Teknologi Komunikasi - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Teknologi
Komunikasi
Sistem Telekomunikasi Seluler
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Advertising &
Marketing
Communication
Tatap Muka
12
Abstract
Pokok
Disusun Oleh
MK43020
Yani Pratomo, S.S, M.Si.
Kompetensi
bahasan
ini
merupakan Setelah
sekilas-pandang
telekomunikasi
merupakan
Kode MK
mengikuti
tentang mahasiswa
seluler
bagian
penting
yang pengetahuan
kuliah
diharapkan
umum
ini,
memiliki
tentang
dari teknologi komunikasi seluler, evolusi
sistem komunikasi nirkabel saat ini.
perkembangannya hingga saat ini
dan ke masa depan, serta prinsip
dasar hubungan telepon.
Teknologi Telekomunikasi Seluler
Sejak pengiriman suara via kabel pertama kali diujikan oleh Alexander Graham Bell
(1847), teknologi telepon telah berkembang pesat. Saat ini, teknologi telepon sebagai alat
bantu komunikasi personal dan kelompok tidak lagi hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan
percakapan, melainkan juga untuk pertukaran data, gambar diam, dan gambar bergerak.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa hubungan telepon adalah mengubah
gelombang suara menjadi gelombang elektromagnetik (via kabel) atau gelombang radio (via
udara) dengan bantuan mikrofon, hingga akhirnya di tujuan dikembalikan ke gelombang
suara dengan bantuan speaker. Seiring pemanfaatan telepon sebagai alat komunikasi data
dan gambar, maka yang diubah bukan hanya gelombang suara, melainkan juga data digital
dengan bantuan modem, sinar infra merah, hingga bluetooth.
Saat terjadi komunikasi suara maupun data, maka dibutuhkan kanal-kanal sebagai
saluran.
Berhubungan dengan keberadaan kanal-kanal tersebut, maka teknologi
komunikasi personal ini dapat dibagi atas:
1. Sistem komunikasi satu kanal searah (simplex), yaitu sistem komunikasi yang
hanya bisa dilakukan satu arah, seperti halnya pager. Pesawat paging dalam sistem
simplex ini hanya bisa digunakan untuk menerima pesan alphanumeric atau bunyi
panggilan, tanpa diiringi kemampuan membalas pesan (kecuali pada sistem halfduplex).
2. Sistem komunikasi satu kanal dua arah bergantian (half-duplex), yaitu sistem
komunikasi yang bisa dilakukan dua arah dalam satu kanal, tetapi dengan
konsekuensi kanal hanya bisa digunakan secara bergantian.
merupakan contoh alat komunikasi half-duplex.
Handy-talkie (HT)
Dua pengguna HT yang saling
bercakap tidak bisa berbicara dalam waktu yang bersamaan, namun harus
bergantian dengan menekan dan melepas tombol bicara (push to talk, release to
listen).
‘13
2
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Sistem komunikasi dua kanal dua arah (full-duplex), yaitu sistem komunikasi
yang memungkinkan dua pihak berbicara di saat yang bersamaan pada kanal yang
berbeda, yaitu kanal bicara dan kanal dengar.
komunikasi full-duplex.
Telepon merupakan sistem
Kanal transmisi yang digunakan terbagi atas alokasi
frekuensi maupun waktu.
Dalam sistem komunikasi seluler, kanal transmisi yang digunakan bahkan terdiri atas empat
macam kanal yang berbeda, yaitu kanal percakapan tuju (mengirim percakapan dari BTS ke
ponsel), kanal percakapan balik (mengirim percakapan dari ponsel ke BTS), kanal kendali
tuju (saluran kendali komunikasi bergerak dari BTS ke ponsel), dan kanal kendali balik
(saluran kendali komunikasi bergerak dari ponsel ke BTS).
Pada bahasan ini, kita membatasi diri pada perbincangan tentang komunikasi
telepon seluler.
Pembicaraan tentang pager dan HT terpaksa kita abaikan, mengingat
teknologi keduanya saat ini memang tidak begitu “hangat” untuk diperbincangkan.
Sedangkan pembicaraan mengenai telepon kabel (fix telephone) dan telepon nirkabel tetap
(fixed cordless/wireless) juga kita lewatkan, karena keterbatasan waktu. Bagaimanapun,
telepon seluler memang sangat populer dan paling menarik untuk dibicarakan saat ini.
Pertumbuhan penggunaannya yang cepat, serta tahap-tahap evolusinya yang pesat perlu
kita kenali bersama.
Konsep Dasar Sistem Telekomunikasi Seluler
Konsep seluler dikabarkan telah ada sejak tahun 1940-an atas proposal korporasi
Bell di Amerika Serikat. Gagasan ini memperkenalkan model baru komunikasi bergerak -yang sebelumnya menggunakan pemancar berdaya besar dengan antenna yang menjulang
tinggi di daerah yang tinggi-- diubah menjadi pemancar berdaya kecil yang hanya melayani
daerah-daerah yang kecil (sel-sel). Dengan demikian, kanal-kanal (frekuensi) yang sama
dapat dipakai berulang-ulang di sel-sel tertentu pada jarak antarsel tertentu dengan
interferensi yang dapat diabaikan.
‘13
3
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pemancar-pemancar berdaya kecil di tiap sel (site) dinamakan stasiun induk (base
station) yang sering disebut juga BTS (Base Transceiver Station).
Jalur frekuensi yang
berulang-ulang akan membentuk heksagonal (segi enam) yang disebut cluster yang terdiri
atas sejumlah BTS.
Banyaknya BTS di tiap cluster sangat bergantung pada perkiraan
tingkat kepadatan penggunaan di wilayah di mana cluster itu berada.
Pesawat telepon yang dipakai oleh konsumen adalah pesawat telepon genggam
(handphone/HP) yang dapat dipakai bergerak ke mana-mana dengan berjalan kaki ataupun
berkendaraan.
Pesawat genggam yang kerap disebut ponsel (kependekan “telepon
seluler”) atau mobile station ini akan terhubung ke BTS terdekat dengan sinyal terkuat. Bila
pengguna bergerak, maka hubungan akan berpindah ke BTS-BTS lainnya.
Sentral penyakelaran pada sistem seluler disebut MSC (Mobile Switching Center)
yang umumnya berada di kantor pusat perusahaan operator di sebuah kota. MSC ini akan
terhubung dengan MSC-MSC di kota-kota lain, sambungan pada operator yang berbeda,
sambungan telepon kabel (PSTN: Public Switched Telephone Network), ataupun Integrated
Switched Digital Network (ISDN).
MSC memungkinkan konsumen tidak hanya dapat
berkomunikasi dengan konsumen di operator yang sama, melainkan dengan operator
seluler lain, penjelajahan wilayah (roaming), berkomunikasi dengan konsumen sambungan
tetap/kabel, hingga hubungan internasional. Pada MSC juga terdapat sistem pendataan
pelanggan dan sistem tarif.
Sebagai sebuah teknologi komunikasi nirkabel, maka seluler memanfaatkan
gelombang radio di udara sebagai saluran (kanal).
Untuk itu, diperlukan pemancar
gelombang pendek yang terpasang pada tiap-tiap BTS. Transmisi ini kerap juga disebut
minilink.
Transmisi ini bekerjasama dengan sebuah mesin yang disusun dalam
lemari/cabinet yang disebut RBS (Radio Base Station). RBS-RBS ini ada pada tiap-tiap
BTS dan memiliki sambungan kabel ke menara pemancar untuk mencapai antenna. RBSRBS umumnya akan terhubung ke MSC melalui jaringan fiber optic maupun coaxial cabel.
Hingga saat ini, sistem selular telah berkembang dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Setelah “surutnya” masa generasi pertama (G1) di tahun 1990-an, maka tiap
‘13
4
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
satu dasawarsa (sepuluh tahunan) seolah akan tumbuh generasi yang baru. Di awal 1990an setelah G1, dunia diperkenalkan dengan Generasi Kedua (G2) yang dimulai dari benua
Eropa, Amerika Serikat (AS), dan beberapa Negara maju lainnya. Kini di tahun 2000-an,
telah muncul konsep Generasi Ketiga (G3). Selanjutnya di masa 2010-an, akan muncul lagi
Generasi Keempat (G4). Boleh dibilang, masa 1980 – 2010 merupakan sebuah “lompatan”
besar dalam dunia teknologi komunikasi bergerak (mobile telecommunication).
Evolusi Komunikasi Seluler
Evolusi dipahami sebagai perubahan kearah kemajuan dengan pijakan kemampuan
yang ada sebelumnya. Sejak dulu dimafhumi bahwa ada kecenderungan teknologi lama
akan usang dan tidak laku lagi begitu teknologi baru datang dan disambut “gegap-gempita”
oleh masyarakat dunia.
Meski begitu, teknologi lama akan selalu dikenang, karena
teknologi baru tak akan pernah ada tanpa pelajaran dari teknologi lama. Para inovator yang
menemukan landasan teknologi pun akan selalu dikenang jasanya. Inilah prinsip evolusi
dalam teknologi.
Dalam teknologi komunikasi seluler, perkembangan evolusi dinamai Generasi (xG).
Saat ini, kita disebut telah memasuki G3 atau 3G (three jee), meski pada kenyataannya
mayoritas penduduk bumi masih merasa asing dengan 3G dan sehari-hari masih berkutat
dengan 2G.
Berikut ini akan coba diuraikan tahap-tahap generasi secara singkat:
1. Generasi Pertama (G)
Ini merupakan awal dari teknologi seluler yang berkembang di tahun 1980-an. Modulasi
yang digunakan adalah FM. BTS tunggal “bertemu” dengan mobile station tunggal dan
diatur dalam sistem analog yang tidak efisien dan berlaju sangat rendah. Meski hampir
secara keselurahan sistem ini adalah analog, namun penyaluran sinyal dari BTS ke
MSC menggunakan sinyal-sinyal yang didigitalkan. Sinyal-sinyal kemudian bertumpuk
di MSC dan disalurkan ke jaringan publik, seperti PSTN dan ISDN. Contoh teknologi di
‘13
5
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masa ini adalah handphone AMPS (Advance Mobile Phone Sistem) yang berasal dari
AS, TACS (Total Access Communication Sistem) dari Inggris, dan NAMTS (Nippon
Advance Mobile Telephone Service) dari Jepang.
Di Indonesia, AMPS dan TACS
sempat dikenal. Namun, masa keduanya berlalu dengan kesan HP sebagai barang
mewah, karena harganya mahal.
Pengguna AMPS juga sempat dilanda “heboh”
penyadapan serta pembajakan nomor.
Jalur
FM memang
mudah disadap
pembicaraannya. Nomor identitas HP dan indentitas pelanggan juga mudah dibajak dan
digunakan orang lain yang tidak berhak.
Generasi Pertama ini juga tidak mampu
menghasilkan sistem yang global serta sulit bisa dipakai untuk penjelajahan (roaming).
Meski begitu, sistem ini melahirkan International Sistem (IS), seperti IS-41 yang
memungkinkan user untuk menjelajah tanpa harus lebih dahulu mendaftar ke tiap MSC.
Hal ini sangat berguna untuk perkembangan ke generasi selanjutnya.
2. Generasi Kedua (2G)
Generasi ini awalnya tidak secara sengaja dipersiapkan sebagai permulaan dari sistem
komunikasi seluler bersifat global. Di awal 1990-an, muncul teknologi GSM (Groupe
Speciale Mobile) di Eropa yang sebenarnya dipersiapkan secara regional. Untung saja,
GSM dicoba di Asia dan Amerika Latin dengan sukses. Akhirnya, GSM mengubah diri
menjadi Global System for Mobile Telecommunication seperti yang dikenal saat ini.
Dengan modulasi digital, GSM jauh lebih efisien dan memliliki laju lebih tinggi dari
generasi pertama. Beban MSC juga tidak terlalu berat dengan adanya pembagian ke
dalam BSC (Base Station Controller) yang biasanya ditempatkan di level wilayah
(residensial/kotamadya/kabupaten).
Operator juga tidak perlu mengandalkan satu
pabrikan sebagai vendor yang mensuplai peralatan BTS sekaligus MSC, karena
peralatan GSM mulai diproduksi oleh banyak pabrikan. Artinya BSC dan MSC bisa
berasal dari produsen yang berbeda-beda. Laju data di GSM bisa mencapai 300 bps
hingga 9,6 kbps. GSM awalnya berada di pita frekuensi 900 Mhz, namun pada akhirnya
muncul juga di 1800 MHz.
‘13
6
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Ponsel-nya pun bisa meng-cover kedua band tersebut
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(dualband). Sinyal GSM dienkripsikan dan tidak bisa disadap atau dibajak seperti pada
AMPS.
Yang paling menarik minat masyarakat pada GSM adalah adanya layanan
pesan alphanumeric yang disebut SMS (Short Message Service).
Selain itu, GSM
menggunakan sistem pendaftaran pemakai dengan sebuah kartu kecil yang disebut SIM
(Subscriber Identity Module) yang bisa dilepas dan dipindahkan ke handset yang
berbeda. GSM menimbulkan “demam” ponsel di masyarakat dunia dan benar-benar
“melahirkan” istilah mobile communication for everyone. Di AS, muncul teknologi IS-95
yang lebih dikenal dengan nama CDMA (Code Division Multiple Access) yang
merupakan pengembangan AMPS. CDMA juga tergolong 2G, namun menggunakan
konsep pengkodean ganda pada kanal-kanal yang sama.
Hal ini juga yang
menimbulkan peningkatan efisiensi dibandingkan generasi sebelumnya. Di Indonesia,
teknologi CDMA dikenal pada produk Telkom Flexi, Esia, Mobil-8, Indosat Star One, dan
SMART dengan model seperti halnya fixed wireless dengan tarif lokal antar sesama
CDMA dan fixed line. Meski begitu, GSM masih merajai pasar seluler di Indonesia
melalui produk-produk PT Telekomunikasi Seluler (Halo, Simpati, As); PT Indosat
(Mentari, Matrix, IM3); PT XL Axiata atau dulu dikenal dengan nama PT Excelcomindo
Pratama (XL Bebas, XL Jempol, XL Pascabayar/Xplor); PT Natrindo Telepon Seluler
(Axis); dan PT Hutchinson (3). GSM berevolusi menuju 3G dengan bantuan teknologi
GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data Rate for GSM
Evolution).
GPRS dan EDGE sangat membantu operator dalam memperkenal
komunikasi data bergerak dengan tetap berlandaskan pada infrastruktur GSM yang telah
terbangun secara kuat.
3. Generasi Evolusi (2,5G dan 2,75G)
Seperti telah disebutkan di penjelasan 2G, teknologi GPRS dan EDGE berperan sebagai
wujud evolusi 2G menuju 3G. Oleh sebab itu, GPRS dan EDGE adalah “jembatan”
menuju 3G. Dengan GPRS, operator GSM mulai bisa memperkenalkan penggunaan
internet berbiaya murah tanpa kabel, baik layanan internet ponsel maupun perangkat
‘13
7
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
komputer dengan dukungan infra-red maupun bluetooth sebagai pengganti modem.
GPRS memlilki laju data 160 kbps dalam keadaan diam, 64 kbps saat berjalan pelan,
dan 9,6 kbps saat bergerak cepat. Sedangkan EDGE memungkinkan laju data hingga
384 kbps. Dengan GPRS dan EDGE didukung ponsel yang kompatibel, maka kita bisa
berbicara sekaligus men-download data dari internet tanpa putus. Tarif download pun
tidak didasarkan pada waktu koneksi, melainkan pada besar data yang diambil dalam
satuan byte. Oleh sebab itu, GPRS dan EDGE memungkinkan user untuk selalu on-line
tanpa perlu takut terkena biaya bila tidak melakukan downloading data.
4. Generasi Ketiga (3G)
Inilah masanya komunikasi data bergerak (mobile data communication) tanpa hambatan.
Di era ini, masyarakat bisa melakukan komunikasi percakapan, video, dan pengiriman
data berbasis internet sekaligus. Kita bisa bercakap-cakap sambil melihat wajah lawan
bicara kita di layar ponsel. Ponsel tidak lagi sekedar alat percakapan dan pengiriman
pesan singkat, melainkan juga pengiriman data yang besar dengan laju hingga 2 Mbps
dalam keadaan diam, 384 kpbs dalam keadaan berjalan, dan 144 kbps dalam keadaan
berkendaraan. Ponsel pada 3G akan disebut PCS (Personal Communication Sistem).
BTS yang dikenal di 2G akan disebut Node B yang didukung RBS 3000 family.
Sedangkan BSC di era 3G dikenal dengan nama RNC (Radio Network Controller) yang
penyalurannya lebih dulu melalui RXI (Radio Integration Sistem).
Sejak awal, 3G
dipersiapkan dengan sistem universal yang kompatibel di mana saja dan sejalan juga
dengan jaringan kabel dan internet. Oleh sebab itu, International Telephone Union (ITU)
sejak tahun 1992 telah mempersiapkan teknologi IMT2000 (International Mobile
Telephone) yang dicanangkan siap pakai di tahun 2000, dengan laju data 2000 kbps,
dan pita frekuensi 2000 Mhz. Sayangnya, rencana IMT2000 tidak berjalan mulus karena
terhambat ketidaksepahaman di beberapa negara.
Ini pula tampaknya yang
menghambat penerapan 3G yang seharusnya sudah berjalan sejak tahun 2000 lalu.
Pada akhirnya, tersisa dua teknologi besar yang berada di area 3G saat ini, yaitu
‘13
8
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
WCDMA (Wideband CDMA) yang berkembang dari Eropa dan CDMA2000MX yang
dikembangkan di AS. Melihat asalnya, maka bisa diduga WCDMA merupakan evolusi
dari GSM, sedangkan CDMA2000MX adalah pengembangan IS-95 atau CDMA dan
CDMA2000 phase-1.
WCDMA sendiri juga sebenarnya pengembangan dari CDMA
yang memiliki band sempit (narrowband) dan dikembangkan ke dalam band yang lebar
(wideband).
Agar terkesan berbeda, maka WCDMA lebih dikenal dengan nama UMTS
(Universal Mobile Telephone Sistem). Sistem ini telah dipakai juga di Jepang sejak
tahun 1992 dan akan dikenalkan pada masyarakat Indonesia mulai pertengahan tahun
2006 dan mulai digunakan di tahun 2007. Dua operator yang pertama kali diberi hak
“lahan 3G” melalui beauty contest adalah dua operator baru, yaitu PT Natrindo Telepon
Seluler (NTS) yang dimiliki oleh gabungan korporasi Lippo Telekom dan Maxis Telecom
Malaysia (saat ini kepemilikannya beralih ke Saudi Telecom). Produk NTS meluncur di
tahun 2008 di wilayah Jadebotabek dengan nama Axis.
Dalam pembangunan
infrastrukturnya di wilayah Jabodetabek, Banten, dan Sumatra, NTS menunjuk pabrikan
Ericsson asal Swedia sebagai pembangun transmisi dan sistem radionya. Sedangkan
pabrikan asal China, Huawei, membangun sebagian core sistem (MSC) dan jaringan di
sebagian besar Jawa-Bali.
Corporation)
yang
Satu operator baru lainnya adalah CAC (Cyber Access
sebagian
Telecommunication (HCPT).
besar
dimiliki
Hutchinson
Charoen
Phokpan
HCPT menunjuk Siemens (sekarang menjadi Nokia
Siemens Networking) dalam pembangunan infrastruktur mereka. Produk mereka saat
ini dikenal dengan nama Three. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi kemudian
melakukan tender untuk menentukan sisa “lahan 3G” yang ada. Sisa jatah tersebut
kemudian didapat oleh operator-operator lama yang sudah memiliki jaringan GSM
ataupun CDMA di Indonesia, yaitu Telkomsel, Indosat, dan Exelcom.
Untuk bisa
berkomunikasi di sistem UMTS ini, para user tentunya harus memiliki handset
berkemampuan 3G dari produsen-produsen yang boleh dipastikan sama dengan
produsen-produsen handset 2G, seperti Sony Ericsson, Nokia, Siemens, Samsung,
Motorola, dan beberapa merk lain dari China dan Korea. Untuk informasi lebih lanjut,
‘13
9
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Anda bisa buka situs http://www.umtsworld.com yang juga merupakan upaya sosialisasi
UMTS tentang 3G pada masyarakat.
5. Generasi Keempat Berkecepatan Lebih Tinggi (3,5G)
Ini merupakan peningkatan saja dari kecepatan 3G yang dikenal dengan nama High
Speed Downlink/Uplink Packet Access atau disingkat HSDPA-HSUPA.
HSDPA
digunakan untuk komunikasi arah bawah atau pengunduhan (down link) dengan
kecepatan 4,1 hingga 11 Mbps.
Akan tetapi di lingkungan perumahan, kecepatan
HSDPA berkisar pada 3,7 Mbps.
Sedangkan dalam keadaan bergerak dengan
kendaraan, kecepatan unduh-nya sekitar 1,2 Mbps. Untuk keperluan unggah (uplink)
istilah yang digunakan adalah HSUPA dengan kecepatan hingga 5,76 Mbps. Operator
3G tinggal menambahkan beberapa perangkat keras untuk bisa melakukan pelayanan
HSDPA-HSUPA.
Penambahan investasi terbesar untuk mencapai HSDPA-HSUPA
justru biasanya dalam perangkat lunak (software).
6. Generasi Keempat (4G)
Sedikit kegagalan untuk menjadi 3G sebagai sistem yang universal penuh tampaknya
akan terus diusahakan di generasi selanjtnya, yaitu 4G. Namun sisi paling menarik dari
4G adalah laju data yang semakin cepat dan besar, yaitu mencapai 20 Mbps untuk
posisi diam atau 2 Mbps untuk kondisi bergerak cepat.
Komunikasi nantinya akan
berkonsep MAGIC, yaitu Mobile Multimedia Solution Available Anytime, Anywhere, to
Anyone, but which has Global Mobility Support and Integrated Wireless Solution and
Customized Personal Service.
Layanan penting 4G nantinya diperkirakan memang
layanan video yang bergerak secara penuh, termasuk pengiriman data besar seperti
lampiran foto dan video lewat jalur bergerak. Video Streaming dan Video Call pun akan
lebih mulus, tidak lagi berkesan putus-putus seperti yang masih terjadi pada 3G. Long
Term Evolution (LTE) adalah nama yang saat ini mulai dikenal untuk menyebut 4G.
Berita terbaru di akhir 2009 adalah terwujudnya jaringan LTE kepada publik pertama kali
‘13
10
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
di ibukota Swedia, Stockholm.
Ericsson menjadi pembangun infrastruktur dan Telia
Sonera sebagai perusahaan operator yang menyediakan layanan 4G pada masyarakat
setempat. Di beberapa negara maju lainnya, LTE juga sudah diuji-coba-kan, seperti di
Amerika Serikat dan Jepang (4G NTT DoCoMo).
Daftar Pustaka
Febrian, Jack (2004). Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi. Bandung:
Informatika
Simanjuntak, Tiur LH (2002). Dasar-dasar Telekomunikasi. Bandung: PT Alumni
Sunomo (2004). Pengantar Sistem Komunikasi Nirkabel. Jakarta: Grasindo
Telkomsel (2006). Untukmu Indonesiaku. Jakarta: PT Telkomunikasi Seluler
http://www.umtsworld.com
Wikipedia
‘13
11
Teknologi Komunikasi (Modul 12)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download