pengelolaan pembelajaran permesinan di smk negeri 2 sragen

advertisement
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PERMESINAN
DI SMK NEGERI 2 SRAGEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan
Oleh :
RAMLAN BASUKI
NIM : Q. 100 100 178
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PERMESINAN
DI SMK NEGERI 2 SRAGEN
Oleh: RAMLAN BASUKI
ABSTRACT
Ramlan Basuki. Q. 100 100 178. Learning management machinery at SMK Negeri
2 Sragen. Thesis. Education Management. Graduate Program. Muhammadiyah
University of Surakarta. 2012.
The purpose of this study were (1) to describe the characteristics of the
activities of students and teachers in the learning machinery. (2) to describe the
characteristics of the use of visual aids in teaching engineering. And (3) to
describe the characteristics of the classroom setting in the learning machinery.
This type of research is a qualitative research design with ethnographic
research. Investigator shot in SMK Negeri 2 Sragen. Techniques of data collection
is done by observation, in-depth interviews, and observation. Analysis of data
using the method of ethnographic analysis.
This research resulted in: (1) The engineering students in learning theory,
beginning with preparing stationery and books machining theory. Student
activities depending on the activity of learning and teaching methods that
teachers use. The usual method is teacher lecture method, demonstration
method and cooperative methods. (2) The use of visual aids in teaching the
theory of machining include: white board, multi-media, media images, overhead
projector, LCD, print media, sample results of the theory of learning practices.
For multimedia props overhead projector and LCD for a limited number, then the
use is governed by the chairman of the machining program. (3) Space learning
theory classroom program machining using machining expertise, except where
the teacher wanted a change. Drafting tables and chairs laid out with a model
student class, the teacher's desk is positioned in front of the student desk.
Machining theory of learning space equipped with a range of samples as a result
of the practice of instructional media and place it in the cupboard practices.
Keywords : activities of students and teachers, teaching aids, classroom setting,
machining
PENDAHULUAN
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan
pesertanya memasuki dunia kerja atau lebih mampu bekerja pada bidang
pekerjaan tertentu (earning a living). Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan
1
yang mempersiapkan perserta didiknya untuk memasuki lapangan kerja. Dengan
demikian salah satu kata kunci dalam pendidikan kejuruan adalah relevansi, yang
dapat diterjemahkan sebagai kesesuaian bekal yang dipelajari dengan tuntutan
dunia kerja. Kesesuaian dalam kaitan itu harus dimaknai jenis maupun
kualitasnya. Artinya apa yang dipelajari siswa harus sesuai jenisnya maupun
tingkatannya dengan lapangan kerja yang akan dimasuki lulusan. SMK
merupakan salah satu jenis pendidikan kejuruan yang tentunya terikat oleh
paradigma tersebut di atas.
Konsekuensi dari paradigma pengembangan SMK tidak dapat dilepaskan
dengan perkembangan dunia kerja. Karena secara prinsip SMK merupakan
lembaga pendidikan yang diarahkan pada penyerapan lulusan dalam dunia usaha
maupun dunia industri, dengan demikian dalam melaksanakan pendidikan SMK
harus terikat erat dengan dunia kerja, dengan menerapkan prinsip demand
driven. Adanya prinsip tersebut diharapkan pelaksanaan pendidikan di SMK
benar-benar sesuai dengan permintaan dunia kerja. Prinsip demand driven
(ketrampilan 2020) yang kini diikuti oleh SMK merupakan konsekuensi logis
pemikiran tersebut, sehingga perlu diikuti dengan langkah-langkah nyata
(Muhardiansyah, 2010: 15).
Program pendidikan (termasuk SMK) dalam pelaksanaanya sering timbul
permasalahan oleh sebab adanya time gap cukup lama antara saat pendidikan
dirancang dengan munculnya lulusan, apalagi lulusannya memasuki dunia kerja.
Sementara itu perkembangan teknologi yang demikian cepat menyebabkan
terjadinya perubahan pola kerja yang juga cepat. Persoalan lain yang dihadapi
oleh lembaga pendidikan dewasa ini terutama bila dikaitkan dengan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) sebagai vocational education, maka persoalan yang
dihadapi akan semakin pelik dan kompleks terutama bila mengacu konsep
pendidikan kejuruan itu sendiri. Untuk itu pendidikan kejuruan adalah suatu
bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan dan kebiasaankebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan
2
keterampilan (Hamalik, 2004: 24).
Program kejuruan pada sekolah-sekolah menengah umumnya mencakup
bidang pelayanan (area service) dalam spektrum yang luas, akan tetapi programprogram sekolah kejuruan sekarang harus dapat menyediakan program yang
lebih baik daripada sekolah kejuruan maupun sekolah-sekolah khusus. Programprogram yang ada, dan yang direncanakan untuk masa depan tanpa memandang
jenis sekolah, harus didasarkan pada pertimbangan yang seksama secara cermat
tentang kecenderungan (trend) dalam masyarakat di masa yang akan datang.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh SMK adalah program keahlian
teknik permesinan. Program Keahlian Teknik Permesinan merupakan program
keahlian yang bergerak dalam bidang produksi, dengan mesin bubut, mesin frais,
dan mesin skrap sebagai peralatan utama dalam pelaksanaan praktik. Pada
program keahlian secara khusus bertujuan membekali peserta didik dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten untuk: Bekerja baik secara
mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang Teknik Permesinan
atau memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam
bidang Teknik Permesinan (Rahmadi, 2010: 1).
Untuk mencapai tujuan tersebut dalam pembelajaran teknik permesinan
siswa tidak hanya diberikan teori, tetapi siswa lebih banyak melakukan praktik di
laboratorium dan melakukan praktek kerja lapangan. Proses pembelajaran
melalui praktikum di laboratorium yang dilakukan oleh siswa merupakan
perwujudan dari suatu teori dalam bentuk kerja nyata, atau melaksanakan suatu
pekerjaan yang dilandasi oleh suatu teori tertentu. Di sekolah, praktikum dapat
juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang memberikan latihan kerja bagi subjek
didik. Melalui praktikum, subjek didik akan memperoleh pengalaman dalam
bekerja serta dapat melihat hubungan antara teori dan empirik.
3
Kegiatan pembelajaran praktik pada program keahlian teknik permesinan
akan memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dalam teori. Secara umum
aspek-aspek yang diperhatikan dalam kegiatan praktik adalah: tahapan
persiapan/pemahaman tujuan praktik, metode praktik, analisis temuan-temuan
praktik serta evaluasi hasil praktik. Tahapan-tahapan tersebut menjadi acuan
siswa dalam melakukan praktikum pada suatu proses pembelajaran. Oleh karena
itu dilaksanakan sistem blok dalam pembelajaran di Sekolah Menengah
Kejuruan. Selain itu berbagai peralatan praktik yang harus dikuasai peserta didik
program keahlian teknik permesinan antara lain: mesin bubut, mesin frais, mesin
scraf, mesin gerinda, mesin bor, alat-alat pengelasan, mesin CNS, dan berbagai
peralatan kerja bangku, yang kesemuanya harus dapat digunanakan untuk
menunjang ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
Semua peralatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut harus
disusun dengan baik dengan tetep memperhatikan keselamatan kerja dan
kenyamanan belajar. Berdasarkan standar sarana dan prasarana pembelajaran
setidaknya pada ruang praktik program keahlian teknik permesinan dapat
difungsikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan
logam dasar, pengukuran dan pengujian logam, membubut lurus, bertingkat,
tirus, ulir luar dan dalam, memfrais lurus, bertingkat, roda gigi, menggerindaalat, dan pengepasan/pemasangan komponen dengan luas minimum ruang
praktik Program Keahlian Teknik Permesinan adalah 288 (Muslikh, 2008: 105).
Dari uraian di atas, maka perlu adanya pengelolaan yang baik agar lulusan
SMK Negeri 2 Sragen dapat terserap di pasar kerja, pengelolaan tersebut
meliputi kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran, setting kelas dalam
pembelajaran, dan penggunaan alat peraga dalam penelitian yang berjudul:
Pengelolaan Pembelajaran Permesinan di SMK Negeri 2 Sragen.
Berkaitan dengan permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian ini
adalah bagaimana pengelolaan pembelajaran permesinan?, yang terbagi dalam
sub fokus sebagai berikut: (1) bagaimana kegiatan siswa dan guru dalam
4
pembelajaran permesinan di SMK Negeri 2 Sragen? (2) bagaimana penggunaan
alat peraga dalam pembelajaran Permesinan di SMK Negeri 2 Sragen? (3)
bagaimana setting kelas dalam pembelajaran Permesinan di SMK Negeri 2
Sragen?
Sesuai dengan fokus penelitian dan sub fokus penelitian tersebut di
atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian untuk: (1)
Mendeskripsikan kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran Permesinan di
SMK Negeri 2 Sragen. (2) Mendeskripsikan penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran permesinan di SMK Negeri 2 Sragen. (3) Mendeskripsikan setting
kelas dalam pembelajaran Permesinan di SMK Negeri 2 Sragen.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian
adalah desain etnografi. Menurut Harsono (2011: 20) etnografi adalah uraian
dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial, peneliti menguji
kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup.
Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada SMK Negeri 2 Sragen, yang beralamat di Jl.
Dr Sutomo No.4, Sragen dipilihnya lokasi tersebut dengan alasan bahwa SMK
Negeri 2 Sragen merupakan sekolah kejuruan teknik mesin terlama di Kabupaten
Sragen (dahulu STM) yang memiliki sarana dan prasarana teknik pemesinan
sesuai dengan standar sarana dan prasarana yang telah ditetapkan. Selain itu
pembelajaran teknik pemesinan diarahkan pada praktik hasil produksi melalui
kerja bangku, mesin-mesin produksi dan pemrograman dengan menggunakan
mesin CNC.
Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Sumber data dalam
penelitian ini meliputi: peristiwa atau aktivitas, dalam penelitian ini berupa,
proses penyusunan RPP, proses pembelajaran, dan proses pelaksanaan evaluasi
pembelajaran yang sedang berlangsung di SMK Negeri 2 Sragen.
5
Dokumen dan arsip, dalam penelitian ini berupa: program tahunan,
program semester, kalender pendidikan, kurikulum, silabus, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, dan foto-foto tentang peristiwa yang terjadi di SMK
Negeri 2 Sragen.
Nara sumber dalam penelitian ini meliputi satu guru teknik mesin, satu
guru teknik bangunan, dan satu guru BK/BP. Dari informan tersebut nantinya
diharapkan dapat diperoleh data tentang kegiatan siswa, kegiatan guru dalam
pembelajaran pemesinan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
meliputi: wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data tertata dalam
situs untuk deskripsi. Sebuah matriks deskriptif yang tertata menurut situs berisi
data deskriptif tingkat pertama dari semua situs, tetapi situs ditata menurut
variabel utama yang sedang diuji, sehingga orang dapat melihat perbedaan
antara situs-situs tinggi, sedang dan rendah. Jadi matriks tersebut meletakkan
data dasar di satu tempat bagi variabel besar, melintas ke seluruh situs (Miles
dan Huberman, 2007: 295).
Triangulasi dalam pengujian keabsahan data disini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu.
Dalam kegiatan penelitian ini, untuk menguji keabsahan data yang diperoleh
dipergunakan (Sutopo, 2005: 78): triangulasi sumber, triangulasi teklnik, dan
triangulasi data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Permesinan di SMK Negeri 2
Sragen
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan berkaitan dengan
karakteristik kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran permesinan di SMK
Negeri 2 Sragen meliputi: kegiatan siswa pada pembelajaran teori permesinan,
diawali dengan kegiatan mempersiapkan alat tulis, dan buku teori permesinan
6
yang telah dimiliki oleh masing-masing siswa. Kegiatan siswa dalam
pembelajaran teori permesinan tergantung dari aktivitas pembelajaran dan
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran teori permesinan
yang diberikan oleh guru dengan menggunakan metode demonstrasi, siswa
mengamati, mencatat hal-hal yang penting, bertanya, dan menjawab pertanyaan
yang diberikan guru. Apabila ada tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan
sebelumnya, siswa telah terbiasa untuk mengumupulkan tugas sebelum guru
datang.
Siswa menanyakan berbagai permasalahan yang belum jelas kepada guru,
setiap akhir pembelaran permesinan. Siswa mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Kegiatan siswa pada pembelajaran praktik permesinan
diawali dengan persiapan siswa mengenakan pakaian kerja, menyiapkan modul,
dan menyiapkan alat dan bahan praktik. Siswa memperhatikan instruksi kerja
dan keselamatan kerja yang disampaikan oleh guru kemudian melaksanakan
praktik sesuai dengan tugas masing-masing. Kegiatan siwa praktik dibagi dalam
beberapa kelompok diantaranya, praktik kerja bangku, praktik mesin bubut,
praktik mesin bor, praktik mesin frais, dan praktik pengelasan. Siswa
menyerahkan dan memeriksakan hasil praktik kepada guru dan hasil praktik yang
salah akan diulang oleh siswa hingga hasil praktik memenuhi persyaratan.
Selesai praktik, siswa merapikan alat, membersihkan tempat kerja dan
mengembalikan peralatan ke tampat yang telah ditentukan. Mempersiapkan
perangkat pembelajaran sebelum mengawali pembelajaran permesinan yang
berisi kurikulum, silabus dan RPP. Mempersiapkan sumber bahan ajar dan alat
peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan memberikan motivasi kepada siswa. Menyampaikan inti
pembelajaran dengan menggunakan metode dan alat peraga sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
7
Untuk menghidupkan suasana pembelajaran teori, guru memberikan
berbagai contoh terkait dengan pembelajaran dengan tujuan memberikan
penjelasan
kepada
siswa
yang
belum
memahami
inti
pembelajaran.
Merencanakan dan melaksanakan tindak lanjut pembelajaran berupa remidial
dan pengayaan dengan memberikan tugas dan tes pada akhir pembelajaran.
Pada pembelajaran praktik, guru memberikan instruksi langkah kerja dan
keselamatan kerja, membagi tugas praktik kepada siswa, dan mengawasi
pelaksanaan praktik. Guru memberikan pelayanan kepada siswa dan
memberikan bimbingan bagi siswa yang mendapatkan kesulitan dalam
mengerjakan praktik. Guru memeriksa, memberi petunjuk dan menilai proses
pembelajaran praktik serta hasil praktik.
Aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran permesinan dikelola oleh
guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang baik, melalui aktivitas siswa
dan guru, maka hubungan mengajad dan belajar antara peserta didik dan guru
akan terjadi secara harmonis. Tugas dan tanggung jawab utama seorang
pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan
positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara
guru dan peserta didik. Dengan demikian adanya aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran permesinan, merupakan sebuah proses pembelajaran, seperti
yang dikemukakan oleh Rohani (2004: 1) menyatakan bahwa: Pembelajaran
merupakan suatu proses yang sistimatis dan sistemik yang terdiri atas banyak
komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat parsial
(terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur,
saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan
pengelolaan pengajaran yang baik.
Kegiatan guru dalam pembelajaran permesinan tidak lepas dari tujuan
kurikulum yang telah ditetapkan yang dikembangkan dalam silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Demikian pula dengan metode pembelajaran, media
pembelajaran yang digunakan oleh guru serta bahan ajar dalam menunjang
8
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, tidak lepas dari pencapaian tujuan
kurikulum. Dengan demikian aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
permesinan merupakan kegiatan untuk mencapai kurikulum permesinan.
Aktivitas Guru dalam pembelajaran permesinan ditekankan pada upaya-upaya
agar siswa menguasai pengetahan dan ketrampilan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siwa dan
guru dalam pembelajaran permesinan merupakan aktivitas berdasarkan
perencanaan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
kurikulum. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Russel (2007), yang
menyimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran memerlukan kurikulum yang
direncanakan dengan baik. Kurikulum dibuat untuk menciptakan kebebasan yang
lebih banyak terhadap sekolah untuk memastikan seberapa kemampuan dasar
murid dalam menguasai materi. Tingkat kurikulum seharusnya ditingkatkan
untuk mendapatkan perubahan dunia secara cepat dan tingkat kemudahan guru
untuk mengajar sehingga murid-murid tertarik mendapatkan keinginan yang
besar untuk belajar. Kurikulum yang dikembangkan dalam silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang baik membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Permesinan di SMK Negeri 2
Sragen
Hasil penelitian tentang karakteristik penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran permesinan di SMK Negeri 2 Sragen diperoleh hasil meliputi: alat
peraga pada pembelajaran teori permesinan yang digunakan oleh guru berupa
white board, multi media, media gambar, OHP proyektor, media cetak, simple
hasil praktik. White board, multi media, media gambar, OHP proyektor, dan LCD
banyak digunakan pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
metode ceramah. Media cetak banyak digunakan guru pada saat pembelajaran
teori dengan metode kooperatif dan diskusi.
9
Alat peraga pembelajaran teori permesinan berupa multimedia OHP
proyektor dan LCD jumlahnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya diatur
oleh ketua program permesinan. Penggunaan alat peraga dalam teori
pembelajaran tidak selalu digunakan oleh guru dalam menyampaikan
pembelajaran teori permesinan. Alat peraga pembelajaran praktik ditempatkan
pada ruang praktik permesinan: gerinda Tangan, Hand Rivet, Jangka Bengkok,
jangka geser, Jangka Kaki, Mesin Bor, Mesin Bubut, Mesin Fris tegak, Mesin Fris
Universal, Mesin Gerenda, Mesin Gergaji, Mesin skrap, Mestar Baja (1 m),
Mikrometer, Tangkai Snei, Tangkai Tap, Tap M 10 x 1,5, Tap M 10 x 1,25, Sney M
10, Squitmatch, Generator Asitilin, Gunting Tangan Lurus, Ragum, Regulator,
Trafo Diesel, dan Trafo Las Listrik.
Alat
peraga
praktik
permesinan
digunakan
sebagai
alat
peraga
pembelajaran praktik di laboratorium permesinan. Penggunaan alat peraga
disesuaikan dengan materi pembelalajaran yang telah dirancang guru dalam RPP.
Guru menggunakan alat peraga untuk mendemostrasikan cara kerja dan
menjelaskan langkah-langkah kerja. Penggunaan alat peraga diatur oleh ketua
program permesinan dalam tata tertib, dan dicatat dalam buku penggunaan alat.
Dengan demikian melalui alat peraga yang digunakan oleh guru, guru
berharap agar motivasi belajar siswa dapat meningkat karane peraga dapat
merangsang tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan, melalui
alat peraga Guru dapat memfokuskan perhatian siswa, Guru dapat menggunakan
peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas.
Selain itu guru dapat menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan
kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap
materi pelajaran, dan dapat membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan
berubah dari waktu ke waktu, pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan
dukungan alat yang ada di tangan, alat peraga membuat siswa menjadi lebih
aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak
sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya
10
dengan fakta, sehingga interaksi antar siswa dalam kelas sehingga transformasi
belajar dapat berkembang dinamis.
Penggunaan alat peraga khususnya alat peraga dalam pembelajaran
praktik, memungkinkan siswa dapat melakukan praktik sesuai dengan langkahlangkah yang benar, dan siswa lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Deal (2006), yang menyimpulkan bahwa pembelajaran secara bertahap
memungkinkan siswa dapat memahami apa yang diajarkan oleh guru. Dengan
mempraktekkan apa yang dijelaskan dalam kelas mendukung siswa untuk lebih
memahami dan menimbulkan kesan yang dalam dari apa yang dikerjakan,
sehingga dengan melakukan praktik siswa memiliki kecenderungan lebih
memahami apa yang diajarkan oleh guru.
Setting Kelas dalam Pembelajaran Permesinan di SMK Negeri 2 Sragen
Hasil penelitian tentang karakteristik setting kelas dalam pembelajaran
permesinan di SMK Negeri 2 Sragen diperoleh melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang meliputi: ruang teori pembelajaran permesinan menggunakan
ruang kelas program keahlian permesinan, terkecuali bila guru menghendaki
perubahan. Penyusunan meja dan kursi siswa ditata dengan model kelas, dengan
meja guru diposisikan di depan meja siswa namun dapat disesuaikan dengan
keingian guru. Ruang teori permesinan dilengkapi dengan berbagai simpel hasil
praktek sebagai media pembelajaran dan tempatkan pada almari hasil praktik.
Ruang praktik permesinan terbagi dalam beberapa ruang diantaranya: area
kerja bangku, ruang pengukuran dan pengujian logam, area kerja mesin bubut,
area kerja mesin frais, area kerja mesin gerinda, mesin bor, ruangkerja
pengepasan, ruang penyimpanan dan ruang instruktur. Setiap ruang praktik
memiliki sarana sesuai dengan fungsi masing-masing terdiri dari perabot,
peralatan, media pembelajaran, dan perlengkapan lain.
11
Penyusunan mesin-mesin produksi (mesin bubut, mesin frais, mesin
gerinda, mesin bor) ditempatkan secara permanen. Penyusunan alat-alat
bergerak (alat pengukuran, pahat, mata bor, mata gerenda dll) ditempatkan
pada almari alat pada ruang masing-masing. Penataan mesin-mesin produksi
mempertimbangkan efisiensi kerja dan keselamatan kerja. Mesin-mesin Ruang
praktik ditempatkan terpisah dengan ruang teori, sehingga kenyamanan belajar
tidak terganggu oleh kegiatan praktik.
Tata letak mesin dikelompokkan berdasarkan jenis mesin bubut, frais,
gerinda, ruang pengukuran, ruang instruktur dan peralatan, ruang CNC, dan area
kerja bangku. Penataan mesin ditata berjajar menyudut dengan jarak antara
mesin satu dengan mesin lainnya 120 cm, mesin bor dan mesin gerenda
ditempatkan di tepi ruang berdekatan dengan jendela.
Dengan demikian jelas bahwa inti penataan ruang kelas untuk menyiapkan
kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
lancar. Tujuan penataan ruang kelas adalah untuk memberdayakan potensi kelas
seoptimal mungkin guna menunjang terciptanya proses belajar mengajar yang
lancar, efektif dan efesien agar siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Penataan ruang kelas yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran teori
maupun praktik merupakan kegiatan penataan ruang dan isinya agar
pembelajaran lebih efektif dan efisien, melalui penataan yang sesuai dengan
metode pembelajaran yang digunakan, maka siswa akan lebih memahami
terhadap pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Demikian pula dengan
pengaturan ruang praktik yang dibuat secara berkelompok, memungkinkan
pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif. Dengan demikian hasil
penelitian ini mendukung penelitian Rassuli (2005) yang menyimpulkan bahwa
guru dapat melakukan berbagai langkah untuk mengefektifkan pembelajaran
diantaranya dengan melakukan penataan ruang belajar, dan menerapkan
metode pembelajaran. Siswa terlihat lebih memiliki pemahaman terhadap apa
yang disampaikan oleh guru bila guru mampu mengatur tempat duduk siswa,
12
dan menerapkan metode yang tepat. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa
pembelajaran praktek secara berkelompok dapat mengefektifkan proses
pembelajaran dan meningkatkan prestasi hasil belajar.
SIMPULAN
Kegiatan siswa dalam pembelajaran teori permesinan, diawali dengan
mempersiapkan alat tulis dan buku teori permesinan. Kegiatan siswa tergantung
dari aktivitas pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan guru.
Metode yang biasa digunakan guru adalah metode ceramah, metode
demonstrasi dan metode kooperatif. Siswa menanyakan berbagai permasalahan
yang belum jelas kepada guru setiap akhir pembelajaran teori permesinan.
Kegiatan siswa dalam pembelajaran praktik permesinan, diawali dengan
persiapan siswa mengenakan pakaian kerja, mempersiapkan alat dan bahan
praktik. Sebelum melakukan praktik siswa mempelajari modul, persyaratan kerja,
langkah kerja dan keselamatan kerja. Kegiatan praktik siswa antara lain: praktik
kerja bangku, praktik mesin bubut, praktik mesin bor, praktik mesin frais, dan
praktik pengelasan. Siswa merapikan alat, membersihkan tempat kerja dan
mengembalikan peralatan ke tampat yang telah ditentukan setelah selesai
praktik.
Kegiatan guru dalam pembelajaran teori diawali dengan mempersiapkan
perangkat pembelajaran, sumber bahan ajar dan alat peraga, selain itu guru juga
memperhatikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa. Di dalam pelaksanaan
pembelajaran guru melakukan apersepsi, dilanjutkan dengan menyampaikan inti
pembelajaran dan diakhiri dengan melaksanakan tindak lanjut pembelajaran
berupa remidial dan pengayaan. Pada pembelajaran praktik, guru memberikan
instruksi langkah kerja dan keselamatan kerja. Guru memberikan pelayanan
kepada siswa dan memberikan bimbingan bagi siswa yang mendapatkan
kesulitan dalam mengerjakan praktik. Di akhir pembelajaran guru melakukan
penilaian terhadap proses pembelajaran praktik.
13
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran teori permesinan antara lain:
white board, multi media, media gambar, overhead projector, LCD, media cetak,
sample hasil praktik pembelajaran teori. Untuk alat peraga multimedia overhead
projector dan LCD karena jumlahnya terbatas, maka dalam penggunaannya
diatur oleh ketua program permesinan. Penggunaan alat peraga tidak selalu
digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran praktik permesinan antara
lain: gerinda tangan, hand rivet, jangka bengkok, jangka geser, jangka kaki, mesin
bor, mesin bubut, mesin fris tegak, mesin fris universal, mesin gerenda, mesin
gergaji, mesin skrap, mestar baja (1 m), mikrometer, tangkai snei, tangkai tap,
sney 10 m, squitmatch, generator asitilin, gunting tangan lurus, ragum, regulator,
trafo diesel, dan trafo las listrik. Penggunaan alat peraga praktik permesinan
digunakan di laboratorium permesinan. Penggunaan alat peraga diatur oleh
ketua program permesinan yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang
telah dirancang guru dalam RPP dan telah diatur dalam tata tertib.
Ruang pembelajaran teori permesinan menggunakan ruang kelas program
keahlian permesinan, terkecuali bila guru menghendaki perubahan. Penyusunan
meja dan kursi siswa ditata dengan model kelas, dengan meja guru diposisikan di
depan meja siswa. Ruang pembelajaran teori permesinan dilengkapi dengan
berbagai sampel hasil praktek sebagai media pembelajaran dan tempatkan pada
almari hasil praktik. Ruang pembelajaran praktik permesinan terbagi dalam
beberapa ruang diantaranya: area kerja bangku, ruang pengukuran dan
pengujian logam, area kerja mesin bubut, area kerja mesin frais, area kerja mesin
gerinda, mesin bor, ruang kerja pengepasan, dan ruang penyimpanan instruktur.
Setiap ruang praktik memiliki sarana sesuai dengan fungsi masing-masing terdiri
dari perabot, peralatan, media pembelajaran, dan perlengkapan lain. Penataan
mesin-mesin produksi ditata berjajar menyudut dengan jarak antara mesin satu
dengan mesin lainnya 120 cm dengan mempertimbangkan efisiensi kerja dan
keselamatan kerja.
14
DAFTAR PUSTAKA
Deal, Debby; C. Stephen White. 2006. “Voices From The Classroom: Literacy
Beliefs and Practices of Two Novice Elementary Teachers”. Journal of
Research in Childhood Education. Volume 20 Number 4: 313-329.
Hamalik, Oemar. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Harsono. 2011. Etnografi Pendidikan Sebagai Desain Penelitian Kualitatif.
Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Miles B. dan A.M. Huberman. 2007. Qualitative Data Analysis : A Sourcebook of
New Methods. London New Delhi: Sage Publications.
Muhardiansyah, Doni; Aida R. Zulaiha; Wahyu D. Susilo; Annisa Nugrahani;
Sulistyanto; Fahrania I. Rosalba; Bariroh Barid; IGA Nyoman Lia O. 2010.
Inovasi dalam Sistem Pendidikan Potret Praktik Tata Kelola Pendidikan
Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Penelitian dan Pengembangan
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia.
Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan
Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Rahmadi,
Sri.
2010.
Progrram
http://drsoetomo.yspt.net.
Teknik
Pemesinan.
Tersedia:
Rassuli, Ali; John P Manzer. 2005. “Teach Us to Learn: Multivariate Analysis of
Perception of Success in Team Learning”. Journal of Education for
Business, Academic Research Library. Volume 81 Number 1: 21-27.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Russel, Vivienne. 2007. “Plans for Slimmer, more Flexible Curriculum
Welcomed”. Public Finance, Academic Research Library. pg. 11.
Sutopo. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
15
Download