Aspek Strategis dan Efektif dalam Pribadi Rasulullah SAW

advertisement
Aspek Strategis dan Efektif dalam Pribadi Rasulullah SAW
Tujuan
:
1. Peserta memahami kewajiban seorang muslim terhadap Rasulullah
2. Peserta memahami buah dalam mengikuti Rasulullah
3. Peserta termotivasi untuk menjalankan kewajiban-kewajibannya terhadap Rasulullah
Durasi
: 45 menit
Metode
:
1. Mentor membacakan pemicu dan meminta tanggapan dari menti (10 menit)
2. Mentor menyampaikan materi disertai contoh-contoh, kemudian mendiskusikannya
dengan para menti (30 menit)
3. Mentor mengevaluasi peserta dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik (5 menit)
Titik Tekan Materi :
Mengenal dan mencintai Rasulullah bagian dari sikap seorang muslim yang baik. Setelah
mengetahui tanda-tanda dan tugas-tugas Rasul serta kekhususan risalah yang dibawa oleh
Muhammad, kita mempelajari sebagian dari akhlak Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam,
terutama yang berkaitan dengan adab pergaulan (yaitu antara lain jujur, salam, menjaga lisan,
dan menutup aib sesama muslim). Kewajiban seorang muslim terhadap Rasulullah dan buah
dalam mengikutinya juga harus dipahami agar kita semakin terdorong untuk mencintai Allah dan
Rasul Nya.
Pemicu
:
Rasulullah adalah sosok manusia palng strategis dan paling efektif menurut Michael Hart dalam
bukunya bertajuk 'The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History. Hal ini dapat
kita lihat melalui kepercayaan masyarakat Quraisy terhadap beliau, gelar Al-Amiin yang Ia
dapatkan dari sebuah gagasan solutif yang mucul ketika semua Bani memperebutkan siapa yang
paling berhak mengembalikan hajar aswad ke dalam kabah pasca renovasi kabah. Hal kedua
yang dapat kita lihat dari Rasulullah, ketika beliau memulai dakwah di hadapan publik, tak
sedikit orang yang mencemooh dan mencaci beliau. Namun, walau demikian tak jarang orangorang Quraisy yang membencinya tersebut, jika hendak pergi berperang/safar, mereka
menitipkan barang-barang berharganya ke Rasulullah. Sungguh hanya manusia yang memilki
akhlak luar biasalah yang mampu menjadi orang yang dipercaya, bahkan oleh musuh sendiri.
Uraian Materi
:
Muhammad SAW, Berbicara mengenai sosok yang satu ini takkan pernah ada habisnya.
Sosok sederhana dari padang pasir nun jauh di Jazirah Arab sana, seorang pemuda biasa,
manusia biasa, namun istimewa. seorang anak yatim, yang justru dari dirinyalah, berpendar
cahaya terang yang menyinari dunia dari gelap gulitanya kejahiliyahan. Seorang yang adil, dan
mampu menancapkan tonggak kebenaran, keadilan, dan ditengah hiruk pikuk nafsu iblis yang
menguasai dunia. Tokoh yang diakui oleh seluruh individu dimuka bumi ini sebagai orang
paling berpengaruh nomor satu di dunia. Tak hanya bagi umat muslim, tapi oleh umat antar
agama, lintas generasi...
Teladan yang baik, lemah lembut, welas asih dan, entah apalagi.. Andai kita bisa
menggunakan seluruh isi laguna sebagai tinta untuk menulis kebaikan dalam diri beliau maka
tidak akan habisnya. Qur'an berjalan, yah itulah Muhammad. Pemuda dari kabilah Bani Hasyim,
salah satu kabilah dalam Suku Quraisy Mekkah, yang menguasai kota tempat Ibrahim AS dan
Ismail AS membentuk peradaban di Jazirah Arab. Dan suku yang merawat bangunan suci,
amanat Alloh SWT bagi manusia, Ka'bah.
Pandangan, strategi dan cara Rasulullah berperang atau berjihad, sehingga islam mampu
menjadi Batu Bata Peradaban adalah awal lahirnya cahaya baru bagi dunia.
Perang, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sejarah penyebaran islam yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW, sejatinya adalah tindakan petahanan diri dari serangan musuh. Perang dalam
islam, memiliki karakteristik tersendiri, yakni:
1. Langkah defensif untuk mempertahankan diri
2. Melawan segala bentuk kezaliman
3. pembebasan wilayah untuk memperluas dakwah islamiyah
4. Bentuk konkrit untuk menunjukan konsep dan gagasan islam sebagai agama rahmatan
lil'alamin
Rasulullah adalah salah satu ahli strategi militer terhebat yang pernah disaksikan dunia.
Mengapa demikian? Karena sejarah mencatat, Rasulullah dalam setiap peperangan selalu
menjalankan dengan penuh semangat, solid antara pemimpin dengan prajurit, dan strategi perang
yang efektif. Sehingga faktanya Rasulullah tidak pernah mengalami kegagalan dalam merancang
segala strategi pertempuran. Kejelian, kecerdasan, serta musyawarah yang efektif adalah
kuncinya.
Satu-satunya kekalahan yang pernah beliau alami adalah saat perang uhud. Itupun
bukanlah karena kesalahan beliau dalam merancang strategi, namin lebih kepada kesalahan para
pemanah yang meninggalkan tempatnya. Namun fakta yang selama ini belum kita ketahui
adalah, pasukan islam sempat melakukan serangan balik sebelum mundur pada perang uhud.
Ya, saat Panglima Kavaleri Quraisy, Khalid Bini Walid menyerbu pasukan muslim dari
belakang, prajurit muslim kocar-kacir. Namun sahabat-sahabat terdekat atas perintah Rasul
melancarkan serangan kecil mendadak kedua arah. Apa fungsinya? Hal ini untuk memukul
mental musuh, bahwa dengan kondisi terdesak sekalipun, pasukan muslim masih mampu
menyerang, sehingga niat musuh yang tadinya ingin menghabisi pasukan muslim mereka
urungkan dan membiarkan pasukan muslim mundur.
STRATEGI EFEKTIF ALA RASULULLAH SAW
1. Menang Tanpa Bertempur
Seorang jenderal perang legendaris dari zaman Tiongkok kuno bernama Sun Tzu, dalam
buku karangannya yang berjudul "The Art Of War" menuliskan hal berikut: "Seratus
kemenangan dalam dalam seratus pertempuran bukanlah keterampilan militer yang hebat.
Namun menundukan kekuatan lawan tanpa pertempuran barulah kekuatan militer yang hebat"
Inilah salah satu strategi yang dilakukan oleh Muhammad SAW. Ambil contoh dalam perang
Khandaq, tanpa melakukan perang terbuka yang menguras tenaga, pasukan koalisi QuraisyYahudi saling curiga satu sama lain sehingga melemahkan kekuatan mereka.
Adalah Nu'aim bin mas'ud, sosok protagonis dalam perang ini. Diutus oleh Rasulullah SAW
untuk menyelinap kedalam tentara koalisi. Sosoknya yang merupakan alumni Perang Ghatafan,
mempermudah dirinya untuk berbaur untuk mengadu domba Quraisy-Yahudi Bani Quraizah.
Lalu perang lain yang dimenangkan oleh Muhammad SAW tanpa pertempur adalah Fathul
Mekkah. Dengan strategi pengepungan Kota Mekkah dari empat penjuruyang masing-masing
sayapnya dipimpin oleh Rasulullah SAW sendiri, Abu Ubaidah, Zubair bin Awam dan Khalid
bin Walid, untuk pertama kalinya kaum Quraisy yang terkenal sebagai kabilah terkuat di Jazirah
Arab menyerah tak berkutik.
Para sejarawan menyamakan, jatuhnya Mekkah ketangan pasukan muslim dengan
jatuhnya imperium romawi barat (bukan Byzantium), dan jatuhnya Berlin ketangan musuh-mush
Hitler.
Dengan metode ini, Nabi berhasil mematahkan teori perang kuno, bahwa untuk
menaklukan suatu daerah atau wilayah harus melancarkan serangan militer dengan teknik
penghancuran dan pembunuhan besar-besaran dengan kerugian fisik dan ekonomi yang tinggi.
Bahkan sampai harus melakukan genosida dalam suatu wilayah dengan alasan agar tidak ada
keturunannya yang akan membalas dendam.
Dengan strategi efektif ala Nabi SAW, kerugian bisa diminimalisir dan keuntungannya
selain harta rampasan perang yang berlimpah, ini menunjukan kekaguman dari para musuh
bahwa betapa agung danluhurnya jiwa prajurit muslim dan Solusi Islam membuat para orangorang di wilayah yang dibebaskan berbondong-bondong masuk islam.
2. Jumlah Korban
Dalam setiap peperangan, jatuhnya korban jiwa adalahhal yang ssanga sulit dihindari.
Bahkan dianggap lumrah dan wajar, karena korban memang dibutuhkanuntuk mencapai sebuah
kemenangan. Namun, sekali lagi, Muhammad SAW dengan segala kecerdasan dan
kebijaksanaannya berhasil mematahkan teori itu.
Percayakah anda dengan fakta berikut?
Selama 23 tahun berdakwah, Rasulullah SAW mengalami sembilan kali peperangan
besar dan 53 kali ekspedisi militer, dan selama sepuluh tahun peperangan tersebut, jumlah
korban yang jatuh dari keduabelah pihak "hanya" mencapai 379 jiwa. Mari bandingkan dengan
Perang Dunia I. Perang yang berlangsung selama empat tahun (1914-1918) total merenggut
sekitar 15 juta jiwa. Sedangkan dalam perang dunia kedua (1939-1945) harus merampas 62 juta
lebih nyawa manusia.
Inilah perbedaan perang dalam ajaran islam dengan perang ala orientalis. Menurut beliau,
banyaknya jumlah korban jiwa yang jatuh bukanlah ukuran sebuah kemenangan dalam perang.
Karena pada dasarnya tujuan peperangan dalam islam bukanlah untuk membunuh atau
menghabisi musuh dalam arti yang sesungguhnya, tetapi sebagai bagian dari dakwah islamiyah
agar para musuh mau memeluk agama islam. Ini sebagai sangkalan bahwa tuduhan dan fitnah
yang dilontarkan kaum orientalis barat kepada Rasulullah SAW sebagai seorang pembunuh dan
penjahat perang adalah sebuah kebohongan.
Justru dalam suatu kisah pernah diceritakan bahwa Rasulullah SAW sangat marah
kepada beberapa tentara muslim dibawah pimpinan Khalid bin Walid membunuh beberapa
orang dari Bani Judzaimah yang sudah meletakkan senjata dan menyerah. Kejadian ini sangat
disesalkan oleh Rasul SAW sehingga beliau meminta Ali bin Abi Thalib untuk
memberikandiyatatau pengganti kerugian korban.
Kewajiban seorang muslim terhadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
1. Mengimani
“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan perdagangan yang
dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah
dan Rasul Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS Ash Shaff : 10-11)
2. Mencintainya
“Tidak beriman seseorang di antara kalian hingga menjadikan aku (Muhammad) lebih
dicintai di sisinya dibandingkan dirinya sendiri” (HR Ahmad, shahih)
3. Mengagungkannya dengan panggilan yang baik
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) seperti panggilan sebagian
kamu kepada sebagian yang lain” (QS An Nuur : 63)
4. Membelanya
Jika ada yang mengancam atau menghina Rasulullah, kita wajib membela. Jika kita tidak
membela, maka Allah lah yang akan menolongnya
“Jika
kamu
tidak
menolongnya
(Muhammad),
sesungguhnya
Allah
telah
menolongnya...” (QS At Taubah : 40)
5. Mencintai para pencintanya
Dalam surat Al Fath ayat 29, Allah Ta’ala memuji orang-orang yang bersama Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam
6. Menghidupkan sunnahnya
“Siapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk golonganku” (HR BukhariMuslim)
7. Memperbanyak shalawat
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orangorang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh
penghormatan kepadanya” (QS Al Ahzab : 56)
“Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku sekali shalawat, maka Allah akan
memberikan kerahmatan padanya sepuluh kali dengan sebab sekali shalawat tadi” (HR
Muslim)
8. Mengikuti manhajnya
“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu” (QS Ali Imran : 31)
9. Mewarisi risalahnya
Setiap muslim wajib menjadi da’i sesuai kemampuannya. Di antara da’i itu adalah para
ulama. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam merupakan orang yang paling mengetahui
Allah dan paling takut kepadaNya. Adapun ulama juga disebutkan di dalam Al Quran
sebagai hamba Allah yang takut kepadaNya (QS Faathir : 28). Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para Nabi” (HR Bukhari)
Buah mengikuti Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
Kebaikan di dunia :
-
Dirahmati Allah
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul Nya agar kamu diberi rahmat” (QS Ali Imran : 132)
-
Mendapat petunjuk Allah
“Dan sungguh, engkau (Muhammad) benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan
yang lurus” (QS Asy Syuura : 52)
-
Kemenangan
“Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul Nya, dan orang-orag yang beriman sebagai
penolongnya, maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang” (QS Al
Maa’idah : 56)
Kebaikan di akhirat :
-
Keceriaan wajah
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri” (Al Qiyaamah : 22)
-
Mendampingi Rasulullah dan bersahabat dengan orang shaleh
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul Nya, maka mereka itu akan bersama-sama
dengan orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para pencinta kebenaran,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya” (QS An Nisaa’ : 69)
-
Mendapat ridho Allah
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridho terhadap Nya. Merekalah golongan
Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung” (QS Al
Mujaadilah : 22)
Evaluasi*
:
Kognitif
:
Sebutkan buah mengikuti Rasulullah!
Afektif
:
Setujukah kamu bahwa sahabat Rasul adalah golongan orang-orang yang harus kita
cintai? (Jawab : Sangat Setuju/Setuju/Tidak Setuju/Sangat Tidak Setuju)
Psikomotorik :
Seberapa seringkah kamu makan atau minum menggunakan tangan kanan (Jawab dengan
Selalu/Sering/Kadang/Tidak Pernah)
*Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan contoh pertanyaan evaluasi yang dapat diberikan.
Para mentor bisa melakukan improvisasi selama hal tersebut sesuai dengan topik yang dibahas
Referensi
:
1. Said Hawwa, Ar Rasul
2. Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi, Sirah Nabawiyah
3. Materi Tarbiyah, Panduan Kurikulum bagi Da’i dan Murabbi
4. http://daveshcintaislam.blogspot.co.id/2013/05/nabi-muhammad-panglima-perangterbaik.html diakses pada 14 November 2015 pukul 16.04
Download