kepedulian siswa dalam lingkungan sebagai

advertisement
1
STUDENTS IN ENVIRONMENTAL AWARENESS AS
OUTCOME ADIWIYATA IN SMA N 14 PADANG
Yossinia*Slamet Rianto,M.Pd **Loli Setriani, M.Pd **
*College Students Of Geography Department STKIP PGRI West Sumatera
**Lecturer Of Geography Department STKIP PGRI West Sumatera
ABSTRACT
This study aimed to describe: 1) What is the attitude of students in keeping the environment
in SMA N 14 Padang, 2) How is the student's knowledge in environmental management through
Adiwiyata in high school N 14 Padang, 3) How to measure the students in keeping the environment in
SMA N 14 Padang.
This research is a descriptive study sought to describe a situation as it is. The population in
this study were SMA N 14 Padang totaling 541 people. Sampling in this study using proportional
random sampling technique. So the study sample totaled 108 people. The instrument used in this study
was a questionnaire. As for the use of data analysis techniques percentage.
The results of this study revealed that: 1) The attitude of the students in keeping the
environment in SMA N 14 Padang with the average score is 2.39 with 58.14% level of achievement
that are in less good criterion It is seen that most of the students are still not have the awareness and
high responsibility towards environmental management of schools through Adiwiyata 2) Knowledge
of students in environmental management through high school N14 Adiwiyata in Padang with the
average score is 2.38 with a level of achievement 59.73 which is the criterion of less well. It is seen
that the students still do not understand in managing the environment, most students are still indifferent
duty to clean up the school environment, 3) The students' actions in keeping the environment in SMA
N 14 Padang score is 2.48 with 59 levels of achievement, 94% are in poor criterion it is seen that
students are not responsible, not aware of the task that has been given to them to participate in the
school environment clean and maintain it well, most students simply rely on a janitor in maintaining
the cleanliness of the school environment.
Key words: Attitudes, Knowledge, Action
2
KEPEDULIAN SISWA DALAM LINGKUNGAN SEBAGAI
OUTCOME PROGRAM ADIWIYATA
DI SMA N 14 PADANG
Yossinia*Slamet Rianto,M.Pd **Loli Setriani, M.Pd **
*Mahasiswa Pendidikan Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
**Dosen Pendidikan Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) Bagaimana sikap siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang, 2) Bagaimana pengetahuan siswa dalam pengelolaan
lingkungan melalui program adiwiyata di SMA N 14 Padang, 3) Bagaimana tindakan siswa dalam
menjaga kebrsihan lingkungan di SM N 14 Padang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berusaha untuk menggambarkan tentang
suatu keadaan apa adanya , Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 14 Padang yang
berjumlah 541 orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proposional
Random Samplin. Jadi sampel penelitian berjumlah 108 orang. Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket. Sedangkan untuk analisa data digunakan teknik presentase.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa : 1) Sikap siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMA N 14 Padang dengan skor rata-rata adalah 2,39 dengan tingkat pencapaian 58,14%
yang berada pada kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa sebagian besar siswa masih belum
mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap pengelolaan lingkungan sekolah
melalui program adiwiyata. 2) Pengetahuan siswa dalam pengelolaan lingkungan melalui program
adiwiyata di SMA N14 Padang dengan skor rata-rata adalah 2,38 dengan tingkat pencapaian 59,73 %
yang berada pada kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa siswa masih belum mengerti dalam
mengelola lingkungan, kebanyakan siswa masih acuh tak acuh akan tugasnya untuk membersihkan
lingkungan sekolah. 3) Tindakan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMA N 14
Padang dengan skor adalah 2,48 dengan tingkat pencapaian 59,94% berada pada kriteria kurang baik.
Hal ini terlihat bahwa siswa tidak bertanggung jawab, tidak sadar akan tugas yang telah diberikan
kepada mereka untuk ikut serta membersihkan dan menjaga lingkungan sekolah dengan baik,
kebanyakan siswa hanya bergantung kepada petugas kebersihan dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
Kata Kunci : Sikap , Pengetahuan , Tindakan
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak terlepas dari
interaksi
dengan
lingkungan
sekitarnya.
MenurutUU No. 23 tahun 1997 dijelaskan
bahwa, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda dan kesatuan makhluk
hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.(Monalisa,2013).
Kepedulian lingkungan merupakan
sikap yang dimiliki seseorang dalam bertindak
terhadap lingkungannya seperti mengelola,
menjaga dan melestarikan. Pembinaan karakter
peduli lingkungan dibentuk melalui pengetahuan,
sikap dan tindakan. Upaya pembinaan karakter
kepedulian lingkungan siswa selaras dengan
program sekolah adiwiyata yang merupakan
hasil kesepakatan bersama antara Kementerian
Lingkungan
Hidup
dengan
Departemen
3
Pendidikan
Nasional
melalui
KEPMEN
07/MENLH/06/2005
dan
Nomor:
05/VI/KB/2005.
Kata Adiwiyata berasal dari kata
sansekerta, “Adi” bermakna besar, agung, baik
sempurna. “Wiyata” bermakna tempat dimana
seseorang mendapat ilmu pengetahuan, dan
norma. Jadi, Adiwiyata adalah tempat yang baik
dan ideal dimana diperoleh ilmu pengetahuan,
norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup
dan cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Program
adiwiyata
ini
di
implementasikan melalui beberapa komponen.
Pada komponen pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan, siswa terlibat dalam kegiatan
pembelajaran
tentang
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup,
dan
mengkomunikasikan hasil inovasi pembelajaran
lingkungan hidup melalui media elektronik,
media cetak dan sebagainya. Pada komponen
kegiatan liingkungan berbasis partisipasif, siswa
melakukan kegiatan piket kebersihan kelas,
pemeliharaan taman oleh masing-masing kelas
dan mengikuti aksi atau organisasi-organisasi
kelingkungan hidup. Selain itu, siswa
memanfaatkan
sarana
lingkungan
yang
disediakan secara optimal sebagai sumber belajar
lingkungan hidup, misalnya pemanfaatan lahan,
fasilitas sekolah (hutan, taman kebun sekolah,
green house, toga dan biopori) untuk
pembelajaran lingkungan hidup.
Kebersihan dan kesehatan lingkungan
sekolah perlu diwujudkan sebagai bentuk
kebersamaan antara dunia pendidikan dan
pemerintah. Salah satu program untuk
mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan
hidup adalah dengan mengadakan kegiatan
penilaian penyelenggaraan sekolah berwawasan
lingkungan hidup.Disamping itu kelakuan dan
tindakan kebudayan manusia sangat ikut
menentukan bentuk dan intensitas interaksi
antara manusia dan alam lingkungannya.
Bagi manusia lingkungan hidup adalah
segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Baik
berupa benda hidup, benda mati, benda nyata,
ataupun abstrak. Termasuk manusia lainnya.
Serta suasana yang terbentuk karena terjadinya
interaksi antar elemen-elemen tersebut. Dengan
demikian, lingkungan ini sangat luas,oleh
karenanya seringkali dikelompokkan untuk
mempermudah pemahamannya. (Slamet, 2011).
Keseimbangan
antara
keberadaan
lingkungan hidup dan aktivitas manusia dapat
menciptakan
kehidupan
yang
harmoni.
Kehidupan harmoni berarti adanya keselarasan
antara lingkungan hidup sebagai tempat tinggal
manusia dengan kualitas udara, air dan tanah
yang baik bagi manusia, serta aktivitas manusia
yang ramah terhadap
lingkungan
dan
pengelolaannya. Apabila keseimbangan ini dapat
berlangsung dengan baik, maka idealnya
lingkungan hidup memiliki kualitas tinggi,
misalnya tanah subur, udara sejuk, air berlimpah,
hutan hijau, dan keanekaragaman spesies
tanaman dan hewan akan terhindar dari
kepunahan.
interaksi antara manusia, termasuk
perilakunya dengan alam menunjukkan adanya
hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik
ini dapat dipahami bahwa manusia hidup
tergantung dengan alam dan kondisi alam
dipengaruhi oleh manusia beserta perilakunya.
Dengan kata lain, kehidupan manusia yang
bergantung dengan alam memberi konsekuensi
tersendiri bahwa manusia dalam mengelola
(memanfaatkan)
alam
untuk
mencukupi
kebutuhan hidupnya harus didasari dengan sikap
yang bijak dan penuh pertimbangan demi
kesejahteraan manusia itu sendiri dan makhluk
hidup lain serta kelestarian alam.(Lutfi,2014).
Lingkungan sekolah merupakan segala
sesuatu yang berada di sekolah, baik bangunan,
tanaman, udara, tanah, air dan lain sebagainya.
Unsur-unsur
lingkungan
sekolah
saling
mempengaruhi satu sama lain dalam proses
pendidikan.( Milanti, 2015).
Pengelolaan sekolah di satu sisi dapat
menampilkan kondisi yang kontradiktif jika
ditinjau dari sudut pelestarian lingkungan. Hal
ini terutama berpengaruh dengan perilaku guru
dan murid sekolah yang tidak berwawasan
lingkungan seperti pemakaian air bersih
berlebihan, membuang sampah di sembarang
tempat, lingkungan sekolah yang gersang tanpa
tumbuhan dan sebagainya. Disisi lain sarana dan
prasarana lingkungan binaan yang diharapkan
dapat mendukung fasilitas sekolah terkadang
direncanakan dengan mengabaikan prinsip
pelestarian
lingkungan
hidup
misalnya
pembangunan lapangan sekolah yang pasif
sehingga mengurangi luasan area resapan air.
Polusi lingkungan terjadi pada sekolah terutama
4
diakibatkan oleh perilaku kebersihan lingkungan
yang negatif seperti berbagai bentuk pengotoran
pembuangan sampah sembarangan, terhadap
obyek lingkungan.
Pengelolaan sekolah pada kondisi dan
situasi tertentu ternyata disikapi oleh guru dan
murid dengan budaya yang “kurang sadar
lingkungan” akibat tidak disertakannya mereka
berpartisipasi aktif terhadap pengelolaan sekolah,
sikap cenderung masa-bodoh apatis dan tidak
mendukung terhadap keberadaan sekolah di
daerahnya.
Hal
ini
secara
psikologis
menimbulkan perasaan kurang nyaman dan aman
ketika siswa melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal memegang peranan penting dalam proses
perkembangan
manusia
dengan
cara
mengembangkan dan membina potensi, minat
serta
karakter
siswa
sehingga
dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang
bermakna
bagi
pembangunan
nasional.
Pembangunan nasional dan pendidikan yang
berkualitas akan muncul dari sekolah yang
menyeimbangkan antara pengembangan ilmu
pengetahuan dengan pembinaan karakter siswa
Pembinaan karakter peduli lingkungan
merupakan suatu proses berkelanjutan yang
dilakukan seseorang sebagai suatu identitas diri.
Pembinaan karakter diperoleh melalui proses
pendidikan baik secara formal dan informal,
secara langsung melalui proses pembelajaran,
pengalaman hidup dan tempat tinggal.
Pembinaan karakter dalam pendidikan dijelaskan
pula dalamUndang-Undang RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasa
1, yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. .(Zaenul F,2012).
Salah satu dari nilai karakter adalah
karakter peduli lingkungan. Karakter peduli
lingkungan sangat penting dimiliki oleh siswa.
Pada dasarnya sekolah merupakan suatu sistem
sosial dimana siswa melakukan interaksi sosial
dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan
hidup. Dengan demikian lingkungan hidup tidak
dapat dipisahkan dari aktivitas siswa.
Berdasarkan hasil osbervasi awal
penulis Terkait dengan upaya pemerintah
mengimplementasikan Kebijakan Pendidikan
Lingkungan Hidup yaitu dengan mencanangkan
Program Adiwiyata bagi sekolah-sekolah di
Indonesia, maka SMA Negeri 14 PADANG
menjadikan Adiwiyata ini sebagai target untuk
mengukur upaya yang dilakukan sekolah dalam
mencapai visi dan misisebagai sekolah yang
peduli lingkungan. Hal ini karena melalui
program adiwiyata ada indikator yang jelas yang
dapat dipakai untuk mengukur upaya yang
dilakukan, di samping juga membiasakan
sekolah mendokumentasikan dengan baik semua
kegiatan dan program yang dilaksanakan. Namun
yang terpenting lagi melalui program adiwiyata
seluruh warga sekolah dapat diajak dan ikut serta
mengembangkan program budaya lingkungan
hidup.
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan maka diperlukan
model pengelolaan sekolah yang mendukung
dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup
oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsipprinsip dasar Program Adiwiyata yakni
Partisipatif dan Berkelanjutan,Pengembangan
Kebijakan Sekolah yang diperlukan untuk
mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan.
Semenjak
mengikuti
program
Adiwiyata, SMA Negeri 14 Padang memiliki
prestasi yang bertemakan lingkungan hidup,
yaitu
mendapatkan
penghargaan
dalam
perlombaan Adiwiyata tahun 2015. SMA Negeri
14 Padang ini memiliki sarana dan prasarana
yang
bertemakan
lingkungan
hidup
diantaranyabank sampah, green house,hutan,
biopori, taman, kolam ikan,dan kebun
sekolah.Kepedulian siswa pada pengelolaan
lingkungan sekolah melalui program adiwiyata
menunjukkan perhatian kesadaran dan tanggup
jawab terhadap kondisi pngelolaan lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial dilingkungan
sekolah (Milanti,2012).
SMA Negeri14 Padang termasuk
sekolah yang telah menerapkan program
adiwiyata. Sekolah ini memiliki visi yang salah
satu nilainya adalah peduli lingkungan, sebagai
wujud implementasi nilai peduli lingkungan dari
pendidikan karakter. Hal ini dapat diketahui dari
visi dan misi SMA Negeri14 Padang, yang
memuat
unsur
peduli
dan
berbudaya
5
lingkungan,Komitmen ini pasti menuntut
tanggung jawab semua pihak, terutama warga
sekolah dalam upaya pelaksanaannya agar
mampu menjadi sebuah budaya dan karakter
yang memiliki keterkaitan dengan keseimbangan
dan kelestarian lingkungan di masa depan. Meski
demikian, penulis masih menjumpai warga
sekolah, khususnya siswa yang masih belum
menyadari pentingnya nilai peduli lingkungan.
Menurut
asumsi
penulis
masih
minimnya kepedulian siswa dalam menjaga
lingkungan sekolah seperti membuang sampah
tidak pada tempatnya, tidak melaksanakan tugas
piket,kebanyakan dari siswa tersebut belum
mampu
memisahkan
sampah
organik
dananorganik. Padahal, sampah tersebut ada
yang mampu diurai dan sulit terurai.Ini
membuktikan bahwa kesadaran untuk membuang
dan memisahkan sampah menurut jenisnya
masih rendah, pemakaian air bersih
yang
berlebihan, dan kurangnya kesadaran siswa
terhadap
tanggung
jawabnya
dalam
melaksanakan
piket.Sesuai
dengan
hasil
observasi di lapangan yang penulis dapat di
sekolah SMA Negeri 14Padang dikategorikan
bahwa kondisi lingkungannya masih perlu
dibenahi.
Jadi, dalam mewujudkan visi dan misi
tersebut melalui program Adiwiyata dilakukan
melalui pembinaan berkelanjutan, seperti,budaya
saling mengingatkan, , LISAP (Lihat Sampah
Pungut), lomba kebersihan kelas, bank sampah,
pengolahan limbah sampah, pemisahan sampah
organik
dan
anorganik,yang
merupakan
rangkaian kegiatan dalam mensosialisasikan
kepedulian lingkungan kepada seluruh warga
sekolah.
Usaha penanganan kebersihan di SMA
Negeri 14 Padang sebenarnya sudah dilakukan
oleh pihak sekolah. Sekolah telah berusaha
secara maksimal dengan menyediakan fasilitas
yang cukup, baik sarana dan prasarana seperti
penyediaan tempat sampah, petugas kebersihan
sekolah. Tampaknya usaha tersebut masih perlu
ditingkatkan lagi dengan melakukan berbagai
penyuluhan mengenai kebersihan, khususnya
kepada siswa bagaimana besarnya usaha yang
dilakukan sekolah, tanpa adanya partisipasi dari
siswa, maka usaha tersebut tidak akan berhasil.
Perilaku yang baik dari siswa sangat diharapkan
dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas, maka penulis merasa tertarik
untuk
mengadakan
penelitian
dengan
mengangkat judul skripsi “Kepedulian Siswa
Dalam
Lingkungan
Sebagai
Outcome
Program Adiwiyata Di SMA N 14 Padang ”.
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas
maka penelitian ini tergolong ke jenis penelitian
deskriptif.Penelitian
deskriptif
merupakan
penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki
keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian Menurut Arikunto
(2010:3).
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa di SMA Negeri14 Padang kecuali kelas X
karena siswa kelas X tahun ajaran 2015/2016
siswa tersebut adalah siswa ajaran baru peneliti
hanya mengambil populasi kelas XI dan XII.
Dengan jumlah 541 orang terdiri dari kelas XI
(1-9), XII(1-9). Sampel.responden dalam
penelitian ini diambil secara Propotional
Random Sampling yaitu sebanyak 108
responden.
Teknik analisis data dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Mentabulasi data ke dalam bentuk tabel
distribusi
2. Mengolah data tersebut
dengan
menggunakan
rumus
formula
Persentase dengan melihat presentase
jawaban responden dari hasil tabulasi
data dan rumus skala likers.
KATEGORI
Angka 0% - 20 %
Angka 21%- 40%
Angka 41%- 60 %
Angka 61% - 80 %
Angka 81% - 100%
PENCAPAIAN
Sangat
Tidak
Baik
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sikap siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMA N 14 Padang
Sikap
siswa
dalam
menjaga
kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang
termasuk dalam kategori kurang baik dengan
persentase 58,14%. Hal ini dikatakan sebagian
besar responden masih belum mempunyai
1.
6
kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi
terhadap pengelolaan lingkungan sekolah
melalui program adiwiyata, dan Sikap
seseorang
bisa
dilihat
dari
bentuk
kepeduliannya dalam menjaga kebersihan
lingkungan di sekitarnya.
Hal ini Sesuai dengan teori syah 2008
sikap adalah gejala internal yang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespon dengan cara yang relative tetap
terhadap objek orang, barang dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif
Pada kenyataannya Sikap dari
kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar
sekolah sebagian besar siswa masih belum
memiliki sikap yang baik, ini merupakan bukti
bahwa masih banyak siswa yang tidak peduli
akan kebersihan lingkungan sekolah hal itu
disebabkan karena kurangnya kesadaran diri
dari siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolahnya,
2.
Pengetahuan siswa dalam pengelolaan
lingkungan di SMA N 14 Padang
pengetahuan siswa dalam pengelolaan
lingkungan termasuk dalam kategori kurang
baik dengan persentase 59,73%. Tingkat
pengetahuan siswa terhadap program adiwiyata
diukur dari pengetahuan tentang pengenalan dan
manfaat program adiwiyata secara umum
.Dengan adanya kegiatan sosialisasi dapat
meningkatkan pengetahuan siswa dalam
mengelola lingkungan sekolah dengan baik.
Hal
ini
sesuai
dengan
teori
poedjawijatna pengetahuan adalah pengetahuan
yang diperoleh lewat pengamatan, ini biasanya
hanya untuk memaklumi saja sekedar
memuaskan rasa keingin tahuan dan bisa juga
merupakan landasan bagi pengembangan ilmu
dasar.pengetahuan
dapat
juga
menjadi
pergerakan untuk perbuatan-perbuatan yang ada
sangkut pautnya dengan kepentingan pribadi
maupun umum.
Pada kenyataan masalah pengetahuan
siswa dalam pengelolaan lingkungan melalui
program adiwiyata sebagian siswa belum
mengerti dalam pengelolaan lingkungan,
kebanyakan siswa masih acuh tak acuh akan
tugasnya untuk membersihkan lingkungan
sekolah hal itu disebabkan kurangnya motivasi
dari siswa dalam melestarikan lingkungan
sekolahnya.
3.
Tindakan
siswa
dalam
menjaga
kebersihan lingkungan di SMA N 14
Padang
Tindakan siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMA N 14 Padang
termasuk dalam kategori kurang baik dengan
persentase 59,94%. Hal ini dikatakan bahwa
sebagian besar siswa tidak sadar akan tugas yang
telah diberikan kepada mereka untuk ikut serta
membersihkan dan menjaga lingkungan sekolah
dengan baik. Dan tindakan sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia untuk menjadi lebih
baik dalam mencapai tujuan tertentu.
Hal ini sesuai dengan teori Thoha yang
dikutip oleh kunardi, (2015:12), Tindakan adalah
sebagai suatu fungsi dari interaksi antara
individu dengan lingkungan. Semuannya akan
berperilaku berbeda dan perilakunya ditentukan
oleh masing-masing lingkungan yang berbeda
pula.Tindakan seperti suatu kata yang tabu bila
dimaknai secara umum. Pengertian tentang
tindakan secara umum pada dasarnya banyak
disama artikan dengan suatu pergerakan tubuh
atau aktivitas ataupun
perbuatan, namun
sebenarnya ada perbedaan konsep ataupun
pengertian dari hal-hal tersebut.
Pada kenyataan tindakan siswa dalam
menjaga kebersihan lingkungan sekolah dilihat
dari aktivitas, sebagian siswa tidak sadar akan
tugas yang telah diberikan kepada mereka untuk
ikut serta membersihkan dan menjaga
lingkungan sekolah dengan baik, dengan kondisi
lingkungan yang tidak bersih tentu akan
membuat warga yang ada disekitar sekolah tidak
merasa nyaman berada dilingkungan tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan
analisi
data
dan
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sikap siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMA N 14 Padang dengan
skor rata-rata adalah 2,39 dengan tingkat
pencapaian 58,14% yang berada pada
kriteria kurang baik. Hal ini terlihat bahwa
sebagian besar siswa masih belum
mempunyai kesadaran dan tanggung jawab
yang
tinggi
terhadap
pengelolaan
lingkungan sekolah melalui program
adiwiyata ini merupakan bukti bahwa masih
banyak siswa yang tidak peduli akan
kebersihan lingkungan sekolah.
7
2. Pengetahuan siswa dalam pengelolaan
lingkungan melalui program adiwiyata di
SMA N 14 Padang dengan skor rata-rata
adalah 2,38 dengan tingkat pencapaian 59,73
% yang berada pada kriteria kurang baik.
Hal ini terlihat bahwa siswa masih belum
mengerti dalam mengelola lingkungan,
kebanyakan siswa masih acuh tak acuh akan
tugasnya untuk membersihkan lingkungan
sekolah.
3. Tindakan siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah di SMA N 14 Padang
dengan skor adalah 2,48 dengan tingkat
pencapaian 59,94% berada pada kriteria
kurang baik. Hal ini terlihat bahwa siswa
tidak bertanggung jawab, tidak sadar akan
tugas yang telah diberikan kepada mereka
untuk ikut serta membersihkan dan menjaga
lingkungan
sekolah
dengan
baik,
kebanyakan siswa hanya bergantung kepada
petugas
kebersihan
dalam
menjaga
kebersihan lingkungan sekolah.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka
dapat diajukan sebagai saran sebagai berikut :
1. Disarankan kepada siswa untuk mau
berpartisipasi dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah di SMA N 14 Padang.
2. Diharapkan kepada siswa agar lebih
bertanggung jawab dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah dan
lingkungan kelas.
3. Diharapkan kepada pihak sekolah agar
lebih mempertegas lagi kepada siswa
yang tidak mau menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi.2010.ProsedurPenelitian,
Jakarta : Rineka Cipta.
Djaali.2011.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Meyzilia,Arvina.2015.Hubungan
Antara
Keterlibatan Siswa Pada Program
Adiwiyata Dengan Partisipasi Siswa
Dalam Pengelolaan Lingkungan Tempat
Tinggal, Universitas Negeri Semarang.
Notoatmodjo.2011Kesehatan Masyarakat Ilmu
Dan Seni, Jakarta: Rineka Cipta.
Prayetno,Elida.2011psikologiremaja
perkembangan remaja. Angkasa Raya,
Padang Anggota IKAPI.
Slamet,Soemirat
Juli.2011,
Kesehatan
Masyarakat,Yogyakarta : Gadjah Mada
Universitas Press.
Yusuf Muri A.2005.Prosedur Peneliti Suatu
Pendekatan Pratik. Jakarta: PT . Rineka
Cipta.
Download