Ummi Suraya, Studi Populasi Bakteri Pseudomonas Sp. di Sekitar Karamba Pahandut Seberang pada ikan dapat menyebabkan penyakit pada STUDI POPULASI BAKTERI PSEUDOMONAS Sp. DI SEKITAR KARAMBA PAHANDUT SEBERANG SUNGAI KAHAYAN KOTA PALANGKA RAYA ikan. UMMI SURAYA Dosen pada Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah populasi bakteri Pseudomonas sp. dan Aeromonas sp. di Sungai Kahayan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya. Pada penelitian ini, kegiatan sampling dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu dilakukan pada bulan Juli 2010. Pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di 3 (tiga) stasiun yang merupakan titik-titik lokasi pengukuran kualitas air pada areal karamba di Pahandut Seberang pada Sungai Kahayan Kota Palangka Raya. sedangkan pengambilan sampel air untuk bakteri dilakukan di permukaan dan dasar Sungai Kahayan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah populasi bakteri Pseudomonas sp. di Sungai Kahayan areal karamba 4 di Pahandut seberang adalah berjumlah 3,4910 x 10 CFU/ml. Kata kunci : populasi, bakteri Pseudomonas Sp., karamba PENDAHULUAN Bakteri Pseudomonas sp. kebanyakan hidup di air segar dan hidup di air tawar, air asin Latar Belakang dan Aktifitas manusia di karamba Pahandut Seberang di Organisme renik ini dapat mengganggu dan merugikan usaha budidaya ikan Kahayan dapat maupun dalam pengolahan ikan. Populasi jenis pencemaran bahan bakteri ini dapat meningkat dalam jumlah banyak terjadinya terutama yang mengandung bahan organik tinggi pencemaran mikroorganisme di perairan juga akibat perubahan kondisi lingkungan yang stress penurunan karena bakteri ini bersifat pathogen oportinistik menyebabkan organik Sungai air payau. terjadinya yang dapat kualitas memicu perairan (Alabaster dan Lloyd, 1982). (Dooley et al, 1985). Meningkatnya bahan organik di sungai Kahayan tersebut akibat aktivitas budidaya perikanan karamba dan buangan sampah serta limbah sehingga memicu perairan pencemaran mikroorganisme di yaitu bakteri Pseudomonas sp. akibat kualitas air yang Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian mengetahui ini jumlah bertujuan populasi untuk bakteri Pseudomonas sp. di Sungai Kahayan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya. Sedangkan menurun sehingga kondisi ini diperkirakan dapat manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan menyebabkan meningkatnya pertumbuhan dan informasi dalam rangka pengelolaan perairan perkembangan Sungai Kahayan untuk pengembangan usaha populasi bakteri bakteri Pseudomonas sp. sehingga menyebabkan stress budidaya karamba. 81 Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 81 – 86 METODOLOGI 1. Stasiun I, dengan 0 posisi koordinat 02 11’ 0 44.0’ Lintang Selatan dan 113 56’ 55.8” Bujur Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Timur. Pahandut 2. 0 Stasiun II , dengan posisi koordinat 02 11’ Seberang pada Sungai Kahayan Kota Palangka 33.7” Lintang Selatan dan 113 Raya. Penelitian ini Bujur Timur. dilakukan pada bulan Juli 0 56’ 58.3” 0 3. Stasiun III, dengan posisi koordinat 02 11’ 2010. 44.0” Lintang Selatan dan 113 Bahan dan Alat Bahan yang dipergunakan dalam pengambilan 0 56’ 59.5” Bujur Timur. sampel ini antara lain: air Sungai Kahayan dan Prosedur Pengambilan Sampel Media GSP. Alat yang akan digunakan dalam Pengambilan sampel air dilakukan 4 kali pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut sampling setiap periode 7 hari. Pengambilan dan : Botol sampel kurang lebih 250 ml yang telah pengukuran sampel air dilakukan secara insitu disterilisasi, Tabung reaksi Cawan petri, Jarum meliputi parameter : suhu air, oksigen terlarut/DO ose,Pipet, Kapas, GPS (Global Possition System), dan derajat keasaman/pH. Untuk parameter TOM Kamera Digital, Autoclave, Pinset, Cool box, dan H2S dianalisis di Laboratorium BAKESDA, Kertas pembungkus, Lampu bunsen,Laminar flow, Palangka Raya. Sedangkan pengambilan sampel Ember, Water Checker Quality (Horiba U-10), air untuk bakteri dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali Kemerrer water sampler dan kelotok. ulangan dengan menggunakan Kemmerer Water Untuk pengukuran parameter fisika dan kimia Sampler. Metode Analisis Data perairan, alat-alat yang gunakan adalah seperti pada Tabel 1. Untuk mengetahui ada perbedaan yang Lokasi Pengambilan Sampel nyata atau tidak jumlah bakteri di antara stasiun Tiga yang telah ditetapkan dapat mewakili maka dilakukan Analisis Sidik Ragam (Anova). gambaran kualitas air beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada areal karamba Daerah Aliran Sungai Kahayan. Letak masing-masing stasiun pengamatan sebagai berikut : Tabel 1. Alat yang digunakan untuk pengamatan parameter fisika dan kimia No. 82 Parameter 1. Suhu 2. pH 3. satuan o Alat Lokasi C Water Checker Quality In situ skala pH Water Checker Quality In situ Oksigen terlarut/DO mg/l Water Checker Quality In situ 4. TOM mg/l titrasi In situ 5. H2S mg/l titrasi Lab Ummi Suraya, Studi Populasi Bakteri Pseudomonas Sp. di Sekitar Karamba Pahandut Seberang HASIL DAN PEMBAHASAN dipengaruhi oleh musim, cuaca, dan waktu saat pengukuran. areal Pada umumnya bakteri Aeromonas sp. karamba di Pahandut Seberang yaitu bakteri menyenangi lingkungan yang bersuhu antara 15- Pseudomonas sp. Jumlah dan distribusi bakteri 30 C Pseudomonas sp. dapat dilihat Tabel 2. senang hidup di lingkungan yang bersuhu antara Penelitian Dari Tabel di 2. Sungai distribusi Kahayan populasi bakteri o sedangkan o 15-30 C. (Kordi, bakteri Pseudomonas 2004). Hayes sp. (2000) Pseudomonas sp. terlihat populasi bakteri yang mengemukakan bahwa kelimpahan bakteri sering tertinggi terdapat pada stasiun 2 yang berjumlah terjadi pada lingkungan perairan yang kaya bahan 16660 CFU/ml. Sedangkan populasi bakteri di organik dengan pertumbuhan optimum bakteri stasiun 1 dan 3 jumlah lebih kecil untuk bakteri Pseudomonas sp. pada suhu 28 C. o Pseudomonas sp. Kisaran pH pada stasiun pengamatan adalah 5.4-7.0. Hal ini Distribusi Spasial Bakteri dan Kualitas Air Distribusi spasial bakteri adalah untuk tidak jauh berbeda menurut Ardianor dan Sulmin (2006) bahwa Sungai Kahayan berukuran antara 5.6-6.6. Nilai melihat keberadan bakteri dari ketiga stasiun pH pengamatan Analisis berdasarkan PP nomor 20, 1990 golongan C Ragam (Anova) . Parameter kimia yaitu pH dan bahwa nilai pH 6-9. Nilai pH tersebut cenderung TOM antara stasiun pengamatan secara statistik menurun secara perlahan ke arah hilir dan nilai tidak berbeda nyata (P<0.01), walaupun secara pH visual terlihat perbedaan antara ketiga stasiun perairan jika pH rendah (Efriyedi, 2001). secara matrik dengan memenuhi sangat mempengaruhi Bakteri pengamatan (Gambar 2A). Sedangkan distribusi syarat untuk perikanan proses biokimia Pseudomonas sp. mempunyai bakteri Pseudomonas sp. secara statistik diantara batas-batas pH tertentu untuk pertumbuhannya. stasiun pengamatan terdapat tidak perbedaan Gaudy dan Gaudy ( 1980) mengemukakan bahwa yang nyata akan tetapi secara visual antara ketiga pH dapat mempengaruhi pemanfaatn karbon dan stasiun secara menyeluruh terdapat perbedaan sumber (Gambar 2B). substrat,sintesa protein, sintesa materi-materi energi, efisiensi penggunaan Berdasarkan hasil pengamatan selama lainnya dan pelepasan produksi metabolik sel. penelitian, kisaran suhu di daerah penelitian Bakteri Pseudomonas sp. pH 5.3–9.7 umumnya 0 antara 29.0-30.2 C. Nilai ini masih dalam batas berkembang dengan baik pada pH antara 5,5–9,0 normal (Kordi, 2004). perairan sungai umumnya menurut Ardianor dan Sulmin (2006) kisaran suhu untuk 0 pH dapat mencapai nilai sangat rendah apabila disebabkan adanya kandungan Sungai Kahayan berkisar 26-32 C. Menurut Boyd asam sulfat pada tanah dasar perairan yang (1982) sangat tinggi, bahwa kisaran suhu yang dapat mendukung kehidupan organisme akuatik berada antara 0 25– 32 C. Perubahan suhu banyak pH rendah merupakan keadaan yang optimal bagi berkembang biaknya beberapa jenis bakteri patogen seperti bakteri 83 Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 81 – 86 Pseodomonas sp. dan perubahan pH yang yang berasal dari perairan itu sendiri seperti menyolok dapat menyebabkan ikan menjadi stres pembusukan Hasil pengukuran kandungan Oksigen organisme mati oleh detritus, aktivitas perifiton, macrofita dan fitoplankton. Terlarut (DO) selama penelitian berkisar antara Bahan 2.51-6.63 mg/l dengan rata-rata 5.47 mg/l hal ini bahan organik yang dibawa oleh aliran air daerah seiring dengan yang dikemukakan Ardianor dan sekitarnya. Kandungan bahan organik ini makin Sulmin (2006) bahwa di Sungai Kahayan DO ke antara 4.9-8.5mg/l. disebabkan juga oleh pengaruh musim kemarau. Nilai DO yang memenuhi allochthonous, hilir cenderung termasuk didalamnya meningkat, disamping C) Hariyadi et al,. (1992) mengatakan bahwa berdasarkan PP nomor 20, 1990 bahwa nilai DO TOM adalah kandungan bahan organik total suatu >3 mg/l. Nilai oksigen terlarut berbanding terbalik perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, dengan suhu dimana semakin naik suhu maka tersuspensi dan koloid tingginya kandungan oksigen semakin turun, sedangkan suhunya bahan organik dipengaruhi oleh kecerahan dan kekeruhan. melimpah Dengan adannya bahan organik tinggi dalam air aktivitas bakteri dalam air sehingga peningkatan menyebabkan kebutuhan akan oksigen terlarut bahan organik cenderung diikuti oleh peningkatan meningkat jumlah bakteri. syarat untuk perikanan yang (Golongan menyebabkan meningkatnya disertai kadar oksigen yang akan menyebabkan meningkatnya aktivitas bakteri dalam air. Asam belerang atau hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas beracun yang dapat larut dalam air. Dan racun asam belerang ini Sebaran Bakteri di Perairan Berdasarkan Keputusan Kelautan dan Perikanan Republik Menteri Indonesia tergantung pada suhu, oksigen dan pH (Kordi dan Nomor KEP.03/MEN/2010, tentang Penetapan Andi, 2007). Jenis-jenis Menurut Boyd, (1982) bahwa Hama dan Penyakit Karantina, kandungan H2S menurun dengan meningkatnya Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya, pH air begitu juga sebaliknya. Sedangkan ternyata jenis bakteri Pseudomonas sp.. termasuk menurut ((Kordi dan Andi, 2007) bahwa hubungan bakteri yang berpotensi menjadi patogen. Namun antara pH dengan H2S di dalam air yaitu pada pH tergantung lagi pada tingkat prevalensi dan adalah 5–9 adalah berbanding terbalik dari H2S intensitas serangan penyakitnya terhadap ikan adalah 99% - 1%. sehingga terdapat beberapa genus bakteri yang Kandungan total organic matter (TOM) berpotensi menjadi patogen, tapi bukan perairan Sungai Kahayan pada stasiun 1, stasiun merupakan spesies bakteri penyebab langsung 2, dan stasiun 3 berkisar 9.74–1.07 mg/l, hal ini penyakit pada ikan. Bakteri Pseudomonas sp. seiring dengan Hariyadi, 1995 bahwa nilai TOM mampu hidup sendiri di luar ikan atau di air dan yang lebih tinggi dari nilai 9.74–1.07 mg/l dapat banyak dijumpai di lingkungan air tawar juga air menunjukkan adanya masukan akibat kegiatan laut. Hal ini seiring dengan yang dikemukakan manusia. Disamping itu menurut Allan, JD. Inglish et al,. (1993) bahwa hampir semua bakteri (1995), TOM dapat berupa autochthonous yaitu patogen pada ikan mampu hidup sendiri di luar 84 Ummi Suraya, Studi Populasi Bakteri Pseudomonas Sp. di Sekitar Karamba Pahandut Seberang Saran ikan tapi hanya sebagian kecil dari bakteri yang merupakan “obligat patogen” dan kemampuan Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk hidupnya dalam periode waktu tertentu dalam bakteri Pseudomonas sp. yang lebih spesifik jaringan inang (ikan). sampai ke spesiesnya. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan Allan, JD.1995. Stream Ecology ; Structure and Fuction of Running Waters.Chapman and Hall.London. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa jumlah populasi bakteri Pseudomonas sp. Di Sungai Kahayan areal karamba di Pahandut 4 seberang adalah 3,4910 x 10 CFU/ml /ml. Ardianor and Sulmin.G. 2006. Tinjauan Limnologi Perairan Tawar Kalimantan Tengah (Limnological overview of the Freshwater Ecosystems in Central Kalimantan). Journal of Tropical Fisheries. Volume 1 (2) Desember 2006. Tabel 2. Distribusi populasi bakteri (CFU/ml) pada masing-masing stasiun pengamatan Periode Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Sampling Pseudomonas sp Pseudomonas sp Pseudomonas sp I 2800 3920 2790 II 1840 4690 3910 III 1560 4310 1540 IV 2430 3740 1380 Total 8630 16660 9620 (A) (B) Gambar 1. Perbandingan nilai (A) pH dan TOM, dan (B) bakteri Pseudomonas sp. di lokasi studi. 85 Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 81 – 86 Allan, JD.1995. Stream Ecology ; Structure and Fuction of Running Waters.Chapman and Hall.London. Alabaster,JS dan R Lloyd.1982. Water Quality Criteria for Freshwater Fish.Second Edition.Food and Agriculture Organization of The United Nations. Butterworths. London. Boyd, C.E. 1982. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Auburn University, Alabama. USA. Efriyedi. 2001. Sebaran Spasial Karakteristik Sedimen Dan Kualitas Air Muara Sungai Bantan Tengah, Bengkalis Kaitannya Dengan Budidaya Keramba Jaring Apung. Jurnal Natur Indonesia, II, Nomor 1. September 1999. Gaudy, A.F. and E.T. Gaudy. 1980. Microbiology for Environmental Scientists and enginers.McGraw-Hill Book Company. 736p. Hayes, J. 2000. Aeromonas hydrophila. MB592Diseases of fish. Inglish, V., Roland. J, Robert and Niall R, Bromage. 1993. Bacteria Disease of Fish Blackwell Scientific Publication. Institute of Agriculture. London. England. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 03 Tahun 2010. Tentang Penetapan Jenis-jenis Hama dan Penyakit Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya Kordi, M. G. H. K., 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Bina Adiaksara dan Rineka Cipta. Jakarta. Kordi, M. G. H. K., dan Andi Baso Tancung, 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 86