TUGAS MAKALAH PENELITIAN SKRIPSI PERANAN GURU PAK SEBAGAI PEMBIMBING BELAJAR MINAT SISWA Disusun Oleh: SIMSON A.KEO SEKOLAH TINGGI TEOLOGI POKOK ANGGUR JAKARTA Kata pengantar Puji syukur kepada Tuhan kita Yesus kristus,atas pertolongannya,sehingga makalah ini saya dapat mengerjakan dengan kemampuan yang saya miliki .dalam pimpinan Tuhan makalah ini dapat di selesaikan..penulis memberikan judul:PENGARUH GURU PAK SEBAGAI PEMBIMBING BELAJAR MINAT SISWA. saya masih banyak memiliki kekurangan dalam menyusun makalah ini,saya harap kepada Dosen yang membimbing agar dapat mengoreski,ini merupakan tugas yang harus di lewati ,dan juga merupakan tanggung jawab yang harus di terapkan kepada siswa dan siswi membimbing dan sebagai peranan penting dalam proses belajar siswa dan memiliki minat yang tinggi dalam pengenalan akan Tuhan. Dalam penulisan proposal ini, penulis banyak mendapat bimbingan, arahan dan masukan dari dosen pembimbing, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada selaku dosen pembimbing Penulis menyadari proposal ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik sangat saya harapkan untuk memperbaiki proposal ini. Atas segala bantuan yang di berikan saya ucapkan terima kasih Temanggung 26 april 2016 Daftar isi... Kata pengantar Bab I Pendahaluan ........................................................................................................... A.Latar penulisan/penelitian....................................................................................... B.Tujuan penulisan................................................................................................... C.Rumusan masalah.................................................................................................. Bab II Pembahasan ........................................................................................................................... A.Definisi guru PAK............................................................................................................ 1.arti guru pendidikan agama kristen.................................................................................... 2.peranan guru PAK............................................................................................................... 3.Tugas dan tanggung jawab guru PAK................................................................................. 4.Dasar Alkitab dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru PAK............................ 5.Guru PAK dan kualitas pengajaran nya............................................................................... 6.Metode PAK di sekolah dasar............................................................................................. BAB III Pedoman guru PAK kepada murid di gereja............................................................................ Bersikap kritis dalam gereja..................................................................................................... Hidup damai dengan semua orang........................................................................................... Pergaulan remaja Kristen........................................................................................................ Mewujudkan nilai-nilai Kristiani antar pribadi dan sosial...................................................... Citra pelajar kristen.................................................................................................................. Mewujutkan iman kristen dan nilai nilai kristiani.................................................................... PENDAHALUAN A.LATAR PENULISAN Dari zaman ke zaman setiap orang dalam kehidupannya selalu ingin memiliki kepribadian yang baik, sopan, bertatakrama, dihargai dan ingin bahagia dan ingin meraih kesuksesan hidup. Dalam merealisasikan keinginannya tersebut banyak usaha yang ditempuh orang.Ada yang berusaha melalui pergaulan hidup sehari-hari, ada yang melalui pendidikan formal dan non formal. Tetapi jarang sekali yang dapat memberi hasil seperti yang didambakan setiap orang. Kegagalan ini sering terjadi karena kenyataan yang ada adalah tempat-tempat yang diharapkan dapat memenuhi keinginan setiap orang tersebut lebih sering mengutamakan kuantitas pengajaran daripada kualitas. Sebagian besar pendidik hanya sekadar memberi teori tanpa ada usaha untuk mengarahkan dan mengkondisikan pelajarnya untuk membentuk perilaku kehidupannya sesuai dengan yang diajarkan kepadanya. Pendidik berasumsi bahwa dengan menguasai teori, maka dengan sendirinya mampu menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Asumsi guru yang demikian, tidak semua menjadi kenyataan. Sebab banyak orang, terutama anak-anak, sulit memiliki dan menentukan bentuk perbuatan konkrit dalam merealisasikan pengajaran pendidiknya yang berupa teoritis. Dalam lembaga pendidikan, sebenarnya ada beberapa mata pelajaran yang memungkinkan setiap orang dapat membangun dan membentuk perilakunya menjadi perilaku yang sopan, bertatakrama, memiliki nilai-nilai hidup yang berkualitas tinggi, dihargai dan diterima orang lain di sekitarnya. Mata pelajaran tersebut seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pendidikan Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang baru diberlakukan sekarang, ada satu mata pelajaran khusus untuk membentuk kepribadian siswa, yaitu mata pelajaran Budi Pekerti. Mata pelajaran ini lebih mengarah pada ajaran moral dan perilaku dalam hidup bermasyarakat di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam lembaga pendidikan formal mata pelajaran pelajaran Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu bidang yang dapat diandalkan untuk membentuk dan membangun pertumbuhan iman bertaqwa kepada Tuhan. Hal ini dapat diketui dari tujuan Pendidikan Agama Kristen seperti yang dikemukakan oleh Calvin dengan mengatakan : “Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah mendidik semua putra-putri Ibu (gereja) agar mereka dilibatkan dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kusus, - diajarkan mengambil bagian dalam kebaktian serta mencari keesaan gereja, diperlengkapi memilih cara-cara mengejewantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa Yesus Kristus dalam gelanggang pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus” Selain itu Mata pelajaran ini dapat diandalkan karena dalam Alkitab dikatakan bahwa “Permulaan hikmah adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik” (Mzm 111 : 10). Di dalam Pendidikan Agama Kristen sendiri, setiap siswa diarahkan untuk mengenal Tuhan dan menerimaNya sebagai Tuhannya serta taat kepadanya. Dan untuk dapat taat kepada Tuhan, maka setiap orang harus mengenal perintahnya agar dapat dilakukan. Juga harus memahami larangannya agar dapat dijauhi. Kedua hal ini diketahui dari Firman Tuhan yang tertuang di dalam Alkitab. Dari pandangan-pandangan di atas diketahui bahwa pengetahuan dan kepandaian yang mendatangkan kepribadian yang luhur adalah pengetahuan dan kepandaian yang berasal dari Tuhan-Nya. Untuk itu, dalam mengajarkan Firman Tuhan ini diperlukan pengajar atau guru yang sadar betul akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik iman. Sebab guru Pendidikan Agama Kristen mempunyai tanggung jawab membawa muridnya kepada iman yang kokoh dan berkembang menjaga kemurnian pengajar Tuhan dan memimpin murid kepada kebenaran Allah, Ia adalah saksi Kristus, ia bukan hanya informatory tetapi juga sekalipun motivator, komunikator dan konselor bagi muridnya. B .TUJUAN PENULISAN Untuk memenihi sebagai persaratan untuk mendapat gelar s.pd.k Usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudusdapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yangdinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PendidikanAgama Kristen (PAK) memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tandaKerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas.Penerapan Kurikulum PAK Metode dan pendekatan serta model yang telah dipilih,merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan anak didik, sehingga setiap pengajaran dan setiap uraian PAK yang disajikan dapat memberikan motivasi belajar.Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah mata pelajaran Matapelajaran PAK bertujuan: Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dankarya-karya-Nya agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladaniAllah Tritunggal dalam hidupnya, Menanamkan pemahaman tentang Allah. C.RUMUSAN MASALAH Berpangkal pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah pertumbuhan gereja dan penginjilan, yaitu dengan beberapa pertanyaan berikut : 1. Sejauh mana Gereja, hamba-hamba Tuhan, majelis dan para aktifis gereja dalam menyikapi pelayanan gereja yang akhir-akhir ini sangat terasa kemundurannya, terutama pelayanan dalam persekutuan remaja, pemuda ? Dan bagaimana dengan penginjilan terhadap remaja dan pemuda 2. Apakah prioritas pelayanan gereja, hamba Tuhan dan para aktifis gereja sudah tepat, yaitu mengenai sasaran, sehingga dapat diharapkan hasilnya ?. 3. Sejauh mana peran gereja, hamba Tuhan, majelis dan para aktifis secara langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan siswa di Sekolah Negeri maupun Sekolah Swasta Kristen dan Swasta non konfensional (Sekolah Swasta yang didirikan tidak berdasarkan salah satu agama) ?. 4. Bagaimana beban Pengurus atau Pemimpin-pemimpin Lembaga Pendidikan Kristen, kepala-kepala sekolah di sekolah-sekolah Kristen, Guru-guru Agama, anggota gereja terhadap kebutuhan rohani anak-anak yang Tuhan Yesus sudah percayakan untuk dididik dalam ajaran Tuhan (Ulangan 6:1-9), melalui lembaga formal yang mempunyai “otoritas” sesuai dengan misi sekolah tersebut dibangun atau didirikan ?. 5. Bagaimana pelayanan Guru-guru Agama Kristen dalam menyampaikan kebenaran Firman Tuhan yang telah dirumuskan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Agama Kristen telah secara maksimal, atau dipaksa untuk diselesaikan seperti yang dituntut dalam kurikulum, sehingga Pendidikan Agama Kristen telah kehilangan makna dan hakekat yang sebenarnya ?. 6. Apakah pemimpin rohani, hamba-hamba Tuhan, pimpinan lembaga pendidikan Kristen, kepala-kepala Sekolah dan terlebih Guru-guru Agama Kristen telah menjadi contoh atau teladan dalam segala hal bagi rekan guru, murid (siswa) dan orang tua murid ?. BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN l. Arti Guru Pendidikan Agama Kristen Untuk dapat mengetahui peranan guru Pendidikan Agama Kristen. Maka perlu terlebih dahulu dijelaskan pengertian guru secara umum dan guru Pendidikan Agama Kristen adalah sebagai berikut : Secara umum definisi guru adalah tenaga pengajar yang dilatih atau dipersiapkan dan dipilih untuk tugas mengajar, sedangkan guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang pendidik yang mengajarkan Pengetahuan, tentang pokok-pokok ajaran iman Kristen yang dinyatakan Tuhan di dalam Alkitab, yang menentukan, mengarahkan, dan membimbing siswa supaya bertumbuh dalam iman. Berdasarkan pengertian guru dan burn Pendidikan Agama Kristen di alas, maka, dapat disimpulkan Guru Pendidikan Agama Kristen adalah tenaga pengajar atau pelayan yang dipilih dan dilatih untuk tugas mengajar Pendidikan Agama Kristen. Pengajaran Pendidikan Agama Kristen merupakan pengetahuan tentang pokok-pokok ajaran iman Kristen yang , dinyatakan Tuhan dalam Alkitab, yang menentukan, mengarahkan, dan guru membimbing siswa supaya bertumbuh dalam iman yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, serta mewujudkan iman tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. 2.Peranan guru pendidikan agama kristen Berdasarkan pemahaman di atas, maka peranan guru Pendidikan Agama Kristen bukan hanya memberikan pengajaran dan bimbingan di bidang Pendidikan Agama Kristen kepada siswa. Tetapi tujuan yang ingin di capai adalah untuk mengembangkan dan menumbuhkan iman, sikap, . dan tindakan sesuai dengan kesaksian Alkitab di dalam kehidupan siswa sehari-hari. Peran guru Pendidikan Agama Kristen yang ideal di dalam proses belajar -mengajar tidak bergaya otoriter terhadap secara yang memaksimalkan kehendaknya kepada siswa, dengan hanya memberikan materi pelajaran tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dan bertanya kepada guru. Guru pendikikan agama kristen harus menyadari peranan yang sangat istimewa itu guru di anggap ahli dan di percayai oleh siswa dalam hal menyampaikan mengajar,sebab itu guru harus mempunyai cukup pengetahuan tentang pokok pokok isi iman kristen yang terdapat di alkitab dan mempunyai hasrat sejati untuk menyampaikan pokok pokok ajaran kristen. Adapun syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan Agama Kristen yang berhubungan dengan peranannya yang sangat penting dalam mengajarkan Pendidikan Agama Kristen yaitu sebagai berikut : a. Kecakapan untuk menimbulkan minat bahkan menggembirakan hati siswa dengan pokok yang diajarkannya. b. Semangat pengorbanan diri dan menjadi teladan dalam tugas menyampaikan pokok-pokok pengajaran Kristen kepada siswa. 3.Tugas dan tanggung jawab guru PAK Guru pendidikan agama kristen secara umum mempunyai tugas dan tanggung jawab mengasuh, membimbing hidup rohani siswa. Menurut pendapat Homrighausce dan Enklaar tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Kristen secara khusus, sebagai berikut : a.Guru pendidikan agama kristen menjadi penafsir iman yang mengurai dan menerangkan kepercayaan kristen. Dengan demikian guru PAK mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam pendidikan agama bagi siswa,sebab pendidikan agama tidaklah sama dengan pendidikan lain di sekolah.guru PAK bertanggung jawab dan memiliki ketrampilan dan menyalami seluruh materi pelajaran dan menghubungkan dengan nilai nilai iman kristen.sehingga siswa dapat mengembangkan kepribadian yang utuh dan mampu mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari hari. 4.Dasar Alkitab dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru PAK Guru PAK adalah orang yang sepenuhnya memberikan diri secara penuh kepada Tuhan Yesus kristus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.Guru,tidak boleh menganggap bahwa tugasnya mengajar merupakan tugas formalitas saja tetapi guru harus bersungguh sungguh dan melaksanakan, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk membawa siswa kepada pengajaran Tuhan Yesus Kristus yang benar dan sejati. Dasar Alkitabiah yang mendorong pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Kristen yang terdapat dalam Injil Matius 28:19-20; Karena itu pergilah jadikan segala bangsa melalui baktislah mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarkanlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman. “Dasar Alkitabiah ini disebut sebagai Amanat Agung. Guru Pendidikan Agama Kristen dalam melaksanakan tugasnya terpanggil untuk bertumbuh ke arah pengenalan yang semakin mendalam dan lengkap tentang pribadi Tuhan Yesus yang akan memungkinkan guru Pendidikan Agama Kristen memahami kehendak Tuhan dalam tugas 6an tanggung jawabnya. Membawa siswa dalam kepada pengenalan yang sejati akan pribadi dan karya Allah dan Tuhan Yesus sebagai jalan 'kebenaran dan hidup (Yohanes 1:18; 14-6) Guru Pendidikan Agama Kristen bertanggung jawabnya . membawa siswa kepada Kristus, sehingga siswa dapat mengenal dan mempermuliakan serta mengakui dengan lidahnya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan juruselamat semua umat manusia yang ada di dunia ini (Filipi 2: 5-ll). Pekerjaan guru Pendidikan Agama Kristen adalah pekerjaan yang mulia, sebab itu hendaknya guru Pendidikan Agama Kristen tidak menganggap bahwa pekerjaan itu sebagai pekerjaan sampingan yang dianggap remeh. Tetapi hendaknya pekerjaan itu merupakan pelayanan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan Dalam memahami tugas dan Guru Pendidikan Agama Kristen masa kini ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, antara lain; Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan bahwa kata ”Tugas” berarti, sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang. Dari definisi ini ada beberapa hal penting dalam memahami tugas Guru Pendidikan Agama Kristen, antara lain; a. Motivasi dalam Mengajar: Berbicara tentang Guru berarti itu adalah sebuah Profesi. Profesi sering dikaitkan dengan hak. Apa yang menjadi motivasi anda mengajar? Panggilan atau karena terpaksa. Karena ingin memberikan sesuatu dari profesi atau menginginkan sesuatu dari profesi? Buang muatan-muatan yang tidak baik dalam diri kita b. Metode Yang Digunakan dalam Mengajar: Belajarlah dari Yesus Sang Guru Agung, yang kreatif menggunakan metode dalam mengajar (memenangkan perhatian, menggunakan pertanyaan, menggunakan ilustrasi, menggunakan ceramah, menggunakan model, Seorang pengajar haruslah memilih metode yang paling tepat untuk memperoleh perhatian dan mempertahankan minat dari murid. Setiap metode yang digunakan pengajar harus dapat membangkitkan perhatian kepada para murid untuk mendengar, melihat, mengatakan dan mengerjakan apa yang diajarkan kepada mereka. c. Manfaat yang diperoleh dalam Mengajar: Di dalam setiap hak terdapat kewajiban. Semakin besar haknya, semakin berat pula tanggung jawab yang terkait di dalamnya. Temukan manfaat di dalam setiap tanggung jawab anda. Meskipun keadaan dimana anda mengajar keruh, jangan mau pikiran anda, tanggung jawab anda ikut keruh. Jangan hanya menuntut hak tetapi kewajiban dilupakan. Terlalu banyak orang yang terdiam terhadap kewajiban dan bersuara jika hak didiamkan. Kegiatan belajar PAK bersifat spiritual. Karena itu bersama murid, guru harus giat berdoa, beribadah, memuji dan menyembah Dia. Guru PAK hanyalah hamba Tuhan. Dia hanya perantara (imam) Sang Raja Kristus dengan murid (1 Ptr 2:9,10). Roh Kuduslah menjadi pengajar sesungguhnya dalam diri orang percaya (Yoh 16:11-13; 1 Yoh 2:20,27). Pengakuan kita sebagai guru, kepada Pribadi Roh Tuhan ini sangat penting. Kita juga berdoa supaya dipenuhi oleh-Nya (Ef 5:18), dipimpin dan berjalan menunaikan karya bersama Dia (Gal 5:16-18). Kita juga harus menjaga diri supaya tidak mendukakan Dia (Ef 4:30). Atau supaya tidak menghambat pekerjaan-Nya (1 Tes 5:20). Kitab Kisah Para Rasul menyatakan bahwa ketika Roh Kudus hadir dan bekerja dalam hidup komunitas orang percaya, maka proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan membawa perubahan hidup. Guru hendaknya jangan memandang rendah pengalaman spiritual siswanya juga pergumulan yang dihadapinya. Iman Kristen yang diperlukan oleh siswa ini ialah yang sifatnya praktis, termasuk bagaimana menghadapi krisis dan konflik kehidupan di rumah, di sekolah dan diantara kawan-kawan. Guru harus bersedia mendengar apa yang mereka alami dan pergumulkan. Bahkan bersedia menyimak masalah mereka lebih dari yang diucapkan. Selanjutnya guru menuntun mereka menemukan jawaban dari firman Tuhan. Mengajak murid berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, mendoakan mereka, juga membukakan hati mereka kepada Dia. Berikut ini adalah tugas guru PAK yaitu sebagai : 1. Guru Agama Kristen Sebagaimana disebutkan di atas bahwa guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar. Sebagai guru yang pertama-tama harus memahami profesi keguruan. Oleh karena itu, guru agama Kristen sangat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam pembinaan iman siswa. 2. Guru PAK dan kualitas Rohani. Sesuai dengan bidang tugasnya, seroang guru Pak adalah guru yang punya kwalitas rohani yang lebih dibandingkan dengan guru pada umumnya. Di bawah ini beberapa kualitasiman dari Guru Pak, yaitu: a. Memiliki Pengalaman Rohani Melaksanakan tugas pekerjaan sebagai guru PAK bukanlah sekedar rutinitas pekerjaan atau sarana untuk mendapatkan imbalan (gaji) dan mencari nafkah karena tugas guru bukan hanya mengajarkan pengetahuan isi Alkitab atau pengetahuan agama tetapi berkenaan kehidupan Rohani Guru, yaitu ; guru harus menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadinya, memiliki pertobatan, mengalami kelahiran baru dan memiliki iman yang dewasa kepada Allah. Guru perlu mengetahui bagaimana iman bertumbuh dalam batin manusia dan bagaiman iman berkembang dalam hidup orang percaya. Seorang Guru harus mempelajari ilmu jiwa yang berhubungan dengan soal-soal agama. Ia harus menunjukkan kesetiaan yang sungguh kepada gerejanya dan ia sendiri harus rajin mengambil bagian dalam kebaktian pekerjaan gereja umumnya, jangan hanya menaruh minat terhadap tugasnya sendiri dan seorang guru harus mempunyai pribadi yang jujur dan tinggi mutunya. Selain itu guru agama Kristen dapat mengantar siswa mengenal dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus karena ia dapat menceritakan pengalaman iman kepadanya. Iman bukan sekedar pengetahuan melainkan keyakinan yang bertumbuh melalui pergumulan dan pengalaman yang dihidupkan dalam sikap dan perilaku, iman tidak boleh statis sebab akan mati atau menjadi benda antik yang tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana fungsinya hanya dipandang atau menjadi hiasan. Guru agama Kristen terpanggil untuk bertumbuh kearah pengenalan yang semakin dalam mengenai pribadi Tuhan Yesus Kristus sebagai guru yang harus diteladaninya dalam hidup sehari-hari dalam melaksanakan tugas keguruan sehingga menghasilkan buah-buah iman. Iman yang dimiliki seorang guru Kristen haruslah iman kepada Allah, iman kepada Alkitab dan iman kepada panggilan Allah. Iman seorang guru Kristen yang efektif haruslah iman yang aktif dimana pengajarannya bergantung pada kuasa Roh Kudus dan kesucian hidup yang menjadi keteladanan dalam perbuatan yaitu harus mengetahui kebenaran dan menerapkan dalam hidupnya. Untuk itu guru agama Kristen sebagai pengajar iman Kristen tentunya sangat memerlukan kuasa urapan dan kehadiran Roh Kudus karena Roh Kudus sebagai pengajar yang sesungguhnya dalam membimbing dan memahami kebenaran firman Allah, yang semuanya itu di wujudkan adanya sikap hormat, kasih berbakti, setia, penuh penyerahan dan memuliakan Allah, terlebih dinyatakan dalam tindakannya memperhatikan dan menolong siswa untuk hidup dalam nilai-nilai kerajaan surga seperti menghargai orang lain, penuh kejujuran, keadilan, persaudaraan dan mau bekerja keras. Iman bagi seorang Guru agama merupakan suatu perjalanan yang menghendaki perubahan terus-menerus dalam kepercayaan dan pemahaman menuju kedewasaan rohani. Guru seharusnya mendalami alkitab, memiliki kehidupan doa seperti teladan Yesus, memiliki hubungan dengan Allah dan saudara seiman, bersaksi bagi Kristus dan taat kepada Kristus. b. Memiliki Pengetahuan dan Kebenaran Firman Allah Seorang guru harus mempunyai pengetahuan dan kebenaran firman Allah sebagai bahan pengajaran yang utama, karena semua bahan pengajaran dari seluruh Alkitab dan berkaitan dengan Kristus. Guru harus mengajarkan benih firman dengan setia dalam kuasa Roh Kudus, sehingga pada akhirnya siswa mengalami perubahan karena firman Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran. Pada saat itulah ia dibenarkan oleh Allah bukan karena perbuatan tetapi kasih karunia Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Orang yang telah dibenarkan Allah mengalami lahir baru atau menjadi ciptaan baru yang harus melakukan pekerjaan baik. Jadi dengan hal tersebut seorang Guru PAK harus memiliki pemahaman dan pengertian mengenai kebenaran di dalam Tuhan Yesus Kristus sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Di dalam pengajaran-Nya Tuhan Yesus juga membina sifat-sifat jujur, rendah hati, murah hati, kesucian, tidak mementingkan diri sendiri, sukacita dan penuh pengorbanan. c. Memiliki Karakter Kristus. Karakter berarti menyangkut kepribadian yang utuh dari seseorang, sehingga kepribadian sangat menentukan nilai kehidupan seseorang. Karakter atau kepribadian seorang Guru PAK juga menentukan keberhasilan Guru dalam mendidik dan mengajar siswa sebagai pembimbing rohani dalam menumbuh-kembangkan iman siswa, karena guru PAK tidak hanya sekedar sebagai pengajar ilmu saja tetapi lebih daripada itu guru menjadi contoh dari kehidupan yang diajarkan dan yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian maka karakter sebagai Guru PAK seharusnya mengacu kepada Pribadi Yesus Kristus sebagai Sang Guru Agung karena seluruh kehidupan Guru PAK merupakan contoh bagi para siswanya. Tuhan Yesus Kristus layak disebut sebagai Guru Agung karena pengajarannya disertai oleh kuasa, mujizat dan wibawa sehingga setiap pengajarannya berpusat pada keteladanan hidupNya dan menekankan kepada kasih yaitu kasih kepada Allah dan sesama manusia, sebab Yesus sendiri memiliki karakter yang penuh kasih, dan penuh kebenaran. Selain Pengetahuan dan Kebenaran Firman Allah 5.Guru PAK dan kualitas pengajar nya Guru merupakan unsur terpenting dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai seorang pengajar kualitas pengajaran sangat dibutuhkan di dalam suatu lembaga pendidikan. Di dalam pengajaran PAK juga memerlukan guru PAK yang memiliki kualitas mengajar yang baik karena pengajaran PAK yang disampaikan memiliki makna bagi siswa. Kualitas mengajar tersebut meliputi : Guru yang berkompeten dan Guru yang Profesional. Guru yang Berkompetensi Kopetensi adalah kemampuan Guru dalam mencapai tingkat profesionalitas sebagai seorang guru, yang mengacu pada visi, sikap dalam menyampaikan ajarannya,membentuk karakter dan integritas sebagai guru, dan mengembangkan intelektual, kepekaan berpikir, kemampuan di bidang belajar-mengajar serta memunculkan gagasan yang positif, kreatif. Guru dan Bingkai Materi”mengatakan beberapa hal mengenai Kompetensi Guru PAK yaitu: Guru PAK memiliki Pengetahuan mengenai Alkitab. Guru harus mampu memahami Alkitab dan isinya secara benar dan tidak sembarangan menafsirkannya, tetapi mempertimbangkan latar belakang teks dan konteks. Guru mampu menjembatani antara persoalan sehari-hari siswa dengan Pendidikan iman sesuai Alkitab. Guru PAK memiliki tugas yang sangat berat, apabila siswa menghadapi persoalan dalam kehidupan sehari-hari seorang guru setidaknya dapat menjembatani dengan memberikan pendidikan iman maksudnya guru memberikan suatu jawaban sesuai Alkitab atau Firman Tuhan. Guru PAK mampu menguasai bahan pelajaran. Guru terlebih dahulu memahami dan menguasai bahan atau materi yang diajarkan dengan menyampaikan kepada siswa secara baik dan jelas. Guru PAK menguasai Prinsip-Prinsip Pendidikan. Hal tersebut menyangkut hubungan Guru dan siswa serta hakekat belajar mengajar PAK di sekolah. Guru PAK mampu mengelola Program belajar mengajar. Program ini mencakup langkah pembelajaran dan harus dikuasai guru supaya dapat mengelola kelas dan memperkuat guru dalam mengatur program belajar mengajar sesuai situasi dan kondisi. Guru PAK mampu menggunakan berbagai media dan sumber belajar untuk keberhasilan Proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar yang beragam merupakan cara yang dapat memberikan suasana kelas menyenangkan dalam pertemuan kelas namun penggunaan media dan sumber belajar harus sesuai dengan situasi kelas dan materi pembahasan supaya saling berkaitan dan kompeten. Guru PAK mampu mengelola kelas. Kemampuan Guru dalam mengelola kelas menjadikan Proses Belajar Mengajar mengalami keberhasilan dalam hal ini guru dapat memahami karakter siswa dan mengetahui situasi kelas, misalnya siswa lesu, jenuh dan kurang mengerti materi yang diajarkan. Guru PAK mampu membangun Hubungan yang baik dengan siswa. Membangun hubungan yang positif dan baik antara guru dan siswa dalam pembelajaran PAK sangat penting karena merupakan bagian dari komunikasi iman dimana guru dapat memantau perubahan perilaku siswa, karena ada guru yang cenderung perhatian hanya kepada siswa yang pandai sedangkan yang kurang pandai sering diabaikan sehingga nilai-nilai kehidupan tidak tercapai. Guru PAK mampu membimbing dan mendampingi siswa dalam mencapai transformasi nilai-nilai kehidupan sebagai murid Yesus. Pelajaran PAK yang disampaikan hendaknya dapat membimbing siswa pada pemahaman sebagai murid Yesus Kristus yang dapat ditunjukkan dalam kehidupan siswa melalui tingkah laku dan cara berpikir bahwa mereka adalah murid Yesus.Untuk itu kehidupan dan peran Guru sebagai panutan turut menentukan menerima dan menolaknya nilai-nilai iman kristiani yang diajarkan. Guru PAK mampu mengunakan berbagai hasil penelitian untuk peningkatan visi dan pengembangan mengajar. Perkembangan penelitian dan penemuan baru yang pesat sehingga terjadi reformasi terus di bidang pendidikan,untuk itu guru perlu memilih dan menyeleksi hasil penelitian yang sesuai pengembangan visi, skill atau kemampuan mengajar. Guru PAK mampu menguasai Prinsip-prinsip evaluasi belajar. Evaluasi belajar mencakup konsep evaluasi belajar,memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai kompetensi, indikator dan materi, pelaksanaannya sesuai dengan rancangan, menganalisa hasil evaluasi untuk peningkatan mutu proses belajar mengajar. Dengan demikian maka Guru PAK dituntut memiliki karakter, visi, kemampuan dan komitmen iman yang mengacu kepada kehidupan Yesus Sang Guru Agung. Untuk itu Guru PAK perlu terus belajar meningkatkan dirinya menjadi pribadi yang handal dihadapan Tuhan serta dipakai untuk membina iman siswa supaya lebih mengenal dan beriman kepada Allah. Seorang Guru PAK adalah Seorang Guru PAK yang melaksanakan tugas mengajar dan mendidik di bidang PAK dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan mengacu pada sosok Yesus Kristus sebagai Guru Agung. Guru mampu membawa siswa untuk memahami dan menjalankan nilai-nilai agama yang dipelajarinya dengan terlihat dalam karakter, integritas dan komitmen iman guru PAK. Adapun beberapa ciri khas Guru, selain memiliki sejumlah kompetensi seperti yang sudah diuraikan diatas Guru PAK harus memiliki ketrampilan dalam menghubungkan ajaran dan kaidah agama dengan bidang yang lain supaya keduanya tidak dipertentangkan supaya ada keseimbangan keagamaan atau iman dengan hidup sehari-hari siswa. Selain itu, guru perlu menyediakan alat-alat bantu untuk meningkatkan pengajarannya, seperti: alat peraga, gambar-gambar, supaya dapat membantu siswa mempermudah apa yang diajarkan. Dengan demikian seorang guru harus belajar meningkatkan ketrampilan mengajar supaya terus berkembang dengan kekuatan dan hikmat Tuhan sehingga menjadi guru serta menjadikan dirinya sebagai instrumen yang handal dan terampil di hadapan Tuhan seperti Tuhan Yesus sang Guru Agung yang menjadi teladan dalam melakukan panggilan dan tugas pengajaran-Nya. 6. Metode guru PAK sekolah dasar Metode merupakan alat perantara demi mencapai tujuan yang artinya cara-cara mengajarkan suatu pokok pelajaran untuk menjadikan efektif dalam penyampaiannya. Dalam penggunaan metode tidak ada metode atau teknik tertentu yang efektif untuk semua golongan atau umur dan semua kesempatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru tidak hanya menggunakan satu metode saja dan mengesampingkan metode yang lain. Beberapa cara atau teknik dapat digunakan sekaligus demi kesuksesan belajar mengajar. Meskipun demikian perlu disadari bahwa metode apapun yang digunakan guru keberhasilan pengajaran tidak hanya ditentukan oleh metode itu sendiri melainkan guru yang merupakan faktor penting dalam pembelajaran PAK. Pribadi guru dan seluruh hidupnya sangat mempengaruhi cara mengajar dan yang menentukan keberhasilan suatu metode pengajaran adalah kuasa Roh Kudus. Beberapa metode atau cara yang digunakan seorang guru PAK agar pengajarannya berhasil adalah : Metode ceramah. Cara menyampaikan materi pelajaran secara lisan untuk mencapai suatu pengajaran dari guru kepada siswa. Dalam metode ini guru menguasai dan menjelaskan pokok pelajaran sedangkan siswa menerima, memperhatikan dan membuat catatan serta mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Metode bercerita. Mengandung kebenaran dan menyampaikan suatu pelajaran yang penting pada pendengarnya. Metode percakapan/diskusi. Merupakan suatu cara dimana dua orang atau lebih mengajukan pendapat untuk mencari jawaban dari masalah yang dihadapi. metode tanya-jawab. Menyajikan suatu pengajaran dengan jalan mengajukan pertanyaan supaya mendapatkan jawaban baik lisan maupun tertulis. Metode audio visual. Cara ini sangat menarik perhatian dan mudah diingat oleh siswa karena menggunakan gambar-gambar terang, film bersuara, papan flanel dan sebagainya. Metode lakon atau sandiwara Digunakan para pemain supaya semua penonton menghayati segala peristiwa dengan penuh perasaan dan pengertian. Setiap proses pembelajaran seharusnya memiliki pendahuluan karena merupakan susunan pelajaran yang penting supaya pelajaran yang disampaikan guru berhasil dan tercapai. Pendahuluan atau permulaan adalah bagian penting yang dapat menarik perhatian murid kepada pokok pelajaran yang diajarkan. Hal ini agar perhatian siswa timbul terlebih dahulu karena adanya kontak atau rangsangan dalam pikiran siswa sehingga dari diri siswa ada minat dan keinginan untuk mengetahui pengajaran yang diajarkan. Isi Setelah siswa diarahkan kepada pelajaran sehingga memiliki minat, maka guru harus terus menjaga perhatian supaya siswa tetap fokus akan pengajaran yang disampaikan. Penutup Dalam susunan pengajaran bagian terakhir adalah kesimpulan, penutup atau penerapan, karena pengajaran belum bisa dianggap selesai apabila belum mengarah pada penerapan yang dilakukan siswa. Dengan menyimpulkan maka dapat menjelaskan kebenaran yang dipelajari sehingga mendorong siswa untuk melakukan atau menerapkannya BAB III Pedoman guru PAK kepada murid di gereja menurut stott,gereja yang berada pada pusat rencana kekal Allah,harus lah menjadi gereja yang hidup.untuk menjadi gereja yang hidup ada empat hal yang harus di lakukan oleh gereja yaitu: Gereja yang belajar Gereja yang mengasihi (melayani ,diokania) Gereja yang beribadah gereja yang mengabarkan injil(bersekutu koinonia) Gereja yang mengabarkan injil(bersaksi marturia) A. Gereja yang belajar Dalam kitab para rasul 2:42, dikatakan bahwa mereka bertekun dalam pengajaran para rasul. Dimasa kini, ajaran paraa rasul tertulis dalam alkitab, maka para pendeta dan para penatua jemaat mengajarkan ajaran alkitab, para orang tua mengajarkan isi alkitab pada anak- anaknya dirumah seperti yang diperintahkan Tuhan dalam kitab ulangan, bahwa orang tua bertugas mengajarkan tentang kasih Allah kepada anak-anaknya. Jemaat membaca alkitab setiap hari, merenungkan supaya imannya bertumbuh, kemudian menjalankan isi ajaran itu. Bahwa Roh Allah memimpin jemaat-Nya dalam pengajarannya. B. Gereja yang mengasihi dalam kitab kisah para rasul 2:44-45 menceritakan tentang bagaimana jemaat mula-mula bersekutu dalam kasih persekutuan kasih dalam bahasa Yunani adalah “Koinonia”. jemaat Kristen pertama benar-benar memperaktikan persekutuan kasih dimana mereka yang kaya menolong yang miskin nereka saling berbagi secara sukarela dalam kasih. Semua orang secara sukarela saling berbagi. C. Gereja yang beribadah Salah sayub ciri yang menarik dari jemaat pertama adalah, mereka bertekun dalam doa dan memecahkan roti. Ada keseimbangan dalam ibadah jemaat, yaitu ibadah formal dan ibadah kehidupan. Artinya mereka melakukan ibadah dan berdoa, juga memperaktikan ibadah dalam bentuk kasih persaudaraan dengan saling menolong dan menopang. Ibadh jemaat berlangsung secara hikmat dan dalam kegembiraan dan sukacita. D. Gerja yang memberitakan injil Injil kerajaan Allah haruslah disampaikan kepada segala bangsa. Ini tidak sama dengan “Kristenisasi”. Atau sekedar menjadi orang Kristen. Ini adalah kabar baik, maka gereja bertugas untuk memberitakannya. Pemberitaan injil dilakukan dalam bentuk hotbah dan pengajaran, tetapi juga melalui praktek kehidupan dimana tiap orang percaya terpangil untuk memberitakan serta melakukan kasih, kebenaran, keadila, serata perdamaian. Bersikap kritis dalam gereja Gerja yang berada didunia tentu menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan. Perkembangan itu dapat menjadi pendorong positif bagi perkembangan gereja misalnay teknologi perkembangan informasi, dan komunikasi yang cukup pesat telah turut menyumbangkan banyak hal positif bagi pelayanan. Ambil contoh pengajaran gereja dapat menjangkau seluruh pelosok tempat karena disaampaikan melalaui radio dan tv, bahkan situs internet yang dapat diakses dala rangka mempelajari ajaran gereja. Perubahan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi gereja, termasuk nilai-nilai yang paling hakiki didalamnya, yaitu nilai-nilai iman. Menyikapi berbagai perkembangan yang ada dalam masyarakat gereja masa kini dituntut untuk senantiasi memberui diri guna memenuhi kebutuhan anggotanya dan sebagi jawabannya atau tugasnya dan panggilannya. Gereja dapat membenahi diri sehingga sungguh-sungguh menjadi persekutuan yang dipanggil untuk melayani Allah melalui pelayaanan terhadap dirinya, masyarakat, dan dunia ini. Tantangan internal Tantangan internal yang dimaksud disini adalah tantangan yang berasal dari tubuh gereja itu sendiri. Peryantaan gereja sebagai lembaga dan sebagai persekutuan melahirkan sejumlah konsekuensi terutama menyangkut fungsi gereja. Sejak dulu terjadi tarik menarik antar kedua fungsi ini, namun sering terjadi gereja hanya menekankan asfek kelembagaan dan mengabaikan persekutuan. Gereja sibuk dengan pembenahan gedung dan urusan organisasi. Banyak orang melihat gereja tidak lagi menjalankan tugasnya yang semestinya. Bukannya memberitakan ajaran pertobatan yang sejati, menegur orang agar meninggalkan kehidupannya yang menyimpang, gerej amalah terlibat dalam penjualan “surat pengampunan dosa”. Martin Luther menentang hal ini dan menegaskan bahwa keselamaatan tidak bisa diperjual belikan keselamatan hanya diperoleh karena anugerah Allah sendiri yang kita imani yang dijelaskan oleh kitab suci . Kritik Martin Luther dianggap sebagai pemberontakan. Paus Alexander VI Paus yang berkuasa pada waktu itu, mengucilkan Luther dan mengatakannya sebagai penyesat. Gerakan yang dipimpin Luther pun dianggap sesat. Gereja berpegang extra ecclesiam nulla salus, yang berarti diluar Gerja (Katolik). Tidak ada keselamatan keengganan mendengar dan menerima kritik, dan sikap sok benar sendiri merupakan benih perpecahan yang sering kali menyebabkan masing-masing kelompok mendirikan gerejanya sendiri (1 Korintus 3:3-4)paus yohanes paulusII belakangan mengakui kesalahan gereja dan menyantakan bahwa luther ternyata benar,dengan kritik dan menyebut orang oran protestan dengan istilah saudara saudara kami yang terpisah . Tantangan eksternal dewasa ini perubahan yang terjadi di dalam masyarakat berlangsung sangat cepat.perubahan perubahan tidak terjadi pada pola hidup tetapi juga telah merasuk ke dalam sikap,karakter manusia.pada gilirannya,hal itu akan mempengaruhi nilai nilai kehidupan,tak terkecuali nilai nilai kristiani.tidak dapat dipungkir kalu gereja merupakan bagian dari masyarakt dan oleh karenanya tidak terlepas dari perubahan yang terjadi. 1. Tantangan materalisme Materialistis telah mempengaruhi berbagi lapisan masyarakat sehingga terciptalah mentalitas yang mengagung-agungkan materi atau benda. Segala sesuatu diukur atas dasar materi. Tak terkecuali dalam kehidupan gereja sendiri. Gereja mulai memandang bahwa yang paling penting adalah urusan fisik gerja (sarana dan prasarana). 2. Tantangan pola hidup serba cepat Perkembangan dunia teknologi mengalami kemajuan yang amat pesat. Manusia tak henti-hentinya berusaha menciptakan cara agar hidup dapat menjadi lebih mudah. Salah satu dampaknya yang paling keliatan adalah manusia cenderung memperoleh segala sesuatu secara cepat dan mudah. Contoh pola hidup semacam ini ada disekitar kita misalnya kita banyak menemukan restoran siap saji, mie instan, cetak poto instan, dan sebagianya. Manusia cenderung ingin meraih segala sesuatu dengan cepat dan mudah. Manusia tidak lagi berfikir mengenai bagimana caranya prosedur yang seharusnya. Mentalitas semacam ini, baik disadari maupun tidak, telah merasuk kedalam kehidupan gereja. Segala proses kehidupan menjadi proses yang serba cepat dan mudah, misalnya saja mengenai kesembuhan, rejeki, dan pemahaman iman. 3. Tantangan munculnya berbagi aliran dalam kekristenan Kita tidak dapat memungkiri kalau belakangan ini bermunculan berbagai aliran gereja. Masing-masing muncul dengan gaya dan ajaran yang berbeda. Penomena semacam ini menuntun kita untuk bersikap kritis terhadap aliran geraja yang bermunculan tersebut. Kita tidak boleh menrima begitu saja atau malah menutup diri terhadap penomena tersebut. Sebaiknya, kita membandingkan ajaran itu dengan apa yang diajarkan alkitab dan ajaran yang diyakini oleh gereja kita. Salah satu usaha yang dapat kita lakukan untuk memperlengkapi diri kita adalah dengan mengikuti kelas katekisasi digereja kita. Dengan mengikuti kelas tersebut, kita mengetahui sikap gereja kita dan kita dapat membandingkannya dengan gereja dan aliran yang berbeda. Hidup damai dengan semua orang Didalam ucapan bahagia yang disampaikan Yesus pada khotbah dibukit Yesus Kristus menyebut orang-orang yang membawa damai ditengah-tengah anakanak Allah (Matius 5:9) ucapan bahagia ini sekaligus merupakan tugas bagi kita orang-orang percaya kepada Yesus Kristus. Lalu, bagiman akita dapat mewujudkan hidup damai dengan semua orang. Hal pertama yang harus kita pahami dan imani adalah damai sejahtera merupakan anugerah Allah didalam Yesus Kristus. Yesus dsatang kedunia ini untuk menyampaikan anugerah Allah berupa pendamaian. Inilah yang menjadi dasar utama yang memberikan manusia kekuatan untuk mewujudkan damai sejahtera didalam hubungannya dengan diri sendiri, sesama, bahkan dengan alam. Dengan mengimani perdamaian yang terjadi antara Allah dan manusia, kita dapat menerima keberadaan kita sebagai orang berdosa, tetapi juga membuka hati untuk menerima orang lain sebagai orang yang berdosa, sebagimana kita sendiri (kesetaraan manusia dihadapan Allah). Rasul Paulus didalam surat kepada jemaat di Roma bahwa semua orang yang berbuat dosa dan telah kehilanagn kemuliaan Allah (Roma 3:23). Dengan penerimaan i ni kita secara serentak menjauhkan keinginan untuk saling menghakimi atau menganggap diri lebih dari pada orang lain. Pengakuan dan penerimaan atas keberdoasan manusia menagntar kita pada pemulihan berupa perubahan cara pandang terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kita akan memandang orang lain dari sisi yang berbeda, bukan lagi dari sisi keakuan kita, melainkan dari sisi saling menerima. Hal ini membawa kita kepada pemulihan hubungan dengan orang lain, sehingga terjadi pengampunan. Dengan terjadinay pemulihan dan pengampunan tersebut kita dibawah pada terwujudnya damai sejahtera. Di manakah kita membawa damai Kita membawa damai sejahtera jawaban yang tepat adalah dimana-mana, dimana kebenaran yang harus dinyatakan keadilan harus ditegakan, kebebasan harus dijunjung, kesetaraan harus diperjuangkan, dan kasih harus dipraktekan. Kita tau bahwa hidup kita tidak hanya disatu lingkungan saja. Misalnya, saat ini kita tidak hanya hidup dilingkungan keluarga sebagai anak, tetapi sekaligus dilingkungan sekolah sebagai pelajar, dilingkungan gereja, sebagai anggota gereja, dan masyarakat sebagai generasi penerus bangsa. Kita dapat berdamai dilingkungan keluarga. Keluarag adalah lembaga yang inti bagi kehidupan manusia. Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa pada saat itu juga Ia menciptakan keluarag bagi kedua manusia tersebut (Kejadian 1:15, 22-25). Didalam keluarag kita hidup bersama dengan orang tua dan saudra kita mereka masing-masing memiliki karakter. Yang berbeda. Sering kali kita mengalami kesulitan untuk menyusaikan diri dengan anggota keluaraga lain. Kita seolah-olah tidak bisa hidup damai dengan mereka. Kita dapat berdamai dengan lingkungan yang lebih luas, dengan saudarasaudara kita yang beragama lain. Beberapa tahun yang lalu negara kita dicabik-cabik oleh konflik yang dipicu oleh panatisme agama. Orang saling membunuh dan saling menghancurkan atas nama agama, padahal agama mereka mengajarkan kedamaian. Tuhan Yesus mengajarkan berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9). Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa anaka-anak Allah adalah orang-orang yang membawa damai menghadirkan perdamaian, bekerja keras dan menciptakan perdamaian. Orang yang menghembuskan permusuhan, kedengkian, dan kebencian tidak dapat disebut sebagai anakanak Allah, apapun agamanya. Tantangan untuk mengupayakan damai Di dalam mewujudkan damai sejahtera, tentunya kita akan menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut dapat berasal dari dalam diri ataupun dari luar diri kita. Tantangan internal perkembangan emosi yang labil Kita menyadari bahwa dimasa remaja kita sedang mengalami perubahan, baik fisik, maupun kejiwaan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Yang pertama dan yang paling kelihatan adalah perubahan fisik yang terjadi sejak kita duduk dibangku smp. Dimasa sma ini, perubahan fisik yang kita alami sudah boleh dikatakan “sempurna”. Akan tetapi sebenarnya, perubahan hormonal yang ada di dalam tubuh kita masih terus terjadi. Hal ini yang membuat remaja yang sering labil di dalam mengendalikan emosi, mengambil keputusan, dan sebagainya. Seorang remaja cenderung menampilkan diri sebagai seorang dewasa, ingin dihargai dan ingin dianggap, padahal keinginan itu sering kali berbenturan dengan kenyataan bahwa kebanyakan orang masih tetap saja menganggap kita sebagai anak-anak. Didalam pengambilan keputusan atau tindakan, kita masih lebih mengutamakan aspek mewujudkan gejolak hati dan keinginan. Kita belum memiliki pertimbangan-pertimbangan yang matang atas akibat-akibat dari keputusan atau tindakan tersebut. Inilah salah satu dari berbagai tantangan yang kita hadapi dalam mewujudkan damai sejahtera tersebut. Kepentingan pribadi atau kelompok Sebagai makhluk yang berakal budi kita tentunya memiliki keinginankeinginan yang hendak kita lakukan atau capai didalam kehidupan kita.. Keinginan-keinginan inilah yang kita sebut dengan kepentingan. Setiap orang mempunyai kepentingan. Sayangnya seringkali kepentingan pribadi atau kelompok yang kita miliki tidak sesuai dengan kepentingan orang lain. Kepentingan pribadi atau kelompok sering berbenturan dengan orang lain, dan manusia cenderung memaksakannya. Belakangan ini kita malah sering mendengarkan adanya upaya-upaya untuk memaksakan kepentingan kelompok masyarakat tertentu kepada kelompok masyarakat lainnya. Dengan mengataskan agama. Benturan-benturan seperti ini terkadang menjadi penghambat bagi kita untuk mewujudkan damai sejahtera. Rasul Paulus di dalam suratnya ke pada jemaat di Galatia menyebut kepentingan pribadi atau kelompok sebagai keinginan daging (Galatia 5:20-21). Yang sama jeleknya dengan perselisihan, iri hati, kepentingan diri sendiri, percideraan, perpecahan, dan kedengkian. Keragamaan manusia Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang prularis atau majemuk atau sangat beragam. Ada kepelbagain di dalam masyarakat. Kita berjumpa dan bergaul dengan orang-orang yang berbeda agama/kepercayan, suku, etnis, tingkat sosial, dan tingkat ekonomi, bahkan sikap dan karakter lengkap dengan segala keinginan dan kepentingannya. Hal ini menjadi tantangan bagi kita dalam mengupayakan damai sejahtera. Bagaiman kita dapat menerimna kepelbagaian itu dan mengupayakan damai sejahtera di dalam hubungan kita dengan mereka. Ingatlah, bahwa dasar yang memungkin kan kita mewujudkan damai sejahtera itu adalah dimulai dengan proses didalam diri sendiri, yakni penerimaan, pemulihan, dan pengampunan, yang didasrkan pada nilai-nilai dasar manusia, yaitu kebenaran keadilan, kebebasan, kesetaraan, dan kasih. Pergaulan remaja Kristen Orang muda adalah harapan dan generasi penerus bangsa itulah salah satu ungkapan yang sering dipakai untuk mengambarkan betapa pentingnya keberadaan seorang pemuda yang sangat menentukan masa depan komunitasnya. Ungkapan ini sekaligus menuntut pemuda untuk sungguhsungguh mempersiapkan masa depannya sejak dini agar dapat mengambil bagian dalam pembangunan masa depan komunitasnya. Ditengah-tengah pergaulan diri dan harapan seperti itu, generasi muda juga menghadapi tantangan baik dalam pergaulan maupun dalam persaingan hidup yang lain. Banyak gay hidup yang ditawarkan kepada mereka, namun perlu dicermati dan diwaspadai. Siswa Kristenpun ikut dalam pergumulan tersebut. Menyadri hal itu, maka hendaknya siswa dibekali pemahaman yang mendasar tentang imannya, sehingga dalam perjumpannya dengan berbagai nilai di masyarakat mereka mampu memperelsikannya secara benar. Pada sisi lainnya ia juga harus memiliki keterbukaan yang selektif terhadap berbagai nilai diluar nilai iman yang dihakiminya. Misalnya, menghargai kelompok lain dan tidak mementingkan serta ,membenarkan pendapat sendiri. Dalam hal ini, siswa diajak untuk berfikir positif dengan mensosialisasikan imannya dalam perjumpaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitasnya. Siswa perlu untuk dituntun untuk dapat menentukan pilihan dan memiliki etiket yang sesuai dengan iman kristen dalam mengahdapi berbagai gaya hidup, tidak hanya ikut-ikutan. Ada pertanyaan yang sering dilontarkan generasi tua bahwa banyak remaja sekarang remaja ini sudah tidak punya etiket. Benarkah demikian? Lalu bagaimana remaja, khususnya remaj kristen menanggapi pertanyaan ini?. Pertanyaan seperti ini tentu tidak bisa kita benarakan begitu saja, dan tidak menuduh atau mengadili remaja sebagai orang yang tidak punya etiket. Karena, hal seperti ini pasti ada kaitannya dengan orang-orang lain disekitarnya, baik secara remaja maupun orang dewasa. Generasi tua tidak boleh hanyan mempersalahkan yang muda, padahal mereka sendiri mungkin belum melaksanakan perannya secara maksimal dalam mengarahkan dan menjadi teladan bagi remaja disekitarnya. Pada sisi lain, pendapat ini dapat dijadikan sebagi koreksi positif bagi setiap remaja untuk membuktikan bahwa mereka tidak seperti generasi tua yang mereka tuduhkan . Apa itu etiket? Kata etiket berasal dari bahasa Perancis, etiquette, yang artinya peraturan atau ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik dalam pergaulan atau berhubungan dengan orang lain. Dengan kata lain, etiket adalah berhubungan dengan sopan santun pergaulan. Memang dimasing-masing tempat atau daerah berlaku etiket yang sesuai dengan lingkungan daerah atau tempat tersebut, namun pasti ada hal-hal yang sama ditjunjung tinggi. Setiap orang tua pada umumnya menajarkan ketentuan-ketentuan tersebut kepada anak-anaknya. Haruslah juga diakui bahwa pengajaran ini tidak selalu serta merta diikuti keteladanan orang tua, sehingga membuat anak-anaknya tidak menghargainya sebagi sesuatu yang penting bagi dirinya. Contohnya diamana-mana berlaku ketentuan yang mengatakan bahwa setiap orang diharpkan tampil rapi, memelihara kebersihan dan ketertiban umum, berjabat tangan dalam pertemuan, berbicar dengan sopan, mendahulukan tamu, duduk dengan sopan, makan tidak sambil berbicara, dalam bercakap-cakap dengan rekan-rekan atau orang lain selalu memberi kesempatan pada orang lain untuk turut berbicara secara bergantian (tidak menyela pembicaraan seseorang). Berdasarkan contoh-contoh tersebut, menerut anda apakah benar para remaja sekarang ini tidak punya etiket? Bagaimanakah etiket remaja kristen dengan pergaulannya? Didalam tanggapan Yesus kepada orang-orang farisi mengenai murid-murid-Nya yang tidak puasa seperti murid-murid orang farisi, Yesus berkata, dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama dengan mereka tidak dapat berpuasa (Markus 2:19)/. Dalam perkataan ini Yesus mengingatkan orang-orang farisi mengenai etiket yang berlaku dimasyarakat Yahudi pada waktu itu bahwa dalam suasana pesta sukacita pernikahan adalah tidak pantas ada seorang sahabat mempelai yang hadir disana tidak menunjukan sikap sukacita; karena dengan sikap yang demikian sang sahat tidak menghargai mempelai atau sukacita suasana tersebut. Hal ini juga yang ditegaskan oleh Rasul Paulus menasihtkan di jemaat diRoma “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita dan menangislah dengan orang yang menangis” (Roma 12:15). Rasul Paulus juga menasihatkan agar perempuan tampil rapi, sederhana, jangan memakai perhiasan yang mahal-mahal, dalam persekutuan ibadah jemaat, sesuai dengan adat kesopanan dijamannya (1 Timotius 2:9-10). Mengapa etiket yang baik itu penting bagi orang percaya? Karena, dengan bersikap sopan dan santun terhadap orang lain, entah itu teman, adik, kakak, orang tua, atau siapa saja maka dari diri kita akan terpancar kasih Allah, yang telah lebih dulu mengasihi kita. Melalui tingkah laku kita, kita berharap orang lain melihat kemulyaan Allah. Mewujudkan nilai-nilai Kristiani antar pribadi dan sosial Ada banyak faktor mengapa seseorang berlaku sex secara negatif bahkan sekarang ngetren gaya hidup dex bebas dan aborsi,selain itu homosex dan lesbian semakin marak,bahkan mereka sering memperjuangkan untuk di akui kebebasan pernikahan mereka secara hukum dan agama.hal itu tidak lepas dari pola hidup masyarakan serta perubahan dan lingkungannya memberi pemahanman bagi siswa sehingga mengargai sex itu sebagai anugerah Allah yang harus dihormatinya dan harus dijaga kehormatannya. Masa remaja merupakan tahapan umur yang sering menjadi bahan pembicaraan dikalangan orangtua dan para pendidik. Sebab, pada tahapan inilah seseorang diperhadapankan pada berbagai persoalan diri dan juga persoalan yang menyangkut dengan perubahan alami pada tubuh dan lingkungannya. Seorang remaja menghadapi berbagai gejolak; baik gejolak yang datang pada dirinya sendiri, yaitu mengenai identitas diri, tetapi juga gejolak atau pengaruh yang datang dari luar diri sendiri. Gejolak ini muncul bersamaan. Pada satu sisi, seorang remaja mau melepaskan diri dari ikatan atau aturan keluarga dan pada sisi lain ingin bergaul dengan lingkungan lain. Mereka sudah mampu secara fisik meskipun sebenarnya belum matang secara emosial dan pinansial, misalnya minum-minuman keras, merokok, sex bebas, dan lain-lain. Masa remaja kadang di identikan sebagai masa terowongan, maksudnya ialah masa remaja ibarat orang yang sedang berada diterowongan yang gelap; dimana ia susah menentukan dimana barat dan dimana timur; dimasa seperti inilah yang memerlukan suluh penerang agar terarah dan mampu melewati terowongan itu dengan selamat melalui pembelajaran ini siswa memiliki pembelajaran prinsip hidup, yaitu prinsip sebagai anak Tuhan; hidup berpedoman pada firman Tuhan serta mampu mewujudkan nilai-nilai kristiani di tengah-tengah pergaulan teman sebayanya. Citra pelajar Kristen Di dalam membahas citra pelajar Kristen, kita perlu bertanya: adakah tokoh yang menampilkan citra Kristen yang dapat dijadikan teladan? Tentu, Tuhan Yesus adalah teladan utama (Roma 8:29). 1) Kesadaran bahwa menampilkan citra Kristus merupakan tugas utamanya di dalam kehidupannya. 2) Meneliti kehidupan Tuhan Yesus dan menjadikan-Nya sebagai teladan utama. 3) Memetik dari berbagai aspek keteladanan Yesus dan perkataanperkataan hikmat dalam Alkitab untuk dijadikan arah perkembangan diri dan karyanya. 4) Membedakan dengan sadar nilai-nilai kristiani dengan yang bukan. 5) Memiliki gaya hidup, penampilan, dan gaya kerja yang unik serta keberanian mengambil resiko besar; dengan kata lain, memiliki citra diri yang kokoh dan sejalan dengan citra diri sebagi pengikut Yesus Kristus. 6) Mampu mengkomunikasikan visi dan panggilannya (visi). Memang, menampilkan citra diri tidak mudah. Ada orang yang merasa telah menampilkan citra diri dengan baik dan sempurna, namun belum tentu lingkungannya dapat menerima. Yang sering terjadi malah menolak dan mencemoohkan, dan berperasangka lain terhadapnya. Hal ini dapat terjadi karena memang orang tersebut berbeda. Pada sisi lain, bisa saja terjadi orang merasa telah menampilkan citra kristen, namun orang lain menolak, karena mereka menyadari antara citra diri, tata nilai, kebutuhan, ambisi dan prilakunya tidak serasi. Misalnya, ada orang tua yang menyuruh anaknya rajin kegeraja, namun ia sendiri sibuk dengan rekan bisnisnya, atau korupsi ditempat kerjannya, atau guru semsetinya menjadi teladan di dalam hal keterbukaan dan pemaknaan hidup penuh prasangka dan rendah diri. Yang pasti, menampilkan citra kristen berarti menyelidiki dan mengubah diri terus menerus semakin berupa dengan citra Kristus (Roma 8:9) kita juga dapat menyebutnya sebagai meresporasi diri melalui respormasi diri ini diharapkan akan terjadi transformasi dunia sekitarnya. Hal yang sangat mendasar dalam menampilkan citra diri sebagai pengikut Kristus ada selarasnya anatara pemahan mengenai Yesus Kristus yang penuh kasih, rendah hati, tulus, dengan fikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Dengan kata lain satunya kata dengan tindakan. Alkitab memberi beberapa ciri sekaligus identitas gaya hidup yang bersaksi dari orang-orang percaya antara lain; a) Kamu adalah terang dunia (Matius 5:13-16). Kata Tuhan Yesus apa maksudnya? Hendaklah kita memberi pengaruh kepada orang lain, sebagaimana garam mengasinkan makanan dan membuatnya enak. Juga sebagaimana ragi menghamiri adonan (Lukas 13:21). Ditaroh dimanapun, sifat garam tidak berubah karena itu hendaknya kita tidak berubah dalam sikap dan pemahaman akan karya Kristus itu. b) Kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh Allah yang hidup (2 Korintus 3:3), kata Paulus kepada jemaat di Korintus. Paulus menyampaikan perkataan ini untuk menggambrkan bagaimana seharusnya hidup orang kristen dengan menjadi surat Kristus, karya keselamatan Kristus itu dapat dibaca orang lain melalui kehidupan kita. c) Kami adalah sekawan sekerja Allah (1 Korintus 3:9). Paulus menyaksikan dirinya sebagai perkerja Allah. Hal ini juga berlaku bagi setiap orang percaya yang menjalankan tugas pemberitaan, pelayanan dan persekutan, sebagai wujud panggilan sebagi orang percaya. d) Kamulah ranting-rantingnya (Yohanes 15:5). Yesus menyatakan dirinya sebagai pokok-pokok anggur sedangkan murid-murid adalah ranting-rantingnya. Ranting akan bergantung pada penyaluran makanan dan melalui rantinglah keluarlah buah yang diharapkan baik maupun oleh pokok itu sendiri. Bila kita terpisah dari pokok, yakni Kristus Yesus, maka ranting akan mati dan tidak berguna lagi. e) Kamu adalah terang dunia (Matius 5:14). Setiap orang percaya hendaklah menjadi terang bagi sekelilingnya sehingga ia dapat memberi cahaya dalam kegelapan dunia, panutan dan cerminan kehidupan Kristus sebagai orang-orang disekitarnya. Mewujutkan iman kristen dan nilai nilai kristiani Nilai nilai kristiani harus terus menerus di upayakan untuk di wujudkan di dalam kehidupan manusia di berbagaoi segi kehidupan.namun, yang serin terjadi nilai nilai tersebut berbenturan dengan kepentingan jangka pendek segelintir orang yang ingin mencari keuntungan,pribadi atau kelompoknya yang berakibat pada lahirnya nilai nilai baru yang dapat saja bertentangan dengan nilai nilai kristiani.di dalam materi dan kegiatan pembelajaran ini siswa di bimbing untuk membandingkan nilai nilai kristiani dengan yang bukan kristiani untuk menganalisisnya. Berikut ini adalah beberapa nilai kristiani.analisislah dan bandingkan dengan nilai nilai universal yang berlaku di dalam masyarakat.salah satu yang unik dalam iman kristen adalah mengasihi musuh,kalau Yesus meminta kita untuk mengasihi musuh,maka sebenarnya yang yesus inginkan usahakanlah jangan menjadi musuh bagi orang lain sebagai musuh kita.kita dapat saja marah atau tidak suka dengan perilaku orang lain,tetapi jangan menjadikan dia musuh;sebaliknya orang itu harus kita kasihi. Beberapa cara yang Yesus ajarkan. 1.mengasihi dengan tulus maksudnya menerima keberadaan orang tersebut apa adany,lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangan nya dengan bersikap demikian maka kita memperlakukan diri kita sendiri.bukan kah Allah mengasihi kita apa adanya(yoh 3:16) bahkan tidak di balaskan kepada kita segala kejahatan (mzm 103:10)mengasihi dengan tulus berarti kita dapat membangun komunikasi dengannya,sehingga kiat bisa memperbaiki dan memperbaharui hubungan dengannya. 2.menegur dengan kasih di dalam percakapan Yesus dengan perempuan samaria(yoh 4:1-24)Yesus tidak marah marah kepadanya yesus tidak membeberkan segala kesalahannya sebaliknya dengan cara yang lemah lembut Yesus menegur kesalahannya di bawah empat mata sehingga ia tiba pada kesadaran bahwa dirinya berdosa lalu bertobat. 3.mendoakan dan tidak membalas ketika Yesus di salib Ia mendokan orang orang yang mendoakan dia.Allah sendiri telah menetapkan bahwa hak dendam dan pembalasan adalah hak Tuhan bukan hak manusia(ul 32:35). 4.tidak menghakimi.ketika orang banyak datang membawa seorang perempuan yang kedapatan berzinah kepada Yesus untuk di hakimi(yoh 8;111;4:1-42) Yesus tidak ikut membenci dia Yesus juga tidak menghukum dia,bahkan dia berkata kepada orang banyak barang siapa di antara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama hendaklah ia yang pertama yang melemparkan batu itu kepada perempuan itu. 5.Mengampuni petrus bertanya kepada Yesus Tuhan sampai berapa kali harus mengampuni saudara ku jika ia berbuat dosa kepada ku?Yesus menjawab sampai tujuh puluh tujuh kali itu berarti kita tidak boleh bosan mengampuni. 6.Rela berkorban.kata korban dapat di artikan sebagai tumbal.rela berkorban berarti memberikan diri untuk kepentingan orang lain dan Yesuslah yang dapat memenuhi panggilan itu dengan sempurna. 7.setia ketika kita ingin berhasil dan mengerjakan suatu usaha yang kita inginkan maka yang sangat kita butuhkan adalah kesetiaan untuk mengerjakan dengan tekun sampai berhasil.sikap setia mungkin belum terlihat ketika seseorang melakukan suatu upaya.kesetiaaan seseorang akan nampak di dalam proses menuntaskan upayanya ,dari awal hingga akhir.demikian Tuhan Yesus setia untuk menyelamatkan manusia. 8.Takut akan Tuhan berbahagialah orang yang takut akan Tuhan yang sangat suka kepada segala perintantahnya(Mzm 112:1) bila di renungkan sesaat,maka ungkapan ini menjadi pertanyaan bagi kita.sebab,bagaimana mungkin orang yang sementara takut pada saat yang sama dia menjadi bahagia alasannya adalah ketakutannya bukan karena ada yang mengancam melainkan ketakutan kepada sang pemberi kebahagiaan kekal itu.di dalam pengembangan iptek hal takut akan Tuhan ini yang menjadi hal yang sangat penting sebab tanpa ada rasa takut akan Tuhan pada seorang ilmuan,maka hasil iptek yang ia kembangkan dapat menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. BAB V PENUTUP