Citra pelajar Kristen

advertisement
TUGAS MAKALAH
PENELITIAN SKRIPSI
PERANAN GURU PAK SEBAGAI PEMBIMBING BELAJAR MINAT SISWA
Disusun Oleh:
SIMSON A.KEO
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI POKOK ANGGUR
JAKARTA
Kata pengantar
Puji syukur kepada Tuhan kita Yesus kristus,atas pertolongannya,sehingga makalah
ini saya dapat mengerjakan dengan kemampuan yang saya miliki .dalam pimpinan Tuhan
makalah ini dapat di selesaikan..penulis memberikan judul:PENGARUH GURU PAK
SEBAGAI PEMBIMBING BELAJAR MINAT SISWA.
saya masih banyak memiliki kekurangan dalam menyusun makalah ini,saya harap
kepada Dosen yang membimbing agar dapat mengoreski,ini merupakan tugas yang harus di
lewati ,dan juga merupakan tanggung jawab yang harus di terapkan kepada siswa dan siswi
membimbing dan sebagai peranan penting dalam proses belajar siswa dan memiliki minat
yang tinggi dalam pengenalan akan Tuhan.
Dalam penulisan proposal ini, penulis banyak mendapat bimbingan, arahan dan
masukan dari dosen pembimbing, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan
terima kasih kepada selaku dosen pembimbing
Penulis menyadari proposal ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik
sangat saya harapkan untuk memperbaiki proposal ini. Atas segala bantuan yang di berikan
saya ucapkan terima kasih
Temanggung 26 april 2016
Daftar isi...
Kata pengantar
Bab I
Pendahaluan ...........................................................................................................
A.Latar penulisan/penelitian.......................................................................................
B.Tujuan penulisan...................................................................................................
C.Rumusan masalah..................................................................................................
Bab II
Pembahasan ...........................................................................................................................
A.Definisi guru PAK............................................................................................................
1.arti guru pendidikan agama kristen....................................................................................
2.peranan guru PAK...............................................................................................................
3.Tugas dan tanggung jawab guru PAK.................................................................................
4.Dasar Alkitab dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru PAK............................
5.Guru PAK dan kualitas pengajaran nya...............................................................................
6.Metode PAK di sekolah dasar.............................................................................................
BAB III
Pedoman guru PAK kepada murid di gereja............................................................................
Bersikap kritis dalam gereja.....................................................................................................
Hidup damai dengan semua orang...........................................................................................
Pergaulan remaja Kristen........................................................................................................
Mewujudkan nilai-nilai Kristiani antar pribadi dan sosial......................................................
Citra pelajar kristen..................................................................................................................
Mewujutkan iman kristen dan nilai nilai kristiani....................................................................
PENDAHALUAN
A.LATAR PENULISAN
Dari zaman ke zaman setiap orang dalam kehidupannya selalu ingin memiliki kepribadian
yang baik, sopan, bertatakrama, dihargai dan ingin bahagia dan ingin meraih kesuksesan
hidup. Dalam merealisasikan keinginannya tersebut banyak usaha yang ditempuh orang.Ada
yang berusaha melalui pergaulan hidup sehari-hari, ada yang melalui pendidikan formal dan
non formal. Tetapi jarang sekali yang dapat memberi hasil seperti yang didambakan setiap
orang. Kegagalan ini sering terjadi karena kenyataan yang ada adalah tempat-tempat yang
diharapkan dapat memenuhi keinginan setiap orang tersebut lebih sering mengutamakan
kuantitas pengajaran daripada kualitas. Sebagian besar pendidik hanya sekadar memberi teori
tanpa ada usaha untuk mengarahkan dan mengkondisikan pelajarnya untuk membentuk
perilaku kehidupannya sesuai dengan yang diajarkan kepadanya. Pendidik berasumsi bahwa
dengan menguasai teori, maka dengan sendirinya mampu menerapkannya dalam hidup
sehari-hari.
Asumsi guru yang demikian, tidak semua menjadi kenyataan. Sebab banyak orang, terutama
anak-anak, sulit memiliki dan menentukan bentuk perbuatan konkrit dalam merealisasikan
pengajaran pendidiknya yang berupa teoritis.
Dalam lembaga pendidikan, sebenarnya ada beberapa mata pelajaran yang memungkinkan
setiap orang dapat membangun dan membentuk perilakunya menjadi perilaku yang sopan,
bertatakrama, memiliki nilai-nilai hidup yang berkualitas tinggi, dihargai dan diterima orang
lain
di
sekitarnya.
Mata
pelajaran
tersebut
seperti
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan, pendidikan Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahkan dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang baru diberlakukan sekarang, ada satu mata pelajaran khusus untuk
membentuk kepribadian siswa, yaitu mata pelajaran Budi Pekerti. Mata pelajaran ini lebih
mengarah pada ajaran moral dan perilaku dalam hidup bermasyarakat di dalam kehidupan
sehari-hari.
Di dalam lembaga pendidikan formal mata pelajaran pelajaran Pendidikan Agama Kristen
merupakan suatu bidang yang dapat diandalkan untuk membentuk dan membangun
pertumbuhan iman bertaqwa kepada Tuhan. Hal ini dapat diketui dari tujuan Pendidikan
Agama Kristen seperti yang dikemukakan oleh Calvin dengan mengatakan :
“Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah mendidik semua putra-putri Ibu (gereja) agar
mereka dilibatkan dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh
Kusus, - diajarkan mengambil bagian dalam kebaktian serta mencari keesaan gereja, diperlengkapi memilih cara-cara mengejewantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa
Yesus Kristus dalam gelanggang pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di
bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang
dipilih dalam Yesus Kristus”
Selain itu Mata pelajaran ini dapat diandalkan karena dalam Alkitab dikatakan bahwa
“Permulaan hikmah adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi
yang baik” (Mzm 111 : 10). Di dalam Pendidikan Agama Kristen sendiri, setiap siswa
diarahkan untuk mengenal Tuhan dan menerimaNya sebagai Tuhannya serta taat kepadanya.
Dan untuk dapat taat kepada Tuhan, maka setiap orang harus mengenal perintahnya agar
dapat dilakukan. Juga harus memahami larangannya agar dapat dijauhi. Kedua hal ini
diketahui dari Firman Tuhan yang tertuang di dalam Alkitab.
Dari pandangan-pandangan di atas diketahui bahwa pengetahuan dan kepandaian yang
mendatangkan kepribadian yang luhur adalah pengetahuan dan kepandaian yang berasal dari
Tuhan-Nya. Untuk itu, dalam mengajarkan Firman Tuhan ini diperlukan pengajar atau guru
yang sadar betul akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik iman. Sebab guru
Pendidikan Agama Kristen mempunyai tanggung jawab membawa muridnya kepada iman
yang kokoh dan berkembang menjaga kemurnian pengajar Tuhan dan memimpin murid
kepada kebenaran Allah, Ia adalah saksi Kristus, ia bukan hanya informatory tetapi juga
sekalipun motivator, komunikator dan konselor bagi muridnya.
B .TUJUAN PENULISAN

Untuk memenihi sebagai persaratan untuk mendapat gelar s.pd.k

Usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan
kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudusdapat memahami dan
menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yangdinyatakan dalam
kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.Dengan demikian,
setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PendidikanAgama Kristen
(PAK) memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tandaKerajaan Allah dalam
kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas.Penerapan Kurikulum PAK

Metode dan pendekatan serta model yang telah dipilih,merupakan alat komunikasi
yang baik antara pengajar dan anak didik, sehingga setiap pengajaran dan setiap
uraian PAK yang disajikan dapat memberikan motivasi belajar.Mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen adalah mata pelajaran Matapelajaran PAK bertujuan:

Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dankarya-karya-Nya agar peserta
didik bertumbuh iman percayanya dan meneladaniAllah Tritunggal dalam hidupnya,
Menanamkan pemahaman tentang Allah.
C.RUMUSAN MASALAH
Berpangkal pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah
pertumbuhan gereja dan penginjilan, yaitu dengan beberapa pertanyaan berikut :
1. Sejauh mana Gereja, hamba-hamba Tuhan, majelis dan para aktifis gereja dalam
menyikapi pelayanan gereja yang akhir-akhir ini sangat terasa kemundurannya, terutama
pelayanan dalam persekutuan remaja, pemuda ? Dan bagaimana dengan penginjilan terhadap
remaja
dan
pemuda
2. Apakah prioritas pelayanan gereja, hamba Tuhan dan para aktifis gereja sudah tepat, yaitu
mengenai
sasaran,
sehingga
dapat
diharapkan
hasilnya
?.
3. Sejauh mana peran gereja, hamba Tuhan, majelis dan para aktifis secara langsung maupun
tidak langsung terhadap pelayanan siswa di Sekolah Negeri maupun Sekolah Swasta Kristen
dan Swasta non konfensional (Sekolah Swasta yang didirikan tidak berdasarkan salah satu
agama)
?.
4. Bagaimana beban Pengurus atau Pemimpin-pemimpin Lembaga Pendidikan Kristen,
kepala-kepala sekolah di sekolah-sekolah Kristen, Guru-guru Agama, anggota gereja
terhadap kebutuhan rohani anak-anak yang Tuhan Yesus sudah percayakan untuk dididik
dalam ajaran Tuhan (Ulangan 6:1-9), melalui lembaga formal yang mempunyai “otoritas”
sesuai
dengan
misi
sekolah
tersebut
dibangun
atau
didirikan
?.
5. Bagaimana pelayanan Guru-guru Agama Kristen dalam menyampaikan kebenaran Firman
Tuhan yang telah dirumuskan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran Pendidikan
Agama Kristen telah secara maksimal, atau dipaksa untuk diselesaikan seperti yang dituntut
dalam kurikulum, sehingga Pendidikan Agama Kristen telah kehilangan makna dan hakekat
yang
sebenarnya
?.
6. Apakah pemimpin rohani, hamba-hamba Tuhan, pimpinan lembaga pendidikan Kristen,
kepala-kepala Sekolah dan terlebih Guru-guru Agama Kristen telah menjadi contoh atau
teladan dalam segala hal bagi rekan guru, murid (siswa) dan orang tua murid ?.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
l.
Arti Guru Pendidikan Agama Kristen
Untuk dapat mengetahui peranan guru Pendidikan Agama Kristen. Maka perlu terlebih
dahulu dijelaskan pengertian guru secara umum dan guru Pendidikan Agama Kristen adalah
sebagai berikut :
Secara umum definisi guru adalah tenaga pengajar yang dilatih atau dipersiapkan dan
dipilih untuk tugas mengajar, sedangkan guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang
pendidik yang mengajarkan Pengetahuan, tentang pokok-pokok ajaran iman Kristen yang
dinyatakan Tuhan di dalam Alkitab, yang menentukan, mengarahkan, dan membimbing
siswa supaya bertumbuh dalam iman.
Berdasarkan pengertian guru dan burn Pendidikan Agama Kristen di alas, maka, dapat
disimpulkan Guru Pendidikan Agama Kristen adalah tenaga pengajar atau pelayan yang
dipilih dan dilatih untuk tugas mengajar Pendidikan Agama Kristen. Pengajaran Pendidikan
Agama Kristen merupakan pengetahuan tentang pokok-pokok ajaran iman Kristen yang ,
dinyatakan Tuhan dalam Alkitab, yang menentukan, mengarahkan, dan guru membimbing
siswa supaya bertumbuh dalam iman yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, serta
mewujudkan iman tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.
2.Peranan guru pendidikan agama kristen
Berdasarkan pemahaman di atas, maka peranan guru Pendidikan Agama Kristen bukan hanya
memberikan pengajaran dan bimbingan di bidang Pendidikan Agama Kristen kepada siswa.
Tetapi tujuan yang ingin di capai adalah untuk mengembangkan dan menumbuhkan iman,
sikap, . dan tindakan sesuai dengan kesaksian Alkitab di dalam kehidupan siswa sehari-hari.
Peran guru Pendidikan Agama Kristen yang ideal di dalam proses belajar -mengajar tidak
bergaya otoriter terhadap secara yang memaksimalkan kehendaknya kepada siswa, dengan
hanya memberikan materi pelajaran tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengeluarkan pendapatnya dan bertanya kepada guru.
Guru pendikikan agama kristen harus menyadari peranan yang sangat istimewa itu
guru di anggap ahli dan di percayai oleh siswa dalam hal menyampaikan mengajar,sebab itu
guru harus mempunyai cukup pengetahuan tentang pokok pokok isi iman kristen yang
terdapat di alkitab dan mempunyai hasrat sejati untuk menyampaikan pokok pokok ajaran
kristen.
Adapun syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan Agama Kristen yang
berhubungan dengan peranannya yang sangat penting dalam mengajarkan Pendidikan Agama
Kristen yaitu sebagai berikut :
a.
Kecakapan untuk menimbulkan minat bahkan menggembirakan hati siswa dengan pokok
yang diajarkannya.
b. Semangat pengorbanan diri dan menjadi teladan dalam tugas menyampaikan pokok-pokok
pengajaran Kristen kepada siswa.
3.Tugas dan tanggung jawab guru PAK
Guru pendidikan agama kristen secara umum mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengasuh, membimbing hidup rohani siswa. Menurut pendapat Homrighausce dan Enklaar
tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Kristen secara khusus, sebagai berikut :
a.Guru pendidikan agama kristen menjadi penafsir iman yang mengurai dan menerangkan
kepercayaan kristen.
Dengan demikian guru PAK mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam
pendidikan agama bagi siswa,sebab pendidikan agama tidaklah sama dengan pendidikan lain
di sekolah.guru PAK bertanggung jawab dan memiliki ketrampilan dan menyalami seluruh
materi pelajaran dan menghubungkan dengan nilai nilai iman kristen.sehingga siswa dapat
mengembangkan kepribadian yang utuh dan mampu mengaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari hari.
4.Dasar Alkitab dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru PAK
Guru PAK adalah orang yang sepenuhnya memberikan diri secara penuh kepada Tuhan
Yesus kristus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.Guru,tidak boleh menganggap
bahwa tugasnya mengajar merupakan tugas formalitas saja tetapi guru harus bersungguh
sungguh dan melaksanakan, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk
membawa siswa kepada pengajaran Tuhan Yesus Kristus yang benar dan sejati.
Dasar Alkitabiah yang mendorong pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan
Agama Kristen yang terdapat dalam Injil Matius 28:19-20; Karena itu pergilah jadikan
segala bangsa melalui baktislah mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarkanlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah
Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman. “Dasar Alkitabiah ini disebut
sebagai Amanat Agung.
Guru Pendidikan Agama Kristen dalam melaksanakan tugasnya terpanggil untuk bertumbuh
ke arah pengenalan yang semakin mendalam dan lengkap tentang pribadi Tuhan Yesus yang
akan memungkinkan guru Pendidikan Agama Kristen memahami kehendak Tuhan dalam
tugas 6an tanggung jawabnya. Membawa siswa dalam kepada pengenalan yang sejati akan
pribadi dan karya Allah dan Tuhan Yesus sebagai jalan 'kebenaran dan hidup (Yohanes 1:18;
14-6) Guru Pendidikan Agama Kristen bertanggung jawabnya . membawa siswa kepada
Kristus, sehingga siswa dapat mengenal dan mempermuliakan serta mengakui dengan
lidahnya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan juruselamat semua umat manusia yang ada
di dunia ini (Filipi 2: 5-ll). Pekerjaan guru Pendidikan Agama Kristen adalah pekerjaan yang
mulia, sebab itu hendaknya guru Pendidikan Agama Kristen tidak menganggap bahwa
pekerjaan itu sebagai pekerjaan sampingan yang dianggap remeh. Tetapi hendaknya
pekerjaan itu merupakan pelayanan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan
Dalam memahami tugas dan Guru Pendidikan Agama Kristen masa kini ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan, antara lain; Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
didefinisikan bahwa kata ”Tugas” berarti, sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan
untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang. Dari definisi ini ada
beberapa hal penting dalam memahami tugas Guru Pendidikan Agama Kristen, antara lain;
a. Motivasi dalam Mengajar: Berbicara tentang Guru berarti itu adalah sebuah Profesi.
Profesi sering dikaitkan dengan hak. Apa yang menjadi motivasi anda mengajar?
Panggilan atau karena terpaksa. Karena ingin memberikan sesuatu dari profesi atau
menginginkan sesuatu dari profesi? Buang muatan-muatan yang tidak baik dalam diri
kita
b. Metode Yang Digunakan dalam Mengajar: Belajarlah dari Yesus Sang Guru Agung,
yang kreatif menggunakan metode dalam mengajar (memenangkan perhatian,
menggunakan
pertanyaan,
menggunakan
ilustrasi,
menggunakan
ceramah,
menggunakan model, Seorang pengajar haruslah memilih metode yang paling tepat
untuk memperoleh perhatian dan mempertahankan minat dari murid. Setiap metode
yang digunakan pengajar harus dapat membangkitkan perhatian kepada para murid
untuk mendengar, melihat, mengatakan dan mengerjakan apa yang diajarkan kepada
mereka.
c. Manfaat yang diperoleh dalam Mengajar: Di dalam setiap hak terdapat kewajiban.
Semakin besar haknya, semakin berat pula tanggung jawab yang terkait di dalamnya.
Temukan manfaat di dalam setiap tanggung jawab anda. Meskipun keadaan dimana
anda mengajar keruh, jangan mau pikiran anda, tanggung jawab anda ikut keruh.
Jangan hanya menuntut hak tetapi kewajiban dilupakan. Terlalu banyak orang yang
terdiam terhadap kewajiban dan bersuara jika hak didiamkan.
Kegiatan belajar PAK bersifat spiritual. Karena itu bersama murid, guru harus giat
berdoa, beribadah, memuji dan menyembah Dia. Guru PAK hanyalah hamba Tuhan. Dia
hanya perantara (imam) Sang Raja Kristus dengan murid (1 Ptr 2:9,10). Roh Kuduslah
menjadi pengajar sesungguhnya dalam diri orang percaya (Yoh 16:11-13; 1 Yoh 2:20,27).
Pengakuan kita sebagai guru, kepada Pribadi Roh Tuhan ini sangat penting. Kita juga berdoa
supaya dipenuhi oleh-Nya (Ef 5:18), dipimpin dan berjalan menunaikan karya bersama Dia
(Gal 5:16-18). Kita juga harus menjaga diri supaya tidak mendukakan Dia (Ef 4:30). Atau
supaya tidak menghambat pekerjaan-Nya (1 Tes 5:20). Kitab Kisah Para Rasul menyatakan
bahwa ketika Roh Kudus hadir dan bekerja dalam hidup komunitas orang percaya, maka
proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan membawa perubahan hidup.
Guru hendaknya jangan memandang rendah pengalaman spiritual siswanya juga
pergumulan yang dihadapinya. Iman Kristen yang diperlukan oleh siswa ini ialah yang
sifatnya praktis, termasuk bagaimana menghadapi krisis dan konflik kehidupan di rumah, di
sekolah dan diantara kawan-kawan. Guru harus bersedia mendengar apa yang mereka alami
dan pergumulkan. Bahkan bersedia menyimak masalah mereka lebih dari yang diucapkan.
Selanjutnya guru menuntun mereka menemukan jawaban dari firman Tuhan. Mengajak
murid berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, mendoakan mereka, juga
membukakan hati mereka kepada Dia.
Berikut ini adalah tugas guru PAK yaitu sebagai :
1. Guru Agama Kristen
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi
rendahnya mutu pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan belajar
mengajar. Sebagai guru yang pertama-tama harus memahami profesi keguruan. Oleh karena
itu, guru agama Kristen sangat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar,
khususnya dalam pembinaan iman siswa.
2. Guru PAK dan kualitas Rohani.
Sesuai dengan bidang tugasnya, seroang guru Pak adalah guru yang punya kwalitas
rohani yang lebih dibandingkan dengan guru pada umumnya. Di bawah ini beberapa
kualitasiman dari Guru Pak, yaitu:
a.
Memiliki Pengalaman Rohani
Melaksanakan tugas pekerjaan sebagai guru PAK bukanlah sekedar rutinitas pekerjaan
atau sarana untuk mendapatkan imbalan (gaji) dan mencari nafkah karena tugas guru bukan
hanya mengajarkan pengetahuan isi Alkitab atau pengetahuan agama tetapi berkenaan
kehidupan Rohani Guru, yaitu ; guru harus menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat
pribadinya, memiliki pertobatan, mengalami kelahiran baru dan memiliki iman yang dewasa
kepada Allah.
Guru perlu mengetahui bagaimana iman bertumbuh dalam batin manusia dan bagaiman
iman berkembang dalam hidup orang percaya. Seorang Guru harus mempelajari ilmu jiwa
yang berhubungan dengan soal-soal agama. Ia harus menunjukkan kesetiaan yang sungguh
kepada gerejanya dan ia sendiri harus rajin mengambil bagian dalam kebaktian pekerjaan
gereja umumnya, jangan hanya menaruh minat terhadap tugasnya sendiri dan seorang guru
harus mempunyai pribadi yang jujur dan tinggi mutunya.
Selain itu guru agama Kristen dapat mengantar siswa mengenal dan beriman kepada
Tuhan Yesus Kristus karena ia dapat menceritakan pengalaman iman kepadanya. Iman bukan
sekedar pengetahuan melainkan keyakinan yang bertumbuh melalui pergumulan dan
pengalaman yang dihidupkan dalam sikap dan perilaku, iman tidak boleh statis sebab akan
mati atau menjadi benda antik yang tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana fungsinya hanya
dipandang atau menjadi hiasan.
Guru agama Kristen terpanggil untuk bertumbuh kearah pengenalan yang semakin dalam
mengenai pribadi Tuhan Yesus Kristus sebagai guru yang harus diteladaninya dalam hidup
sehari-hari dalam melaksanakan tugas keguruan sehingga menghasilkan buah-buah iman.
Iman yang dimiliki seorang guru Kristen haruslah iman kepada Allah, iman kepada Alkitab
dan iman kepada panggilan Allah. Iman seorang guru Kristen yang efektif haruslah iman
yang aktif dimana pengajarannya bergantung pada kuasa Roh Kudus dan kesucian hidup
yang menjadi keteladanan dalam perbuatan yaitu harus mengetahui kebenaran dan
menerapkan dalam hidupnya.
Untuk itu guru agama Kristen sebagai pengajar iman Kristen tentunya sangat
memerlukan kuasa urapan dan kehadiran Roh Kudus karena Roh Kudus sebagai pengajar
yang sesungguhnya dalam membimbing dan memahami kebenaran firman Allah, yang
semuanya itu di wujudkan adanya sikap hormat, kasih berbakti, setia, penuh penyerahan dan
memuliakan Allah, terlebih dinyatakan dalam tindakannya memperhatikan dan menolong
siswa untuk hidup dalam nilai-nilai kerajaan surga seperti menghargai orang lain, penuh
kejujuran, keadilan, persaudaraan dan mau bekerja keras. Iman bagi seorang Guru agama
merupakan suatu perjalanan yang menghendaki perubahan terus-menerus dalam kepercayaan
dan pemahaman menuju kedewasaan rohani. Guru seharusnya mendalami alkitab, memiliki
kehidupan doa seperti teladan Yesus, memiliki hubungan dengan Allah dan saudara seiman,
bersaksi bagi Kristus dan taat kepada Kristus.
b. Memiliki Pengetahuan dan Kebenaran Firman Allah
Seorang guru harus mempunyai pengetahuan dan kebenaran firman Allah sebagai bahan
pengajaran yang utama, karena semua bahan pengajaran dari seluruh Alkitab dan berkaitan
dengan Kristus. Guru harus mengajarkan benih firman dengan setia dalam kuasa Roh Kudus,
sehingga pada akhirnya siswa mengalami perubahan karena firman Allah bermanfaat untuk
mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam
kebenaran.
Pada saat itulah ia dibenarkan oleh Allah bukan karena perbuatan tetapi kasih karunia
Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Orang yang telah dibenarkan Allah mengalami lahir baru
atau menjadi ciptaan baru yang harus melakukan pekerjaan baik. Jadi dengan hal tersebut
seorang Guru PAK harus memiliki pemahaman dan pengertian mengenai kebenaran di dalam
Tuhan Yesus Kristus sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan
pengetahuan. Di dalam pengajaran-Nya Tuhan Yesus juga membina sifat-sifat jujur, rendah
hati, murah hati, kesucian, tidak mementingkan diri sendiri, sukacita dan penuh pengorbanan.
c.
Memiliki Karakter Kristus.
Karakter berarti menyangkut kepribadian yang utuh dari seseorang, sehingga
kepribadian sangat menentukan nilai kehidupan seseorang. Karakter atau kepribadian seorang
Guru PAK juga menentukan keberhasilan Guru dalam mendidik dan mengajar siswa sebagai
pembimbing rohani dalam menumbuh-kembangkan iman siswa, karena guru PAK tidak
hanya sekedar sebagai pengajar ilmu saja tetapi lebih daripada itu guru menjadi contoh dari
kehidupan yang diajarkan dan yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian maka karakter sebagai Guru PAK seharusnya mengacu kepada Pribadi
Yesus Kristus sebagai Sang Guru Agung karena seluruh kehidupan Guru PAK merupakan
contoh bagi para siswanya. Tuhan Yesus Kristus layak disebut sebagai Guru Agung karena
pengajarannya disertai oleh kuasa, mujizat dan wibawa sehingga setiap pengajarannya
berpusat pada keteladanan hidupNya dan menekankan kepada kasih yaitu kasih kepada Allah
dan sesama manusia, sebab Yesus sendiri memiliki karakter yang penuh kasih, dan penuh
kebenaran. Selain Pengetahuan dan Kebenaran Firman Allah
5.Guru PAK dan kualitas pengajar nya
Guru merupakan unsur terpenting dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai seorang
pengajar kualitas pengajaran sangat dibutuhkan di dalam suatu lembaga pendidikan. Di dalam
pengajaran PAK juga memerlukan guru PAK yang memiliki kualitas mengajar yang baik
karena pengajaran PAK yang disampaikan memiliki makna bagi siswa. Kualitas mengajar
tersebut meliputi : Guru yang berkompeten dan Guru yang Profesional.
Guru yang Berkompetensi
Kopetensi adalah kemampuan Guru dalam mencapai tingkat profesionalitas sebagai
seorang guru, yang mengacu pada visi, sikap dalam menyampaikan ajarannya,membentuk
karakter dan integritas sebagai guru, dan mengembangkan intelektual, kepekaan berpikir,
kemampuan di bidang belajar-mengajar serta memunculkan gagasan yang positif, kreatif.
Guru dan Bingkai Materi”mengatakan beberapa hal mengenai Kompetensi Guru PAK yaitu:
 Guru PAK memiliki Pengetahuan mengenai Alkitab.
Guru harus mampu memahami Alkitab dan isinya secara benar dan tidak sembarangan
menafsirkannya, tetapi mempertimbangkan latar belakang teks dan konteks.
 Guru mampu menjembatani antara persoalan sehari-hari siswa dengan Pendidikan
iman sesuai Alkitab.
Guru PAK memiliki tugas yang sangat berat, apabila siswa menghadapi persoalan dalam
kehidupan sehari-hari seorang guru setidaknya dapat menjembatani dengan memberikan
pendidikan iman maksudnya guru memberikan suatu jawaban sesuai Alkitab atau Firman
Tuhan.

Guru PAK mampu menguasai bahan pelajaran.
Guru terlebih dahulu memahami dan menguasai bahan atau materi yang diajarkan dengan
menyampaikan kepada siswa secara baik dan jelas.
 Guru PAK menguasai Prinsip-Prinsip Pendidikan.
Hal tersebut menyangkut hubungan Guru dan siswa serta hakekat belajar mengajar PAK di
sekolah.
 Guru PAK mampu mengelola Program belajar mengajar.
Program ini mencakup langkah pembelajaran dan harus dikuasai guru supaya dapat
mengelola kelas dan memperkuat guru dalam mengatur program belajar mengajar sesuai
situasi dan kondisi.
 Guru PAK mampu menggunakan berbagai media dan sumber belajar untuk
keberhasilan Proses belajar mengajar.
Penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar yang beragam merupakan cara yang
dapat memberikan suasana kelas menyenangkan dalam pertemuan kelas namun penggunaan
media dan sumber belajar harus sesuai dengan situasi kelas dan materi pembahasan supaya
saling berkaitan dan kompeten.
 Guru PAK mampu mengelola kelas.
Kemampuan Guru dalam mengelola kelas menjadikan Proses Belajar Mengajar mengalami
keberhasilan dalam hal ini guru dapat memahami karakter siswa dan mengetahui situasi
kelas, misalnya siswa lesu, jenuh dan kurang mengerti materi yang diajarkan.
 Guru PAK mampu membangun Hubungan yang baik dengan siswa.
Membangun hubungan yang positif dan baik antara guru dan siswa dalam pembelajaran PAK
sangat penting karena merupakan bagian dari komunikasi iman dimana guru dapat memantau
perubahan perilaku siswa, karena ada guru yang cenderung perhatian hanya kepada siswa
yang pandai sedangkan yang kurang pandai sering diabaikan sehingga nilai-nilai kehidupan
tidak tercapai.
 Guru PAK mampu membimbing dan mendampingi siswa dalam mencapai
transformasi nilai-nilai kehidupan sebagai murid Yesus.
Pelajaran PAK yang disampaikan hendaknya dapat membimbing siswa pada pemahaman
sebagai murid Yesus Kristus yang dapat ditunjukkan dalam kehidupan siswa melalui tingkah
laku dan cara berpikir bahwa mereka adalah murid Yesus.Untuk itu kehidupan dan peran
Guru sebagai panutan turut menentukan menerima dan menolaknya nilai-nilai iman kristiani
yang diajarkan.
 Guru PAK mampu mengunakan berbagai hasil penelitian untuk peningkatan visi dan
pengembangan mengajar.
Perkembangan penelitian dan penemuan baru yang pesat sehingga terjadi reformasi terus di
bidang pendidikan,untuk itu guru perlu memilih dan menyeleksi hasil penelitian yang sesuai
pengembangan visi, skill atau kemampuan mengajar.
 Guru PAK mampu menguasai Prinsip-prinsip evaluasi belajar.
Evaluasi belajar mencakup konsep evaluasi belajar,memilih dan mengembangkan metode
evaluasi sesuai kompetensi, indikator dan materi, pelaksanaannya sesuai dengan rancangan,
menganalisa hasil evaluasi untuk peningkatan mutu proses belajar mengajar.
Dengan demikian maka Guru PAK dituntut memiliki karakter, visi, kemampuan dan
komitmen iman yang mengacu kepada kehidupan Yesus Sang Guru Agung. Untuk itu Guru
PAK perlu terus belajar meningkatkan dirinya menjadi pribadi yang handal dihadapan Tuhan
serta dipakai untuk membina iman siswa supaya lebih mengenal dan beriman kepada Allah.
Seorang Guru PAK adalah Seorang Guru PAK yang melaksanakan tugas mengajar dan
mendidik di bidang PAK dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan
mengacu pada sosok Yesus Kristus sebagai Guru Agung.
Guru mampu membawa siswa untuk memahami dan menjalankan nilai-nilai agama yang
dipelajarinya dengan terlihat dalam karakter, integritas dan komitmen iman guru PAK.
Adapun beberapa ciri khas Guru, selain memiliki sejumlah kompetensi seperti yang sudah
diuraikan diatas Guru PAK harus memiliki ketrampilan dalam menghubungkan ajaran dan
kaidah agama dengan bidang yang lain supaya keduanya tidak dipertentangkan supaya ada
keseimbangan keagamaan atau iman dengan hidup sehari-hari siswa.
Selain itu, guru perlu menyediakan alat-alat bantu untuk meningkatkan pengajarannya,
seperti: alat peraga, gambar-gambar, supaya dapat membantu siswa mempermudah apa yang
diajarkan. Dengan demikian seorang guru harus belajar meningkatkan ketrampilan mengajar
supaya terus berkembang dengan kekuatan dan hikmat Tuhan sehingga menjadi guru serta
menjadikan dirinya sebagai instrumen yang handal dan terampil di hadapan Tuhan seperti
Tuhan Yesus sang Guru Agung yang menjadi teladan dalam melakukan panggilan dan tugas
pengajaran-Nya.
6. Metode guru PAK sekolah dasar
Metode merupakan alat perantara demi mencapai tujuan yang artinya cara-cara
mengajarkan suatu pokok pelajaran untuk menjadikan efektif dalam penyampaiannya. Dalam
penggunaan metode tidak ada metode atau teknik tertentu yang efektif untuk semua golongan
atau umur dan semua kesempatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru tidak hanya
menggunakan satu metode saja dan mengesampingkan metode yang lain. Beberapa cara atau
teknik dapat digunakan sekaligus demi kesuksesan belajar mengajar. Meskipun demikian
perlu disadari bahwa metode apapun yang digunakan guru keberhasilan pengajaran tidak
hanya ditentukan oleh metode itu sendiri melainkan guru yang merupakan faktor penting
dalam pembelajaran PAK. Pribadi guru dan seluruh hidupnya sangat mempengaruhi cara
mengajar dan yang menentukan keberhasilan suatu metode pengajaran adalah kuasa Roh
Kudus. Beberapa metode atau cara yang digunakan seorang guru PAK agar pengajarannya
berhasil adalah :
Metode ceramah.
Cara menyampaikan materi pelajaran secara lisan untuk mencapai suatu pengajaran dari guru
kepada siswa. Dalam metode ini guru menguasai dan menjelaskan pokok pelajaran
sedangkan siswa menerima, memperhatikan dan membuat catatan serta mengikuti pelajaran
yang disampaikan guru.
Metode bercerita.
Mengandung kebenaran
dan
menyampaikan
suatu
pelajaran
yang penting pada
pendengarnya.
Metode percakapan/diskusi.
Merupakan suatu cara dimana dua orang atau lebih mengajukan pendapat untuk mencari
jawaban dari masalah yang dihadapi.
metode tanya-jawab.
Menyajikan suatu pengajaran dengan jalan mengajukan pertanyaan supaya mendapatkan
jawaban baik lisan maupun tertulis.
Metode audio visual.
Cara ini sangat menarik perhatian dan mudah diingat oleh siswa karena menggunakan
gambar-gambar terang, film bersuara, papan flanel dan sebagainya.
Metode lakon atau sandiwara
Digunakan para pemain supaya semua penonton menghayati segala peristiwa dengan penuh
perasaan dan pengertian.
Setiap proses pembelajaran seharusnya memiliki pendahuluan karena merupakan susunan
pelajaran yang penting supaya pelajaran yang disampaikan guru berhasil dan tercapai.
Pendahuluan atau permulaan adalah bagian penting yang dapat menarik perhatian murid
kepada pokok pelajaran yang diajarkan. Hal ini agar perhatian siswa timbul terlebih dahulu
karena adanya kontak atau rangsangan dalam pikiran siswa sehingga dari diri siswa ada minat
dan keinginan untuk mengetahui pengajaran yang diajarkan.
Isi
Setelah siswa diarahkan kepada pelajaran sehingga memiliki minat, maka guru harus terus
menjaga perhatian supaya siswa tetap fokus akan pengajaran yang disampaikan.
Penutup
Dalam susunan pengajaran bagian terakhir adalah kesimpulan, penutup atau penerapan,
karena pengajaran belum bisa dianggap selesai apabila belum mengarah pada penerapan yang
dilakukan siswa. Dengan menyimpulkan maka dapat menjelaskan kebenaran yang dipelajari
sehingga mendorong siswa untuk melakukan atau menerapkannya
BAB III
Pedoman guru PAK kepada murid di gereja
menurut stott,gereja yang berada pada pusat rencana kekal Allah,harus lah menjadi gereja
yang hidup.untuk menjadi gereja yang hidup ada empat hal yang harus di lakukan oleh gereja
yaitu:

Gereja yang belajar

Gereja yang mengasihi (melayani ,diokania)

Gereja yang beribadah gereja yang mengabarkan injil(bersekutu koinonia)

Gereja yang mengabarkan injil(bersaksi marturia)
A. Gereja yang belajar
Dalam kitab para rasul 2:42, dikatakan bahwa mereka bertekun dalam pengajaran para rasul.
Dimasa kini, ajaran paraa rasul tertulis dalam alkitab, maka para pendeta dan para penatua
jemaat mengajarkan ajaran alkitab, para orang tua mengajarkan isi alkitab pada
anak-
anaknya dirumah seperti yang diperintahkan Tuhan dalam kitab ulangan, bahwa orang tua
bertugas mengajarkan tentang kasih Allah kepada anak-anaknya. Jemaat membaca alkitab
setiap hari, merenungkan supaya imannya bertumbuh, kemudian menjalankan isi ajaran itu.
Bahwa Roh Allah memimpin jemaat-Nya dalam pengajarannya.
B. Gereja yang mengasihi
dalam kitab kisah para rasul 2:44-45 menceritakan tentang bagaimana jemaat mula-mula
bersekutu dalam kasih persekutuan kasih dalam bahasa Yunani adalah “Koinonia”.
jemaat Kristen pertama benar-benar memperaktikan persekutuan kasih dimana mereka
yang kaya menolong yang miskin nereka saling berbagi secara sukarela dalam kasih.
Semua orang secara sukarela saling berbagi.
C. Gereja yang beribadah
Salah sayub ciri yang menarik dari jemaat pertama adalah, mereka bertekun dalam doa
dan memecahkan roti. Ada keseimbangan dalam ibadah jemaat, yaitu ibadah formal dan
ibadah kehidupan. Artinya mereka melakukan ibadah dan berdoa, juga memperaktikan
ibadah dalam bentuk kasih persaudaraan dengan saling menolong dan menopang. Ibadh
jemaat berlangsung secara hikmat dan dalam kegembiraan dan sukacita.
D. Gerja yang memberitakan injil
Injil kerajaan Allah haruslah disampaikan kepada segala bangsa. Ini tidak sama
dengan “Kristenisasi”. Atau sekedar menjadi orang Kristen. Ini adalah kabar baik,
maka gereja bertugas untuk memberitakannya. Pemberitaan injil dilakukan dalam
bentuk hotbah dan pengajaran, tetapi juga melalui praktek kehidupan dimana tiap
orang percaya terpangil untuk
memberitakan serta melakukan kasih, kebenaran,
keadila, serata perdamaian.
Bersikap kritis dalam gereja
Gerja yang berada didunia tentu menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan.
Perkembangan itu dapat menjadi pendorong positif bagi perkembangan gereja
misalnay teknologi perkembangan informasi, dan komunikasi yang cukup pesat telah
turut menyumbangkan banyak hal positif bagi pelayanan. Ambil contoh pengajaran
gereja dapat menjangkau seluruh pelosok tempat karena disaampaikan melalaui radio
dan tv, bahkan situs internet yang dapat diakses dala rangka mempelajari ajaran
gereja.
Perubahan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi gereja, termasuk nilai-nilai
yang paling hakiki didalamnya, yaitu nilai-nilai iman. Menyikapi berbagai
perkembangan yang ada dalam masyarakat gereja masa kini dituntut untuk senantiasi
memberui diri guna memenuhi kebutuhan anggotanya dan sebagi jawabannya atau
tugasnya dan panggilannya. Gereja dapat membenahi diri sehingga sungguh-sungguh
menjadi persekutuan yang dipanggil untuk melayani Allah melalui pelayaanan
terhadap dirinya, masyarakat, dan dunia ini.
Tantangan internal
Tantangan internal yang dimaksud disini adalah tantangan yang berasal dari tubuh
gereja itu sendiri. Peryantaan gereja sebagai lembaga dan sebagai persekutuan
melahirkan sejumlah konsekuensi terutama menyangkut fungsi gereja. Sejak dulu
terjadi tarik menarik antar kedua fungsi ini, namun sering terjadi gereja hanya
menekankan asfek kelembagaan dan mengabaikan persekutuan. Gereja sibuk dengan
pembenahan gedung dan urusan organisasi.
Banyak orang melihat gereja tidak lagi menjalankan tugasnya yang semestinya.
Bukannya memberitakan ajaran pertobatan yang sejati, menegur orang agar
meninggalkan kehidupannya yang menyimpang, gerej amalah terlibat dalam
penjualan “surat pengampunan dosa”. Martin Luther menentang hal ini dan
menegaskan bahwa keselamaatan tidak bisa diperjual belikan keselamatan hanya
diperoleh karena anugerah Allah sendiri yang kita imani yang dijelaskan oleh kitab
suci .
Kritik Martin Luther dianggap sebagai pemberontakan. Paus Alexander VI Paus yang
berkuasa pada waktu itu, mengucilkan Luther dan mengatakannya sebagai penyesat.
Gerakan yang dipimpin Luther pun dianggap sesat. Gereja berpegang extra ecclesiam
nulla salus, yang berarti diluar Gerja (Katolik). Tidak ada keselamatan keengganan
mendengar dan menerima kritik, dan sikap sok benar sendiri merupakan benih
perpecahan yang sering kali menyebabkan masing-masing kelompok mendirikan
gerejanya sendiri (1 Korintus 3:3-4)paus yohanes paulusII belakangan mengakui
kesalahan gereja dan menyantakan bahwa luther ternyata benar,dengan kritik dan
menyebut orang oran protestan dengan istilah saudara saudara kami yang terpisah .
Tantangan eksternal
dewasa ini perubahan yang terjadi di dalam masyarakat berlangsung sangat
cepat.perubahan perubahan tidak terjadi pada pola hidup tetapi juga telah merasuk ke
dalam sikap,karakter manusia.pada gilirannya,hal itu akan mempengaruhi nilai nilai
kehidupan,tak terkecuali nilai nilai kristiani.tidak dapat dipungkir kalu gereja
merupakan bagian dari masyarakt dan oleh karenanya tidak terlepas dari perubahan
yang terjadi.
1. Tantangan materalisme
Materialistis telah mempengaruhi berbagi lapisan masyarakat sehingga
terciptalah mentalitas yang mengagung-agungkan materi atau benda. Segala
sesuatu diukur atas dasar materi. Tak terkecuali dalam kehidupan gereja
sendiri. Gereja mulai memandang bahwa yang paling penting adalah urusan
fisik gerja (sarana dan prasarana).
2. Tantangan pola hidup serba cepat
Perkembangan dunia teknologi mengalami kemajuan yang amat pesat.
Manusia tak henti-hentinya berusaha menciptakan cara agar hidup dapat
menjadi lebih mudah. Salah satu dampaknya yang paling keliatan adalah
manusia cenderung memperoleh segala sesuatu secara cepat dan mudah.
Contoh pola hidup semacam ini ada disekitar kita misalnya kita banyak
menemukan restoran siap saji, mie instan, cetak poto instan, dan sebagianya.
Manusia cenderung ingin meraih segala sesuatu dengan cepat dan mudah.
Manusia tidak lagi berfikir mengenai bagimana caranya prosedur yang
seharusnya. Mentalitas semacam ini, baik disadari maupun tidak, telah
merasuk kedalam kehidupan gereja. Segala proses kehidupan menjadi proses
yang serba cepat dan mudah, misalnya saja mengenai kesembuhan, rejeki, dan
pemahaman iman.
3. Tantangan munculnya berbagi aliran dalam kekristenan
Kita tidak dapat memungkiri kalau belakangan ini bermunculan berbagai
aliran gereja. Masing-masing muncul dengan gaya dan ajaran yang berbeda.
Penomena semacam ini menuntun kita untuk bersikap kritis terhadap aliran
geraja yang bermunculan tersebut. Kita tidak boleh menrima begitu saja atau
malah
menutup
diri
terhadap
penomena
tersebut.
Sebaiknya,
kita
membandingkan ajaran itu dengan apa yang diajarkan alkitab dan ajaran yang
diyakini oleh gereja kita. Salah satu usaha yang dapat kita lakukan untuk
memperlengkapi diri kita adalah dengan mengikuti kelas katekisasi digereja
kita. Dengan mengikuti kelas tersebut, kita mengetahui sikap gereja kita dan
kita dapat membandingkannya dengan gereja dan aliran yang berbeda.
Hidup damai dengan semua orang
Didalam ucapan bahagia yang disampaikan Yesus pada khotbah dibukit Yesus
Kristus menyebut orang-orang yang membawa damai ditengah-tengah anakanak Allah (Matius 5:9) ucapan bahagia ini sekaligus merupakan tugas bagi
kita orang-orang percaya kepada Yesus Kristus. Lalu, bagiman akita dapat
mewujudkan hidup damai dengan semua orang.
Hal pertama yang harus kita pahami dan imani adalah damai sejahtera
merupakan anugerah Allah didalam Yesus Kristus. Yesus dsatang kedunia ini
untuk menyampaikan anugerah Allah berupa pendamaian. Inilah yang menjadi
dasar utama yang memberikan manusia kekuatan untuk mewujudkan damai
sejahtera didalam hubungannya dengan diri sendiri, sesama, bahkan dengan
alam.
Dengan mengimani perdamaian yang terjadi antara Allah dan manusia, kita
dapat menerima keberadaan kita sebagai orang berdosa, tetapi juga membuka
hati untuk menerima orang lain sebagai orang yang berdosa, sebagimana kita
sendiri (kesetaraan manusia dihadapan Allah). Rasul Paulus didalam surat
kepada jemaat di Roma bahwa semua orang yang berbuat dosa dan telah
kehilanagn kemuliaan Allah (Roma 3:23). Dengan penerimaan i ni kita secara
serentak menjauhkan keinginan untuk saling menghakimi atau menganggap
diri lebih dari pada orang lain. Pengakuan dan penerimaan atas keberdoasan
manusia menagntar kita pada pemulihan berupa perubahan cara pandang
terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kita akan memandang orang lain dari
sisi yang berbeda, bukan lagi dari sisi keakuan kita, melainkan dari sisi saling
menerima. Hal ini membawa kita kepada pemulihan hubungan dengan orang
lain, sehingga terjadi pengampunan. Dengan terjadinay pemulihan dan
pengampunan tersebut kita dibawah pada terwujudnya damai sejahtera.
Di manakah kita membawa damai
Kita membawa damai sejahtera jawaban yang tepat adalah dimana-mana,
dimana kebenaran yang harus dinyatakan keadilan harus ditegakan, kebebasan
harus dijunjung, kesetaraan harus diperjuangkan, dan kasih harus dipraktekan.
Kita tau bahwa hidup kita tidak hanya disatu lingkungan saja. Misalnya, saat
ini kita tidak hanya hidup dilingkungan keluarga sebagai anak, tetapi sekaligus
dilingkungan sekolah sebagai pelajar, dilingkungan gereja, sebagai anggota
gereja, dan masyarakat sebagai generasi penerus bangsa.
Kita dapat berdamai dilingkungan keluarga. Keluarag adalah lembaga yang
inti bagi kehidupan manusia. Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa pada
saat itu juga Ia menciptakan keluarag bagi kedua manusia tersebut (Kejadian
1:15, 22-25). Didalam keluarag kita hidup bersama dengan orang tua dan
saudra kita mereka masing-masing memiliki karakter. Yang berbeda. Sering
kali kita mengalami kesulitan untuk menyusaikan diri dengan anggota
keluaraga lain. Kita seolah-olah tidak bisa hidup damai dengan mereka.
Kita dapat berdamai dengan lingkungan yang lebih luas, dengan saudarasaudara kita yang beragama lain. Beberapa tahun yang lalu negara kita
dicabik-cabik oleh konflik yang dipicu oleh panatisme agama. Orang saling
membunuh dan saling menghancurkan atas nama agama, padahal agama
mereka mengajarkan kedamaian. Tuhan Yesus mengajarkan berbahagialah
orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
(Matius 5:9). Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa anaka-anak Allah
adalah orang-orang yang membawa damai menghadirkan perdamaian, bekerja
keras
dan
menciptakan
perdamaian.
Orang
yang
menghembuskan
permusuhan, kedengkian, dan kebencian tidak dapat disebut sebagai anakanak Allah, apapun agamanya.
Tantangan untuk mengupayakan damai
Di dalam mewujudkan damai sejahtera, tentunya kita akan menghadapi
berbagai tantangan. Tantangan tersebut dapat berasal dari dalam diri ataupun
dari luar diri kita.
Tantangan internal perkembangan emosi yang labil
Kita menyadari bahwa dimasa remaja kita sedang mengalami perubahan, baik
fisik, maupun kejiwaan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Yang pertama
dan yang paling kelihatan adalah perubahan fisik yang terjadi sejak kita duduk
dibangku smp. Dimasa sma ini, perubahan fisik yang kita alami sudah boleh
dikatakan “sempurna”. Akan tetapi sebenarnya, perubahan hormonal yang ada
di dalam tubuh kita masih terus terjadi. Hal ini yang membuat remaja yang
sering labil di dalam mengendalikan emosi, mengambil keputusan, dan
sebagainya.
Seorang remaja cenderung menampilkan diri sebagai seorang dewasa, ingin
dihargai dan ingin dianggap, padahal keinginan itu sering kali berbenturan
dengan kenyataan bahwa kebanyakan orang masih tetap saja menganggap kita
sebagai anak-anak. Didalam pengambilan keputusan atau tindakan, kita masih
lebih mengutamakan aspek mewujudkan gejolak hati dan keinginan. Kita
belum memiliki pertimbangan-pertimbangan yang matang atas akibat-akibat
dari keputusan atau tindakan tersebut. Inilah salah satu dari berbagai tantangan
yang kita hadapi dalam mewujudkan damai sejahtera tersebut.
Kepentingan pribadi atau kelompok
Sebagai makhluk yang berakal budi kita tentunya memiliki keinginankeinginan yang hendak kita lakukan atau capai didalam kehidupan kita..
Keinginan-keinginan inilah yang kita sebut dengan kepentingan. Setiap orang
mempunyai kepentingan. Sayangnya seringkali kepentingan pribadi atau
kelompok yang kita miliki tidak sesuai dengan kepentingan orang lain.
Kepentingan pribadi atau kelompok sering berbenturan dengan orang lain, dan
manusia cenderung memaksakannya. Belakangan ini kita malah sering
mendengarkan
adanya
upaya-upaya
untuk
memaksakan
kepentingan
kelompok masyarakat tertentu kepada kelompok masyarakat lainnya. Dengan
mengataskan agama. Benturan-benturan seperti ini terkadang menjadi
penghambat bagi kita untuk mewujudkan damai sejahtera. Rasul Paulus di
dalam suratnya ke pada jemaat di Galatia menyebut kepentingan pribadi atau
kelompok sebagai keinginan daging (Galatia 5:20-21). Yang sama jeleknya
dengan perselisihan, iri hati, kepentingan diri sendiri, percideraan, perpecahan,
dan kedengkian.
Keragamaan manusia
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang prularis atau majemuk atau
sangat beragam. Ada kepelbagain di dalam masyarakat. Kita berjumpa dan
bergaul dengan orang-orang yang berbeda agama/kepercayan, suku, etnis,
tingkat sosial, dan tingkat ekonomi, bahkan sikap dan karakter lengkap dengan
segala keinginan dan kepentingannya. Hal ini menjadi tantangan bagi kita
dalam mengupayakan damai sejahtera. Bagaiman kita dapat menerimna
kepelbagaian itu dan mengupayakan damai sejahtera di dalam hubungan kita
dengan mereka. Ingatlah, bahwa dasar yang memungkin kan kita mewujudkan
damai sejahtera itu adalah dimulai dengan proses didalam diri sendiri, yakni
penerimaan, pemulihan, dan pengampunan, yang didasrkan pada nilai-nilai
dasar manusia, yaitu kebenaran keadilan, kebebasan, kesetaraan, dan kasih.
Pergaulan remaja Kristen
Orang muda adalah harapan dan generasi penerus bangsa itulah salah satu
ungkapan yang sering dipakai untuk mengambarkan betapa pentingnya
keberadaan seorang pemuda
yang sangat
menentukan masa depan
komunitasnya. Ungkapan ini sekaligus menuntut pemuda untuk sungguhsungguh mempersiapkan masa depannya sejak dini agar dapat mengambil
bagian dalam pembangunan masa depan komunitasnya.
Ditengah-tengah pergaulan diri dan harapan seperti itu, generasi muda juga
menghadapi tantangan baik dalam pergaulan maupun dalam persaingan hidup
yang lain. Banyak gay hidup yang ditawarkan kepada mereka, namun perlu
dicermati dan diwaspadai. Siswa Kristenpun ikut dalam pergumulan tersebut.
Menyadri hal itu, maka hendaknya siswa dibekali pemahaman yang mendasar
tentang imannya, sehingga dalam perjumpannya dengan berbagai nilai di
masyarakat mereka mampu memperelsikannya secara benar. Pada sisi lainnya
ia juga harus memiliki keterbukaan yang selektif terhadap berbagai nilai diluar
nilai iman yang dihakiminya. Misalnya, menghargai kelompok lain dan tidak
mementingkan serta ,membenarkan pendapat sendiri. Dalam hal ini, siswa
diajak untuk berfikir positif dengan mensosialisasikan imannya dalam
perjumpaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitasnya. Siswa perlu
untuk dituntun untuk dapat menentukan pilihan dan memiliki etiket yang
sesuai dengan iman kristen dalam mengahdapi berbagai gaya hidup, tidak
hanya ikut-ikutan.
Ada pertanyaan yang sering dilontarkan generasi tua bahwa banyak remaja
sekarang remaja ini sudah tidak punya etiket. Benarkah demikian? Lalu
bagaimana remaja, khususnya remaj kristen menanggapi pertanyaan ini?.
Pertanyaan seperti ini tentu tidak bisa kita benarakan begitu saja, dan tidak
menuduh atau mengadili remaja sebagai orang yang tidak punya etiket.
Karena, hal seperti ini pasti ada kaitannya dengan orang-orang lain
disekitarnya, baik secara remaja maupun orang dewasa. Generasi tua tidak
boleh hanyan mempersalahkan yang muda, padahal mereka sendiri mungkin
belum melaksanakan perannya secara maksimal dalam mengarahkan dan
menjadi teladan bagi remaja disekitarnya. Pada sisi lain, pendapat ini dapat
dijadikan sebagi koreksi positif bagi setiap remaja untuk membuktikan bahwa
mereka tidak seperti generasi tua yang mereka tuduhkan .
Apa itu etiket?
Kata etiket berasal dari bahasa Perancis, etiquette, yang artinya peraturan atau
ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik dalam pergaulan atau
berhubungan dengan orang lain. Dengan kata lain, etiket adalah berhubungan
dengan sopan santun pergaulan. Memang dimasing-masing tempat atau daerah
berlaku etiket yang sesuai dengan lingkungan daerah atau tempat tersebut,
namun pasti ada hal-hal yang sama ditjunjung tinggi. Setiap orang tua pada
umumnya menajarkan ketentuan-ketentuan tersebut kepada anak-anaknya.
Haruslah juga diakui bahwa pengajaran ini tidak selalu serta merta diikuti
keteladanan orang tua, sehingga membuat anak-anaknya tidak menghargainya
sebagi sesuatu yang penting bagi dirinya. Contohnya diamana-mana berlaku
ketentuan yang mengatakan bahwa setiap orang diharpkan tampil rapi,
memelihara kebersihan dan ketertiban umum, berjabat tangan dalam
pertemuan, berbicar dengan sopan, mendahulukan tamu, duduk dengan sopan,
makan tidak sambil berbicara, dalam bercakap-cakap dengan rekan-rekan atau
orang lain selalu memberi kesempatan pada orang lain untuk turut berbicara
secara bergantian (tidak menyela pembicaraan seseorang).
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, menerut anda apakah benar para remaja
sekarang ini tidak punya etiket? Bagaimanakah etiket remaja kristen dengan
pergaulannya? Didalam tanggapan Yesus kepada orang-orang farisi mengenai
murid-murid-Nya yang tidak puasa seperti murid-murid orang farisi, Yesus
berkata, dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa, sedang
mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama dengan mereka
tidak dapat berpuasa (Markus 2:19)/. Dalam perkataan ini Yesus
mengingatkan orang-orang farisi mengenai etiket yang berlaku dimasyarakat
Yahudi pada waktu itu bahwa dalam suasana pesta sukacita pernikahan adalah
tidak pantas ada seorang sahabat mempelai yang hadir disana tidak
menunjukan sikap sukacita; karena dengan sikap yang demikian sang sahat
tidak menghargai mempelai atau sukacita suasana tersebut. Hal ini juga yang
ditegaskan oleh Rasul Paulus menasihtkan di jemaat diRoma “Bersukacitalah
dengan orang yang bersukacita dan menangislah dengan orang yang
menangis” (Roma 12:15). Rasul Paulus juga menasihatkan agar perempuan
tampil rapi, sederhana, jangan memakai perhiasan yang mahal-mahal, dalam
persekutuan ibadah jemaat, sesuai dengan adat kesopanan dijamannya (1
Timotius 2:9-10).
Mengapa etiket yang baik itu penting bagi orang percaya? Karena, dengan
bersikap sopan dan santun terhadap orang lain, entah itu teman, adik, kakak,
orang tua, atau siapa saja maka dari diri kita akan terpancar kasih Allah, yang
telah lebih dulu mengasihi kita. Melalui tingkah laku kita, kita berharap orang
lain melihat kemulyaan Allah.
Mewujudkan nilai-nilai Kristiani antar pribadi dan
sosial
Ada banyak faktor mengapa seseorang berlaku sex secara negatif bahkan
sekarang ngetren gaya hidup dex bebas dan aborsi,selain itu homosex dan
lesbian semakin marak,bahkan mereka sering memperjuangkan untuk di akui
kebebasan pernikahan mereka secara hukum dan agama.hal itu tidak lepas dari
pola hidup masyarakan serta perubahan dan lingkungannya memberi
pemahanman bagi siswa sehingga mengargai sex itu sebagai anugerah Allah
yang harus dihormatinya dan harus dijaga kehormatannya.
Masa remaja merupakan tahapan umur yang sering menjadi bahan
pembicaraan dikalangan orangtua dan para pendidik. Sebab, pada tahapan
inilah seseorang diperhadapankan pada berbagai persoalan diri dan juga
persoalan yang menyangkut dengan perubahan alami pada tubuh dan
lingkungannya. Seorang remaja menghadapi berbagai gejolak; baik gejolak
yang datang pada dirinya sendiri, yaitu mengenai identitas diri, tetapi juga
gejolak atau pengaruh yang datang dari luar diri sendiri. Gejolak ini muncul
bersamaan. Pada satu sisi, seorang remaja mau melepaskan diri dari ikatan
atau aturan keluarga dan pada sisi lain ingin bergaul dengan lingkungan lain.
Mereka sudah mampu secara fisik meskipun sebenarnya belum matang secara
emosial dan pinansial, misalnya minum-minuman keras, merokok, sex bebas,
dan lain-lain. Masa remaja kadang di identikan sebagai masa terowongan,
maksudnya ialah masa remaja ibarat orang yang sedang berada diterowongan
yang gelap; dimana ia susah menentukan dimana barat dan dimana timur;
dimasa seperti inilah yang memerlukan suluh penerang agar terarah dan
mampu melewati terowongan itu dengan selamat melalui pembelajaran ini
siswa memiliki pembelajaran prinsip hidup, yaitu prinsip sebagai anak Tuhan;
hidup berpedoman pada firman Tuhan serta mampu mewujudkan nilai-nilai
kristiani di tengah-tengah pergaulan teman sebayanya.
Citra pelajar Kristen
Di dalam membahas citra pelajar Kristen, kita perlu bertanya: adakah tokoh
yang menampilkan citra Kristen yang dapat dijadikan teladan? Tentu, Tuhan
Yesus adalah teladan utama (Roma 8:29).
1) Kesadaran bahwa menampilkan citra Kristus merupakan tugas
utamanya di dalam kehidupannya.
2) Meneliti kehidupan Tuhan Yesus dan menjadikan-Nya sebagai teladan
utama.
3) Memetik dari berbagai aspek keteladanan Yesus dan perkataanperkataan hikmat dalam Alkitab untuk dijadikan arah perkembangan
diri dan karyanya.
4) Membedakan dengan sadar nilai-nilai kristiani dengan yang bukan.
5) Memiliki gaya hidup, penampilan, dan gaya kerja yang unik serta
keberanian mengambil resiko besar; dengan kata lain, memiliki citra
diri yang kokoh dan sejalan dengan citra diri sebagi pengikut Yesus
Kristus.
6) Mampu mengkomunikasikan visi dan panggilannya (visi).
Memang, menampilkan citra diri tidak mudah. Ada orang yang merasa
telah menampilkan citra diri dengan baik dan sempurna, namun belum
tentu lingkungannya dapat menerima. Yang sering terjadi malah menolak
dan mencemoohkan, dan berperasangka lain terhadapnya. Hal ini dapat
terjadi karena memang orang tersebut berbeda.
Pada sisi lain, bisa saja terjadi orang merasa telah menampilkan citra
kristen, namun orang lain menolak, karena mereka menyadari antara citra
diri, tata nilai, kebutuhan, ambisi dan prilakunya tidak serasi. Misalnya,
ada orang tua yang menyuruh anaknya rajin kegeraja, namun ia sendiri
sibuk dengan rekan bisnisnya, atau korupsi ditempat kerjannya, atau guru
semsetinya menjadi teladan di dalam hal keterbukaan dan pemaknaan
hidup penuh prasangka dan rendah diri.
Yang pasti, menampilkan citra kristen berarti menyelidiki dan mengubah
diri terus menerus semakin berupa dengan citra Kristus (Roma 8:9) kita
juga dapat menyebutnya sebagai meresporasi diri melalui respormasi diri
ini diharapkan akan terjadi transformasi dunia sekitarnya. Hal yang sangat
mendasar dalam menampilkan citra diri sebagai pengikut Kristus ada
selarasnya anatara pemahan mengenai Yesus Kristus yang penuh kasih,
rendah hati, tulus, dengan fikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Dengan
kata lain satunya kata dengan tindakan.
Alkitab memberi beberapa ciri sekaligus identitas gaya hidup yang
bersaksi dari orang-orang percaya antara lain;
a) Kamu adalah terang dunia (Matius 5:13-16). Kata Tuhan Yesus apa
maksudnya? Hendaklah kita memberi pengaruh kepada orang lain,
sebagaimana garam mengasinkan makanan dan membuatnya enak.
Juga sebagaimana ragi menghamiri adonan (Lukas 13:21). Ditaroh
dimanapun, sifat garam tidak berubah karena itu hendaknya kita
tidak berubah dalam sikap dan pemahaman akan karya Kristus itu.
b) Kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami ditulis
bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh Allah yang hidup (2
Korintus 3:3), kata Paulus kepada jemaat di Korintus. Paulus
menyampaikan perkataan ini untuk menggambrkan bagaimana
seharusnya hidup orang kristen dengan menjadi surat Kristus,
karya keselamatan Kristus itu dapat dibaca orang lain melalui
kehidupan kita.
c) Kami adalah sekawan sekerja Allah (1 Korintus 3:9). Paulus
menyaksikan dirinya sebagai perkerja Allah. Hal ini juga berlaku
bagi setiap orang percaya yang menjalankan tugas pemberitaan,
pelayanan dan persekutan, sebagai wujud panggilan sebagi orang
percaya.
d) Kamulah ranting-rantingnya (Yohanes 15:5). Yesus menyatakan
dirinya sebagai pokok-pokok anggur sedangkan murid-murid
adalah
ranting-rantingnya.
Ranting
akan
bergantung
pada
penyaluran makanan dan melalui rantinglah keluarlah buah yang
diharapkan baik maupun oleh pokok itu sendiri. Bila kita terpisah
dari pokok, yakni Kristus Yesus, maka ranting akan mati dan tidak
berguna lagi.
e) Kamu adalah terang dunia (Matius 5:14). Setiap orang percaya
hendaklah menjadi terang bagi sekelilingnya sehingga ia dapat
memberi cahaya dalam kegelapan dunia, panutan dan cerminan
kehidupan Kristus sebagai orang-orang disekitarnya.
Mewujutkan iman kristen dan nilai nilai kristiani
Nilai nilai kristiani harus terus menerus di upayakan untuk di wujudkan di
dalam kehidupan manusia di berbagaoi segi kehidupan.namun, yang serin
terjadi nilai nilai tersebut berbenturan dengan kepentingan jangka pendek
segelintir orang yang ingin mencari keuntungan,pribadi atau kelompoknya
yang berakibat pada lahirnya nilai nilai baru yang dapat saja bertentangan
dengan nilai nilai kristiani.di dalam materi dan kegiatan pembelajaran ini
siswa di bimbing untuk membandingkan nilai nilai kristiani dengan yang
bukan kristiani untuk menganalisisnya.
Berikut ini adalah beberapa nilai kristiani.analisislah dan bandingkan dengan
nilai nilai universal yang berlaku di dalam masyarakat.salah satu yang unik
dalam iman kristen adalah mengasihi musuh,kalau Yesus meminta kita untuk
mengasihi musuh,maka sebenarnya yang yesus inginkan usahakanlah jangan
menjadi musuh bagi orang lain sebagai musuh kita.kita dapat saja marah atau
tidak suka dengan perilaku orang lain,tetapi jangan menjadikan dia
musuh;sebaliknya orang itu harus kita kasihi.
Beberapa cara yang Yesus ajarkan.
1.mengasihi dengan tulus maksudnya menerima keberadaan orang tersebut
apa adany,lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangan nya dengan
bersikap demikian maka kita memperlakukan diri kita sendiri.bukan kah Allah
mengasihi kita apa adanya(yoh 3:16) bahkan tidak di balaskan kepada kita
segala kejahatan (mzm 103:10)mengasihi dengan tulus berarti kita dapat
membangun komunikasi dengannya,sehingga kiat bisa memperbaiki dan
memperbaharui hubungan dengannya.
2.menegur dengan kasih di dalam percakapan Yesus dengan perempuan
samaria(yoh 4:1-24)Yesus tidak marah marah kepadanya yesus tidak
membeberkan segala kesalahannya sebaliknya dengan cara yang lemah lembut
Yesus menegur kesalahannya di bawah empat mata sehingga ia tiba pada
kesadaran bahwa dirinya berdosa lalu bertobat.
3.mendoakan dan tidak membalas ketika Yesus di salib Ia mendokan orang
orang yang mendoakan dia.Allah sendiri telah menetapkan bahwa hak dendam
dan pembalasan adalah hak Tuhan bukan hak manusia(ul 32:35).
4.tidak
menghakimi.ketika
orang
banyak
datang
membawa
seorang
perempuan yang kedapatan berzinah kepada Yesus untuk di hakimi(yoh 8;111;4:1-42) Yesus tidak ikut membenci dia Yesus juga tidak menghukum
dia,bahkan dia berkata kepada orang banyak barang siapa di antara kamu tidak
berdosa hendaklah ia yang pertama hendaklah ia yang pertama yang
melemparkan batu itu kepada perempuan itu.
5.Mengampuni petrus bertanya kepada Yesus Tuhan sampai berapa kali harus
mengampuni saudara ku jika ia berbuat dosa kepada ku?Yesus menjawab
sampai tujuh puluh tujuh kali itu berarti kita tidak boleh bosan mengampuni.
6.Rela berkorban.kata korban dapat di artikan sebagai tumbal.rela berkorban
berarti memberikan diri untuk kepentingan orang lain dan Yesuslah yang
dapat memenuhi panggilan itu dengan sempurna.
7.setia ketika kita ingin berhasil dan mengerjakan suatu usaha yang kita
inginkan maka yang sangat kita butuhkan adalah kesetiaan untuk mengerjakan
dengan tekun sampai berhasil.sikap setia mungkin belum terlihat ketika
seseorang melakukan suatu upaya.kesetiaaan seseorang akan nampak di dalam
proses menuntaskan upayanya ,dari awal hingga akhir.demikian Tuhan Yesus
setia untuk menyelamatkan manusia.
8.Takut akan Tuhan berbahagialah orang yang takut akan Tuhan yang sangat
suka kepada segala perintantahnya(Mzm 112:1) bila di renungkan sesaat,maka
ungkapan ini menjadi pertanyaan bagi kita.sebab,bagaimana mungkin orang
yang sementara takut pada saat yang sama dia menjadi bahagia alasannya
adalah ketakutannya bukan karena ada yang mengancam melainkan ketakutan
kepada sang pemberi kebahagiaan kekal itu.di dalam pengembangan iptek hal
takut akan Tuhan ini yang menjadi hal yang sangat penting sebab tanpa ada
rasa takut akan Tuhan pada seorang ilmuan,maka hasil iptek yang ia
kembangkan dapat menjadi ancaman bagi kehidupan manusia.
BAB V
PENUTUP
Download