BUDIDAYA PADI BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan nasi. Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan. SEJARAH TANAMAN PADI Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika. ARTI PENTING DAN MANFAAT PADI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi. Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya. SYARAT TUMBUH Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7. BAB II BERCOCOK TANAM PADI Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan. PADI SAWAH Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi 1. PERSEMAIAN Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai. a. Penggunaan benih · Benih unggul · Bersertifikat · b. Kebutuhan benih 25-30 kg / ha Persiapan lahan untuk persemaian · Tanah harus subur · Cahaya matahari · Pengairan · Pengawasan c. Pengolahan tanah calon persemaian · Persemaian kering · Persemaian basah · Persemaian sistem dapog · Persemaian Kering Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu: a. Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit. b. Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih banyak. c. Selanjutnya tanah digaru Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur. Ukuran bedengan persemaian : a. Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjang b. Lebar bedengan : 100 -150 cm c. Tinggi bedengan : 20 -30 cm Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah : a. Penaburan benih dan pencabutan bibit b. Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi : · Penyiangan · Pengairan · Pemupukan · Pemberantasan hama dan penyakit Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah. Persemaian Basah Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air: a. Air akan melunakan tanah b. Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput ) c. Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga perusak bibit Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami. Sistem Dapog Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon. Cara penyemaian dengan sistem dapog : a. Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah b. Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang c. Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik lembaga d. Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah e. Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4 f. Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah Penaburan benih Perlakuan sebagai upaya persiapan Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud : a. Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang agar terjadi proses tisiologis b. Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis Lama perendaman benih a. Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus ) b. Lamanya pemeraman c. Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah. Pelaksanaan menebar benih a. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam menebar benih adalah : b. Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm c. Benih tersebar rata d. Kerapatan benih harus sama Pemeliharaan persemaian a. Pengairan · Pada pesemaian secara kering Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah. · Pada pesemaian basah Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut : o Bedengan digenangi air selama 24 jam o Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar o Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar: o Benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah. o Benih tidak busuk akibat genagan air o Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat b. Pemupukan dipersemaian Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar. PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap : a. Pembersihan b. Pencangkulan c. Pembajakan d. Penggaruan Pembersihan o Selokan-selokan perlu dibersihkan o Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos Pencangkulan o Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak Membajak o Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah o Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk o Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah Menggaru o Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah o Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah o Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar o Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan o Permukaan tanah menjadi rata o Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan terbenam o Penanaman menjadi mudah o Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam PENANAMAN Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah : a. Persiapan lahan b. Umur bibit c. Tahap penanaman Persiapan lahan o Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi. Umur bibit o Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit Tahap penanaman o Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu § Memindahkan bibit § Menanam Memindahkan bibit o Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah : o Bibit telah berumur 17 -25 hari o Bibit berdaun 5 -7 helai o Batang bagian bawah besar, dan kuat o Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama) o Bibit tidak terserang hama dan penyakit o Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan. Menanam Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah : a. Sistem larikan ( cara tanam ) b. Jarak tanam c. Hubungan tanaman d. Jumlah tanaman tiap lobang e. Kedalam menanam bibit f. Cara menanam Sistim larikan ( cara tanam ) o Akan kelihatan rapi o Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan o Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat o Dan perlakuan-perlakuan lainnya o Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah Jarak tanam Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada : o Jenis tanaman o Kesuburan tanah o Ketinggian tempat / musim Jenis tanaman o Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit. Kesuburan tanah o Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur. Ketinggian tempat. o Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan. Hubungan tanaman Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah : o Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat ) o Hubungan tanaman empat persegi panjang. o Hubungan tanaman 2 baris. Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang o Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2-3 batang o Kedalaman penanaman bibit o Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3-4 cm. Cara menanam o Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara serentak. PEMELIHARAAN Meliputi : a. Penyulaman dan penyiangan b. Pengairan c. Pemupukan Penyulaman dan penyiangan Yang harns diperhatikan dalam penyulaman : o Bibit yang digunakan harus jenis yang sama o Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu o Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam o Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan Pengairan Pengairan disawah dapat dibedakan : o Pengairan secara terus-menerus o Pengairan secara piriodik Pemupukan Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa : o Pupuk alam ( organik ) o Pupuk buatan ( an organik ) Dosis pupuk yang digunakan : o Pupuk Urea 250 -300 kg / ha o Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha o Pupuk KCI 50 -100 kg / ha Atau disesuaikan dengan analisa tanah PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT · Hama putih (Nymphula depunctalis) Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona · ·Padi Thrips (Thrips oryzae) Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona. · Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR · Walang sangit (Leptocoriza acuta) Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA · Kepik hijau (Nezara viridula) Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA · Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA · Hama tikus (Rattus argentiventer) Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic). · Burung Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan. · Penyakit Bercak daun coklat Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae. Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini. · Penyakit Blast Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam · Busuk pelepah daun Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan · Penyakit Fusarium Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan ·Penyakit kresek/hawar daun Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitamhitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO · Penyakit kerdil Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA. · Penyakit tungro Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR. PANEN DAN PASCA PANEN ·Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk · Alat yang digunakan ketam atau sabit · Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia · Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni) · Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari · Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya. · Beras siap dikonsumsi. Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Jalan KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713 Telp. 0274-367541