BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan uraian kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul “Battle of Britain (1940): kegagalan Jerman dalam menguasai Inggris pada Perang Dunia II (Suatu kajian geopolitik Inggris pada Perang Dunia II)”. Kesimpulan tersebut merujuk kepada jawaban permasalahan penelitian yang telah diajukan sebelumnya. Ada beberapa hal pokok yang dapat penulis simpulkan dalam penulisan skripsi ini, di antaranya adalah sebagai berikut : Pertama, Britania Raya berdasarkan geopolitiknya pada posisi kekuatan dan kekuasaan negara-negara di sekitar daratan Eropa. Oleh karena negara Inggris itu dikelilingi oleh lautan yang besar, maka Inggris berusaha memperkuat kedudukannya di laut. Dan untuk mencegah jangan sampai di daratan Eropa ada kekuatan yang mengimbangi kekuatan yang dimiliki oleh Inggris, maka ia selalu berusaha untuk menjalankan politik perimbangan kekuaasaannya/kekuatannya di Eropa. Dengan demikian Britania raya tetap menjaga stamina kekuasaannya di Eropa dan dunia. Kedua, latar belakang terjadinya Battle of Britain pada tahun 1940 disebabkan bagi Jerman, wilayah Inggris sangat penting bagi kesuksesannya dalam mewujudkan cita-cita menguasai seluruh Eropa, termasuk Rusia. Sejak dimulainya Perang Dunia II di Eropa pada tahun 1939, sampai dengan pertengahan tahun 1940 Jerman telah berhasil menguasai Polandia, Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Perancis. Pada pertengahan tahun 1940 tersebut, Inggris merupakan satu-satunya negara yang belum berhasil ditaklukkan. Setelah menyerahnya Perancis, 54 maka Inggris sudah tidak memiliki sekutu lagi dalam menghadapi Jerman. Hitler mengira bahwa bila Perancis menyerah, Inggris tentu akan bersedia berdamai. Asal London mau membiarkan Hitler bebas bertindak di daratan Eropa untuk menghantam Rusia. Untuk menguasai Inggris, Jerman memersiapkan sebuah operasi militer yang diberi nama Operasi Rajawali (Adlerangriffe). Tujuan Operasi Rajawali ini adalah untuk menghancurkan pangkalan-pangkalan udara Inggris dan pusat-pusat industri pesawat terbang Inggris sehingga wilayah udara di atas Selat Channel dapat dikuasai untuk mengamankan udara yang sangat penting untuk keamanan angkutan ketika melintasi selat Channel. Operasi Rajawali ini dilakukan sebagai persiapan untuk melaksanakan operasi militer yang bertujuan untuk menduduki kepulauan Britania raya yang dinamakan Operasi Singa Laut (Operation Sea Lion). Ketiga, strategi yang dilancarkan Jerman untuk menguasai Britania raya antara lain dengan Luftwaffe memusatkan serangannya pada pelabuhanpelabuhan Inggris dan perkapalannya. Maksud dari serangan ini adalah untuk memancing pesawat-pesawat tempur Inggris. Inggris tidak masuk ke dalam perangkap Jerman, melainkan berlaku sangat hemat terhadap pesawat tempurnya. Inggris berpendapat, lebih baik pelabuhan dan sebagian armada lautnya hancur daripada harus kehilangan pesawat tempurnya, karena persedian armda laut Inggris pada saat itu jauh lebih besar jika dibandingkan persediaan pesawat tempur dalam Fighting Command. Jerman pun melakukan pengeboman terhadap kota-kota di Inggris selama berhari-hari sebagai upaya untuk meruntuhkan semangat perlawanan rakyat Inggris. Inggris membalas serangan Jerman dengan cara yang sama, yakni membom kota-kota penting di Jerman, terutama Berlin. Serangan balasan Inggris membuat rakyat Jerman ketakutan karena Inggris berhasil memasuki wilayah udara Jerman dan membom ibukota Berlin. 55 Inggris berhasil memanfaatkan keunggulan geopolitiknya dalam menggagalkan Operasi rajawali. Keunggulan-keunggulan geopolitik yang dimiliki oleh Inggris dapat dilihat pada faktor geografi, militer, moral bangsa, teknologi perang, kualitas diplomasi, politik,sumber daya alam, dan juga sumber daya manusia. Keempat, Kekalahan Jerman dalam Battle of Britain menyebabkan pelaksanaan Operasi Singa Laut (Operation Sealowe) ditunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Dalam Battle of Britain ini, Jerman mengalami kerugian 1.733 pesawat, sebagian besar pesawat pembom, sedangkan kerugian RAF hanya 915 pesawat. Setelah kegagalan Operasi rajawali, Jerman mengalihkan perhatiannya membantu Italia dalam peperangan di Yunani, dan juga mulai memersiapkan operasi untuk menyerang Uni Soviet. 56