anland - Blog UB - Universitas Brawijaya

advertisement
TUGAS TERSTRUKTUR
ANALISIS LANDSKAP TERPADU
“Pengaruh Teori Lempeng Tektonik Terhadap Pembentukan Daerah
Kabupaten Tulungagung Selatan”
Disusun Oleh :
Nama
: Nanik Yuliana
NIM
: 115040200111059
Kelas
:D
PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
PENDAHULUAN
Tenaga tektonik adalah proses pergeseran lapisan kulit bumi, baik horizontal
maupun vertical. Berdasarkan kecepatan dan luas daerahnya, tektonik dibedakan
menjadi dua macam, yaitu orogenetik dan epirogenetik. Setiap gerakan yang
diakibatkan oleh tenaga orogenetik dan epirogenetik menghasilkan bentukan tertentu
pada kulit bumi.
Pelat tektonik terdiri dari dua jenis litosfer : benua lebih tebal dan tipis
kelautan. Bagian atas disebut kerak, sekali lagi dari dua jenis (benua dan samudera).
Salah satu poin utama teori mengusulkan bahwa jumlah permukaan (benua dan
samudera) piring yang hilang dalam mantel sepanjang batas konvergen dengan
subduksi lebih atau kurang dalam kesetimbangan dengan kerak (samudera) baru yang
dibentuk bersama margin berbeda dengan dasar laut menyebar. Hal ini juga disebut
sebagai prinsip ban berjalan. Dengan cara ini, permukaan total dunia tetap sama. Hal
ini berbeda dengan teori – teori sebelumnya yang dianjurkan sebelum paradigm
Lempeng Tektonik, seperti yang kadang – kadang disebut, menjadi model ilmiah
utama, teori – teori yang diusulkan bertahap menyusut (kontraksi) atau ekspansi
bertahap dari dunia, dan yang masih ada dalam sains sebagai model alternative.
Kabupaten Tulungagung terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota
Provinsi Jawa Timur. Batas – batas wilayah Tulungagung secara administrative
adalah sebagai berikut : sebelah utara Kabupaten Kediri, sebelah selatan Samudra
Hindia, sebelah timur Kabupaten Blitar, sebelah barat Kabupaten Trenggalek.
Secara topografik, Tulungagung terletak pada ketinggian 85 m diatas
permukaan laut (dpl). Bagian barat laut Kabupaten Tulungagung merupakan daerah
pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Wilis – Liman. Bagian tengah
adalah dataran rendah, sedangkan bagian selatan adalah pegunungan yang merupakan
rangkaian dari Pegunungan Kidul. Di sebelah barat laut Tulungagung, tepatnya di
Kecamatan Sendang, terdapat Gunung Wilis sebagai titik tertinggi di Tulungagung
yang memiliki ketinggian 2552 m. Di tengah Kota Tulungagung, terdapat Kali
Ngrowo yang merupakan anak Kali Brantas dan seolah membagi Kota Tulungagung
menjadi dua bagian yaitu utara dan selatan.
Karena Tulungagung masih berada pada rangkaian pegunungan Sewu yang
tebentang dari Kabupaten Bantul hingga kabupaten Tulungagung di timur,
menyebabkan sebelah selatan termasuk daerah karst. Sangat jelas terlihat pada tanah
di pegunungan sebelah selatan banyak ditemukan batuan kapur pada batuan
permuaan. Banyak terdapat gua gua kapur dan gunung kapur yang ditambang hasil
marmernya. Asal mula topografi karst adalah adanya pengendapan gamping di dasar
laut, kemudian terangkat di atas muka air laut dan selanjutnya oleh air hujan batu
gamping tersebut terlarutkan menjadi bentuk-bentuk kubah, dan cekungan.
Maka makalah ini akan membahas bagaimana pengaruh teori lempeng
tektonik terhadap pembentukan daerah di Kabupaten Tulungagung yang sebagian
besar daerahnya merupakan tanah berkapur.
PEMBAHASAN
Tulungagung terletak pada rangkaian pegunungan Sewu yang tebentang dari
Kabupaten Bantul hingga kabupaten Tulungagung di timur sehingga menyebabkan
sebelah selatan termasuk daerah karst. Sangat jelas terlihat pada tanah di pegunungan
sebelah selatan banyak ditemukan batuan kapur pada batuan permukaan. Banyak
terdapat gua gua kapur dan gunung kapur yang ditambang hasil marmernya. Asal
mula topografi karst adalah adanya pengendapan gamping di dasar laut, kemudian
terangkat di atas muka air laut dan selanjutnya oleh air hujan batu gamping tersebut
terlarutkan menjadi bentuk-bentuk kubah dan cekungan.
Kawasan karst atau gunung gamping merupakan kawasan yang unik serta
kaya akan sumber daya hayati dan non hayati. Indonesia mempunyai kawasan karst
seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu kawasan karst di Indonesia yang dikenal
sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan akan dicalonkan sebagai salah satu
Warisan Dunia (World Heritage) karena keunikannya. Batu gamping sebagai salah
satu bahan baku pembuatan semen, dengan eksplorasi yang tidak bijaksana, lambat
laun warisan dunia yang unik dan terbentuk ribuan tahun ini akan hilang. Di
Tulungagung ada gunung kapur yang dijadikan lokasi petambangan kapur yang besar
di sebelah selatan Kabupaten Tulungagung.
Ciri-Ciri Daerah Karst : Daerahnya berupa cekungan-cekungan, Terdapat
bukit-bukit kecil, Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke
dalam tanah, Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah, Adanya endapan
sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu
gamping, Permukaan
yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing. Ciri ciri ini sangat
Nampak jelas di selatan Kabupaten tulungagung yang dipengaruhi daerah kapur.
Genesis bentang alam karst :
 Terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan membentuk
lubang-lubang.
 Terjadi pada wilayah yang tersusun oleh batugamping, batuan dolomit
atau gamping dolomitan.
 Berkembang di daerah yang mempunyai curah hujan cukup.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan karst diantaranya bentuk lahan
solusional yang terbentuk akibat proses pelarutan batuan yang terjadi pada daerah
berbatuan karbonat. Akan tetapi tidak semua batuan karbonat dapat membentuk
topografi karts, faktor lain yang dapat membentuk topografi karts adalah:

Batuan mudah larut (CaCO3 dan CaMgCO3)

Batuan tersebut tebal

Banyak rekahan (diaklas)

Vegetasi rapat
Batuan karbonat yang banyak memiliki diaklas akan memudahkan air untuk
melarutkan batuan CaCo3. Oleh karena itu batuan karbonat yang memiliki
sedikit diaklas, walaupun terletak pada daerah dengan curah hujan cukup tinggi, tidak
terbentuk topografi karts. Vegetasi yang rapat akan menghasilkan humus, yang
menyebabkan air di daerah tersebut memiliki pH rendah atau air menjadi asam. Pada
kondisi asam, air akan mudah untuk melarutkan batuan karbonat. Perpaduan antara
batuan karbonat dengan banyak diaklas, curah hujan dan suhu yang tinggi, serta
vegetasi yang lebat akan mendorong terjadinya topografi karts.
Secara astronomis terletak di antara 111º43’-112º07’ Bujur Timur dan 7º51’8º18’ Lintang Selatan. Wilayah Kota Tulungagung terletak pada ketinggian ± 85 m
diatas permukaan laut. Daerah ini merupakan dataran yang dikelilingi oleh
pegunungan tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Tulungagung berada pada
suatu cekungan/wadah yang menampung curahan hujan yang mengalir dari daerah
sekitarnya. Dengan kondisi yang seperti ini, Kota Tulungagung potensial terjadi
banjir/genangan pada musim penghujan. Kota Tulungagung berada pada suatu
cekungan
DAS
Brantas,
mempunyai
jenis
tanah Alluvial
hidromorf. Jenis
tanah Alluvial hidromorf mempunyai ciri-ciri fisik warna kelabu, bertekstur liat, dan
memiliki permiabilitas (water run off) lambat.
Ditinjau dari tingkat erosi air, memiliki tingkat kecenderungan pengikisan
tinggi (erosif). Jenis tanah alluvial ini potensial bagi pengembangan kegiatan
pertanian, baik untuk tanaman padi sawah, polowijo dan perikanan darat. Disamping
itu juga potensial bagi pengembangan perkotaan karena umumnya daerah alluvial ini
relatif datar. Dalam wilayah Kota Tulungagung terdapat Sungai Ngrowo yang terletak
pada bagian barat kota, selain itu masih terdapat beberapa sungai-sungai kecil yakni
saluran drainase Lodagung, sungai Tawangsari, Sungai Mosokerep, Sungai Jenes,
Sungai Kalisong, dan Sungai Gangsir. Keadaan air pada musim kemarau rata-rata
mempunyai debit yang sedikit menurun jika dibandingkan dengan musim penghujan,
sedangkan kedalaman sungai pada musim penghujan berkisar antara 2-8 meter.
Adapun sumber air minum penduduk kebanyakan menggunakan air yang
berasal dari sumber dengan kedalaman antara 3-12 meter . Kualitas air relatif cukup
baik dan tawar, sedangkan untuk musim kemarau persediaan air tanah cenderung
menurun namun demikian dirasakan masih cukup dan sumur tidak sampai menjadi
kering kehabisan air.
Kota Tulungagung beriklim tropis dan mempunyai curah hujan rata-rata
pertahun kurang dari 2000 mm pertahunatau rata-rata sebesar 1.682 mm/tahun
dengan bulan kering selama 6 bulan. Angin berhembus denagn kecepatan rata-rata
antara 15-20 knots ke arah barat laut. Sedangkan temperatur rata-rata untuk wilayah
kota berkisar antara 28º-31ºC.
Kawasan karst I ndonesia mencakup wilayah yang cukup luas, dapat dijumpai
hampir di setiap pulau, menyimpan nilai strategis yang tinggi bagi manusia, flora,
fauna dan perkembangan ilmu khususnya kebumian. Pulau Jawa memiliki beberapa
kawasan karst yang tersebar di beberapa daerah seperti di Pacitan, Gombong, Tuban,
Malang Selatan dan Gunung Sewu.
Terbentuk pada Miosen Tengah, tetapi di beberapa daerah mungkin terjadi
lebih dahulu, menempati daerah yang terletak di bagian tengah antara daerah yang
terkena orogen Sumatera dan Orogen Maluku, serta merupakan daerah yang
ditempati oleh gejala vulkanisme Miosen. Daerah ini meliputi pesisir sebelah barat
pulau Sumatera, pulau Jawa bagian Selatan, Kepulauan Sunda kecil, pulau-pulau
yang termasuk dalam Busur dalam Banda, Sulawesi bagian barat, dan berakhir di
daerah Mindanau (Filipina Selatan). Aktifitas magmanya menghasilkan gang-gang
andesitis dan dasitis serta pluton-pluton granit dan diorite.
Bukit kapur yang ada di desa Nglampir telah mengalami pengelupasan,
patahan atau escarpment di beberapa bagiannya sehingga terlihat struktur batuan yang
menyusun bukit tersebut. Bukit kapur tersebut pada awalnya berada di dasar laut yang
kemudian mengalami pengangkatan. Hal ini bisa dibuktikan, karena batuan atau bukit
kapur hanya bisa terbentuk di dasar laut. Batuan kapur terbentuk dari endapan sisa –
sisa kerang yang telah mati dan lapuk. Lahan yang ada di bukit ini tidak terlalu subur,
namun tumbuhan masih tetap dapat tumbuh di tempat ini dengan vegetasi yang tidak
terlalu lebat.
Sedangkan untuk Gunung Sepikul terletak di kawan Tulungagung Selatan, Ds.
Nglampir (ketinggian 70 m) Kec. Watulimo. Di daerah ini pernah terjadi patahan
yang membentuk escarpment yang cukup terjal. Escarpment yang ada di daerah ini
memberikan gambaran yang sangat jelas yang berupa singkapan ini, dapat diketahuan
proses – proses geologis yang pernah dan sedang berlangsung di kawasan ini. Melalui
singkapan lapisan – lapisan batuan kapur yang terdapat di daerah ini, dapat diamati
mengenai ketebalan lapisan – lapisan, kemiringan lapisan batuan yang bervariasi,
bahka di beberapa bagia terjadi strujtur patahan yang sifatnya local. Di daerah ini
juga terdapat 2 bekas vulkan yang membentuk vulkanik neck yang sekarang
merupakan menara batuan beku yang menjulang jauh lebih tinggi dari pada tempat –
tempat di sekitarnya. Kedua bekas vulkan tersebut adalah Gunung Suwur dan
Gunung Sikambe.
Fenomena geologis kawasan Tulungagung Selatan yang ada sekarang ini,
merupakan hasil pembentukan proses geologis yang telah berlangsung sejak jutaan
tahun yang lalu. Menurut Bemmelan (1946) dan Marks, proses geologi Mintakat
Jawa bagian selatan termasuk kawasan Tulungagung Selatan dan Trenggalek. Proses
geologi yang terjadi di daerah kawasan Tulungagung Selatan adalah berupa
munculnya gunung api (vulkanisme), tumbuhnya koral dan foraminifera yang
membentuk endapan sedimen organic yang berupa batuan kapur dengan endapan
yang sangat tebal (sedimentasi) dan pengangkatan kawasan tersebut hingga
membentuk pegunungan (tektonik). Aktivitas – aktivitas tersebut juga diikuti dengan
proses eksogen yang berlangsung sampai sekarang seperti pelapukan dan
pengendapan.
Salah satu peristiwa vulkanisme yang terjadi didaerah ini yaitu vulkanik neck
yaitu berupa batuan beku hasil pembekuan magma yang ada pada lubang diatrema
(sumbat lava). Fenomena ini terdapat di Gunung Sepikul Ds. Nglampir. Jenis batuan
beku didaerah ini muncul terlebih dahulu kemudian diatasnya terdapat batuan kapur
akibat pengendapan. Kondisi tanah disekitar Gunung Sepikul ini sangat subur, karena
batuan beku yang telah melapuk.
Aktivitas tektonik di Pulau Jawa bagian Selatan termasuk kawasan
Tulungagung dan Trenggalek Selatan yaitu dengan munculnya deretan pegunungan.
Lapisan batuan kapur di kawasan ini banyak yang telah tersingkap. Berdasarkan
kemiringan lapisan batuan (dip) yang ada didaerah ini dapat diketahui bahwa
pengangkatan yang terjadi di kawasn ini berlangsung dengan kekuatan yang tidak
sama. Pengangkatan yang sangat kuat dibagian utara tidak bisa terus berlanjut, karena
dibagian utara dikawan ini justru terjadi patahan yang membentuk gawir yang cukup
terjal. Gawir yang ada dikawasan ini sebenarnya merupakan bagian dari gawir yang
berskala lebih luas yang membentang dari Jawa Tenga bagia selatan hingga bagian
selatan Jawa Timur bagian timur.
KESIMPULAN
Dari uraian singkat diatas mengenai sejarah geologi tersebut dapat diketahui
bahwa proses geologi yang menonjol sehingga mewarnai secara dominan fenomena
geologi di kawasan Tulungagung Selatan adalah adanya aktivitas – aktivitas eksogen
yang berlangsung hingga saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2014. Pengaruh Proses Tektonik dan Vulkanik Pada Daerah
Tulungagung. http://blog.ub.ac.id/yudhisnicea/pengaruh-proses-tektonik-danvulkanik-pada-daerah-tulungagung-matakuliah-analisis-lansekap/.
Daryono. 2010. Materi Kuliah Lapangan Di Kawasan Tulungagung – Trenggalek
Selatan. Pendidikan Geografi Unesa.
Daryono dan Agus Sutedjo. 1996. Geologi Umum. Unipress. Surabaya.
Download