PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA 6

advertisement
PENDIDIKAN KARAKTER
PADA ANAK USIA 6 – 12 TAHUN
Oleh: Taman Saputra*
Abstrak
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dan lain-lain usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan;
proses, cara, perbuatan mendidik. Adapun karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues)
yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Pendidikan karakter Islami yang harus ditanamkan kepada anak -anak sebagai
bentuk pembiasaan ibadah, etika, adab dan akhlak sejak kecil. Anak perlu diajarkan ibadah
dengan berbagai macamnya menurut tingkatan usia mereka. Anak harus diajarkan shalat,
berzakat, berpuasa dan juga berhaji. Selaku orang tua harus mendidik anak-anak mereka
adab dan etika Islam dalam perkara ini, dan Islam sudah sempurna megajarkan anak dengan
pendidikan terbaik bagi usia mereka. Islam mengajarkan bagaimana meminta izin baik
ketika memasuki rumah maupun ketika memasuki kamar, menundukkan pandangan dan
menjaga aurat, memisahkan tempat tidur, tidur dengan miring ke kanan , cepat tidur dan
cepat bangun, menjauhkan anak dari berbagai perangsang syahwat, dan mengajarkan anak
tata cara mandi. Secara lengkap akan kita dapatkan dalam literature kitab-kitab para ulama
kita.
Key Word: Pendidikan, Karakter, Anak
A. Definisi: Pendidikan Karakter dan
Anak
perkembangan jasmani dan rohaninya kea
rah kedewasaan.3
Pendidikan adalah suatu usaha yang
sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik.4
Dalam bahasa Arab kalimat tarbiyah
adalah yang lebih banyak digunakan dalam
konteks pendidikan. Disebutkan dalam kitab
at-Tashfiyah dan at-Tarbiyah bahwa kata
Tarbiyah kembali pada tiga asal, yaitu: ‫(ربَا) و و‬
َ
1. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dan lain-lain usaha
mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara,
perbuatan mendidik.1
Pendidikan adalah memanusiakan
manusia muda.2 Pendidikan adalah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan
anak-anak
untuk
memimpin
‫ب‬
َّ ‫و(ر‬
َ ‫ِب و‬
َ
َ ِ‫(ر‬.
3
* Dosen Tetap Prodi PAI. Jurusan Tarbiyah STAI
Al-Hidayah Bogor.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia offline Versi 1.3
2
Driyarkara dalam Nanang Fattah, Landasan
Manajemen Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2001 hal.4.
4
242
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan
Praktis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007,
hal.10.
Erry Utomo, Bahan Pelatihan Penguatan
Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilainilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan
Karakter
Bangsa,
Balitbang
Puskur
Kemendiknas, Jakarta, 2010, hal.4.
-
-
Asal pertama: )‫(ربَاا)و –ويَا ْربُا ْا‬
َ dengan arti:
bertambah; tumbuh menjadi besar.
Asal kedua: َ‫ِبو –وياَ ا ْار‬
َ artinya: naik;
َ ِ‫(ر‬
menjadi
besar/dewasa;
berkembang.
Asal ketiga:
‫بو –ويَا ا ا ُارب‬
َّ ‫(ر‬
َ
keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orangorang yang melipat ganda kan
(pahalanya). (QS. Ar-Rum: 39)
tumbuh;
Ali Hasan menyebutkan:
Ini adalah makna yang indah dan
teliti, dapat menyingkapkan fungsi
tarbiyah dan maknanya, yaitu
tindakan memelihara sesuatu agar
ia sampai ke puncak kebaikannya
dan kesempurnaannya.5
artinya:
memperbaikinya; mengurusi perkaranya; melatih, mengatur, memerintah;
menjaga,
mengamati,
membantu;
memelihara.
Berikut
adalah
petunjuk
menyebutkan makna tersebut di atas:
Allah
yang
Adapun secara istilah makna tarbiyah
sebagaimana disampaikan para ahli adalah:
Imam al-Baidhawi dalam tafsirnya
Anwarut Tanzil wa asrarut ta'wil,
mengatakan: Ar-Rabbu asalnya bermakna
tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu
sedikit demi sedikit menuju kesempurnaannya, kemudian Allah ta‟ala disifati dengannya sebagai bentuk sifat mubalaghah.
Muhammad Abdullah Darraz di dalam
kitabnya Kalimat fi mabadi 'ilmi akhlak,
berkata: Tarbiyah adalah bentuk taf'ilah dari
rabba, yang berarti bertambah dan
berkembang, sehingga artinya: menjaga
sesuatu
dan
memeliharanya
dengan
menambah dan mengembangkan serta
menguatkan, dan memeganginya di atas
jalan kematangan dan kesempurnaan yang
sesuai dengan tabiatnya.6
Murabbi (pendidik) sebenarnya secara
mutlak adalah Allah ta‟ala, karena Dia
adalah Pencipta, Dialah yang telah
menciptakan
fitrah,
dan
memberikan
karunia-karunia. Dan Dialah Yang membuat
jalan-jalan
bagi
tumbuhnya
fitrah,
berkembang
secara
bertahap
dan
berfirman:
‫و‬‫و‬

‫و‬
‫و‬
‫و‬‫و‬

‫و‬‫و‬ ‫ و‬ ‫ و‬
‫ و و‬‫ و‬
Allah memusnahkan riba dan
mengembangkan sedekah. Dan
Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa. (QS. AlBaqarah: 276)




 
 
  












Dan sesuatu riba (tambahan) yang
kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, maka riba itu
tidak menambah pada sisi Allah.
Dan apa yang kamu berikan
berupa
zakat
yang
kamu
maksudkan
untuk
mencapai
5
6
243
Ali bin Hasan al-Halaby, At-Tashfiyah wa atTarbiyah, Pustaka Imam Bukhari, Solo, 2005,
hlm.164.
Ibid, hlm.167.
berinteraksi nya fitrah. Sebagaimana Allah
membuat
syariat
untuk
mewujudkan
kesempurnaan
dan
kebaikan
serta
kebahagiaan makhluk.
Kegiatan-kegiatan tarbiyah dan ta'lim
berjalan sesuai dengan aturan yang tertib
dan maju, membawa seseorang yang sedang
berkembang dari satu fase ke fase lainnya,
dari satu tahapan ke tahapan lainnya, dalam
segala hal.
Maka Murabbi (atau mu'allim) secara
istilah adalah: Orang yang melaksanakan
berbagai metoda dan sarana yang tidak
bertentangan dengan syariat Islam untuk
menjaga manusia dan memperhatikannya
sampai ia menjadi pemimpin di atas bumi
ini, dengan kepemimpinan yang ditetapkan
melalui peribadatan yang sempurna kepada
Allah Rabbul 'alamin.7
Muhammad bin Ibrahim al-Hamd
menyebutkan bahwa pendidikan adalah
pembentukan (pengkaderan) awal untuk
anak-anak yang sedang tumbuh, yang pada
prinsipnya adalah membangun masa depan
mereka dalam kehidupan ini.8
Pendidikan adalah bagian yang tidak
pernah dapat terpisahkan dari kehidupan
manusia. Pada awal kelahirannya ke alam
dunia, manusia adalah makhluk yang lemah
dan tidak mengetahui apa-apa, ia tidak
mengenal kebaikan dan dosa, tidak
mengenal pula sesuatu yang bermanfaat
dan mudharat. Tetapi Allah ta‟ala telah
memberinya alat-alat dan potensi untuk
mengenal
semua
itu.
Allah
telah
menyiapkan untuknya hati, mata dan
7
8
telinga sebagai alat untuk mencari dan
mendapatkan ilmu.
Belajar dalam maknanya yang luas
meliputi semua kegiatan yang seseorang
mengambil faedah ilmu dengannya dan
menghilangkan
kebodohan
dari yang
sebelumnya ia miliki. Ia mengenal dari
yang sebelumnya tidak kenal, ia memahami
dari yang sebelumnya tidak paham, dan ia
mengerti dari yang sebelumnya tidak
mengerti.
Dengan
demikian
proses
pendidikan tidak hanya terjadi di dalam
ruang kelas yang sempit, namun dapat
terlaksana di manapun dan kapanpun.
Pendidikan merupakan kebutuhan
setiap orang dari usia kanak-kanak hingga
dewasa bahkan usia lanjut. Setiap orang
butuh
arahan
dan bimbingan yang
menunjukinya kepada kebenaran, dan
pendidikan adalah jalan yang menghantarkan hal tersebut. Jika seseorang butuh
kepada makanan dan minuman yang
merupakan konsumsi bagi jasmaninya,
maka dia pun butuh kepada ilmu yang
merupakan konsumsi bagi rohaninya.
a. Karakter
Adapun karakter adalah watak,
tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. 9
Disebutkan pula bahwa karakter
adalah perilaku yang dilandasi oleh nilainilai
berdasarkan
norma
agama,
kebudayaan,
hukum/konstitusi,
adat
istiadat, dan estetika.
Jadi karakter adalah tabiat dan akhlak
seseorang yang terbentuk dari nilai-nilai
yang diyakini sebagai landasan untuk
berpikir, bersikap dan bertindak. Dan nilai-
Ibid, hlm.170, dikutip dari Manhaj Ahlus Sunnah
wal Jama'ah karya DR. Muhammad as-Sayid
Nuh, dimana yang disebutkan adalah makna
tarbiyah.
Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, Bersama
Para Pendidik Muslim, Darul Haq, Jakarta,
2002, hlm.12
9
244
Erry Utomo, hal. 3.
nilai yang absolut dan paling diyakini
seseorang
adalah
nilai-nilai
agama,
sehingga nilai-nilai agama inilah yang
menjadi landasan seseorang dalam berpikir,
bersikap dan bertindak. Di samping nilainilai agama terdapat nilai-nilai lain yang
dijadikan sandaran seseorang antara lain
nilai budaya, adat-istiadat, norma dan
aturan
yang
berlaku
dalam
suatu
lingkungan masyarakat. Pada prinsipnya
selama nilai-nilai tersebut sejalan dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai agama,
maka sah-sah saja untuk dijadikan landasan
seseorang dalam berpikir, bersikap dan
bertindak. Tetapi jika nilai-nilai tersebut
bertentangan dengan nilai-nilai agama,
maka harus ditolak dan tidak diberlakukan.
Pendidikan budaya dan karakter
bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki nilai dan
karakter
sebagai
karakter
dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan
dirinya,
sebagai
anggota
masyarakat, dan warganegara yang religius,
nasionalis, produktif dan kreatif .10
Pendidikan karakter adalah upaya
yang terencana untuk menjadikan peserta
didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik
berperilaku sebagai insan kamil.11
Secara
programatik,
pendidikan
budaya dan karakter bangsa adalah usaha
bersama semua guru dan pimpinan sekolah,
melalui semua mata pelajaran dan budaya
sekolah dalam membina dan mengembangkan nilai‐nilai budaya dan karakter bangsa
pada peserta didik. Pembinaan dan
pengembangan itu terjadi melalui proses
10
11
Ibid, hal.4.
Kemendiknas
Ditjen
Pembinaan SMP, 2011.
Dikdas
aktif
peserta
didik
dalam belajar.
Sedangkan Secara teknis Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa diartikan
sebagai
proses
internalisasi
serta
penghayatan nilai‐nilai budaya dan karakter
bangsa yang dilakukan peserta didik secara
aktif dibawah bimbingan guru, kepala
sekolah dan tenaga kependidikan serta
diwujudkan dalam kehidupannya di kelas,
sekolah, dan masyarakat.12
Islam adalah agama sempurna yang
telah mengatur kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Allah
sebagai
Pencipnya, hubungannya dengan sesama
manusia
dan
hubungannya
dengan
lingkungan alam sekitar. Islam sudah kaya
dan
sempurna
akan
aturan
yang
menyelaraskan hubungan manusia dengan
seluruhnya, sehingga tidak membutuhkan
aturan-aturan lainnya, maka siapa yang
merasa cukup dengannya, Allah akan
mencukupkannya, dan siapa mencari yang
selain Islam maka celakalah ia.
b. Anak
Dalam
kamus
besar
bahasa
Indonesia, Anak memiliki beberapa makna
1) keturunan yang kedua; 2) manusia yang
masih kecil; 3) binatang yang masih kecil;
4) pohon kecil yang tumbuh pada umbi
atau rumpun tumbuh-tumbuhan yang besar;
5) orang yang berasal dari atau dilahirkan
di (suatu negeri, daerah, dsb); 6) orang
yang termasuk di suatu golongan pekerjaan
(keluarga dsb); 7) bagian yang kecil (pada
suatu benda); 8) yang lebih kecil daripada
yang lain.13
Istiah anak yang dikehendaki dalam
pembahasan ini adalah anak pada usia
sekolah dasar. Ada yang menyebutkan
12
Direktorat
13
245
Pusat Kurikulum Balitbang Kemdiknas
Kamus Besar Bahasa Indonesia offline Versi 1.3
bahwa periode ini disebut masa akhir anakanak, yaitu dimulai ketika anak mulai
memasuki sekolah dasar dan berakhir
ketika
anak
mengalami
kematangan
seksual. Periode ini juga disebut sebagai
periode anak usia Sekolah Dasar, karena
pada masa ini anak mulai memasuki
sekolah formal.
Anak
merupakan
pandangan
menyenangkan
bagi
manusia
dalam
kehidupan ini, menjadi kebanggaan dam
kebahagiaannya selama hidup. Mereka
inilah yang menjadi tumpuan harapan.
Dengan berkah mereka, rizki mudah
didapat, rahmat melimpah ruah dan pahala
akan berlipat ganda.14
Di samping sebagai rizki dan karunia
Allah, anak juga merupakan amanat yang
harus dijaga dan dipelihara. Pendidikan
yang baik pada usia anak merupakan bekal
yang berharga bagi pertumbuhan dan
perkembangan
mereka
pada
tahap
selanjutnya. Menurut penelitian para ahli
perkembangan anak pada berbagai aspek
yakni kognisi, motorik, emosi, dan tentu
saja
perkembangan kognisi sosialnya
memiliki karakter unik.
Terpenuhinya
perkembangan setiap aspek ini pada diri
anak (mencapai perkembangan optimal)
akan membuat anak bisa memenuhi tugastugas
perkembangan
sesuai
dengan
usianya, dan ia akan terlihat sama dengan
anak-anak lainnya.
karakteristik perkembangan anak usia
sekolah dasar atau usia 6 – 12 tahun.
Menurut Hurlock sebagai berikut 15 :
a. Masa berkelompok dimana perhatian
utama anak-anak tertuju pada keinginan
diterima kelompoknya;
b.Proses penyesuaian diri dengan standar
yang disetujui kelompoknya;
c. Usia kreatif, menunjukkan bahwa anak
ketika tidak dihalangi oleh rintanganrintangan lingkungan, kritik, cemoohan
dari orang dewasa maka anak akan
mengerahkan tenaganya dalam kegiatan
-kegiatan yang kreatif;
d.Usia bermain karena luasnya minat
anak.
Sedangkan karakteristik perkembangan pada masa pertengahan dan masa
akhir anak-anak menurut Santrock sebagai
berikut 16 :
a. Perubahan fisik (tubuh) pada anak. Di
antara aspek-aspek penting perubahan
tubuh di dalam periode perkembangan
adalah sistem rangka, sistem otot, dan
ketrampilan motorik;
b. Kemampuan
menganalisis
kata,
misalnya anak ketika mendengar kata
“anjing”, anak dapat mengaitkan kata
„anjing” dengan suatu kata yang
menunjukkan penampilannya (hitam,
besar);
c. Memiliki kreativitas;
d. Menjalin
relasi
dengan
teman
sebayanya.
B. Urgensi Pendidikan Karakter
1. Karakteristik Perkembangan Anak
Usia Sekolah Dasar
Sebelum
menjelaskan
tentang
pentingnya pendidikan karakter bagi anak,
akan
dijelaskan
terlebih
dahulu
15
16
14
Muhammad Ali al-Hasyimi, Jati Diri Muslim,
Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 2000, hal.95.
246
Hurlock dalam Langgersari Elsari Novianti,
Makalah Perkembangan Sosial pada Anak
Homeschooling Usia Sekolah Dasar (6-12
Tahun),
Fakultas
Psikologi
Universitas
Padjadjaran Bandung, 2009, hal.5.
Santrock dalam Langgersari Elsari Novianti,
Makalah Perkembangan Sosial pada Anak
Homeschooling Usia Sekolah Dasar (6-12
Tahun),
Fakultas
Psikologi
Universitas
Padjadjaran Bandung, 2009, hal.5.
Lebih lanjut Langgersari Elsari
Novianti menuliskan beberapa perkembangan yang terjadi pada anak usia sekolah
dasar17 :
a. Perkembangan kognisi
Berada pada tahap konkrit operasional
dengan
ciri
berpikir
dengan
lebih
terorganisasi, memikirkan alasan logis
tentang informasi yang konkrit, menguasai
konservasi
Piaget,
pembagian
kelas,
masalah-masalah
bersambung
termasuk
pengambilan kesimpulan. Memperlihatkan
spatial reasoning dengan lebih efektif
seperti diperlihatkan pada penguasaan
konservasi,
kemampuan
memberikan
arahan yang jelas, peta kognitif yang lebih
terorganisasi dengan baik.
3) Pengetahuan: Pengetahuan
semakin
berkembang dan tertata dengan lebih
baik.
4) Metakognisi: Melihat pikiran sebagai
sesuatu yang aktif, dan merupakan hal
yang penting dalam perkembangan.
Pengetahuan akan berbagai macam
proses kognitif dan hubungannya
semakin
berkembang.
Pengetahuan
akan dampak dari strategi dan variabel
tugas dari suatu tingkah laku semakin
meningkat.
Pengetahuan
akan
hubungan antara proses kognitif,
strategi, dan variabel tugas semakin
meningkat.
Regulasi kognitif diri
semakin meningkat secara bertahap.
c. Perkembangan motorik
1) Kecepatan
berlari
meningkat
menjadi 18 feet per second
2) Dapat skipping dengan mengalir
3) Jarak melompat ke depan menjadi
4-12 inchi dan loncat jauh dari 3
sampai 5 kaki ; lompatan lebih
akurat.
4) Akurasi, jarak, dan kecepatan
menendang meningkat
5) Melibatkan seluruh tubuh dalam
memukul bola; kecepatan dan
akurasi meningkat
6) Mendrible bola menjadi berubah
dari kaku menjadi berkelanjutan dan
santai.
b. Perkembangan pemrosesan
informasi:
1) Kapasitas dasar: Kapasitas keseluruhan akan sistem kognitif semakin
meningkat
2) Strategi: Perhatian
menjadi lebih
selektif,
adaptif,
dan
terencana.
Tantangan dalam segi kognitif semakin
meningkat. Strategi memori dalam
bentuk latihan dan organisasi semantik
digunakan secara spontan dan lebih
efektif. Kemampuan untuk menggabungkan berbagai macam strategi
semakin meningkat.
Kemampuan
untuk
mengambil
kesimpulan dalam proses penataan
ulang semakin berkembang.Penalaran
lebih bergantung kepada kata kunci
yang tersimpan dalam memori.
17
d. Perkembangan emosi
1) ekspresi emosi: Kesadaran emosi
diri menjadi lebih terintegrasi dengan
nilai-nilai standar yang ada di dalam
diri yang berkaitan dengan tingkah
laku yang baik dan kesempurnaan.
Strategi yang berkaitan dengan
regulasi emosi diri menjadi lebih
bersifat internal dan menyesuaikan
dengan
tuntutan
dari
situasi
lingkungan.
Kemampuan
untuk
Langgersari
Elsari
Novianti,
Makalah
Perkembangan
Sosial
pada
Anak
Homeschooling Usia Sekolah Dasar (6-12
Tahun),
Fakultas
Psikologi
Universitas
Padjadjaran Bandung, 2009, hal.5-6.
247
menyesuaikan menjadi lebih ber
kembang, lebih memahami akan
aturan-aturan
dalam menunjukkan
emosi
2) pemahaman
emosi:
Kemampuan
untuk mempertimbangkan perasaan
orang lain ketika terjadi konflik mulai
muncul. Mulai munculnya pemahaman bahwa manusia bisa memiliki
perasaan yang saling bercampur dan
ekspresi yang ditampilkan seseorang
mungkin bukan refleksi dari apa yang
sesungguhnya
dirasakan.
Empati
meningkat sejalan dengan meningkatnya pemahaman emosional.
kehidupan
dirinya,
sebagai
anggota
keluarga, dan sebagai warga masyarakat.
Nilai-nilai yang dimaksud sudah
tentu nilai-nilai yang didasarkan pada
ajaran agama Islam yang berlandaskan alQur‟an dan sunnah Nabi shallallahu „alaihi
wasallam dengan pemahaman para sahabat
radhiyallahu „anhum.
Tuntunan Islam dalam pendidikan
anak sangat sempurna sejak masa pra
kelahiran bahkan masa pencarian pasangan
hidup hingga pendidikan anak usia dewasa.
Ketika seorang bayi lahir, maka Islam
memberi petunjuk bagaimana mendidik
bayi dengan karakter islami yaitu: adzan
pada
telinga
bayi,
tahnik
yaitu
mengunyahkan kurma atau semisalnya
kemudian dioleskan ke langit-langit pada
mulut bayi, menyusui anak selama dua
tahun secara sempurna, aqiqah yaitu
menyembelih kambing untuk anak yang
lahir, dua ekor untuk anak laki-laki dan satu
ekor untuk anak perempuan, memberi nama
anak dengan nama yang bagus lagi dicintai,
mencukur rambut bayi pada hari ketujuh
dari kelahirannya, serta mengkhitan.
Sudah tentu pelaksanaan syariat
Islam tersebut akan sangat berdampak bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak pada
masa-masa berikutnya. Petunjuk Nabi
syarat
dengan
nilai-nilai
tauhidullah
(pengesaan Allah ta‟ala), yaitu suatu
pengakuan kehambaan seorang manusia di
hadapan Allah ta‟ala, juga pengakuan
menjadikan Allah sebagai sata-satunya Ilah
(sesembahan) dan mengingkari sesembahan
selainNya. Ini merupakan realisasi atas
persaksian syahadat Laa ilaaha illallah,
tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) yang
haq kecuali Allah.
Pelaksanaan syariat Islam juga
merupakan
bentuk
ketaatan
kepada
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam,
dimana konsekuensi keimanan kepada rasul
Anak usia sekolah dasar secara umum
dikelilingi oleh tiga lingkungan yang
berbeda,
yakni
keluarganya,
teman
sebayanya dan lingkungan sekolah. Ketiga
lingkungan ini membawa dampak yang
berbeda-beda terhadap tumbuh kembang
anak. Meskipun demikian, peranan orang
tua dalam hal penanaman nilai-nilai agama,
norma sosial, kontrol, dan disiplin masih
sangat tinggi. Kontrol orang tua tidak
hanya yang berkaitan dengan pertumbuhan
sacara fisik,
tetapi meliputi seluruh
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
jasmani maupun perilaku ruhaninya.
2. Pentingnya
bagi Anak
Pendidikan
Karakter
Dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak usia 6-12
tahun, maka merupakan masa terbaik dan
sangat
tepat
penanaman
pendidikan
karakter bagi mereka, yaitu suatu usaha
yang terencana dan bersungguh-sungguh
untuk menjadikan anak mengenal, peduli
dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga
anak menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
248
‫وق)لو حسبتوأنوقدوق)لوو‬.‫م)لوسيدهو مسؤ لوعنورعيتهو‬
salah satunya adalah melaksanakan apa
yang beliau perintahkan. Dan ini realisasi
atas persaksian syahadat Muhammadur
Rasulullah, bahwa Muhammad shallallahu
„alaihi wasallam adalah utusan Allah.
‫الرجل وراع ويف وم)ل وأبيه و مسؤ ل وعن ورعيته و كلكم وراعو‬
.‫مسؤ لوعنورعيته‬
Abdullah ibn Umar berkata, saya
mendengar Rasulullah shallallahu
„alaihi wasallam bersabda: “Setiap
dari kalian adalah pemimpin dan
akan dimintai pertang gungjawaban
atas kepemimpinan nya. Seorang
imam (penguasa) adalah pemimpin
dan dia akan dimintai pertanggungj
awaban atas kepemimpinannya.
Dan seorang laki-laki adalah
pemimpin dalam keluarganya dan
dia akan dimintai pertanggung
jawaban atas kepemimpinannya.
Dan
seorang wanita adalah
pemimpin di rumah suaminya dan
dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemim-pinannya.
Dan seorang pelayan adalah
pemimpin atas harta tuannya dan
dia akan dimintai pertanggung
jawaban atas kepemimpinannya.
Ibnu Umar berkata: dan saya
mengira beliau juga bersabda: Dan
seseorang adalah pemimpin atas
harta bapaknya dan dia akan
dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Setiap kalian
adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttafaq „alaih)18
C. Pendidikan Karakter Anak Usia 612 Tahun
Seorang muslim yang benar-benar
memahami
ajaran
agamanya
akan
mengetahui tanggungjawabnya yang besar
terhadap
anak-anaknya,
karena
dia
membaca apa yang difirmankan Allah
Ta‟ala:
‫و‬
‫و‬
‫و‬ ‫و‬

‫و‬
‫و‬
‫و‬ ‫و‬

‫و‬
‫و‬
‫و‬
‫و‬‫و‬

‫و‬ ‫ و‬ ‫ و‬
‫و‬‫ و‬‫ و‬
‫و‬‫و‬

‫ وو و‬
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintah
kan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintah
kan. (Q.S. at-Tahrim: 6)
Selain itu dia juga mengetahui
bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi
wasallam telah menerangkan tanggungjawab yang besar dalam kehidupan ini,
beliau bersabda:
‫كلكم وراع و كلكم ومسؤ ل وعن ورعيتهواإلم)موراعو مسؤ لو‬
Tanggung jawab ini bersifat komprehensif yang dibebankan Islam kepada
seluruh umat manusia, dengan tidak
meninggalkan satu orang pun dari mereka.
‫عنورعيتهو الرجلوراعويفوأهلهو ه)ومسؤ لوعنورعيتهو املرأةو‬
18
‫راعية ويف وبيت وز جه)و مسؤ لةوعنورعيته)و اخل)دموراعويفو‬
249
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari no.853, Muslim,
Shahih Muslim no.3/1459 (1829), al-Maktabah
al-Syamilah Versi 3.47
Dengan tuntutan tanggungjawab tersebut,
Islam menjadikan orang tua bertanggung
jawab penuh pada pendidikan keislaman
secara detail bagi anak-anak mereka, juga
pada pembentukan diri yang shalih, tegak
di atas aqidah yang lurus dan akhlak yang
mulia yang oleh Rasulullah disebutkan
bahwa dirinya diutus ke dunia ini adalah
untuk penyempurnaan dan penanaman
akhlak
tersebut
dalam
kehidupan
19
manusia.
Berikut pendidikan karakter Islam
yang penting ditanamkan bagi anak pada
usia sekolah dasar:
Ucapan
adalah:
lebih utama
‫السالموعليكمو رمحةواهللو برك)ته و‬
Dan orang yang diberi salam wajib
menjawab
dengan
semisalnya,
maka
dijawab:
‫وعليكموالسالمو رمحةواهللو برك)ته و‬
Salam adalah salah satu diantara
nama-nama Allah, dan kita dianjurkan
untuk menebarkannya diantara sesama
muslim.
Rasulullah
shallallahu
„alaihi
wasallam bersabda:
“Tidaklah kalian masuk surga
hingga kalian beriman dan kalian
tidak beriman hingga kalian saling
mencintai. Maukah kalian aku
tunjukkan kepada sesuatu bila
kalian mengerjakannya maka kalian
akan saling mencintai? Tebarkan
salam daintara kalian.” (HR.
Muslim)
1. Akhlak dan Etika Islam
a. Mengucapkan Salam
Rasulullah
telah mengajarkan
bagaimana seorang muslim mengucapkan
salam kepada sesame muslim. Salam dalam
syariat Islam suatu penghormatan yang di
dalamnya terkandung doa kebaikan. Suatu
kalimat yang telah Allah ajarkan kepada
Nabi Adam „alaihis salam. Dari Abu
Hurairah dari Nabi shallallahu „alaihi
wasallam bersabda:
“Ketika menciptakan Adam „alaihis
salam Allah ta‟ala berfirman,
„Pergilah dan sampaikan salam
kepada mereka para malaikat yang
sedang duduk dan dengarkan apa
yang mereka ucapkan untuk
menghormatimu. Karena itu adalah
salam untukmu dan salam untuk
anak cucumu.‟ Maka ia mengucap
kan, „Salam sejahtera atas kalian‟
Lalu mereka menjawab, „Salam
sejahtera untukmu dan rahmat Allah
atasmu.‟ Mereka menambah dengan
ucapan warahmatullah.” (Muttafaq
„alaihi)
Tentang salam kepada anak-anak,
dari Anas
bahwa Nabi
melewati
anak-anak lalu beliau memberi salam
kepada mereka dan Anas berkata,
Rasulullah selalu melakukan hal itu.”
Ibnu Baththal berkata, “Memberi
salam kepada anak-anak sebagai bentuk
pelatihan mereka agar membiasakan etika
Islam, menghilangkan sikap sombong,
menanamkan rasa tawadhu‟ dan rendah
hati.20
b. Meminta Izin
Allah
telah mengajarkan kepada
kita dan anak-anak kita etika meminta izin,
baik ketika memasuki rumah maupun
20
19
salam yang
Muhammad Ali al-Hasyimi, Jati Diri Muslim,
Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 2000, hal.96.
250
Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Begini
Seharusnya Mendidik Anak , Darul Haq, Jakarta,
2004, hal.215.
kamu tiga kali (dalam satu hari)
yaitu: sebelum shalat subuh, ketika
kamu
menanggalkan
pakaian
(luar)mu di tengah hari dan sesudah
shalat Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi
kamu. Tidak ada dosa atasmu dan
tidak (pula) atas mereka selain dari
(tiga waktu) itu. Mereka melayani
kamu, sebahagian kamu (ada
keperluan) kepada sebahagian
(yang lain). Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat bagi kamu.
dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana. (QS. An-Nur: 58)
ketika memasuki kamar. Allah
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki rumah
yang bukan rumahmu sebelum
meminta izin dan memberi salam
kepada
penghuninya.
Yang
demikian itu lebih baik bagimu,
agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu
tidak menemui seorangpun di
dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin.
Dan jika dikatakan kepadamu:
"Kembali
(saja)lah,
maka
hendaklah kamu kembali. Itu bersih
bagimu dan Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan. Tidak ada
dosa atasmu memasuki rumah yang
tidak disediakan untuk didiami,
yang di dalamnya ada keperluanmu,
dan Allah mengetahui apa yang
kamu nyatakan dan apa yang kamu
sembunyikan.” (QS. An-Nur: 27-29)
Allah Yang Mahatinggi telah
melatih anak agar meminta izin, dan
Allah juga menjaga tahapan
pendidikan dalam masalah adab
meminta izin ini. Pada usia kanakkanak anak dilatih agar meminta
izin ketika ingin masuk ke kamar
orang tuanya dalam tiga waktu
pada saat-saat khusus bagi kedua
suami dan isteri yaitu sebelum
waktu shubuh, ketika waktu dhuhur
dan setelah shalat isya. Karena di
waktu-waktu tersebut kedua orang
tua sedang istirahat dan melepas
pakaian. Allah ta‟ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
hendaklah budak-budak (lelaki dan
wanita) yang kamu miliki, dan
orang-orang yang belum balig di
antara kamu, meminta izin kepada
Dan ketika anak sudah memasuki
usia baligh maka ia harus meminta izin
kapan saja dan dimana saja baik di dalam
rumah maupun di luar rumah. Allah
berfirman:
“Dan apabila anak-anakmu telah
sampai umur balig, maka hendaklah
mereka meminta izin, seperti orangorang yang sebelum mereka
meminta izin. Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS. An-Nur: 59)
Di antara etika meminta izin adalah:
bagi orang yang mengetuk pintu agar
menyebutkan nama, meminta izin hingga
tiga kali, tidak menghadap ke arah pintu,
tidak boleh melihat ke dalam rumah.
Rasulullah
mengajarkan kepada orang
dewasa dan anak-anak tentang etika
meminta izin karena kebenaran tidak
mengenal tingkatan umur, dan mengikuti
sunnah wajib bagi setiap orang.
c. Duduk dalam Majlis
Diantara etika yang patut diajarkan
kepada anak-anak dan harus mendapat
pengawasan adalah etika duduk dalam
majlis. Hal ini banyak terjadi dalam majlis
251
atau halaqah ilmu, dan itu merupakan adab
dan etika umum yang sangat baik untuk
dibiasakan sejak usia anak-anak. Diantara
etika majlis adalah: memberikan salam
kepada para jamaah yang telah hadir di
majlis,
duduk
di
tempat
yang
diperuntukkan baginya atau jika tidak ada
tempat khusus hendaknya duduk di temapt
yang masih kosong tanpa mengganggu dan
menyakiti orang yang telah duduk,
misalnya menyuruhnya berdiri. Tidak boleh
memisahkan dua orang yang sedang duduk
kecuali dengan izinnya dan tidak boleh juga
memisahkan duduk diantara orang tua dan
anaknya
dalam
majlis.
Hendaknya
melapangkan tempat duduk bagi orang lain
yang baru datang. Duduk dengan tenang
dan serius mendengarkan, hendaknya
meminta izin ketika akan pergi dari majlis.
gung perasaan orang. Tidak boleh ghibah,
namimah, menghina dan merendahkan
orang lain. Berbicara sesuai dengan
tingkatan akal dan daya nalar orang yang
dihadapi. Jujur dalam berbicara. Harus
pandai mendengar sebagaimana pandai
berbicara.
e. Makan dan Minum
Penanaman etika dan adab makan
dan minum harus dilakukan sejak kecil di
usia anak-anak, karena akan menjadi
pembiasaan yang terus dilakukan hingga
dewasa. Makan dan minum pada asalnya
adalah mubah, tetapi ketika diniatkan
ibadah dan dengan mengikuti adab dan
etika islami maka akan bernilai pahala didi
sisi Allah.
Rasulullah
sebagai pendidik
pertama dan utama telah mengajarkan etika
makan dan minum kepada para sahabatnya.
Di antara etika makan dan minum adalah:
membersihkan
kedua
telapak
tangan
sebelum
dan
sesudahnya.
Membaca
nasmalah ketika hendak makan dan
membaca
hamdalah
setelah
makan.
d. Berbicara
Sebaik-baik orang adalah yang
mampu menjaga lisannya dan menjaga
lisan anak-anaknya, karena lisan bias
menjadi penyebab masuknya seseorang ke
dalam neraka. Nabi
bersabda:
“Sesungguhnya ada seorang hamba
berbicara dengan satu kalimat yang
diridhai Allah yang tidak ia anggap
penting ia terangkat beberapa
derajat karenanya, dan sesungguh
nya seseorang berbicara dengan satu
kalimat yang dimurkai Allah yang
tidak dianggapnya penting, Allah
memasukkannya karenanya ke dalam
neraka jahannam.” (HR. AlBukhari)
Rasulullah
bersabda:
“Jika diantara kalian makan
hendaknya menyebut nama Allah
(membaca bismillah) dan bila lupa
menyebut nama Allah pada awalnya
hendaknya membaca: Bismillah fii
awwalihi wa akhirihi.” (HR. Abu
Dawud, At-Tirmidzi, beliau berkata
hasan shahih, dishahihkan oleh AlHakim)
Di antara etika dalam berbicara
adalah: berbicara dengan bahasa yang bisa
dipahami oleh yang hadir, berbicara dengan
pelan-pelan dan mengulang pembicaraan
ketika tidak dipahami. Menghindarkan
kata-kata kotor, kata-kata yang menying-
Jangan memulai makan sebelum
yang lain, jangan tergesa-gesa ketika
makan. Makanlah dengan tangan kanan dan
memulai dari makanan yang paling dekat
dengannya. Tidak boleh makan sambil
berdiri dan bersandar. Tidak boleh mecela
252
makanan, bahkan dianjurkan memujinya.
Tidak boleh berlebihan dalam makan dan
minum. Allah
atau perak, tidak berfoya-foya dan
berlebihan dalam minum. Allah ta‟ala
berfirma:
“……Makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan (QS.
Al-A‟raf: 31).
berfirman:
‫و‬‫و‬
 ‫و‬
‫و‬‫و‬

‫و‬‫ و‬‫ و‬
‫و‬
‫و‬ ‫و‬

‫و‬ ‫و‬

‫و‬ ‫و‬
 ‫و‬

‫ وو و‬
f. Menjenguk Orang Sakit
Islam telah mengajarkan bagaimana
menjalin hubungan dan solidaritas serta
kebersamaan antar sesama umat. Maka
menjenguk orang sakit sebagai satu bentuk
kewajiban atas setiap muslim dalam hidup
bermasyarakat. Umat Islam adalah ibarat
satu tubuh yang jika salah satu merasakan
sakit maka anggota tubuh yang lain turut
“……Makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan (QS.
Al-A‟raf: 31).
Tidak boleh menggunakan wadah
yang terbuat dari emas dan perak, karena
hal itu kebiasaan sombong dan congkak
serta melukai hati orang-orang miskin.
Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib
merasakan
sakitnya.
Rasulullah
bersabda:
“Perumpamaan orang-orang ber
iman dalam perhatian mereka, kasih
sayang mereka dan kelembutan
mereka seperti satu jasad, bila
diantara anggota tubuh ada yang
mengeluh sakit, maka anggota
tubuh yang lain akan meresa sakit
dan demam.” (Muttafaq „alaih)
menasehati anaknya al-Hasan. Beliau
berkata, “Janganlah kamu duduk di depan
makanan kecuali kamu sudah lapar dan
jangan berdiri dari makanan kecuali kamu
masih tertarik dengan makanan, aturlah
pencernaanmu, buanglah hajat sebelum
tidur.bila kamu mendengar nasehat ini
maka kamu tidak perlu berobat.”21
Dalam kaitan minum Islam juga
mengajarkan
etika
yang
sepatutnya
diajarkan kepada anak-anak
sebagai
pembiasaan agar mereka melakukannya
hingga dewasa. Diantara etika minum
yaitu: menyebut nama Allah dengan
mengucap-kan „bismillah‟, minum dengan
tangan kanan, tidak meniup minuman
ketika sedang minum, bernafas tiga kali
ketika minum di luar wadah atau bejana,
tidak minum sambil berdiri, tidak boleh
minum dari wadah yang terbuat dari emas
21
Hendaklah setiap muslim menanamkan kepada anak-anak mereka kebiasaan
menjenguk orang sakit sejak usia kanakkanak. Diantara etika dalam menjenguk
orang sakit adalah: segera mengunjunginya,
tidak memperpanjang waktu kunjungan,
berdoa untuk kesembuhan yang sakit, tidak
boleh meninggikan suara dan banyak
berbicara di hadapan orang yang sedang
sakit, hendaknya menenangkan orang yang
sedang sakit dan menghiburnya dengan
akan datangnya kesembuhan dan rahmat
serta karunia Allah ta‟ala. Diantara doa
yang Nabi ajarkan yaitu:
‫الوبأسوطه)روإنوش)ءواهلل و‬
Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Begini
Seharusnya Mendidik Anak , Darul Haq, Jakarta,
2004, hal.235.
253
“Tidak mengapa engkau mendapat
kebersihan, insya Allah.” (HR. AlBukhari)
dan masa bodoh sehingga ketika dewasa
sangat sulit mengiks akhlak dan kebiasaan
buruk tersebut. Anak-anak akan tumbuh
dewasa di atas karakter dan perangai yang
buruk dan akan muncul di masa dewasa
nanti. Maka banyak orang dewasa yang
rusak dan berperangai aneh karena
pengaruh pendidikan masa kecil. Oleh
karena itu anak harus dijauhkan dari
tempat-tempat yang rusak, batil, nyanyian
music, bid‟ah dan ucpan buruk sebab bila
hal itu menempel pada pendengarannya
maka nanti di masa dewasa akan
mengalami kesulitan di dalam menghilangkannya, dan para orang tua atau wali
anak
akan merasa kesulitan dalam
meluruskan
karena membasmi bekas
pengaruh kebiasaan buruk cukup sulit,
maka pelakunya harus merubah tabiat dan
kebiasaan buruk yang sudah mendarah
daging, sementara lepas dari jeratan
kebiasaan yang sudah mengakar kuat
sangat sulit sekali.
g. Ziarah
Ziarah atau berkunjung adalah suatu
ajaran mulia untuk mempererat hubungan
tali persaudaraan dan memupuk benih cinta
antar sesame umat. Benih cinta itu semakin
tumbuh dan bertambah pada saat sedang
tertimpa musibah dan dalam kondisi sangat
membutuhkan.
Atau memberi ucapan
selamat pada saat berbahagia baik karena
mendapat kesuksesan, kelahiran seorang
anak atau lainnya. Demikian itu akan
mampu memupuk cinta dan menumbuhkan
kasih sayang.
h. Berakhlak Mulia
Di antara nilai ajaran Islam yang
indah dan sangat mendapat anjuran serta
motivasi adalah akhlak mulia.dan itulah
nilai
terbaik
untuk
diajarkan
dan
diwariskan kepada putera-puteri. Allah
berfirman menjelaskan tentang RasulNya:
Ibnul Qayyim
menjelaskan
seputar akhlak mulia, “Akhlak mulia tegak
di atas empat prinsip; sabar, iffah, syaja‟ah,
dan keadilan.23
Di samping karakter-karakter tersebut di atas masih banyak karakter Islami
yang harus ditanamkan kepada anak-anak
sebagai bentuk pembiasaan ibadah, etika,
adab dan akhlak sejak kecil. Anak perlu
diajarkan
ibadah
dengan
berbagai
macamnya menurut tingkatan usia mereka.
Anak harus diajarkan shalat, berzakat,
berpuasa dan juga berhaji.
Tidak
kalah pentingnya adalah
pendidikan seks bagi anak. Selaku orang
tua harus mendidik anak-anak mereka adab
dan etika Islam dalam perkara ini, dan
Islam sudah sempurna megajarkan anak


 
“Dan sesungguhnya kamu benarbenar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam: 4)
Dari Anas bin Malik berkata bahwa
Rasulullah
adalah orang yang paling
baik akhlaknya. (Muttafaq „alaih)
Ibnul Qayyim
berkata22 : Sesuatu
yang paling dibutuhkan anak adalah
penanaman akhlak mulia sebab anak akan
tumbuh dewasa tergantung kebiasaan yang
ditanamkan oleh pendidik sejak kecil, baik
berupa hasad, marah, tidak tenang, tergesagesa, rakus, sombong, mau menang sendiri
22
Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Begini
Seharusnya Mendidik Anak , Darul Haq, Jakarta,
2004, hal.252.
23
254
Ibid hal.254.
dengan pendidikan terbaik bagi usia
mereka. Islam mengajarkan bagaimana
meminta izin baik ketika memasuki rumah
maupun
ketika
memasuki
kamar,
menundukkan pandangan dan menjaga
aurat, memisahkan tempat tidur, tidur
dengan miring ke kanan , cepat tidur dan
cepat bangun, menjauhkan anak dari
berbagai
perangsang
syahwat,
dan
mengajarkan anak tatacara mandi. Secara
lengkap akan kita dapatkan dalam literature
kitab-kitab para ulama kita.
Akhirnya mari kita tumbuhkan
kesadaran pentingnya pendidikan karakter
Islami bagi anak-anak kita, ingatlah anakanak sekarang adalah para pemimpin di
masa mendatang. Mereka adalah generasi
yang akan menggantikan generasi kita
sekarang. Harapan semua pendidik harapan
semua orang tua adalah anak-anak kita
akan lebih baik daripada kita sekarang.
Driyarkara dalam Nanang Fattah, Landasan
Manajemen
Pendidikan,
Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2001.
Utomo, Erry, Bahan Pelatihan Penguatan
Metodologi
Pembelajaran
Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk
Membentuk Daya Saing dan Karakter
Bangsa,
Balitbang
Puskur
Kemendiknas, Jakarta, 2010, hal.4.
Hurlock dalam Langgersari Elsari Novianti,
Makalah Perkembangan Sosial pada
Anak Homeschooling Usia Sekolah
Dasar
(6-12
Tahun),
Fakultas
Psikologi
Universitas
Padjadjaran
Bandung, 2009.
Novianti, Langgersari, Elsari, Makalah
Perkembangan Sosial pada Anak
Homeschooling Usia Sekolah Dasar
(6-12 Tahun), Fakultas Psikologi
Universitas
Padjadjaran
Bandung,
2009, hal.5-6.
Ali al-Hasyimi, Muhammad, Jati Diri
Muslim, Pustaka al-Kautsar, Jakarta,
2000.
Purwanto,
Ngalim,
Ilmu Pendidikan
Teoretis
dan
Praktis,
Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2007.
Santrock
dalam
Langgersari
Elsari
Novianti, Makalah Perkembangan
Sosial pada Anak Homeschooling Usia
Sekolah Dasar (6-12 Tahun), Fakultas
Psikologi
Universitas
Padjadjaran
Bandung, 2009.
Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, Bersama
Para Pendidik Muslim, Darul Haq,
Jakarta, 2002
D. Daftar Pustaka
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari no.853,
Muslim, Shahih Muslim no.3/1459
(1829), al-Maktabah al-Syamilah Versi
3.47
Ali bin Hasan al-Halaby, At-Tashfiyah wa
at-Tarbiyah, Pustaka Imam Bukhari,
Solo, 2005.
Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi,
Begini Seharusnya Mendidik Anak,
Darul Haq, Jakarta, 2004.
255
Download