1 STUDENTS IN ENVIRONMENTAL AWARENESS AS OUTCOME ADIWIYATA IN SMA N 14 PADANG Yossinia*Slamet Rianto,M.Pd **Loli Setriani, M.Pd ** *College Students Of Geography Department STKIP PGRI West Sumatera **Lecturer Of Geography Department STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT This study aimed to describe: 1) What is the attitude of students in keeping the environment in SMA N 14 Padang, 2) How is the student's knowledge in environmental management through Adiwiyata in high school N 14 Padang, 3) How to measure the students in keeping the environment in SMA N 14 Padang. This research is a descriptive study sought to describe a situation as it is. The population in this study were SMA N 14 Padang totaling 541 people. Sampling in this study using proportional random sampling technique. So the study sample totaled 108 people. The instrument used in this study was a questionnaire. As for the use of data analysis techniques percentage. The results of this study revealed that: 1) The attitude of the students in keeping the environment in SMA N 14 Padang with the average score is 2.39 with 58.14% level of achievement that are in less good criterion It is seen that most of the students are still not have the awareness and high responsibility towards environmental management of schools through Adiwiyata 2) Knowledge of students in environmental management through high school N14 Adiwiyata in Padang with the average score is 2.38 with a level of achievement 59.73 which is the criterion of less well. It is seen that the students still do not understand in managing the environment, most students are still indifferent duty to clean up the school environment, 3) The students' actions in keeping the environment in SMA N 14 Padang score is 2.48 with 59 levels of achievement, 94% are in poor criterion it is seen that students are not responsible, not aware of the task that has been given to them to participate in the school environment clean and maintain it well, most students simply rely on a janitor in maintaining the cleanliness of the school environment. Key words: Attitudes, Knowledge, Action 2 KEPEDULIAN SISWA DALAM LINGKUNGAN SEBAGAI OUTCOME PROGRAM ADIWIYATA DI SMA N 14 PADANG Yossinia*Slamet Rianto,M.Pd **Loli Setriani, M.Pd ** *Mahasiswa Pendidikan Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat **Dosen Pendidikan Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) Bagaimana sikap siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang, 2) Bagaimana pengetahuan siswa dalam pengelolaan lingkungan melalui program adiwiyata di SMA N 14 Padang, 3) Bagaimana tindakan siswa dalam menjaga kebrsihan lingkungan di SM N 14 Padang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berusaha untuk menggambarkan tentang suatu keadaan apa adanya , Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 14 Padang yang berjumlah 541 orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proposional Random Samplin. Jadi sampel penelitian berjumlah 108 orang. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Sedangkan untuk analisa data digunakan teknik presentase. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa : 1) Sikap siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang dengan skor rata-rata adalah 2,39 dengan tingkat pencapaian 58,14% yang berada pada kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa sebagian besar siswa masih belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap pengelolaan lingkungan sekolah melalui program adiwiyata. 2) Pengetahuan siswa dalam pengelolaan lingkungan melalui program adiwiyata di SMA N14 Padang dengan skor rata-rata adalah 2,38 dengan tingkat pencapaian 59,73 % yang berada pada kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa siswa masih belum mengerti dalam mengelola lingkungan, kebanyakan siswa masih acuh tak acuh akan tugasnya untuk membersihkan lingkungan sekolah. 3) Tindakan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMA N 14 Padang dengan skor adalah 2,48 dengan tingkat pencapaian 59,94% berada pada kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa siswa tidak bertanggung jawab, tidak sadar akan tugas yang telah diberikan kepada mereka untuk ikut serta membersihkan dan menjaga lingkungan sekolah dengan baik, kebanyakan siswa hanya bergantung kepada petugas kebersihan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Kata Kunci : Sikap , Pengetahuan , Tindakan PENDAHULUAN Kehidupan manusia tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya. MenurutUU No. 23 tahun 1997 dijelaskan bahwa, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.(Monalisa,2013). Kepedulian lingkungan merupakan sikap yang dimiliki seseorang dalam bertindak terhadap lingkungannya seperti mengelola, menjaga dan melestarikan. Pembinaan karakter peduli lingkungan dibentuk melalui pengetahuan, sikap dan tindakan. Upaya pembinaan karakter kepedulian lingkungan siswa selaras dengan program sekolah adiwiyata yang merupakan hasil kesepakatan bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen 3 Pendidikan Nasional melalui KEPMEN 07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005. Kata Adiwiyata berasal dari kata sansekerta, “Adi” bermakna besar, agung, baik sempurna. “Wiyata” bermakna tempat dimana seseorang mendapat ilmu pengetahuan, dan norma. Jadi, Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana diperoleh ilmu pengetahuan, norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. Program adiwiyata ini di implementasikan melalui beberapa komponen. Pada komponen pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dan mengkomunikasikan hasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup melalui media elektronik, media cetak dan sebagainya. Pada komponen kegiatan liingkungan berbasis partisipasif, siswa melakukan kegiatan piket kebersihan kelas, pemeliharaan taman oleh masing-masing kelas dan mengikuti aksi atau organisasi-organisasi kelingkungan hidup. Selain itu, siswa memanfaatkan sarana lingkungan yang disediakan secara optimal sebagai sumber belajar lingkungan hidup, misalnya pemanfaatan lahan, fasilitas sekolah (hutan, taman kebun sekolah, green house, toga dan biopori) untuk pembelajaran lingkungan hidup. Kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah perlu diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan pemerintah. Salah satu program untuk mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah dengan mengadakan kegiatan penilaian penyelenggaraan sekolah berwawasan lingkungan hidup.Disamping itu kelakuan dan tindakan kebudayan manusia sangat ikut menentukan bentuk dan intensitas interaksi antara manusia dan alam lingkungannya. Bagi manusia lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata, ataupun abstrak. Termasuk manusia lainnya. Serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi antar elemen-elemen tersebut. Dengan demikian, lingkungan ini sangat luas,oleh karenanya seringkali dikelompokkan untuk mempermudah pemahamannya. (Slamet, 2011). Keseimbangan antara keberadaan lingkungan hidup dan aktivitas manusia dapat menciptakan kehidupan yang harmoni. Kehidupan harmoni berarti adanya keselarasan antara lingkungan hidup sebagai tempat tinggal manusia dengan kualitas udara, air dan tanah yang baik bagi manusia, serta aktivitas manusia yang ramah terhadap lingkungan dan pengelolaannya. Apabila keseimbangan ini dapat berlangsung dengan baik, maka idealnya lingkungan hidup memiliki kualitas tinggi, misalnya tanah subur, udara sejuk, air berlimpah, hutan hijau, dan keanekaragaman spesies tanaman dan hewan akan terhindar dari kepunahan. interaksi antara manusia, termasuk perilakunya dengan alam menunjukkan adanya hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik ini dapat dipahami bahwa manusia hidup tergantung dengan alam dan kondisi alam dipengaruhi oleh manusia beserta perilakunya. Dengan kata lain, kehidupan manusia yang bergantung dengan alam memberi konsekuensi tersendiri bahwa manusia dalam mengelola (memanfaatkan) alam untuk mencukupi kebutuhan hidupnya harus didasari dengan sikap yang bijak dan penuh pertimbangan demi kesejahteraan manusia itu sendiri dan makhluk hidup lain serta kelestarian alam.(Lutfi,2014). Lingkungan sekolah merupakan segala sesuatu yang berada di sekolah, baik bangunan, tanaman, udara, tanah, air dan lain sebagainya. Unsur-unsur lingkungan sekolah saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses pendidikan.( Milanti, 2015). Pengelolaan sekolah di satu sisi dapat menampilkan kondisi yang kontradiktif jika ditinjau dari sudut pelestarian lingkungan. Hal ini terutama berpengaruh dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan lingkungan seperti pemakaian air bersih berlebihan, membuang sampah di sembarang tempat, lingkungan sekolah yang gersang tanpa tumbuhan dan sebagainya. Disisi lain sarana dan prasarana lingkungan binaan yang diharapkan dapat mendukung fasilitas sekolah terkadang direncanakan dengan mengabaikan prinsip pelestarian lingkungan hidup misalnya pembangunan lapangan sekolah yang pasif sehingga mengurangi luasan area resapan air. Polusi lingkungan terjadi pada sekolah terutama 4 diakibatkan oleh perilaku kebersihan lingkungan yang negatif seperti berbagai bentuk pengotoran pembuangan sampah sembarangan, terhadap obyek lingkungan. Pengelolaan sekolah pada kondisi dan situasi tertentu ternyata disikapi oleh guru dan murid dengan budaya yang “kurang sadar lingkungan” akibat tidak disertakannya mereka berpartisipasi aktif terhadap pengelolaan sekolah, sikap cenderung masa-bodoh apatis dan tidak mendukung terhadap keberadaan sekolah di daerahnya. Hal ini secara psikologis menimbulkan perasaan kurang nyaman dan aman ketika siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam proses perkembangan manusia dengan cara mengembangkan dan membina potensi, minat serta karakter siswa sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermakna bagi pembangunan nasional. Pembangunan nasional dan pendidikan yang berkualitas akan muncul dari sekolah yang menyeimbangkan antara pengembangan ilmu pengetahuan dengan pembinaan karakter siswa Pembinaan karakter peduli lingkungan merupakan suatu proses berkelanjutan yang dilakukan seseorang sebagai suatu identitas diri. Pembinaan karakter diperoleh melalui proses pendidikan baik secara formal dan informal, secara langsung melalui proses pembelajaran, pengalaman hidup dan tempat tinggal. Pembinaan karakter dalam pendidikan dijelaskan pula dalamUndang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasa 1, yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. .(Zaenul F,2012). Salah satu dari nilai karakter adalah karakter peduli lingkungan. Karakter peduli lingkungan sangat penting dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya sekolah merupakan suatu sistem sosial dimana siswa melakukan interaksi sosial dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan hidup. Dengan demikian lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dari aktivitas siswa. Berdasarkan hasil osbervasi awal penulis Terkait dengan upaya pemerintah mengimplementasikan Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu dengan mencanangkan Program Adiwiyata bagi sekolah-sekolah di Indonesia, maka SMA Negeri 14 PADANG menjadikan Adiwiyata ini sebagai target untuk mengukur upaya yang dilakukan sekolah dalam mencapai visi dan misisebagai sekolah yang peduli lingkungan. Hal ini karena melalui program adiwiyata ada indikator yang jelas yang dapat dipakai untuk mengukur upaya yang dilakukan, di samping juga membiasakan sekolah mendokumentasikan dengan baik semua kegiatan dan program yang dilaksanakan. Namun yang terpenting lagi melalui program adiwiyata seluruh warga sekolah dapat diajak dan ikut serta mengembangkan program budaya lingkungan hidup. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsipprinsip dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan Berkelanjutan,Pengembangan Kebijakan Sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Semenjak mengikuti program Adiwiyata, SMA Negeri 14 Padang memiliki prestasi yang bertemakan lingkungan hidup, yaitu mendapatkan penghargaan dalam perlombaan Adiwiyata tahun 2015. SMA Negeri 14 Padang ini memiliki sarana dan prasarana yang bertemakan lingkungan hidup diantaranyabank sampah, green house,hutan, biopori, taman, kolam ikan,dan kebun sekolah.Kepedulian siswa pada pengelolaan lingkungan sekolah melalui program adiwiyata menunjukkan perhatian kesadaran dan tanggup jawab terhadap kondisi pngelolaan lingkungan fisik, biologis, maupun sosial dilingkungan sekolah (Milanti,2012). SMA Negeri14 Padang termasuk sekolah yang telah menerapkan program adiwiyata. Sekolah ini memiliki visi yang salah satu nilainya adalah peduli lingkungan, sebagai wujud implementasi nilai peduli lingkungan dari pendidikan karakter. Hal ini dapat diketahui dari visi dan misi SMA Negeri14 Padang, yang memuat unsur peduli dan berbudaya 5 lingkungan,Komitmen ini pasti menuntut tanggung jawab semua pihak, terutama warga sekolah dalam upaya pelaksanaannya agar mampu menjadi sebuah budaya dan karakter yang memiliki keterkaitan dengan keseimbangan dan kelestarian lingkungan di masa depan. Meski demikian, penulis masih menjumpai warga sekolah, khususnya siswa yang masih belum menyadari pentingnya nilai peduli lingkungan. Menurut asumsi penulis masih minimnya kepedulian siswa dalam menjaga lingkungan sekolah seperti membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak melaksanakan tugas piket,kebanyakan dari siswa tersebut belum mampu memisahkan sampah organik dananorganik. Padahal, sampah tersebut ada yang mampu diurai dan sulit terurai.Ini membuktikan bahwa kesadaran untuk membuang dan memisahkan sampah menurut jenisnya masih rendah, pemakaian air bersih yang berlebihan, dan kurangnya kesadaran siswa terhadap tanggung jawabnya dalam melaksanakan piket.Sesuai dengan hasil observasi di lapangan yang penulis dapat di sekolah SMA Negeri 14Padang dikategorikan bahwa kondisi lingkungannya masih perlu dibenahi. Jadi, dalam mewujudkan visi dan misi tersebut melalui program Adiwiyata dilakukan melalui pembinaan berkelanjutan, seperti,budaya saling mengingatkan, , LISAP (Lihat Sampah Pungut), lomba kebersihan kelas, bank sampah, pengolahan limbah sampah, pemisahan sampah organik dan anorganik,yang merupakan rangkaian kegiatan dalam mensosialisasikan kepedulian lingkungan kepada seluruh warga sekolah. Usaha penanganan kebersihan di SMA Negeri 14 Padang sebenarnya sudah dilakukan oleh pihak sekolah. Sekolah telah berusaha secara maksimal dengan menyediakan fasilitas yang cukup, baik sarana dan prasarana seperti penyediaan tempat sampah, petugas kebersihan sekolah. Tampaknya usaha tersebut masih perlu ditingkatkan lagi dengan melakukan berbagai penyuluhan mengenai kebersihan, khususnya kepada siswa bagaimana besarnya usaha yang dilakukan sekolah, tanpa adanya partisipasi dari siswa, maka usaha tersebut tidak akan berhasil. Perilaku yang baik dari siswa sangat diharapkan dalam menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul skripsi “Kepedulian Siswa Dalam Lingkungan Sebagai Outcome Program Adiwiyata Di SMA N 14 Padang ”. METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini tergolong ke jenis penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian Menurut Arikunto (2010:3). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMA Negeri14 Padang kecuali kelas X karena siswa kelas X tahun ajaran 2015/2016 siswa tersebut adalah siswa ajaran baru peneliti hanya mengambil populasi kelas XI dan XII. Dengan jumlah 541 orang terdiri dari kelas XI (1-9), XII(1-9). Sampel.responden dalam penelitian ini diambil secara Propotional Random Sampling yaitu sebanyak 108 responden. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Mentabulasi data ke dalam bentuk tabel distribusi 2. Mengolah data tersebut dengan menggunakan rumus formula Persentase dengan melihat presentase jawaban responden dari hasil tabulasi data dan rumus skala likers. KATEGORI Angka 0% - 20 % Angka 21%- 40% Angka 41%- 60 % Angka 61% - 80 % Angka 81% - 100% PENCAPAIAN Sangat Tidak Baik Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik HASIL DAN PEMBAHASAN Sikap siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang Sikap siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang termasuk dalam kategori kurang baik dengan persentase 58,14%. Hal ini dikatakan sebagian besar responden masih belum mempunyai 1. 6 kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap pengelolaan lingkungan sekolah melalui program adiwiyata, dan Sikap seseorang bisa dilihat dari bentuk kepeduliannya dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya. Hal ini Sesuai dengan teori syah 2008 sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif Pada kenyataannya Sikap dari kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar sekolah sebagian besar siswa masih belum memiliki sikap yang baik, ini merupakan bukti bahwa masih banyak siswa yang tidak peduli akan kebersihan lingkungan sekolah hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran diri dari siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya, 2. Pengetahuan siswa dalam pengelolaan lingkungan di SMA N 14 Padang pengetahuan siswa dalam pengelolaan lingkungan termasuk dalam kategori kurang baik dengan persentase 59,73%. Tingkat pengetahuan siswa terhadap program adiwiyata diukur dari pengetahuan tentang pengenalan dan manfaat program adiwiyata secara umum .Dengan adanya kegiatan sosialisasi dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam mengelola lingkungan sekolah dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori poedjawijatna pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh lewat pengamatan, ini biasanya hanya untuk memaklumi saja sekedar memuaskan rasa keingin tahuan dan bisa juga merupakan landasan bagi pengembangan ilmu dasar.pengetahuan dapat juga menjadi pergerakan untuk perbuatan-perbuatan yang ada sangkut pautnya dengan kepentingan pribadi maupun umum. Pada kenyataan masalah pengetahuan siswa dalam pengelolaan lingkungan melalui program adiwiyata sebagian siswa belum mengerti dalam pengelolaan lingkungan, kebanyakan siswa masih acuh tak acuh akan tugasnya untuk membersihkan lingkungan sekolah hal itu disebabkan kurangnya motivasi dari siswa dalam melestarikan lingkungan sekolahnya. 3. Tindakan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang Tindakan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang termasuk dalam kategori kurang baik dengan persentase 59,94%. Hal ini dikatakan bahwa sebagian besar siswa tidak sadar akan tugas yang telah diberikan kepada mereka untuk ikut serta membersihkan dan menjaga lingkungan sekolah dengan baik. Dan tindakan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia untuk menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan teori Thoha yang dikutip oleh kunardi, (2015:12), Tindakan adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungan. Semuannya akan berperilaku berbeda dan perilakunya ditentukan oleh masing-masing lingkungan yang berbeda pula.Tindakan seperti suatu kata yang tabu bila dimaknai secara umum. Pengertian tentang tindakan secara umum pada dasarnya banyak disama artikan dengan suatu pergerakan tubuh atau aktivitas ataupun perbuatan, namun sebenarnya ada perbedaan konsep ataupun pengertian dari hal-hal tersebut. Pada kenyataan tindakan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dilihat dari aktivitas, sebagian siswa tidak sadar akan tugas yang telah diberikan kepada mereka untuk ikut serta membersihkan dan menjaga lingkungan sekolah dengan baik, dengan kondisi lingkungan yang tidak bersih tentu akan membuat warga yang ada disekitar sekolah tidak merasa nyaman berada dilingkungan tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan analisi data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sikap siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang dengan skor rata-rata adalah 2,39 dengan tingkat pencapaian 58,14% yang berada pada kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa sebagian besar siswa masih belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap pengelolaan lingkungan sekolah melalui program adiwiyata ini merupakan bukti bahwa masih banyak siswa yang tidak peduli akan kebersihan lingkungan sekolah. 7 2. Pengetahuan siswa dalam pengelolaan lingkungan melalui program adiwiyata di SMA N 14 Padang dengan skor rata-rata adalah 2,38 dengan tingkat pencapaian 59,73 % yang berada pada kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa siswa masih belum mengerti dalam mengelola lingkungan, kebanyakan siswa masih acuh tak acuh akan tugasnya untuk membersihkan lingkungan sekolah. 3. Tindakan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMA N 14 Padang dengan skor adalah 2,48 dengan tingkat pencapaian 59,94% berada pada kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa siswa tidak bertanggung jawab, tidak sadar akan tugas yang telah diberikan kepada mereka untuk ikut serta membersihkan dan menjaga lingkungan sekolah dengan baik, kebanyakan siswa hanya bergantung kepada petugas kebersihan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan sebagai saran sebagai berikut : 1. Disarankan kepada siswa untuk mau berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMA N 14 Padang. 2. Diharapkan kepada siswa agar lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan lingkungan kelas. 3. Diharapkan kepada pihak sekolah agar lebih mempertegas lagi kepada siswa yang tidak mau menjaga kebersihan lingkungan sekolah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.2010.ProsedurPenelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Djaali.2011.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara. Meyzilia,Arvina.2015.Hubungan Antara Keterlibatan Siswa Pada Program Adiwiyata Dengan Partisipasi Siswa Dalam Pengelolaan Lingkungan Tempat Tinggal, Universitas Negeri Semarang. Notoatmodjo.2011Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni, Jakarta: Rineka Cipta. Prayetno,Elida.2011psikologiremaja perkembangan remaja. Angkasa Raya, Padang Anggota IKAPI. Slamet,Soemirat Juli.2011, Kesehatan Masyarakat,Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press. Yusuf Muri A.2005.Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta: PT . Rineka Cipta.