PERTANIAN ORGANIK Oleh: Parlindungan Lumbanraja Pengertian dasar: Pakar pertanian Barat menyebutkan bahwa sistem pertanian organik merupakan hukum pengembalian (law of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk resedu dan limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi mkanan pada tanaman. (bandingkan dengan kamus Wikipedia: yang menyebutkan bahwa pertanian organik (organic farming) adalah usaha tani yang menghindari atau secara besar-besaran menyingkirkan penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, zat pengatur tumbuh tanaman dan perangsang (Saragih, 2008). Seringkali terdapat pemahaman yang keliru tentang PERTANIAN ALAMI dan PERTANIAN ORGANIK. PERTANIAN ALAMI # PERTANIAN ORGANIK Kedua istilah ini dalam praktek sering dianggap sama. Tetapi dengan batasan yang diberikan oleh Fukuosa (1985) ) dalam Sutanto, (2002), setidaknya ia mengemukaan ada empat langkah menuju pertanian alami dan menjelaskan prinsip pertanian alami: Tanpa olah tanah. Tanah tanpa diolah atau dibalik. Pada prinsipnya tanah mengolah sendiri, baik menyangkut masuknya perakaran tanaman maupun kegiatan mikrobia tanah, mikro fauna dan cacing tanah. Tidak digunakan sama sekali pupuk kimia maupun kompos. Tanah dibiarkan begitu saja, dan tanah dengan sendirinya akan memelihara kesuburannya. Hal ini mengacu kepada proses daur ulang tanaman dan hewan yang terjadi di bawah tegakan hutan. Tidak dilakukan pemberantasan gulma baik melalui pengolahan tanah maupun penggunaan herbisida. Pemakaian mulsa jerami, tanaman penutup tanah maupun penggenangan sewaktu-waktu akan membatasi dan menekan pertumbuhan gulma. Sama sekali tidak tergantung pada bahan kimia. Sinar matahari, hujan dan tanah merupakan kekuatan alam yang secara langsung akan mengatur keseimbangan kehidupan alami. Empat Prinsip Pertanian organik menurut IFOAM (1972): a. Prinsip Kesehatan: Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. b. Prinsip Ekologi: Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. c. Prinsip Keadilan: Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. d. Prinsip Perlindungan: 1 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang. Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggungjawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup. Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman (feeding the soil that feed the plants), dan bukan memberi mkanan langsung pada tanaman. Von Uexkull (1984) dalam Sutanto, (2002) memberikan istilah membangun kesuburan tanah. Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam tanah. Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda sama sekali dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kegunaan : Kegunaan budi daya organik pada dasarnya ialah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawa. Pupuk organik dan pupuk hayati mempunyai berbagai unggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budi daya pertanian, seghingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik dan pupuk hayati berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus mengkonversikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia secara tradisional kehidupan enominya, siosial dan budaya bertumpu pada pertanian, atau memperoleh inspirasi dari pertanian, maka pembangunan ekonomi untuk tinggal landas memang harus bertumpu pada pertania. Industrialisasi tidak mungkin berhasil kalau pertanian tidak lebih dulu dimajukan dan didinamiskan (Notohadiprawiro, 1993 dalam Sutanto, (2002)). Cukup banyak penelitian atau praktek secara langsung yang telah dilakukan baik dikalangan perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM) tentang peranan bahan organik terhadap produksi tanaman maupun produktivitas tanah. Penelitian dan praktek langsung yang telah dilaksanakan baik hanya menggunakan bahan organik maupun dikombinasikan dengan pupuk kimia. Meskipun sistem pertanian organik dengan segala aspeknya jelas memberikan keuntungan banyak kepada pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan lingkungan hidup, termasuk konservasi sumber daya lahan, namun penerapannya tidak mudah dan akan menghadapi banyak kendala. Faktor-faktor kebijakan umum dan sosio-politik sangat menentukan arah pengembangan sistem pertanian sebagai unsur pengembangan ekonomi (Notohadiprawiro, 1992 dalam Sutanto, 2002)). 2 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang. Gambaran Umum Pupuk Organik dan Pupuk Kimia (Sutanto, 2002) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Organik Sumber makanan untuk tanaman dan tanah Selain N, P dan K, juga mengandung 16 macam unsur hara diperlukan pertumbuhan tanaman STRUKTUIR TANAH menjadi lebih baik. Hasil tanaman dapat diperbaiki. Adanya kegaiatan cacing tanah dan mikro organisma yang lain menyebabkan tanah menjadi lebih sarang dan kesuburan meningkat. Karena tanah menjadi lebih sarang maka udara, air dan sinar matahari mampu menembus tanah lebih dalam sehingga terjadi keseimbangan lengas dan temperatur yang lebih baik. Hama dan penyakit tanaman dapat terkendali. Selama hujan gerimis/pendek lengas tanah tetap bertahan dipermukaan tanah dan apabila terjadi hujan deras mengalir kelapisan yang lebih dalam. Tanah tetap dalam keadaan dingin pada saat panas. Penyediaan hara secara bertahap. Tanaman menyerap hara pada saat memerlukan selama daur masa hidupnya. Biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk mengembalikan bahan organik menghasilkan tanah yang lebih produktif. Pertumbuhan tanaman dengan media yang kaya bahan organik memperoleh perlindungan dari pestisida alami seperti pestisida nabati, kencing sapi, abu bakaran, tembakau, dll. Di negara-negara Eropa, Australia, Amerika, Jepang telah berkembang pasar khusus produk pertanian organiki yang bebas dari Kimiawi (Sintetis) Bahan sintesis dan bukan alami Kekurangan unsur hara tertentu tampak nyata, karena pupuk kimia pada umumnya hanya mengandung unsur tertentu STRUKTUR TANAH TERPENGARUH. Karena pupuk kimia harus diberikan dalam jumlah banyak selama bertahun-tahun, tetapi makin lama tampak terjadi penurunan produksi, berarti biaya masukan makin besar dan keuntungan menurun. Keseimbangan oirganisma yang menyebabkan tanah lebih subur dan produktif menjadi rusak karena pengaruh negatif bahan kimia pertanian. Tanah berubah menjadi keras (bantat). Pengolahan tanah menjadi tidak lebih murah lagi sebagai pengganti sapi atau kerbau harus digunakan traktor, dan makin lama akan diperlukan traktor yang lebih kuat. Diperlukan penyiraman yang frekwensinya lebih pendek, karena kemampuan menahan air menjadi lebih rendah. Karena unsur hara segera larut, maka unsur tersebut segera mengalami pelindian ke bawah. Apa bila hujan terbatas menyebabkan tanaman terpengaruh oleh pupuk yang tidak larut. Karena pertumbuhan tanaman terlalu cepat maka tanaman menjadi lemah sehingga dapat dengan mudah terserang hama dan penyakit. Untuk menanggulangi serangan diperlukan insektisida dan pestisida kimia lainnya. Kemungkinan besar meracuni tanah dan tanaman, demikian juga terjadi peningkatan residu kimia pada bahan 3 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang. residu bahan kimia pertanian. Produk yang aman ini mempunyai harga 2 atau 3 kali lipat dari pada produk pertanian konvensional. 9. Karena sampah, limbah, tinja dan kencing meningkat dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk kompos, maka kondisi lingkungan tanah dan atmosfer menjadi lebih bersih. 10. Produk yang dihasilkan dari media yang diberi kompos menjadi lebih sehat, lebih enak dan tidak mudah rusak. 11. Kompos dapat disiapkan langsung di lahan pertanian, pekarangan, dengan tenaga kerja keluarga atau dengan secara gotongroyong dan atau dengan bantuan ternak. 12. Pupuk organik dapat dibuat dari kotoran ternak, sampah, gulma, limbah, lumpur, maupun air. Bahan-bahan tersebut tersedia setempat secara berkesinambungan. 13. Proses pembuatan kompos dapat dilaksanakan oleh pria maupun wanita baik tua, muda. Biaya relatif tidak diperlukan, tetapi hanya memerlukan tenaga dan waktu. 14. Karena langsung dibuat di lahan pertanian atau pekarangan, maka pengangkutannya dapat langsung oleh petani atau menggunakan ternak. 15. Alam, manusia, ternak bekerja sama dalam membuat pupuk organik, hal ini akan mendorong kerjasama yang bersifat timbalbalik dan saling menguntungkan. 16. Kita akan memenuhi sendiri kebutuhan pupuk 17. Tenaga kerja yang diperlukan dapat terpenuhi pangan dan pakan ternak. Pencemaran terhadap lingkungan melalui air, udara, tanah, dan kehidupan tanaman. Produknya kurang enak, mengandung residu bahan pertanian, dan mudah rusak. Sebagian besar bahan kimia pertanian adalah barang import atau dibuat oleh pabrik yang memerlukan energi fosil, sehingga mengurangi devisa negara untuk import. Bahan dasar (mineral, minyak, bahan kimia pertanian lainnya) tersedia dalam jumlah terbatas dan dalam waktu relatif singkat akan habis. Dengan demikian ketersediaan pupuk organik makin berkurang akibatnya lahan, yang ketergantungannya yang cukup besar terhadap bahan tersebut makin merana dan tanaman tidak dapat diproduksi lagi. Proses pabrik sangat rumit. Memerlukan modal dan keahlian yang cukup banyak. Memerlukan sistem transportasi dengan skala besar, kapal, kereta api, kendaraan darat, dan pengangkutan lainnya. Untuk menjalankan alat transportasi tersebut memerlukan bahan bakar yang berasal dari bahan dasar fosil. Pabrik pembuatan pupuk semuanya serba mekanik selama proses berlangsung menyebabkan polusi udara. Banyak pekerja yang mengalami penyakit akibat kegiata industri. Petani hanya sebagai obyek yang semuanya diatur oleh kaum industrialis, pedagang dan eksportir. Cukup banyak terjadi eksploitasi terhadap petani. Hanya sebagian kecil penduduk desa yang 4 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang. dari desa maupun dari keluarga petani, tanpa harus mendatangkan dari luar. 18. Pupuk organik dapat dibuat dengan memanfaatkan kotoran ternak, bahkan ternak yang sudah tua dapat menghasilkan bahan organik. memperoleh kesempatan memperoleh kerja. Merupakan hasil pabrik yang samasekali tidak memerlukan tenaga ternak, meskipun kebutuhan energi fosil untuk menjalankan mesin pertanian makin terbatas, tetapi peranan tenaga ternak tidak makin membaik. TUJUAN JANGKA PANJANG Tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organik (Sutanto, 2002) adalah sebagai berikiut: 1. Melindungi dan melestarikan keragaman hayati serta fungsi keragaman dalam bidang pertanian. 2. Memasyarakatkan kembali budi daya organik yang sangat bermanfaat dalam mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga menunjang kegiatan budi daya pertanian yang berkelanjutan. 3. Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu pestisida dan pupuk, serta bahan kimia pertanian lainnya. 4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan dari luar yang berharga mahal dan menyebabkan pencemaran lingkungan. 5. Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air, serta mengurangi masalah erosi akibat pengolahan tanah yang intensif. 6. Mengembangkan dan mendorong kembali munculnya teknologi pertanian organik yang telah dimiliki petani secara turun-temurun, dan merangsang kegiatan penelitian pertanian organik oleh lembaga penelitian dan universitas. 7. Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan produk-produk pertanian bebas pestisida, residu pupuk, dan bahan kimia pertanian lainnya. 8. Menignkatkan peluang pasar produk organik, baik domestik maupun global dengan jalan nmenjalin kemitraan antara petani dan pengusaha yang bergerak dalam bidang pertanian. TUJUAN JANGKA PENDEK Adapun tujuan jangka pendek yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organik (Sutanto, 2002) adalah sebagai berikut: 5 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang. 1. Ikut serta mensukseskan program pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pemanfaatan peluang pasar dan ketersediaan lahan petani yang sempit. 2. Mengembangkan agribisnis dengan jalan menjalin kemitraan antar petani sebagai produsen dan para pengusaha. 3. Membantu menyediakan produk pertanian bebas residu bahan kimia pertanian lainnya dalam rangka ikut meningkatkan kesehatan masyarakat. 4. Mengembangkan dan meningkatkan minat petani pada kegiatan budi daya organik baik sebagai mata pencaharian utama maupun sampingan yang mampu meningkatkan pendapatan tanpa menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan. 5. Mempertahankan dan melestarikan produktivitas lahan, sehingga lahan mampu berproduksi secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan mendatang Penerapan suatu teknologi tidak dapat digeneralisir begitu saja untuk semua tempat tetapi harus bersifat SPESIFIK LOKASI ( site spesific) dengan mempertimbangkan KEARIFAN TRADISIONAL (indigenous knowledge) dari masing-masing lokasi. Prinsip ekologi dalam penerapan pertanain organik dapat dipilahkan sebagai berikut: Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanam, terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah. Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani. Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran pans, udara dan air dengan cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi. Membatasi terjadinya kehilangan panen akibata hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha preventiv melalui perlakuan yang aman. Pemanfaatan sumber genetika (PLASMA NUTFAH) yang saling mendukung dan bersifat sinergisme dengan cara mengkombinasikan fungsi keragaman sistem pertanaman terpadu. Suatu hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumber daya alam ADA BATASNYA. Menurut Harwood (1990) dalam Sutanto, 2002) ada tiga kesepakatan yang harus dilaksanakan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan: i. ii. iii. Produksi pertanian harus ditingkatkan tetapi efisien dalam pemanfaatan sumber daya. Proses biologi harus dikontrol oleh sistem pertanian itu sendiri (bukan tergantung pada masukan yang berasal dari luar pertanian. Daur hara dalam sistem pertanian harus lebih ditingkatkan dan bersifat lebih tertutup. 6 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang. PUSTAKA Saragih, S.E. 2008. Pertanian Organik, solusi hidup harmoni dan berkelanjutan. Penebar Swadaya. Jakarta. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, menuju pertanian alternatif dan berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yokyakarta. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, pemasyarakatan dan pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yokyakarta. 7 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang. LEISA (Low-External-input and Sustainable Agriculture) ILEIA (Information Centre for Low-External-Input and Sustainable Agriculture) IASA (International alliance for sustainable agriculture) IFOAM (International Federation of Organic Agricultural Movement) CGIAR (Consultative Group on International Agricultural Research) TAC ( Technical Advisory Committee) Agroekologi: (agroecology) kajian menyeluruh mengenai agroekosistem, termasuk semua unsur lingkungan dan manusia, hubungan unsur-unsur dan proses-proses yang melibatkan semua unsur tersebut, misalnya simbiosis, persaingan, perubahan secara berurutan. Agroekosistem: (agroecosistem) suatu sistem agroekologi yang dimodifikasi oleh manusia untuk menghasilkan pangan, serat dan produk-produk lain yang bermanfaat bagi manusia. Agroforestri: (agroforestry) pemanfaatan tanaman kayu tahunan secara seksama (pepohonan, belukar, palem, bambu) pada suatu unit pengelolaan lahan yang sama sebagai tanaman yang layak tanam, padag rumput dan/atau hewan, baik dengan pengaturan ruang secara campuran di tempat dan saat yang sama maupun secara berurutan dari waktu ke waktu. Agropastoralisme: sistem pemanfaatan lahan yang menggabungkan tanaman budi daya dan penggembalaan. Agropiskikultur: penggabungan budidaya tanaman dan pengendalian pengembanganbiakan ternak, penetasan, dan pemijahan ikan pada suatu lahan pertanian. Agrosilvikultur: sistem pemanfaatan lahan yang menggabungkan tanaman herbal dan pepohonan atau belukar. Agrosilvopastoralism: sistem pemanfaatan lahan yang menggabungkan tanaman budi daya, pemanfaatan vegetasi kayuan, dan penggembalaan ternak. 8 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.