NIAGA & JASA 8 Bisnis Indonesia, Sabtu, 11 Desember 2010 Desember, bulan berkah peritel Omzet jelang Natal & tahun baru bisa capai Rp100 triliun OLEH MARTIN.SIHOMBING Wartawan Bisnis Indonesia Desember merupakan bulan berkah bagi peritel di Tanah Air. Gelombang besar kunjungan konsumen, terutama bagi mereka yang akan merayakan Natal dan tahun baru, diperkirakan naik lumayan signifikan. ami perkirakan naik 20%-30%. Tidak sebesar yang diperoleh menjelang Lebaran," ujar Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta kepada Bisnis, awal pekan ini. Kenaikan itu kontribusi dari penjualan pakaian, sementara barang lainnya tidak terlalu mengalami kenaikan. Kenaikan penjualan itu pun terjadi di sejumlah kota-kota tertentu yang didominasi oleh kaum Kristiani, yang merayakan Natal, sementara penjualan di kota-kota lainnya relatif stabil dan tidak terpengaruh oleh hari raya Natal dan tahun baru. Akan tetapi, untuk produk makanan dan minuman, Tutum mengakui, penjualan produk tersebut menjelang Natal dan tahun baru mengalami kenaikan dari hari-hari biasa. "Yah tidak signifikan, pada kisaran 10%- "K Pertumbuhan ritel modern 2005 Jumlah toko Pertumbuhan penjualan 1.787.897 12,5% 2006 2007 2008 2009 1.846.752 1.900.332 9,6% 12% na 19,6% na 2,2% Sumber: The Nielsen Company Indonesia 20%," tuturnya. Berbeda pada waktu Lebaran. Saat itu, penjualan produk itu mencatat kenaikan permintaan sangat tinggi sehingga mendorong penjualannya. "Pada Natal dan tahun baru, permintaan cenderung naik tipis," katanya Perbedaan itu lantaran saat Lebaran orang biasanya membeli banyak untuk stok, sehingga penjualannya terdongkrak, tetapi Natal dan tahun baru tidak. “Orang tidak butuh stok. Jadi, naik. Namun, tidak besar," ungkapnya. Selain itu, menjelang dan selama Natal dan tahun baru, tidak ada permintaan khusus terhadap jenis makanan tertentu. Itu berbeda dengan Lebaran yang biasanya menyajikan makanan tertentu. "Kalau Lebaran, yang paling meningkat permintaannya kurma, sirup, dan beberapa makanan lainnya. Natal agak berbeda." Kenaikan penjualan produk makanan dan minuman, sambung dia, mungkin akan lebih dikontribusi oleh penjualan di restoran atau rumah makan. "Jadi yang meningkat di situ [restoran], karena pada Natal dan tahun baru, orang cenderung makan bersama keluarga di luar rumah." Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) mengakui kalangan pemasok dan industri merasakan peningkatan yang cukup signifikan selama menjelang Idul Fitri 2010 sehingga peningkatannya mencapai 50%. Pada Lebaran lalu, The Nielsen Company Indonesia memperkirakan total belanja ritel mencapai Rp19,9 triliun atau tumbuh 10% dibandingkan dengan periode yang sama 2009 sebesar Rp 18,1 triliun. "Sementara permintaan selama Desember hanya naik 15% dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar Ketua Umum AP3MI Susanto. Akhir tahun ini, omzet ritel diprediksi bisa mencapai Rp100 triliun atau naik sekitar 15% dibandingkan dengan omzet 2009. Angka penjualan Pertumbuhan penjualan ini tentu akibat digelarnya promosi. Program promosi akhir tahun di gerai ritel modern berkontribusi 25%-30% dari total penjualan sepanjang tahun. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Rudi Sumampouw beberapa waktu lalu, misalnya, mengatakan program promosi Natal dan tahun baru memiliki angka penjualan terbesar nomor dua dari seluruh penjualan sepanjang tahun. Namun, penjualan terbesar masih didorong oleh program promosi Lebaran, sebesar 30%-40% dari total penjualan. "Program promosi diskon pada event Natal dan tahun baru serta Lebaran berkontribusi besar bagi penjualan, selebihnya akumulasi dari bulan-bulan lain," tutur Rudi. Pada program-program tersebut, volume penjualan terbesar berada pada produk makanan dan minuman (food and beverages). Namun, nilai produk penjualan makanan dan minuman tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai penjualan produk nonmakanan dan minuman, seperti fashion. Susanto memperkirakan pertumbuhan penjualan diprediksi tak akan terganggu oleh cuaca. Animo berbelanja telah dirasakan saat ini. Konsumen mulai gencar berbelanja sejumlah kebutuhan Natal, meski saat ini cuaca seringkali tidak bersahabat. "Meski cuaca lumayan buruk, niat belanja konsumen masih oke. Maka kami perkirakan peningkatan [selama Desember ini] 15%," katanya. Bahkan, menurut Susanto, saat ini terjadi antrean mobil pemasok yang akan memenuhi permintaan toko modern untuk keperluan Natal dan tahun baru. "Kami perkirakan belanja konsumen akan mencapai puncak peningkatannya pada seminggu sebelum Natal. Makanan dan minuman seperti biskuit dan permen akan diburu," kata Susanto. (MARIA Y. BENYAMIN & LINDA T. SILITONGA) (martin.sihombing @bisnis.co.id) Industri Korsel siap tampung 6.000 TKI OLEH R. FITRIANA Bisnis Indonesia JAKARTA: Sejumlah perusahaan manufaktur dan konstruksi di Korea Selatan akan menerima sedikitnya 6.000 orang calon tenaga kerja Indonesia yang lulus employment permit system (EPS). Jumlah tersebut merupakan bagian dari 23.834 orang peserta tes EPS yang akan dilakukan pada Minggu, 12 Desember mendatang di lima wilayah, yakni di Jakarta, Solo, Bandung, Malang dan Mataram, Nusa Tenggara Barat. Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Haposan Saragih menyatakan banyaknya lokasi tes EPS Korea itu karena peserta tes yang juga relatif banyak. Pelaksanaan tes untuk wilayah Jakarta diselenggarakan di Universitas Pancasila dengan 6.941 peserta, di Bandung akan diadakan di Gedung Ikopin untuk 4.734 peserta dan Solo di Universitas Sebelas Maret diikuti 9.006 peserta. Tes EPS di Malang diadakan di Universitas Islam Malang dengan jumlah peserta sebanyak 2.347 orang dan di Universitas Mataram, NTB diikuti oleh 806 peserta. Namun, dia menuturkan jumlah peserta tes EPS kali ini menurun apabila dibandingkan dengan jumlah peserta tes pada 2009 yang mencatat lebih dari 30.000 orang peserta. "Penurunan peserta Test EPS-Topik 2010 saat ini karena hanya ada dua sektor usaha yang membuka lowongan kerja, yakni sektor manufaktur dan konstruksi," ujarnya, kemarin. Pada 2009, Haposan menjelaskan terdapat lima sektor usaha yang membutuhkan jasa calon TKI, yaitu manufaktur, konstruksi, pertanian, perikanan dan jasa pelayanan. Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Moh. Jumhur Hidayat mengajak para mitra penempatan, baik pelaksana penempatan TKI swasta yang ada di dalam negeri maupun mitranya di luar negeri untuk menghapus stigma negatif tentang Indonesia sebagai negara pengirim pembantu. Bersama pemerintah, dia mengatakan pihak swasta perlu melakukan perubahan paradigma tentang pencitraan TKI. BISNIS/DEDI GUNAWAN GARUDA PEDULI: Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar (kedua kanan) bersama istri Sandrina Emirsyah Satar (kanan) dan Bupati Kabupaten Padang Pariaman Ali Mukhni (kedua kiri) meninjau sarana pendidikan Taman Kanak-Kanan Al Muslim seusai diresmikan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, kemarin. Sekolah yang yang dibangun Garuda Indonesia ini merupakan wujud kepedulian maskapai penerbangan itu dalam program Garuda Indonesia Peduli Pendidikan dan Kesehatan. Kinerja bisnis travel terganggu bencana alam BISNIS INDONESIA JAKARTA: Bencana alam yang terjadi secara beruntun di Indonesia selama 3 bulan terakhir membuat bisnis travel akhir tahun ini kurang bergairah dibandingkan dengan tahun lalu. Hal itu diakui oleh General Manager White Horse Uli Hutabarat dan Tour Manager Dwidaya Tour Mariani Tjan kepada Bisnis di Jakarta kemarin dan pekan lalu. Uli mengakui PT Panorama Transportasi Tbk—perusahaan jasa bus wisata yang lebih dikenal dengan White Horse—mengalami penurunan permintaan sekitar 50% pada November-Desember 2010 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. "Penurunan akibat maraknya bencana alam dalam 3 bulan terakhir," ujar Uli kemarin. Sementara itu, Tour Manager Dwidaya Tour Mariani Tjan mengatakan volume penumpang yang akan berwisata ke luar negeri pada akhir tahun ini menurun hingga 20% jika dibandingkan tahun sebelumnya. "Saya rasa bencana alam menjadi salah satu faktornya, karena banyak yang tidak tenang meninggalkan rumah akibat bencana alam yang akhir-akhir ini sering terjadi," tuturnya kepada Bisnis pekan lalu. Menurut Uli, banyak orang takut bepergian ke daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bandung karena aktivitas gunung berapi di sana sedang meningkat. "Padahal Jateng dan Jatim merupakan tujuan wisata domestik yang populer selain Bali," katanya kemarin. Uli menjelaskan omzet dari pasar travel ikut melorot 50% pada kedua bulan tersebut. Meski demikian, Uli mengatakan pasar travel bukan merupakan sasaran utama White Horse, sehingga secara keseluruhan, omzet White Horse tahun ini tetap meningkat, bahkan melebihi target 10% yang telah ditetapkan sebelumnya. "Penurunan dari pasar travel bisa ter-cover dari pasar korporat yang masih ramai hingga akhir tahun," tuturnya. Menurut Uli, selama ini pasar korporat menjadi sasaran utama White Horse. Kontribusi omzet dari sektor ini 35%-40% dari total omzet White Horse selama setahun, sedangkan travel hanya 8% untuk keseluruhan omzet anak perusahaan Panorama Sentrawisata Tbk itu. (18)