manfaat analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Laporan Keuangan
Kegiatan akuntansi pada dasarnya menafsirkan data keuangan dari
lembaga perusahaan, dimana aktifitas perusahaan berkaitan dengan produktifitas
pertumbuhan barang dan jasa. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang
kondisi keuangan dan hasil operasi serta kinerja perusahaan seperti yang
tercermin dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku seara umum. Menurut
Arens (2000:7) definisi akuntansi adalah:
“accounting is the process of recording calssifying and summarizing of
economical event in logical manner for the purpose of providing financial
information for decision making”.
Proses akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data
perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai tranksaksi atau
peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui
pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi-transaksi
yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan
dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang mampu memberi
gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil usaha perusahaan
dalam suatu periode yang akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan.
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan (2002:2), yaitu:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas,
8
9
atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:2) pengertian analisis dan laporan
keuangan adalah:
“Analisis adalah memecahkan atau menggabungkan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil”.
“Laporan keuangan adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan
arus kas”.
Menurut Munawir (2002:2) pengertian laporan keuangan adalah:
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktifitas suatu perusahaan tersebut”.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, perubahan
ekuitas, arus kas dan informasi lain yang merupakan hasil dari proses akuntansi
selama periode akuntansi dari satu kesatuan usaha.
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting
untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Agar dalam
melakukan analisis dan interpretasinya terhadap laporan keuangan itu hasilnya
memuaskan, perlu adanya konsistensi penyajian yaitu keseragaman bentuk untuk
dianalisis.
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Hasil akhir dari suatu proses keuangan diantaranya adalah laporan
keuangan, laporan keuangan ini merupakan penerminan dari prestasi manajemen
perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain sebagai alat pertanggungjawaban,
laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan.
10
Menurut Standar Akuntasi Keuangan (2002:4) laporan keuangan
bertujuan untuk:
“1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaaruh
keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan.
3. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya”.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:12), tujuan laporan keuangan adalah
untuk menyajikan informasi yang menyangkut:
“1.
2.
3.
4.
Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.
Kinerja perusahaan selama periode tertentu.
Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu.
Perputaran kas selama periode tertentu”.
Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan sangat diperlukan unntuk dapat melakuakn evaluasi atas kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan aktu serta kepastian dari
hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang
dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas serta kemampuan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk
menilai aktifitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode
pelaporan. Selain berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini juga berguna untuk menilai
kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut.
Jadi tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna untuk mengambil keputusan ekonomi. Selain itu laporan keuangan juga
bertujuan untuk melaporkan kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat
11
yang dapat ditentukan, dijelaskan, dan diukur dan penting bagi peran perusahaan
dalam lingkungan masyarakat.
2.1.3. Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para
pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan
membaca laporan keuangan dengan tepat maka seseorang dapat melakukan
tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan
diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2002:2), para pemakai
laporan keuangan adalah:
“1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Investor.
Karyawan.
Pemberi Pinjaman.
Pemasok dan kreditur usaha lainnya.
Pelanggan.
Pemerintah.
Masyarakat”.
Para pemakai laporan keuangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Investor
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli, menahan atau menjual inestasi tersebut.
2.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun
dan kesempatan kerja.
12
3.
Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan inormasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjama serta bunganya dapat dibayar
saat jatuh tempo.
4.
Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5.
Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
6.
Pemerintah
Pemerintah
dan
berbagai
lembaga
yang
berada
di
bawahnya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan kerena itu berkepentingan
dengan aktifitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktifitas perusahaa, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7.
Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersiat umum. Dengan
demikian tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan pemakai. Berhubung para
investor merupakan penanam modal berisiko ke perusahaan, maka ketentuan
laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi
sebagian besar kebutuhan pemakai lain.
Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan perusahaan. Manajemen juga berkepentingan dengan
13
inormasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses
terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam
melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Laporan keuangan yang diterbitkan didasarkan pada informasi yang
digunakan manajemen tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan.
2.1.4. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan menurut
Standar Akuntasi Keuangan (2002:13) terdiri dari:
“1.
2.
3.
4.
5.
Neraca (Balance Sheet)
Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Charge in Equity)
Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial
Statement).”
Berikut ini uraian singkat tentang kelima jenis Laporan Keuangan tersebut
di atas:
1.
NERACA
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai tiga
unsur laporan keuangan yaitu aktia, kewajiban dan ekuitas.
2.
LAPORAN LABA RUGI
Gambaran informasi mengenai potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu (kinerja).
3.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Merupakan suatu perubahan laporan atau mutasi laba yang ditahan yang
merupakan bagian dari pemilik perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Dalam laporan laba ditahan ditunjukkan laba tidak dibagi diwal periode,
ditambah laba yang tercantum pada laporan laba rugi dan dikurangi
dengan deiden yang diumumkan selama periode tertentu.
14
4.
LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas melaporkan arus kas yang masuk dan keluar dalam
perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan arus kas ini menyediakan
informasi yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menggunakan kasnya sehingga menghasilkan masukan berupa kas pula.
5.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistemati. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas berkaitan dengan
informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
2.2
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan karena sangat bermanfaat bagi
para penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan
dari perusahaan. Manajemen perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan dari perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisis
laporan keuangan dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan
dan perkembangan keuangan perusahaan.
Dengan mengadakan analisis data keuangan dari tahun ke tahun yang lalu,
dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang telah
dianggap ukup baik. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan perusahaan,
diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun-tahun yang akan datang,
kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki. Hasil-hasil yang ukup baik di
aktu lampau harus dipertahankan di waktu-waktu mendatang.
2.2.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Dengan melakukan analisis laporan keuangan maka informasi yang dibaca
dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan suatu
pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi
keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan
keuangan.
15
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:2) pengertian analisis dan laporan
keuangan adalah:
“Analisis adalah memecahkan atau menggabungkan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil”.
“Laporan keuangan adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan
arus kas”.
Jika kedua pengertian diatas digabungkan maka pengertian analisis
laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:190) adalah:
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi
yang lebih keil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau mempunyai makna antara yang satu dengan yang lainnya baik
antara data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan”.
Menurut Dewi Astuti (2004:29) pengertian analisis laporan keuangan
yaitu:
“Segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi
untuk membuat keputusan bisnis dan investasi”.
Jadi kesimpulan pengertian analisis laporan keuangan tersebut diatas yaitu
analisis laporan keuangan menakup penerapan metode dan teknik analisis atas
laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran
dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.
2.2.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah diapai
oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber untuk
pengambilan keputusan.
Menurut Hanafi & Halim (2003:6) tujuan analisis laporan keuangan
adalah:
“menentukan arah analisis, batasan-batasan dalam analisis, dan hasil
yang diharapkan”.
16
Berikut beberapa contoh tujuan analisis laporan keuangan:
1.
Investor
Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return)
yang diharapkan untuk masa-masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan
tersebut. Yang menjadi tujuan pokok pemberian kredit adalah menilai
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta
bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
2.
Perusahaan
Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai
kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa
pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama
yang terus menerus, analis dari pihak perusahaan akan berusaha menganalisis
profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk
menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya, dan kemampuan
membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
3.
Karyawan
Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis
keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan atau perusahaan yang
akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Pemerintah
bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang
dibayarkan, atau menetukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri.
4.
Manajemen
Pihak internal sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana
perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis
evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan tertentu
bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau
untuk mengevaluasi perubahan strategi.
Menurut Brigham & Houston (2001:78) tujuan analisis laporan
keuangan:
17
“dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan
untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang
manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu
mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting, sebagai
titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi
peristiwa di masa depan”.
2.2.3
Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Berbagai langkah hanya ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut Dwi Prastowo dan Rifka
Juliaty (2002:53) adalah:
“1.
2.
3.
4.
Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Mempelajari dan mereview laporan keuangan
Menganalisis laporan keuangan”.
Keempat prosedur analisis laporan keuangan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.
Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis
merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan
keuangan perusahaan.
2.
Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Selain latar belakang data keuangan perusahaan, kondisi yang mempunyai
pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. Kondisi yang
perlu dipahami menakup informasi mengenai trens (kecenderungan)
industri dimana perusahaan beroperasi; perubahan teknologi; perubahan
selera konsumen; perubahan faktor-faktor ekonomi.
3.
Mempelajari dan mereview laporan keuangan
Sebelum berbagai teknik analisis diaplikasikan, perlu dilakukan review
terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Tujuan langkah ini adalah
untuk
memastikan
baha
laporan
keuangan
telah
cukup
jelas
menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku.
18
4.
Menganlisa laporan keuangan
Setelah mereview laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbgai
metode dan teknik analisis yang ada dapat menganlisis laporan keuangan
dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut.
2.2.4
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Banyak metode dan teknik yang dipakai dalam analisis laporan keuangan.
Metode dan teknik ini merupakan ara bagaimana melakukan analisis. Di bawah
ini akan dijelaskan bagaimana metode dan teknik yang dilakukan dalam
menganalisis laporan keuangan.
Berikut ini adalah teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis
laporan keuangan:
“1. Trend atau tendensi posisi kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah
suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi
daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi
tetap, naik atau bahkan turun.
2. Analisis rasio, adalah suatu metode analisa untk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba
rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan
tersebut”.
Metode analisis secara umum diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
“1. Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang
dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan
untuk
beberapa
periode,
sehingga
dapat
diketahui
perkembangan dan keenderungannya”.
2. Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang
dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada
tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara
pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang
sama pada tahun (periode) yang sama”.
Metode dan teknik analisis diatas digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antar pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga
dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila
19
diperbandingkan dengan perusahaan lain. Tujuan dari setiap metode dan teknik
analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.
2.3
Analisis Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan,
analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering
dipakai adalah analisis rasio. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:197) rasio
keuangan adalah:
“angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan (berarti)”.
Sedangkan menurut Susan Irawati (2005:22) pengertian analisis rasio
keuangan yaitu:
“Suatu teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang
dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi-kondisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan
keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi”.
Menurut Dewi Astuti (2004:29) analisis rasio keuangan mencakup:
“1. Perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam
industri yang sama, dan
2. Evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang
waktu”.
Analisis rasio keuangan adalah perbandingan pos-pos tertentu dengan pos
lain yang memiliki hubungan signifikan. Rasio keuangan menyederhanakan antara
pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai
hubungan antara pos tertentu dengan membandingkannya dengan rasio lain
sehingga dapat memberikan penilaian.
Analisis rasio keuangan biasanya dilakukan oleh auditor yang
independen tetapi sepenuhnya menjadi tanggung jawab presiden direktur
perusahaan dan direktur keuangan perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan
analisis rasio keuangan secara rutin ataupun sesuai dengan kebijakan dari
20
perusahaan apakah dilakukan tiap tahun atau dalam jangka beberapa waktu
tertentu.
Analisis dari rasio keuangan dapat memberikan pandangan yang lebih baik
tentang kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan. Dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
Angka-angka rasio keuangan tersebut akan lebih berarti apabila ditindak
lanjuti sehingga memperoleh informasi yang berguna yang dapat mendukung
untuk keputusan-keputusan yang akan diambil di kemudian hari.
Menurut Hanafi & Halim (2003:75) pada dasarnya analisis rasio bisa
dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu :
“1. Rasio likuiditas : rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas : rasio yang mengukur sejauhmana efektivtas
penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.
3. Rasio solvabilitas : rasio yang mengukur sejauhmana
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas : rasio yang melihat kemampuan perusahaan
menghasilkan laba (profitabilitas).
5. Rasio pasar : rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan
relatif terhadap nilai buku perusahaan”.
Menurut Munawir (2002:69) tujuan setiap penganalisa pada umumnya
adalah:
“untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas, dan likuiditas
dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka-angka
ratio pada dasarnya juga dapat digolongkan menjadi:
1. Ratio-ratio likuiditas
2. Ratio-ratio solvabilitas
3. Ratio-ratio rentabilitas
4. ratio-ratio aktivitas”.
21
Angka rasio finansial juga digolongkan dan diklasifikasikan sesuai dengan
perbedaan ekonomis dari operasi perusahaan sesuai dengan tujuan penganalisa
yaitu:
1.
Profitabilitas Ratio
2.
Short Term Solvency (Liquidity) Ratio
3.
Long Term Solvency Ratio
4.
Effiiency (Turn Over) Ratio
Menurut Darsono dan Ashari (2005:51), analisis rasio keuangan yang
dipergunakan dalam menilai kinerja adalah:
“1.
2.
3.
4.
2.3.1
Analisis likuiditas
Analisis Struktur Keuangan (Leverage)
Analisis Profitabilitas
Analisis Aktifitas Perusahaan”.
Analisis likuiditas
Analisis likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Apabila ini dapat dihitung melalui
sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lanar. Rasio-rasio yang
digunakan dalam analisis likuiditas adalah:
a.
Current ratio
Current Ratio =
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui
kesanggupan memenuhi keajiban jangka pendek karena rasio ini
menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan akan menjadi uang tunai
dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Current ratio
yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah
likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang current rationya terlalu
tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang
menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba
perusahaan.
22
b.
Quick Ratio
Quick Ratio =
Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya
rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini
sering menimbulkan kerugian jiga terjadi likuidasi. Jadi quick ratio
lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi hutang jangka pendeknya. Quick ratio yang dianggap baik
adalah satu.
c.
Cash Ratio
Cash Ratio =
Kas + Saham
Hutang Lancar
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang
lancarnya dengan kas atau setara kas. Semakin besar rasio ini
semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
2.3.2
Analisis Struktur Keuangan (Leverage)
Struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai aktivanya.
Aktiva perusahaan didanai dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang
dan modal pemegang saham, sehingga saham seluruh sisi kanan dari neraca
memperlihatkan struktur keuangan. Struktur modal adalah pendanaan permanen
yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang
saham. Struktur modal keuangan merupakan bagian dari struktur keuangan.
Struktur keuangan – Hutang lancar = Struktur modal
Pemilihan struktur keuangan merupakan masalah yang menyangkut
komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai
aktivanya. Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio
financialnya seandainya perusahaan tersebut pada suatu saat dilikuidasi. Dengan
demikian solvabilitasnya berarti kemampuan perusahaan untuk membayar
hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio-rasio yang
digunakan adalah:
23
a.
Debt Ratio (Debt to Total Assets Ratio)
Debt Ratio =
Total Hutang
Total Aktiva
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiki dan
seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya,
enderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditur maupun
pemegang saham.
b.
Debt to Equity Ratio (DER)
DER =
Total Hutang
Total Modal
Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan modal (equity)
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi semua kewajibannya.
Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar
rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau
minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio
ini sebaiknya besar.
c.
Time Interest Earned (TIE)
TIE =
EBIT
Beban Bunga
Rasio ini disebut juga penutupan (coverage ratio), mengukur
pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT),
sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan
dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Pada
umumnya, laba dipandang cukup melindungi kreditur bila rasio ini
dua kali atau lebih.
2.3.3
Analisis Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan
keputusan manajemen. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang
efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat
24
efektifitas pengelolaan perusahaan. Rasio profitabilitas yang umum digunakan
adalah:
a.
Gross Profit Margin (GPM)
GPM =
Laba kotor
Penjualan
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya,
mengindikasikan
kemampuan
perusahaan
untuk
berproduksi secara efisiensi. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
b.
Net Profit Margin (NPM)
NPM =
EAT
Penjualan
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaandalam mendapatkan laba cukup tinggi.
c.
Operating Profit Margin (OPM)
OPM =
Laba Usaha
Penjualan
Rasio ini memberi gambaran tentang efisiensi perusahaan pada
kegiatan utama perusahaan, selisih antara nett profit ratio dengan
100%, menunjukkan prosentase yang tersedia untuk menutup harga
pokok penjualan dan biaya operasi. Prosentase inilah yang disebut
Operating Profit Margin. Semakin tinggi ratio semakin baik, tetapi
ratio yang terlalu tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik.
d.
Return on Assets (ROA)
ROA =
EBT
Rata - rata Aktiva
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
aktivanya untuk memperoleh laba. Semakin tinggi hasilnya maka
semakin efektif dalam mengelola assets.
25
e.
Return on Equity (ROE)
ROE =
EBT
Modal
Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal
sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang
saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau
yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Semakin besar rasio
ini semakin baik.
2.3.4
Analisis Aktifitas Perusahaan
Rasio aktfitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio-rasio aktifitas yang umum
digunakan adalah:
a.
Inventory Turnover
Inventory Turnover =
Rasio
perputaran
Harga pokok penjualan
Rata - rata Perse diaan
persediaan
mengukur
efisiensi
pengelolaan
persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang
cukup
populer
untuk
menilai
efisiensi
operasional,
yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal
yang ada pada persediaan. Average Inventory dapat dicari dengan
cara menjumlahkan persediaan awal dan persediaan akhir kemudian
dibagi dua. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
bahwa kegiatan penjualan berjalan baik.
b.
Average Collection Period
Average Collection Period =
Rata - rata Piutang x 360
Penjualan
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, ratarata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya
perusahaan
harus
menunggu
pembayaran
setelah
melakukan
26
penjualan. Rasio ini dapat dibandingkan dengan persyaratan
penjualan. Karena sering sulit medapatkan data penjualan kredit maka
digunakan total penjualan. Satu tahun dapat diasumsikan 360 hari
atau 365 hari, kedua angka ini mempengaruhi keputusan yang
dihasilkan. Semakin pendek periodenya maka semakin baik.
c.
Receivable Turnover
Penjualan
Rata - rata Piutang
Receivable Turnover =
Rasio ini mengukur ektifitas penggunaan dana yang tertanam dalam
piutang. Rasio ini menunjukkan banyaknya dana yang dapat
diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah piutang. Semakin besar rasio
ini, maka menunjukkan perusahaan tersebut sudah efisien dan efektif.
d.
Fixed Assets Turnover
Fixed Assets Turnover =
Penjualan
Aktiva tetap
Rasio ini mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada
harta tetap, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau beberapa
rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap. Rasio ini berguna untuk
mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya
secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Semakin tinggi rasio
semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan
penjualan tinggi.
e.
Total Assets Turnover
Total Assets Turnover =
Penjualan
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta
perusahaan
dalam
rangka
menghasilkan
penjualan
atau
menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.
27
Sofyan Syafri Harahap (2004:297) menyatakan bahwa analisis rasio
keuangan memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya,
yaitu:
“1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri yang lain.
4. Sangat berguna untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model Z score atau Altman’s
Bankruptcy Prediction model merupakan suatu model untuk
meramalkan kebangkrutan suatu perusahaan yang dibuat oleh
Altman.
5. Menstandarisasi ukuran perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan seara
periodik / time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan
prediksi di masa akan datang”.
2.4
Kinerja
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan
memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan
manajer perusahaan didalam melaksanakan pertanggungjawabannya.
2.4.1
Definisi Kinerja
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan bahwa laporan keuangan
dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan. Pengertian kinerja menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:53) adalah:
“sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau
kemampuan kerja”.
Kinerja menurut Achmad dan Ruky (2004:15), yaitu:
“catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh di fungsi-fungsi pekerjaan
tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun aktu tertentu”.
28
Dari dua definisi tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja
adalah kemampuan atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan suatu tindakan
tertentu selama kurun waktu tertentu.
2.4.2
Pengukuran Kinerja
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja secara kuantitatif. Menurut Mulyadi (2001:434) yaitu:
“1. Ukuran kriteria tunggal (single criteria)
2. Ukuran kinerja beragam (multiple criteria)
3. Ukuran kinerja gabungan (composite criteria)”.
Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya
menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer, ukuran kriteria beragam
(multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam
ukuran untuk menilai kinerja manajer, dan ukuran kriteria gabungan (composite
criteria)
adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran,
memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan menghitung rata-ratanya
sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.
2.4.3
Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2002:52) mengungkapkan
bahwa “kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi
berbagai pihak (stakeholder) seperti investor, kreditur, analis, konsultan
keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri”. Manfaat
penilaian kinerja dilihat dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan dan kinerja perusahaan menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty
(2002:50), yaitu:
“1. Para pemegang saham (investor)
Para investor dan calon investor berkepentingan terhdap
informasi laporan keuangan anatara lain untuk pengambilan
keputusan apakah manajemen sekarang harus diganti atau
dipertahankan dan apakah perusahaan memiliki persetujuan
untuk menerbitkan dan memperoleh pinjaman baru.
29
2. Para kreditor
Para kreditor dan calon kreditor berkepentingan terhadap
informasi laporan keuangan untuk melakukan penilaian apakah
laba yang diperoleh perusahaan mampu digunakan untuk
membayar beban bunga dalam memenuhi kewajiban.
3. Para manajer
Para manajer berkepentingan terhadap informasi laporan
keuangan untuk melakukan penilaian apakah perusahaan
mempunyai kemampuan untuk membayar dividen (dividen
policy).
4. Analisis sekuritas
Para analis sekuritas tertarik terhadap informasi tentang
estimasi laba di masa datang dan kekuatan keuangan sebagai
elemen penting untuk dasar penentuan nilai sekuritas
5. Analisis kredit
Para analis kredit memungkinkan untuk dapat menetukan aliran
dana di masa datang dan konsekuensinya pada posisi keuangan
perusahaan sebagai upaya untuk dapat mengevaluasi risiko
kredit yang melekat pada perluasan kreditnya”.
2.5
Manfaat Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan
Analisis rasio keuangan sangat berhubungan dengan penilaian kinerja
perusahaan. Dengan diadakannya analisis rasio keuangan maka potensi dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut dapat diketahui, sehingga pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunaknnya sebagai
bahan pertimbangan dalam meningkatkan laba, penentuan laba periode
berikutnya, meningkatkan efisiensi operasi, penentuan kebijakan antisipasi
hutang.
Untuk mengetahui apakah suatu perusahaan mengalami peningkatan atau
bahkan penurunan kinerja dapat dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio
keuangan perusahaan dari tahun sebelumnya. Dengan adanya perbandingan rasiorasio keuangan dari tahun sebelumnya maka dapat diketahui apakah tahun ini
perusahaan mengalami peningkatan atau mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya. Perusahaan juga bisa membandingkan rasio keuangan perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis, maka perusahaan dapat mengetahui apakah
kinerja perusahaan lebih baik atau lebih buruk dari perusahaan lain.
30
Hasil analisis rasio keuangan tidak mutlak dapat memperbaiki kinerja
perusahaan di masa akan datang, karena selain hal tersebut perusahaan juga perlu
memperhatikan keandalan, kejujuran dan kesesuain penyajian rasio keuangan
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterima umum.
Dengan adanya analisis rasio keuangan maka akan dapat membantu
manajemen meningkatkan laba, meningkatkan investasi, penentuan kebijakan
antisipasi piutang untuk mengatasi kondisi keuangan di masa yang akan datang.
Download