DAMPAK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA BARU

advertisement
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
DAMPAK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA BARU LAMPUNG
TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
Oleh:
Maulana Mukhlis dan Denden Kurnia Drajat
Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Lampung
ABSTRACT
The research was carried out using this type of research policy (policy research)
that the conduct of research or analysis of a social problem in order to help policy
makers by presenting recommendations that are pragmatic, action-oriented to
address the problem. While the level of explanative research is done using the
descriptive research study of independent variables, without making comparisons
or connect with other variables. The theory is used to compare how much fact is
found has relevance to the theory.
The results showed that the substance of the New Town development Lampung
Lampung Provincial Government as possible the impact of both positive and
negative socio-cultural change is very significant. Some of the positive and
negative impacts of development policies Kota Baru Lampung to socio-cultural
changes consist of changes in employment, the demand for building urban-rural
linkages, demand for quality education and health, tradition and social conditions,
behaviors and patterns of public relations, compliance settlements , and the
displacement of workers ex-New Town construction site.
Keywords : Social Change, Policy Impact, Kota Baru Lampung
LATAR BELAKANG
Terdapat sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan
sosial budaya masyarakat. Secara kategorikal ada 2 (dua) kekuatan yang memicu
perubahan sosial; Pertama, kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal
factor) seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.
Kedua, kekuatan dari luar masyarakat (external factor) seperti pengaruh kontakkontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran unsur
kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat
memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat sehingga ia harus
menata kembali kehidupan mereka. Karena itu, perubahan sosial adalah sesuatu
yang pasti akan terjadi akibat kekuatan itu.
Gagasan Pemerintah Provinsi Lampung untuk mengembangkan sebuah kota
mandiri di Kecamatan Jati Agung yang salah satu fungsinya diarahkan sebagai
pusat pemerintahan tentunya membutuhkan dukungan segenap potensi keruangan
sekaligus potensi sosial budaya yang ada di wilayah tersebut. Pengembangan
sebuah wilayah menjadi kota mandiri tentunya akan menjadi tantangan tersendiri
bagi pembangunan wilayah di Lampung, melakukan analisis terhadap kemampuan
daya dukung lahan, ketersedian serta analisis kebutuhan sarana dan prasarana
wilayah serta kondisi sosial budaya setempat mutlak dilakukan untuk mendukung
1
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
pengembangan Kota Baru Lampung menjadi pusat pemerintahan bagi Provinsi
Lampung sebagai salah satu fungsinya.
Argumentasi-argumentasi rasional atas analisis mobilitas sosial budaya akan
menjadi dukungan untuk lebih memaksimalkan argumentasi pemindahan pusat
pemerintahan Lampung ke Jati Agung sehingga keberhasilannya bukan hanya
dinilai dari aspek fisik semata tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial budaya
masyarakatnya. Kota Baru sebagai pusat pemerintahan Provinsi Lampung
diharapkan bukan hanya akan hidup tetapi sekaligus mampu memberikan
penghidupan kepada penghuninya.
Studi Wilda (2011) tentang sikap politik masyarakat terhadap kebijakan
pembangunan Kota Baru Lampung (Studi Pada Penduduk Kecamatan Jati Agung
dan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan) menunjukkan hasil bahwa
dengan jumlah populasi 117.315 orang dengan sampel sebanyak 100 responden
dan wawancara dapat diketahui sebanyak 57 responden (57%) berada pada
kategori kognitif, 28 responden (28%) berada pada komponen afektif, dan 15
responden (15%) berada pada komponen evaluatif. Sikap politik masyarakat
terhadap Kebijakan Pembangunan Kota Baru Lampung umumnya mendukung.
Diketahui sebanyak 71 responden (71%) berada pada sikap mendukung, 12
responden (12%) berada pada sikap menolak, dan sebanyak 17 responden (17%)
berada pada sikap tidak peduli.
Selain itu diketahui mayoritas responden bersikap mendukung, menolak,
maupun tidak peduli berada pada komponen kognitif yang disebabkan oleh
perbedaan persepsi responden didalam menafsirkan atau memahami Kebijakan
Pembangunan Kota Baru Lampung yang diperoleh melalui penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman, serta dipengaruhi oleh
beberapa faktor yakni faktor sosial yang berupa tingkat pendidikan, dan faktor
ekonomi yang berupa tingkat pendapatan. Saran dan usul masyarakat terhadap
Kebijakan Pembangunan Kota Baru Lampung yakni bahwa Pemerintah Provinsi
Lampung juga harus memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan dari kebijakan
tersebut, serta dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dampak
perubahan sosial terjadi dari kebijakan Pembangunan Kota Baru Lampung.
Sehingga kebijakan tersebut merupakan pilihan yang tepat untuk mengatasi
persoalan yang dialami oleh Kota Bandar Lampung saat ini serta berkontribusi
terhadap upaya mempercepat dampak positif perubahan sosial budaya masyarakat
dalam meningkatkan kesejahteraannya.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah seberapa besar dampak kebijakan pembangunan Kota
Baru Lampung terhadap perubahan sosial budaya masyarakat?
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian kebijakan
(policy research). Menurut Majchrzak (1984), penelitian kebijakan adalah the
process of conducting research on, or analysis of a fundamental social problem in
order to provide policy makers with pragmatic, action oriented recommendation
for alleviating problems (Proses pelaksanaan penelitian atau analisis mengenai
2
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
suatu masalah sosial mendasar guna membantu pembuat kebijakan dengan cara
menyajikan rekomendasi yang bersifat pragmatis, berorientasi pada aksi untuk
mengatasi masalah tersebut).
Sedangkan dari tingkat eksplanatif, penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap
variabel mandiri, tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lain. Teori pada gilirannya akan dipakai untuk membandingkan seberapa
besar fakta yang diketemukan memiliki relevansi dengan teori tersebut (Sugiyono
dalam Abidin, 2002).
Sesuai dengan masalah dan tujuannya, penelitian ini difokuskan pada :
a) Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi adanya perubahan sosial budaya
masyarakat terkait dengan kebijakan pembangunan Kota Baru Lampung.
Dimensi pada fokus ini mencakup dalam hal :
Faktor Internal
Faktor Eksternal
b) Identifikasi dampak positif maupun negatif dan perubahan/ pergerakan
(mobilitas) sosial budaya baik yang berpengaruh maupun yang akan
dipengaruhi oleh kebijakan pembangunan Kota Baru Lampung yang
menyangkut beberapa aspek:
Perubahan lapangan pekerjaan
Perubahan kondisi Kesehatan
Perubahan tingkat pendidikan
Perubahan sosial kemasyarakatan
Perubahan pola hubungan masyarakat
Perubahan perilaku dan kebiasaan masyarakat dari pola perdesaan ke
arah perkotaan
Analisis tahapan perpindahan penduduk (eks pekerja PTPN VII) yang
selama ini bekerja pada calon lokasi pembangunan Kota Baru Lampung.
c) Rekomendasi desain kebijakan yang perlu diambil dalam rangka
mengoptimalkan peluang dan kesempatan (dampak positif) yang ada
sekaligus menyelesaikan atau mengurangi dampak negatif yang akan timbul
dari implementasi kebijakan pembangunan Kota Baru Lampung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dampak Pe mbangunan Kota Baru Lampung terhadap Kondisi Sosial
Budaya Masyarakat
A.1. Pe rubahan Lapangan Pekerjaan
Pada hakekatnya, gagasan pembangunan Kota Baru Lampung (dengan salah
satu fungsi sebagai pusat pemerintahan) digulirkan sebagai salah satu upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, di awal-awal
pembangunan, berbagai upaya persiapan perlu dilakukan oleh pemerintah untuk
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan itu atas dasar potensi lokal yang
dimiliki oleh masyarakat di calon lokasi pembangunan Kota Baru Lampung saat
ini. Di Kecamatan Jati Agung dengan basis lahan pertanian, maka usaha
3
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
peningkatan kesejahteraan masyarakat juga dilakukan dengan daya dukung lahan
pertanian yang ada.
Dalam jangka pendek, upaya pembangunan Kota Baru Lampung yang akan
dilakukan itu diprakirakan berdampak negatif penting pada hilangnya kesempatan
kerja, peluang berusaha dan pendapatan masyarakat. Namun, apabila pola
penanganan dampak tersebut diantisipasi dengan penyiapan lahan usaha lainnya,
maka dampak pada tahap operasi diprakirakan akan menjadi dampak penting,
karena masyarakat akan berubah mata pencahariannya pada sektor jasa dan
industri pengolahan atas dasar potensi pertanian yang ada.
Di sisi lain, pemrakarsa (pemerintah dan dunia usaha) juga perlu
memprakirakan jenis lapangan pekerjaan usaha lain yang menjadi usaha
sampingan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Saat ini, selain
tanaman musiman yang ada dan ketika sudah mulai dibudidayakan tanaman
tahunan semisal karet dan kelapa sawit yang dalam waktu lima tahun ke depan
akan menambah dampak positif terhadap kesempatan kerja bagi masyarakat,
maka analisis terhadap dampak ini juga perlu dilakukan secara seksama..
Sebagai turunan dari perubahan lapangan pekerjaan dari sektor pertanian ke
sektor jasa dan indutri pengolahan,, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah Jati
Agung nantinya juga diharapkan bergerak dengan cepat. Industri rumah tangga
juga diharapkan akan berkembang misalnya industri tempe dan tahu serta akan
berkembang perdagangan kebutuhan hidup sehari- hari juga berkembang karena
Kota Baru juga memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan hasil
pertanian secara modern.
Terjadinya dampak positif terhadap kesempatan bekerja bagi masyarakat
Jati Agung termasuk peluang berusaha selain usaha pokok sebagai petani di lahan
usaha yang dimiliki oleh masyarakat dan adanya kecenderungan perubahan ke
depan pada akhirnya juga akan berimplikasi terhadap peningkatan pendapatan.
Dalam konteks tersebut, maka upaya pengelolaan dan penyusunan arahan
program baik pra pembangunan, penempatan maupun pada saat Kota Baru
Lampung telah beroperasi nantinya perlu disusun dalam rangka menyiapkan sejak
dini analisis perubahan lapangan pekerjaan yang akan terjadi dari kondisi saat ini
(pada sektor pertanian) ke kondisi masa depan (pada sektor jasa & industri
pengolahan).
A.2. Keterkaitan Kota-Desa
Sebagai bagian dari analisis dampak yang perlu dipertimbangkan di dalam
pengembangan kota baru adalah bagaimana kota itu terkait dengan wilayah
sekitarnya. Keterkaitan ini menjadi isu sangat penting sebagai bahan
pertimbangan bahwa kota baru yang dibangun tidak akan ‘mematikan‘ wilayah
sekitar, tetapi sebaliknya ia harus mampu menjadi penguat dan pendorong
pengembangan wilayah sekitarnya sebagai daerah penyangga.
Pembangunan mengarah keterkaitan dan integrasi kota-desa adalah prinsip
pembangunan wilayah dan pembangunan manusia yang berkelanjutan. Pada satu
sisi kawasan perdesaan akan sukar mengembangkan kegiatan ekonominya tanpa
mempertimbangkan kota sebagai pusat pengolahan produksi dan pemasaran hasil
pertanian ke pasar yang lebih luas maupun pelayanan bagi input kegiatan sektor
pertanian.
4
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Pada sisi lain, pembangunan perkotaan tidak dapat hanya dilakukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan alam di perdesaan untuk kepentingan
jangka pendek. Dalam hal ini pembangunan perkotaan menjadi tidak
berkelanjutan. Pembangunan perdesaan yang terintegrasi dengan perkotaan
dengan mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa serta
memperhatikan kaidah pengelolaan lingkungan menjadi salah satu prasyarat bagi
keberlangsungan pembangunan kota dan masyarakat perkotaan.
Tabel 1
Siklus Analisis Mobilitas dalam Keterkaitan Kota Desa
Desa (lokasi keg iatan Pertanian dan
SDA)
Produksi Makanan
Produksi tanaman pertanian dan
perkebunan dan sumner daya alam
Permintaan inputs kegiatan pertanian
dan jasa pelayanan pertanian
Permintaan Barang dan jasa
pelayanan kesehatan, pendidikan,
perdagangan, hiburan dan keuangan
Transfer surplus ke sektor non
pertanian
Sektor tenaga kerja dan On farm dan
Off farm
Keterkaitan
Kota (Lokasi kegiatan Non
Pertanian)
Pemasaran Produksi Pertanian
Pusat pengolahan produk
pertanian dan perkebunan serta
ekspor
Pusat jasa pelayanan bagi
produksi pertanian
Pusat perdagangan barang
kebutuhan rumah tangga dan
lainnya, fasilitas sosial dan
hiburan
Investasi lokal bagi sektor
pengolahan dan jasa pendukung
kegiatan pertanian
Sektor Tenaga Kerja non
Pertanian
A.3. Kualitas Pendidikan & Kesehatan
Salah satu perubahan positif yang harus diwujudkan oleh adanya
pemukiman baru dibandingkan dengan sewaktu tinggal di permukiman
sebelumnya adalah semakin meningkatnya pelayanan yang diberikan dalam
konteks peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan serta kesehatan.
Atas dasar tersebut, maka dampak pembangunan Kota Baru Lampung
sebagai pusat pemerintahan Provinsi Lampung terhadap kesehatan masyarakat
diprakirakan akan terjadi di tahap konstruksi dan tahap operasi. Pada tahap
konstruksi, dampak terhadap kesehatan diprakirakan terjadi pada perubahan lahan
dan perubahan hidrologi serta komposisi vegetasi dan satwa yang jika masyarakat
(lokal) tidak bisa secara cepat beradaptasi maka bisa menimbulkan dampak yang
negatif. Pada tahap operasi, dampak pembangunan Kota Baru Lampung
diprakirakan akan terjadi pada tahap penempatan penduduk dan tahap
pemberdayaan masyarakat pasca penempatan.
Selain berdampak pada sektor kesehatan, dampak pembangunan Kota Baru
Lampung sebagai pusat pemerintahan Provinsi Lampung juga akan terjadi pada
sektor pendidikan masyarakat. Dampak terhadap pendidikan masyarakat
diprakirakan akan terjadi di tahap konstruksi dan tahap operasi. Pada tahap
konstruksi, dampak terhadap pendidikan diprakirakan terjadi pada pembangunan
fasilitas umum yakni sejauh mana perencanaan pembangunan fasilitas pendidikan
telah disesuaikan dengan kebutuhan calon penghuni Kota Baru Lampung sebagai
5
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
pusat pemerintahan Provinsi Lampung nantinya. Pada tahap operasi, dampak
terhadap pendidikan masyarakat diprakirakan akan terjadi pada tahap penempatan
penduduk dan juga tahap pemberdayaan masyarakat yang akan bermukim di Kota
Baru Lampung tersebut.
A.4. Kondisi Sosial Ke masya-rakatan
Makna pembangunan sesungguhnya bukan hanya economic growth
(pertumbuhan ekonomi) semata. Sebab jika keberhasilan pembangunan hanya
dilihat dari peningkatan indikator ekonomi saja, akan dapat menyesatkan banyak
orang. Pada dasarnya hakikat pembangunan (termasuk rencana pembangunan
Kota Baru Lampung) tidaklah sesederhana itu. Sebab salah satu makna
pembangunan adalah untuk mengadakan perubahan sosial di dalam masyarakat
dan pembebasan akan pilihan layanan yang berhak didapatkan dalam pemenuhan
hak hidupnya.
Apakah keberhasilan pembangunan Kota Baru Lampung nantinya
berdampak positif terhadap perubahan masyarakat sekitar dan menjadikan
masyarakat lebih otonom, kreatif dan mandiri?. Hal ini perlu ditinjau dan dikaji
lebih jauh secara menyeluruh dari berbagai dimensi sesuai dengan tujuan
pembangunan masyarakat seutuhnya. Kalau mencermati makna pembangunan
Kota Baru Lampung sebagai suatu agen perubahan sosial, maka perlu dilihat
sejauh mana derajat pembangunan Kota Baru Lampung tersebut membawa
dampak terhadap perubahan sosial. Sebab perubahan sosial yang dimaksudkan
adalah mengarah kepada suatu perubahan lembaga- lembaga (instituions)
masyarakat, termasuk di dalamnya perubahan sistem sosial, seperti nilai sosial,
sikap dan pola perilaku masyarakat dari pedesaan ke perkotaan.
Artinya pembangunan Kota Baru Lampung yang dapat dinilai berhasil tentu
tidak hanya mampu menunjukkan perubahan-perubahan terhadap indikator
ekonomi semata. Namun lebih jauh dari itu, makna dan keberhasilan
pembangunan sesungguhnya dapat langgeng jika mampu melakukan perubahan
sosial seperti disebutkan tadi. Jika pembangunan Kota Baru Lampung bertujuan
untuk melakukan perubahan sosial, maka mutlak harus melibatkan masyarakat
setempat, termasuk tidak mengacuhkan budaya dan norma yang berlaku, sehingga
dengan adanya pembangunan Kota Baru Lampung te rsebut masyarakat merasa
diberdayakan, dan tidak hanya dijadikan sebagai subyek pembangunan semata.
A.5. Pe rilaku & Pola Hubungan Masyarakat
Kehidupan sosial di tingkat masyarakat ketetanggaan kota (sosiobiltias)
memang masih menjadi suatu yang selalu diperdebatkan. Dinamika sosiobilitas
adalah konstruksi mikro kehidupan sosial sehari-hari warga baik frekuensi
maupun kualitas hubungan yang mampu menghasilkan kerja sama antar tetangga.
Makna hubungan antar warga merupakan ungkapan dari kedalaman hubungan
yang selama ini terjalin dalam kehidupan bertetangga, khususnya di perdesaan.
Secara umum, hasil survey dan wawancara di masyarakat Kecamatan Jati
Agung, makna pola hubungan sosial ditemukan hubungan kekeluargaa (72,7%)
dan pertemanan (18,1%). Hubungan ini dapat dirasakan bila berada di tengahtengah warga komunitas atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di
komunitasnya (arisan, pengajian). Ada rasa kekeluargaan terutama warga
6
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
komunitas dengan lingkungan permukiman berdekatan dan terpelihara di
Kecamatan Natar ini. Meskipun terpisah oleh sarana jalan tetapi interaksi sosial
antar warga tetap terjalin dengan baik. Ternyata rasa memiliki dan kebersamaan
antar warga menunjukkan modal sosial yang kuat. Atas dasar itu, maka prakiraan
dampak pembangunan Kota Baru Lampung terhadap perilaku dan pola hubungan
masyarakat akan mengalami kecenderungan perubahan pada beberapa aspek
sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel 2
Aspek Prakiraan Perubahan Pe rilaku & Pola Hubungan Masyarakat
No
Aspek
1
Kontak ko munikasi lisan
2
Pola berkunjungan antar
tetangga
3
Ikatan sosial antar
tetangga dirasakan seperti
keluarga
4
Nilai kepedulian dan
solidaritas sosial antar
warga
5
Pola jaringan partisipasi
ke dalam ko munitas
ketetanggaan
6
Persentase warga yang
pernah berpartisipasi
dalam kegiatan bersama
Kecenderungan Perubahan
Memiliki kecenderungan untuk menurun akibat tersedianya
akses komunikasi yang memungkinkan ko munikasi antar
masyarakat memanfaatkan teknologi ko munikasi tersebut.
Kunjungan antar tetangga bukan hanya pada saat ada
kegiatan rutin misalnya Yasinan dan pengajian. Meski ada
kecenderungan akan mengalami perubahan maka upaya
mempertahankan kondisi sosial budaya tersebut harus
diikhtiarkan sehingga pola ini tetap akan berlangsung
nantinya
Ikatan in i selama in i berdasar atas kecenderungan
peggunaan tempat bekerja (sawah) misalnya sebagai bagian
dari upaya membangun keluarga. Perubahan pola
kesempatan kerja juga akan mempengaruhi ikatan sosial ini
Sifat kegotongroyongan menjadi ciri khas utama warga
perdesaan. Atas pembangunan Kota Baru Lampung dengan
berbagai imp likasi yang ada, akan muncul kecenderungan :
1. Pembongkaran dari lingkungan-lingkungan sosial asli
dan individualisasi proses kerja (gotong-royong vs
kontrak kerja)
2. Pola pembangunan saat ini cenderung menghasilkan
keadaan yang semakin tidak merata (keadilan
pendapatan bagi orang yang bekerja)
3. Sebagai akibat dari indiv idualisasi dan pemiskinan,
sebagian dari masyarakat kita melihat bahwa masyarakat
semakin terpecah dalam lingkungan primordial
4. Bersamaan dengan itu, kita melihat suatu pembongkaran
nilai-n ilai asli masyarakat Indonesia (kejuju ran,
kesederhanaan, kerajinan kerja, dan sejenisnya)
Ko munitas ketetanggaan biasanya tergali melalui kegiatankegiatan informal dalam masyarakat, dan dalam situasi
tertentu apabila partisipasi masyarakat cenderung kurang di
dalam ko munitas tersebut, maka secara sosial ia akan
memperoleh implikasi negatif dalam sistem ketetanggaan.
Oleh karena itu, meskipun perubahan wilayah perdesaa ke
perkotaan memiliki sedikitnya 4 imp likasi tersebut di atas,
maka pola jaringan partisipasi in i men jadi sesuatu yang
mutlak harus dijaga kesinambungannya dalam konteks
men jaga kearifan lo kal yang ada di Masyarakat Natar dan
Jati Agung saat ini.
Sebagai turunan dari partisipasi individu, maka secara
umu m dapat dihitung persentase warga yang pernah
berpartisipasi di dalam kehidupan berorganisasi. Dalam
7
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
No
Aspek
Kecenderungan Perubahan
(kehidupan berorganisasi)
jangka panjang persentase ini harus diupayakan mengalami
peningkatan seiring dengan pemenuhan kebutuhan primer
dan kebutuhan sekunder yang telah terpenuhi dari
kehidupan di Kota Baru Lampung nanti. Sebagai sebuah
kebutuhan (menurut Teori Maslow), kebutuhan akan
organisasi sebagai wadah beraktualisasi diri b isa diusahakan
setelah jenjang kebutuhan primer dan sekunder bisa
dipenuhi oleh manusia.
Sumber : Hasil Analisis Peneliti
A.6. Pe menuhan Permukiman Penduduk
Pembangunan dapat diartikan sebagai proses perencanaan sosial yang
dilakukan oleh pemerintah untuk membuat perubahan sosial yang akhirnya dapat
mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Salah satu program
pembangunan yang perlu dilakukan di dalam mendukung pengembangan Kota
Baru Lampung sebagai pusat pemerintahan Provinsi Lampung ke depan adalah
program resettlement, yakni mendirikan pemukiman baru yang ditata secara baik
(modern), yang diharapkan nantinya dapat memacu pertumbuhan dan
pengembangan wilayah secara umum.
Sebagaimana diketahui terdapat banyak pemukiman penduduk di Jati
Agung saat ini bersifat berpencar-pencar di areal perkebunan yang dimiliki oleh
PTPN VII. Dengan dimukimkannya penduduk secara terkonsentrasi ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai, yakni berkurangnya eksploitasi terhadap sumbersumber daya yang ada sekaligus menjaga kesinambungan dari enam pilar pola
hubungan masyarakat sebagaimana disebutkan di atas.
Pemukiman baru yang ditempatkan di daerah-daerah yang lebih dekat dan
memiliki akses sinergisitas ke arah pusat pemerintahan Provinsi Lampung
nantinya, dalam konsep pengembangan wilayah akan memacu pertumbuhan
sentra-sentra ekonomi penduduk. Konsentrasi penduduk pada permukiman yang
lebih teratur dan tertata baik akan mempermudah pemerintah dan pelaku
pembangunan lainnya melakukan pembinaan dan pelayanan sosial seperti dalam
masalah pendidikan dan kesehatan. Secara keseluruhan semua maksud dan tujuan
tersebut tentu saja adalah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat kecamatan Jati Agung ke depan sebagai implikasi positif dari
pembangunan Kota Baru Lampung sebagai pusat pemerintahan.
Dengan budaya penduduk yang ada saat ini di Jati Agung, di sisi lain
kondisi di pemukiman baru sekaligus membutuhkan bentuk-bentuk perilaku baru
sebagai strategi adapatasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.
Berdasarkan hal itu, maka arahan pengelolaan ke depan harus menggunakan
perspektif antropologi lingkungan, program resettlement yang telah merubah
ekologi fisik masyarakat tentu saja akan membawa dampak dan perubahan akan
prilaku serta resettlement membawa dampak bagi perubahan sosial budaya
penduduk masyarakat Jati Agung. Juga yang tidak kalah pentingnya adalah,
apakah implementasi program tersebut sudah mencapai sasaran yang menjadi
tujuan sesungguhnya, yakni meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
penduduk lokal masyarakat Jati Agung.
8
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
A.7. Pe rpindahan Pekerja
Dalam konteks perpindahan pekerja, maka perubahan yang akan muncul
dan perlu dilakukan upaya pengelolaannya dapat diarahkan ke dalam dua
komponen besar, yakni (1) perpindahan para pekerja PTPN VII yang selama ini
bekerja di PTPN VII dan (2) perpindahan pekerja dari petani tradisional pada
wilayah-wilayah perdesaan yang ada di sekitar Jati Agung menjadi petani modern
dengan dukungan kelembagaan yang kuat.
Dalam perspektif yang ke dua, hal itu menjadi sangat perlu untuk
direncanakan secara maksimal dalam konteks membangun keterkaitan kota desa
dan membangun fungsi penyangga yang optimal untuk memberikan dukungan
kepada Kota Baru Lampung di satu sisi dan memberikan peningkatan
kesejahteraan para petani di sisi lain sebagai implikasi positif dari pemba ngunan
Kota Baru Lampung di Jati Agung. Pengembangan kelompok tani menjadi
lembaga yang modern juga dilakukan dengan asumsi bahwa mayoritas masyarakat
yang berada di Jati Agung dan sekitar Jati Agung saat ini yang pada saatnya nanti
akan dipengaruhi dan memberikan pengaruh kepada Kota Baru Lampung adalah
masyarakat dengan mata pencaharian sebagai petani.
B. Rekomendasi Integrasi Fisik & Fungsi Kota Baru Lampung
Seiring dengan pertumbuhan penduduk serta perkembangan kota yang
semakin pesat, perlu dilakukan pembangunan sarana dan prasarana kota guna
meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta menunjang berbagai aktivitas
masyarakat serta pemerintah yang ada didalamnya. Berbagai upaya pembangunan
untuk bidang sarana dan prasarana kota tersebut dituangkan dalam arah
kebijakan pemerintah daerah sesuai fungsinya, yang meliputi:
A. Program Pembangunan Prasarana Jaringan Utilitas
Program ini bertujuan untuk mengembangkan penyediaan prasarana
jaringan utilitas dalam menunjang kehidupan masyarakat. Sasaran yang
ingin dicapai adalahtertatanya jaringan listrik, telekomunikasi, gas, air
bersih dan air limbah guna mendukung dan menggerakkan kegiatan
ekonomi masyarakat.
B.
Program Penerangan Jalan dan Tempat Umum
Program ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur listrik
permukiman dan tempat umum.
Sasaran yang ingin dicapai adalah
bertambahnya jumlah dan kualitas titik lampu penerangan di jalan dan
tempat umum.
C. Program Pengembangan Pelayanan Air Limbah
Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan memelihara
kebersihanjaringan air limbah serta
meningkatkan monitoring
pengendalian limbah buangan pabrik, rumahtangga, pertokoan dan lainlain. Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini adalah tertanganinya
pembuangan air limbah dengan baik dan profesional serta meningkatnya
pelayanan dalam pengelolaan air limbah oleh aparat yang berwenang.
D. Program Pengembangan Pelayanan Air Bersih
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan serta pemenuhan
kebutuhan akan air bersih bagi dunia usaha dan masyarakat. Sasaran yang
ingin dicapai melalui program ini adalah untuk meningkatkan mutu
9
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
E.
F.
C.
pelayanan serta distribusi air bersih bagi seluruh lapisan masyarakat,
disamping itu juga mengendalikan pemanfaatan sumber air tanah.
Tata Air
Program ini bertujuan untuk menata rencana induk drainase yang
memuat rencana sistem drainase yang efektif dan efisien. Sasaran
program ini adalah tertatanya rencana induk sistem drainase serta
kualitas sarana yang efektif dan efisien dalam menunjang lingkungan
permukiman.
Program Penataan Bangunandan Gedung Pemda
Program ini bertujuan untuk menyempurnakan penataan serta meningkatkan
kualitas tata bangunan dan gedung Pemda sebagai salah satu aset dalam
mendukung kinerja pembangunan daerah. Sasaran yang ingin dicapai
dari program ini adalah terwujudnya penataan dan tersedianya gedung
Pemda yang memadai untuk digunakan sesuai dengan fungsinya.
Rekomendasi Pengelolaan Dampak Kota Baru Lampung
Atas dasar beberapa dampak pembangunan Kota Baru Lampung dalam
aspek perubahan sosial budaya masyarakat, maka beberapa ciri keberfungsian
pembangunan Kota Baru Lampung dimasa depan harus dicermati baik di tingkat
pusat maupun di tingkat daerah dalam proses pengambilan kebijakan. Selaras
dengan pendapat Tjiptoherijanto (2002), beberapa ciri dampak positif maupun
negatif yang harus dikelola antara lain adalah:
1. Penduduk Dimasa Depan Akan Semakin Tinggi Pendidikannya.
Penduduk yang makin berpendidikan dan sehat akan membentuk sumber daya
manusia yang makin produktif. Tantangannya adalah menciptakan lapangan
kerja yang memadai. Sebab bila tidak, jumlah penganggur yang makin
berpendidikan akan bertambah. Keadaan ini dengan sendirinya merupakan
pemborosan terhadap investasi yang telah dikeluarkan dalam pembangunan
Kota Baru Lampung..
2. Penduduk Yang Makin Sehat dan Angka Harapan Hidup Naik. Usia
harapan hidup yang tinggi dan jumlah penduduk lanjut semakin besar akan
juga menuntut kebijaksanaan-kebijaksanaan yang serasi dan sesuai dengan
perubahan tersebut. Suatu tantangan pula untuk dapat memanfaatkan
panduduk usia lanjut yang masih potensial agar dapat dimanfaatkan sesuai
pengetahuan dan pengalamannya, terutama dalam menjaga kesinambungan
pola kekerabatan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di wilayah Kota
Baru Lampung nantinya.
3. Penduduk Akan Bergeser Ke Usia Yang Lebih Tua. Pada saat ini di
Indonesia telah terjadi proses transisi umur penduduk Indonesia dari penduduk
muda ke penduduk tua (ageing process). Pergeseran struktur umur muda ke
umur tua produktif akan membawa konsekuensi peningkatan pelayanan
pendidikan terutama pendidikan tinggi dan kesempatan kerja. Sedang
pergeseran struktur umur produktif ke umur tua pada akhirnya akan
mempunyai dampak terhadap persoalan penyantunan penduduk usia lanjut.
Bersamaan dengan perubahan sosial ekonomi di Kota Baru Lampung nantinya
diperkirakan akan terjadi pergeseran pola penyantunan usia lanjut dari
10
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
4.
5.
6.
7.
8.
keluarga kepada institusi. Apabila hal ini terjadi, maka tanggung jawab
Pemerintah Provinsi Lampung nantinya akan semakin berat.
Penduduk Yang Tinggal di Perkotaan Semakin Banyak. Seiring dengan
peningkatan status sosial ekonomi masyarakat, presentase penduduk yang
tinggal di wilayah perkotaan meningkat dari tahun ke tahun. Masa lah
urbanisasi akan menjadi masalah yang juga semakin menonjol akibat daya
tarik kota dan ketidakmampuannya berbagi dnegan wilayah di sekitarnya
sebagai penyangga. Penduduk perkotaan akan bertambah terus sejalan dengan
pertumbuhan penduduk plus urbanisasi itu. Dengan demikian, tuntutan
pemenuhan fasilitas perkotaan akan bertambah pula. Dalam Konteks ini, Kota
Baru Lampung nantinya akan mampu memainkan peran bukan hanya
menghidupi warga kotanya tetapi juga memberikan manfaat bagi warga di
daerah sekitarnya sebagai penyangga.
Jumlah Rumah Tangga akan Meningkat namun Ukurannya Makin
Kecil. Perubahan pola kelahiran dan kematian akan berpengaruh pada struktur
rumahtangga. Di masa depan ukuran rumah tangga akan semakin mengecil,
namun jumlahnya akan semakin banyak. Dengan makin sedikitnya jumlah
anak yang dimiliki dan disertai dengan peningkatan kesehatan penduduk,
seiring tingkat pendidikan dan keterampilan yang lebih baik, maka akan
memberikan kesempatan pula bagi individu maupun keluarga untuk
melakukan mobilitas ke daerah lain. Apalagi bilamana otonomi daerah
dilaksanakan sesuai aturan dan keperluannya, maka kecenderungan tersebut
semakin besar kemungkinan akan terjadi.
Intensitas Mobilitas Penduduk yang Makin Tinggi. Mobilitas penduduk
yang makin tinggi baik secara internal, regoinal maupun internasional
menuntut jaringan prasarana yang makin baik dan luas. Selain itu akan
membawa kepada pergeseran norma-norma masyarakat, seperti ikatan
keluarga dan kekerabatan. Kesemuanya ini dapat membawa dampak yang
berjangka panjang terhadap perubahan sosial budaya masyarakat.
Masih Tingginya Pertumbuhan Angkatan Ke rja. Sejalan dengan
pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan
kerjanya pun cukup tinggi. Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya
jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja tersebut disatu pihak menuntut
kesempatan kerja yang lebih besar. Di pihak lain menuntut pembinaan
angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran yang lebih
tinggi sebagai prasyarat untuk memasuki era globalisasi dan perdagangan
bebas. Kota Baru Lampung juga harus memberikan dampak positif terhadap
fungsi itu.
Terjadi Perubahan Lapangan Kerja. Sejalan dengan perkembangan
ekonomi dan pembangunan pada umumnya, lapangan pekerjaan penduduk
berubah dari yang bersifat primer, seperti pertanian, pertambangan, menuju
lapangan pekerjaan sekunder atau industri. Lalu pada akhirnya akan menuju
lapangan kerja tersier atau sektor jasa. Berbagai ciri dan fenomena diatas
sudah sepantasnya diamati secara seksama, dalam rangka menetapkan
alternatif kebijaksanaan selanjutnya dalam pembangunan Kota Baru
Lampung.
11
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Secara substansi rencana pembangunan Kota Baru Lampung sebagai Pusat
Pemerintahan Provinsi Lampung memungkinkan terjadinya dampak baik positif
maupun negatif terhadap perubahan sosial budaya masyarakat. Dampak tersebut
harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan arahan program sosial budaya
dalam rangka peningkatan dukungan masyarakat terhadap pembangunan Kota
Baru Lampung sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Lampung tersebut. Beberapa
dampak positif maupun negatif kebijakan pembangunan Kota Baru Lampung
terhadap perubahan sosial budaya terdiri dari (1) Perubahan Lapangan Pekerjaan,
(b) Membangun Keterkaitan Kota-Desa, (c) Kualitas Pendidikan & Kesehatan,
(d) Kondisi Sosial Kemasyarakatan (e) Perilaku & Pola Hubungan Masyarakat (f)
Pemenuhan Permukiman Penduduk, dan (g) Perpindahan Pekerja.
Saran
Dari analisis data dan fakta di lapangan melalui serangkaian penilaian dan
observasi dan simpulan yang diuraikan di atas, beberapa hal disarankan untuk
menjadi pertimbangan sebagai tindak lanjut dari hasil Studi ini adalah sebagai
berikut :
1. Tahapan menuju pembangunan Kota Baru Lampung sebagai Pusat
Pemerintahan Provinsi Lampung sebenarnya sudah dapat dilak ukan di
lapangan. Tahap awal yang paling penting agar masyarakat semakin
mendukung adalah sosialisasi yang lebih luas dan komprehensif, terpadu dan
berkelanjutan tentang rencana pembangunan Kota Baru Lampung sebagai
Pusat Pemerintahan Provinsi Lampung tersebut.
2. Sebaiknya dilakukan terapi- terapi ringan terhadap beberapa kelompok
responden yang agak menolak rencana pembangunan Kota Baru Lampung
sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Lampung karena faktor ketakutan
kehilangan pekerjaan, terutama dari golongan pekerja PTPN VII dan
kelompok masyarakat dengan kategori ekonomi kuat yang bergerak di sektor
pertanian yang selama ini diuntungkan dengan sistem yang ada serta
keterbatasan informasi yang mereka terima. Pengetahuan mereka terhadap
pembangunan Kota Baru Lampung sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi
Lampung masih sangat kurang sehingga rencana pembangunan Kota Baru
Lampung sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Lampung dinilai akan
mengancam lahan garapan mereka.
3. Tentang penyebarluasan informasi dan transparansi pe laksanaan tahapan
pembangunan yang jelas harus menjadi perhatian. Pada umumnya, masyarakat
berharap memperoleh kemanfaatan secara langsung dari pembangunan Kota
Baru Lampung sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Lampung kepada
individu terutama dalam peningkatan kesejahteraan dan akses dalam
memperoleh pelayanan publik, sehingga persepsi positif ini harus
dipertahankan untuk menjaga konsistensi dukungan masyarakat.
12
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
DAFTAR PUSTAKA
———-. ―Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan”. http:// www.gexcess.com/id/pages/perubahan%11sosial.html [5 September 2009]
———-. Sosiologi Komunikasi. http://
agussetiaman.wordpress.com/2008/11/25/perubahan-sosial/ [5 September
2009]
———-. Makalah Perubahan Sosial.
http://syair79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-perubahan-sosial/ [5
September 2009]
Abidin, Said Zainal. 2002. ”Kebijakan Publik, Edisi Revisi”. Yayasan Pancur
Siwah. Jakarta.
Damayanti, Mia Nur. 1999. “Kajian Pelaksanaan Ke mitraan Dalam
Meningkatkan Pendapatan Antara Petani Semangka di Kabupaten
Kebume n Jawa Tengah dengan CV. Bimandiri”, IPB Press, Bogor.
Dankfsugiana. 2008. “Konsep Dasar Komunikasi Sosial dan Pembangunan”.
http://dankfsugiana.wordpress.com/2008/04/22/konsep-dasar-komunikasisosial-dan-pembangunan/ [5 September 2009]
Danim, Sudarwan. 1997. ”Pengantar Studi Penelitian Kebijakan”. Bumi
Aksara. Jakarta.
Dunn, William N. 1994. ”Pengantar Analisis Kebijakan Publik”. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Hendropuspito. 1989. ―Sosiologi Sistematik”. Yogyakarta: Kanisius
Majchrzak, Ann. 1987. ”Methods for Policy Research”. Sage Publications
Becerly Hills London New Delhi. London.
Moeleong, Lexy J. 1990. ‖Metode Penelitian Kualitatif”,
PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Parson, Waine. 2005. ‖Public Policy, Pengantar Teori dan Praktek Analisis
Kebijakan”. Kencana. Jakarta.
Soekanto, S. 1982. ―Sosiologi Suatu Pengantar”. Jakarta: Grafindo.
Suharto, Edi. 2008. ―Analisis Kebijakan Publik; Panduan Praktis Mengkaji
Masalah dan Kebijakan Sosial, Edisi Revisi”. Alfabeta. Bandung
Tjiptoherijanto. Prijono, 2002. ―Dimensi Kependudukan dalam Pe mbangunan
Berkelanjutan” Seminar Sehari ―Kependudukan dan pembangunan
Berkelanjutan‖. Universitas Indonesia,
Wilda, Siti. 2011. ―Sikap Politik Masyarakat Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kota Baru Lampung”. Skripsi FISIP Universitas
Lampung. Bandar Lampung
13
Download