BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan

advertisement
22
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan adalah suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja
dalam mencapai tujuan tertentu, yang meliputi kegiatan merencanakan,
melaksanakan, sampai dengan penilaian, dan pengawasan (Koswara &
Suryadi, 2007). Menurut Rohman & Amri (2012:36) Pengelolaan adalah
proses pengintegrasian sumber-sumber manusiawi dan material ke dalam
suatu sistem keseluruhan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan keterampilan, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik (Sagala, 2010).
Menurut Rukmana & Suryana (2008:10) Pembelajaran merupakan suatu
proses melihat dan mengalami, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari untuk memperoleh hasil yang ditentukan, melalui pembinaan,
pemberian penjelasan, dan dorongan.
8
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
23
“Prinsip dalam pengelolaan pendidikan antara lain: (1) tujuan
pendidikan dan perkembangan anak didik harus mendasari semua
kegiatan pengelolaan, (2) penggunaan waktu, tenaga, alat secara
efektif, (3) memprioritaskan tujuan dan mekanisme kerja, (4)
mengkoordinasi wewenang dan tanggung jawab, (5) tanggung jawab
harus disesuaikan dengan kemampuan orang, (6) mengenal secara baik
faktor psikologis manusia, (7) adanya fleksibilitas dan relativitas nilai
(Koswara & Suryadi, 2007:16)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan pengelolaan
pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang
dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan
pembelajaran.
Tahapan pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut meliputi : perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan
pengawasan.
a.
Perencanaan
Perencanaan merupakan dasar tindakan pengelolaan agar berhasil
dengan baik, yang dilakukan seseorang pengelola untuk memikirkan
dengan matang tujuan atau sasaran yang hendak dicapai, menetapkan
jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif
dan seefisien mungkin. Perencanaan juga dapat merumuskan program,
tujuan-tujuan dan teknik-teknik untuk dapat mewujudkan tujuan
tersebut (Koswara & Suryadi, 2007).
Proses perencanaan di sekolah harus dilaksanakan secara
kolaboratif, artinya mengikutsertakan personil sekolah dalam semua
tahapan perencanaan. Pengikutsertaan ini akan menimbulkan perasaan
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
24
ikut memiliki yang dapat memberikan dorongan kepada guru untuk
berusaha agar rencana tersebut berhasil. Lingkup perencanaan meliputi
semua komponen pengelolaan sekolah seperti perencanaan kurikulum,
keuangan, sarana dan prasarana, kepegawaian, hubungan masyarakat,
proses belajar mengajar, dan ketatausahaan sekolah (Koswara &
Suryadi, 2007).
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran
meliputi:
1) Menetapkan hal yang akan dilakukan, kapan, dan bagaimana cara
melakukannya dalam implementasi pembelajaran
2) Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk
mencapai hasil
3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi
pembelajaran
4) Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk
mendukung kegiatan pembelajaran
5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada
pihak yang berkepentingan.
6) Melakukan evaluasi rencana
7) Melaksanakan revisi dan perencanaan kembali (Sagala, 2010).
Salah satu tugas utama guru dalam perencanaan pembelajaran
adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
25
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperkirakan tindakan
yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Mulyasa
(2009:219), prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP
meliputi: (1) Kompetensi yang dirumuskan dalam pelaksanaan
pembelajaran harus jelas, (2) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus
sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik, (3) Rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaiannya, dan (4) harus ada koordinasi
antar pelaksana program di sekolah agar tidak mengganggu jam-jam
pelajaran yang lain.
Berdasarkan prinsip pengembangan RPP di atas, perlu dilakukan
pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal
pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan secara proporsional,
penetapan penilaian, pencatatan kemajuan belajar, peningkatan
kualitas pembelajaran, dan pembelajaran remedial.
Cara pengembangan RPP secara garis besar mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:
1) Mengisi kolom identitas
2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang
telah ditetapkan
3) Menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD), serta indikator yang akan digunakan
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
26
4) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK dan KD, serta
indikator yang telah ditentukan.
5) Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok
6) Menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan
7) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti, dan akhir
8) Menentukan alat, bahan, dan sumber belajar yang digunakan.
9) Menyusun kriteria penilaian, contoh soal, dan teknik penskoran
(Mulyasa, 2009).
Berdasarkan
penjelasan
di
atas,
dapat
dikatakan
bahwa
perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh
guru dalam pembelajaran. Perencanaan akan menentukan kualitas
pembelajaran
secara
keseluruhan,
dan
menentukan
kualitas
pendidikan, serta kualitas SDM.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah kegiatan mengimplementasikan rencana yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Koswara & Suryadi, 2007).
Proses
implementasi
rencana
pembelajaran
terdiri
dari
pengorganisasian dan penggerakan. Pengorganisasian pembelajaran
meliputi aspek: (1) menyediakan pendukung pembelajaran seperti
fasilitas, perlengkapan, dan personel yang dibutuhkan dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang efisien; (2) Pengelompokan
komponen pembelajaran dalam struktur sekolah secara teratur; (3)
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
27
membentuk
struktur
wewenang
dan
mekanisme
koordinasi
pembelajaran. Penggerakan dalam proses pembelajaran dilakukan oleh
pendidik
dengan
melaksanakan
suasana
tugas
yang
belajar
edukatif,
dengan
agar
penuh
siswa
dapat
antusias,
dan
mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik (Sagala, 2010).
Menurut Rukmana & Suryana (2008:12) langkah-langkah yang
harus dilakukan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran meliputi
rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1) Membuka
kegiatan
pembelajaran
melalui
apersepsi,
yaitu
mengaitkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
materi yang sudah dipelajari sebelumnya, maupun dengan
pengalaman atau pemahaman yang sudah dimiliki peserta didik
2) Menjelaskan program pembelajaran yang harus dilakukan peserta
didik, yaitu menginformasikan tujuan dan program pembelajaran
yang dirancang guru
3) Mengorganisasikan pelaksanakan kegiatan belajar peserta didik
(individual, kelompok, atau klasikal)
4) Penyajian belajar dengan metode dan model pembelajaran yang
sesuai melalui pemanfaatan sumber belajar dan fasilitas belajar
yang tersedia
5) Memotivasi kegiatan peserta didik melalui penguatan, penjelasan,
penghargaan, ataupun apresiasi terhadap perilaku belajar peserta
didik
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
28
6) Melakukan penyesuaian-penyesuaian kegiatan belajar peserta
didik berdasarkan analisis aktual kondisi proses pembelajaran
yang terjadi, agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan
peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan
pembelajaran
adalah
kegiatan
melaksanakan
dan
menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang
dibuat oleh guru dalam RPP. Kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan efektif dan optimal jika didukung dengan sarana dan fasilitas
belajar yang memadai.
c. Penilaian
Menurut Koswara & Suryadi (200:51) Penilaian merupakan
seperangkat kegiatan yang menentukan baik tidaknya programprogram atau kegiatan-kegiatan yang sedang dijalankan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Tyler dalam
(Arikunto, 2009:3) Penilaian adalah sebuah proses pengumpulan data
untuk menentukan pencapaian tujuan pendidikan.
Guru dalam melakukan penilaian pembelajaran menggunakan alat
pengumpul informasi yang dinamakan tes. Menurut sagala (2010) tes
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dibedakan
menjadi dua macam tes, yaitu:
1) Tes formatif adalah tes yang dilaksanakan guru setiap mengakhiri
satu pokok bahasan yang berupa ulangan harian.
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
29
2) Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya
pemberian sekelompok program, dalam pengalaman di sekolah,
tes sumatif biasanya dilaksanakan pada tiap akhir semester.
Hal yang harus diperhatikan guru dalam melakukan penilaian hasil
belajar adalah guru harus menilai siswa secara menyeluruh, baik dari
segi pemahamannya terhadap materi, maupun dari segi sikap, dan
pengamalannya. Arikunto (2009) mengemukakan ada tiga ranah yang
harus dilakukan dalam penilaian hasil belajar, yaitu (1) ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya
kemampuan
mengenal,
menghafal,
memahami,
menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi; (2) ranah afektif,
mencakup sikap, perilaku, minat, nilai, dan moral; (3) ranah
psikomotor, berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya
melalui keterampilan dan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya
tubuh dan bagian-bagiannya.
Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil
belajar merupakan rangkaian proses yang dilakukan guru guna
mendapatkan data tentang proses belajar yang dilakukan secara
kontinyu. Data yang diperoleh tersebut kemudian akan dianalisis,
sehingga menjadi sebuah informasi yang berarti dalam pengambilan
sebuah keputusan.
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
30
d. Pengawasan
Pengawasan
adalah
suatu
kegiatan
yang
berusaha
untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana,
dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai (Rohman & Amri,
2012:28). Menurut Koswara & Suryadi (2007:42) fungsi pengawasan
mencakup pengendalian, penilaian, pelaksanaan, dan pengambilan
tindakan yang sifatnya represif dan preventif terhadap kegiatan
pengelolaan. Apabila dalam tindakan pengawasan ditemukan hambatan
atau penyimpangan, hendaknya diambil tindakan positif berupa
perbaikan atau perubahan dalam pelaksanaannya.
Implikasi dari pengawasan ini, bahwa derajat produktivitas sistem
pengelolaan pendidikan ditentukan oleh mekanisme kerja sistem
pengawasan
yang
dikembangkan
oleh
pengelola.
Pengawasan
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan Dinas Pendidikan
setempat sesuai dengan bidang keahliannya, melalui supervisi.
Supervisi diartikan sebagai aktivitas yang menentukan kondisi atau
syarat-syarat yang esensial yang menjamin tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan (Koswara & Suryadi, 2007).
Tugas kepala sekolah dalam melakukan supervisi adalah
memberikan bantuan untuk melaksanakan penilaian dan supervisi dari
segi teknis pendidikan dan administrasi, dalam bentuk memberikan
arahan, bimbingan, dan contoh tentang pelaksanaan mengajar guru,
sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dalam
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengajar. (Fathurrohman & Suryana, 2011:8).
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
31
Pengawas Dinas Pendidikan mempunyai tugas sesuai dengan
fungsinya yaitu: 1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan
pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya dengan baik; 2)
Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah
yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajarmengajar; 3) Bersama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan
menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan
tuntunan kurikulum yang berlaku; 4) Berusaha mempertinggi mutu dan
pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan
mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan
sekolah, dan mengirim mereka untuk penataran dan seminar, sesuai
dengan bidangnya masing-masing (Fathurrohman & Suryana, 2011).
Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007, tindak lanjut kegiatan
pengawasan adalah sebagai berikut.
a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar.
b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar.
c. Guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran
lebih lanjut.
Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa peran
pengawas sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di
lembaga sekolah. Pengawasan harus dilakukan secara profesional oleh
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
32
kepala sekolah dan Dinas Pendidikan dengan tindak lanjut berupa
pembinaan kepada para guru.
B. Bahasa Inggris di SD
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang dianggap penting diajarkan
untuk tujuan penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni budaya, serta pengembangan hubungan antar bangsa (Herlianasari,
2013:3).
Kedudukan Bahasa Inggris di SD saat ini adalah ada yang sebagai mata
pelajaran untuk kelas 2,3,5,6, dan untuk kelas 1 dan 4 karena berlakunya
kurikulum 2013 maka dilaksanakan sebagai ekstrakurikuler. Sekolah dapat
mengajarkan Bahasa Inggris sebagai muatan lokal atau pelajaran tambahan
selama konten yang diberikan tidak membebani dan dapat diterima baik
oleh siswa, selain itu juga mempertimbangkan kesiapan berbagai
komponen pembelajaran yang ada seperti tenaga pengajar, sarana dan
prasarana, kurikulum, dan bahan pengajaran.
Mata pelajaran Bahasa Inggris dapat diajarkan di SD apabila dianggap
perlu oleh masyarakat yang bersangkutan di daerah yang bersangkutan, dan
didukung dengan adanya guru yang berkemampuan untuk mengajarkan
mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, Bahasa Inggris tidak diwajibkan
dilaksanakan di SD melainkan diselenggarakan sebagai muatan lokal
(Suyanto, 2010).
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
33
Mata
pelajaran
Bahasa
Inggris
berfungsi
sebagai
wahana
pengembangan diri siswa dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
budaya sehingga pertumbuhan mereka tetap berkepribadian Indonesia
(Mutmainah, 2011:8).
Mata pelajaran Bahasa Inggris di SD diajarkan kepada siswa,
diharapkan siswa memiliki kemampuan (language competence) yang
mencakup unsur-unsur tata bunyi, kosakata, tata bahasa, tata tulis, dan tata
budaya serta memiliki keterampilan menggunakan (language performance)
unsur-unsur tersebut dalam bentuk yang sederhana (Mutmainah, 2011:10).
Tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di SD adalah agar peserta didik
mampu :
a.
mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara
terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)
dalam konteks sekolah
b.
memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global
(Janah, 2011:1)
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SD mencakup
kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah
yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut (Suyanto, 2010:5):
a. Mendengarkan
Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang
disampaikan secara lisan dalam konteks sekolah, dan lingkungan
sekitar.
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
34
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wawancara interpersonal
dan transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan
informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
c. Membaca
Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi,
teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat
sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas,
sekolah, dan lingkungan sekitar.
d. Menulis
Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat
sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
Komponen Bahasa Inggris di SD meliputi :
a. Kosakata atau vocabulary, merupakan kumpulan kata yang dimiliki
oleh suatu bahasa dan memberikan makna bila kita menggunakan
bahasa tersebut. Kosakata Bahasa Inggris yang perlu dipelajari oleh
siswa SD diperkirakan sebanyak lebih kurang 500 kata.
b. Tata bahasa atau grammar, merupakan pola dan aturan yang harus
diikuti bila kita mau belajar suatu bahasa dengan benar. Komponen ini
merupakan kerangka bahasa yang harus diikuti agar bahasa bisa
diterima.
c. Pelafalan atau pronunciation, adalah cara mengucapkan kata-kata suatu
bahasa. Ucapan Bahasa Inggris sangat berbeda dengan sistem ucapan
bahasa ibu dan Bahasa Indonesia (Suyanto, 2010:43).
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
35
Topik utama pembelajaran Bahasa Inggris di SD meliputi:
Tabel 2.1 Topik utama pembelajaran Bahasa Inggris di SD
Kelas
I
Materi
a) Greetings
b) Introduction
c) Number (1-10)
d) Alphabet
e) My face
f) Things in classroom
g) Family
II
a) Greeting and parting (Reinforcement)
b) Number (1-30)
c) Things in the classroom
d) My body (simple)
e) Action: doing this
f) Days of week
g) Animals
III
a) Human body
b) Animals
c) Colours
d) School
e) Number (1-100)
f) Foods and drinks
g) Family members
IV
a) Self introducing
b) Days and Months
c) Foods and drinks
d) Body
e) Fruits and vegetables
f) Parts of house
g) Families and home activities
V
a) Time
b) Date
c) Daily Activities
d) Foods and drinks
e) Home activities
f) Clothing
g) Parts of the body
VI
a) Direction
b) My Hobby
c) Preposition of place
d) Describing people and objects
e) Shopping
f) ownership
g) Public place and activities
( Sumber : Mustofa, 2012 [Online] )
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
36
C. Karakteristik Anak SD
Menurut Suyanto (2010:15), salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran Bahasa Inggris di SD adalah menumbuhkan minat anak
dalam belajar Bahasa Inggris. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut
kita perlu memahami karakteristik anak sehingga bisa memilih metode
dan bahan pembelajaran yang tepat bagi mereka.
Menurut Nasution (dalam Djamarah, 2008:123-124), masa usia
sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari
usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun.
Karakteristik anak masa kelas-kelas rendah sekolah dasar dan masa
kelas-kelas tinggi sekolah dasar sebagai berikut :
a. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar
1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
2) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturanperaturan permainan yang tradisional.
3) Ada kecenderungan memuji sendiri.
4) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau
hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
5) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu
dianggap tidak penting.
6) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak
menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat
apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
37
b. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar
1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang
konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
2) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan
mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai
mulai menonjolnya faktor-faktor.
4) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau
orang-orang dewasa lainnya.
5) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,
biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam
permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan
permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri
(Djamarah, 2008:124).
Menurut Suyanto (2010:15) Ciri-ciri dari pembelajar muda secara
umum yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam
belajar Bahasa Inggris yaitu :
a. Pada umumnya, anak-anak usia 5-7 tahun memiliki sikap egocentric
di mana ada kecenderungan mereka suka menghubungkan apa yang
mereka pelajari atau mereka lakukan dengan dirinya sendiri.
b. Pembelajar muda kelompok Level One, yaitu usia 5-7 tahun masih
suka membedakan hal-hal yang konkret dan yang abstrak.
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
38
c. Anak-anak juga cenderung imajinatif dan aktif. Mereka menyukai
pembelajaran melalui permainan, cerita maupun lagu sehingga
mereka akan lebih termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris
walaupun secara tidak langsung.
d. Perasaan mudah cepat bosan juga merupakan salah satu ciri anakanak. Mereka mempunyai tingkat konsentrasi dan perhatian yang
pendek.
e. Kehidupan anak-anak penuh warna dan keceriaan. Kegiatan dan
tugas yang disertai dengan gambar yang menarik dan berwarnawarni akan membuat anak-anak lebih gembira.
f. Anak-anak menyukai cerita sebagaimana mereka menyukai
permainan. Melalui cerita, siswa dapat dilatih untuk lebih
memusatkan perhatian pada konteks secara keseluruhan daripada
jika dinyatakan kata per kata.
g. Secara alami sebagai pelajar pemula, younger group lebih menyukai
mengerjakan tugas sendiri, tetapi dengan teman di dekatnya.
Mereka belum bisa berbagi dan sangat self centered sampai batas
usia 7 tahun.
h. Pelajar usia 8-10 tahun cukup mempunyai kesadaran dan kesiapan
berbahasa. Kesiapan berbahasa yang mereka miliki akan mereka
usung ke dalam kelas Bahasa Inggris.
i. Pada
dasarnya,
anak-anak
menyukai
percakapan
intrinsik
berinteraksi dan berbicara tentang apa yang dimiliki. Anak sebagai
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
39
pembelajar Bahasa Inggris sangat penting bagi pembelajar bahasa.
j. Last but not least, hal penting yang harus diingat, siswa SD
umumnya adalah pembelajar yang merupakan pemikir aktif. Mereka
senang belajar sesuatu, termasuk juga belajar bahasa dengan cara
melakukan sesuatu (learning by doing), misalnya bermain atau
bernyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh untuk memberi
isyarat atau memberi makna ungkapan yang diucapkan.
D. Perkembangan Bahasa Anak
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi entah itu lisan, tertulis atau
isyarat-isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-simbol.
Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat beserta
aturan-aturan
tertentu
untuk
menyusun
berbagai
variasi
dan
mengkomunikasikannya (Santrock, 2007:353).
Tahapan perkembangan bahasa anak menurut Santrock (2007:358)
adalah :
a. Masa Bayi
Bayi-bayi secara efektif mengeluarkan suara sejak ia dilahirkan.
Tujuan komunikasi awal ini adalah menarik perhatian pengasuhpengasuhannya dan orang-orang lain dalam lingkungannya. Katakata pertama antara usia 8 sampai 12 bulan, bayi seringkali
mengindikasikan pemahaman kata-kata mereka yang pertama. Katakata pertama yang diucapkan bayi adalah suatu peristiwa yang
dengan tak sabar dinanti-nantikan oleh setiap orang tua. Ucapan-
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
40
ucapan dua kata ketika anak berusia 18 hingga 24 bulan, mereka
lazimnya mengucapkan ucapan-ucapan dua kata.
b. Masa kanak-kanak Awal
Ketika anak-anak meninggalkan tahapan dua kata, mereka bergerak
cepat menuju kombinasi tiga-empat-lima kata. Peralihan dari
kalimat-kalimat sederhana (yang mengekspresikan preposisi tunggal)
menjadi kalimat-kalimat kompleks diawali antara usia 2 hingga 3
tahun dan lanjut hingga SD. Pada usia 4 tahun, anak-anak
mengembangkan kepekaan besar terhadap kebutuhan orang lain
dalam percakapan. Anak-anak sekitar usia 4 hingga 5 tahun belajar
mengubah pola percakapan mereka sesuai situasi. Contohnya,
seorang anak berusia 4 tahun akan membedakan cara berbicaranya
terhadap anak usia 2 tahun dibandingkan ketika berbicara dengan
anak-anak yang sebaya dengannya, mereka menggunakan kalimatkalimat yang lebih pendek ketika berbicara dengan anak berusia 2
tahun.
c. Masa kanak-kanak Menengah Akhir
Selama masa kanak-kanak menengah dan akhir, anak-anak membuat
banyak kemajuan dalam kosakata serta tata bahasa mereka. Selama
tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak lebih mampu memahami dan
menggunakan tata bahasa yang kompleks. Contohnya, anak mampu
menyatakan kalimat seperti “the boy who kissed his mother who
wore a hat” (anak laki-laki yang mencium ibunya yang memakai
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
41
sebuah topi). Mereka juga belajar menggunakan bahasa dalam cara
yang lebih teratur. Sekarang mereka dapat membuat percakapan
yang „rapi‟, menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lain dan
menghasilkan deskripsi, definisi, dan cerita (narasi) yang saling
melengkapi serta masuk akal.
d. Masa Remaja
Perkembangan bahasa selama masa remaja meliputi peningkatan
penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang kompleks. Ketika
mereka mengembangkan pemikiran abstrak, para remaja menjadi
lebih baik daripada anak-anak dalam menganalisa fungsi suatu kata
yang berperan dalam sebuah kalimat.
Dari perkembangan bahasa di atas dapat diketahui bahwa masa
kanak-kanak menengah akhir yang ditandai anak masuk sekolah
dasar perkembangan Bahasa anak sudah mulai meningkat. Anak juga
sudah mulai menghasilkan deskripsi, definisi, dan narasi. Oleh
karena itu, pada usia ini sangat ideal bagi anak untuk dikenalkan
berbagai kosa kata dalam berbagai bahasa khususnya Bahasa Inggris
karena dapat memperkaya wawasan anak sekaligus akan mudah
diterima karena anak sudah mampu memahami kosa kata tertentu.
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
42
E. Pemerolehan Bahasa Anak di SD
Salah satu asumsi dari banyak penelitian mutakhir tentang bahasa
anak adalah sistematisitas proses pemerolehan. Dari tata bahasa proses
hingga ujaran tiga-empat kata, hingga kalimat lengkap yang panjangnya
nyaris tak tertentu, anak-anak memperlihatkan kemampuan luar biasa
untuk menerka sistem fonologis, struktural, leksikal, dan semantik
bahasa. Menurut Brown (2007:47) proses pemerolehan bahasa anak
melalui:
a. Peniruan
Dalam pengamatan umum, anak-anak adalah peniru yang baik.
Peniruan adalah salah satu strategi penting yang dipakai anak dalam
pemerolehan bahasa. Kesimpulan ini secara umum dipercaya.
Bahkan, penelitian membuktikan bahwa menirukan berulang-ulang
adalah strategi sangat penting dalam pembelajaran bahasa dan
merupakan aspek penting penguasaan fonologis usia dini. Peniruan
sejalan dengan prinsip-prinsip pemerolehan bahasa menurut kaum
behavioris-prinsip yang relevan, paling tidak untuk tahap-tahap
awal
b. Latihan dan Frekuensi
Persoalan lebih luas yang berkaitan dengan gagasan tentang
peniruan adalah bagaimana karakteristik latihan dalam Bahasa
anak-anak. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa anak-anak
“berlatih” Bahasa terus-menerus, terutama dalam tahap awal ketika
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
43
mereka mengeluarkan ujaran satu-dua kata. Sebuah model
behavioristik pemerolehan bahasa pertama akan menyatakan bahwa
latihan dengan pengulangan dan asosiasi adalah kunci bagi
pembentukan kebiasaan melalui pengkondisian. Latihan yang
dilakukan oleh anak-anak tampaknya merupakan kunci bagi
pemerolehan bahasa.
c. Masukan
Peran masukan dalam pemerolehan bahasa anak jelas sangat
penting.
Masukan
orang
dewasa
tampaknya
membentuk
pemerolehan bahasa anak-anak dan pola-pola interaksi antara anak
dan orang tua berubah mengikuti peningkatan keterampilan
berbahasa si anak. Pengasuhan dan lingkungan jelas sangat penting
dalam hal ini, walaupun tetap harus dilihat seberapa penting
masukan orang tua sebagai bagian dari keseluruhan masukan.
d. Wacana
Anak tidak hanya belajar bagaimana memulai sebuah percakapan
tetapi juga bagaimana merespon ujaran orang lain. Pertanyaan
bukan sekadar pertanyaan, tetapi dimengerti fungsinya sebagai
permintaan akan informasi, tindakan, dan pertolongan. Pada usia
relatif muda, anak-anak mempelajari perbedaan-perbedaan terkecil
antara kata-kata, pernyataan dan penentangan. Mereka mempelajari
bahwa ujaran mempunyai makna baik harfiah maupun tersirat atau
fungsional.
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
44
Proses pemerolehan bahasa tersebut berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Inggris. Proses pembelajaran bahasa yang
memperhatikan karakteristik dan perkembangan anak tentu akan lebih
diterima.
Suyanto
(2010:21)
mengemukakan
faktor
yang
mempengaruhi pembelajaran English for Young Learners meliputi:
bahasa ibu, bahan ajar, interaksi sosial, media pengajaran, dan latar
belakang keluarga. Dalam pembelajaran, hal tersebut harus benar-benar
diperhatikan, misalnya dalam penggunaan media, penggunaan alat
bantu ajar atau media yang berbentuk benda nyata seperti gambar,
puppets, dan miniatur dapat membuat penyajian materi lebih menarik
dan menyenangkan.
Richard da Rodg (dalam (Brown, 2007:54) meringkas prinsipprinsip metode langsung yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
bahasa sebagai berikut:
a. Instruksi di kelas diberikan hanya dalam bahasa yang diajarkan.
b. Hanya kosakata atau kalimat sehari-hari yang diajarkan.
c. Keterampilan komunikasi lisan dibangun bertahap melalui tanya
jawab antara guru dan siswa dalam kelas kecil dan intensif.
d. Tata bahasa diajarkan sambil berjalan.
e. Poin-poin pengajaran baru diperkenalkan secara lisan.
f. Kosakata konkret diajarkan melalui peragaan, objek, dan gambar,
kosakata abstrak diajarkan melalui asosiasi gagasan.
g. Pemahaman wicara dan menyimak diajarkan.
h. Pengucapan dan tata bahasa yang tepat ditekankan.
Pengelola Pembelajaran Bahasa..., Ulil Azmi Banani, FKIP UMP, 2014
Download