Edisi Galungan D [email protected] / www.cyberdharma.net Rangkaian Galungan Rangkaian perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan rangkaian perayaan yang paling panjang di antara harihari raya Agama Hindu. 1.Rangkaian itu dimulai ketika hari Tumpek Pengarah atau Pengatag, yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon Wuku Wariga, tepatnya 25 hari sebelum Hari Raya Galungan dan persembahan ditujukan kepada dewa Œa?kara (nama lain Dewa Œiva) sebagai penguasa tumbuhtumbuhan dengan mempersembahkan sesajen pada pohon-pohon kayu yang menghasilkan buah, daun, dan bunga yang akan digunakan pada Hari Raya Galungan 2. Sugihan Jawa atau Sugihan Jaba yaitu; Sebuah kegiatan rohani dalam rangka menyucikan bhuana agung (makrocosmos) yang jatuh pada hari Kamis Wage Sungsang. Kata Sugihan berasal dari urat kata Sugi yang artinya membersihkan dan Jaba artinya luar, dalam lontar Sundarigama d i j e l a s k a n : b a h wa S u g i h a n J a wa merupakan “Pasucian dewa kalinggania pamrastista bhatara kabeh" (pesucian dewa, karena itu hari penyucian semua bhatara). Pelaksanaan upacara ini dengan membersihkan alam lingkungan, baik pura, tempat tinggal, dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci. Dan yang terpenting adalah membersihkan badan phisik dari debu kotoran dunia Maya, agar layak dihuni oleh Sang Jiwa Suci sebagai Brahma Pura. dan yang lain, agar tetap memiliki kekuatan untuk menghalau godaan Sang Mara. Jadi tidak hanya nyekeb pisang atau tape untuk banten. 5. Penyajaan puasa II; Artinya hari ini umat mengadakan Tapa Samadhi dengan pemujaan kepada Ista Dewata. Penyajan dalam lontar Sunarigama disebutkan : "Pangastawaning Sang Ngamong Yoga Samadhi" upacara ini dilaksanakan pada hari Senin Pon Dungulan. Dengan Wiweka dan Winaya, manusia Hindu diajak untuk dapat memilah kemudian memilih yang mana benar dan salah. Bukan semata-mata membuat kue untuk upacara. 6.Penampahan puasa III; Berasal dari kata tampah atau sembelih artinya ; bahwa pada hari ini manusia melakukan pertempuran melawan Adharma, atau hari untuk mengalahkan Bhuta Galungan dengan upacara pokok yakni Mabyakala yaitu memangkas dan mengeliminir sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri, bukan semata-mata membunuh hewan korban, karena musuh sebenarnya ada di dalam diri, bukan di luar termasuk sifat hewani tersebut. Ini sesuai dengan lontar Sunarigama yaitu ; "Pamyakala kala malaradan". Inilah puncak dari Brata dan Upavasa umat Hindu, bertempur melawan semua bentuk Ahamkara - kegelapan yang bercokol dalam diri. Selama ini justru sebagain besar dari kita malah berpesta pora makan, lupa terhadap jati diri, menikmati makanan, mabuk. Sehingga bukan Nyomya Bhuta Kala- Nyupat Angga Sarira, malah kita akhirnya menjelma jadi Bhuta itu sendiri 7. Galungan lebar puasa; Hari kemenangan dharma terhadap adharma setelah berhasil mengatasi semua godaan selama perjalan hidup ini, dan merupakan titik balik agar manusia senantiasa mengendalikan diri dan berkarma sesuai dengan dharma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan dalam usaha mencapai anandam atau jagadhita dan moksa serta shanti dalam hidup sebagai mahluk yang berwiweka. 3. Sugihan Bali; Bali dalam bahasa Sansekerta berarti kekuatan yang ada dalam diri. Jadi Sugihan Bali memiliki 8. Manis Galungan; Setelah merayakan makna yaitu menyucikan diri sendiri ilustrasi: www.kaliaja.com kemenangan , manusia merasakan sesuai dengan lontar sunarigama: nikmatnya (manisnya) kemenangan dengan mengunjungi sanak "Kalinggania amrestista raga tawulan" (oleh karenanya menyucikan saudara dengan penuh keceriaan, berbagi suka cita, mengabarkan badan jasmani-rohani masing-masing /mikrocosmos) yaitu dengan ajaran kebenaran betapa nikmatnya bisa meneguk kemenangan. Jadi, memohon tirta pembersihan /penglukatan. Manusia tidak saja terdiri di hari ini umat Hindu wajib mewartakan-menyampaikan pesan dari badan phisik tetapi juga badan rohani (Suksma Sarira dan dharma kepada semua manusia bahwa inilah misi umat Hindu: Antahkarana Sarira). Persiapan phisik dan rohani adalah modal awal Dharma Cara- menyampaikan ajaran kebenaran dengan Satyam Vada yang harus diperkuat sehingga sistem kekebalan tubuh ini menjadi mengatakan dengan kesungguhan dan kejujuran. maksimal untuk menghadapi musuh yang akan menggoda pertapaan kita. 9. Pemaridan Guru; Jatuh pada hari Sabtu Pon Dungulan, maknyanya Cyber Dharma Indonesia 4. Panyekeban puasa I ; Jatuh pada hari Minggu Pahing Dungulan. Panyekeban artinya mengendalikan semua indrya dari pengaruh negatif, karena hari ini Sangkala Tiga Wisesa turun ke dunia untuk mengganggu dan menggoda kekokohan manusia dalam melaksanakan Hari Galungan. Dalam Lontar Sunarigama disebutkan : "Anyekung Jnana" artinya mendiamkan pikiran agar tidak dimasuki oleh Bhuta Galungan dan juga disebutkan "Nirmalakena" (orang yang pikirannya yang selalu suci) tidak akan dimasuki oleh Bhuta Galungan. Melihat pesan Panyekeban ini mewajibkan umat Hindu untuk mulai melaksanakan Brata atau Upavasa sehingga pemenuhan akan kebutuhan semua Indriya tidak jatuh kedalam kubangan dosa; pikirkan yang baik dan benar, berbicara kebenaran, berprilaku bijak dan bajik, mendengar kebenaran, menikmati makanan yang sattvika, BADAN DHARMA DANA NASIONAL info: 533 0414 www.bddn.org pada hari ini dilambangkan dewata kembali ke sorga dan meninggalkan anugrah berupa kadirgayusan yaitu ; hidup sehat umur panjang dan hari ini umat menikmati waranugraha dari dewata. Demikian makna Hari Raya Galungan sebagai hari pendakian spritual dalam mencapai kemenangan/wijaya dalam hidup ini ditinjau dari sudut pelaksanaan upacara dan filosofisnya. 10. Sepuluh hari setelah Galungan disebut Kuningan merupakan tonggak kembalinya para dewata dan roh suci leluhur menuju kahyangan stana-nya masing-masing yang diyakini tempatnya di svargaloka (alam sorga). Kuningan merupakan hari kasih sayang, yang disimbulkan melalui berbagai pratika upakara seperti: tamiang, koleman, sulangi, tebo, dan endongan. Dengan mencetak dan membagikan Gratis Lembar CyberDharma, berarti anda sudah peduli, berbagi dan Ngayah untuk Hindu Nusantara