PERBUP NO 26 2015 PENGADAAN OBAT

advertisement
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERATURAN BUPATI ALOR
NOMOR 26 TAHUN 2015
TENTANG
PENGADAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
UNTUK KEBUTUHAN PELAYANAN SEGERA
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALABAHI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI ALOR,
Menimbang
:
a.
b.
c.
Mengingat
:
1
2
bahwa
untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan
kefarmasian di rumah sakit yang berorientasi pada
keselamatan pasien, maka untuk mengisi ketersediaan
obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan
untuk pelayanan segera, diperlukan peraturan sebagai
acuan dalam pengadaan obat dan bahan medis habis
pakai pada Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi;
bahwa untuk menjaga kesinambungan ketersediaan
obat-obatan dan bahan medis habis pakai yang
dibutuhkan untuk pelayanan segera pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kalabahi yang belum diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pengadaan Obat berdasarkan Katalog
Elektronik (E-Catalogue), maka berdasarkan Pasal 23
huruf b Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan, perlu diatur
dengan Peraturan Bupati;
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengadaan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai Untuk Kebutuhan
Pelayanan Segera Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kalabahi;
Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2005Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4502);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman
Pembinaan
dan
pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
2
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3781);
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun
2009 Nomor
124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang
Petunjuk
Teknis
Penataan
Organisasi
Perangkat Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/
Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/
Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog
Elektronik (E-Catalogue);
Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 11 Tahun
2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Alor (Lembaran Daerah
Kabupaten Alor Tahun 2014 Nomor, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Alor Nomor );
Peraturan Bupati Alor Nomor 81 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Alor;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PENGADAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
PADA SAAT KEBUTUHAN PELAYANAN SEGERA PADA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALABAHI.
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Alor.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor.
3. Bupati adalah Bupati Alor.
4. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah
Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi.
5. Direktur adalah Direktur RSUD Kalabahi.
6. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah
jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
7. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut
BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
8. Kebutuhan pelayanan segera adalah kondisi dimana pengadaan obat dan
bahan medis habis pakai tidak menjamin kesinambungan ketersediaan
oleh Pedagang Besar Farmasi yang tercantum dalam katalog elektronik.
9. Ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kondisi
dimana obat dan bahan medis habis pakai untuk menjawab kebutuhan
pelayanan segera.
10. Kesinambungan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kondisi
ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai secara terus menerus
untuk kebutuhan pelayanan segera.
11. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
12. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
13. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
14. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
15. Instalasi
Farmasi
adalah
unit
pelaksana
fungsional
yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah
Sakit.
16. Katalog Elektronik (E-Catalogue) adalah sistem informasi elektroinik yang
memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis, dan harga barang tertentu dari
berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah.
4
17. E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem
katalog elektronik.
18. Pedagang Besar Farmasi yang selanjutnya disingkat PBF adalah
perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Pengadaan obat dan bahan medis habis pakai yang dimaksud dalam
Peraturan Bupati ini adalah pengadaan obat dan bahan medis habis pakai
yang benar-benar dibutuhkan pasien karena kondisi kesehatannya yang
apabila tidak disediakan RSUD akan mengancam nyawa dan/atau
mengakibatkan komplikasi sampai dengan meninggalnya pasien.
Pasal 3
Peraturan Bupati ini dibentuk dengan tujuan:
a. menjamin ketersediaan dan kesinambungan penyediaan obat dan bahan
medis habis pakai untuk kebutuhan pelayanan segera; dan
b. memberikan kepastian hukum dalam pengadaan obat dan bahan medis
habis pakai untuk kebutuhan pelayanan segera.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Pengadaan obat dan bahan medis habis pakai untuk kebutuhan pelayanan
segera meliputi:
a. pemilihan;
b. pengadaan;
c. penerimaan;
d. penyimpanan;
e. pendistribusian;
f. pengendalian; dan
g. administrasi.
BAB IV
TATA CARA PENGADAAN
Pasal 5
(1) Pengadaan obat dan bahan medis habis pakai untuk kebutuhan pelayanan
segera dapat dilakukan apabila:
a. proses pengadaan terhambat karena masalah teknis sementara
kebutuhan pelayanan harus segera dilakukan;
b. persediaan obat dan bahan medis habis pakai tidak menjamin
kesinambungan ketersediaan untuk kebutuhan pelayanan segera;
c. ketiadaan distributor E-Catalogue di tingkat provinsi;
5
d. penyedia obat E-Catalogue tunggal, sehingga rumah sakit tidak memiliki
pilihan lain untuk pengadaannya;
e. penanganan kasus penyakit baru yang obat dan bahan medis habis
pakainya tidak tersedia dalam E-Catalogue; dan
f. keterlambatan pengiriman obat dan bahan medis habis pakai dari PBF
untuk kebutuhan pelayanan segera.
(2) Pengadaan obat dan bahan medis habis pakai untuk kebutuhan pelayanan
segera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk keadaan emergency
dapat dilakukan secara langsung kepada PBF yang tidak tercantum dalam
E-Catalogue oleh SKPD.
(3) Pengadaan secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan memperhitungkan harga yang terjangkau pada saat itu.
Pasal 6
Pengadaan secara langsung untuk kebutuhan pelayanan segera sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dapat dilakukan secara langsung pada
Apotek atau PBF yang menyediakan obat dan bahan medis habis pakai yang
diperlukan oleh SKPD sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 7
(1) RSUD wajib menanggung biaya obat dan bahan medis habis pakai peserta
JKN yang membutuhkan pelayanan segera.
(2) Apabila obat dan bahan medis habis pakai bagi peserta JKN sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak tersedia, RSUD wajib menyediakan obat dan
bahan medis habis pakai yang dibutuhkan untuk kebutuhan pelayanan
segera.
(3) RSUD bertanggungjawab untuk membeli obat yang diresepkan namun
tidak tersedia di RSUD, dengan biaya yang disediakan oleh RSUD.
Pasal 8
(1) Pengadaan obat dan bahan medis habis pakai untuk kebutuhan pelayanan
segera hanya dapat dilakukan atas kebutuhan yang besaran biayanya
sampai dengan Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) per kelompok
pelayanan.
(2) Kelompok pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. kelompok pelayanan bedah;
b. kelompok pelayanan non bedah; dan
c. kelompok pelayanan pediatri.
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 9
RSUD wajib menyampaikan laporan secara tertulis pengadaan obat dan bahan
medis habis pakai untuk kebutuhan pelayanan segera kepada Bupati paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah dilaksanakannya pengadaan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
6
Pasal 10
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Bupati ini
dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat melibatkan organisasi profesi.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Alor.
Ditetapkan di Kalabahi
pada tanggal 10 September 2015
BUPATI ALOR,
AMON DJOBO
Diundangkan di kalabahi
pada tanggal 10 September 2015
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ALOR,
HOPNI BUKANG
BERITA DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2015 NOMOR 26
7
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN BUPATI ALOR
NOMOR 26 TAHUN 2015
TENTANG
PENGADAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
UNTUK KEBUTUHAN PELAYANAN SEGERA
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALABAHI
I. UMUM
Bahwa pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah merupakan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah yang secara operasional dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah. Pemerintah dan DPRD Kabupaten Alor telah
menindaklanjuti amanat yuridis tersebut melalui penetapan dan
pengundangan Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 11 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.
Bahwa sesuai amanat ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Alor
Nomor 11 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah telah dijabarkan tugas pokok dan fungsi Lembaga Teknis Daerah ke
dalam Peraturan Bupati Nomor 81 Tahun 2014 tentang Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Alor.
Bahwa untuk melaksanakan amanat ketentuan Pasal 3 Peraturan Bupati
Nomor 81 Tahun 2014 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Alor, mengamanatkan bahwa salah satu
fungsi Rumah Sakit Umum Daerah adalah pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang pelayanan kesehatan. Dalam konteks ini, Peraturan Bupati
tentang Pengadaan Obat Dan Bahan Medis Habis Pakai Untuk Kebutuhan
Pelayanan SegeraPada Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi disusun dan
ditetapkan.
Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di rumah sakit
yang berorientasi pada keselamatan pasien, dan untuk menjaga
kesinambungan ketersediaan obat-obatan dan bahan medis habis pakai
yang dibutuhkan untuk pelayanan segera, diperlukan peraturan sebagai
acuan dalam pengadaan obat dan bahan medis habis pakai pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kalabahi.
Dalam hubungannya dengan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi, Peraturan
Bupati ini menegaskan bahwa Pengadaan Obat Dan Bahan Medis Habis
Pakai Untuk Kebutuhan Pelayanan Segera pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kalabahi wajib menerapkan prinsip transparansi untuk menjamin
ketersediaan dan akses obat yang aman, bermanfaat dan bermutu bagi
masyarakat.
8
Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka Pengadaan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai Untuk Kebutuhan Pelayanan Segera pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi, menggunakan Peraturan Bupati ini
sebagai dasar pelaksanaannya.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
TAMBAHAN BERITA DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 775
9
Download