BAB I BIDANG KELAUTAN 1.1 Uraian Tugas Pokok dan

advertisement
BAB I
BIDANG KELAUTAN
1.1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
Bidang Kelautan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun
prencanaan, pengendalian, pengawasan, pengumpulan, perumusan, menyiapkan dan
mengolah data dalam rangka penetapan kebijakan dan penyusunan pedoman serta petunjuk
teknis pelaksanaan bidang kelautan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Kelautan
mempunyai fungsi :
-
Pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rencana dan
program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang kelautan ;
-
Pengumpulan bahan dan penganalisisan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan
pedoman dan petunjuk teknis di bidang kelautan ;
-
Penyiapan bahan penetapan kebijaksanaan tentang pengembangan dan pemberdayaan
bidang kelautan ;
-
Penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kegiatan yang
berhubungan dengan kelautan ;
-
Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan pembangunan di bidang kelautan ;
-
Penyiapan bahan pengembangan dan perencanaan pembangunan di bidang kelautan ;
-
Pelaksanaan inventarisasi dan pengawasan terhadap kondisi dan permasalahan yang ada
pada bidang kelautan ;
-
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bidang Kelautan pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Blitar dibantu oleh :
a.
Seksi Sarana dan Prasarana Kelautan.
b.
Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
c.
Seksi Produksi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan.
1
1.2 Perencanaan/Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja,
terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia. Perjanjian Kinerja Bidang Kelautan Tahun 2016 sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS
1. Meningkatnya
Tangkap
Produksi
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Perikanan Persentase Produksi
Tangkap (%)
TARGET
Perikanan
3,5%
1.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan
realisasi masing - masing indikator kinerja. Tingkat capaian kinerja masing - masing
indikator yang tercantum pada perjanjian kerja tahun 2016 disajikan pada tabel berikut :
NO.
1.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya Produksi Persentase
Peningkatan
Perikanan Tangkap
Produksi Perikanan Tangkap
(%)
TARGET
REALISASI
3,5%
(73,55 ton)
-59,6%
(-1.327,05
ton)
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2016 didapat hasil bahwa pencapaian
Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Bidang Kelautan Persentase Produksi Perikanan
Tangkap terjadi penurunan produksi dari tahun dasar sehingga persentase peningkatannya
minus. Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui indikator kinerja yaitu Persentase
Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap di mana dalam upaya pencapaiannya didukung
oleh 2 (dua) program
yaitu Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir dan Program
Pengembangan Perikanan Tangkap.
2
Total produksi perikanan
tangkap merupakan jumlah dari produksi perikanan
tangkap di laut dan perairan umum daratan (PUD) dimana perikanan tangkap di perairan
umum meliputi penangkapan wilayah sungai dan waduk. Produksi perikanan tangkap pada
tahun 2016 sebesar 888,2 ton yang paling besar dudukung oleh hasil tangkapan di laut
sebesar 627,7 ton atau 70,67% dari total produksi perikanan tangkap yang didominasi oleh
hasil tangkap berupa ikan Layang, Tongkol, Lemuru, Cakalang dan Kembung. Produksi
perikanan di PUD hanya mencapai 29,33% dari total produksiperikanan tangkap yaitu
sebesar 267,5 ton yang hasil tangkapannya didominasi oleh ikan Tawes, Mujair, Nila dan
Jambal.
Indikator
persentase
peningkatan
produksi
perikanan
tangkap
merupakan
penghitungan besarnya peningkatan produksi perikanan tangkap pada tahun yang dievaluasi
dengan tahun sebelumnya. Indikator kinerja utama, target dan realisasinya Tahun 2016
disajikan sebagai berikut :
IKU
Persentase Peningkatan Produksi Perikanan
Tangkap
Target
Realisasi
Capaian
3,5%
-59,6%
-1702%
Persentase peningkatan produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 adalah sebesar
-59,6% persen dari target 3,5% persen. Tidak tercapainya target ini yang artinya terjadi
penurunan produksi perikanan tangkap dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain
karena produksi perikanan tangkap sangat bergantung pada kondisi alam. Laut dan PUD
rentan terhadap perubahan iklim. Berbagai faktor seperti ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca
ekstrem, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface temperature-SST), naik turunnya harga
bahan bakar serta perubahan arah angin, menurunkan tingkat produktivitas nelayan.
3
Perkembangan jumlah produksi perikanan tangkap tahun
2015 – 2016 menurut
wilayah perairan adalah sebagai berikut :
Satuan : Ton
Wilayah Perairan
Laut
Perairan Umum
Total
Tahun
2015
1.944.96
281,49
1.314,5
% Peningkatan
2016
620,7
267,5
888,2
-68,09
-4,97
Persentase penurunan produksi perikanan tangkap tahun 2016 sebesar 59,6% persen
penurunan paling besar didukung oleh hasil tangkapan ikan di laut yaitu sebesar 68,09 persen
sedangkan hasil tangkapan ikan di perairan umum daratan menurun sebesar 4,97 persen. Hal
ini disebabkan laut lebih rentan terhadap perubahan iklim dibanding PUD.
Perubahan iklim juga turut mempengaruhi distribusi dan penyebaran ikan di laut,
sementara kenaikan harga bahan bakar akan memengaruhi kesempatan nelayan untuk
menangkap ikan seiring dengan pergeseran penyebaran ikan yang terus berubah akibat
perubahan iklim. Fenomena alam juga memperlihatkan peran yang semakin penting akhir
akhir ini melalui munculnya anomali iklim el nino dan la nina. Anomali iklim tersebut
semakin sering terjadi dengan kondisi musim yang semakin ekstrim dan durasi yang semakin
panjang sehingga menimbulkan dampak yang signifikan terhadap hasil penangkapan ikan,
terutama di laut.
Di daerah tropis, kedua anomali iklim tersebut biasanya menimbulkan pergeseran
pola curah hujan, perubahan besaran curah hujan dan perubahan temperatur udara. Akibatnya
ikan di laut semakin berkurang dan meningkatnya perubahan cuaca yang susah ditebak yang
menyebabkan nelayan takut melaut karena gelombang laut yang besar hingga mencapai
beberapa meter. Keberadaan ikan di perairan Indonesia bersifat dinamis, selalu berhijrah
mengikuti pergerakan kondisi lingkungan. Secara alamiah, ikan akan memilih habitat yang
lebih sesuai. Kesesuaian habitat tersebut ditentukan antara lain oleh temperatur permukaan
4
laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, dan cuaca serta yang berpengaruh pada dinamika
pergerakan air laut, baik secara horisontal maupun vertikal.
Seperti fenomena el nino diperairan Selatan Jawa, menyebabkan ikan bermigrasi ke
daerah yang tempatnya lebih cocok untuk hidup sehingga populasi/stok ikan di perairan Jawa
sangat sedikit maka dari itu hasil tangkapan nelayan menurun. Terutama hasil tangkapan
nelayan kecil dengan ukuran armada kurang dari 5 GT, dimana sebagian besar nelayan di
wilayah Kabupaten Blitar adalah merupakan nelayan kecil. Sedangkan kapal-kapal yang
berukuran di atas 30 GT, kurang terpengaruh karena sudah dilengkapi radio komunikasi, fish
finder dan GPS. Dengan adanya alat tersebut, maka nelayan bisa mencari daerah yang ada
ikannya. Untuk PUD yang ada di Kabupaten Blitar, karena akhir-akhir ini curah hujan tinggi
dan sering terjadi banjir sehingga waduk di sungai Brantas pintu airnya sering dibuka cukup
besar sehingga ikan banyak yang ikut hanyut, sehingga mengurangi stok ikan yang ada di
PUD.
Program dan kegiatan untuk mendukung keberhasilan atau pencapaian target
peningkatan produksi perikanan tangkap adalah :
Sasaran / Program
Sasaran 1.
Meningkatnya
Produksi Perikanan
Tangkap
Program 1.1
Program
Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
Pesisir
Program 1.2
Program
Pengembangan
Perikanan Tangkap
Indikator
Persentase
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Tangkap
Persentase
Peningkatan
Masyarakat
Pesisir
Yang
Mempunyai
Usaha Tambahan
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Tangkap
Target
3,5%
33%
Kinerja
Realisasi
-59,6%
33%
73,55 ton -1.327,05
ton
5
Capaian
-1702%
100%
-59,6%
Alokasi
Anggaran
Realisasi
Capaia
n
1.074.870.000,00
63.310.000,00
5,89%
27.650.000,00
27.650.000,00
100%
1.047.220.000,00
35.660.000,00
3,41%
1.4 Rencana Tindak Lanjut
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengatasi kondisi
penurunan produksi tangkap di antaranya mengusulkan pemberian bantuan sarana alat
penangkapan ikan (API) dan Alat bantu penangkapan ikan (ABPI) kepada nelayan melalui
anggaran provinsi dan pusat, untuk pengkayaan sumberdaya kelautan dan perikanan berupa
kegiatan restocking, penebaran benih ikan di laut maupun perairan umum daratan (PUD)
yang diharapkan dapat memperbaiki potensi sumberdaya ikan, kegiatan ini bisa terealisasi
dengan menggunakan anggaran APBD I dan APBN (Dana Dekonsentrasi Provinsi Jawa
Timur), karena alokasi anggaran pada Dinas Kelautan dan Perikanan belum bisa
mengakomodir semua kebutuhan yang direncanakan, perbaikan sumberdaya habitat ikan di
laut melalui pembangunan rumah ikan (Fish apartement), guna mendukung reproduksi ikan
sehingga dapat meningkatkan potensi sumber daya ikan di laut. Selain itu untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengelola sumberdaya alam secara
aman, lestari dan keberlanjutan, serta dukungan dan partisipasi Kelompok Masyarakat
Pengawas (Pokmaswas) dalam membantu pengawasan dan pelestarian sumberdaya kelautan
dan perikanan; pembinaan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan berupa pelatihan penangkapan
ikan, permesinan, sosialisasi undang-undang perikanan dan bimtek tentang konservasi laut
pada nelayan.
1.5 Tanggapan Atasan Langsung
Produksi perikanan tangkap menurun sangat tajam karena produksi perikanan tangkap
sangat tergantung kepada kondisi alam, bila kondisi alam kondusif maka hasilnya akan bagus
atau naik dan bila kondisi alam tidak kondusif maka hasilnya akan jelek atau turun.
6
1.6 Lampiran
Perjanjian Kinerja Bidang Kelautan Tahun 2016:
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
Meningkatnya Produksi Perikanan
Tangkap
Persentase Produksi Perikanan Tangkap
(%)
3,5%
NO
1.
PROGRAM
ANGGARAN
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
63,145,500
Blitar,
KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN BLITAR
Ir. SUGIANTO, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19580129 198603 1005
KETERANGAN
APBD
2016
KEPALA BIDANG
KELAUTAN
Ir. RESTU PALUPI, M.Si
NIP. 196608311992032000
7
BAB II
BIDANG PERIKANAN
2.1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
Bidang Perikanan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun
perencanaan, pengendalian, pengawasan, pengumpulan, perumusan, menyiapkan dan
mengolah data dalam rangka penetapan kebijakan dan penyusunan pedoman serta petunjuk
teknis pelaksanaan bidang perikanan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Perikanan
mempunyai fungsi :
- Pelaksanaan inventarisasi dan pengawasan terhadap kondisi dan permasalahan yang ada
pada bidang perikanan ;
- Penyiapan bahan penetapan kebijaksanaan tentang perencanaan, pengembangan dan
pemberdayaan bidang perikanan ;
- Pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rencana dan program
kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang perikanan ;
- Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan program kerja dan
kegiatan yang berhubungan dengan perikanan demi terapainya target kinerja di bidang
perikanan ;
- Pengumpulan bahan dan penganalisisan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan
pedoman dan petunjuk teknis di bidang perikanan ;
- Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan di bidang perikanan ;
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bidang Perikanan pada Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Blitar dibantu oleh :
a. Seksi Budidaya dan Pembenihan.
b. Seksi Kesehatan Ikan dan Lingkungan.
c. Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan
8
2.2 Perencanaan/Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja,
terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia. Perjanjian Kinerja Bidang Perikanan Tahun 2016 sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya
Budidaya
Produksi
NO
1.
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Perikanan Persentase Produksi
Budidaya (%)
PROGRAM
Perikanan
ANGGARAN
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
TARGET
2.772.013.180
19%
KETERANGAN
APBD
2.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja
Perikanan budidaya Kabupaten Blitar memiliki kawasan budidaya air tawar dan
payau. Perikanan budidaya air tawar antara lain memanfaatkan perairan umum, kolam, dan
mina padi dengan komoditas strategis sebagai bahan konsumsi masyarakat seperti Lele, Nila,
Gurami. Sementara budidaya air payau terdapat di wilayah pantai Kabupaten Blitar dengan
komoditas Udang Vaname.
Indikator Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya merupakan
penghitungan besarnya peningkatan persentase produksi perikanan budidaya Kabupaten
Blitar pada tahun yang dievaluasi dengan tahun sebelumnya. Indikator tersebut didukung
oleh Indikator Persentase Peningkatan Produksi Ikan Konsumsi dan Persentase
Peningkatan Produksi Ikan Non Konsumsi, hasil rata-rata dari dua Indikator tersebut
merupakan Indikator Peningkatan Persentase Produksi Perikanan Budidaya, target dan
realisasinya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :
9
IKU
Persentase
peningkatan
perikanan budidaya
Target
Realisasi
Capaian
19%
24,86%
130,84%
produksi
Persentase peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2016 adalah
sebesar 24,86 persen dari target 19 persen atau mencapai 130,84% persen. Peningkatan
Produksi budidaya ini diperoleh dari Peningkata Produksi Ikan Konsumsi 11,35% dan Ikan
Non Konsumsi sebesar 38,36%.
Perkembangan jumlah produksi perikanan budidaya ikan konsumi tahun 2015 – 2016
menurut wadah budidaya :
Satuan : Ton
Wadah Budidaya
Kolam
Minapadi
Karamba
Jaring Apung
Tambak
Total
Tahun
2015
14.119,2
4,2
0,4
20,76
497,7
14.642,26
2016
15.772,3
5,50
66,8
460,00
16.304,61
% Peningkatan
11,71
30,95
-100
221,77
-7,57
Produksi perikanan budidaya ikan Konsumsi tahun 2016 sebesar 16.304,61 paling
besar didukung oleh produksi perikanan budidaya di Kolam yaitu sebesar sebesar 15.772 ton
yang didominasi oleh komoditas ikan Lele, Nila dan Gurami.
Untuk bisa ditingkatkan lagi produksinya ada beberapa kendala yang dihadapi antara
lain adalah daya dukung lahan budidaya yang sudah mulai menurun, sebagian besar
pembudidaya masih menerapkan cara budidaya secara tradisional, serangan hama dan
penyakit ikan, kondisi iklim/cuaca yang tidak menentu dan tingginya harga pakan ikan.
Produksi perikanan budidaya seperti tersebut diatas adalah data untuk ikan konsumsi,
sedangkan Kabupaten Blitar merupakan penghasil ikan non konsumsi khususnya ikan hias
Koi terbesar di Indonesia. Ikan hias Koi ini merupakan salah satu komoditas unggulan bagi
10
Kabupaten Blitar yang mampu menopang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
pembudidaya dan pelaku usaha ikan hias koi, hal ini terbukti makin meningkatnya produksi
ikan koi ini setiap tahunnya dan Kabupaten Blitar menjadi pemasok ikan hias Koikeberbagai
kota di Indonesia maupun mancanegara.
Guna mendukung pencapaian produksi dan produktivitas ikan Koi tahun 2016
Mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan dana Tugas
Pembantuan c.q Ditjen Perikanan Budidayamelalui kegiatan demonstrasi farm (percontohan
budidaya)dengan input teknologi budidaya ikan yang adaptif, efektif dan efisien, yang
nantinya dapat direplikasi oleh masyarakat.
Ikan hias Koi ini merupakan salah satu komoditas unggulan bagi Kabupaten Blitar
yang mampu menopang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya dan
pelaku usaha ikan hias Koi, hal ini terbukti makin meningkatnya produksi ikan Koi ini setiap
tahunnya dan Kabupaten Blitar
menjadi pemasok ikan hias Koi
ke berbagai kota di
Indonesia, hingga ditetapkannya beberapa kawasan di yang potensial menjadi kawasan
minapolitan ikan hias.
11
2.4
Rencana Tindak Lanjut
Upaya peningkatan produksi perikanan budidaya dilakukan antara lain dengan cara :
1.
Pengembangan sistem produksi melalui (i) perbaikan mutu induk dan benih, alih
teknologi (adopsi teknologi hasil penelitian); (ii) Meningkatkan daya saing produk hasil
produksi budidaya melalui sosialisasi pelaksanaan kegiatan sertifikasi cara budidaya
ikan yang baik (CBIB); (iii) Pengembangan percontohan usaha perikanan budidaya
sebagai upaya dalam mensosialisasikan model pengelolaan budidaya berkelanjutan.
2.
Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan, dengan melakukan pemantauan
dan pelayanan penanganan penyakit ikan di wilayah Kabupaten Blitar
3.
Fasilitasi program pakan mandiri untuk mengatasi harga pakan yang relative tinggi
4.
Revitalisasi lahan budidaya dengan pengembangan system pengolahan lahan dengan
pembuktian standar mutu kualitas sebelum dan pasca pengolahan
2.5
Tanggapan Atasan Langsung
Untuk produksi ikan hasil budidaya terjadi peningkatan produksi tetapi tidak bisa
mencapai target, terutama ikan gurami dikarenakan banyak pembudidaya ikan gurami yang
beralih membudidayakan ikan nila, selain itu kondisi cuaca yang kurang mendukung usaha
budidaya ikan, dan serangan penyakit.
12
2.6
Lampiran
Perjanjian Kinerja Bidang PerikananTahun 2016:
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
Meningkatnya Produksi Perikanan
Tangkap
Persentase Produksi Perikanan Tangkap
(%)
3,5%
NO
1.
PROGRAM
ANGGARAN
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Blitar,
KETERANGAN
63,145,500
2016
KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN BLITAR
KEPALA BIDANG
PERIKANAN
Ir. SUGIANTO, M.Si
Ir. DWI MARTONO H, MMA
Pembina Utama Muda
NIP.
196309061994031005NIP. 19580129 198603 1005
13
APBD
BAB III
BIDANG USAHA PERIKANAN
3.1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
Bidang Usaha Perikanan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan sebagian urusan di bidang usaha perikanan, yang meliputi penerapan
teknologi, pemasaran, bimbingan teknik eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan
di bidang usaha perikanan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Usaha Perikanan
mempunyai fungsi :
-
Pelaksanaan inventarisasi dan pengawasan terhadap kondisi dan permasalahan yang ada
pada bidang usaha perikanan ;
-
Penyiapan bahan penetapan kebijaksanaan tentang perencanaan, pengembangan dan
pemberdayaan bidang usaha perikanan ;
-
Pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rencana dan
program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang usaha perikanan ;
-
Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan program kerja dan
kegiatan yang berhubungan dengan perikanan demi tercapainya target kinerja di bidang
usaha perikanan ;
-
Pengumpulan bahan dan penganalisisan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan
pedoman dan petunjuk teknis di bidang usaha perikanan ;
-
Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan di bidang usaha perikanan ;
-
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
14
Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bidang Usaha Perikanan pada Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Blitar dibantu oleh :
a. Seksi Teknologi Pengolahan Hasil.
b. Seksi Pemasaran.
c. Seksi SDM dan Kelembagaan.
3.2 Perencanaan/Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja,
terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia. Perjanjian Kinerja Bidang Usaha Perikanan pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Blitar Tahun 2016 sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
Meningkatnya
Pemasaran
Produk Persentase
Pemasaran
Produk
Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya
Saing
Saing (%)
NO
PROGRAM
ANGGARAN
1.
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan
Produksi Perikanan
1.665.301.509
3,9%
KETERANGAN
APBD
3.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja
Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui Indikator Kinerja Persentase
Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saingyang merupakan hasil ratarata dari (tiga) indikator kinerja programyaitu
Prosentase Peningkatan Volume Produk
Olahan, Prosentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan Non Konsumsi dan Prosentase
Peningkatan Konsumsi Ikan Masyarakatdimana dalam upaya pencapaiannya didukung oleh 2
15
(dua) program yaitu Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan dan Program
Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan Produksi Perikanan.
a.
Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan terdiri dari kegiatan :
1. Fasilitasi Peningkatan SDM dan Kelembagaan Kelautan dan Perikanan
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Pagu
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Rp
Output
Jumlah pelaku usaha perikanan
yang mengikuti pembinaan,
pelatihan, temu bisnis, bimtek,
sosialisasi dan lomba Pokdakan
b.
96.260.000,- 89.241.200,-
Orang
150
200
92,71%
133,3%
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan Produksi Perikanan,
Indikator kinerja program, target, realisasi beserta capaiannya Tahun 2016 disajikan
sebagai berikut
Indikator Kinerja Program
Target
Realisasi
Capaian
Prosentase Peningkatan Volume Produk
Olahan (%)
Prosentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan
Non Konsumsi (%)
Prosentase Peningkatan Konsumsi Ikan
Masyarakat (%)
5,40%
7,3%
135%
4,26%
4,9%
113,95%
2,16%
0,86%
27,7%
Rencana
Realisasi
Program tersebut terdiri dari kegiatan :
1. Sosialisasi Gemar Ikan
Indikator Kinerja Kegiatan
Input
Jumlah Dana
Satuan
Rp
74.385.000,00 69.489.578,00
%
Capaian
93,42%
Output
Jumlah peserta sosialisasi Gemar
Ikan
Orang
16
200
200
100%
2. Fasilitasi Pameran Produk Kelautan dan Perikanan dan Kontes Ikan Hias
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Input
Jumlah Dana
Rencana
Rp
Realisasi
227.250.500,00 219.907.345,00
Output
Jumlah pelaku usaha yang orang
100
terfasilitasi
kegiatan
pameran dan kontes
3. Kegiatan Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Input
Jumlah Dana
Rp
Output
Jumlah bulan operasional sub
raiser
Bulan
Realisasi
26.345.000,00 25.859.100,00
12
96,77%
105%
105
Rencana
% Capaian
12
% Capaian
98,16%
100%
4. Pengadaan Sarana dan Prasarana Produk Non Konsumsi (SILPA DAK)
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Rencana
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah sarana dan prasarana
pemasaran
produk
non
konsumsi yang diadakan
Rp
559.048.000,00
-
-
paket
2
-
-
5. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemasaran Produk Non Konsumsi dan Olahan
(SILPA DAK)
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Rencana
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah sarana dan prasarana
pemasaran produk konsumsi
dan olahan yang diadakan
Rp
778.273.009,-
-
-
paket
2
-
-
17
Indikator Kinerja Persentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan Non Konsumsi
Indikator kinerja utama, target, realisasi beserta capaiannya Tahun 2016 disajikan sebagai
berikut :
Indikator Kinerja Program
Target
Realisasi
Capaian
Persentase peningkatan nilai peredaran
ikan non konsumsi
19,5%
38,36%
143,46%
Persentase peningkatan nilai peredaran ikan non konsumsi tahun 2016 adalah
sebesar 38,36 persen dari target 19,5 persen dengan capaian 143,46 persen dengan jumlah
nilai peredaran ikan non konsumsi sebesar 287 Milyard meningkat dibandingkan tahun 2015
sebesar 273,5 Milyard.
Produk ikan non konsumsi Kabupaten Blitar, terutama ikan hias koi telah menjadi
ikon, brand image dan produk unggulan dari kawasan minapolitan Kabupaten Blitar. namun
seiring dengan berjalannya waktu, daerah-daerah lain di seluruh Indonesia sudah pula
membudidayakan ikan hias ini, sehingga untuk tetap unggul dalam persaingan, harus
diusahakan untuk terus meningkatkan nilai keunggulan komparatif koi Blitar yang tidak
dipunyai oleh daerah lain. Bentuknya berupa :
1. Jaminan kesehatan ikan atau sertifikasi ikan, dan karantina ikan yang akan dipasarkan.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan bila ada kerjasama yang baik pada saat proses budidaya
dan distribusi/pemasaran ikan terutama dalam memanfaatkan fasilitas Sub Raiser Ikan
Hias di desa Penataran, Kecamatan Nglegok.
2. Pameran dan Kontes Ikan Hias perlu dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan, selain untuk memelihara jaringan pemasaran yang telah ada, juga
18
untuk mengukur kualitas ikan koi Blitar bila dibandingkan dengan ikan koi dari daerah
lain pada tahun yang bersangkutan.
Pencapaian kinerja peningkatan nilai peredaran ikan non konsumsi pada Dinas
kelautan dan perikanan sangat didukung oleh pendanaan tugas pembantuan dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan c.q Dirjen P2HP terutama dalam pengadaan sarana
dan prasarana baik untuk produk non konsumsi (ikan Hias), Pengolahan dan Pemasaran,
sehingga produk ikan segar, ikan olahan dan produk non konsumsi yang beredar di pasar
semakin meningkat volume, nilai dan kualitasnya. Harapan kami, kerjasama ini dapat
berlanjut di tahun-tahun yang akan datang.
Persentase peningkatan produk olahan ikan pada tahun 2016 adalah sebesar 23,89%
persen dari target 15,63 persen atau mencapai 152,85 persen. Jumlah produksi olahan ikan
tahun 2016 sebesar 750 Ton meningkat 5,27% persen bila dibandingkan realisasi pada tahun
2014 yaitu sebesar 605,4 Ton.
19
Tabel perkembangan produksi olahan ikan Kabupaten BlitarTahun 2012 - 2016
Tahun
Indikator Kinerja Program
Peningkatan Produksi Olahan ikan (Ton)
2012
2013
2014
2015
2016
435.12
512.36
605.4
750
805
Terdapat trend dimana volume produksi olahan ikan yang beredar di pasaran
semakin meningkat, dengan produk ikan olahan seperti bakso, nugget, siomay, albumin,
kerupuk ikan dll. Pasar untuk produk olahan ikan masih berpeluang besar, dengan nilai yang
relatif stabil, sehingga bidang usaha perikanan harus fokus untuk meningkatkan volume
produksi ikan olahan. Akan tetapi permasalahannya adalah ketersediaan bahan baku yang
kurang. Produk-produk ini sebagian besar berasal dari bahan baku ikan hasil budidaya,
sehingga untuk mengatasi kekurangan supplai bahan baku, disarankan unit pengolah ikan
(kelompok pengolah ikan) untuk bekerjasama dengan Unit Pelayanan dan Pengembangan
(UPP) sebagai wadah pembudidaya, untuk mencukupi supplai bahan baku tersebut.
Dalam rangka mendorong peningkatan volume produk olahan, telah dilakukan
fasilitasi pengembangan UMKM pengolahan perikanan, fasilitasi pengembangan industri
pengolahan, fasilitasi pengembangan produk, fasilitasi sarana prasarana pengolahan dan
sistem rantai dingin, serta fasilitasi pengembangan dan penerapan standardisasi. Berbagai
kegiatan tersebut yang diharapkan mampu mencapai target dalam satu tahun sebesar 805 ton
untuk tahun 2016.
Indikator Kinerja Program : Konsumsi Makan Ikan Perkapita Per Tahun. Pada
tahun 2016 ditargetkan konsumsi ikan Kabupaten Blitar sebesar 23,65 kg/kapita/th dan
terealisasi sebesar 23,35 kg/kapita/th. Indikator kinerja utama, target dan realisasinya Tahun
2016 disajikan sebagai berikut :
20
IKU
Konsumsi makan ikan (Kg/kapita/th)
Target
Realisasi
Capaian
23,65
23,35
98,73%
Dengan mengetahui besarnya angka konsumsi ikan maka dapat diketahui besarnya
konsumsi ikan Kabupaten Blitar. Pada tahun 2016, capaian konsumsi ikan per kapita
pertahun Kabupaten Blitar adalah sebesar 23,35 kg/kapita/th, atau tercapai 98,73% dari target
sebesar 23,65 kg/kapita/th yang telah ditetapkan.
Pencapaian target kinerja tersebut disebabkan oleh keberhasilan pengenalan manfaat
gizi asal ikan melalui terbentuknya FORIKAN untuk mendukung kegiatan Gemar Ikan,
selain itu juga ditunjang pembinaan kelembagaan kelompok-kelompok usaha kelautan dan
perikanan dan kelompok masyarakat yang potensial yaitu PKK, kader posyandu dll, karena
budaya makan keluarga sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan ibu rumah
tangga serta kebiasaan makan yang ditanamkan sejak anak-anak masih balita.
Penguatan konsumsi makan melalui promosi serta melakukan akselerasi edukasi dan
penyebarluasan informasi tentang ikan dan keunggulannya, sehingga masyarakat tahu dan
gemar mengkonsumsi ikan. Pada tahun 2016, berbagai inovasi kegiatan yang melibatkan
partisipasi publik untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan dilakukan melalui sosialisasi
manfaat ikan, lomba masak berbahan baku ikan, mengadaan edukasi dan penyebarluasan
informasi tentang ikan kepada kader Posyandu dan Tim Penggerak PKK serta pelatihan
pengolahan ikan kepada Tim Penggerak PKK.
Data Realisasi Konsumsi Ikan Kabupaten Blitar Tahun 2011 – 2016
Uraian
Konsumsi
Ikan
kg/kapita/th
2011
15.1
Tahun
2013
19.5
2012
17.1
2014
21
2016
23,15
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa setiap tahun selama periode 2011-2016,
tingkat konsumsi ikan per kapita Kabupaten Blitar terus meningkat. Hal tersebut
21
mengindikasikan bahwa program-program peningkatan konsumsi ikan yang dilaksanakan
berhasil meningkatkan konsumsi ikan masyarakat. Namun demikian angka tersebut masih
dibawah angka konsumsi ikan perkapita Provinsi Jawa Timur dan Nasional, karena pada
budaya agraris, budaya makan masih didominasi oleh nasi dan lauk pauk nabati, telur, daging
unggas, daging sapi dan sangat sedikit ikan. Untuk itu, kegiatan Introduksi danPromosi
Makan Ikan masih sangat diperlukan untuk melakukan sosialisasi dan pengenalan makan
ikan di seluruh lapisan masyarakat terutama untuk ibu dan balita dan masih perlu
ditingkatkan kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan konsumsi makan ikan di
Kabupaten Blitar.
3.4 Rencana Tindak Lanjut
1. Dalam rangka meningkatkan konsumsi makan ikan, kegiatan yang dilakukan adalah
melalui sosialisasi gemar makan ikan yang bertujuan untuk mensosialisasikan manfaat
makan ikan terhadap masyarakat. Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani
memiliki keunggulan dibanding sumber protein lainnya, melalui Lomba masak serba
ikan, Sosialisasi larangan penggunaan bahan berbahaya pada ikan dan Penyebaran
promosi Gemarikan berupa : leaflet, brosur, striker, spanduk, dan baliho seperti
contoh dibawah
2. Untuk meningkatkan pasokan ikan lebih menggenjot produksi ikan dari sektor
budidaya daripada tangkap karena melalui budidaya kita bisa memanipulasi
lingkungan jika terjadi cuaca buruk.
3. Melakukan kerjasama antara industri penangkapan dan pembudidaya sebagai
penyedia bahan baku dengan unit/industri pengolahan ikan sehingga hasil produksi
tangkap dan budidaya tidak dijual langsung kekonsumen dalam bentuk ikan segar,
selain itu agar bisa menyediakan bahan baku olahan sesuai standar.
22
3.5 Tanggapan Atasan Langsung
1. Target konsumsi makan belum bisa tercapai 100% dikarenakan terkendala minimnya
pasokan ikan akibat cuaca buruk sehingga produksi ikan menurun. Target konsumsi
makan ikan sebesar 23,65 kg/perkapita/tahun masih jauh dibawah target provinsi dan
nasional yaitu sebesar 38 kg/perkapita/pertahun dan 40kg/perkapita/tahun, target
tersebut perlu ditingkatkan sehingga bisa memberikan kontribusi pencapaian target
provinsi dan nasional mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar
dunia dengan 70% wilayahnya adalah laut yang seharusnya mempunyai daya
konsumsi makan ikan yang tinggi, namun masih jauh dibawah Jepang yang
mempunyai konsumsi ikan sebesar 80 kg/kapita/tahun. Semakin banyak mengonsumsi
ikan, semakin banyak kandungan baik yang ada di dalam ikan bisa dinikmati oleh
masyarakat. Jika ini terjadi, maka generasi bangsa Indonesia akan bertumbuh dengan
sangat baik karena memiliki intelegensia yang mumpuni.
2. Target kinerja Peningkatan Volume Produk Olahan tercapai melebihi target yaitu
sebesar 135%, dengan potensi yang ada masih bisa untuk ditingkatkan, dan yang perlu
diperhatikan juga adalah ketersediaan bahan baku olahan ikan, yang dibutuhkan untuk
olahan ikan adalah ikan dalam ukuran tertentu diatas ukuran ikan konsumsi.
3. Prosentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan Non Konsumsi mengalami peningkatan
sebesar 113,95%, dan masih bisa ditingkatkan dengan melakukan karantina ikan yang
benar sebelum ikan dijual ke konsumen
23
3.6 Lampiran
Perjanjian Kinerja Bidang Usaha PerikananTahun 2016:
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
Meningkatnya Pemasaran Produk
Kelautan dan Perikanan Yang
Berdaya Saing
Persentase Pemasaran Produk Kelautan
dan Perikanan Yang Berdaya Saing (%)
3,9%
NO
PROGRAM
ANGGARAN
1.
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan
Produksi Perikanan
Blitar,
KETERANGAN
1.665.301.509
APBD
2016
KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEPALA BIDANG
KABUPATEN BLITAR
USAHA PERIKANAN
Ir. SUGIANTO, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19580129 198603 1005
drh. A.M ANDJARI, L
NIP. 196603081994032005
24
BAB IV
SEKRETARIAT
4.1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
Sekretaris Dinas mempunyai
tugas membantu
Kepala Dinas dalam
mengumpulkan dan mengolah data dalam menyusun rencana program kerja, anggaran
program dan anggaran kegiatan, monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan,
menyelenggarakan ketatausahaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan
dan urusan umum serta memberikan pelayanan administrasi kepada semua unit kerja
di Lingkungan Dinas.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,
Sekretaris mempunyai fungsi :
-
Penyusunan rencana kegiatan dan program kerja dinas ;
-
Pemantauan dan evaluasi hasil program kerja dinas ;
-
Pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil pemantauan program kerja dinas ;
-
Pengkoordinasian pelaksanaan tugas bidang–bidang pada dinas ;
-
Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan ;
-
Pelaksanaan fungsi tata usaha keuangan pada dinas ;
-
Pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai ;
-
Pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai ;
-
Pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan kantor, pemanfaatan dan
perawatan inventaris kantor ;
-
Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi kepala dinas dan semua unit organisasi
di lingkungan dinas ;
-
Pelaksanaan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Blitar dibantu oleh :
a.
Sub Bagian Penyusunan Program.
b. Sub Bagian Keuangan.
25
c.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
4.2 Perencanaan/Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah
lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui
perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi
dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Perjanjian Kinerja Sekretariat pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar Tahun 2016 sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
1.
TARGET
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Persentase Kecukupan Administrasi
Organisasi
Perkantoran dan Sarana Prasarana
2. Meningkatnya Akuntabilitas Organisasi Persentase Pemenuhan Dokumen
Perencanaan, Laporan Kinerja dan
Keuangan Yang Tepat Waktu
NO
PROGRAM
ANGGARAN
100%
100%
KETERANGAN
1.
Program Pelayanan Administrasi dan Perkantoran
486.246.000
APBD
2.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
204.056.000
APBD
3.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
70.770.000
APBD
4.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja
Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan
untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung keberhasilan
atau kegagalan
dalam pelaksanaan suatu program atau
kegiatan
dengan
membandingkan Persentase capaian Indikator Kinerja Utama pada tahun 2016 dengan
tahun sebelumnya. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian target, agar dapat dinilai dan dipelajari
guna perbaikan pelaksanaan program atau kegiatan di masa yang akan datang.
26
Sasaran Kinerja
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Organisasi
Meningkatnya
Akuntabilitas
Organisasi
Indikator
Kinerja
Persentase
Kecukupan
Administrasi
Perkantoran
dan
Sarana
Prasarana
Persentase
Pemenuhan
Dokumen
Perencanaan,
Laporan Kinerja
dan Keuangan
Yang
Tepat
Waktu
Target
Realisasi
% Capaian
100%
100%
100%
100%
100%
100%
4.4 Rencana Tindak Lanjut
1. Melakukan sejumlah pengelolaan layanan publik terutama terhadap prosedur dan
budaya perilaku aparatur yang menghambat kualitas pelayanan
2. Melakukan pengembangan pelayanan meliputi pelayanan publik yang mempunyai
dampak langsung bagi masyarakat luas baik secara langsung maupun tidak langsung,
kebijakan teknis yang berkaitan dengan pelaksanaan teknis organisasi, kebijakan alokasi
sumber daya organisasi (sarana dan prasarana) yang diperlukan untuk menunjang
implementasi kebijakan pelayanan publik dan kebijakan teknis, serta kebijakan SDM
(personalia), keuangan (penggunaan sumber dana) dalam rangka memberikan kepuasan
kepada masyarakat.
3 Menambahkan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada
dokumen perencaan tahun berikutnya untuk mendukung pencapaian sasaran
strategis mningkatnya akuntabilitas organisasi
4.5 Tanggapan Atasan Langsung
1. Pada sasaran strategisMeningkatnya Kualitas Pelayanan Organisasi dengan
Indikator kinerja Meningkatnya Kualitas Pelayanan Organisasi yang didukung oleh 2
Program yaitu Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan capaian 100%, dan bisa
mencapai efisiensi anggaran sebesar 3,47%. Untuk kedepan diharapkan terus
dipertahankan capaiannya dan dalam penyerapan anggaran perlu ditingkatkan
penyerapannya.
2. Untuk Indikator Kinerja meningkatnya akuntabilitas organisasi dengan capaian
Sasaran strategis ini didukung oleh Program peningkatan pengembangan sistem
27
pelaporan capaian kinerja dan keuangan dengan Indikator Kinerja Persentase
dokumen
perencanaan,
laporan
keuangan
dan
kinerja
SKPD yang tepat waktu, dengan capaian kinerja pada program ini sebesar 100%.
Untuk lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja diperlukan peningkatan kapasitas
aparaturpemerintah, sehingga untuk tahun berikutnya diharapkan ada kegiatan
yang mendukung peningkatan kapasitas aparatur untuk meningkatkan akuntabilitas
Instansi Pemerintah.
4.6 Lampiran
28
Download