38 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

advertisement
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
4.1.1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN Batudaa pada materi
Virus di kelas XA dengan jumlah 26 peserta didik, yang terdiri dari 9 peserta didik
laki-laki dan 17 peserta didik perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus,
siklus I terdiri atas 2 kali pertemuan. Pertemuan I membahas tentang ciri-ciri
virus, struktur virus dan cara hidup virus, pertemuan II membahas replikasi virus
dan klasifikasi virus. Sedangkan siklus II sama dengan siklus I yakni terdiri atas 2
kali pertemuan. Pertemuan I membahas virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia, hewan dan tumbuhan. Pertemuan II membahas manfaat virus dalam
kehidupan.
Pada setiap akhir siklus diberikan tes evaluasi secara tertulis untuk melihat
hasil belajar peserta didik, sedangkan dalam proses belajar digunakan lembar
observasi untuk melihat aktivitas guru dan aktivitas peserta didik.
4.1.2 Siklus I
Siklus
I
ini
dilaksanakan
sesuai
dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan dengan alokasi waktu masing-masing
pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
4.1.2.1 Siklus I Pertemuan I
Pelaksanaan TGT dalam Proses pembelajaran pada pertemuan I, belum
sesuai dengan tahapan pembelajaran yang seharusnya. Kegiatan pembelajaran
38
38
39
pada pertemuan ini, diawali dengan kegiatan pendahuluan yakni mengucap salam,
mengabsen peserta didik, apersepsi dan motivasi, Setelah itu guru menuliskan
indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini. Selanjutnya kegiatan inti yang
diawalai dengan pembagian kelompok, dimana peserta didik diarahkan duduk
sesuai kelompok yang telah dibagikan, setelah itu guru menjelaskan materi virus
secara singkat.
Dalam proses pembelajaran penjelasan materi seharusnya tidak perlu
dillakukan, akan tetapi guru menjelaskan materi, sehingga berakibat pada
kurangnya waktu saat games. Pada pelaksanaan games, pembagian kartu hanya
diberikan kepada tiap meja kelompok, akibatnya pada saat anggota kelompok
yang mendapat giliran menjawab pertanyaan games, kelompok yang lain tidak
dapat mendengarkan, sehingga Perhatian kelompok lain tidak ditujukkan kepada
anngota kelompok yang sedang mendapat giliran menjawab, namun sibuk dengan
aktivitas kelompok masing-masing. Dalam pelaksanaan games, jika salah satu
anggota kelompok tidak bisa menjawab pertanyaan games maka pertanyaan
dijawab oleh anggota kelompok yang lain. Setiap peserta didik yang berhasil
menjawab pertanyaan games akan mendapatkan poin. Poin dari tiap peserta didik
dikumpulkan, dan jumlahkan untuk mengetahui peserta didik yang mendapatkan
poin tertinggi. Setiap peserta didik dari masing-masing kelompok yang berhasil
mengumpulkan poin terbanyak akan bertemu pada I meja turnamen, dan
sebaliknya dengan peserta didik yang mengumpulkan poin terendah.
39
40
Setelah kegiatan games pada siklus I pertemuan I, dilanjutkan dengan
kegiatan penutup yaitu guru menyimpulkan materi, dan diakhiri dengan
pemberian tugas yaitu membuat rangkuman tentang materi minggu depan.
4.1.2.2 Siklus I Pertemuan II.
Materi yang disajikan pada pertemuan 2 yaitu replikasi virus dan
klasifikasi virus. Pembelajaran pertemuan 2 sama halnya pada pertemuan I,
namun yang membedakan yaitu adanya turnamen. Pada pertemuan 2 poin
masing-masing peserta didik pada games 1 dan 2, dijumlahkan untuk
menentukkan peserta didik pada meja dengan nilai tertinggi, sedang dan rendah.
Peserta didik yang memperoleh point tertinggi ialah lan-lin, Agustin,
meylan, zein, tri dan sandra. Sedangkan peserta didik yang memperoleh point
sedang ialah dewanti, mohammad, radi, ismail, dan sri. Peserta didik yang
memperoleh point rendah ialah nurhalisa, ewin, ansir, fikran, fatmi, nurul,
dzulkifli, puspita, fitran, gita, dan syahril. Perolehan poin dari masing-masing
peserta didik pada pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada lampiran 15.
Kegiatan turnamen pada siklus I dilakukan seperti kegiatan games.
Kegiatan turnamen diawali dengan pembagian
kartu soal pada setiap meja.
sebelum turnamen dimulai, guru terlebih dahulu membagi peserta didik yang ada
dalam satu meja, ada yang berperan sebagai pembaca, penentang 1, penentang 2
dan penentang 3. Pembaca membuka kartu soal yang pertama dan langsung
menjawab, apabila pembaca tidak dapat menjawab maka dijawab oleh penentang
1, dan jika penentang 1 tidak dapat menjawab maka dijawab oleh penentang 2
begitu pula pada penentang 3. Setiap soal yang dijawab oleh peserta didik pada
40
41
setiap meja akan mendapatkan poin. Poin dari kegiatan turnamen akan
dijumlahkan dengan poin yang didapat pada kegiatan games 1 dan games 2,
seperti dapat dilihat pada lampiran 16 dan lampiran 17. Kelompok yang
mengumpulkan
poin
terbanyak
akan
mendapatkan
skor
tertinggi
dan
dikategorikan sebagai tim super (kelompok F) , dan yang memperoleh skor
sedang dikategorikan sebagai tim sangat baik (kelompok Adan D), sedangkan
skor rendah masuk katergori tim baik (kelompok C), seperti dapat dilihat pada
lampiran 17.
Pada pertemuan I soal games yang tidak dapat dijawab oleh peserta didik
adalah pada materi struktur virus. Peserta didik belum dapat membedakan antara
kapsid, ekor dan serabut ekor. Salah satu soal yang sulit dijawab oleh peserta
didik adalah “selubung virus tersusun dari...?” peserta didik menjawab “ lemak”,
jawaban yang sebenarnya adalah “protein”. Soal lain yang sulit dijawab peserta
didik adalah “ virus tersusun atas selubung protein yang disebut...” peserta didik
menjawab “ekor” jawaban yang sebenarnya “kapsid”.
Pada pertemuan II soal games yang tidak dapat dijawab oleh peserta didik
adalah pada materi replikasi virus, dimana peserta didik sulit membedakan antara
replikasi secara litik dan secara lisogenik. Pertanyaan mengenai siklus litik
dijawab dengan siklus lisogenik, begitu juga sebaliknya. Soal yang sulit dijawab
adalah “fase yang tidak terdapat pada daur litik adalah...” peserta didik menjawab
“perakitan”. Jawaban yang sebenarya adalah “penggabungan dan pembelahan”.
Kemudian soal “replikasi virus yang terjadi tanpa menghancurkan sel inang
disebut...” dijawab oleh peserta didik “siklus litik” jawaban yang sebenarnya
41
42
“siklus lisogenik”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi yang sulit dijawab
oleh peserta didik ialah struktur virus dan replikasi virus.
4.1.2.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dilakukan oleh 2
observer. Acuan yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru adalah lembar
pengamatan yang meliputi 25 aspek untuk pertemuan I dan pertemuan 2
sebagaimana terdapat pada lampiran I dan 3. Data hasil aktivitas guru pada siklus
I pertemuan I dan 2, dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Observasi untuk Aktivitas Guru yang terlaksana Siklus 1
Hari/pertemuan
Observer 1
Observer 2
Rata-rata %
64%
Pertemuan 1
60%
62%
Pertemuan 2
76%
72%
74%
Sumber : Observasi aktivitas Guru Siklus I
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi aktivitas guru siklus I yang
dilaksanakan oleh observer 1 dan 2 dari 25 aspek yang diamati rata-rata aspek
yang terlaksana adalah 62%. sedangkan untuk pertemuan 2 hasil observasi
aktivitas guru yang dilaksanakan oleh observer 1 dan 2 dari 25 aspek yang diamati
rata-rata aspek yang terlaksana adalah 74%. Data hasil aktivitas guru yang tidak
terlaksana pada siklus I pertemuan I dan II, dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Guru yang tidak terlaksana Siklus I
Hari/pertemuan
Observer 1
Observer 2
Rata-rata %
Pertemuan 1
36 %
40%
26.67%
Pertemuan 2
24 %
28 %
26%
Sumber : Observasi aktivitas Guru Siklus I
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi aktivitas guru yang tidak
terlaksana pada pertemuan 1 yang dilaksanakan oleh observer 1 dan 2 dari 25
aspek yang diamati rata-rata kriteria yang tidak terlaksana adalah 26.67%,
42
43
sedangkan untuk aktivitas guru pada pertemuan 2 rata-rata kriteria yang tidak
terlaksana adalah 26%
4.1.2.4 Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik
Pengamatan aktivitas peserta didik juga dilakukan oleh observer dengan
15 aspek penilaian untuk pertemuan 1 dan 2, sebagaimana terdapat pada lampiran
2 dan 4. Data hasil aktivitas peserta didik pada siklus I pertemuan I dan 2, dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Observasi Guru untuk Aktivitas Peserta didik yang terlaksana
Siklus 1
Hari/pertemuan
Observer 1
Observer 2
Rata-rata %
60
66.67%
Pertemuan 1
63.34%
Pertemuan 2
73.33%
73.33%
73.33%
Sumber : Observasi aktivitas peserta didik Siklus I
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi aktivitas peserta didik siklus I
pertemuan 1 yang dilaksanakan oleh observer 1 dan 2 dari 15 aspek yang diamati,
rata-rata kriteria untuk aktivitas peserta didik yang terlaksana adalah 63.34% dan
rata-rata kriteria untuk aktivitas peserta didik yang terlaksana pada pertemuan 2
adalah 72.66%. Data hasil aktivitas peserta didik yang tidak terlaksana pada siklus
I dapat dilihat pada table 6.
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik yang tidak terlaksana
Siklus I
Hari/pertemuan
Observer 1
Observer 2
Rata-rata %
Pertemuan 1
33.33 %
40%
36.67%
Pertemuan 2
26.67 %
26.67 %
26.67%
Sumber : Observasi aktivitas peserta didik Siklus I
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi aktivitas peserta didik siklus I
pertemuan 1 dan 2 yang dilaksanakan oleh observer 1 dan 2 dari 15 aspek yang
diamati, rata-rata kriteria yang tidak terlaksana adalah 36.67% dan 26.67%.
43
44
4.1.2.5 Hasil Belajar Peserta didik
Untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada siklus I pertemuan 1 dan
2 dapat diketahui dengan menggunakan evaluasi belajar yang berjumlah 20 butir
yang terdiri dari 15 butir soal objektif dan 5 butir soal essay. Dari 26 peserta didik
pada siklus 1, peserta didik yang memperoleh nilai 75 ke atas adalah 18 peserta
didik dan peserta didik yang memperoleh nilai di bawah 75 adalah 8 peserta
didik. Skor rata-rata kelas adalah 72.23 dengan daya serap 74.07%. Berdasarkan
prosentase hasil belajar peserta didik yang tuntas yaitu 69.23%. Prosentase ini
dapat dikategorikan bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus I belum
mencapai kriteria keberhasilan yang diinginkan karena ketuntasan belajar belum
mencapai 85%.
Tabel 7. Hasil Belajar Peserta didik pada Siklus I
Krriteria Penilaian
Jumlah Peserta didik
Porsentase
Tuntas
18
69.23%
Tidak tuntas
8
30.77%
Jumlah
26
100%
Sumber : Hasil analisis penelitian
No
1
2
3
4.1.2.6 Refleksi
Berdasarkan hasil analisis pada lembar observasi aktifitas guru dan peserta
didik pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan yang diinginkan, karena
masih ada beberapa aspek yang belum terlaksana. Aspek yang belum terlaksana
pada proses pembelajaran aktivitas guru yaitu:
1.
Tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.
Tidak menjelaskan pembagian penghargaan kepada kelompok yang
mendapat skor tertinggi
44
45
3.
Tidak ada pemberian penguatan/penegasan terhadap materi yang dianggap
penting
Pada saat pelaksanaan proses pembelajaran guru masih terlihat tidak
menguasai tahapan ataupun langkah-langkah pembelajaran, hal ini dikarenakan
beberapa faktor antara lain, kesibukan guru dalam persiapan pelaksanaan ujian try
out kelas XII, kurangnya pemahaman guru mengenai model pembelajaran
kooperatif tipe TGT, faktor lainnya yaitu pada siklus I pertemuan II, guru terlihat
canggung
ketika
kedatangan
dosen
pembimbing
sehingga
saat
proses
pembelajaran ada tahapan ataupun proses yang tidak dilaksanakan sedangkan
aspek yang belum terlaksana pada aktivitas peserta didik adalah peserta didik
tidak menyimpulkan materi.
Untuk evaluasi hasil belajar peserta didik masih ada sebagian peserta didik
yang belum tuntas yaitu 8 orang peserta didik. Peserta didik yang tidak tuntas
pada siklus I ini telah diberikan remedial serta diberikan soal-soal yang akan
dijawab sesuai dengan indikator yang belum tercapai. Dengan memperhatikan hal
di atas, maka perlu diadakan tindakan perbaikan-perbaikan pada siklus II untuk
menyempurnakan tindakan yang dilaksanakan pada siklus 1.
4.1.3 Siklus II
Pelaksanaan siklus II meliputi perbaikan terhadap kekurangan yang
ditemukan pada siklus I baik pada proses pelaksanaan TGT maupun pada aspek
aktivitas guru dan aspek aktivitas peserta didik . Siklus II ini dilaksanakan sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dengan alokasi
waktu masing-masing pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran.
45
46
4.1.3.1 Siklus II Pertemuan I
Pelaksanaan TGT dalam pembelajaran siklus II pertemuan I yaitu dimulai
dengan pembagian kelompok yang dilanjutkan dengan penjelasan model
pembelajaran TGT. Pembagian kelompok ini dimaksudkan untuk kelompok
games. Sebelum pelaksanaan games guru menyiapkan kartu soal bernomor yang
berisi pertanyaan. Tiap kelompok maju di depan kelas dan seorang dari anggota
kelompok mengambil kartu yang berisi pertanyaan untuk dijawab. Apabila salah
satu anggota kelompok tidak bisa menjawab pertanyaan games maka pertanyaan
dilemparkan kepada anggota kelompok yang lain. Setiap peserta didik yang
berhasil menjawab pertanyaan games akan mendapatkan poin. Poin-poin ini akan
dikumpulkan untuk mendapatkan skor tertinggi. Setiap peserta didik dari masingmasing kelompok yang berhasil mengumpulkan poin terbanyak akan bertemu
pada I meja turnamen, begitu juga dengan peserta didik yang hanya
mengumpulkan poin sedikit akan bertemu dalam I meja. Setelah penghitungan
poin games maka dilanjutkan dengan kegiatan penutup yaitu guru menyimpulkan
materi dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya untuk mencari artikel
tentang manfaat virus bagi kehidupan, setelah itu guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
4.1.3.2 Siklus II Pertemuan II
Proses pelaksanaan TGT pada pertemuan II sama halnya pada pertemuan
I, akan tetapi pada pertemuan II ada kegiatan turnamen. Setelah kegiatan games
berlangsung maka dilanjutkan dengan kegiatan turnamen. Tetapi terlebih dahulu
guru menghitung skor dari masing-masing individu pada tiap-tiap kelompok
46
47
sehingga dapat dikelompokan antara peserta didik yang memperoleh prestasi
tinggi, sedang dan rendah. Adapun pembagian kelompok turnamen disesuaikan
dengan poin yang diperoleh masing-masing peserta didik saat games siklus II,
sehingga anggota kelompok turnamen siklus I tidak sama dengan kelompok
turnamen siklus II. Peserta didik yang pada siklus 1 banyak mengumpulkan poin
dalam kelompok, apabila pada siklus II peserta didik tersebut hanya
mengumpulkan poin sedikit maka peserta didik yang awalnya duduk di meja
turnamen prestasi tertinggi, akan turun menjadi prestasi sedang bahkan rendah
dan sebaliknya bagi peserta didik yang mengumpulkan poin sedikit pada siklus I,
dapat bergabung dengan kelompok prestasi tinggi pada turnamen siklus II apabila
mengumpulkan banyak poin. Peserta didik yang memperoleh point tertinggi ialah
agustin, ewin, tri, ansir dan lan-lin sedangkan peserta didik yang memperoleh
point sedang ialah ismail, mohammad, sri, zein, meylan, nurhalisa, dan radi.
Peserta didik yang memperoleh point rendah ialah gita, dewanti, fatmi, ingkawaty,
sandra, yeni, syahril, dzulkifli, fitran, fikran, rasyid, puspita, dan nurlaila.
Pada siklus II pertemuan 2 turnamen diawali dengan mempersilahkan
seorang peserta didik yang berperan sebagai pembaca untuk membuka soal dan
langsung menjawab, apabila pembaca tidak dapat menjawab maka dijawab oleh
penentang 1, dan seterusnya. Dalam kegiatan turnamen siklus II, guru mengawasi
jalannya turnamen agar berjalan dengan baik dan sportif, sehingga tidak
ditemukan kecurangan dari peserta didik. Setelah turnamen selesai, Guru
menjumlahkan skor yang didapat dari games dan turnamen yang dilanjutkan
dengan pemberian penghargaan kepada kelompok super (kelompok E), sangat
47
48
baik (kelompok C) dan baik (kelompok D dan F). Perolehan poin games dapat
dilihat pada lampiran 18, poin turnamen pada lampiran 19. Sedangkan untuk
kelompok yang dikategorikan tim super, sangat baik dan baik dapat dilhat pada
lampiran 20.
Adapun soal yang tidak dapat dijawab oleh peserta didik ialah mengenai
materi virus yang merugikan. Peserta didik masih sulit membedakan organ tubuh
yang diserang oleh virus pada setiap penyakit manusia dan hewan sedangkan
pada tumbuhan peserta didik masih sulit membedakan virus yang menyerang pada
setiap jenis tumbuhan. Soal yang sulit dijawab oleh peserta didik antara lain “
jenis penyakit yang disebabkan virus dan merusak sistem saraf pengendali sistem
gerak ialah...” jawaban yang sebenarnya ialah “ polio” akan tetapi peserta didik
menjawab dengan “ cacar”. Soal yang lainnya “virus yang hanya menyerang kera
dan manusia dengan gejala pendarahan di dalam dan di luar tubuh disebut
dengan... “ jawaban sebenarnya ialah ebola. Sedangkan jawaban peserta didik
ialah “demam berdarah”. Sedangkan untuk soal penyakit pada tumbuhan ialah “
penyakit kuning pada cabai dan tomat disebabkan oleh virus...” jawaban yang
sebenarnya ialah “begomovirus” akan tetapi peseerta didik menjawab dengan “
CLV”, sehingga dapat disimpulkan bahwa materi yang masih sulit bagi peserta
didik ialah materi tentang penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
4.1.3.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru
Aspek yang dinilai pada siklus II sama dengan jumlah aspek pada siklus I
dan acuan yang digunakan pun sama seperti pada hasil pengamatan aktivitas guru
pada siklus I.
48
49
Data hasil aktivitas guru pada siklus II pertemuan I dan 2, dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Guru yang terlaksana Siklus II
Hari/pertemuan
Observer 1
Observer 2
Rata-rata %
76%
Pertemuan 1
72%
74%
Pertemuan 2
96%
92%
94%
Sumber : Observasi aktivitas Guru Siklus 2
Berdasarkan tabel 8, hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1
dari 25 aspek yang diamati rata-rata kriteria aktivitas guru yang terlaksana adalah
74% dan rata-rata kriteria aktivitas guru yang terlaksana pertemuan 2 adalah 94%.
Data hasil aktivitas guru yang tidak terlaksna pada siklus II, dapat dilihat
pada tabel 9.
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru yang tidak terlaksana Siklus II
Hari/pertemuan
Observer 1
Observer 2
Rata-rata %
Pertemuan 1
24 %
28%
26%
Pertemuan 2
4%
8%
6%
Sumber : Observasi aktivitas Guru Siklus 2
Berdasarkan tabel 9, hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1
dan 2 dari 25 aspek yang diamati rata-rata kriteria aktivitas guru yang tidak
terlaksana adalah 26% dan rata-rata kriteria aktivitas guru yang tidak terlaksana
pada pertemuan 2 adalah 6%.
4.1.3.4 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik
Observasi aktivitas Peserta Didik pada siklus II ini masih tetap dilakukan
oleh 2 orang guru mitra yang bertindak sebagai observer. Pengamatan aktivitas
Peserta Didik berlangsung selama proses pembelajaran dimulai, obserever
bertindak mengamati seluruh aktivitas Peserta Didik dengan mengacu pada
49
50
lembar observasi yang telah disediakan. Data hasil aktivitas Peserta Didik dapat
dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik yang terlaksana Siklus 2
Hari/pertemuan Observer 1
Observer 2
Rata-rata %
80%
Pertemuan 1
73.33%
76.67%
Pertemuan 2
93.33%
86. 67%
90%
Sumber : Observasi aktivitas Peserta Didik Siklus 2
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi aktivitas Peserta Didik siklus II
yang dilaksanakan oleh observer 1 dan 2 dari 15 aspek yang diamati pada
pertemuan 1 dan 2, rata-rata kriteria yang terlaksana adalah 76.67% dan 90%.
Data hasil aktivitas Peserta Didik yang tidak terlaksna pada siklus II, dapat dilihat
pada tabel 11.
Tabel 11. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik yang tidak terlaksana
Siklus 2
Hari/pertemuan
Observer 1
Observer 2
Rata-rata %
Pertemuan 1
20 %
26.67%
23.34%
Pertemuan 2
6.67 %
13.33%
10%
Sumber : Observasi aktivitas Peserta Didik Siklus 2
Berdasarkan tabel 11, hasil observasi aktivitas Peserta Didik siklus II yang
dilaksanakan oleh observer 1 dan 2 dari 15 aspek yang diamati pada pertemuan 1
dan 2, rata-rata kriteria yang tidak terlaksana adalah 23.34% dan 10%.
4.1.3.5 Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan hasil belajar Peserta Didik pada siklus I dan siklus II pada
materi virus dengan tes yang diberikan terdiri dari 15 butir soal objektif dan 5
butir soal essay. Hasil belajar yang dicapai pada tes akhir siklus II menunjukan
bahwa dari 26 Peserta Didik yang dikenai tindakan, Peserta Didik memperoleh
skor 75 ke atas berjumlah 23 (88.46%) dan Peserta Didik yang memperoleh skor
dibawah 75 berjumlah 3 (11.54%). Skor rata-rata kelas adalah 80,77 dengan daya
50
51
serap 80,77%. Berdasarkan Presentase hasil belajar Peserta Didik maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar Peserta Didik pada siklus II sudah mencapai
kriteria tuntas yakni 88.46%. Data hasil belajar Peserta Didik dapat dilihat pada
tabel 12.
Tabel 12. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
No
Krriteria Penilaian
Jumlah siswa
Porsentase
1
Tuntas
23
88.46%
2
Tidak tuntas
3
11.54%
3
Jumlah
26
100%
Sumber: Hasil analisis penelitian
4.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dalam proses
pembelajaran biologi khususnya materi virus, terdapat peningkatan hasil belajar
peserta didik. Rata-rata ketuntasan peserta didik sebelum penelitian 64.29%,
sedangkan dalam penelitian pada siklus I ketuntasan peserta didik mencapai
69.23%. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik
dengan penerapan model TGT dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Suseno (2008) bahwa motivasi dan hasil belajar
siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan setelah penerapan model TGT.
Hasil refleksi pada siklus 1 guru masih belum optimal dalam menerapkan
model pembelajaran sehingga peserta didik kurang aktif
dalam proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh guru dan peserta didik belum terbiasa
belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Belum
optimalnya kegiatan guru dan peserta didik, berdampak pada hasil belajar. Hasil
51
52
analisis menunjukkan bahwa 8 dari 26 siswa memperoleh nilai dibawah standar
ketuntasan 75, dapat dilihat pada lampiran 13.
Adapun kendala-kendala yang ditemui pada saat proses KBM siklus I di
antaranya yaitu :
1. Peserta didik masih kurang terlihat aktif dalam mempertahankan jawaban
games dari masing-masing kelompok.
2. Beberapa anggota kelompok masih ada yang kurang percaya diri sehingga
pada saat gemas masih ada beberapa orang peserta didik yang tidak
menjawab pertanyaan sehingga berdampak pada perolehan poin dalam
kelompok masih kurang.
3. Beberapa anggota kelompok dalam satu meja turnamen masih ada yang
kurang sportif sehingga masih ada yang bertanya pada temannya yang lain
pada saat turnamen.
4. Meningkatkan pengawasan pada kegiatan turnamen agar tidak terjadi
kecurangan dalam kelompok.
Setelah
adanya
refleksi
yang
disertai
dengan
penyempurnaan
pembelajaran, pada siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan,
dimana pada siklus I presentase ketuntasan hanya mencapai 69.23% sedangkan
pada siklus 2 mencapai 88.46%. Dari hasil persentase ketuntasan ini dapat di
katakan bahwa pada siklus 2 sudah mencapai kriteria ketuntasan yakni 85%.
Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe TGT ini lebih berorientasi
pada peserta didik, sehingga peserta didik saling bekerja sama dalam kelompok
52
53
untuk menjawab soal-soal yang diberikan, motivasi belajar tinggi, sehingga
berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Chotimah 2009).
Menurut Hotimah dan Motlan (2012) permainan pada model pembelajaran
kooperatif tipe TGT merupakan suatu kegiatan dalam pembelajaran yang
menyenangkan
dengan media permainan yang digunakan peserta didik.
Pelaksanaan TGT juga membuat Peserta Didik merasa senang karena dalam
pelaksanaan TGT siswa bermain sambil belajar. Adanya pemberian hadiah pada
kelompok pemenang lomba membuat Peserta Didik sangat puas dengan
pembelajaran yang diterapkan guru. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah
dan Zain (dalam Triyani, 2009) bahwa pemberian ganjaran terhadap prestasi yang
dicapai anak didik dapat merangsang untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik
dikemudian hari. Pada pembelajaran kooperatif TGT unsur penghargaan
kelompok menjadi hal yang sangat berarti jika Peserta Didik yang semula merasa
tidak diperhatikan dan tidak mampu, ternyata mereka punya andil dalam
memenangkan kelompoknya. Pengakuan terhadap apa yang mereka raih membuat
peserta didik tersebut percaya diri, selain itu dalam proses pembelajaran peserta
didik sangat antusias menjawab pertanyaan games dan turnamen, peserta didik
tidak merasa terbebani dengan materi-materi yang sangat sulit bila dipelajari
dengan pembelajaran konvensional. Dalam proses pembelajaran hendaknya
peserta didik disarankan agar lebih serius dan tidak terlalu banyak bergurau di
dalam kelas sehingga hasil belajar lebih baik.
Model pembelajaran ini memiliki keuntungan yaitu peserta didik lebih
aktif dalam proses pembelajaran, memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan
53
54
menggunakan pendapatnya, peserta didik dapat bebas mengaktualisasikan diri
dengan seluruh potensi yang ada dalam diri peserta didik tersebut dapat keluar,
selain itu kerja sama antar peserta didik dengan guru akan membuat interaksi
belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan sehingga motivasi
belajar peserta didik bertambah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (2011)
bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
berhasil dalam menciptakan suasana yang nyaman dan akrab, baik antar Peserta
Didik, maupun antar Peserta Didik dan guru.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang sangat bermanfaat, karena TGT lebih banyak
menuntut keterlibatan peserta didik (Trianto, 2011). Dengan keunggulan model
pembelajaran ini, maka peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran,
peserta didik lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru
sehingga hasil belajarpun meningkat. Selain memiliki keunggulan, TGT juga
memiliki kekurangan dalam pelaksanaannya, diantaranya membutuhkan waktu
cukup lama, pembagian kartu soal games yang tidak sesuai dengan jumlah
anggota kelompok, membutuhkan banyak soal pada saat games dan turnamen,
serta perlu adanya pengawasan
agar tidak terjadi kecurangan pada saat
pelaksanaan turnamen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hotimah dan Motlan
(2012) yang menyatakan beberapa kekurangan TGT diantaranya penggunaan
waktu yang relatif lama dan biaya besar, dan apabila sportifitas peserta didik
kurang maka keterampilan berkompetensi peserta didik yang terbentuk bukanlah
yang diharapkan.
54
55
Berdasarkan penjelasan di atas, maka model pembelajaran tipe TGT dapat
merangsang motivasi belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan penelitian ini maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran TGT dapat
memotivasi peserta didik untuk belajar sehingga hasil belajar peserta didik
meningkat. Jadi kesesuaian model pembelajaran ataupun metode yang digunakan
dengan materi yang akan diajarkan dapat secara langsung mempengaruhi hasil
belajar Peserta Didik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Aunurrahman (2009) bahwa “penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat
mendorong
tumbuhnya
rasa
senang
peserta
didik
terhadap
pelajaran,
meningkatkan motivasi belajar, dan membantu peserta didik memahami
pelajaran”.
55
Download