DOC - ejurnal untag samarinda

advertisement
HUBUNGAN PROGRAM CSR PT. TRUBAINDO COAL MINING DENGAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LINGKAR TAMBANG
DI KUTAI BARAT
Jefrianus Lia Anin
ABSTRACT
Keberadaan PT. TCM diharapkan memberi dampak positif berupa
peningkatan kesejahteraan masyarakat lingkar tambang. Namun, kenyataan yang
terjadi masih terjadi keluhan dan ketidakpuasan masyarakat. Masyarakat masih
merasa perusahaan belum memberi kontribusi yang berarti bagi kemajuan
kehidupan mereka, namun di sisi lain pihak amanjemen perusahaan merasa telah
memberikan sejumlah bantuan baik bersifat fisik maupun nonfisik untuk
mendorong kemajuan dan mensejahterakan masyarakat di lingkar tambang. Untuk
itulah penulis mengambil judul Hubungan Program CSR PT. Trubaindo Coal
Mining dengan Kesejahteraan Masyarakat Lingkar Tambang di Kutai Barat.
Tujuan penelitian adalah mengetahui Hubungan Program CSR PT. Trubaindo
Coal Mining dengan Kesejahteraan Masyarakat Lingkar Tambang di Kutai Barat.
Penelitian ini berjenis ekporatif dengan menggunakan data kuantitatif.
Sampel diambil secara Proporsional sebanyak 50 responden. Alat analisis yang
digunakan adalah Rank Spearman.
Hasil penelitian diperoleh rs = 0,05563. Pada n = 50 dan α = 5% diperoleh
0,279. Dengan demikian bila dibandingankan antara rs dan rs tabel, maka rs < rs
tabel, sehingga Ho diterima, yaitu bahwa Program CSR tidak berasosiasi dengan
Kesejahteraan Masyarakat Lingkar Tambang.
Kata kunci: Program CSR, Kesejahteraan Masyarakat, Kutai Barat.
I.
PENDAHULUAN
Setiap warganegara memiliki hak yang sama atas penghidupan yang layak.
Demikian pula dalam pengelolaan sumberdaya alam yang ada di Indonesia untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kedua hal ini merupakan sebagian dari
amanah Undang-Undang 1945 yang dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat
adil dan makmur. Artinya, pemerintah memiliki peran strategis dalam mengatur,
melindungi dan menertibkan kehidupan kebangsaan Indonesia. Untuk mewujudkan
masyarakat yang sejahtera, pemerintah mengambil kebijakan dan melaksanakan
pembangunan sesuai dengan kebutuhan. Pemerintah memberi kesempatan kepada
perorangan, koperasi maupun perusahaan-perusahaan swasta untuk melakukan
pengelolaan sumberdaya alam yang tersedia, namun tetap patuh pada aturan yang
berlaku.
Di dalam dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, mewajibkan setiap perseroan untuk menyisihkan sebagian laba bersih
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini disebabkan
bahwa kehadiran perusahaan-perusahaan yang melakukan pengelolaan
sumberdaya alam di sekitar atau di tengah-tengah pemukiman penduduk akan
menimbulkan perubahan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan hidup.
Masyarakat yang pada mulanya menggantungkan kehidupan langsung dari
pemanfaatan lahan yang ada akan tergusur dengan masuknya perusahaanperusahaan yang telah memiliki lisensi dari pemerintah. Pengalihan sumber mata
pencaharian dari sektor agraris ke sekotor industri kerapkali menimbulakan
persoalan-peroslan yang berujung pada terjadinya konflik kepentingan. Konflik
yang meluas secara ekonomi akan merugikan perusahaan pemegang ijin (konsesi).
Karena itu, pihak perusahaan berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat
di sekitar area operasional untuk menurunkan terjadinya ketegangan sosial.
Bentuk-bentuk pendekatan yang dilakukan pun bermacam-macam pada
fokus perusahaan, orientasi masa depan, pelaksana program dan ketersediaan
anggaran. Berbagai bentuk pendekatan yang dilakukan sebagai wujud dari
Program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab perusahaan
terhadap masyarakat. Secara garis besar program CSR yang dimaksud meliputi
pemberdayaan masyarakat (Community empowerment), kemandirian masyarakat
(Community Development), dan konservasi (conservation).
Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah,
lembaga sumberdaya masyarakat dan komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini
merupakan tanggung jawab bersama secara sosial agar tercipta keseimbangan
hubungan kemitraan yang saling timbal balik antara perusahaan dengan pemangku
kepentingan (stakehholders) (Ambadar, 2008: 55)
PT. Trubaindo Coal Mining (TCM) merupakan salah satu perusahaan
bergerak dalam usaha ekplorasi dan eksploitasi batubara. Sejak 2005 perusahaan ini
beroperasi di beberapa lokasi di kalimantan Timur, salah satunya adalah di
kecamatan Muara Lawa kabupaten Kutai Barat. Dengan total luas wilayah konsesi
22.687 hektar, PT. TCM mendapatkan ijin produksi hingga Februari 2035.
Keberadaan PT. TCM diharapkan memberi dampak positif berupa
peningkatan kesejahteraan masyarakat lingkar tambang. Namun, kenyataan yang
terjadi masih terjadi keluhan dan ketidakpuasan masyarakat. Masyarakat masih
merasa perusahaan belum memberi kontribusi yang berarti bagi kemajuan
kehidupan mereka, namun di sisi lain pihak amanjemen perusahaan merasa telah
memberikan sejumlah bantuan baik bersifat fisik maupun nonfisik untuk
mendorong kemajuan dan mensejahterakan masyarakat di lingkar tambang.
II.
PERUMUSAN MASALAH
Masalah dari penelitian ini adalah: “Apakah terjadi hubungan yang signifikan
Program CSR PT. Trubaindo Coal Mining dengan Kesejahteraan Masyarakat Lingkar
Tambang di Kutai Barat?”
III. METODE PENELITIN
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian verifikatif yang
bersifat komperatif. Berdasarkan data monografi desa, penduduk Kampung Muara
Begai terdapat penduduk sebanyak 875 jiwa, dan Kampung Lotaq sebanyak 705 jiwa.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proposional, dengan jumlah
keseluruhan 50 responden sehingga diperoleh sampel dari Kampung Muara Begai
sebanyak 27,69% (28 responden) dan Kampung Lotaq sebanyak 22,31% (22
responden)..
Untuk menganalisis hubungan variabel Program CSR dan variabel
Kesejahteraan Masyarakat Lingkar Tambang yang diperoleh melalui kuesioner
penulis menggunakan rumus koefisien Rank Spearman (𝑟𝑠 ).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menurut Bradshaw dalam Harahap (2007, 400) dikemukakan ada tiga bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan yaitu: Corporate Philanthropy, di sini tanggung
jawab perusahaan itu berada sebatas kedermawanan atau kerelaan belum sampai
pada tanggungjawabnya. Bentuk tanggung jawab ini bisa merupakan kegiatan amal,
sumbangan atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan
dengan kegiatan perusahaan. Kedua, Corporate Responsibility, di sini kegiatan
pertanggungjawaban itu sudah merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan
bisa karena ketentuan UU atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan.
Ketiga, Corporate Policy, di sini tanggung jawab sosial perusahaan itu merupakan
bagian dari kebijakannya.
Hasil wawancara terhadap 50 responden terpilih yang berada di dua lokasi,
yaitu Kampung Begai dan Kampung Lotaq diketahui untuk variabel Program CSR
adalah sebagai berikut:
Sebanyak 0 (0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 29 (58%)
responden menjawab tidak setuju, 17 (34%) responden menjawab netral, 4 (8%)
rsponden menjawab setuju, dan 0 (0%) responden menjawab sangat setuju bahwa
program CSR mendorong kemandirian masyarakat sekitar lingkar tambang PT.
TCM.
Sebanyak 0 (0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 26 (52%)
responden menjawab tidak setuju, 24 (48%) responden menjawab netral, 0 (0%)
rsponden menjawab setuju, dan 0 (0%) responden menjawab sangat setuju bahwa
program CSR merupakan bentuk kepedulian sosial.
Sebanyak 0 (0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 0 (0%) responden
menjawab tidak setuju, 31 (62%) responden menjawab netral, 19 (38%) rsponden
menjawab setuju, dan 0 (0%) responden menjawab sangat setuju bahwa program
CSR mendorong peningkatan ekonomi.
Sebanyak 0 (0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 27 (54%)
responden menjawab tidak setuju, 23 (46%) responden menjawab netral, 0 (0%)
rsponden menjawab setuju, dan 0 (0%) responden menjawab sangat setuju bahwa
program CSR mendorong tindakan pelestarian lingkungan hidup.
Tabel 1. Jawaban Responden Terhadap Program CSR
kemandirian
Kepedulian Sosial
No.
Jumlah
Persentase
1
0
0
2
29
58
3
17
34
4
4
8
5
0
0
Jumlah
50
100
Peningkatan Ekonomi
No.
Jumlah
Persentase
1
0
0
2
26
52
3
24
48
4
0
0
5
0
0
Jumlah
50
100
Pelestarian Lingkungan Hidup
No.
Jumlah
Persentase
No.
Jumlah
Persentase
1
0
0
1
0
0
2
0
0
2
27
54
3
31
62
3
23
46
4
19
38
4
0
0
5
0
0
5
0
0
Jumlah
50
100
Jumlah
50
100
Sumber: Hasil Wawancara, 2016
Untuk variabel kesejahteraan masyarakat, sebanyak 0 (0%) responden
menjawab sangat tidak setuju, 7 (14%) responden menjawab tidak setuju, 24 (48%)
responden menjawab netral, 19 (38%) responden menjawab setuju, dan 0 (0%)
responden menjawab sangat setuju bahwa PT. TCM menyediakan bantuan modal
kerja.
Sebanyak 0 (0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 0 (0%) responden
menjawab tidak setuju, 13 (16%) responden menjawab netral, 37 (74%) responden
menjawab setuju, dan 0 (0%) responden menjawab sangat setuju bahwa PT. TCM
mendorong terbukanya kesmepatan kerja.
. Sebanyak 0 (0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 13 (26%)
responden menjawab tidak setuju, 18 (36%) responden menjawab netral, 19 (38%)
responden menjawab setuju, dan 0 (0%) responden menjawab sangat setuju bahwa
PT. TCM mendorong terjadinya meningkatnya penghasilan keluarga.
Sebanyak 0 (0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 23 (46%)
responden menjawab tidak setuju, 18 (36%) responden menjawab netral, 9 (18%)
responden menjawab setuju, dan 0 (0%) responden menjawab sangat setuju bahwa
PT. TCM mendorong peningktan satana prasarana umum.
Tabel 2 . Jawaban Responden Tehradap kesejahteraan Masyarakat
Tersedianya Modal Kerja
Terbukanya Kesempatan Kerja
No.
Jumlah
Persentase
No.
Jumlah
Persentase
1
0
0
1
0
0
2
7
14
2
0
0
3
24
48
3
13
26
4
19
38
4
37
74
5
0
0
5
0
0
Jumlah
50
100
Jumlah
50
100
Meningkatnya Penghasilan
Peningkatan Sarana Prasarana
Keluarga
Umum
No.
Jumlah
Persentase
No.
Jumlah
Persentase
1
0
0
1
0
0
2
13
26
2
23
46
3
18
36
3
18
36
4
19
38
4
9
18
5
0
0
5
0
0
Jumlah
50
100
Jumlah
50
100
Sumber: Hasil Wawancara, 2016
6∑𝑏
2
𝑖
Dengan menggunakan rumus: 𝑟𝑠 = 1 − 𝑛(𝑛2 −1)
diperoleh hasil sebagai berikut:
117.999
Rs = 1- 124.950
= 1 – 0,94437 = 0,05563
Pada n = 50 dan α = 5% diperoleh 0,279 (lihat lampiran). Dengan demikian
bila dibandingankan antara rs dan rs tabel, maka rs < rs tabel, sehingga Ho diterima,
yaitu bahwa Program CSR tidak berasosiasi dengan Kesejahteraan Masyarakat
Lingkar Tambang.
Dari hasil perhitungan nampak bahwa Program CSR tidak berhubungan
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lingkar tambang. Menurut
manajemen PT. TCM pihak manajemen telah melakukan berbagai mcam program
terkait pengembangan masyarakat. Program-program Pengembangan Masyarakat
yang dilakukan ITM dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Kategori pertama
adalah program pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk menigkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan memberikan akses kepada sumber daya
modal maupun peningkatan keterampilan, serta dukungan pengembangan ekonomi
dengan memanfaatkan sumber daya setempat. Kategori kedua adalah aktivitas
pembangunan sosial yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat
melalui pengadaan fasilitas kesehatan dan pendidikan maupun program-program
pelestarian budaya dan kesenian lokal. Sedangkan kategori ketiga adalah pelestarian
lingkungan, terutama melalui dukungan kepada Taman Nasional Kutai, pendidikan
lingkungan untuk anakanak, program kesadaran lingkungan, dan program
penghijauan.
Penentuan aktivitas program dilakukan dengan pertama-tama
mengadakan survai mengenai kondisi dan sumber daya lokal yang tersedia, yang
dilakukan oleh komunitas yang bersangkutan dengan pengarahan dari personil
Community Development Officer (CDO) ITM. Hasil survei tersebut menjadi dasar bagi
proses pemilihan program prioritas oleh FKM yang dibentuk di masing-masing desa
dampingan. FKM beranggotakan perwakilan masyarakat dan tokoh atau pemuka
masyarakat yang dipilih secara demokratis melalui rapat desa. FKM di setiap lokasi
site mengadakan pertemuan rutin dua kali dalam setahun untuk membahas
program prioritas dan program kerja yang direvisi dari waktu ke waktu sesuai
dengan ketersediaan anggaran, jangka waktu program dan tenaga pelaksana yang
diperlukan.
Pertemuan FKM membahas berbagai usulan program yang masuk untuk
memastikan bahwa program-program tersebut mewakili kebutuhan aktual
masyarakat dan akan memberikan sebanyak mungkin manfaat bagi warga
masyarakat. Dengan demikian, pemilihan program dilakukan berdasarkan
kesepakatan warga masyarakat melalui perwakilannya dalam FKM, dan bukannya
atas kemauan individu atau kelompok kecil tertentu.
Dari sudut pandang ITM maupun pemerintah setempat, keberadaan FKM
juga merupakan sarana untuk menjaga harmoni sosial di masyarakat terkait dengan
aktivitas Perusahaan, sekaligus untuk mendorong menumbuhkan kemandirian
komunitas di sekitar areal operasional Perusahaan. Komunitas-komunitas ini
diharapkan dapat merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pembangunan
desa atau wilayah atas inisiatif sendiri, dengan praktik-praktik pembangunan
berkelanjutan menggunakan sumber daya dan potensi setempat. Pada gilirannya,
ini akan mengurangi ketergantungan komunitas-komunitas tersebut pada
Perusahaan.
Misalnya pada tahun 2009, salah satu program bidang pembangunan
ekonomi adalah pembentukan suatu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) oleh PT
Indominco Mandiri bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani,
menyediakan modal awal sebesar Rp 100 juta kepada LKM yang menjalankan
aktivitas koperasi simpan-pinjam. Saat ini, sekitar 65 anggota telah tercatat
melakukan berbagai aktivitas ekonomi yang produktif dengan bantuan pinjaman
modal dari LKM. ITM juga telah mengembangkan Community Development
Management Information System, sebuah perangkat sistem informasi on-line, untuk
memantau kemajuan program-program Pengembangan Masyarakat di berbagai
lokasi. Salah satu kunci keberhasilan program-program Pengembangan Masyarakat
yang dijalankan oleh Perusahaan adalah partisipasi aktif dari pihak warga
masyarakat dan Pemerintah Daerah, selain tentunya kepedulian dan dukungan dari
Perusahaan sendiri.
ITM juga melakukan koordinasi melalui departemen CC dalam rangka
mewujudkan CSR. Seiring dengan pertumbuhan Perusahaan, program-program
kerja telah diperluas di luar lingkungan di sekitar lokasi pertambangan. Departemen
CC mempunyai komitmen untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan
kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap ITM. Departemen CC memberi fokus
pada aspek pendidikan sebagai sarana untuk menggalang partisipasi masyarakat
dalam program-program CSR Perusahaan.
Mulai tahun 2008, program “ITM untuk Pendidikan” telah dijalankan untuk
meningkatkan akses kepada pengetahuan bagi para penerima manfaat program.
Dengan tema “Menebar Ilmu, Menggapai Cita’” program ini memiliki tiga aspek
utama. Program “Volunter Aksi” memberikan pelatihan dan sumber daya
pendidikan yang diperlukan bagi sekitar 200 relawan agar mereka dapat membantu
anak-anak kelompok marginal. Program “Cerdas Ajar” memberikan pelatihan dan
sumber daya bagi guru-guru Sekolah Dasar di berbagai kecamatan di Indonesia.
Sedangkan program ‘Tambang untuk Anak’ bertujuan memberikan edukasi
mengenai berbagai aspek aktivitas penambangan batubara bagi anak-anak di daerah
pedesaan maupun kota.
Salah satu aktivitas dalam program ini adalah penerbitan dua buah buku
cerita bergambar bagi anak-anak berjudul “Petualangan di Tambang Batubara” dan
“Energi Fosil dari Perut Bumi dan Pemanfaatannya”. Saat ini, kedua buku yang
populer di kalangan anak-anak maupun orang tua mereka ini dapat diperoleh
dalam versi bahasa Indonesia maupun Inggris dengan menghubungi departemen
CC.
Selain tugas-tugas di aspek CSR, departemen CC juga melakukan layanan
komunikasi eksternal lain, terutama hubungan media massa. Dalam aspek ini,
departemen CC melakukan serangkaian kegiatan di tahun 2009 untuk
mempublikasikan berbagai aktivitas ITM di bidang CSR, visi Perusahaan, nilai
Perusahaan, lingkungan hidup, dan keselamatan kerja.
Melalui berbagai siaran pers, pameran, iklan kesadaran masyarakat, serta
penerbitan brosur dan pengadaan berbagai acara lain, ITM terus membangun
persepsi masyarakat yang mencerminkan posisi ITM sebagai salah satu produsen
batubara terbesar di Indonesia. Departemen CC juga berkontribusi menjaga
kepercayaan publik dengan mengawasi konten di situs Perusahaan di
www.itmg.co.id dan penerbitan Laporan Tahunan Perusahaan.
Selain itu, departemen CC juga melakukan beberapa fungsi Komunikasi
Internal. PT. Trubaindo Coal Mining memberi bantuan berupa: Bantuan fasilitas
penunjang kegiatan belajar mengajar, Honorarium Guru, Pelatihan Guru SD,
Pemberian
biaya
pendidikan
untuk
penyelesaian
penulisan
tugas
akhir/skripisi/tesis.
Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pihak manajemen PT. TCM belum
mampu meingkatkan kesejahteraan masyarakat lingkar tambang. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan kepentingan yang terjadi antara masyarakat dengan
manajemen PT. TCM.
Kehadiran perusahaan telah melenyapkan sumber
penghidupan masyarakat berupa ladang, kebun dan hutan.
Kebanyakan
masyarakiat terbiasa bertani secara tradisional.
Namun dengan masuknya
pewrusahaan telah mengubah lahan mereka menjadi areal tambang yang harus
ditinggalkan. Meskipun mendapatkan kompensasi atas kepemilikan lahan, yang
untuk sesaat masyarakat dapat menikmati. Setelah uang yang dimiliki semakin
berkurang sementara mereka telah kehilangan lahan, maka kesejahteraan pun
semakin kurang dirasakan. Kesempatan kerja yang diberikan oleh manajemen
perusahaan hanya terbatas kepada mereka yang berusia muda dan memiliki tingkat
pendidikan formal.
Sementara mereka yang tidak termasuk kategori yang
dibutuhkan hanya akan menjadi penonton dan tidak bisa berbuat apa-apa. Di bagian
lain, lingkungan hidup di sekitar merekapun semakin rusak, sehingga untuk
mendapatkan air bersih pun mereka harus membeli. Tidak hanya itu, tapi suhu pun
terasa lebih panas, sehingga setiap rumah harus membeli kipas angin, yang sebelum
masuk perusahaan terasa nyaman.
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasana hasil penelitian dpaat disimpulkan bahwa:
1) Hipotesis diterima, yaitu tidak ada hubungan antara Program CSR dengan
Kesejahteraan masyarakt di lingkat tambang.
2) Manajemen PT. TCM berupaya menurunkan potensi konflik dengan cara
melakukan berbagai aktifitas di bidang sosial ekonomi dan pelestarian
lingkungan hidup.
3) Kehadiran perusahaan tambang secara umum menyebabkan penurunan
kesejahteraan masyarakat sekitar lingkat tambang
2. Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah:
1) Sebaiknya ada upaya mengajarkan masyarakat dalam pemanfaatan uang
ganti rugi lahan untuk mendapatkan lahan baru sebagai tempat aktifitas
pertanian yang biasa dilakukan.
1) Masyarakat sebaiknya dilibatkan pada sertiap kegiatan yang bersentuhan
dengan mereka, tidak hanya mempercayakan kepada mereka yang
mewakili/mengatasnamakan masyarakat.
BIBLIOGRAFI
Ambadar, J., 2008. CSR Dalam Praktek Di Indonesia Wujud Keperdulian Dunia Usaha.
Elex Media Komputindo Kompas Gramedia, Jakarta.
Ardianto, Elvinaro., 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relation; Kuantitatif dan
Kualitatif. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Bertens, K., 1989. Etika dan Etiket, Pentingnya Sebuah Perbedaan.
Kanisius,
Yogyakarta.
Black, James A dan Dean J. Cahmpion., 2001. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.
Refika Aditama, Bandung.
Harahap, Sofyan Syafri., 2002, Teori Akuntansi (Edisi revisi), Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Rahman, R., 2009. Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan.
Medpress (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Sanapiah Faisal., 2001. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Persada, Jakarta
Simamora, Bilson., 2004. Riset Pemasaran; Falsafah Teori dan Aplikasi. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta, Jakarta.
Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta,
Bandung.
Suryabrata, Sumadi., 2003, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta.
Winarno, Budi., 2013. Etika Pembangunan. CAPS Yogyakarta.
Download