanya sticky cost, manajemen perusahaan harus mampu mencapai pendapatan yang tinggi untuk memperoleh laba. Selain sticky cost terjadi pada industri manufaktur seperti pada penelitian Hidayatullah (2011), sticky cost juga terjadi pada sektor pertanian (Argiles dan Balndon, 2009), industri penerbangan (Cannon, 2011), namun juga pada sektor jasa yaitu rumah sakit (Balakrishnan dan Gruca, 2008) dan bank (Porporato dan Werbin, 2010). Pada tahun 2004-2009 di negara Argentina, Brasil, dan Kanada telah dilakukan penelitian tentang adanya perilaku sticky cost pada perbankan di negara tersebut (Porporato dan Werbin, 2010). Bank dengan proporsi biaya tetap yang lebih tinggi seperti Brasil, akan menunjukkan penurunan biaya yang lebih rendah ketika pendapatan menurun. Bank dengan tingkat intensitas asetnya yang lebih tinggi seperti Kanada, akan menunjukkan penurunan biaya yang lebih tinggi ketika pendapatan menurun. Kemudian bank-bank yang beroperasi di lingkungan ekonomi yang tidak menentu seperti Argentina, akan menunjukkan kenaikan biaya terendah ketika pendapatan meningkat dan begitu juga pengurangan biaya terendah 1 ketika pendapatan menurun. Sementara di Indonesia sebagai negara berkembang berpontensi terindikasi sticky cost pada perbankan seperti yang dilakukan oleh Porporato dan Werbin (2010) di negara-negara berkembang tersebut. Sementara itu perbankan di Indonesia sedang mengalami inefisiensi pada tahun 2011 (Koran Kompas, 17 Maret 2011). Padahal pada kenyataannya pemahaman mengenai perilaku biaya dalam pengelolaan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya perusahaan (Rahmadi, 2012). Selain itu Anderson et al (2006) mengatakan apabila suatu perusahaan inefisiensi berarti perusahaan tersebut sticky dan apabila inefisiensi tinggi maka sticky cost tinggi. Atas dasar fenomena adanya inefisiensi pada perbankan maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI). Anderson et al (2003); Windyastuti dan Biyanto (2005); Anderson et al (2006); Weiss (2010); Hidayatullah et al (2011); Pradipta (2014) mengatakan bahwa perusahaan yang dalam periode laba yang tepat untuk diuji, karena saat perusahaan rugi sudah pasti perusahaan tersebut terdapat perilaku sticky cost. Penelitian ini juga dirancang untuk mengembangkan penelitian Anderson et al (2003) yang menguji sticky cost secara sempit, yaitu di industri yang memiliki struktur biaya yang hampir mirip. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan hanya dalam satu industri yang kegiatan utama dan produknya hampir sama yaitu bank. Kegiatan utama bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Sampai saat ini studi yang dirancang untuk menguji apakah sticky cost terjadi di perusahaan jasa masih sangat sedikit terutama bank, yang merupakan industri yang sangat menarik karena adanya fenomena inefisiensi pada perbankan. Pada penelitian sebelumnya Pradipta (2014) menemukan bahwa sektor keuangan di Indonesia dimana bank juga ada didalamnya, terdukung secara empiris memiliki indikasi perilaku anti-sticky. Sehingga penelitian ini diharapkan akan lebih fokus. Untuk menemukan adanya indikasi sticky cost, maka dibutuhkan data yang digunakan sebagai proksi biaya dan relevant drivers. Penelitian ini menggunakan biaya administrasi dan umum sebagai proksi biaya operasional dan pendapatan sebagai proksi relevant drivers. Biaya administrasi dan umum dipilih karena bersifat semi-variabel. Pendapatan dipilih karena perbankan bergerak dalam bidang jasa dan volume aktivitas tidak dapat terobservasi langsung. 2 Penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut: apakah terjadi sticky cost pada biaya administrasi, dan umum pada perbankan di Indonesia yang terdaftar dalam BEI? Apabila sticky cost terdukung secara empiris terjadi pada perbankan di Indonesia, hal ini dapat dijadikan pertimbangan oleh manajer dalam mengelola dan pengambilan keputusan khususnya terkait dengan keputusan biaya dan juga bisa dijadikan pengembangan literatur mengenai perilaku sticky cost bagi akademisi. 3 Landasan Teori Konsep Sticky Cost Biaya dikatakan sticky jika besarnya kenaikan biaya dihubungkan dengan kenaikan volume lebih besar dibanding besarnya penurunan biaya dihubungkan dengan penurunan volume yang ekuivalen (Cooper dan Kaplan, 1998). Pada awalnya yang memperkenalkan konsep sticky cost yaitu studi Malcom (1991), menunjukkan bahwa “banyak biaya-biaya baru cenderung yang memiliki karakter agak nonvariabel, yaitu tidak sebanding dengan perubahan aktivitas.” Sebagai contoh adalah biaya operasional. Sebuah bank ingin menaikan pendapatannya dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, bank memerlukan pegawai tambahan. Pegawai tambahan ini akan menambah biaya operasional, dan diharapkan pendapatan perusahaan juga akan naik. Apabila pendapatan naik, maka secara otomatis biaya operasional akan naik. Tetapi saat pendapatan turun, manajer tidak bisa mengurangi pegawainya secara langsung. Inilah yang menyebabkan biaya operasional sulit untuk turun ketika pendapatan turun. Kondisi biaya seperti inilah yang disebut dengan sticky cost. Karena perbankan merupakan industri jasa, maka hal yang perlu diteliti salah satunya adalah biaya SDM. Biaya pegawai perbankan secara umum memberikan sumbangan yang besar kepada biaya administrasi dan umum. Situasi yang tidak menguntungkan tersebut akan diperberat dengan adanya kenaikan biaya operasional sebagai wujud dari Peraturan Bank Indonesia nomor: 13/25/PBI/2011, yang menyatakan prinsip kehati-hatian bagi bank umum dalam penggunaan tenaga alih (outsourcing) untuk pekerjaan inti. Kebijakan ini mendorong perbankan merekrut pegawai tetap lebih banyak lagi. Dengan perekrutan pegawai tetap baru, maka biaya administrasi dan umum perusahaan akan meningkat. Padahal saat terjadi penurunan volume aktivitas, perusahaan tidak bisa langsung melakukan pemecatan pegawai baru atau dengan kata lain tetap mempertahankan sumberdaya (Windyastuti, 2010). Dengan demikian perusahaan akan mengalami sticky cost dan tetap membayar gaji pegawai meskipun pegawai tersebut tidak bekerja secara maksimal. Biaya menyesuaikan dengan perubahan volume sumber daya yang sudah dipesan manajer, sedangkan volume sumber daya dipengaruhi permintaan yang fluktuatif. Penyesuaian biaya tersebut dilakukan secara sengaja oleh manajer. Sehingga manajer perlu 4 hati-hati dalam perencanaan pesanan sumberdaya, yaitu menunda pesanan sampai mendapat kepastian permintaan yang turun (Anderson et al., 2003). Pengembangan Hipotesis Sticky Cost Pada Perbankan Literatur sticky cost menunjukkan bahwa besarnya perubahan dalam biaya tidak hanya tergantung pada besarnya perubahan pada driver biaya, tetapi juga dari arah perubahan naik turunnya. Namun, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa biaya tidak semuanya sticky, perilaku ini tergantung pada beberapa faktor seperti industri, ekonomi, dan lingkungan (Porporato dan Werbin, 2010). Menurut Windyastuti (2010) sticky cost terjadi karena pertama, ketidakseimbangan penyesuaian sumberdaya yaitu lebih lambat dalam proses penyesuaian yang menurun dibanding proses penyesuaian yang meningkat. Kedua, manajer cenderung memilih tetap mempertahankan sumberdaya yang tidak terpakai daripada melakukan pengurangan sumber daya ketika aktivitas menurun. Hal ini terjadi karena biaya untuk mempertahankan sumberdaya tak terpakai lebih kecil daripada melakukan pengurangan sumberdaya. Penelitian ini mengajukan argumentasi: dalam bank jika jumlah biaya adalah sticky, maka ketika jumlah pendapatan meningkat secara proporsional total biaya meningkat juga, dan ketika pendapatan mengalami penurunan secara proporsional maka total biaya turun juga, tapi dalam proporsi yang lebih rendah. Ini berarti jika jumlah biaya adalah sticky, maka besarnya kenaikan terkait dengan peningkatan volume lebih besar daripada besarnya penurunan terkait dengan penurunan volume (Porporato dan Werbin, 2010). Pada penelitian terdahulu, Windyastuti dan Biyanto (2005) membuktikan bahwa kenaikan biaya administrasi dan umum (biaya operasional) pada saat pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding penurunan biaya administrasi dan umum pada saat pendapatan bersih turun. Biaya administrasi dan umum akan meningkat apabila aktivitas perusahaan meningkat, dan belum tentu menurun apabila aktivitas perusahaan menurun. Kalaupun itu menurun, penurunannya lebih sedikit dibandingkan kenaikannya. Pada saat perusahaan mengalami ketidakpastian tentang permintaan outputnya, dan perusahaan harus melakukan penyesuaian biaya maka dalam hal ini perusahaan harus memilih melakukan pengurangan sumber daya atau menunda pengurangan sumber daya. Manajer akan cenderung untuk 5 memilih menunda pengurangan sumber daya dalam bidang operasional meliputi biaya administrasi dan umum (Anderson et al., 2003). Kelengketan biaya administrasi dan umum terjadi jika manajer memutuskan untuk lebih mempertahankan sumber daya yang tidak dimanfaatkan daripada dikenakan biaya penyesuaian ketika pendapatan menurun. Keputusan ini diambil karena manajer menghindari adanya PHK. Penelitian ini akan menguji sticky cost pada biaya operasional dengan membandingkan biaya operasional dalam hal ini biaya administrasi dan umum terhadap pendapatan operasional saat mengalami peningkatan dan saat mengalami penurunan. H1: Kenaikan biaya administrasi dan umum saat pendapatan naik lebih besar dibandingkan dengan penurunan biaya administrasi dan umum saat pendapatan turun. 6 Metode Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi PT. BURSA EFEK INDONESIA berupa laporan keuangan perusahaan periode 2009-2012. Populasi penelitian ini adalah perbankan-perbankan di Indonesia. Sampel yang digunakan adalah perbankan-perbankan yang terdaftar di website resmi PT. BURSA EFEK INDONESIA yang melaporkan laporan keuangan pada periode 2009-2012.Pertimbangan lainnya karena dalam rentang periode tersebut terdapat kondisi dimana sebagian besar perbankan mengalami inefisiensi biaya penjualan, administrasi dan umum akibat adanya biaya-biaya yang sulit ditekan. Pengambilan data dengan metode purposive sampling yaitu dengan kriteria: 1. Perbankan yang menjual sahamnya pada PT. Bursa Efek Indonesia 2. Perbankan yang mempublikasikan laporan keuangannya pada periode 2009-2012 3. Perbankan yang memuat biaya penjualan administrasi dan umum dan pendapatan dari tahun 2009-2012 Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini ada 3 jenis variabel yang digunakan yaitu biaya administrasi dan umum, pendapatan, dan variabel decreased dummy. Decreased Dummy mempunyai fungsi untuk mendeskriminankan saat pendapatan naik dan saat pendapatan turun. Biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang timbul secara langsung dalam rangka penjualan barang dan timbul dalam kegiatan administrasi atau operasi umum perusahaan. Di dalam perbankan, biaya administrasi dan umum ini biasa disebut sebagai biaya operasional. Sementara pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (IAI, 2007). 7 Metode Analisis Sebuah model empiris memungkinkan pengukuran respon dari biaya administrasi dan umum terhadap kontemporer perubahan pendapatan dan membedakan antara periode saat pendapatan naik dan pendapatan menurun. Untuk menguji sticky cost, Anderson (2003) memperkenalkan interaksi antar variabel Decreased Dummy (DECRDUM) yang mengambil nilai 1 jika pendapatan menurun antara periode t-1 dan t, dan nilai 0 jika sebaliknya. Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1]=β0+β1log[Revenuei,t/Revenuei,t-1] +β2*DECRDUMi,t*log[Revenuei,t/Revenuei,t-1]+εi,t A&Ui,t = Biaya Administrasi dan Umum pada tahun t A&Ui,t-1 = Biaya Administrasi dan Umum pada tahun t-1 Revenuei,t = Pendapatan pada tahun t Revenuei,t-1 = Pendapatan pada tahun t-1 DECRDUMi,t = Variabel Dummy periode pendapatan naik dan periode pendapatan turun. Untuk menganalisis data digunakan alat bantu statistik berupa program SPSS (Statistic Package for Sosial Science) dengan menggunakan pengujian regresi berganda. Hipotesis 1 diterima apabila β1> 0 dan β2< 0, atau jika β1 + β2< β1, ini menunjukkan bahwa kenaikan biaya administrasi dan umum pada saat pendapatan naik lebih tinggi dibandingkan penurunan biaya administrasi dan umum pada saat pendapatan turun. Ini berarti biaya administrasi dan umum bersifat sticky. 8 PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari website resmi PT. BURSA EFEK INDONESIA selama periode 2009-2012. Sampel diambil dari perbankan yang menerbitkan laporan keuangan pada periode tersebut. Berikut tabel pemilihan sampel. Tabel 1 Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah Populasi perbankan 29 (Sampel tidak tepilih) 0 Sampel perbankan 29 Sampel data 87 Outliner 2 Total data 85 Sumber: Data olah 2014 Statistik Deskriptif Berikut ini merupakan tabel statistik deskriptif Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum dan Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada perbankan. 9 Tabel 2 Deskriptif Statistik Perbankan Rata-rata (Milyar Rupiah) Sampel Mengalami Penurunan Sampel Mengalami Kenaikan % Penurunan % Kenaikan Perubahan Biaya Administrasi & Umum Tahun 2010/2009 196 2 27 7% 93% Perubahan Biaya Administrasi & Umum Tahun 2011/2010 244 2 27 7% 93% Perubahan Biaya Administrasi & Umum Tahun 2012/2011 192 6 23 21% 79% Perubahan Pendapatan Tahun 2010/2009 1.073 4 25 14% 86% Perubahan Pendapatan Tahun 2011/2010 1.128 5 24 17% 83% Perubahan Pendapatan Tahun 2012/2011 1.287 1 28 3% 97% Sumber: Data olah 2014 Berdasarkan tabel 2 rata-rata perubahan biaya administrasi dan umum mengalami kenaikan sebesar Rp 196 milyar pada periode 2009-2010. Perbankan yang mengalami kenaikan berjumlah 27 dan 2 bank yang mengalami penurunan. Dengan jumlah tersebut, maka persentase kenaikan sebasar 93% dari total sampel. Pada periode ini perbankan juga mengalami kenaikan rata-rata pendapatan sebesar Rp 1.073 milyar dari 28 bank yang mengalami kenaikan. Sehingga persentase kenaikan pendapatan sebesar 97% dari total sampel. Pada periode 2010-2011 rata-rata perubahan biaya administrasi dan umum mengalami kenaikan sebesar Rp 244 milyar dengan persentase 93% dari total sampel yang mengalami kenaikan. Sedangkan pendapatan pada periode ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp 1.128 milyar. Terdapat 24 bank yang mengalami kenaikan pendapatan dengan persentase 83% dan 5 bank mengalami penurunan dengan persentase 17% dari total sampel. Kenaikan rata-rata perubahan biaya administrasi dan umum pada periode 2011-2012 sebesar Rp 192 milyar dengan persentase kenaikan 79% dari total sampel. Terdapat 6 bank 10 yang mengalami penurunan dan 23 bank mengalami kenaikan biaya administrasi dan umum. Kemudian perubahan pendapatan pada periode 2011-2012 mengalami kenaikan sebesar Rp 1.287 milyar. Persentase perubahan pendapatan 97% dari total sampel dimana 1 bank mengalami penurunan dan 28 bank mengalami kenaikan. Pengujian Hipotesis Untuk menguji apakah terdapat adanya indikasi sticky cost, maka dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Tabel 3 Hasil Uji Regresi Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) 0.056 0.01 Pendapatan 0.18 0.097 Periode -0.083 0.267 a. Dependent Variable: Biaya Sumber: Data olah 2014 Tabel 3 menunjukkan bahwa, β1 sebesar 0.180 sehingga ketika terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1% maka biaya administrasi dan umum akan naik sebesar 0.180%. Kemudian β2 menunjukkan angka sebesar -0.083, ini berarti ketika pendapatan turun 1% maka biaya administrasi dan umum akan turun 0.097% (0.180-0.083). Hal ini mendukung hipotesis dimana saat pendapatan naik sebesar 1% maka biaya administrasi dan umum akan naik sebesar 0.180% atau β1 > 0 , dan apabila pendapatan turun sebesar 1% maka biaya administrasi dan umum hanya akan turun 0.097% atau β1+β2 < β1. Temuan ini mendukung hipotesis bahwa besaran kenaikan biaya administrasi dan umum pada saat pendapatan naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat pendapatan turun. Hal ini berarti terdapat perilaku sticky cost pada biaya administrasi dan umum pada sektor perbankan di Indonesia dan hipotesis diterima. Setelah melakukan pengujian dan terdapat perilaku sticky cost pada perbankan, maka akan dilihat apakah ada sinyal-sinyal inefisiensi dimana perbankan memiliki perilaku sticky cost. Sementara Anderson et al (2006) mengatakan apabila suatu perusahaan inefisiensi berarti perusahaan tersebut sticky dan apabila inefisiensi tinggi maka sticky cost tinggi. 11 Tabel 4 Pergerakan Biaya Tahun Perubahan Pendapatan (Milyar Rupiah) Pergerakan Perubahan Biaya Administrasi & Umum Rata-rata (Milyar Rupiah) Pergerakan 2010/2009 1.073 - 196 - 2011/2010 1.128 Naik 244 Naik 2012/2011 1.287 Naik 192 Turun Sumber: Data olah 2014 Dari tabel 4 terlihat bagaimana respon biaya pada saat pendapatan mengalami kenaikan. Pada tahun 2011/2010 perubahan pendapatan dan biaya sama-sama mengalami kenaikan dengan selisih perubahan pendapatan sebesar Rp 55 milyar dan selisih perubahan biaya administrasi dan umum sebesar Rp 48 milyar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012/2011 perubahan pendapatan tetap naik dari tahun sebelumnya sementara perubahan biaya penjualan, administrasi dan umum turun dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa respon biaya tidak mengikuti pendapatan saat mengalami kenaikan, atau dapat dikatakan biaya tidak stabil dari periode sebelumnya. Anderson et al (2006) mengatakan bahwa biaya seharusnya mengikuti pergerakan pendapatan secara proporsional, dan apabila tidak bergerak secara proporsional maka hal ini dapat memberikan sinyal adanya inefisiensi biaya. Inefisiensi biaya juga bisa dilihat dari kondisi biaya yang tidak stabil dari satu periode ke periode berikutnya (Gómez-gallego et al, 2012). Dalam hal ini perbankan pada tahun 2012/2011 mengalami pergerakan biaya yang tidak proporsional dan kondisi biaya yang tidak stabil dari periode sebelumnya, ini memberikan sinyal adanya inefisiensi biaya pada perbankan. Sementara itu Anderson et al (2006) menyatakan bahwa inefisiensi biaya adalah akibat manager yang tidak mampu menyesuaikan biaya dengan baik, atas dasar pergerakan pendapatan yang kemudian mengakibatkan tingkat sticky cost yang tinggi. 12 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa biaya administrasi dan umum merupakan biaya sticky yang berarti kelengketan biaya terjadi pada perbankan di Indonesia. Dimana besaran kenaikan biaya administrasi dan umum pada saat pendapatan naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat pendapatan turun. Temuan ini sesuai dengan penelitian Porporato dan Werbin (2010) yang mengemukakan adanya perilaku sticky cost pada perbankan di suatu negara. Penelitian ini juga menemukan adanya sinyal-sinyal inefisiensi pada tahun 2012/2011 dimana juga terdapat perilaku sticky cost pada perbankan. Pada tahun tersebut pergerakan biaya tidak proporsional terhadap pendapatannya sementara biaya seharusnya mengikuti pergerakan pendapatan secara proporsional (Anderson et al, 2006) . Sehingga mendukung penelitian Anderson et al (2006) yang menyatakan inefisiensi biaya disebabkan oleh manager yang tidak mampu menyesuaikan biaya dengan baik, atas dasar pergerakan pendapatan yang kemudian mengakibatkan tingkat sticky cost yang tinggi. Implikasi Dengan adanya bukti bahwa perilaku sticky cost terjadi di perbankan di Indonesia, diharapkan para manajer tepat atau tidak terlambat mengambil keputusan berkaitan dengan perilaku biaya, sehingga biaya tersebut akan menjadi efisien atau menjadi dapat dikendalikan. Bagi akademisi dapat digunakan sebagai pengembangan literatur mengenai sticky cost terutama pada perusahaan jasa. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan hanya mengambil seluruh perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) tanpa membedakan antara bank pemerintah dengan bank swasta. Saran Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk membedakan antara bank pemerintah dengan bank swasta, sehingga dapat dibandingkan perilaku sticky cost bank pemerintah dengan bank swasta. 13 DAFTAR PUSTAKA Anderson, MC., Banker, RD., and Janakiraman, SN. 2003, “Are Selling, General, and Administrative Cost “Sticky”?”,Journal of Accounting Research, Vol. 41, No. 1. Anderson, MC., Banker, RD., and Janakiraman, SN., Huang, R., 2006, “Cost Behavior and Fundamental Analysis of SG&A Costs”, AAA 2007 Management Accounting Section(MAS) Meeting Paper. Argilés, JM., Blandón, JG., 2009, "Cost Stickiness Revisited: Empirical Application for Farms", REVISTA ESPAÑOLA DE FINANCIACIÓN Y CONTABILIDAD, Vol. XXXVIII. Balakrishnan, R..,and Thomas G., 2008. “Cost Stickiness and Core Compentency: A Note”, Working Paper, The University of Iowa, Iowa City. “BI Akan Mengatur Gaji Para Bankir”, Koran Kompas, 17 Maret, 2011 Cannon, JN., 2011, “Determinants of „Sticky Costs': An Analysis of Cost Behavior Using United States Air Transportation Industry Data”, Accounting Section (MAS) http://ssrn.com/abstract=1895615 Meeting Paper. AAA 2012 Management Available at SSRN: or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1895615 Cooper, R. and R. Kaplan, 1998, The Design of Cost Management System: Text, Cases, and Readings, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Gómez-gallego, JA., Gómez-garcía, J., Pérez-cárceles, MC, 2012, "Appropriate Distribution of Cost Inefficiency Estimates as Predictor of Financial Instability", Estudios Economia Aplicada, Vol. 30-3. Hidayatullah, IJ., Utami, W., Herliansyah, Y., 2011, "Analisis Perilaku Sticky Cost dan Pengaruhnya Terhadap Prediksi Laba Menggunakan Model Cost Variability dan Cost Stickiness (CVCS) Pada Emiten Di Bei Untuk Industri Manufaktur", SNA, Available at SNA: sna.akuntansi.unikal.ac.id/makalah/029-AKPM-45.pdf Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. 14 Malcom, RE., 1991, “Overhead Control Implications of Activity Costing”. Accounting Horizons, December, pp. 69-78. Pervan, M., Pervan, I., 2011, “Analysis of Sticky Costs: Croatian Evidence”, ISBN, 9. Porporato, M., Werbin, E., 2010,“Active Cost Management in Banks: Evidence of Sticky Costs in Argentina, Brazil and Canada”, AAA 2011 Management Accounting Section (MAS) Meeting Paper. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1659228 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1659228 Pradipta, D., 2014, “Bukti Dan Variasi Tingkatan Perilaku Sticky Cost Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei”, Universitas Kristen Satya Wacana Rahmadi, WA., 2012, “Apakah Biaya Operasional Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sticky?”,Working paper, Universitas Kristen Satya Wacana Institutional Repository Available at http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/738 Walpole, Ronald, E., Myers, RH., 1986, Ilmu peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan, ITB, Bandung Weis, D., 2010, “Cost Behavior And Analysts‟ Earnings Forecast”. The Accounting Review Vol. 85, No. 4. Windyastuti, Biyanto, F., 2005, “Analisis Perilaku Kos: Stickiness Kos Pemasaran, Administrasi & Umum Pada Penjualan Bersih (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. SNA VIII, Solo Windyastuti, 2010, “Stckiness Kos Produksi dan Non-Produksi (Studi Pada Perusahaan Plastik dan Kaca yang Terdaftar di BEJ)”, Buletin Ekonomi,Vol.8, No. 3, hal 170268 15 Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 AGRO BABP BACA BAEK BBCA BBKP BBNI BBNP BBRI BBTN BCIC BDMN BEKS BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSIM BSWD BTPN BVIC MAYA MCOR MEGA NISP PNBN SDRA Emiten PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk PT. Bank ICB Bumi Putra Tbk PT. Bank Capital Indonesia Tbk PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk PT. Bank Central Asia Tbk PT. Bank Bukopin Tbk PT. Bank Negara Indonesia Tbk PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia TBK PT. Bank Tabungan Negara Tbk PT. Bank Mutiara Tbk PT. Bank Danamon Indonesia Tbk PT. Bank Pundi Indonesia Tbk PT. Bank Kesawan Tbk PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Bumi Arta Tbk PT. Bank CIMB Niaga Tbk PT. Bank Internasional Indonesia Tbk PT. Bank Permata Tbk Pt. Bank Sinar Mas Tbk PT. Bank Swadesi Tbk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT. Bank Victoria International Tbk PT. Bank Mayapada International Tbk PT. Bank Windu Kentjana International Tbk PT. Bank Mega Tbk PT. Bank NISP OCBC Tbk PT. Bank Pan Indonesia PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk Lampiran 2 Sampel Data No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 AGRO BABP BACA BAEK BBCA BBKP BBNI BBNP BBRI BBTN BCIC BDMN BEKS BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSIM BSWD BTPN BVIC MAYA MCOR MEGA NISP PNBN SDRA Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1] 2010/2009 2011/2010 2012/2011 0,013490533 0,034871082 -0,000818089 0,036202369 0,04821819 -0,060668441 0,193844477 0,071766929 -0,043698579 0,047653011 -0,025919041 0,158824179 0,071661733 0,057040815 0,071701819 0,083175774 0,02723618 0,044000856 0,077099334 0,087917569 0,064378404 0,153015257 0,017687961 0,116262936 0,102852708 0,08110147 0,048084464 0,118923053 0,126138288 0,09148059 0,013125367 0,090604251 -0,080076579 0,01381717 0,082798208 0,041378764 -0,013063285 0,332373201 0,184929064 0,040630767 0,083849744 0,233860112 0,101850915 0,080244017 0,09858901 0,025123179 0,094591325 0,084046909 0,117253537 0,094695502 0,025852908 0,078392896 0,042113775 0,030988611 0,070810136 0,10637333 0,064235901 0,085828431 0,14071423 0,193846928 0,093708487 -0,035822055 0,00895184 0,055556975 0,14197189 0,108530358 -0,135070343 0,091771788 0,093079422 0,074013603 0,038631267 0,100405958 0,127591881 0,233656789 -0,008145306 0,106503499 0,143358637 0,068415297 0,000855033 0,05136563 0,00764114 0,154916466 0,177498274 -0,117834653 0,132026311 0,120669323 0,044323402 Log[Revenuei,t/Revenuei,t-1] 2010/2009 2011/2010 2012/2011 0,015295768 -0,017904991 0,007791814 0,04309052 -0,006625074 -0,073621032 0,193565071 0,083242522 0,045657633 -0,040048633 0,003298305 0,042792151 0,077937417 -0,017024712 0,039230155 0,023205943 0,081826925 0,042194857 0,03775371 0,038409387 0,041779465 0,0470312 0,146271914 0,083124257 0,11372654 0,03155779 0,031515596 0,066493937 0,062503913 0,065896566 0,04439178 -0,253060959 0,250486145 0,050440521 0,035960243 0,193305946 -0,132166486 0,350530708 0,535503977 0,024453171 0,094963131 0,08879868 0,05189831 0,077597118 0,042673095 0,033692727 0,047981281 0,076175326 0,039975565 0,091404346 0,044911606 0,03678038 0,077692922 0,056705283 -0,004006802 0,105115628 0,069242827 0,117114148 0,585687445 0,098672096 0,022058124 0,002871132 0,059920682 0,158331822 0,125128629 0,09714697 0,123989011 -0,035722708 0,098194353 0,060094019 0,107571354 0,10317626 0,155962032 0,128358129 0,082789835 0,03298432 0,111057838 0,026906883 -0,005774014 0,103350338 0,075756461 0,019279902 0,121527823 0,042557026 0,116312714 0,122743978 0,140263159 DECRDUMi,t*log[Revenuei,t/Revenuei,t-1] 2010/2009 2011/2010 2012/2011 0 -0,017904991 0 0 -0,006625074 -0,073621032 0 0 0 -0,040048633 0 0 0 -0,017024712 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,253060959 0 0 0 0 -0,132166486 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,004006802 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,035722708 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,005774014 0 0 0 0 0 0 0 0 Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik A. Uji multikolinearitas Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Coefficients Std. Error Beta (Constant) .056 .010 Pendapatan .180 .097 -.083 .267 Periode Collinearity Statistics t Sig. Tolerance 5.423 .000 .238 1.857 .067 .707 1.415 -.040 -.309 .758 .707 1.415 a. Dependent Variable: Biaya Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai semua nilai VIF<10 ini berarti tidak terjadi multikolonieritas. Dan menyimpulkan bahwa uji multikolonieritas terpenuhi. B. Uji Autokorelasi b Model Summary Model 1 R .219 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .048 .025 VIF .066064679654 Durbin-Watson 1.847 a. Predictors: (Constant), Periode, Pendapatan b. Dependent Variable: Biaya Melihat dari nilai Durbin-Watson diatas adalah 1.847 maka berdasarkan kriteria yang telah ditentukan Durbin-Watson, nilai hitung berada diantara -2 dan 2, yakni -2 ≤ 1.8 ≤ 2 maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi. Sehingga lolos Uji Autokorelasi. C. Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) .041 .007 Pendapatan .090 .064 -.187 .176 Periode Coefficients Beta t Sig. 6.013 .000 .182 1.402 .165 -.137 -1.060 .292 a. Dependent Variable: ABS_RES1 Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi kedua variabel independen lebih dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. D. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Biaya N Normal Parameters Pendapatan 85 a Mean .068642032 98 Std. Deviation .066899131 570 Most Extreme Differences 85 Periode 85 - .06533753481 6.89359307 1E-3 .088245800148 .032084758 8 Absolute .066 .143 .467 Positive .064 .143 .415 Negative -.066 -.136 -.467 Kolmogorov-Smirnov Z .607 1.323 4.309 Asymp. Sig. (2-tailed) .855 .060 .000 a. Test distribution is Normal. Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa "Asymp. Sig. (2-tailed)" nilai variabel biaya sebesar 0,855 dan pendapatan sebesar 0,060 lebih dari 0.05 maka uji normalitas untuk variabel biaya dan pendapatan lolos uji normalitas. Namun nilai "Asymp. Sig. (2-tailed)" variabel periode kurang dari 0.05 hal ini artinya data tidak berdistribusi normal, ini dikarenakan variabel periode adalah variabel perkalian antara DECRDUMi,t*Log[Revenuei,t/Revenuei,t-1]. Namun berdasarkan teori batas pusat yang menyatakan bahwa untuk penarikan sampel dalam jumlah besar yang merepresentasikan populasi, distribusi akan mendekati distribusi normal (Walpole dan Myers, 1986). Penelitian ini menggunakan sampel 29 perbankan dari total 29 perbankan sehingga terbentuk 87 sampel yang kemudian di olah untuk menghilangkan 2 data outliner hingga menjadi 85 sampel. Jumlah sampel tersebut adalah 98 persen dari populasi sehingga diangap representatif dan dianggap normal. Lampiran 4 Tabel Z No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Zbiaya -0.816169528 -0.50473041 1.656958286 -0.347711935 -0.018489092 0.13939875 0.056074746 1.097082093 0.409221365 0.629588141 -0.821176917 -0.811690474 -1.180292344 -0.444005404 0.395484143 -0.656655299 0.606694678 0.07381289 -0.030166731 0.175773667 0.28383 -0.239327761 -2.853330605 0.013761243 0.748460616 0.45928333 -0.989435529 1.123152678 0.809268336 -0.522985863 -0.339961842 -0.017046578 -1.356578634 -0.218980405 -0.627680488 0.204421254 -0.75861173 0.110954576 Zpendapatan -0.558741254 -0.294282798 1.137435949 -1.085326088 0.037274634 -0.483478389 -0.345060892 -0.256788448 0.377797055 -0.071606534 -0.281901712 -0.224349815 -1.961798928 -0.471611401 -0.210479404 -0.383699887 -0.32392063 -0.354321825 -0.742399229 0.410029095 -0.494399531 0.802202497 0.475441288 -0.132499771 0.779654679 -0.390440161 -0.759213704 -0.520833453 0.402403699 -0.874636193 -0.767311276 0.087751065 -0.672893399 -0.866260611 0.074282098 -0.338822328 0.687456208 -0.404013152 Zperiode 0.212286835 0.212286835 0.212286835 -1.050021476 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 -3.953519615 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.085994897 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.03029346 0.212286835 0.212286835 -0.352067483 0.003468572 0.212286835 0.212286835 -0.32432163 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 0.728528026 0.241262744 0.134221325 3.556552123 0.148640655 0.099196636 0.295936035 0.297364576 -0.423669457 0.45749837 0.928402599 -1.492375051 0.945648431 0.257272753 -0.471423818 2.202889992 0.964664387 -0.296802146 1.43280877 0.653534104 -1.01237844 -1.833084475 -1.60038295 1.17673772 -0.017939407 -0.397792604 -0.118362725 0.593110928 -0.341795578 0.253279661 -2.099221188 -0.433748394 1.534704482 2.205678086 0.35075483 0.151344306 -0.646648792 -0.576224771 -0.120316816 1.656991896 -0.878406969 0.487076907 -0.109570376 -3.112072394 -0.362125175 2.630915368 0.199269029 0.034036795 -0.247748722 0.165408292 0.03494834 0.295866894 4.868358886 -0.676957817 0.4862844 -1.044166251 0.319232366 0.517012092 0.352405182 0.279070706 0.452023846 0.463595184 -0.630139052 -1.404757066 -0.269857513 -0.297121686 -0.331012975 -0.302804754 -0.30675708 0.08662581 -0.404414615 -0.077290334 1.679022338 1.134970455 4.390878731 0.140616188 -0.298254467 0.020508884 -0.276955728 -0.164742545 -0.045451697 0.234558683 -0.134149019 0.220047581 0.212286835 -7.76403914 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 -0.913670977 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 -2.108202869 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 81 82 83 84 85 86 87 0.275203861 0.375669975 -1.112853893 -0.063006284 -0.89638012 -2.616983878 -0.393369648 0.230013106 0.277414408 0.083443888 -0.448265091 0.016523513 -0.299358828 0.630284765 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 0.212286835 DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA DIRI Nama : Yosafat Adi Krisnawan Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 27 Januari 1992 Status : Belum Menikah Agama : Kristen Alamat : Perumahan Argamas Timur No. 97 Salatiga Telepon : 085879165507 Email : [email protected] PENDIDIKAN FORMAL 1998 – 2004 : SD Kristen 04, Salatiga 2004 – 2007 : SMP Kristen 02, Salatiga 2007 – 2010 : SMAN 3, Salatiga 2010 – 2014 : S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas KristenSatya Wacana, Salatiga PENGALAMAN ORGANISASI Periode 2007-2010 Sie Perlengkapan Karang Taruna Tahun 2012 Satgas seminar “Peraturan Pemerintah Pelaksana UU AP dan KapitaSelekta PSAK yang berlaku tahun 2011 dan 2012” 4-5 April 2012 Panitia “National Accounting Competition and Seminar” 12 Mei 2012 Panitia Bapepam-LK 3-4 Nopember 2012 Leadership Outbond Training 5 Februari 2013 Panitia “Entrepreneurship National Seminar” 6 Februari 2013 Panitia “Leading in Training Young Entrepreneur” 3 April 2013 Panitia “Business Plan Competition Exhibition” Mei-Juli 2013 Surveyor CEMSED UKSW Kemampuan 1. Menguasai program Ms. Office: Word, Excel, Power Point 2. Menguasai penggunaan internet dan e-mail 3. Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta mampu bekerja secara individu maupun kelompok.