TUGAS AKHIR KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER SISTEM PERINGATAN DINI MULTI BENCANA (MULTY HAZARD EARLY WARNING SYSTEM) DISUSUN OLEH : IWAN KURNIA 08053111069 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2008 BAB 1 PENDAHULUAN Kemajuan teknologi yang semakin hari semakin meningkat, menimbulkan euphoria dan perubahan cara pandang dan pikir manusia tehadap dunia informasi, seperti dalam dunia bisnis, pendidikan, pemerintahan, keamanan, dan lain sebagainya. Berbagai bencana alam yang menimpa kawasan Indonesia juga berimbas untuk menggunakan teknologi dengan maksud memberikan informasi secara dini kepada masyarakat, sehinnga nantinya dapat menimalisir korban jiwa. Banyak nya bencana alam yang menghantam di sejumlah kawasan daerah Indonesia menjadi polemik tersendiri seperti bencana alam Tsunami di Aceh, sebagian Sumatera Barat dan Sumatera Utara, yang telah merenggut ribuan korban jiwa dan juga telah menghancur leburkan daerah ini. Prakiraan distribusi gelombang Tsunami terjadi di perairan Indonesia sebanyak 11 % dari distribusi kejadian Tsunami di seluruh dunia, selama 100 tahun dari tahun 1990 s/d 2001 tercatat sudah terjadi 796 kali gelombang Tsunami di dunia dengan menewaskan sebanyak ratusan ribu orang, sebagai bentuk antisipasi terhadap berbagi bencana alam di Nusantara ini perlu lah di bangun sistem peringatan dini multi bencana secara real time (Multy Hazard Early Warning System) yang bertujuan untuk memberikan informasi bencana terhadap masyarakat sehingga nantinya masyarakat dapat mempersiapkan diri dan menimalisir korban jiwa. Sistem peringatan dini multi bencana ini merupakan lanjutan dari sistem peringatan dini gempa bumi tektonik dan tsunami di Aceh yakni sistem DART (Deep-Ocean Assessment and Reporting of Tsunami) yang di kembangkan oleh USA dengan cara Pelampung tsunami (buoy) yang berisi sistem sensor tekanan kolom air di dasar laut atau BPS (bottom pressure sensor) dan juga berfungsi untuk memonitor tinggi gelombang . Sensor ini dapat mendeteksi gelombang tsunami dari tinggi 1 sentimeter. Pada DART ada pelampung tambatan di permukaan laut dipasangi antena untuk mengirim informasi secara real-time ke Stasiun Pusat di darat. Komunikasi data dari BPS ke pelampung menggunakan gelombang akustik, selanjutnya, data dikirim via satelit komunikasi ke (TWC) Tsunami Warning Center. Berikut ini merupakan sejarah ringkas sistem DART DART (Deep-Ocean Assessment and Reporting of Tsunami) berdasarkan sumber www.kompascetak.com : DART I mulai dioperasikan tahun 2003. Pelampung ini menggunakan komunikasi satu arah dari alat perekam tekanan BPS ke TWC dan NDBC (National Data Buoy Center) via satelit geostasioner yaitu Western Geostationary Operational Environmental Satellite (GOES West). DART I mengirim data setiap satu jam dan setiap 15 menit dilaporkan hasil observasi ketinggian permukaan laut. NDBC akan mengganti seluruh jejaring DART I dengan DART II pada menjelang akhir tahun 2008. DART II dioperasikan pertama kali 2005. Kelebihannya dari DART I adalah kemampuannya berkomunikasi dua arah, BPRTWCs atau NDBC menggunakan sistem satelit komunikasi iridium. "Ini memungkinkan dilakukannya pengujian, perbaikan, dan diagnostik pada sistem pelampung ini dari stasiun pusatnya. Selain itu, mode yang ada dapat diubah dan pengoperasian baterainya dapat diatur," jelas Ridwan Djamaluddin, Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). DART II pertama kali dioperasikan di Hawaii, AS. Tahun lalu terpasang di perairan antara Thailand dan Sri Lanka. Pengoperasiannya di Indonesia mulai Oktober mendatang di Samudra Hindia, tepatnya di sebelah barat Padang dan Bengkulu. Setelah DART II, Pemerintah AS akan membuat sistem DART ETD (Easy-toDeploy) yang akan dipasang di perairan selatan Bali awal 2008. Itu merupakan penempatan pertama di belahan bumi selatan dan Indonesia akan membuat DART ETD yang rencananya dilaksanakan April 2008. DART ETD memiliki kelebihan dibandingkan dengan DART II, antara lain lebih sederhana dan kompak bentuknya dan lebih mudah pemasangannya. Pelampung tinggal dimasukkan ke dalam air, secara otomatis akan keluar kabel ribuan meter hingga tertambat di dasar laut Sistem peringatan dini Tsunami ini telah di pasang di Bengkulu dan Padang dengan nama Seawatch Indonesia , dan hasilnya ketika beberapa kali terjadi gempa bumi yang pusat getarannya berada jauh di bawah laut, melalui media elektronik, pemerintah mengumumkan tentang potensi timbulnya tsunami. Pihak terkait seperti pejabat-pejabat yang berwenang di daerah, petugas SAR, rumah sakit, juga menerima pemberitahuan resmi yang disebarkan melalui SMS. Sampai di sini mekanisme peringatan dini agaknya telah berjalan dan dapat dikatakan berhasil. Begitu juga halnya dengan sistem peringatan dini gempa bumi dengan menggunakan Seismic Alarm System (SAS) dengan cara meletakkan alat pendeteksi gempa bumi pada seismic station yang dapat menghitung kekuatan gempa bumi (satuan Righter) kemudian sinyal di transmisikan melalui saluran UHF dan kemudian diterima oleh receiver server penggendali yang kemudian memberikan informasi kepada masayarakat. Sistem peringatan dini multi bencana merupakan kumpulan berbagai macam sistem peringatan dini yang terintegrasi dan di kendalikan oleh suatu pusat penggendali bencana, sehingga nantinya dapat terorganisasi dalam memberikan informasi bencana kepada masyarakat, seperti gempa bumi, tsunami, gelombang pasang, bencana terorisme, kerusuhan, dan lain sebagainya Untuk menciptakan sistem ini diperlukan kerjasama multi instansi seperti Badan Meteorologi Geofisika (BMG), Media Telekomunikasi, Media Elektronik, LAPAN, Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan instansi-instansi lainnya. BAB 2 LANDASAN TEORI Bencana yang setiap saat dapat menimpa kita tanpa kenal waktu dan tanpa se pengetahuan kita menjadi momok yang menakutkan, namun sekarang para ilmuan telah menemukan cara yang tepat dalam mengantisipasi dan menimalisir kerusakan dari bencana tersebut, yakni dengan memasangkan suatu alarm pengendali yang disebut system peringatan dini early warning system sehingga nantinya informasi bencana dapat diketahui dan masyarakat telah siap menghadapi bencana tersebut. Banyaknya bencana tentu saja menimbulkan berbagai jenis early warning system, seperti gempa bumi, gelombang pasang, tsunami, badai, terorisme dan lain sebagainya. Untuk mengintegrasikannya diperlukan kombinasi/kumpulan elemen-elemen dari semua sistem peringatan dini yang disebut sistem peringatan dini multi bencana (Multy Hazard Early Warning System), sehingga nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat. Berikut ini adalah gambar peletakkan buoy pada daerah sumatera/samudra Hindia, : Gambar a1 Untuk hasil simulasi komputer yang telah dilakukan untuk bencana Tsunami tgl 26 Desember 2004 dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini : Gambar a2 Gambar di bawah ini yakni cara kerja peringatan di stasiun seismic : Gambar b1 (Sumber WLD-WCEE) Gambar di atas (gambar b1) menjelaskan cara kerja seismic dengan pendeteksian sumber gempa selanjutnya diterima oleh central processing dengan memberikan informasi berupa lokasi dan kekuatan gempa , selanjutnya data diproses dan di kirim via satelit (VSAT) untuk meyebarkan informasi gempa ke instansi-instansi, media elektronik dan masyarakat umum, begitu juga halnya dengan (gambar a1), Sedangkan pemasangan ground haruslah mentaati asas yang telah disepakati sebelumnya seperti lahan yang digunakan adalah lahan yang tidak mengganggu penduduk setempat dan juga tidak mengandung unsur radioaktivitas atau semacaqmnya yang dapat membuat kerusakan lingkungan, Ground adalah alat yang digunakan sebagai pendekti gempa yang berfungsi sebagai alarm berikut gambar pembangunan Ground (gambar b2) Gambar b2 (Sumber WLD-WCEE) Berikut ini adalah contoh contoh gambar skema pembuatan sistem alarm seismograf dengan ground-ground nya pada Ignalina Nuclear Power Plant (INPP) yang telah di kembangkan sebelumnya : Gambar b3 Keterangan : YT= Accelerometer = tempat ground ST = Seismometer = Penhitungan tempat dan kekeuatan gempa NPP = Nuclear Power Plant, yakni Anatar field stasiun terlihat memiliki jarak 30 Km dan memeiliki 6 seismic station, dan antar YT berjarak 500 meter, mengapa perlu jarak dalam pembuatan seismic alarm ini ? Jawabannya yakni untuk mendapatkan data yang lebih accurate dalam hal geografisnya yang nantinya akan memudahkan dalam mendapatkan informasi tentang bencana gempa, jika terlalu jauh maka antar YT dan ST akan sulit terintegrasi, begitu juga jika letaknya berdekatan maka dikhwatirkan akan mempengaruhi keakuratan data antar YT/Accelerometer dan ST/ Seismometer. sehingga data pun akan ambiguitas dan tentu saja akan memberikan informasi yang salah kepada pihak-pihak terkait. Gambar b3 (Sumber WLD-WCEE) Gambar b3 merupakan konversi sinyal lewat gelombang UHF (Ultra Hiht Frequence) pada pembuatan SAS (Seismic Alarm System) yang kemudian data di transmisikan lewat jaringan internet untuk mencari informasi dan berkomunuikasi dari organisasi lain tentang bencana gempa ini dan memberikan informasi kepada instansi pemerintah, Media Elektronik dan juga masyarakat umum(gambar a2) Field stasion adalah tempat pembangunan seismic stasion (ST) yang ditanamkan di tanah sehingga data akan diterima jika terjadi gempa bumi dengan seismometer dan di konversikan analog-digital dan diterima oleh pusat local yang kemudian diproses, sedangkan untuk stasiun lain di perlukan komunikasi yakni dengan RFDT (Radio Frequence Data Transmision seperti gelombang UHF) seperti tampak juga pada gambar berikut : Gambar b3 Setelah data diterima pada central recording processing dan dibandingkan dengan stasiun-stasiun lain, apabila memeng terjadi gempa bumi, maka sistem akan mengirimkan sinyal dan informasi ke onstansi lain dan masyarakat umum bahwa telah terjadi gempa berdasarkan letaknya dan juga kuatnya gempa (Richter/SR). Namun yang membedakan hanyalah kekompleksitasan sistem peringatan dini yang satu sama lain saling terintegrasi yang dapat digambarkan berikut: Gambar b2 Seluruh sistem terintegrasi satu sama lain dan membutuhkan komunikasi antar instansi lain seperti pada sistem seismic, sistem gempa bumi, dan juga sistem bencana lainnya Setelah itu di estimasi dan di kontrol atas jaringan komputer nasional, sehinngga nantinya terbentuk penggabungan sistem informasi menjadi sistem peringatan dini yang terintegrasi. Gambar di bawah ini merupakan peralatan-peralatan yang dugunakan dan juga software pendukung : (i) Bouy dan Sensor No 1. Jenis Alat dan Komponen Sensor Buoy Uraian Peralatan ini terbuat dari bahan plastik dengan kerangka besi yang berfungsi sbg pelampung yang berisi Processor, Solar sel, Sensor-sensor dan sistem komunikasi data satelit. Untuk meletakan peralatan ini dibutuhkan penanganan yang professional, karena sifat sensivitas sensornya. 2. Sensor Oksigen Sensor ini digunakan untuk mengetahui kandungan oksigen dari air laut. Sebelum digunakan untuk melakukan pengukuran, sensor ini harus diberikan cairan Alkaline elektrolyte yang nampak pada gambar. 3. Sensor Optisen Sensor Optisen dapat digunakan untuk mengukur jumlah phytoflankton, sensor ini bekerja berdasarkan Analisa spektrum cahaya. Peralatan yang terlihat disampingnya digunakan untuk melakukan pengujian sebelum sensor ini dipasangkan dan dinyatakan layak digunakan untuk mengukur. 4. Sensor Conductivity Temperature Depth Sensor CTD digunakan untuk mengukur suhu air laut, sifat konduktifitasnya dan kedalamannya dari permukaan laut. Pada seawatch Indonesia sensor ini dipasang untuk setiap kedalaman 5 meter sampai sepanjang 20 meter.. 5. Sensor Radio Aktif Sensor ini digunakan untuk mengukur kandungan radio aktif suatu perairan laut dan dinamakan sensor RADAM 6. Sensor Current Sensor ini digunakan untuk mengetahui arah arus dan besarnya kekuatan arus di suatu perairan laut dan dinamakan UCM (Ultra Current Meter) 7. Sensor Meteorologi Sensor meteorologi pada seawatch Indonesia terdiri : -Buoy Orientation -Wind Direction -Air Temperature -Wind Speed kesemuanya merupakan produksi AANDERAA Instrument. 8. Sistem Komunikasi Data Sistem komunikasi data yang digunakan dalam sistem seawatch Indonesia berupa perangkat transmitter dan receiver satelit ARGOS dan INMARSAT. Tampak digambar Central Processing Unit yang mengelola sistem kerja peralatan dinamakan GENI sistem. 9. Solar Panel Solar panel digunakan untuk memenuhi kebutuhan daya listrik sistem charge batteray. Untuk setiap Buoy dibutuhkan 6 buah panel sel solar. 10. Gambar ini merupakan tempat Sensor Gelombang diletakannya sensor gelombang atau wave reader, kegunaannya untuk mengetahui tinggi gelombang. Fungsi lainnya tempat juga digunakan untuk menyimpan peralatan controller dan CPU supaya tidak terkena dengan air laut. 11 Sensor ini digunakan untuk Sensor Nutrient mengetahui karakteristik nutrient yang terdapat pada perairan laut, sensor ini juga dinamakan sensor APP (Automatic Photofreter Pump) 12 Untuk menjalankan keseluruhan Batteray sistem Buoy diperlukan beberapa jenis baterai seperti pada gambar yaitu : -8 Baterai untuk menyimpan listrik dari panel solar -1 Baterai untuk peralatan komunikasi satelit ARGOS -1 Baterai untuk menghidupkan lampu 13 Kabel-kabel pada gambar disamping Kabel digunakan untuk mengikat buoy dan sensor CTD. 14 Digital GPS Monitoring Digunakan untuk mengetahui posisi secara koordinat 15 Seismic System Digunakan untuk mendeteksi tempat dan kekuatan gempa Sumber : Seawatch Indonesia dan WLD-WCEE (ii) Software Untuk mengelola seawatch Indonesia diperlukan beberapa software antara lain : SEAWATCH 3D, perangkat ini digunakan untuk memodelkan arah arus laut dan kecepatannya NOMAD, merupakan perhitungan numeric untuk mensimulasikan gelombang. OCEAN GIS, Sistem informasi spatial kelautan yang akan menyimpan semua atribut data hasil analisa OCEAN INFO, sistem ditribusi data dan informasi lewat jaringan komputer OILSPILL, perangkat ini digunakan untuk mensimulasikan tumpahan minyak di laut. TOBIS, sistem ini digunakan dalam mengoperasikan buoy dan mengendalikan semua sensornya serta digunakan untuk pengujian keseluruhan sistem buoy. BAB 3 PEMBAHASAN Pembuatan Multy Hazard Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Multi Bencana) memerlukan koneksi via satelit dan internet untuk meyebarkan informasi dan menerima data dari sumber dan juga koneksi terhadap badan instansi lainnya. Pembuatan sistem ini juga terintegrasi dengan pemberitahuan lewat SMS (Short Message Service) kepada masyarakat, sistem ini menggunakan layanan TCP/IP dengan membagun SMS Gateway pada server pusat. SMS Gateway adalah metode pengiriman SMS pada GSM/CDMA layanan di Website dengan menggunakan jaringan TCP/IP, Pembuatan SMS Gateway ini dengan menggunakan beberapa tools dan driver seperti Gnokii, sebenarnya Gnokii ini bukan lah suatu software melainkan script-script khusus yang nantinya di gunakan/ dimasukkan pada program yang di gunakan seperti CGI, PHP, ASP dan bahasa pemprograman internet lainnya dan juga pembangunan SMS Gateway ini terintegrasi dengan sistem operasi Linux, FreeBSD dan juga Windows, namun Gnokii lebih pas jika menggunakan sistem operasi Linux. Berikut ini adalah contoh script sederhana yang di dapatkan dengan menggunakan penyedia SMS Gateway seperti OCX SMS atau pagerActiveeXPerts.com dengan memasukkan script tersebut dengan bahasa PHP : <?php $objGsmOut = new COM (”ActiveXperts.GsmOut”); $numpesan= $objGsmOut->Send(); menunjukkan sumber penyedia type layanan adalah GSM $objGsmOut->Device = “COM3″; Port koneksi adalah Port COM 3 $objGsmOut->MessageRecipient = “+6285649555925″; No telepon penerima layanan $objGsmOut->MessageData = “oke deh ini untuk percobaan doang”; Contoh pesan $objGsmOut->ValidityPeriod =0; $objGsmOut->EnterPin (”1234″); Untuk Security dengan memasukkan Password sehingga pesan dapat dikirimkan if ( $objGsmOut->LastError == 0 ) { $objGsmOut->Send(); } if ( $objGsmOut->LastError == 0 ) { Echo “Message successfully submitted.”; Pesan berhasil dikrim kan } else { $ErrorNum = $objSmpp->LastError; $ErrorDes = $objSmpp->GetErrorDescription ( $ErrorNum ); Echo “Error sending message: #$ErrorNum ($ErrorDes).”; } ?> (Sumber RoniWahyu “Membangun SMS Gateway Berbasis Web” 16 Desember 2007) www. roniwahyu.wordpress.com/2007/12/16/Membangun SMS Gateway Berbasis Web.htm Dari contoh program diatas terdapat enkripsi pesan dengan harus memasukkan password terlebih dahulu demi keamanan, berikut ini adalah gambaran sederhana pembuatan SMS gateway : Gambar C1 Dengan infrastruktur yang sederhana ini, pembuatan SMS gateway dapat di lakukan seperti layaknya penyedia layanan web SMS gratis seperti www.astaga.com atau www.mtnsms.com yang tentunya dapat dilakukan modifikasi program dengan memasukkan script-script kemanan khusus seperti untuk meningkatkan pengamanan dengan metode kriptograpi baik menggunakan jenis DES ataupun MD5, dan lain sebagainya, karena layanan ini (Gnokii serta server) masih bisa di modifikasi ulang seperti halnya modifikasi jaringan pada router dan lain sebaginya. Mengapa perlu pengamanan? Tentu saja kita memerlukan pengaman untuk jaringan public ini, apalagi jenis layanan ini sangat penting yakni tentang informasi peringatan dini multi bencana (Multy Hazard Early Warning System) untuk emeberikan informasi bagi masyarakat, yang apabila di salah gunakan malah akan menjadi bumerang pemerintah dengan aksi-aksi oknum yang tidak bertanggung jawab seperti hacker dengan memberikan isu-isu palsu yang nantinya berdampak akan meresahkan masyarakat sendiri dengan terror-terornya. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk pengaman system server seperti dengan menggunakan multy login password, yakni maksudnya meyediakan fitur khusus bagi admin pengelolah yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi dengan login bertingkat-tingkat misalnya sampai dengan 4 kali dengan password yang berbeda-beda, ataupun alternatif lain adalah dengan menggunakan program login portable yakni administrator dapat login pada server peringatan dini dengan menggunakan layanan program portable (terpisah dengan program layanan internet, namun terintegrasi) misalnya dengan menggunakan layanan CD/CHIP untuk login sehinnga nantinya si admin dapat login dengan memasukkan passwordnya, sebenarnya banyak alternative lain, namun yang menjadi hal utama adalah membuat layanan ini setidaknya mendekati Full Secure. Berikut merupakan gambaran alternative pengamanan pada layanan peringatan dini : Sistem Sensor dan juga sebagai receiver SERVER PUSAT PENGENDALI Login dan akses pemberitahuan informasi bencana pada program Live On CD/CHIP Gambar C2 Sedangkan menu login setelah memasukkan CD program dengan sistem multy login password, seperti halnya pada gambar berikut ini,(sebagai ilustrasi, dimisalkan login sampai 4 kali dengan memasukkan username dan password yang berbeda): Login pertama : Login Kedua (username/password berbeda): Gambar C3 Login Sampai dengan login ke empat, jika data login dan password benar maka admin baru bisa mengakses server pusat pengendali, Selain itu bukan hanya sistem login saja yang harus diamankan tetapi juga penggunaan SMS Gateway, mengapa SMS Gateway perlu diamankan? Apakah karena menggunakan layanan public/internet yang merupakan dunia ensecure, sebenarnya SMS bukan merupakan pilihan terbaik untuk komunikasi yang aman. Kebanyakan user tidak menyadari betapa mudahnya mencuri isi sebuah pesan. Spesifikasi dan teknologi mendasar dari SMS masih banyak terdapat celah keamanan yang menyebabkan SMS bukan merupakan jalur aman untuk pertukaran informasi. Dibutuhkan channel komunikasi yang aman yang mempertimbangkan solusi encrypted end to end pada perangkat dengan fitur keamanan sebagai fitur tambahan, berikut ini merupakan paparan masalah jenis-jenis serangan yang dapat mengganggu kelancaran SMS Gateway : 1. Keterbatasan keamanan pada GSM Keterbatasan keamanan pada GSM sebagai teknologi carrier SMS menjadi salah satu ancaman keamanan pada SMS. Terdapat cara-cara untuk menguping pada GSM call. Jika seorang penyusup mempunyai akses ke jaringan SS7, yang digunakan oleh operator GSM, semua call dan trafik signaling nyaris tidak terproteksi. Seorang penyusup juga mungkin mendapatkan akses ke HLR, yang menyimpan semua informasi subscriber, walaupun biasanya diproteksi dengan baik tetapi menjadi tantangan tersendiri bagi penyusup. Cara lain untuk menyusup pada GSM call adalah dengan mencari tahu secret key dari subscriber, yang merupakan basis keamanan GSM. Keterbatasan keamanan pada GSM membuat teknologi carrier ini mudah untuk di snooping dan interception. Penyerangan Snooping biasanya dilakukan pada perangkat jaringan di elemen store dan forward. Sedangkan Inerception biasanya masuk melalui udara dan jaringan kabel. 2. SMS Spoofing SMS Spoofing adalah pengiriman sms dimana nomor pengirim yang tertera bukanlah nomor pengirim yang sebenarnya. Mekanisme SMS Spoofing ini dimungkinkan karena lemahnya proteksi koneksi SMS-gateway. Penyusup dapat merekam login dan pasword dari pesan yang berasal dari SMS gateway menuju SMS. Walaupun tak terlalu mudah namun ini dapat dilakukan dalam beberapa kasus. Salah satu contohnya yakni dengan mengatur dan membuat SMS Gateway palsu Pada teknik spoofing ini pesan dikirim dengan memanipulasi nomor MSISDN asal (originate) pada field yang disediakan sehingga pesan akan tampak datang dari nomor pengirim lainnya. Kemungkinan spoofing yang lain adalah dengan membuat simulator SMS yang berlaku seperti SMS asli. Dengan cara ini gateway akan kebanjiran pesan, sebagai contoh aplikasi bank menggunakan gateway dapat dengan mudah diperoleh informasi account bahkan dapat digunakan untuk transaksi bank tanpa proses authorisasi. Berikut merupakan penggambaran kasus spoofing pada infrastruktur selular provider: Gambar SMS Spoofing SMS yang dikirim ke SMSC telah dimanipulasi nomor MSISDN-A nya “SMS Spoofing Source” menirukan end user A, mengirim sebuah pesan ke end user lain di PLMN B “SMS Spoofing Source” adalah sistem yang memiliki spesifikasi aplikasi SS7. Menggunakan nomor MSISDN-A asli atau palsu dan alamat VLR dan atau SCCP asal (originate). Dampaknya pada operator jaringan adalah mengalami kerugian dalam hal pendapatan, karena user spoofing ini tidak dapat ditagih biaya ketika menggunakan nomor MSISDN palsu dan operator diwajibkan membayar operator PLMN B untuk penyerahan SMS. Gambar berikut adalah gambaran tentang sistem peringatan multy bencana (Multy Hazard Early Warning System) yang terintegrated dengan SMS Gateway : Data diterima dari pendeteksian sensor ataupun sistem alarm seperti untuk sensor/alarm gempa bumi, tsunami, angin topan, badai, gelombang pasang, radioaktivitas, gejala gunung berapi, dan lain sebagainya. Setelah sensor terdeteksi maka akan dikirimkan ke satelit sebagai media transimisi informasi, dari satelit kemudian diterima oleh receiver stasiun, dan data pun dikelolah terlebih dahulu seperti penganalisisan, modeling numberik, forecasting dan sebaginya, setelah memenag benar telah terjadi bencana barulah informasi “diterjunkan“ kepada masyarakat umum dan instansi-instansi lainnya. BAB 4 KESIMPULAN Dengan adanya sistem peringatan bencana secara dini ini diharapkan menjadi solusi yang tepat bagi pemerintah untuk menggali informasi terhadap gempa sehingga nantinya dapat menimalisir korban jiwa, memang benar menurut para filsafat bahwa musibah merupakan kehendak-Nya, namun manusia diberikan akal dan kemampuan untuk memecahkan masalah-maslah tak terkeculai maslah tentang bencana, setidaknya dengan sistem ini informasi bencana dapat diketahui terlebih dahulu, sehingga daerah-daerah khususnya daerah rawan bencana dapat mempersiapkan diri. Memang dengan adanya sistem ini tentu saja akan menimbulkan beberapa “efek samping” seperti aksi-aksi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk merusak ataupun mengacaukan sistem peringatan dini ini, apalagi informasi yang disebarkan ini harus lah bersipat instant, yang mau tak mau harus menggunakan “lubang” public yang bersifat unsecure atau internet. Oleh karena itu dibutuhkan kesiapan dengan memperdalam ilmu pengetahuan di balik tirai internet ini, ada banyak metode yang dapat digunakan untuk membuat internet menjadi “steril” seperti pengamanan keamanan jaringan dengan metode kriptograpi baik itu kriptograpi simetris, unsimetris ataupun kriptograpi gabungan/hybrid, selain itu dapat juga menggunakan sistem multy password login yakni dengan mengentri username dan password sampai dengan beberapa kali dengan kriteia yang berbeda-beda jenisnya, selain itu terdapat juga metode seperti halnya CD/CHIP LIVE ON PORTABLE seperti halnya Linux Live On CD, namun kali ini yang digunakan adalah program Live On CD/CHIP, sehingga, apabila admin ingin mengakses fitur program yang sangat penting seperti halnya penyebaran informasi bencana harus menggunakan metode yang telah disebutkan tadi, agak rumit memang, namun setidaknya sistem dibuat dengan persiapan matang untuk mencegah penyusup masuk ke sistem ini. Layanan sistem peringatan dini multi bencana ini membutuhkan kerja sama tim seperti dariinstansi pemerintah dan juga instansi asing lainnya untuk mendapatkan keakuratan data, dan juga terdapat layanan informasi yang disebarkan baik itu melalui medi elektronik seperti televise, radio hingga SMS (Short Message Service), mengapa menggunakan fitur SMS? Dewasa ini hampir semua orang menggunakan piranti handphone dan lebih dari 75 % penduduk Indonesia juga telah menggunakan layanan SMS ini, oleh karena itu layanan informasi khususnya informasi bencana akan mudah didapatkan masyarakat lewat media SMS ini. Dalam membangun fitur SMS ini diperlukan lah SMS gateway, fitur ini merupakan layanan SMS berbasiskan web dengan perantara script-script khusus seperti script pada driver Gnokii, dan kemudian script ini di aplikasikan dalam layanan pemprograman seperti PHP ataupun ASP dan lain sebagainya, dan untuk membuat layanan SMS gateway ini semakin andal dan secure maka digunakan lah kriptograpi baik itu DES, Tripple DES, MD5, dan lain sebagainya, hal ini dikarenakan banyaknya ancaman yang dapat mengcrash dan mengacaukan sistem SMS Gateway ini seperti Spoofing, interception, memanipulasi Secret Key pada salah satu provider telekomunikasi, dan lain sebagainya. Untuk itu lah demi kemaslahatan bersama seharusnya masyarakat menjaga sistem yang ada di Negara Indonesia dan juga menggunakan ilmu yang didapat untuk membuat sistem peringatan dini multy bencana ini menjadi lebih baik dan lebih baik lagi DAFTAR PUSTAKA Martin WIELAND, Lothar GRIESSER And Christoph KUENDIG, “SEISMIC EARLY WARNING SYSTEM FOR A NUCLEAR POWER PLANT” ASPEK KEAMANAN PADA JALUR KOMUNIKASI SHORT MESSAGE SERVICE, 2006, Bandung, Ekawati Prihatini, Magister Teknologi Informasi ITB. Wicaksono, Ady. “Membangun GSM SMS Gateway dengan Linux dan Nokia”. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi- BPPT Seawatch Indonesia Group. Jakarta. Sistem Informasi Peringatan Dini Gelombang Pasang Tsunami Muhadkly.” SMS Gateway Menggunakan SMS Gateway Menggunakan Gammu” http://www.ilmukomputer.com/. www.kompascetak.com http://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=643&ik=31 www. roniwahyu.wordpress.com/2007/12/16/Membangun SMS Gateway Berbasis Web.htm http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://jalalmpc.tripod.com/cd2.jpg http://www.ristek.go.id/file_upload/lain_lain/bencana_aceh/sistem.htm http://www.lirneasia.net/2005/01/sms-as-part-of-early-warning-system/ http://www.elektroindonesia.com