pengaruh pendidikan kesehatan dan sms reminder

advertisement
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SMS
REMINDER TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM
MENGKONSUMSI TABLET BESI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PISANGAN TAHUN 2015
Skripsi
Diajukan sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh
Deti Dwi Lestari
1111104000008
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436H/2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BIODATA DIRI
Nama
: Deti Dwi Lestari
Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 11 Juli 1993
Status Perkawinan
: Belum kawin
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Asal
: Komplek Pondok Bahar Blok D2 No.58 Jl.Kutilang 1 RT
04/RW05, Karang Tengah, Tangerang 15158
Alamat Tinggal
: Komplek Pondok Bahar Blok D2 No.58 Jl.Kutilang 1 RT
04/RW 05,
Karang Tengah, Tangerang 15158
Phone
: 089675216355
Email
: [email protected]
PENDIDIKAN
TK Tunas Remaja
(Tamat tahun 1999)
SD Bina Insani
(Tamat tahun 2005)
SMPN 3 Tangerang
(Tamat tahun 2008)
SMAN 12 Tangerang
(Tamat tahun 2011)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
S1 Program Studi Ilmu Keperawatan
(Tamat tahun 2015)
SEMINAR DAN TRAINING
Seminar Keperawatan “Update Diagnosa NANDA,
Aplikasi ISDA dan Diagnostik Reasoning”
(Tahun 2012)
Seminar Nasional Kekerasan seks pada anak dan
Remaja, peran perawat dan keluarga
(Tahun 2014)
vi
Seminar Keperawatan Nursing as partner society
and delivering public health
(Tahun 2011)
Workshop Update Diagnosa NANDA,
Aplikasi ISDA dan Diagnostik Reasoning
(Tahun 2012)
Pelatihan BTCLS dan BTLS
(Tahun 2015)
vii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
Deti Dwi Lestari, NIM: 1111104000008
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Terhadap Kepatuhan
Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan.
xviii +76 halaman+ 9 tabel+ 2 bagan+ 10 lampiran
ABSTRAK
Tingginya angka ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
sebesar 21,4% masih menjadi masalah di Indonesia. Ketidakpatuhan terjadi
karena ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau tablet. Selain itu, tablet besi
yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan sehingga seringkali ibu
hamil lupa dan malas mengkonsumsinya. Sehingga diperlukan himbauan kepada
petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara
memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi dan melakukan
monitoring konsumsi tablet besi dengan menggunakan SMS reminder. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen, rancangan
pretest and posttest dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi. Data
dikumpulkan dengan menggunakan lembar ceklis dan lembar pengkonsumsian
tablet besi. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 30 orang ibu hamil, 15
ibu hamil untuk kelompok intervensi dan 15 ibu hamil kelompok kontrol, teknik
pengambilan sampel purposive sampling. Analisis data menggunakan Uji
Wilcoxon dan Uji Mann Withney. Hasil penelitian menunjukkan terjadi
peningkatan ibu hamil yang patuh sebanyak 12 orang pada kelompok intervensi
setelah diberikan pendidikan kesehatan dan SMS reminder. Hasil uji hipotesis
didapatkan nilai yang signifikan dengan nilai p=0,014 (p<0,05), dapat
disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Pendidikan kesehatan dan
SMS reminder dapat digunakan untuk mengingatkan serta memantau kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, SMS reminder, Tablet besi, Kepatuhan, Ibu
Hamil.
Daftar Bacaan: 78 (2000-2015)
viii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
Undergraduate Thesis, Juli 2015
Deti Dwi Lestari, NIM: 1111104000008
The Effect of Health Education and SMS Remainders Toward The Pregnant
Womens Adherence to Consumed Iron Tablet in Puskesmas Pisangan
xviii+ 76 pages+ 9 tables+ 2 chart+ 10 appendix
ABSTRACK
The high number of non-compliance of pregnant women consume iron tablet at
21,4% is still a problem in Indonesia. Non-compliance occurred because pregnant
women feel nausea from the taste and smell of the tablet. In addition, iron tablets
are consumed every day creates a feeling bored so often forgotten and lazy
pregnant women consume. So that the necessary appeal to health workers to
improve the knowledge of pregnant women by giving health education on the
benefits of tablet of iron and iron tablet consumption monitoring using the SMS
reminder. The purpose of this study is to determine the effect of health education
and SMS reminders to compliance pregnant women consume iron tablets. This
research is a quantitative research with a quasi-experimental design, pretest and
posttest with control group without randomization. Data collected using a
checklist sheet and sheet iron tablet consumption. The research sample of 30
pregnant women, 15 pregnant women for the intervention group and 15 control
group of pregnant women, purposive sampling technique. Data analysis using
Wilcoxon test and Mann Whitney test. The results showed an increase in pregnant
women who are obedient as many as 12 people in the intervention group after
being given health education and SMS reminders. Result of hypothesis test
obtained significant value to the value of p = 0.014 (p <0.05), it can be concluded
there are significant health education and SMS reminders to compliance pregnant
women consume iron tablets. Health education and SMS reminders can be used to
alert and monitor the compliance of pregnant women consume iron tablets.
Keywords: Health Education, SMS reminders, iron tablets, Compliance, Pregnant
Women.
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk mereka yang selalu mendukung dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Mama Uun Sukartika dan Bapak Juhari. Mereka
adalah orang tua yang sangat saya sayangi, kasihi, dan saya banggakan.
Yang tidak pernah lelah membanting tulang untuk mencari nafkah demi
menghidupi keempat anaknya. Sampai saat ini, sampai anak kedua mu
menjadi seorang sarjana.Yang selalu mencurahkan kasih sayangnya yang
tulus dan tanpa batas. Yang selalu memberikan dukungan serta do’a yang
tiada henti untuk keberhasilan anak-anaknya. Yang telah membawa ku
hingga saat ini menjadi seorang sarjana. Terima Kasih Mah, Pah atas
segalanya yang telah mama dan bapak perjuangkan untuk kami sampai
saat ini. Anak-anak mu sangat menyayangi mu mama dan bapak.
2. Kakakku, adik-adikku, kakak iparku, dan keponakanku. Lusi Fauziah,
Robi dan Nadira, Rully Ananda Putra, Alya, Raisya dan Meisya. Mereka
adalah penghilang rasa lelah ku, penyemangat bagiku hingga saya bisa
sampai saat ini. Terima kasih atas perhatian dan do’a serta dukungan yang
telah kalian berikan untukku.
3. Keluarga besarku yang selalu memberika do’a dan dukungan dari jauh.
4. Sahabat-sahabatku seperjuangan selama 4 tahun Runingga, Anggita,
Denok. Yang selalu memberikan kecerian untukku, bantuan, semangat,
dukungan dan do’anya. Sahabat-sahabatku yang saya cintai Sela, Nishtya,
Lani dan Be All. Yang selalu menyempatkan waktunya untuk berkumpul
walaupun sudah berpisah jauh. Terima kasih untuk semangat, do’a, dan
dukungannya.
5. Seseorang yang terkasih dan istimewa, beserta keluarganya. Mereka
adalah keluarga kedua bagiku. Terima kasih sudah memberikan kasih
sayang dan perhatian yang tulus. Terima kasih untuk waktu yang selalu
diberikan untukku, do’a, dan semangat yang tiada henti. Terima kasih
sudah setia menemaniku kemanapun dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman PSIK UIN 2011, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
tanpa mengurangi rasa terima kasih saya selama ini kepada kalian semua.
Sukses untuk kalian semua.
x
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Atas
berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal
skripsi yang berjudul “Pengaruh Konseling dan Sms Follow Up Terhadap
Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan”.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A , selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Maulina Handayani, S.Kep., M.Sc , selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Maulina Handayani, S.Kep, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing
Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku
kuliah.
xi
5. Ibu Ns. Uswatun Khasanah MNS dan Ibu Ns.Kustati Budi Lestari, S.Kep,
M.Kep, Sp.Kep.An, selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesarbesarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi
arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses
pembuatan skripsi ini.
6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di
lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Orang tua ku, Ibu Uun Sukartika dan Bapak Juhari yang telah mendidik,
memberikan rasa cinta dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini,
selalu mendoakan untuk kesuksesan penulis, memberikan dukungan moril
maupun materil kepada penulis selama proses menyusun skripsi ini. Tak
lupa juga untuk kakak ku Lusi Fauziah dan Rully Ananda Putra yang juga
memberikan dukungan secara moril dan materil kepada penulisan serta
Angga Bayu Kurnia yang selalu memberikan semangat dan selalu
meluangkan waktunya untuk menemaniku selama proses menyusun
skripsi ini. Dan tak lupa adik-adikku Robi Andi dan Nadira Aulia Putri
serta keluarga besar lain yang selalu memberikan doa serta dukungan
selama proses menyelesaikan skripsi ini
8. Sahabat-sahabat Runingga Andami Nafa, Anggita Puspita Delianty,
Denok Ariska, Shella Lailani Fatwan, Nistya Agita, dan Rizky Meilani
yang telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan,
mengundang tawa, memberikan dukungan, serta mendoakan selama
xii
proses menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman PSIK 2011.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi semua orang yang membutuhkannya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu
memberikan kemudahan untuk kita semua. Amiinn.
Tangerang Selatan, 24 Maret 2015
Penulis ,
Deti Dwi Lestari
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
i
Halaman Judul
Lembar Pernyataan
ii
Lembar Pernyataan Persetujuan
iii
Lembar Pengesahan
iv
Lembar Pengesahan
v
Daftar Riwayat Hidup
vi
Abstrak
viii
Abstrack
ix
Lembar Persembahan
x
Kata Pengantar
xi
Daftar Isi
xiv
Daftar Tabel
xvi
Daftar Bagan
xvii
Daftar Lampiran
xviii
1.
2.
3.
4.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1
6
7
8
BAB
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
9
13
17
23
28
29
31
II TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Kehamilan
Zat Besi
Kepatuhan
Pendidikan Kesehatan
Layanan Pesan Singkat (SMS)
Penelitian Terkait
Kerangka Teori
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis Penelitian
C. Definisi Operasional
32
33
33
BAB IV METODOLOGI PNELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel
37
38
38
xiv
D.
E.
F.
G.
H.
5.
6.
Prosedur Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Instrumen
Analisis Data
Etika Penelitian
41
45
47
48
50
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian
B. Analisis Univariat
C. Analisis Bivariat
BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
B. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi
C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder
terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi
Tablet Besi
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
52
54
58
62
67
68
7.
xv
74
75
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Suggested Scheme for Daily Iron and Folic
Acid Supplementation in Pregnant Women
15
Tabel 2.2
Alat untuk Mengukur Kepatuhan Minum Obat
21
Tabel 3.1
Definisi Operasional
34
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2015
54
Distribusi Frekuensi Paritas Responden Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015
55
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015
55
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015
56
Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Responden
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015
57
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol pada Pengukuran
Pretest dan Posttest
57
Perbedaan Kepatuhan Kelompok
Kontrol Pada Pretest dan Posttest
59
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder
terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi
60
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder
terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi
Dibandingkan Kelompok Kontrol
xvi
61
DAFTAR BAGAN
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Teori
31
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
32
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Informed Consent
Lampiran 2
Kuesioner Data Demografi
Lampiran 3
Satuan Acara Penyuluhan Penelitian
Lampiran 4
Prosedur Tetap SMS Reminder
Lampiran 5
Lembar Evaluasi Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Pada
Kelompok Intervensi dan Lembar Evaluasi Pendidikan Kesehatan
Pada Kelompok Kontrol
Lampiran 6
Lembar ceklis pendidikan kesehatan dan SMS reminder
Lampiran 7
Power Point Penelitian
Lampiran 8
Hasil Analisis Data Penelitian
Lampiran 9
Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 Leaflet Penelitian
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2013 di dunia setiap harinya sekitar 800 ibu hamil meninggal
karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Jumlah ibu hamil yang meninggal
akibat komplikasi selama kehamilan dan persalinan sebesar 289.000 pada tahun
2013 (WHO, 2014). Penyebab utama kematian pada ibu hamil adalah perdarahan,
hipertensi, infeksi dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya dan selama kehamilan. Penyebab tidak
langsung kematian ibu hamil diantaranya, terlalu tua hamil, terlalu muda untuk
hamil, terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4), terlalu dekat (jarak antar
kelahiran kurang dari 2 tahun), terlambat mengenali tanda bahaya persalinan,
terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dan terlambat ditangani oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2013). Di
Indonesia, jumlah ibu hamil yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan
persalinan sebanyak 5019 orang pada tahun 2013. Penyebab kematian ibu
terbanyak masih didominasi perdarahan (32%), disusul hipertensi dalam
kehamilan (25%), infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Penyebab
lain-lain (32%) cukup besar, termasuk di dalamnya penyakit non obstetrik
(Kemenkes, 2013).
Penyebab terjadinya perdarahan antenatal dan persalinan salah satunya
karena anemia selama kehamilan. Hasil Riskesdas 2013 terdapat 37,1% ibu hamil
anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan
1
2
proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan
(37,8%). Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kejadian perdarahan pada
ibu hamil, salah satunya dengan pencegahan dan penanganan penyebab terjadinya
perdarahan yaitu anemia pada kehamilan (Kemenkes, 2013). Upaya pencegahan
dan penanganan anemia pada kehamilan di Indonesia telah dilakukan distribusi
tablet besi pada ibu hamil yang berkunjung ke layanan Antenatal Care. Jumlah
tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Kemenkes, 2010).
Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet besi tahun 2012 sebesar 85%, data
tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90% (Kemenkes,
2013). Hasil Riskesdas 2013 jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi
sebesar 89,1 %. Diantara yang mengkonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 %
ibu hamil yang mengonsumsi tablet besi selama 90 hari atau lebih, 34,4 % ibu
hamil yang mengkonsumsi tablet besi kurang dari 90 hari, dan 21,4 % ibu hamil
yang lupa mengkonsumsi tablet besi (Kemenkes, 2013). Khususnya untuk daerah
Banten jumlah ibu hamil yang tidak minum tablet besi sebesar 20,4 %, untuk ibu
hamil yang patuh minum tablet besi selama 30 hari sebesar 37,1 % , dan ibu hamil
yang patuh mengkonsumsi tablet besi lebih dari 90 hari sebesar 19,8 %
(Kemenkes, 2010).
Keberhasilan program pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil
bergantung pada distribusi suplemen zat besi dengan jumlah yang adekuat dan
kepatuhan individual terhadap pengobatan (Michael, 2009). Dampak jika ibu
hamil tidak mau atau tidak teratur mengkonsumsi tablet besi dengan dosis yang
tepat dapat menyebabkan terjadinya anemia atau anemia tidak akan tertangani
3
(Azis, Supardi & Herman , 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, diantaranya adalah perilaku
petugas kesehatan, motivasi ibu, peranan keluarga, pengetahuan ibu hamil
(Iswanto, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ramawati, Mursiyam, dan
Sejati
(2008)
dalam
studi
kualitatifnya
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Desa
Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas terbagi menjadi
beberapa faktor yaitu faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap ibu terhadap
kesehatan); faktor pendukung (ketersediaan fasilitas dan sarana tablet besi) serta
faktor penguat (perilaku petugas kesehatan dan peran serta keluarga).
Ketidakpatuhan terjadi karena ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau
tablet. Selain itu, tablet besi yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan
sehingga seringkali ibu hamil lupa dan malas untuk mengkonsumsinya (Budiarni
& Subagio, 2012). Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Jayatri
(2012)
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Piladang,
Kecamatan
Akabiluru,
ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dapat disebabkan karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat tablet besi, efek samping yang
ditimbulkan setelah mengkonsumsi tablet besi dan pengalaman ibu hamil
terdahulu yang tidak mengkonsumsi tablet besi secara teratur ternyata pada waktu
persalinan tidak mengalami komplikasi pada ibu dan bayinya
Banyaknya penyebab yang membuat ibu hamil tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi, sehingga diperlukan himbauan kepada petugas
kesehatan supaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara memberi
pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi (Jayatri, 2012). Pendidikan
4
kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan
kepada individu, kelompok atau masyarakat dengan harapan bahwa dengan
adanya pendidikan kesehatan individu, kelompok atau masyarakat dapat
memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan mereka dan pengetahuan tersebut
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping
masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas
yang melakukannya, dan alat-alat bantu/alat peraga pendidikan. Agar dicapai
suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara
harmonis (Notoatmodjo, 2007). Pemilihan strategi intervensi yang tepat
mencakup pendidikan dan kesadaran sekaligus beberapa aktivitas kunci lainnya
penting agar praktik pendidikan kesehatan menjadi efektif (Bensley & Fisher,
2003).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sri Lanka sebuah pendidikan
kesehatan yang sederhana dapat meningkatkan efektifitas pemberian suplemen
besi pada populasi tersebut. Namun penurunan kejadian anemia tidak terlalu
signifikan pada kelompok intervensi hanya sebesar 0,9% (Senanayake,
Premaratne, Palihawadana & Wijeratne, 2010). Didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Agustini, Lestari & Agoes (2014) mengenai pemberian paket
intervensi (pemberian leaflet, diskusi kelompok, kartu monitoring) di Desa
Sukohaji dapat memperbaiki status anemia pada ibu hamil. Pemberian Evidence
Based Leaflet dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tetapi peningkatannya
tidak signifikan dibanding kelompok yang tidak diberi leaflet. Oleh sebab itu,
pendidik harus mempertimbangkan pemilihan metode dan alat bantu dalam
5
pendidikan kesehatan sesuai dengan sasaran dan tujuan dari pendidikan tersebut
dilakukan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan dengan jelas, dan
masyarakat sasaran dapat menerima pesan kesehatan dengan jelas dan tepat
(Notoatmodjo, 2007).
Mengingat pentingnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi
maka diperlukan sistem kesehatan yang dapat mencari solusi untuk
meningkatkan kepatuhan pengobatan menggunakan intervensi pendukung
pendidikan kesehatan. Layanan pesan singkat (SMS) dapat digunakan untuk
memaksimalkan efisiensi, efektivitas, dan ekuitas pelayanan kesehatan melalui
meningkatkan komunikasi kesehatan. Selain itu, layanan pesan singkat dapat
digunakan untuk memantau dan memberikan informasi mengenai kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Wilieyam & Sevani, 2013). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Khorshid, Afshari & Abedi (2014) bahwa
menggunakan pengingat SMS merupakan cara yang efisien untuk meningkatkan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Kusniati (2014) bahwa layanan pesan singkat (SMS)
reminder efektif terhadap kepatuhan konsumsi tablet besi pada ibu hamil.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14-15 November
2014 di Puskesmas Pisangan, selama bulan Oktober 2014 ada 50 orang ibu hamil
yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pisangan. Data anemia di
Puskesmas Pisangan pada bulan Januari sampai April 2015 sebanyak 9 orang dari
150 orang ibu hamil. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke posyandu
dan puskesmas akan mendapatkan tablet besi. Ibu hamil akan mendapatkan tablet
besi pada awal kunjungan kehamilannya dan selanjutnya diberikan tablet besi jika
6
persediaan obat tersebut sudah habis. Tablet besi yang diberikan sebanyak 30
tablet besi, sesuai dengan program pemerintah dalam pencegahan dan penanganan
anemia pada kehamilan. Di Puskesmas Pisangan khususnya pada pelayanan
Antenatal Care banyak ibu hamil tidak patuh minum tablet besi karena rasa dan
bau tablet besi, lupa dan malas minum tablet besi, dan kadang juga dikarenakan
efek samping setelah minum tablet besi. Setelah dilakukan wawancara dengan 10
ibu hamil di Puskesmas Pisangan didapatkan 7 ibu hamil yang tidak patuh dan 3
orang ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Alasan ibu hamil
tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi rata-rata karena lupa untuk minum
tablet besi. Namun, ada juga yang tidak mau minum karena rasa, bau, dan efek
samping dari tablet besi.
Evaluasi pengaruh pendidikan kesehatan serta SMS reminder terhadap
peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi belum pernah
dilakukan di Puskesmas Pisangan. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dan
SMS
reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
B. Rumusan Masalah
Khususnya untuk daerah Banten jumlah ibu hamil yang tidak minum tablet
Fe sebesar 20,4 %, untuk ibu hamil yang patuh minum tablet Fe selama 30 hari
sebesar 37,1 % , dan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet Fe lebih dari 90
hari sebesar 19,8 % (Kemenkes, 2010). Masih tingginya jumlah ibu hamil yang
tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, sehingga diperlukan himbauan kepada
petugas kesehatan supaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara
7
memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan
kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS
reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, paritas,
pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
b. Diketahuinya perbedaan kepatuhan ibu hamil sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan saja pada kelompok kontrol.
c. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
kelompok intervensi pada pretest dan posttest.
d. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada
kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi tempat penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk Puskesmas Pisangan
dalam melaksanakan program yang bersifat meningkatkan kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
2. Bagi pendidikan keperawatan
Diharapkan dapat memperluas pengetahuaan yang berkaitan dengan
lingkup keperawatan maternitas. Dalam hal ini dikhususkan pada pemberian
pendidikan kesehatan dan SMS reminder mengenai pengkonsumsian tablet
besi bagi ibu hamil terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet
besi.
3. Bagi peneliti
Merupakan hal yang sangat menarik bagi peneliti, karena yang
dihadapi yaitu ibu hamil yang pada saat ini dipengaruhi oleh modernisasi,
sehingga cara pemberian pendidikan kesehatan yang menarik dan berbeda
pada biasanya sangat berguna untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet besi.
4. Bagi peneliti selajutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara atau
teknik pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil
dalam mengonsumsi tablet besi untuk dapat mengembangkan penelitianpenelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana embrio atau janin
tumbuh dan berkembang di dalam rahim seorang wanita selama 9 bulan
atau lebih ( WHO, 2014). Adaptasi maternal merupakan akibat kerja
hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan
jaringan lain. Adaptasi ini melindungi fungsi fisiologis normal seorang
wanita,
memenuhi
tuntutan
metabolik
tubuh
selama
kehamilan,
menyediakan kebutuhan dan perkembangan ibu dan janin (Bobak,
Lawdermilk & Jensen , 2005).
Perubahan-perubahan fisiologis yang
terjadi di dalam tubuh wanita hamil (Bobak, Lawdermilk & Jensen, 2005)
diantaranya :
1. Sistem Reproduksi
Suplai darah meningkat disebabkan oleh hormon; menyebabkan
gejala-gejala dan tanda-tanda yang khas. Serviks lebih lunak (tanda
Goodells) dan dipenuhi dengan mukus (operkulum); berubah menjadi
bentuk oval setelah kelahiran pertama. Uterus, perubahan yang sangat
dalam bentuk, ukuran dan ketebalan dinding; disokong oleh ligamen
yang menahan ditempatnya; melemah pada minggu ke-8 (tanda
Hegar’s). Vagina, bercak keunguan (tanda Chadwick) pada minggu
9
10
ke-8 disebabkan oleh meningkatnya vaskularisasi, sebagai leukorrhea
kehamilan dan meningkatkan rangsang seksual.
2. Sistem Integumen
Payudara terdapat nyeri tekan, membesar, kolostrum, areola
menjadi lebih gelap. Kulit , terdapat striae gravidarum, hiperpigmentasi
(linea nigra diperut, Chloasma pada wajah, dan pada areola), dan
sekresi kelenjar lemak dan perspirasi.
3. Sistem Endokrin
Ovarium dan plasenta, korpus luteum membentuk estrogen dan
progesteron; plasenta membentuk Hcg, Hpl, dan Hct. Kelenjar tiroid,
membesar selama kehamilan tetapi jumlah tiroksin tetap konstan.
Kelenjar paratiroid, ukuran meningkat antara minggu ke-15 sampai ke35, ketika kebutuhan kalsium janin meningkat. Pankreas, pembentukan
insulin meningkat selama kehamilan, tetapi penyimpanan glikogen
terbatas. Kelenjar pituitari, FSH ditekan oleh Hcg yang dihasilkan
plasenta; prolaktin meningkat selama kehamilan dan laktasi; oksitosin
meningkat dan menstimulasi kontraksi otot uterus. Kelenjar adrenal,
kortin meningkat tetapi epinefrin tetap konstan.
4. Sistem Kardiovaskular.
Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan
sistem kardiovaskular yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun
fisiologis. Adaptasi kardiovaskular melindungi fungsi fisiologis normal
wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan
menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.
11
Volume darah akan meningkat sekitar 1500 ml. Peningkatan terdiri atas
1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah (SDM). Peningkatan
volume mulai terjadi sekitar minggu ke-10 sampai ke-12, mencapai
puncak sekitar 30%sampai 50 % diatas volume tidak hamil pada
minggu ke-20 sampai ke-26, dan menurun setelah minggu ketiga.
Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif.
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal: 4
sampai 5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan bergantung kepada jumlah
besi yang tersedia. Massa SDM meningkat 30% sampai 33% pada
kehamilan aterm, jika ibu mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak
mengkonsumsi suplemen besi, SDM hanya meningkat 17% pada
beberapa wanita. Walaupun produksi SDM meningkat, nilai normal
hemoglobin (12 sampai 16 g/dl dalam darah) dan nilai normal
hematokrit (37% sampai 47%) menurun secara menyolok. Penurunan
lebih jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjadi ekspansi volume
darah yang cepat. Kondisi ini disebut anemia fisiologis.
5. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubaha secara
menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul iring
ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat badan
pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment)
kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser kedepan.
12
Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal
selama masa hamil. Adaptasi ini memungkinkan pembesaran
dimensi panggul. Kegemukan dan kehamilan dengan janin ganda
cenderung meningkatkan ketidakmampuan panggul.
Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus
otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominis dapat
memisah. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali,
tetapi pemisahan otot (diastasis recti abdominis) menetap.
6. Sistem Pernapasan
Letak diafragma berubah karena pertumbuhan janin; tidal
volume meningkat, meningkatkan O2 dalam darah. Pembengkakan
pada membran mukosa sering terjadi yang menyebabkan hidung
tersumbat, serak, dispnea dsb.
7. Sistem Gastrointestinal
Asam lambung menurun; mual dan muntah merupakan hal
umum
pada
awal
kehamilan;
melambatnya
peristaltik
menyebabkan rasa kembung; konstipasi dan nyeri ulu hati umum
terjadi.
8. Sistem Perkemihan
Ginjal yang normal mampu mengatasi kerja tambahan tanpa
menyebabkan masalah, tekanan karena pertumbuhan janin dapat
menyebabkan stasis urin. Sering berkemih pada awal kehamilan
disebabkan karena penekanan uterus pada kandung kemih.
.
13
9. Sistem Persarafan
Saraf perifer tidak terdapat perubahan. Otak tidak terdapat
perubahan fisik tetapi dipertimbangkan penyesuaian psikis.
B. Zat Besi
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat
didalam tubuh manusiadan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh
manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh
diantaranya, sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,
sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu
berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Zat besi disimpan dalam
hepar, lien dan sumsum tulang. Sekitar 70 persen zat besi yang ada di
dalam tubuh berada dalam hemoglobin, dan 3 persennya dalam mioglobin
(simpanan oksigen intramuskuler). Defisiensi zat besi akan mengakibatkan
anemia yang menurunkan jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa
oleh darah (Almatsier, 2001)
1. Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil
Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Makin sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan
makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Kebutuhan
zat besi pada setiap kehamilan antara lain meningkatkan sel darah ibu (500
mg besi), terdapat dalam plasenta (500 mg besi), untuk darah janin (100
14
mg besi). Total keseluruhan kebutuhan zat besi setiap kehamilan adalah
900 mg besi (Manuaba, 2001).
Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata
3,5-4 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan
dalam trimester akhir , yaitu dari rata-rata 2,5 mg/hari pada awal
kehamilan menjadi 6,6 mg/hari (Letsky & Warwick, 1994 dalam Jordan
2002) . Jika seorang wanita didiagnosis dengan anemia secara klinis, ia
harus diberikan zat besi setiap hari (120 mg besi elemental) dan asam folat
(400 mg atau 0,4 mg) suplemen sampai kadar hemoglobin nya naik
normal. Kemudian dapat kembali ke dosis terendah untuk mencegah
anemia yang berulang. Untuk wanita hamil pemberian dosis harian
dimulai dari dosis yang terendah 60 mg unsur besi (WHO, 2012).
Dampak kekurangan zat besi dalam tubuh menjadi penyebab ibu
hamil mengalami anemia pada kehamilan. Dampak anemia pada
kehamilan antara lain (Bobak, Lawdermilk & Jansen, 2005):
a. Bahaya Kehamilan (Keguguran, persalinan prematur, hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi imfeksi,
muntah secara berlebihan, perdarahan selama kehamilan dan
ketuban pecah dini).
b. Bahaya saat persalinan (gangguan kontraksi dan kekuatan
mengejan, kala dua berlangsung lama, kala tiga dapat terjadinya
perdarahan saat persalinan, kala empat dapat terjadinya perdarahan
pasca persalinan).
15
c. Bahaya saat nifas (terjadi perdarahan saat nifas, memudahkan
terjadinya infeksi, pengeluaran ASI berkurang dan anemia kala
nifas).
Tabel 2.1 Suggested scheme for daily iron and folic acid
supplementation in pregnant women
Komposisi Suplemen
Frekuensi
Lama waktu
Kelompok sasaran
Suplemen besi: 30-60 mg unsur
besi
Asam folat: 0,4 mg
1 suplemen/hari
Sepanjang kehamilan. Suplemen
besi dan suplemen asam folat
harus dimulai sedini mungkin
Semua wanita hamil, baik
remaja maupun dewasa
WHO 2012. Guideline: Daily iron and folic acid supplementation
in pregnant woman
2. Suplementasi Besi
Suplementasi besi digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan
anemia defisiensi besi. Jenis sediaan besi diantaranya Fero Fumarat, Fero
Glukonat, dan Fero sulfat (Deglin, 2004). Lamanya terapi minimal 3 bulan
setelah suatu masa latensi k.l 10 hari, kadar Hb akan naik k.l 1 % (=0,15
%) sehari sampai nilai Hb pulih normal dalam waktu 1-2 bulan. Kemudian
terapi perlu dilanjutkan 1-2 bulan lagi guna mengisi depot tubuh (Tjay dan
Rahardja, 2007).
Tablet besi atau sediaan besi ini tidak boleh diminum pada pasien
yang menderita hemokromatosis, anemia hemolitika. Gunakan secara hatihati pada pasien yang menderita ulkus peptikum, kolitis ulserativ atau
16
enteritis regional, dan pemakaian kronik yang tidak beraturan. (Deglin,
2004).
Dosis per oral dalam mg elemen zat besi untuk wanita hamil 30-60
mg/hari. Sebaiknya obat diminum pada perut kosong, karena makanan
lazimnya dapat mengurangi resorpsi zat besi. Akan tetapi, bila timbul
gangguan saluran cerna, perlu diminum pada waktu makan. Dosis lebih
tinggi tidak ada gunanya karena tidak akan mempercepat efek. Bila ada
dosis yang terlupa, segera minum disaat ingat dalam 12 jam, bila tidak,
kembali ke jadwal dosis reguler, jangan menggandakan dosis (Deglin,
2004 ; Tjay dan Rahardja, 2007)
Efek samping yang mungkin timbul setelah megkonsumsi tablet
besi diantaranya persaan tidak nyaman di lambung, mual, muntah,
konstipasi dan kadang-kadang diare. Gejala ini diakibatkan oleh sifat
merangsang dari besi dan bisa juga karena perubahan pada flora usus.
Selain itu, juga timbul rasa logam dan tinja berwarna hitam. Untuk
mengurangi efek sampingnya ini, sebaiknya penggunaan obat dimulai
dengan dosis rendah yang lambat laun ditingkatkan (Deglin, 2004 ; Tjay
dan Rahardja, 2007).
Selama mengkonsumsi tablet besi, hindari penggunaan antasid,
kopi, teh, produk susu, telur, atau roti gandum dalam 1 jam sebelum dan 2
jam setelah pemberian garam besi (Deglin, 2004). Vitamin C dapat
meningkatkan resorpsi senyawa ferro (Tjay dan Rahardja, 2007).
17
C. Kepatuhan
1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut, taat (pada perintah, aturan
dsb); berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh , ketaatan terhadap perintah
atau aturan. Menurut Bastable , kepatuhan adalah istilah yang dipakai
untuk
menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah
ditentukan. Menurut DeGreest et al 1998 dalam buku Carpenito 2002 ,
kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan klien saat mengarah
ke tujuan terapeutik yang ditentukan bersama. Literatur perawatan
kesehatan mengemukakan bahwa kepatuhan berbanding lurus dengan
tujuan
yang
dicapai
pada
program
pengobatan
yang
telah
ditentukan.terdapat dua konsep utama pada studi penggunaan obat yaitu
kepatuhan dan ketekunan.
2. Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan minum obat adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang
dosis, frekuensi, dan waktunya. Sedangkan compliance adalah pasien
mengerjakan apa yang telah diterangkan oleh dokter/apotekernya
(Nursalam, 2007). Kepatuhan minum tablet besi adalah ibu hamil yang
mengkonsumsi tablet besi setiap hari dan jumlah tablet besi yang diminum
paling sedikit 90 tablet berturut-turut selama kehamilan (Kemenkes,
2013). Kepatuhan minum tablet besi adalah apabila ibu hamil
18
mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Wiknjosastro,
2002).
Kepatuhan pasien minum obat dilihat bagaimana pasien minum
obat secara teratur sesuai dengan yang ditentukan misalnya, minum obat 3
kali sehari, dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Sedangkan
ketekunan dalam penggunaan obat didefinisikan sebagai tindakan yang
dilakukan pasien untuk melanjutkan terapi sampai akhir dari pengobatan
yang dilakukan (Cramer dkk, 2008). Kepatuhan harus dilihat secara
keseluruhan, bukan terpisah-pisah (yakni kepatuhan atau ketidakpatuhan)
(Blevins&Lubkin,1999;Carpenito, 2002).
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Ada berbagai hambatan untuk taat sehingga pasien sulit patuh
meskipun sebenarnya pasien ingin melakukannya, hambatan kepatuhan
antara lain Rantucci (2010) :
a. Regimen pengobatan kompleks.
b. Durasi terapi panjang.
c. Munculnya efek merugikan atau efek samping.
d. Tidak dapat membaca, kemampuan kognitif rendah, hambatan
bahasa.
e. Hambatan fisik/finansial untuk mendapatkan obat.
Ketidakpatuhan
pasien
dalam
mengkonsumsi
obat
dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut (Jing Jin, Sen
Oh & Li, 2008) :
19
1. Faktor yang berpusat pada pasien
a. Faktor demografi meliputi faktor-faktor yang diidentifikasi
berada di kelompok ini termasuk yang umur pasien, etnis,
jenis kelamin, pendidikan, dan status perkawinan.
b. Faktor psikologis meliputi Keyakinan pasien, motivasi dan
sikap negatif terhadap terapi
c. Komunikasi
yang
buruk
dengan
penyedia
layanan
kesehatan juga cenderung menyebabkan efek negatif pada
kepatuhan pasien
d. kesadaran akan kesehatan
e.
Tingkat pengetahuan
f. Faktor lain meliputi merokok atau konsumsi alkohol
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum obat serta
kelupaan merupakan faktor dilaporkan secara luas yang
menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan.
2. Faktor-pengobatan terkait diidentifikasi meliputi: rute pemberian,
kompleksitas pengobatan, durasi masa pengobatan, efek samping
obat, tingkat perubahan perilaku yang diperlukan, rasa obat dan
kebutuhan untuk penyimpanan obat.
3. Faktor sosial ekonomi meliputi komitmen waktu, biaya terapi,
pendapatan dan dukungan sosial.
4. Faktor sistem kesehatan meliputi ketersediaan dan aksesibilitas.
20
5. Faktor penyakit, Pasien yang menderita penyakit dengan fluktuasi
atau tidak adanya gejala (setidaknya pada tahap awal), seperti asma
dan hipertensi, mungkin memiliki kepatuhan yang buruk
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), kepatuhan dipengaruhi
oleh 3 faktor diantaranya :
a. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan
sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,
alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang
merupaka kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
4. Pengukuran Kepatuhan
Hal-hal mengenai kepatuhan yang akan diukur meliputi ketepatan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sesuai dengan anjuran tenaga
kesehatan (ketepatan dosis dan frekuensi pemakaian ), kelengkapan obat
serta penyebab ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet besi (Nursalam,
2007 ; National Heart Foundation of Australia, 2011).
Mengukur kepatuhan dapat menggunakan dua metode diantaranya
metode secara langsung dan tidak langsung. Alat untuk mengukur
21
kepatuhan pasien terhadap rejimen pengobatan dapat dilihat pada table
berikut (Obsterberg & Blaschke, 2005).
Tabel 2.2 Alat untuk mengukur kepatuhan minum obat
Metode
Langsung
Observasi
Pengukuran
kadar/metabolitdalam
darah
Penanda biologis dalam
Darah
Kelebihan
Kekurangan
Paling akurat
Pasien dapat
menyembunyikan pil
dalam mulutnya dan
kemudian membuangnya.
Objektif
Variasi metabolisme
dapat memberikan
penafsiran yang salah
terhadap kepatuhan.
Memerlukan biaya yang
lebih.
Objektif: dalam uji klinik Memerlukan pengujian
dapat juga digunakan kuantitatif yang mahal
untuk mengukur placebo. dan pengumpulan cairan
Tubuh
Tidak langsung
Kuesioner
Sederhana,murah, metode Rentan terhadap
paling berguna dalam kesalahan, hasilnya
penentuan klinis
mudah terdistorsi oleh
pasien.
Menghitung pil
Objektif dan mudah
Monitoring obat secara Akurat dan mudah
eletronik
Data mudah diubah oleh
pasien.
Mahal, memerlukan
kunjungan kembali dan
pengambilan data.
Pengukuran
penanda Mudah
fisiologis (denyut jantung
pada pengguna beta
bloker)
Penanda dapat tidak
mengenali penyebab lain
Buku harian pasien
Mudah diubah oleh
pasien
Memperbaiki ingatan
(misalnya: peningkatan
metabolisme,
menurunnya absorbsi).
22
Metode
Kelebihan
Kekurangan
Pada pasien anak-anak
Sederhana dan objektif
Kuesioner untuk orang
tua atau orang yang
merawatnya
Kecepatan menebus resep Objektif dan mudah
kembali
Penilaian respon klinis
Sederhana dan mudah
Rentan terhadap distorsi
Resep yang diambil tidak
sama dengan yang
dikonsumsi
Faktor lain dari
kepatuhan pengobatan
dapat berefek pada
respon klinik.
5. Kuesioner Kepatuhan Minum Obat
Ada
berbagai
macam
kuesioner
kepatuhan
minum
obat
diantaranya, Brief medication questionnaire (BMQ) digunakan untuk
mengukur kepatuhan pasien dan hambatan kepatuhan dalam minum obat,
The Morisky Scale untuk mengukur perilaku pasien dalam minum obat
hipertensi dengan reliabilitas (α 0,83) dan validitas (P < 0,05), Medication
adherence report scale (MARS) untuk mengukur kepatuhan dan hambatan
kepatuhan minum obat namun tidak pada rejimen terapeutiknya
(Sensitivitasnya 53% sampai 13%) spesifitasnya (57% sampai 94%)),
beliefs about medication questionnaire (BaMQ) untuk mengetahui
keyakinan pasien terhadap obat yang diminum (Alpha Cronbanch 0.70,
0.76, 0,67), Illness perception questionnaire (IPQ) resived (IPQ-R)
digunakan
untuk
mengetahui
persepsi
pasien
penyakitnya.(National Heart Foundation of Australia, 2011).
terhadap
23
D. Pendidikan Kesehatan
1. Definisi
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
dalan bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan
kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh
sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang
diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan
merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari
tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu , dari tidak mampu
mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan
lain sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang
lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun
hasil yang akan dicapai (Nyswender, 1947; Maulana, 2007 ). Menurut
Wood (1926) dalam, pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman
yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan
pengetahuan terkait dengan kesehatan individu, masyarakat, dan bangsa.
Semuanya dipersiapkan untuk mempermudah penerimaan secara sukarela
perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan (Azwar,
1983 ; Maulana, 2007).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
pendidikan kesehatan merupakan upaya-upaya terencana untuk mengubah
24
perilaku individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Hal tersebut juga
menunjukan bahwa pendidikan kesehatan membutuhkan pemahaman yang
mendalam, karena melibatkan berbagai istilah atau konsep seperti
perubahan perilaku dan proses pendidikan (Maulana, 2007).
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pendidikan kesehatan, baik sebagai ilmu maupun
seni sangat luas karena mencakup segi kehidupan masyarakat. Pendidikan
kesehatan selain merupakan salah satu faktor dalam usaha meningkatkan
kesehatan dan kondisi sosial masyarakat(berkaitan erat dengan Ilmu Sosial
Budaya), juga memberikan bantuan dalam setiap program kesehatan.
Ruang lingkup pendidikan kesehatan didasarkan pada aspek
kesehatan, tatanan atau tempat pelaksanaan, dan tingkat pelayanan
(Notoatmodjo, 2003 ; Maulana, 2007 ).
3. Metode Pendidikan Kesehatan
Di dalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan
menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau relevan, sesuai
dengan kondisi setempat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang
cukup tentang penerapan metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan
waktu yang berbeda. Kecermatan memilih metode sangat diperlukan
dalam mencapai tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri.
25
a. Jenis Metode
Metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode
sokratik.
1. Metode didaktif
Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau
one way methode. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit
dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik
yang aktif (misalnya, ceramah, film, leaflet, buklet, poster, dan
siaran radio (kecuali siaran radio yang bersifat interaktif, dan
tulisan di media cetak).
2. Metode Sokratik
Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways
methode. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik yang
aktif dan kreatif (misalnya, disuksi kelompok, debat, panel, forum,
Buzzgroup, seminar, bermain peran, sosiodrama, curah pendapat,
demonstrasi, studi kasus, loka karya, dan penugasan perorangan.
b. Aspek Pemilihan Metode
Pemilihan metode belajar yang efektif dan efisien harus
mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
2. Bergantung pada kemampuan guru atau pendidiknya.
26
3. Kemampuan pendidik.
4. Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas.
5. Harus
disesuaikan
dengan
waktu
pemberian
atau
penyampaian pesan tersebut.
6. Hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada.
c. Klasifikasi Metode
Metode pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga
bagian, yaitu metode pendidikan individu, kelompok, dan massa
(public). Metode pendidikan individu terdiri dari bimbingan dan
konseling, wawancara; metode pendidikan kelompok terdiri dari
kelompok besar dan kelompok kecil, untuk kelompok besar meliputi
ceramah
dan seminar, untuk kelompok kecil meliputi diskusi
kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok kecil-kecil, role play,
permainan simulasi; metode pendidikan massa(public) terdiri dari
ceramah umum, pidato-pidato diskusi kesehatan, simulasi, sinetron,
tulisan-tulisan di majalah atau koran dan bil board (Notoatmodjo,
2007; Efendi & Makhfudli, 2009)
7. Media Pendidikan Kesehatan
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
pendidikan (AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut
merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena
alat-alat tersebut digunaka untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan
kesehatan bagi masyarakat atau klien (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan
27
fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan (media), media ini
dibagi menjadi tiga , (Notoatmodjo, 2007 ; Efendi & Makhfudli, 2009)
yakni :
a. Media cetak meliputi, booklet, leaflet, flyer, flip chart, rubrik,
poster dan
foto
yang mengungkapkan
informasi-informasi
kesehatan.
b. Media elektronik meliputi televisi, radio, video, slide, film strip,
telepon,
internet,
telepon
genggam
(handphone)
dan
teleconference.
c. Media papan (Bill board), media papan disini juga mencakup
pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan umum (bus dan taksi).
8. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Beberapa
ahli
pendidikan,
antara
lain
J.Guibert
dalam
Notoatmodjo (2007), mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar kedalam empat kelompok besar, yakni faktor materi,
lingkungan, instrumental, dan faktor individual subjek belajar. Faktor
pertama, faktor materi atau hal yang dipelajari, ikut menentukan proses
dan hasil belajar. Faktor kedua, faktor lingkungan yang dikelompokkan
menjadi dua yaitu lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu,
kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor
lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial, yakni manusia dengan
segala
interaksinya
serta
representasinya
kegaduhan, lalu lintas, pasar dan sebagainya.
seperti
keramaian
atau
28
Faktor ketiga, faktor instrumental yang terdiri dari perangkat keras
(hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan
perangkat lunak (software) seperti kurikulum (dala pendidikan normal),
pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Faktor
yang keempat, kondisi individual subjek belajar yang dibedakan kedalam
kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indra
(terutama pendengaran dan penglihatan). Sedangkan kondisi psikologis
misalnya intelegensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan
lain sebagainya.
E. Layanan Pesan Singkat (SMS)
Layanan pesan singkat (Short Message Service- SMS) adalah
layanan pesan teks yang digunakan oleh sejumlah sitem telepon seluler
digital untuk mengirim dan menerima pesan huruf dan angka singkat
(kurang dari 160 karakter). Pesan singkat dapat diteruskan dan disimpan
untuk dibaca kembali dikemudian hari (Laudon & Laudon, 2007).
Perawatan rutin dan dukungan informasi sangat membantu dalam
meningkatkan status kesehatan terkait penyakit. Teknologi komunikasi
dapat membantu dalam memberikan perawatan dan dukungan tersebut.
Banyak literatur yang menyatakan bahwa dukungan layanan pesan singkat
(Short Message Service-SMS) dapat membantu meningkatkan status
kesehatan termasuk dalam kepatuhan pasien minum obat (Krishna, Boren
& Balas, 2009; Herlina, Sanjaya & Emilia, 2013). Melalui dukungan SMS
ini diharapkan dapat mempermudah, mempercepat, dan juga menghemat
29
biaya dalam melakukan penyampaian informasi berupa motivasi ataupun
jadwal minum obat kepada pasien (Wilieyam & Sevani, 2013).
Penggunaan SMS reminder secara umum disukai dan setengah dari
responden memjawab SMS untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pop Eleches dkk (2011) bahwa SMS
reminder mingguan lebih efektif dibandingkan dengan SMS harian. Untuk
Format SMS yang digunakan tiap negara berbeda-beda. Di Kenya format
SMS yang digunakan adalah Sms panjang dan SMS pendek. Sedangkan
format SMS yang lain seperti di Cameroon berupa SMS motivasi dengan
komponen pengingat (Juanda, 2013).
F. Penelitian Terkait
1. Vervloet dkk (2012)
mengenai SMS
reminders improve
adherence to oral medication in type 2 diabetes patients who are
real time electronically monitoride di Netherland bahwa RTMM
dengan SMS pengingat meningkatkan kepatuhan pasien diabetes
tipe 2.
2. Costa dkk (2012) mengenai Results of a randomized controlled
trial to asses the effect of a mobile SMS based intervention on
treatment adherence in HIV/AIDS infected Brazilian women and
impression and satisfaction with respect to incoming messages
bahwa SMS pengingat dapat membantu wanita Brasil yang hidup
dengan HIV/AIDS untuk mematuhi ART untuk jangka waktu
minimal 4 bulan.
30
3. Kusfriyadi, Hadi, & Fuad (2012) mengenai Pendidikan Gizi dan
Pesan Gizi melalui SMS terhadap Pengetahuan, Perilaku, dan
Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi di Puskemas Pahandut,
Kayon, dan Tangkiling Kota Palangkaraya bahwa ibu hamil yang
mendapatkan pendidikan gizi dan pesan gizi melalui SMS
meningkatkan
pengetahuan,
perilaku,
dan
kepatuhan
yang
signifikan.
4. Khorshid, Afshari, & Abedi (2014) mengenai The effect of Sms
messaging on the compliance with iron supplementation among
pregnant women in Iran: a randomized controlled trial bahwa
menggunakan SMS pengingat adalah cara yang efektif untuk
meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi.
5. Lester dkk (2010) mengenai Mobile phone technologies improve
adherence to antiretriviral treatment in a resource limited setting:
a randomized controlled trial of text message reminders di klinik
pedesaan di Kenya bahwa SMS pengingat dapat menjadi alat yang
penting untuk mencapai respon pengobatan optimal dalam
rangkaian sumber daya yang terbatas.
6. Dewanti, Andrajati, dam Supardi (2015) mengenai Pengaruh
konseling dan leaflet terhadap efikasi diri, kepatuhan minum obat,
dan tekanan darah pasien Hipertensi di dua Puskesmas Kota Depok
bahwa pemberian konseling dan leaflet sama efektifnya terhadap
peningkatan kepatuhan pasien hipertensi.
31
Kehamilan
H. Kerangka Teori
Sistem
Reproduksi
Sistem
Endokrin
Faktor yang mempengaruhi proses
belajar
-
-
-
Faktor materi
Faktor lingkungan
(lingkungan fisik dan
sosial)
Faktor instrumental (alat
peraga, pengajar atau
fasilitator dan metode
belajar)
Faktor individu ( fisik,
kondisi panca inra dan
kesehatan; psikologi) (J.
Guilbert dalam
Notoatmodjo, 2007)
Perubahan
fisiolgis
Sistem
Integumen
Sistem
kardiovaskular
Volume darah meningkat 30 % sampai 50 %,
tetapi tekanan darah tidak berubah. Pembentukan
sel-sel darah merah meningkat sampai 33% dan
hemoglobin sampai 15% tetapi karena
meningkatnya volume plasma menyebabkan
hemodelusi, terjadi psedoanemia. Anemia
fisiologis kehamilan (Bobak, Lawdermilk &
Jensen, 2005)
Sistem
Gastrointestinal,
sistem pernapasan,
sistem perkemihan
dan sistem
persarafan
Wanita hamil memerlukan tambahan zat
besi untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta (Manuaba, 2001).
Ibu hamil
mendapatkan
tablet besi
Patuh
Proses
belajar dan
SMS
reminder
Sistem
muskuloskelet
al
Tidak patuh
Faktor yang mempengaruhi:
Faktor yang mempengaruhi :
Faktor predisposisi:
pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilainilai
Faktor yang berpusat pada klien: faktor
demografi, faktor psikologis, faktor
komunikasi yangburuk, tingkat
pengetahuan, faktor lain (merokok atau
konsumsi alkohol)
Faktor pendukung:lingkungan
fisik , tersedia atau tidaknya
fasilitas kesehatan.
Faktor terkait pengobatan : rute
pemberian, efek samping obat, durasi
masa pengobatan dll.
Faktor pendorong: sikap atau
perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain (Notoatmodjo,
2007)
Pendidikan
kesehatan
Peran petugas
kesehatan
Faktor sosial ekonomi.
Faktor sistem kesehatan
Faktor penyakit : pasien yang
menderita penyakit dengan fluktuasi
atau tidak adanya gejala (Jing Jin, Sen
Oh & Li, 2008)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori, maka peneliti membuat suatu
kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :
Variabel Independent
Variabel Dependent
Kepatuhan mengkonsumsi
tablet besi
Pendidikan kesehatan
dan SMS reminder
a. Patuh
b. Tidak patuh
Pengetahuan, sikap,
kepercayaan,
keyakinan, nilainilai, lingkungan
dan perilaku petugas
kesehatan
Materi , Lingkungan
fisik dan sosial,
instumen (alat
peraga, fasilitator,
dan metode belajar),
kondisi panca indra,
dan psikologi
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Penjelasan :
= Variabel yang akan diteliti
= Variabel yang tidak diteliti namun dikontrol dalam
kriteria inklusi dan eksklusi
serta dikontrol saat
penelitian berlangsung
32
33
Berdasarkan kerangka konsep tersebut, setiap konsep mempunyai
variabel sebagai indikasi pengukuran digambarkan pada 3 konsep utama
yaitu;
1. Variabel independent (pengaruh) yang terdiri dari pendidikan
kesehatan dan SMS reminder.
2. Variabel dependent (terpengaruh) yaitu kepatuhan mengkonsumsi
tablet Fe.
3. Variabel confounding (pengganggu) yaitu pengetahuan, keyakinan,
sikap, kepercayaan, nilai-nilai, lingkungan, perilaku petugas
kesehatan, materi, fasilitator, alat peraga, lingkungan fisik dan
sosial, kondisi fisik dan psikologis.
B. Hipotesis
HO : µ A = µ B
Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
HA : µ A = µ B
Ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
C. Definisi Operasional
Setiadi (2007) mengatakan sebelum variabel dapat diukur, perlu
untuk pertama kali dibuat prosedur atau definisi operasional yang
menguraikan bagaimana pengukuran akan dibuat dan penjelasan mengenai
variabel tersebut menurut peneliti. Dalam penelitian ini definisi
operasionalnya adalah :
Tabel 3.1 Definisi Operasional Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi
Variabel
No
1
2
Variabel
Dependen
Definisi
Kepatuhan
mengkonsumsi tablet
besi
apabila ibu hamil
mengkonsumsi > 90%
dari tablet besi yang
seharusnya (Wiknjosastro,
2002).
Variabel
Pendidikan
kesehatan
Independen
proses perubahan
perilaku yang dinamis,
bukan hanya proses
pemindahan materi dari
individu ke orang lain
dan bukan seperangkat
prosedur yang akan
dilaksanakan atau pun
hasil yang akan dicapai
(Nyswender, 1947;
Maulana, 2007)
Cara ukur
Menghitung jumlah
pil tablet besi
(dengan
menggunakan rumus
pill count)
Pre dan Post
Alat ukur
Skala
Lembar observasi
Nominal
Patuh
= > 90%
Tidak patuh = < 90%
Nominal
1= Dilaksanakan
2= Tidak dilaksanakan
Peneliti mengisi
Lembar ceklist
lembar ceklist setelah
responden diberikan
penkes.
Skor
34
No
Variabel
Definisi
3
SMS reminder
Peneliti mengisi
lembar ceklist SMS
ada laporan bahwa
SMS telah terkirim.
Lembar ceklist
Nominal
4
Usia
Layanan pesan singkat
yang digunakan sebagai
pengingat pasien untuk
minum obat. SMS
reminder ini akan dikirim
ke responden satu minggu
setelah responden
diberikan konseling. SMS
reminder ini akan
dilakukan setiap satu
minggu selama 3 minggu.
Waktu pengiriman SMS
pukul 09.00 pagi. Dan
harinya disesuaikan
dengan hari saat diberikan
konseling.
Usia ibu saat hamil saat
ini.
Responden mengisi
kuesioner data
umum
Kuesioner data
umum
Interval
Pendidikan
Jenjang pendidikan
formal dari responden
Responden mengisi
kuesioner data umum
Kuesioner data
umum
Ordinal
Pekerjaan
Mata pencaharian utama
sebagai sumber
penghasilan responden
Responden mengisi
kuesioner data umum
Kuesioner data
umum
Nominal
5
6.
Cara ukur
Alat ukur
Skala
Skor
1= Terkirim
2= Tidak terkirim
1. 17-25 tahun (remaja akhir)
2. 26-35 tahun (dewasa awal)
3. 36-45 tahun (dewasa akhir)
1.Tidak sekolah
2.Tamat SD
3.Tamat SLTP
4. Tamat SLTA
5. Tamat akademik atau
perguruan tinggi
1. Tidak Bekerja
2. Wiraswasta
3. PNS/Pegawai
4. Lain-lain
35
No
7
Variabel
Paritas
Definisi
Jumlah persalinan bayi di
atas 20 minggu yang
pernah dialami ibu
sebelum kelahiran saat ini
Cara Ukur
Responden mengisi
kuesioner data umum
Alat Ukur
Kuesioner data
umum
Skala
Ordinal
8
Pendapatan
Rata-rata jumlah
pendapatan keluarga
dalam 1 bulan
Responden mengisi
kuesioner data umum
Kuesioner data
umum
Rasio
Skor
1.Nulipara : jumlah persalinan
0
2. Primipara : jumlah
persalinan 1
3.Multipara
: jumlah persalinan 2-5
4. Grandemultipara : jumlah
persalinan > 5
Pendapatan berdasarkan Upah
Minimum Kota (UMK) Kota
Tangerang Selatan tahun 2013
1. < 2.200.000 per bulan
2. > 2.200.000 per bulan
36
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
dengan desain penelitian menggunakan metode Quasi Eksperiment, dan
rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan pre test and post
test group design dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi. Desain ini
digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah
perlakuan pada dua kelompok tersebut (Swarjana, 2012).
Rancangan ini digunakan untuk melihat adanya pengaruh paket
intervensi (pendidikan kesehatan dan SMS reminder) terhadap kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan. Rentang waktu pemberian pretest dengan posttest adalah 30
hari. Hal ini sesuai dengan teori evaluasi bahwa jarak antara dua
pengukuran minimal 2 (dua) minggu untuk pengetahuan dan minimal 1
bulan untuk perilaku (Budiharto, 2008).
37
38
Rancangan penelitian dapat dilihat pada skema berikut ini :
Skema 4.1 Bentuk Rancangan Penelitian (Swarjana, 2012)
eExperimental Group
( Pre test)
Pendidikan
kesehatan dan SMS
reminder
Control Group
(Pre test)
Pendidikan
kesehatan
Experimental
Group (Post test)
Control Group
(Post test)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan,
Ciputat. Waktu penelitian mulai minggu ketiga bulan April 2015 sampai
minggu ketiga bulan Mei 2015. Alasan peneliti memilih Puskesmas
Pisangan sebagai tempat penelitian karena tingkat kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi masih rendah, serta di Puskesmas
Pisangan belum pernah dilakukan evaluasi mengenai pengaruh pendidikan
kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil yang aktif dalam ANC (Antenatal Care) dan
mendapatkan tablet besi dari Puskesmas Pisangan serta masih
39
terdaftar di Puskesmas Pisangan dalam periode bulan Oktober
2014-Desember 2015.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi
(Notoatmodjo,
2010).
Teknik
pengambilan
sampel
ini
menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel
didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri
yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan
peneliti.
Sampel yang digunakan berdasarkan kriteria inklusi :
a. Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi
b. Ibu hamil yang masih aktif ANC periode Oktober 2014-Desember
2015
c. Ibu hamil dengan usia kehamilan < 32 minggu.
d. Ibu hamil yang memiliki handphone
e. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden
f. Ibu hamil yang tidak memiliki gangguan pendengaran
g. Dapat membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan lancar
Kriteria Eksklusi:
a. Ibu hamil yang menolak untuk minum tablet besi karena alasan
apapun
40
b. Ibu hamil yang sudah tidak terdaftar atau sudah melahirkan sampai
periode yang ditentukan.
c. Ibu hamil yang memiliki penyakit dengan gangguan hematologi
seperti
hemokromatosis,
anemia
hemolitika,
leukimia,
trombositopenia.
Kriteria Drop Out:
a. Ibu hamil yang tiba-tiba mengundurkan diri dengan berbagai
alasan dari penelitian atau tanpa sepengetahuan peneliti.
b. Jika pada saat penelitian terdapat perubahan nomer handphone,
atau nomer handphone yang diberikan tidak dapat dihubungi oleh
peneliti.
Karena jumlah subjek pada populasi tersebut tidak diketahui,
sehingga
dalam
pengambilan
besar
sampel
penelitian,
peneliti
menggunakan panduan umum yang dapat membantu dalam menentukan
besar sampel. Menurut Ann Dempsey & D. Dempsey (2002), dalam
penelitian eksperimen, 15 subjek pada setiap kelompok dianggap sebagai
sampel minimum. Selain itu, 10 sampai 20 subjek perkelompok dianggap
minimum untuk studi yang simpel dengan kontrol eksperimen yang kuat.
Berdasarkan teori tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan 15
sampel atau subjek pada setiap kelompok, untuk kelompok intervensi
berjumlah 15 orang dan kelompok kontrol berjumlah 15 orang. Sehingga
total sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar 30 orang.
41
D. Prosedur Pengumpulan Data
1.
Prosedur Administrasi
a. Menyusun proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
b. Membuat surat izin studi pendahuluan di bagian akademik Fakultas
Kedokteran
dan
Ilmu
Kesehatan
untuk
melakukan
studi
pendahuluan di Puskesmas Pisangan.
c. Studi pendahuluan dilakukan setelah mendapatkan izin dari kepala
Puskesmas Pisangan.
d. Mewawancarai 10 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan
Antenatal Care (ANC) serta tenaga kesehatan meliputi bidan
puskesmas dan ahli gizi yang ada di Puskesmas Pisangan.
e. Setelah proposal disetujui oleh pembimbing 1 dan 2, selanjutnya
melakukan sidang proposal penelitian.
f. Melakukan revisi proposal setelah sidang proposal sesuai dengan
masukan yang diberikan oleh dewan penguji proposal.
g. Membuat surat perizinan penilitian di bagian akademik Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
h. Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari kepala
Puskesmas Pisangan Ciputat Timur sebagai tempat penelitian.
i. Mengambil data jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan
Antenatal Care (ANC) Periode Oktober 2014-April 2015.
42
j. Melakukan sosialisasi penelitian di Puskesmas Pisangan di unit
pelayanan Antenatal Care (ANC).
2.
Prosedur Intervensi
a. Kelompok Intervensi
1. Membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan prosedur SMS
reminder serta membuat materi mengenai pengkonsumsian tablet
besi pada ibu hamil dalam bentuk flip chart dan leaflet dengan
merujuk pada sumber yang relevan. SAP, prosedur SMS
reminder, flip chart dan leaflet yang berisi materi akan
dikonsultasikan
pada
dosen
pembimbing
1
dan
dosen
pembimbing 2 ( Ns. Uswatun Hasanah, MNS dan Ns. Kustati
Budi Lestari, Sp. Kep. An)
2. Metode dan media pendidikan kesehatan yang akan digunakan
sudah tertera didalam Satuan Acara Penyuluhan (SAP).
3. Mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian. Mencatat alamat lengkap dan nomer telepon atau
handphone yang bisa dihubungi. Banyaknya responden yang
dikumpulkan sesuai dengan besar sampel untuk kelompok
intervensi.
4. Meminta calon responden yang terpilih agar bersedia menjadi
responden setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan,
manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban selama
43
menjadi responden. Responden yang bersedia selanjutnya diminta
menandatangani lembar informed consent.
5. Menanyakan kepada responden jumlah tablet besi yang sudah
diminum dalam satu bulan terakhir (Pre test).
6. Memberikan penkes kepada responden setelah mendapatkan
persetujuan dari responden.
7. Pendidikan kesehatan akan dilakukan di ruang KIA yang ada di
Puskesmas Pisangan.
8. Peneliti mengunjungi rumah renponden untuk menghitung jumlah
tablet besi yang dimiliki responden yag nantinya akan
dikalkulasikan dengan jumlah tablet besi diakhir penelitian
9. Setelah penkes dilakukan, membuat kontrak tindak lanjut bahwa
setiap minggu peneliti akan mengirimkan SMS reminder atau
pengingat minum tablet besi.
10. Waktu untuk melakukan
SMS reminder adalah satu minggu
setelah dilakukan penkes. SMS tersebut dikirim satu minggu
sekali ke responden. Untuk hari pengiriman SMS disesuaikan
dengan hari responden diberikan penkes, serta jamnya pukul
09.00 pagi.
11. Evaluasi akhir atau post test dilakukan setelah dilakukan penkes
dan SMS reminder selama 1 bulan. Untuk melakukan evaluasi
akhir peneliti mendatangi rumah responden kembali. Peneliti akan
melihat jumlah tablet besi yang tersisa (Post test).
44
b.
Kelompok Kontrol
1. Mengidentifikasi responden yang sesuai dengan kriteria inklusi
penelitian. Untuk kelompok kontrol dilakukan setelah seluruh
responden pada kelompok intervensi.
2. Meminta calon responden yang terpilih agar bersedia menjadi
responden setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan,
manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban
selama
menjadi
responden.
Responden
yang
bersedia
selanjutnya diminta menandatangani lembar informed consent.
3. Menanyakan jumlah teblet besi yang diminum dalam satu
bulan terakhir (Pre test).
4. Memberikan penkes mengenai pengkonsumsian tablet besi
bagi ibu hamil kepada responden.
5. Mendatangi rumah responden untuk menghitung jumlah tablet
besi
yang
dimiliki
responden.
Yang
nantinya
akan
dibandingkan dengan jumlah tablet yang tersisa di evaluasi
akhir atau post test.
6. Kontrak waktu dengan responden bahwa 1 bulan kemudian
peneliti akan berkunjung kembali untuk melakukan evaluasi
akhir atau post test.
7. Evaluasi akhir atau post test dilakukan 1 bulan setelah evaluasi
awal atau pre test pada kelompok kontrol dengan melihat
jumlah tablet besi yang tersisa.
45
3. Prosedur Penyelesaian
a. Peneliti memeriksa kelengkapan data setelah dilakukan pre test,
intervensi dan post test.
b. Melakukan
seleksi
data
yang
sesuai
kemudian
diolah
menggunakan komputer.
c. Membuat laporan hasil penelitian.
E. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah berdasarkan
tahapan dibawah ini (Hastono, 2007 ; Wasis, 2008) :
1. Editing
Editing dilakukan untuk mencermati kelangkapan dari pertanyaan
yang dijawab oleh peneliti, melihat apakah catatan tersebut sudah
jelas dan mudah dibaca, dan melihat apakah coretan yang ada
sudah diperbaiki. Dalam tahap editing ini jangan sekali-kali untuk
merubah keaslian dari data tersebut karena akan melanggar prinsip
kejujuran intelektual.
2. Coding
Coding adalah pemberian kode-kode tertentu pada jawaban
responden. Apabila yang digunakan adalah analisis kuatitatif, kode
yang diberikan adalah dalam bentuk angka. Jika angka itu berlaku
sebagai skala pengukuran, angka itu disebut skor. Untuk kelompok
46
intervensi diberi kode A dan untuk kelompok kontrol diberi kode
B. Untuk pengukuran awal atau pre test diberi kode a dan untuk
pengukuran akhir atau post test diberi kode b.
3. Processing atau Entry Data
Memproses data agar data yang sudah di- entry dapat dianalisi.
Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari
kuesioner ke paket program komputer. Salah satu paket program
yang sudah umum digunakan untuk entry data adalah paket
program SPSS for Window.
4. Tabulasi
Tabulasi adalah menyajikan data, terutama pengolahan data yang
akan menjurus ke analisis kuantitatif. Biasanya pengolahan data
seperti ini menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi
maupun tabel silang.
5. Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
Cara yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat distribusi
frekuensi masing-masing variabel untuk mendeteksi adanya
missing data , setelah itu mengetahui variasi data dengan
mengeluarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel dan
mendeteksi adanya ketidak kosistensi dengan menghubungkan
variabel yang diteliti.
47
F. Instrumen
Instrumen
yang
digunakan
dalam
menggunakan kuesioner data demografi,
konsumsi tablet besi. Kuesioner
penelitian
ini
adalah
lembar ceklis dan lembar
yaitu pengambilan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada
responden dengan harapan responden memberikan jawaban atas daftar
pertanyaan tersebut . Sedangkan lembar ceklis penkes dan SMS reminder
yaitu pengambilan data dengan mengisi lembar ceklis apabila responden
sudah dilaksanakan penkes
dan diberikan SMS reminder setiap satu
minggu sekali dalam waktu 1 bulan. Lembar konsumsi tablet besi yaitu
pengambilan data dengan menuliskan jumlah obat yang di miliki ibu dan
jumlah sisa obat yang diminum serta hasil akhirnya akan dihitung
mnggunakan rumus pill count untuk mengetahui ibu patuh atau tidak
patuh.
Rumus penghitungan Pill Count
Kepatuhan = Jumlah obat – jumlah sisa obat x 100%
Jumlah obat
Kuesioner ini terdiri dari 1 bagian yaitu kuesioner data umum
antara lain:
48
a. Kuesioner data umum
Tentang biodata responden yakni data ibu hamil meliputi umur,
pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat, paritas, dan pendapatan.
G. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisis
univariat
merupakan
analisis
tiap
variabel
yang
dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara
ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian. Bentuk analisi univariat tergantung dari jenis datanya
(Notoatmodjo, 2010). Data univariat yang dianalisis pada penelitian ini
mencakup data demografi dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi yang dihasilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan
persentase dari setiap variabelnya.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dengan
variabel terikat (Budiharto, 2008). Sebelum dilakukan analisis bivariat,
sebelumnya harus dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal (Santoso, 2010). Setiap
variabel data akan dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Shapiro-Wilk (karena jumlah sampel penelitian
<50, yaitu 15 per
49
kelompok) dengan nilai kemaknaan (p) >0,05. Jika distribusi data normal,
maka mean dijadikan ukuran pemusatan dan standar deviasi sebagai ukuran
penyebaran dan dilanjutkan dengan uji parametrik pada analisis inferens.
Jika distribusi data tidak normal, maka median dijadikan ukuran pemusatan
dan minimum dan maksimum sebagai ukuran penyebaran serta dilakukan
uji nonparametrik pada analisis inferensi (Dahlan, 2012).
Dalam penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder (variabel independent)
terhadap kepatuhan ibu hamil (variabel dependent) dalam mengkonsumsi
tablet besi. Metode analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
sebelum dan sesudah intervensi (berpasangan), jika data terdistribusi
normal maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis t berpasangan
dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05) dan jika data tidak
terdistribusi normal maka teknik analisis yang digunakan adalah uji
Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05) untuk masingmasing kelompok
mengidentifikasi
(intervensi
perbedaan
dan
tingkat
kontrol)
(Dahlan,
kepatuhan
ibu
2012).Untuk
hamil
dalam
mengkonsumsi tablet besi antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Shapiro Wilk (karena jumlah sampel penelitian <50, yaitu 30 responden)
dengan nilai kemaknaan p > 0,05. Jika data terdistribusi normal teknik
analisis yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan dengan tingkat
50
kemaknaan 95% (alpha 0,05) dan jika data tidak terdistribusi normal teknik
analisis yang akan digunakan adalah uji Mann Whiteney dengan tingkat
kemaknaan 95% (alpha 0,05) (Dahlan, 2012).
H. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian keperawatan akan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penulisan harus
diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam penelitian
(Hidayat,2008).
Masalah dalam etika keperawatan menurut Hidayat (2008) antara lain:
a. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan
responden
persetujuan.
penelitian
Informed
consent
dengan
tersebut
memberikan
lembar
diberikan
sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar
responden mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui
dampaknya. Jika responden bersedia maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi
yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain:
partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang
dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah
51
yang akan terjadi, manfaat kerahasiaan, informasi yang mudah
dihubungi dan lain-lain.
b. Anonimity (Tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya memberikan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini memaparkan secara lengkap hasil penelitian mengenai pengaruh
pendidikan kesehatan dan sms reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Proses
pengambilan data dilakukan 5 minggu dari tanggal 20 April 2015 sampai 28 Mei
2015. Pendidikan kesehatan dilakukan di Puskesmas Pisangan dan SMS reminder
dilakukan selama 3 minggu.
A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian
Puskesmas Pisangan terletak di Perumahan Pondok Hijau, Kelurahan
Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur. Wilayah kerja Puskesmas Pisangan terdiri
dari 2 kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu dengan total
jumlah penduduk sebanyak 52.328 (Tahun 2013). Berikut ini adalah visi, misi,
motto dan sumber daya kesehatan di Puskesmas Pisangan.
1. Visi
Puskesmas Pisangan mempunyai visi yaitu: dengan iman dan taqwa
mewujudkan masyarakat Pisangan setia, amanah, siaga, mandiri, hidup sehat
melalui akselerasi upaya kesehatan guna mewujudkan Tangerang Selatan
sehat 2015.
52
53
2. Misi
Misi dari Puskesmas Pisangan adalah sebagai berikut:
a. Menggerakkan serta membudayakan peran serta dan potensi di
masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu,
merata dan terjangkau.
c. Menjalin kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral, dan
swasta untuk mendukung pembangunan berwawasan kesehatan.
3. Motto
Moto Puskesmas Pisangan adalah Puskesmas Pisangan SETIA
melayani masyarakat. SETIA yaitu:
a. S : Senyum, sapa, salam, sopan, santun menjadi budaya kami
b. E : Empati kepada masyarakat.
c. T : Tanggap terhadap setiap permasalahan.
d. I : Inovatif dalam berkarya.
e. A : Aman dan nyaman dalam meberikan pelayanan
masyarakat.
4. Sumber Daya Kesehatan
a. Dokter Umum PNS
: 1 orang
b. Dokter Gigi PNS
: 1 orang
c. Bidan
PNS
: 2 orang
d. Bidan
PTT
: 3 orang
e. Bidan Honorer
: 3 orang
f. Perawat
: 2 orang
kepada
54
g. Perawat Gigi
: 1 orang
h. Tenaga Pelaksana Gizi
: 1 orang
i. Tata Usaha
: 1 orang
j.
: 2 orang
Tenaga Administrasi
B. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2015
Usia
n
Persentase (%)
17 – 25 tahun
8
26,7
26 – 35 tahun
18
60
36 – 45 tahun
4
13
Total
30
100
Berdasarkan tabel diatas dari 30 responden dapat diketahui bahwa
responden yang berusia 26-35 tahun lebih banyak sebanyak 18
orang (60 %), di bandingkan dengan responden yang berusia 17-25
tahun sebanyak 8 orang (26,7%) dan responden yang berusia 36-45
tahun sebanyak 4 orang (13%). Usia termuda responden pada
penelitian ini adalah 18 tahun.
55
b. Paritas
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Paritas Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2015
Paritas
n
Persentase (%)
Nulipara
8
26,7
Primipara
9
30
Multipara
13
43,3
Grandemultipara
0
0
Total
30
100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa ibu hamil yang
multipara atau ibu hamil yang sudah 2 sampai 5 kali melahirkan
sebanyak 13 orang (43%). Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan
ibu hamil yang nulipara dan primipara. Ibu hamil yang nulipara atau
ibu hamil yang belum pernah melahirkan sebanyak 8 orang (26,7%).
Sedangkan ibu hamil yang primipara yang sudah pernah sekali
melahirkan sebanyak 9 orang (30%). Pada penelitian ini tidak ada ibu
hamil yang grandemultipara atau ibu hamil yang sudah pernah >5 kali
melahirkan.
c. Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2015
Pendidikan
Tidak Sekolah
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Perguruan
Tinggi
Total
n
0
0
4
18
8
Persentase (%)
0
0
13,3
60
26,7
30
100
56
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan dari 30 responden tamat
tingkat SLTP sebanyak 4 orang (13%), responden tamat tingkat SLTA
sebanyak 18 orang (60%), dan responden tamat tingkat perguruan
tinggi sebanyak 8 orang (26,7%). Pada penelitian ini tidak ada
responden yang tidak sekolah dan hanya tamat SD.
d. Pekerjaan
Tablet 5.4
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2015
Pekerjaan
n
Persentase (%)
Tidak Bekerja
24
80
Wiraswasta
1
3,3
PNS/Pegawai
4
13,3
Lain-lain
1
3,3
Total
30
100
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan lebih banyak responden
yang tidak bekerja sebanyak 24 responden 80%, dibandingkan
dengan respoden dengan pekerjaan wiraswasta sebanyak 1 orang
3,3%, PNS/pegawai sebanyak 4 orang 13,3%, dan lain-lain
(karyawan swasta) sebanyak 1 orang 3,3%.
57
e. Pendapatan Keluarga
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Responden
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015
Pendapatan
N
Persentase (%)
<UMR
16
53.3
>UMR
14
46,7
Total
30
100
Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan responden
dengan pendapatan < UMR Rp. 2.200.000,- /bulan lebih banyak
sebanyak 16 orang (53,3%) , dibandingan dengan responden
dengan pendapatan keluarga >UMR Rp. 2.200.000,- /bulan
sebanyak 14 orang (46,7%).
2. Kepatuhan Minum Tablet Besi
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol pada Pengukuran Pre Test
dan Post Test Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Kelompok
Intervensi
Kelompok
N
Persentase
(%)
n
Persentase
(%)
6
9
40
60
4
11
26,7
73,3
12
3
15
80
20
100
7
8
15
46,7
53,3
100
Kepatuhan
Pre Test
Patuh
Tidak Patuh
Post Test
Patuh
Tidak Patuh
Total
Berdasarkan
tabel
5.6
menunjukkan
Kontrol
bahwa
pada
pengukuran pretest kelompok intervensi terdapat 6 responden
(40%) yang patuh minum tablet besi dan 9 responden (60%) yang
58
tidak patuh minum tablet besi, sedangkan pada pengukuran posttest
setelah dilakukannya intervensi selama 4 minggu terdapat 12
responden (80%) yang patuh minum tablet besi, 3 responden (20%)
yang tidak patuh minum tablet besi.
Pada pengukuran pretest kelompok kontrol lebih banyak
ibu hamil yang tidak patuh minum tablet besi sebesar 73,3%,
dibandingkan responden yang patuh sebanyak 4 orang (26,7%).
Sedangkan pada pengukuran posttest setelah diberikan pedidikan
kesehatan tanpa diberikan sms reminder lebih banyak responden
yang tidak patuh sebanyak 7 orang (53,3%), dibandingkan
responden yang tidak patuh sebanyak 8 orang (46,7%).
C. Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh
pendidikan kesehatan dan sms reminder terhadap kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi. Sebelum dilakukan analisis bivariat,
sebelumnya harus dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal (Santoso, 2010). Karena pada
penelitian ini jumlah sampel penelitian <50, yaitu 15 per kelompok
sehingga uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk. Distribusi data
dikatakan normal jika nilai kemaknaan (p) > 0,05 , distribusi data
dikatakan tidak normal jika nilai kemaknaan (p) < 0,05 (Dahlan 2012 ;
Santoso, 2009).
Variabel kepatuhan pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol pada pretest dan posttest memperoleh nilai significancy 0,000
59
(p<0,05) dapat dikatakan memiliki distribusi data yang tidak normal
karenanya tidak memenuhi syarat untuk uji parametrik, sehingga
menggunakan uji nonparametrik (uji Wilcoxon). Karena pada penelitian ini
memiliki distribusi data tidak normal, maka median dijadikan ukuran
pemusatan dan minimum dan maksimum sebagai ukuran penyebaran
(Dahlan, 2012).
1. Perbedaan Kepatuhan Kelompok Kontrol pada Pretest dan
Posttest
Berikut ini adalah perbedaan kepatuhan kelompok kontrol pada
pengukuran pretest dan posttest dan sekaligus mengidentifikasi
kemaknaan perbedaannya. Analisis yang digunakan aadalah uji
Wilcoxon.
Tabel 5.7
Perbedaan Kepatuhan Kelompok Kontrol pada Pretest dan
Posttest Tahun 2015
Kepatuhan
Pretest
Posttest
N
Median
(min-maks)
15
2 (1-2)
15
Z
Sig.
(2
tailed)
1.732
0.083
2 (1-2)
Berdasarkan tabel 5.8 terlihat bahwa nilai asymp.sig (2 tailed)
adalah 0,083. Disini probabilitas didapatkan lebih dari 0,05
sehingga dapat dikatakan tidak ada perbedaan kepatuhan yang
bermakna
pada
kelompok
kontrol
sebelum
dan
sesudah
dilakukannya pendidikan kesehatan. Skor median pada kelompok
kontrol antara sebelum dan sesudah sama (Md1=Md2=2).
60
2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap
Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet
Besi Kelompok Intervensi Pada Pretest dan Posttest
Berikut ini adalah perbedaan kepatuhan kelompok intervensi pada
pengukuran pretest dan posttest dan sekaligus mengidentifikasi
kemaknaan perbedaannya. Analisis yang digunakan adalah uji
Wilcoxon.
Tabel 5.8
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap
Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet
Besi Kelompok Intervensi Pada Pretest dan Posttest
Kepatuhan
N
Pre-test
15
Median
(min-maks)
2(1-2)
Post-test
15
1(1-2)
Z
Sig
(2.tailed)
-2,449
0.014
Berdasarkan tabel 5.8, terlihat bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan
median kepatuhan, pretest dan posttest pada kelompok intervensi
yang menghasilkan P value 0,014. Secara statistik hal ini berarti
ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, atau
dengan kata lain Ho ditolak.
61
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap
Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet
Besi Kelompok Intervensi dibandingkan Kelompok Kontrol
Berikut ini adalah perbedaan kepatuhan antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol pada ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi. Analisis yang digunakan adalah uji Mann Whitney
Tabel 5.9
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap
Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet
Besi Kelompok Intervensi dibandingkan Kelompok Kontrol
Kepatuhan
Kelompok
intervensi
Kelompok
kontrol
N
Mean Rank
15
12.00
15
19.00
Z
Sig.
(2 tailed)
-2,607
0,009
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai significancy 0,009
(p<0,05) dan dilihat dari nilai Z skor didapatkan 2,607 (5%, Z=
1,96) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepatuhan
yang
bermakna
antara
kelompok
intervensi
(mendapatkan
pendidikan kesehatan dan sms reminder) dan kelompok kontrol
(hanya mendapatkan pendidikan kesehatan saja).
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik
usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Berikut penjelasan
mengenai karakteristik tersebut:
1. Karakteristik Usia
. Hasil statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan ini berada direntang
usia 26 tahun-35 tahun dan 17-25 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Indreswari, Hardinsyah & Damanik (2008) bahwa
usia responden pada penelitian tersebut berkisar antara 20 hingga 40
tahun. Ibu muda yang melakukan Antenatal Care (ANC) biasanya rajin
dan aktif mengikuti penyuluhan di Posyandu dibandingkan dengan ibu
hamil yang usia nya tergolong tua dan bukan kehamilan anak pertama
(Jamil, 2002 dalam Mariyam dkk, 2007).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewanti, Andrajati, & Supardi
(2015) di dua puskesmas Kota Depok didapatkan bahwa ada hubungan
antara usia dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Hasil
analisis Riskesdas (2010) bahwa ibu hamil yang berada pada rentang usia
20 tahun – 34 tahun lebih banyak yang patuh dalam mengkonsumsi tablet
besi selama 90 hari. Sedangkan pada usia ibu hamil yang < 20 tahun dan
> 35 tahun lebih banyak tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi.
Perlu diperhatikan pada kelompok ibu hamil <20 tahun dan >35 tahun,
62
63
mengalami kehamilan >4 kali, serta jarak kelahiran <24 bulan adalah
kelompok ibu hamil yang sebenarnya membutuhkan tablet besi.
2. Karakteristik Paritas
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar paritas
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan dengan responden ibu
multipara atau ibu hamil yang sudah 2 sampai 5 kali melahirkan. Hasil
penelitian ini serupa dengan hasil penlitian yang dilakukan oleh Hernawati
& Jaya (2013) mengenai hubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah
darah dengan status anemia ibu hamil di Desa Kotaraja Kecamatan Sikur
Kabupaten Lombok Timur bahwa dilihat dari paritas sampel pada
penelitian tersebut adalah sebagian besar merupakan Multipara sebesar
56,7%. Paritas multipara merupakan paritas yang tergolong aman untuk
melahirkan.
Berdasarkan Riskesdas (2010), dalam hal paritas, semakin banyak
jumlah paritas, semakin ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi tablet besi.
Hal ini di dukung oleh Mariyam, Yuliati, & Rahayu (2007) di Puskesmas
Ngawen Gunung Kidul, bahwa ada hubungan antara paritas dengan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi dengan nilai p <
0,05. Ibu hamil dengan kehamilan kedua, ketiga, dan seterusnya merasa
kehamilan tersebut sebagai hal yang normal, biasa dan sudah pernah
melahirkan, sehingga konsep tersebut mengakibatkan menurunnya
perhatian terhadap pemeliharaan kehamilannya (Wijayanto, 2001 dalam
Mariyam dkk, 2007). Keadaan tersebut membahayakan bagi kesehatan ibu
hamil, karena semakin tua umur ibu maka kondisi kesehatan semakin
64
menurun, justru pada kehamilan anak kedua dan seterusnya, seharusnya
para ibu semakin berusaha memperhatikan atau memelihara kehamilannya
dengan mencukupi gizi dan mengkonsumsi tablet besi yang diterima dari
bidan Puskesmas (Mariyam, Yuliati & Rahayu, 2007).
3. Karakteristik Pendidikan
Tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam
berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, atau
menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga
memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan
(Kondoy dkk, 2014). Hasil penelitian ini kebanyakan ibu hamil yang tidak
patuh dalam mengkonsumsi tablet besi adalah ibu hamil dengan tamat
pendidikan SMA sebanyak 13 orang . Hal tersebut membuktikan bahwa
pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan cara
pengambilan keputusan (Kondoy dkk, 2014).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani & Rumiyati (2014)
di Puskesmas Polanharjo Klaten didapatkan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara faktor pendidikan ibu hamil terhadap kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Hal ini didukung oleh Suswati
(2006) di Puskesmas Wilayah Kabupaten Jember, bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan minum obat pada
pasien penderita tuberculosis paru. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka makin mudah untuk menerima informasi. Pengetahuan
akan membentuk tindakan dan perilaku seseorang (Notoatmodjo,2007).
65
4. Karakteristik Pekerjaan
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar
pekerjaan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan adalah tidak
bekerja sejumlah 24 orang (80%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kowel, Pelealu, & Pangemanan (2014) di Kecamatan Tareran bahwa
sebagian besar ibu hamil (77,0%) berstatus tidak bekerja atau hanya
sebagai ibu rumah tangga. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2013)
bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Kondoy dkk (2014) mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru di lima
Puskesmas di Kota Manado didapatkan bahwa pekerjaan tidak ada
hubungan dengan kepatuhan berobat pada pasien TB paru.
Hasil analisis Riskesdas (2010) didapatkan bahwa ibu hamil yang
patuh dalam mengkonsumsi tablet besi sebagian besar adalah ibu hamil
yang bekerja sebagai PNS/pegawai. Sedangkan ibu hamil yang tidak patuh
dalam mengkonsumsi tablet besi sebagian besar adalah ibu hamil yang
tidak bekerja. Salah satu faktor struktur sosial yaitu pekerjaan akan
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, pekerjaan seseorang
dapat mencerminkan sedikit banyaknya informasi yang diterima, informasi
tersebut akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada (Kondoy dkk, 2014).
66
Penyebab pasien yang tidak bekerja cenderung tidak teratur
berobat karena didasari oleh pendapat mereka yang mengatakan bahwa
berobat ke puskesmas harus mengeluarkan biaya untuk transportasi dan
difokuskan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari pada untuk
pengobatan. Tetapi obat yang diberikan oleh pihak puskesmas gratis.
Sehingga tidak ada alasan untuk keluarga tidak teratur minum obat
walaupun tidak bekerja (Pare, Amirudin & Leida, 2013).
5. Karakteristik Pendapatan
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar
pendapatan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan adalah < UMR
sebesar Rp. 2.200.000,-/bulan. Data yang peneliti dapatkan berupa ibu
hamil dengan pendapatan < UMR sebesar Rp. 2.200.000,-/ bulan sejumlah
16 orang. Ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi memiliki
pendapatan > UMR sebesar Rp. 2.200.000,-/bulan sejumlah 7 orang.
Sedangkan ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi
sebagian besar memiliki pendapatan < UMR sebesar Rp. 2.200.000,-/bulan
sejumlah 13 orang.
Rendahnya pendapatan merupakan salah satu sebab rendahnya
konsumsi pangan dan gizi serta buruknya status gizi. Hal tersebut akan
mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit yang menyebabkan
menurunnya produktivitas kerja dan pendapatan (Anonim 2008 dalam
Ramawati 2008).
Pendapatan merupakan faktor yang mempengaruhi
tingkat ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Jing,
Sen & Li, 2008).
67
B. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi
Suplementasi besi digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan
anemia defisiensi besi (Deglin, 2004). Lamanya terapi minimal 3 bulan
setelah suatu masa latensi k.l 10 hari, kadar Hb akan naik k.l 1 % (=
0,15%) sehari sampai nilai Hb pulih normal dalam waktu 1-2 bulan.
Kemudian terapi perlu dilanjutkan 1-2 bulan lagi guna mengisi depot
tubuh. Dosis per oral dalam mg elemen zat besi untuk wanita hamil 30-60
mg/hari (Tjay & Rahardja, 2007)
Kepatuhan
minum
tablet
besi
adalah
ibu
hamil
yang
mengkonsumsi tablet besi setiap hari dan jumlah tablet besi yang diminum
paling sedikit 90 tablet berturut-turut selama kehamilan (Kemenkes,
2013). Kepatuhan minum tablet besi adalah apabila ibu hamil
mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Winkjosastro,
2002).
Hasil penelitian ini memperlihatkan tingkat kepatuhan ibu hamil
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, saat pengukuran pretest
ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok
intervensi sejumlah 6 orang (40%) dan yang tidak patuh sejumlah 9 orang
(60%). Sedangkan untuk kelompok kontrol saat dilakukan pengukuran
pretest sebagian besar ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet
besi sejumlah 11 orang (73,3%).
Pada saat dilakukan pengukuran posttest terjadi peningkatan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok
intervensi yaitu dari 6 orang ibu hamil menjadi 12 orang ibu hamil. Begitu
68
pula dengan kelompok kontrol jumlah ibu hamil yang patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi dari 4 orang ibu hamil menjadi 7 orang.
Adapun jumlah ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet
besi pada penelitian ini jumlahnya cukup banyak sebesar 20 reaponden.
Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh efek samping yang kurang nyaman
dirasakan oleh ibu hamil ketika mengkonsumsi tablet besi seperti mual,
muntah, dan nyeri ulu hati (Anasari & Hidayah, 2012). Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Deglin (2014), Tjay dan Rahardja
(2007), efek samping yang mungkin timbul setelah mengkonsumsi tablet
besi diantaranya perasaan tidak nyaman di lambung, mual, muntah,
konstipasi, dan kadang-kadang diare.
Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya faktor predisposisi (pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dsb), faktor pendukung (lingkungan
fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana-sarana kesehatan), dan
faktor pendukung (sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain)
(Notoatmodjo, 2007).
C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap
Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan
seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun hasil yang akan
dicapai (Nyswender, 1947 ; Maulana, 2007). Menurut Wood (1926) dalam,
pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara
69
menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan terkait dengan
kesehatan individu, masyarkat, dan bangsa. Semuanya dipersiapkan untuk
mempermudah penerimaan secara sukarela perilaku yang akan meningkatkan
atau memelihara kesehatan ( Azwar, 1983 ; Maulana, 2007). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan merupakan
upaya-upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok,
keluarga dan masyarakat. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pendidikan
kesehatan membutuhkan pemahaman yang mendalam, karena melibatkan
berbagai istilah atau konsep seperti perubahan perilaku dan proses pendidikan
(Maulana, 2007).
Perawatan rutin dan dukungan informasi sangat membantu dalam
meningkatkan status kesehatan terkait penyakit. Teknologi komunikasi dapat
membantu dalam memberikan perawatan dan dukungan tersebut. Banyak
literatur yang menyatakan bahwa dukungan layanan pesan singkat (Short
Message Service-SMS) dapat membantu meningkatkan status kesehatan
termasuk dalam kepatuhan pasien minum obat (Krishna, Boren & Balas, 2009;
Herlina, Sanjaya & Emilia, 2013).
Intervensi pada penelitian ini juga merupakan pendidikan kesehatan
dan pemberian SMS reminder karenanya terdapat upaya-upaya terencana
untuk mengubah perilaku pada individu tersebut. Dimana setiap responden
akan diberikan pendidikan kesehatan dan SMS reminder selama 3 minggu
pada kelompok intervensi. Dan untuk kelompok kontrol akan diberikan
pendidikan kesehatan saja tanpa SMS reminder selama 3 minggu.
70
Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok
intervensi antara pengukuran pretest dan posttest, menunjukkan bahwa pada
pengukuran posttest pada kelompok intervensi terjadi peningkatan jumlah ibu
hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Dimana pada saat
pengukuran pretest jumlah ibu hamil yang patuh sebanyak 6 orang dan saat
pengukuran posttest jumlah ibu hamil yang patuh menjadi 12 orang. Sehingga
dapat disimpulkan terjadi peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi pada pengukuran posttest.
Ada berbagai hambatan untuk taat sehingga pasien sulit patuh
meskipun sebenarnya pasien ingin melakukannya, hambatan kepatuhan antara
lain , efek samping setelah minum tablet besi, faktor lupa dan aroma tablet
besi yang berbau besi sehingga ibu malas untuk minum tablet besi (Mariyam,
Yuliati, & Rahayu, 2007) Selain itu, dalam proses melakukan pendidikan
kesehatan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya faktor materi, lingkungan,
instrumental, dan individual subjek belajar. Dalam faktor individual subjek
belajar yang dibedakan kedalam kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi,
dan kondisi panca indra (terutama pendengaran dan penglihatan). Sedangkan
kondisi psikologis misalnya intelegensia, pengamatan, daya tangkap, ingatan,
motivasi, dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang bermakna ( p= 0,009) antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kusfriyadi, Hadi, & Fuad (2012) mengenai Pendidikan
Gizi dan Pesan Gizi melalui SMS terhadap Pengetahuan, Perilaku, dan
71
Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi di Puskemas Pahandut, Kayon, dan
Tangkiling Kota Palangkaraya bahwa ibu hamil yang mendapatkan
pendidikan gizi dan pesan gizi melalui SMS meningkatkan pengetahuan,
perilaku, dan kepatuhan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Costa dkk (2012) bahwa pesan SMS pengingat dapat
membantu wanita Brasil yang hidup dengan HIV/AIDS untuk mematuhi ART
untuk jangka waktu minimal 4 bulan. Selain itu, metode pendidikan kesehatan
lain seperti konseling dan leaflet yang digunakan untuk pasien hipertensi dapat
meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat antihipertensi (Dewanti,
Andrajati, & Supardi , 2015)
Kelompok kontrol merupakan kelompok yang diberikan perlakuan
yang berbeda oleh peneliti dan bertujuan sebagai pembanding kelompok
intervensi dalam mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS
reminder terhadap kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dalam
penelitian ini kelompok kontrol diberikan pendidikan kesehatan saja tanpa
diberikan SMS reminder sehingga tidak terjadi perubahan kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet besi, hal ini yang membuat kelompok kontrol tidak
mengalami perubahan kepatuhan yang bermakna (p> 0,05) pada pengukuran
pretest dan posttest.
Sesuai dengan hasil penelitian Vervloet dkk (2012) bahwa kepatuhan
minum obat pada pasien diabetes melitus tipe dua pada kelompok kontrol
(tidak mendapatkan SMS reminder ) tidak mengalami perbedaan yang
bermakna (p> 0,05) pada pengukuran pretest dan posttest. Penelitian
Kusfriyadi, Hadi, & Fuad (2012) yang menemukan tidak ada perbedaan
72
bermakna (p>0,05) antara kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi pada
kelompok kontrol (kelompok yang mendapatkan pendidikan gizi saja). Ini
membuktikan bahwa pada kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan yang
bermakna karena tidak ada perubahan pada kepatuhan antara pengukuran
pretest dan posttest.
Melalui dukungan SMS ini diharapkan dapat mempermudah,
mempercepat, dan juga menghemat biaya dalam melakukan penyampaian
informasi berupa motivasi ataupun jadwal minum obat kepada pasien
(Wilieyam & Sevani, 2013). Pada kelompok intervensi yang diberikan SMS
reminder setiap satu minggu sekali mendapatkan respon yang baik dari
responden. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vervloet dkk (2012)
bahwa Penggunaan SMS reminder secara umum disukai dan setengah dari
responden menjawab SMS untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Pop Eleches dkk (2011) bahwa SMS reminder
mingguan lebih efektif dibandingkan dengan SMS harian.
SMS reminder dapat menkadi alat yang penting untuk mencapai
respon pengobatan yang optimal (Pop Eleches dkk, 2011). Edukasi pasien
merupakan salah satu pilar penting untuk mengoptimalkan terapi. Jika edukasi
dapat dijalankan secara efektif, dapat meningkatkan kepatuhan dan
pengelolaan diri sendiri oleh pasien terhadap penyakitnya (Adawiyani, 2013).
Dalam melaksanakan penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan
penelitian, yaitu :
73
1. Jumlah responden yang standar untuk penelitian eksperimen (15
responden untuk setiap kelompok; n=30). Hal ini disebabkan karena pada
saat melakukan penelitian, waktu yang digunakan peneliti untuk
melakukan tahap seleksi lebih banyak responden yang usia kehamilannya
sudah memasuki trimester ke-3 atau sudah melewati usia 32 minggu. Jadi
banyak responden yang tidak lolos dalam tahap seleksi.
2. Pada penelitian ini yang dilihat adalah kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi. Ketersediaan tablet besi di Puskesmas Pisangan
yang terbatas membuat peneliti menambahkan jumlah tablet besi yang
kurang pada beberapa responden.
3. Saat pelaksanaan SMS reminder selama 3 minggu, pada minggu pertama
ada 1 responden yang nomer handphone tidak dapat dihubungi. Sehingga
peneliti mencari kembali responden untuk menggantikan responden yang
drop out. Hal tersebut terjadi karena peneliti tidak teliti dalam memeriksa
kebenaran dari nomer handphone pada masing-masing responden.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan hasil penelitian adalah :
1. Karakteristik responden terdiri dari karakteristik usia, paritas, pendidikan,
pekerjaan, dan pendapatan. Karakteristik usia responden adalah 60% usia
26 tahun sampai 35 tahun, 26,7% usia 17 tahun sampai 25 tahun, 13% usia
36 tahun sampai 45 tahun. Karakteristik paritas responden adalah 43,3%
multipara, 30% primipara, 26,7% nulipara dan 0% grandemultipara.
Karakteristik pekerjaan adalah 80% responden tidak bekerja, 13,3%
bekerja sebagai PNS/pegawai, 3,3% bekerja sebagai wiraswasta, dan 3,3%
bekerja sebagai karyawan swasta. Karakteristik pendidikan responden
adalah sebagian besar tamat SLTA (60%), 26,7% tamat perguruan tinggi,
dan 4% tamat SLTP. Karakteristik pendapatan responden adalah 53,3%
responden dengan pendapatan < UMR Rp. 2.200.000,-/bulan, 46,7%
responden dengan pendapatan > UMR Rp. 2.200.000,-/bulan.
2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi kelompok intervensi
pada pretest dan posttest dengan nilai p value= 0,014 (p<0,05)
3. Tidak ada perbedaan yang bermakna kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan
kesehatan pada kelompok kontrol dengan nilai p value= 0,083 (p>0,05)
74
75
4. Ada pengaruh pendidikan pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada
kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai
p value= 0,009 (p<0,05).
B. SARAN
1. Bagi Institusi Terkait
Bagi Puskesmas Pisangan dapat memakai metode pendidikan
kesehatan dan SMS reminder sebagai salah satu metode untuk
meningkatkan dan monitoring kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi. Di Puskesmas hendaknya dibuat program pendidikan kesehatan
tekait dengan materi yang berhubungan dengan pengkonsumsian tablet
besi bagi ibu hamil serta program SMS reminder yang digunakan untuk
mengingatkan serta memantau kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Perlu adanya penelitian yang menghubungkan antara pengaruh
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi terhadap kadar hemoglobin
pada ibu hamil.
b. Perlu diperhatikan jenis instrumen yang digunakan dalam mengukur
kepatuhan minum obat seperti kuesioner harus disesuaikan dengan
kriteria
pasiennya,
terutama
kepatuhan
ibu
hamil
dalam
mengkonsumsi tablet besi.
c. Diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat membuat
ibu hamil tidak patuh minum tablet besi seperti efek samping setelah
76
minum tablet besi (mual, muntah, dan nyeri ulu hati), lupa dan rasa
malas minum tablet besi.
Lampiran 1
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(Informed Consent)
Dengan Hormat,
Saya mahasiswi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta :
Nama
: Deti Dwi Lestari
NIM
: 1111104000008
Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “ Pengaruh Pendidikan
Kesehatan dan SMS Reminder
terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan”. Sehubungan
dengan hal tersebut peneliti meminta kesediaan ibu untuk menjadi responden
penelitian tersebut dengan menandatangani kolom di bawah ini. Adapun segala
informasi yang ibu berikan akan dijamin kerahasaiannya dan tidak akan disebar
luaskan baik melalui media massa atau pun media elektronik.
Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Ciputat,
April 2015
Responden
(
)
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SMS REMINDER TERHADAP
KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PISANGAN 2015
A. Data Umum Responden
A.1 Nama Responden
A.2 Alamat RT/RW
Kelurahan
Kecamatan
A.3 Telepon/Hp
A.4 Usia Responden
A.5 Paritas
:
:
:
:
:
:
:
Nulipara
: jumlah persalinan 0
Primipara
: jumlah persalinan 1
Multipara
: jumlah persalinan 2-5
Grandemultipara : jumlah persalinan > 5
A.6 Sosial Ekonomi
Pendidikan Terakhir :
Tidak sekolah
Tamat SLTP
Tamat SD
Tamat SLTA
Tamat akademik atau perguruan tinggi
Pekerjaan Saat Ini
:
Tidak bekerja
Wiraswasta
PNS/Pegawai
Lain-lain ...........................................
Pendapatan Keluarga :
< Rp. 2.200.000,00
> Rp. 2.200.000,00
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENGKONSUMSIAN TABLET BESI BAGI IBU HAMIL
Sasaran
: Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care
Tempat
: Puskesmas Pisangan
Pemateri
: Deti Dwi Lestari
Waktu
: 20 Menit
Tanggal
:
A.
TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah di lakukan penyuluhan di harapkan ibu hamil yang hadir di puskesmas
mampu mengetahui pengkonsumsian tablet besi bagi ibu hamil sehingga dapat langsung
di aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah di berikan penyuluhan selama 20 menit peserta mampu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Menyebutkan kembali pengertian tablet Fe.
Menyebutkan kembali kebutuhan tablet besi bagi ibu hamil
Menyebutkan kembali manfaat tablet besi bagi ibu hamil
Menyebutkan kembali dampak jika tidak minum tablet besi
Menyebutkan kembali waktu dan cara minum tablet Fe yang benar
Menyebutkan kembali efek samping tablet Fe dan cara mengatasinya.
Menyebutkan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan selama mengkonsumsi
tablet Fe
B. POKOK BAHASAN
: Tablet Besi Bagi Ibu Hamil
C. SUB POKOK BAHASAN:
a. Pengertian tablet besi
b. Kebutuhan tablet besi bagi ibu hamil
c. Manfaat tablet besi bagi ibu hamil
d. Dampak jika tidak minum tablet besi
e. Waktu dan cara minum tablet besi yang benar
f.
g.
Efek samping yang ditimbulkan dan cara mengatasinya
Hal-hal yang perlu dipehatikan selama minum tablet besi
E. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
No
Tahapan
Media
Penyuluh
1.
Sasaran
Pembukaan o Memberikan salam o Menjawab
o Memperkenalkan
Metode
o Ceramah
o Mendengarkan
o Tanya
diri
jawab
o Menjelaskan tujuan
2.
Pelaksanaan o Menjelaskan materi o Menjawab
o Memberi
o Mendengarkan
Lembar o Ceramah
balik
o Tanya
kesempatan kepada o Memperhatikan
sasaran untuk
o Bertanya
bertanya
o Mendemonstrasi
jawab
kan ulang
3.
Penutup
o Evaluasi
o Menjawab
o Bertanya
pertanyaan
o Merangkum
o Mendengarkan
o Memberi salam
o Menjawab salam
Leaflet
o Ceramah
o Tanya
jawab
F. EVALUASI
Bentuk evaluasi tanya jawab secara lisan. Yang terdiri dari 4 pertanyaan.
1.
2.
3.
4.
G.
Sebutkan cara mengatasi efek samping setelah minum tablet Fe!
Sebutkan 3 hal saja yang harus diperhatikan selama mengkonsumsi tablet Fe !
Sebutkan waktu dan cara pengkonsumsian tablet Fe yang benar !
Sebutkan manfaat dari tablet Fe !
REFERENSI
Bobak, L., & Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternita, Ed.4. Jakarta: EGC
Deglin, J.H. (2004). Pedoman Obat untuk Perawat , Ed.4. Jakarta: EGC
Jordan, S. (2002). Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi Di
Kabupaten/Kota. Jakarta https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedomansurvailens-gizi-di-kab_kota-2010.pdf Di akses pada tanggal 07 April 2015 pukul
21.00
Manuaba, I.B.G . (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Tjay, & Rahardja. (2007). Obat-obat Penting : Kasiat, penggunaan dan efek
sampingnya, Ed.6. Jakarta. Elex Media Komputindo
World Health Organization. 2012. Guideline Daily Iron and Folic Acid
Supplementation in Pregnant Woman. WHO Library Cataloguing in Publication Data
*format SAP sesuai dengan pedoman GBPP dan SAP Dikti Tahun 2012
MATERI
PENGKONSUMSIAN TABLET BESI BAGI IBU HAMIL
A. Definisi Tablet Besi
Tablet besi (Fe) adalah tablet tambah darah (TTD) yang mengandung
60 mg elemental iron dan 250 mcg asam folat (Kemenkes, 2010).
B. Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil
Pada masa kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah)
sehingga terjadi penurunan hemoglobin. Kebutuhan zat besi meningkat untuk
meningkatkan produksi sel darah merah. Ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5-4 mg
zat besi per hari. Untuk wanita hamil pemberian dosis harian dimulai dari dosis
yang terendah 60 mg unsur besi. Pil zat besi yang diminum untuk ibu hamil
adalah 1 tablet per hari
C. Dampak Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi dalam tubuh menjadi penyebab ibu hamil mengalami
anemia pada kehamilan (Bobak, Lawdermilk & Jensen, 2005).
Dampak anemia pada kehamilan antara lain :
1. Bahaya Kehamilan
a. Keguguran
b. Persalinan prematur
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d. Mudah terjadi infeksi
e. Muntah secara berlebihan
f. Perdarahan selama kehamilan
g. Ketuban pecah dini
2. Bahaya Saat Persalinan
a. Gangguan kontraksi dan kekuatan mengejan
b. Kala dua berlangsung lama
c. Kala tiga dapat terjadinya perdarahan saat persalinan
d. Kala empat dapat terjadi perdarahan pasca persalinan
3. Bahaya saat Nifas
a. Terjadi perdarahan saat nifas
b. Memudahkan infeksi setelah persalinan
c. Pengeluaran ASI berkurang
d. Anemia kala nipas
D. Manfaat Tablet Besi
Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta
(Manuaba, 2001).
E. Waktu dan Cara Minum Tablet Besi
Komposisi tablet besi
Frekuensi
Lama waktu
Kelompok sasaran
Waktu penggunaan
Suplemen besi: 30-60 mg unsur besi
Asam folat: 250 mcg
1 tablet/hari
Selama kehamilan. tablet besi dan asam folat
harus dimulai sedini mungkin
Semua wanita hamil, baik remaja maupun
dewasa
Tablet besi sebaiknya diminum 1 jam sebelum
makan , namun apabila timbul keluhan (mual,
kram perut) table besi diminum setelah makan
F. Efek Samping Tablet Besi dan Cara Mengatasinya
Efek samping yang mungkin timbul setelah megkonsumsi tablet besi
diantaranya persaan tidak nyaman di lambung, mual, muntah, konstipasi dan
kadang-kadang diare. Selain itu, juga timbul rasa logam dan tinja berwarna
hitam.
Cara mengatasi atau mengurangi efek samping yang ditimbulkan setelah
minum tablet besi antara lain :
a. Jika ibu mangalami mual atau muntah, tablet besi bisa diminum 2 jam
setelah makan atau diminum sebelum tidur malam.
b. Jika terjadi iritasi lambung atau perasaan kurang nyaman pada
lambung, minum tablet besi bersama makanan.
c. Selain itu, untuk mengurangi rasa mual, tablet besi bisa diminum
bersama jus buah yang mengandung vitamin C.
G. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Selama Minum Tablet besi
1. Tablet besi efektif di serap didalam tubuh bila diberikan 1 jam sebelum
atau 2 jam setelah makan.
2. Tablet besi harus diminum dengan segelas air putih atau jus buah.
3. Jangan menggerus atau mengunyah tablet besi, serta jangan membuka
kapsul besi.
4. Hindari penggunaan obat antasid, kopi, teh, produk susu, telur , atau
roti gandum dalam satu jam sebelum dan 2 jam setelah minum tablet
besi.
5. Bila ada dosis yang terlupa , segera minum disaat ingat dalam waktu
12 jam, bila tidak kembali ke dalam dosis reguler (1 tablet/hari).
Jangan menggandakan dosis. (Deglin, 2004 ; Tjay dan Rahardja,
2007).
Lampiran 4
Prosedur Tetap SMS Follow Up Ibu Hamil
Sms reminder diberikan untuk mengingatkan responden untuk
minum tablet besi . Sms reminder tersebut terdiri dari sambutan
singkat, motivasi dan pengingat. Sms reminder ini diberikan setiap 1
minggu sekali kepada ibu hamil yang telah mendapatkan pendidikan
kesehatan. Sms reminder ini diberikan selama 3 minggu pada kelompok
intervensi. Untuk hari pengiriman SMS disesuaikan dengan hari
responden diberikan pendidikan kesehatan serta jamnya pukul 09.00
pagi.
Ibu hamil di
seleksi yang
akan
mendapatkan
konseling
Pendidikan
kesehatan.
Masing-masing
ibu hamil
Kunjungan
rumah
SMS reminder
Bentuk sms reminder yang akan diberikan
Selamatpagi
Persiapkanlah yang
terbaik untuk sang bayi,
persiapkanlah dirimu
untuk menjadi
pendamping seumur
hidup bayi kesayangan
anda.
Jangan lupa untuk selalu
minum tablet besi 1
tablet/hari setiap hari.
Selamat Pagi. Kesehatan
bayi anda bergantung
kepada pola hidup anda.
Kesehatan mental bayi
anda bergantung kepada
pola pikir anda
Jangan lupa untuk selalu
minum tablet besi 1
tablet/hari setiap hari.
Selamat Pagi.Dan air
dibalik matanya yang
berbicara saat bahagia,
saat luka. Dan itu
diberikan Tuhan hanya
pada wanita, pada Ibu
Jangan lupa untuk selalu
minum tablet besi 1
tablet/hari setiap hari.
Satu
minggu
kemudian
Lampiran 5
LEMBAR EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SMS REMINDER PADA KELOMPOK INTERVENSI
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
Etih
Siti Ayu W.
Lilis
Hernailis
Isti Nurkomah
Siti Zulaeha
Siti Yusliha
Lia
Dian
Riadhotus S.
Khoirunnisa
Astri
Syanti
Nevi
Evi Wulan
Jumlah tablet besi
Pre test (a)
30
15
25
25
25
30
25
27
20
28
28
23
18
30
25
Yang diminum
Post test (b)
30
25
30
30
26
30
27
28
27
28
28
27
25
30
28
Jumlah Tablet Besi
Pre test (a)
0
15
5
5
5
0
5
3
10
2
2
7
12
0
5
Yang Tersisa
Post test (b)
0
5
0
0
4
0
3
2
3
2
2
3
5
0
2
Pill Count
Pre test (a)
Post test (b)
100%
50%
83%
83%
83%
100%
83%
90%
67%
93%
93%
77%
60%
100%
83%
100%
83%
100%
100%
86%
100%
90%
93%
90%
93%
93%
90%
83%
100%
93%
LEMBAR EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELOMPOK KONTROL
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
Jumlah tablet besi
Pretest (a)
Aryani
Hida
Sari
Nida
Nita
Puji
Murni
Arie
Ria
Ida
Tatik
Herneni
Nur Fadilah
Yuniarti
Rahayu
Rumus penghitungan Pill Count
Kepatuhan =
yang diminum
Posttest(b)
25
20
25
25
25
27
27
30
25
25
25
30
25
15
20
28
25
27
25
25
27
27
30
25
27
25
30
25
20
25
Jumlah tablet besi
Pretest (a)
5
10
5
5
5
3
3
0
5
5
5
0
5
15
10
yang tersisa
Posttest (b)
2
5
3
5
5
3
3
0
5
3
5
0
5
10
5
Jumlah obat – jumlah sisa obat x 100%
Jumlah obat
Catatan : Jika tablet besi yang dimiliki responden satu bulan yang lalu tersisa, tidak digunakan kembali.
Tablet besi yang digunakan adalah tablet besi baru yang responden dapat saat kunjungan kembali
ke Puskesmas Pisangan.
Pill Count
Pretest (a)
Posttest (b)
83%
67%
83%
83%
83%
90%
90%
100%
83%
83%
83%
100%
83%
50%
67%
93%
83%
90%
83%
83%
90%
90%
100%
83%
90%
83%
100%
83%
67%
83%
LEMBAR CEKLIS SMS REMINDER
No.
Nama Responden
1
Etih
2
Siti Ayu W.
3
Lilis
4
Hernailis
5
Isti Nurkomah
6
Siti Zulaeha
7
Siti Yusliha
8
Lia
9
Dian
10
Riadhotus S.
11
Khoirunnisa
12
Astri
13
Syanti
14
Nevi
15
Evi Wulan
Hari/tanggal/jam
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3. 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3. 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3. 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
Mgg-1. 02-05-2015
Mgg-2. 09-05-2015
Mgg-3 17-05-2015
SMS
Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1.Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
1. Terkirim
2. Terkirim
3. Terkirim
Tidak Terkirim
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
LEMBAR OBSERVASI PENDIDIKAN KESEHATAN
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama Responden
Etih
Siti Ayu W.
Lilis
Hernailis
Isti Nurkomah
Siti Zulaeha
Siti Yusliha
Lia
Dian
Riadhotus S.
Khoirunnisa
Astri
Syanti
Nevi
Evi Wulan
Aryani
Hida
Sari
Nida
Nita
Puji
Murni
Arie
Ria
Ida
Tatik
Herneni
Nur Fadilah
Yuniarti
Rahayu
Hari/Tgl
20-05-2015
20-05-2015
20-05-2015
20-05-2015
21-05-2015
21-05-2015
21-05-2015
21-05-2015
22-05-2015
22-05-2015
22-05-2015
22-05-2015
22-05-2015
23-05-2015
23-05-2015
23-05-2015
23-05-2015
24-05-2015
24-05-2015
24-05-2015
24-05-2015
27-05-2015
27-05-2015
28-05-2015
28-05-2015
28-05-2015
28-05-2015
28-05-2015
29-05-2015
29-05-2015
Jumlah Tablet Besi
Pre test
Post test
30
30
15
25
25
30
25
30
25
26
30
30
25
27
27
28
20
27
28
28
28
28
23
27
18
25
30
30
25
28
25
28
20
25
25
27
25
25
25
25
27
27
27
27
30
30
25
25
25
27
25
25
30
30
25
25
15
20
20
25
Lampiran 7
Data Demografis Responden
Umur Responden
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
17-25 tahun
8
26.7
26.7
26.7
26-35 tahun
18
60.0
60.0
86.7
36-45 tahun
4
13.3
13.3
100.0
30
100.0
100.0
Total
Paritas
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Nulipara
8
26.7
26.7
26.7
Primipara
9
30.0
30.0
56.7
Multipara
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tamat SLTP
4
13.3
13.3
13.3
tamat SLTA
18
60.0
60.0
73.3
8
26.7
26.7
100.0
30
100.0
100.0
tamat akademik atau
perguruan tinggi
Total
Pekerjaan
Cumulative
Frequency
Valid
tidak bekerja
Percent
Valid Percent
Percent
24
80.0
80.0
80.0
wiraswasta
1
3.3
3.3
83.3
PNS/Pegawai
4
13.3
13.3
96.7
lain-lain
1
3.3
3.3
100.0
30
100.0
100.0
Total
Pendapatan Keluarga
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
<2.200.000
16
53.3
53.3
53.3
>2.200.000
14
46.7
46.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tingkat Kepatuhan
Pretes Kelompok Intervensi
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
patuh
6
40.0
40.0
40.0
tidak patuh
9
60.0
60.0
100.0
15
100.0
100.0
Total
Pretest Kelompok Kontrol
Cumulative
Frequency
Valid
Patuh
Percent
Valid Percent
Percent
4
26.7
26.7
26.7
Tidak Patuh
11
73.3
73.3
100.0
Total
15
100.0
100.0
Tingkat Kepatuhan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Patuh
10
33.3
33.3
33.3
Tidak Patuh
20
66.7
66.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tingkat kepatuhan kelompok intervensi (post test)
post test kelompok intervensi
Cumulative
Frequency
Valid
patuh
Valid Percent
Percent
12
80.0
80.0
80.0
3
20.0
20.0
100.0
15
100.0
100.0
tidak patuh
Total
Percent
Tingkat kepatuhan kelompok kontrol (post test)
post test kelompok kontrol
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
patuh
7
46.7
46.7
46.7
tidak patuh
8
53.3
53.3
100.0
15
100.0
100.0
Total
Uji Normalitas Kelompok Intervensi dan kontrol (Pre Test)
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Pretest kelompok intervensi
.385
15
.000
.630
15
.000
Pretest kelompok kontrol
.453
15
.000
.561
15
.000
Uji normalitas kelompok intervensi dan kontrol (post test)
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
post test kelompok intervensi
.485
15
.000
.499
15
.000
post test kelompok kontrol
.350
15
.000
.643
15
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Wilcoxon kelompok intervensi
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
pre test kelompok intervensi
15
1.60
.507
1
2
post test kelompok intervensi
15
1.20
.414
1
2
Ranks
N
Sum of Ranks
6
a
3.50
21.00
Positive Ranks
0
b
.00
.00
Ties
9
Total
15
post test kelompok intervensi Negative Ranks
- pre test kelompok
Mean Rank
intervensi
c
a. post test kelompok intervensi < pre test kelompok intervensi
b. post test kelompok intervensi > pre test kelompok intervensi
c. post test kelompok intervensi = pre test kelompok intervensi
Test Statistics
b
post test
kelompok
intervensi - pre
test kelompok
intervensi
a
Z
-2.449
Asymp. Sig. (2-tailed)
.014
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji wilcoxon kelompok kontrol
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
pre test kelompok kontrol
15
1.73
.458
1
2
post test kelompok kontrol
15
1.53
.516
1
2
Ranks
N
post test kelompok kontrol pre test kelompok kontrol
3
a
2.00
6.00
Positive Ranks
0
b
.00
.00
12
Total
b. post test kelompok kontrol > pre test kelompok kontrol
c. post test kelompok kontrol = pre test kelompok kontrol
b
post test
kelompok kontrol
- pre test
kelompok kontrol
Asymp. Sig. (2-tailed)
c
15
a. post test kelompok kontrol < pre test kelompok kontrol
Z
Sum of Ranks
Negative Ranks
Ties
Test Statistics
Mean Rank
a
-1.732
.083
Uji Mann Whit Ney
Descriptive Statistics
Percentiles
N
Mean
kepatuhan minum tablet
besi
kelompok penelitian
Std. Deviation
Minimum
Maximum
25th
50th (Median)
30
1.37
.490
1
2
1.00
1.00
2.00
30
1.50
.509
1
2
1.00
1.50
2.00
Ranks
kelompok penelitian
kepatuhan minum tablet besi kelompok intervensi
Test Statistics
N
Mean Rank
Sum of Ranks
15
12.00
180.00
kelompok kontrol
15
19.00
285.00
Total
30
b
kepatuhan
minum tablet
besi
Mann-Whitney U
60.000
Wilcoxon W
180.000
Z
-2.607
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.029
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok penelitian
pendapatan keluarga * kepatuhan ibu hamil Crosstabulation
kepatuhan ibu hamil
patuh
pendapatan keluarga
75th
<UMR
Count
% within pendapatan
keluarga
> UMR
Count
% within pendapatan
keluarga
tidak patuh
Total
4
12
16
25.0%
75.0%
100.0%
6
8
14
42.9%
57.1%
100.0%
Total
Count
% within pendapatan
keluarga
10
20
30
33.3%
66.7%
100.0%
pekerjaan * kepatuhan Crosstabulation
kepatuhan
patuh
pekerjaan
tidak bekerja
Count
17
24
29.2%
70.8%
100.0%
1
0
1
100.0%
.0%
100.0%
2
2
4
50.0%
50.0%
100.0%
0
1
1
.0%
100.0%
100.0%
10
20
30
33.3%
66.7%
100.0%
Count
% within pekerjaan
PNS/pegawai
Count
% within pekerjaan
lain-lain
Count
% within pekerjaan
Total
Total
7
% within pekerjaan
wiraswasta
tidak patuh
Count
% within pekerjaan
paritas ibu hamil * kepatuhan minum tabket besi Crosstabulation
kepatuhan minum tabket besi
patuh
paritas ibu hamil
nulipara
Count
% within paritas ibu hamil
primipara
Count
% within paritas ibu hamil
multipara
Count
% within paritas ibu hamil
Total
Count
% within paritas ibu hamil
tidak patuh
Total
3
5
8
37.5%
62.5%
100.0%
4
4
8
50.0%
50.0%
100.0%
3
10
13
23.1%
76.9%
100.0%
10
19
29
34.5%
65.5%
100.0%
Efek Samping Setelah Minum
Muntah
Mual
Diare
Tinja Hitam
2.
3.
1.
Tablet besi efektif di serap didalam tubuh bila
diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah
makan.
2.
Tablet besi harus diminum dengan segelas air
putih atau jus buah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi.
3.
Jangan menggerus atau mengunyah tablet besi,
4.
Hindari penggunaan obat antasid, kopi, teh,
produk susu, telur , atau roti gandum dalam satu
jam sebelum dan 2 jam setelah minum tablet besi.
Karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
5.
Bila ada dosis yang terlupa, segera minum disaat
ingat dalam waktu 12 jam, bila tidak kembali ke
dalam dosis reguler (1 tablet/hari). Jangan menggandakan dosis
6.
Setelah minum tablet besi, tinja dapat berubah
menjadi hijau tua atau hitam, namun perubahan
tersebut tidak berbahaya.
7.
Jangan lupa untuk selalu mengkonsumsi makanan
yang mengandung tinggi zat besi.
8.
Obat ini harus disimpan dalam wadah aslinya
yang tahan dan dijauhkan dari jangkauan anakanak.
Susah BAB Nyeri Ulu Hati
Cara Atasi Efek
1.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Jika ibu mangalami mual atau
muntah, tablet besi bisa diminum 2 jam setelah makan atau
diminum sebelum tidur malam.
Jika terjadi iritasi lambung atau
perasaan kurang nyaman pada
lambung, minum tablet besi
bersama makanan.
Selain itu, untuk mengurangi
rasa mual, tablet besi bisa diminum bersama jus buah yang
mengandung vitamin C.
DETI DWI LESTARI
089675216355
PENGKONSUMSIAN
TABLET BESI PADA IBU
HAMIL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
APA ITU TABLET
BESI ?
Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu
Hamil
Tablet besi (Fe)
adalah tablet tambah darah (TTD)
yang mengandung
zat besi dan asam
folat
Ibu hamil memerlukan 3,5 mg-4mg zat besi per hari. Jumlah tersebut setara dengan 1
tablet besi/hari.
Dampak Kekurangan Tablet
Besi
Kekurangan zat besi dalam tubuh menjadi
penyebab ibu hamil mengalami anemia pada kehamilan
Manfaat Tablet Besi !!!
Pada masa kehamilan
akan terjadi hemodilusi
(pengenceran darah) sehingga terjadi penurunan
hemoglobin. Kebutuhan
zat besi meningkat. Zat
besi bermanfaat
untuk meningkatkan
produksi sel darah merah dan membentuk
sel darah merah janin serta plasenta.
Perdarahan
saat kehamilan
Ketuban
pecah dini
Hambatan tumbuh Persalinan
kembang janin
prematur
Muntah berlebihan
Keguguran
Waktu dan Cara Minum Tablet Besi
Komposisi tablet
besi
Suplemen besi: 30-60 mg
unsur besi
Asam folat: 250 mg
Frekuensi
1 tablet/hari
Diminum setiap hari
Selama kehamilan. tablet
besi dan asam folat harus dimulai sedini mungkin
Lama waktu
Kelompok sasaran
Semua wanita hamil,
baik remaja maupun dewasa
Waktu penggunaan
Tablet besi sebaiknya
diminum 1 jam sebelum
makan , namun apabila
timbul keluhan (mual,
kram perut) table besi
diminum setelah makan
Download