PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SMS REMINDER TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN TAHUN 2015 Skripsi Diajukan sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh Deti Dwi Lestari 1111104000008 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015 DAFTAR RIWAYAT HIDUP BIODATA DIRI Nama : Deti Dwi Lestari Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 11 Juli 1993 Status Perkawinan : Belum kawin Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat Asal : Komplek Pondok Bahar Blok D2 No.58 Jl.Kutilang 1 RT 04/RW05, Karang Tengah, Tangerang 15158 Alamat Tinggal : Komplek Pondok Bahar Blok D2 No.58 Jl.Kutilang 1 RT 04/RW 05, Karang Tengah, Tangerang 15158 Phone : 089675216355 Email : [email protected] PENDIDIKAN TK Tunas Remaja (Tamat tahun 1999) SD Bina Insani (Tamat tahun 2005) SMPN 3 Tangerang (Tamat tahun 2008) SMAN 12 Tangerang (Tamat tahun 2011) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta S1 Program Studi Ilmu Keperawatan (Tamat tahun 2015) SEMINAR DAN TRAINING Seminar Keperawatan “Update Diagnosa NANDA, Aplikasi ISDA dan Diagnostik Reasoning” (Tahun 2012) Seminar Nasional Kekerasan seks pada anak dan Remaja, peran perawat dan keluarga (Tahun 2014) vi Seminar Keperawatan Nursing as partner society and delivering public health (Tahun 2011) Workshop Update Diagnosa NANDA, Aplikasi ISDA dan Diagnostik Reasoning (Tahun 2012) Pelatihan BTCLS dan BTLS (Tahun 2015) vii PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2015 Deti Dwi Lestari, NIM: 1111104000008 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. xviii +76 halaman+ 9 tabel+ 2 bagan+ 10 lampiran ABSTRAK Tingginya angka ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sebesar 21,4% masih menjadi masalah di Indonesia. Ketidakpatuhan terjadi karena ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau tablet. Selain itu, tablet besi yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan sehingga seringkali ibu hamil lupa dan malas mengkonsumsinya. Sehingga diperlukan himbauan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi dan melakukan monitoring konsumsi tablet besi dengan menggunakan SMS reminder. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen, rancangan pretest and posttest dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar ceklis dan lembar pengkonsumsian tablet besi. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 30 orang ibu hamil, 15 ibu hamil untuk kelompok intervensi dan 15 ibu hamil kelompok kontrol, teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon dan Uji Mann Withney. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan ibu hamil yang patuh sebanyak 12 orang pada kelompok intervensi setelah diberikan pendidikan kesehatan dan SMS reminder. Hasil uji hipotesis didapatkan nilai yang signifikan dengan nilai p=0,014 (p<0,05), dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Pendidikan kesehatan dan SMS reminder dapat digunakan untuk mengingatkan serta memantau kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, SMS reminder, Tablet besi, Kepatuhan, Ibu Hamil. Daftar Bacaan: 78 (2000-2015) viii FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA Undergraduate Thesis, Juli 2015 Deti Dwi Lestari, NIM: 1111104000008 The Effect of Health Education and SMS Remainders Toward The Pregnant Womens Adherence to Consumed Iron Tablet in Puskesmas Pisangan xviii+ 76 pages+ 9 tables+ 2 chart+ 10 appendix ABSTRACK The high number of non-compliance of pregnant women consume iron tablet at 21,4% is still a problem in Indonesia. Non-compliance occurred because pregnant women feel nausea from the taste and smell of the tablet. In addition, iron tablets are consumed every day creates a feeling bored so often forgotten and lazy pregnant women consume. So that the necessary appeal to health workers to improve the knowledge of pregnant women by giving health education on the benefits of tablet of iron and iron tablet consumption monitoring using the SMS reminder. The purpose of this study is to determine the effect of health education and SMS reminders to compliance pregnant women consume iron tablets. This research is a quantitative research with a quasi-experimental design, pretest and posttest with control group without randomization. Data collected using a checklist sheet and sheet iron tablet consumption. The research sample of 30 pregnant women, 15 pregnant women for the intervention group and 15 control group of pregnant women, purposive sampling technique. Data analysis using Wilcoxon test and Mann Whitney test. The results showed an increase in pregnant women who are obedient as many as 12 people in the intervention group after being given health education and SMS reminders. Result of hypothesis test obtained significant value to the value of p = 0.014 (p <0.05), it can be concluded there are significant health education and SMS reminders to compliance pregnant women consume iron tablets. Health education and SMS reminders can be used to alert and monitor the compliance of pregnant women consume iron tablets. Keywords: Health Education, SMS reminders, iron tablets, Compliance, Pregnant Women. ix PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk mereka yang selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Mama Uun Sukartika dan Bapak Juhari. Mereka adalah orang tua yang sangat saya sayangi, kasihi, dan saya banggakan. Yang tidak pernah lelah membanting tulang untuk mencari nafkah demi menghidupi keempat anaknya. Sampai saat ini, sampai anak kedua mu menjadi seorang sarjana.Yang selalu mencurahkan kasih sayangnya yang tulus dan tanpa batas. Yang selalu memberikan dukungan serta do’a yang tiada henti untuk keberhasilan anak-anaknya. Yang telah membawa ku hingga saat ini menjadi seorang sarjana. Terima Kasih Mah, Pah atas segalanya yang telah mama dan bapak perjuangkan untuk kami sampai saat ini. Anak-anak mu sangat menyayangi mu mama dan bapak. 2. Kakakku, adik-adikku, kakak iparku, dan keponakanku. Lusi Fauziah, Robi dan Nadira, Rully Ananda Putra, Alya, Raisya dan Meisya. Mereka adalah penghilang rasa lelah ku, penyemangat bagiku hingga saya bisa sampai saat ini. Terima kasih atas perhatian dan do’a serta dukungan yang telah kalian berikan untukku. 3. Keluarga besarku yang selalu memberika do’a dan dukungan dari jauh. 4. Sahabat-sahabatku seperjuangan selama 4 tahun Runingga, Anggita, Denok. Yang selalu memberikan kecerian untukku, bantuan, semangat, dukungan dan do’anya. Sahabat-sahabatku yang saya cintai Sela, Nishtya, Lani dan Be All. Yang selalu menyempatkan waktunya untuk berkumpul walaupun sudah berpisah jauh. Terima kasih untuk semangat, do’a, dan dukungannya. 5. Seseorang yang terkasih dan istimewa, beserta keluarganya. Mereka adalah keluarga kedua bagiku. Terima kasih sudah memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus. Terima kasih untuk waktu yang selalu diberikan untukku, do’a, dan semangat yang tiada henti. Terima kasih sudah setia menemaniku kemanapun dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman PSIK UIN 2011, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa terima kasih saya selama ini kepada kalian semua. Sukses untuk kalian semua. x KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Konseling dan Sms Follow Up Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan”. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A , selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Maulina Handayani, S.Kep., M.Sc , selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Maulina Handayani, S.Kep, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah. xi 5. Ibu Ns. Uswatun Khasanah MNS dan Ibu Ns.Kustati Budi Lestari, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.An, selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesarbesarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 7. Orang tua ku, Ibu Uun Sukartika dan Bapak Juhari yang telah mendidik, memberikan rasa cinta dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini, selalu mendoakan untuk kesuksesan penulis, memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis selama proses menyusun skripsi ini. Tak lupa juga untuk kakak ku Lusi Fauziah dan Rully Ananda Putra yang juga memberikan dukungan secara moril dan materil kepada penulisan serta Angga Bayu Kurnia yang selalu memberikan semangat dan selalu meluangkan waktunya untuk menemaniku selama proses menyusun skripsi ini. Dan tak lupa adik-adikku Robi Andi dan Nadira Aulia Putri serta keluarga besar lain yang selalu memberikan doa serta dukungan selama proses menyelesaikan skripsi ini 8. Sahabat-sahabat Runingga Andami Nafa, Anggita Puspita Delianty, Denok Ariska, Shella Lailani Fatwan, Nistya Agita, dan Rizky Meilani yang telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa, memberikan dukungan, serta mendoakan selama xii proses menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman PSIK 2011. Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkannya. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan untuk kita semua. Amiinn. Tangerang Selatan, 24 Maret 2015 Penulis , Deti Dwi Lestari xiii DAFTAR ISI Halaman i Halaman Judul Lembar Pernyataan ii Lembar Pernyataan Persetujuan iii Lembar Pengesahan iv Lembar Pengesahan v Daftar Riwayat Hidup vi Abstrak viii Abstrack ix Lembar Persembahan x Kata Pengantar xi Daftar Isi xiv Daftar Tabel xvi Daftar Bagan xvii Daftar Lampiran xviii 1. 2. 3. 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian 1 6 7 8 BAB A. B. C. D. E. F. G. 9 13 17 23 28 29 31 II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kehamilan Zat Besi Kepatuhan Pendidikan Kesehatan Layanan Pesan Singkat (SMS) Penelitian Terkait Kerangka Teori BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep B. Hipotesis Penelitian C. Definisi Operasional 32 33 33 BAB IV METODOLOGI PNELITIAN A. Desain Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel 37 38 38 xiv D. E. F. G. H. 5. 6. Prosedur Pengumpulan Data Pengolahan Data Instrumen Analisis Data Etika Penelitian 41 45 47 48 50 BAB V HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian B. Analisis Univariat C. Analisis Bivariat BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden B. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka 52 54 58 62 67 68 7. xv 74 75 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Suggested Scheme for Daily Iron and Folic Acid Supplementation in Pregnant Women 15 Tabel 2.2 Alat untuk Mengukur Kepatuhan Minum Obat 21 Tabel 3.1 Definisi Operasional 34 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 54 Distribusi Frekuensi Paritas Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 55 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 55 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 56 Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 57 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden pada Kelompok Intervensi dan Kontrol pada Pengukuran Pretest dan Posttest 57 Perbedaan Kepatuhan Kelompok Kontrol Pada Pretest dan Posttest 59 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi 60 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi Dibandingkan Kelompok Kontrol xvi 61 DAFTAR BAGAN Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori 31 Gambar 3.1 Kerangka Konsep 32 xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Informed Consent Lampiran 2 Kuesioner Data Demografi Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan Penelitian Lampiran 4 Prosedur Tetap SMS Reminder Lampiran 5 Lembar Evaluasi Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Pada Kelompok Intervensi dan Lembar Evaluasi Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok Kontrol Lampiran 6 Lembar ceklis pendidikan kesehatan dan SMS reminder Lampiran 7 Power Point Penelitian Lampiran 8 Hasil Analisis Data Penelitian Lampiran 9 Surat Izin Penelitian Lampiran 10 Leaflet Penelitian xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013 di dunia setiap harinya sekitar 800 ibu hamil meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Jumlah ibu hamil yang meninggal akibat komplikasi selama kehamilan dan persalinan sebesar 289.000 pada tahun 2013 (WHO, 2014). Penyebab utama kematian pada ibu hamil adalah perdarahan, hipertensi, infeksi dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena kondisi medis yang sudah ada sebelumnya dan selama kehamilan. Penyebab tidak langsung kematian ibu hamil diantaranya, terlalu tua hamil, terlalu muda untuk hamil, terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4), terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun), terlambat mengenali tanda bahaya persalinan, terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dan terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2013). Di Indonesia, jumlah ibu hamil yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan sebanyak 5019 orang pada tahun 2013. Penyebab kematian ibu terbanyak masih didominasi perdarahan (32%), disusul hipertensi dalam kehamilan (25%), infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Penyebab lain-lain (32%) cukup besar, termasuk di dalamnya penyakit non obstetrik (Kemenkes, 2013). Penyebab terjadinya perdarahan antenatal dan persalinan salah satunya karena anemia selama kehamilan. Hasil Riskesdas 2013 terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan 1 2 proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kejadian perdarahan pada ibu hamil, salah satunya dengan pencegahan dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan yaitu anemia pada kehamilan (Kemenkes, 2013). Upaya pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan di Indonesia telah dilakukan distribusi tablet besi pada ibu hamil yang berkunjung ke layanan Antenatal Care. Jumlah tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Kemenkes, 2010). Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet besi tahun 2012 sebesar 85%, data tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90% (Kemenkes, 2013). Hasil Riskesdas 2013 jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi sebesar 89,1 %. Diantara yang mengkonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 % ibu hamil yang mengonsumsi tablet besi selama 90 hari atau lebih, 34,4 % ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi kurang dari 90 hari, dan 21,4 % ibu hamil yang lupa mengkonsumsi tablet besi (Kemenkes, 2013). Khususnya untuk daerah Banten jumlah ibu hamil yang tidak minum tablet besi sebesar 20,4 %, untuk ibu hamil yang patuh minum tablet besi selama 30 hari sebesar 37,1 % , dan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet besi lebih dari 90 hari sebesar 19,8 % (Kemenkes, 2010). Keberhasilan program pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil bergantung pada distribusi suplemen zat besi dengan jumlah yang adekuat dan kepatuhan individual terhadap pengobatan (Michael, 2009). Dampak jika ibu hamil tidak mau atau tidak teratur mengkonsumsi tablet besi dengan dosis yang tepat dapat menyebabkan terjadinya anemia atau anemia tidak akan tertangani 3 (Azis, Supardi & Herman , 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, diantaranya adalah perilaku petugas kesehatan, motivasi ibu, peranan keluarga, pengetahuan ibu hamil (Iswanto, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ramawati, Mursiyam, dan Sejati (2008) dalam studi kualitatifnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas terbagi menjadi beberapa faktor yaitu faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap ibu terhadap kesehatan); faktor pendukung (ketersediaan fasilitas dan sarana tablet besi) serta faktor penguat (perilaku petugas kesehatan dan peran serta keluarga). Ketidakpatuhan terjadi karena ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau tablet. Selain itu, tablet besi yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan sehingga seringkali ibu hamil lupa dan malas untuk mengkonsumsinya (Budiarni & Subagio, 2012). Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Jayatri (2012) di wilayah kerja Puskesmas Piladang, Kecamatan Akabiluru, ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat tablet besi, efek samping yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi tablet besi dan pengalaman ibu hamil terdahulu yang tidak mengkonsumsi tablet besi secara teratur ternyata pada waktu persalinan tidak mengalami komplikasi pada ibu dan bayinya Banyaknya penyebab yang membuat ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi, sehingga diperlukan himbauan kepada petugas kesehatan supaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi (Jayatri, 2012). Pendidikan 4 kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kepada individu, kelompok atau masyarakat dengan harapan bahwa dengan adanya pendidikan kesehatan individu, kelompok atau masyarakat dapat memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan mereka dan pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu/alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis (Notoatmodjo, 2007). Pemilihan strategi intervensi yang tepat mencakup pendidikan dan kesadaran sekaligus beberapa aktivitas kunci lainnya penting agar praktik pendidikan kesehatan menjadi efektif (Bensley & Fisher, 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sri Lanka sebuah pendidikan kesehatan yang sederhana dapat meningkatkan efektifitas pemberian suplemen besi pada populasi tersebut. Namun penurunan kejadian anemia tidak terlalu signifikan pada kelompok intervensi hanya sebesar 0,9% (Senanayake, Premaratne, Palihawadana & Wijeratne, 2010). Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Agustini, Lestari & Agoes (2014) mengenai pemberian paket intervensi (pemberian leaflet, diskusi kelompok, kartu monitoring) di Desa Sukohaji dapat memperbaiki status anemia pada ibu hamil. Pemberian Evidence Based Leaflet dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tetapi peningkatannya tidak signifikan dibanding kelompok yang tidak diberi leaflet. Oleh sebab itu, pendidik harus mempertimbangkan pemilihan metode dan alat bantu dalam 5 pendidikan kesehatan sesuai dengan sasaran dan tujuan dari pendidikan tersebut dilakukan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan dengan jelas, dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan kesehatan dengan jelas dan tepat (Notoatmodjo, 2007). Mengingat pentingnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi maka diperlukan sistem kesehatan yang dapat mencari solusi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan menggunakan intervensi pendukung pendidikan kesehatan. Layanan pesan singkat (SMS) dapat digunakan untuk memaksimalkan efisiensi, efektivitas, dan ekuitas pelayanan kesehatan melalui meningkatkan komunikasi kesehatan. Selain itu, layanan pesan singkat dapat digunakan untuk memantau dan memberikan informasi mengenai kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Wilieyam & Sevani, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khorshid, Afshari & Abedi (2014) bahwa menggunakan pengingat SMS merupakan cara yang efisien untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kusniati (2014) bahwa layanan pesan singkat (SMS) reminder efektif terhadap kepatuhan konsumsi tablet besi pada ibu hamil. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14-15 November 2014 di Puskesmas Pisangan, selama bulan Oktober 2014 ada 50 orang ibu hamil yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pisangan. Data anemia di Puskesmas Pisangan pada bulan Januari sampai April 2015 sebanyak 9 orang dari 150 orang ibu hamil. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke posyandu dan puskesmas akan mendapatkan tablet besi. Ibu hamil akan mendapatkan tablet besi pada awal kunjungan kehamilannya dan selanjutnya diberikan tablet besi jika 6 persediaan obat tersebut sudah habis. Tablet besi yang diberikan sebanyak 30 tablet besi, sesuai dengan program pemerintah dalam pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan. Di Puskesmas Pisangan khususnya pada pelayanan Antenatal Care banyak ibu hamil tidak patuh minum tablet besi karena rasa dan bau tablet besi, lupa dan malas minum tablet besi, dan kadang juga dikarenakan efek samping setelah minum tablet besi. Setelah dilakukan wawancara dengan 10 ibu hamil di Puskesmas Pisangan didapatkan 7 ibu hamil yang tidak patuh dan 3 orang ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Alasan ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi rata-rata karena lupa untuk minum tablet besi. Namun, ada juga yang tidak mau minum karena rasa, bau, dan efek samping dari tablet besi. Evaluasi pengaruh pendidikan kesehatan serta SMS reminder terhadap peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi belum pernah dilakukan di Puskesmas Pisangan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. B. Rumusan Masalah Khususnya untuk daerah Banten jumlah ibu hamil yang tidak minum tablet Fe sebesar 20,4 %, untuk ibu hamil yang patuh minum tablet Fe selama 30 hari sebesar 37,1 % , dan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet Fe lebih dari 90 hari sebesar 19,8 % (Kemenkes, 2010). Masih tingginya jumlah ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, sehingga diperlukan himbauan kepada petugas kesehatan supaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara 7 memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. b. Diketahuinya perbedaan kepatuhan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan saja pada kelompok kontrol. c. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi kelompok intervensi pada pretest dan posttest. d. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol 8 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi tempat penelitian Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk Puskesmas Pisangan dalam melaksanakan program yang bersifat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. 2. Bagi pendidikan keperawatan Diharapkan dapat memperluas pengetahuaan yang berkaitan dengan lingkup keperawatan maternitas. Dalam hal ini dikhususkan pada pemberian pendidikan kesehatan dan SMS reminder mengenai pengkonsumsian tablet besi bagi ibu hamil terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi. 3. Bagi peneliti Merupakan hal yang sangat menarik bagi peneliti, karena yang dihadapi yaitu ibu hamil yang pada saat ini dipengaruhi oleh modernisasi, sehingga cara pemberian pendidikan kesehatan yang menarik dan berbeda pada biasanya sangat berguna untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi. 4. Bagi peneliti selajutnya Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara atau teknik pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi untuk dapat mengembangkan penelitianpenelitian selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana embrio atau janin tumbuh dan berkembang di dalam rahim seorang wanita selama 9 bulan atau lebih ( WHO, 2014). Adaptasi maternal merupakan akibat kerja hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan jaringan lain. Adaptasi ini melindungi fungsi fisiologis normal seorang wanita, memenuhi tuntutan metabolik tubuh selama kehamilan, menyediakan kebutuhan dan perkembangan ibu dan janin (Bobak, Lawdermilk & Jensen , 2005). Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi di dalam tubuh wanita hamil (Bobak, Lawdermilk & Jensen, 2005) diantaranya : 1. Sistem Reproduksi Suplai darah meningkat disebabkan oleh hormon; menyebabkan gejala-gejala dan tanda-tanda yang khas. Serviks lebih lunak (tanda Goodells) dan dipenuhi dengan mukus (operkulum); berubah menjadi bentuk oval setelah kelahiran pertama. Uterus, perubahan yang sangat dalam bentuk, ukuran dan ketebalan dinding; disokong oleh ligamen yang menahan ditempatnya; melemah pada minggu ke-8 (tanda Hegar’s). Vagina, bercak keunguan (tanda Chadwick) pada minggu 9 10 ke-8 disebabkan oleh meningkatnya vaskularisasi, sebagai leukorrhea kehamilan dan meningkatkan rangsang seksual. 2. Sistem Integumen Payudara terdapat nyeri tekan, membesar, kolostrum, areola menjadi lebih gelap. Kulit , terdapat striae gravidarum, hiperpigmentasi (linea nigra diperut, Chloasma pada wajah, dan pada areola), dan sekresi kelenjar lemak dan perspirasi. 3. Sistem Endokrin Ovarium dan plasenta, korpus luteum membentuk estrogen dan progesteron; plasenta membentuk Hcg, Hpl, dan Hct. Kelenjar tiroid, membesar selama kehamilan tetapi jumlah tiroksin tetap konstan. Kelenjar paratiroid, ukuran meningkat antara minggu ke-15 sampai ke35, ketika kebutuhan kalsium janin meningkat. Pankreas, pembentukan insulin meningkat selama kehamilan, tetapi penyimpanan glikogen terbatas. Kelenjar pituitari, FSH ditekan oleh Hcg yang dihasilkan plasenta; prolaktin meningkat selama kehamilan dan laktasi; oksitosin meningkat dan menstimulasi kontraksi otot uterus. Kelenjar adrenal, kortin meningkat tetapi epinefrin tetap konstan. 4. Sistem Kardiovaskular. Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan sistem kardiovaskular yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun fisiologis. Adaptasi kardiovaskular melindungi fungsi fisiologis normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. 11 Volume darah akan meningkat sekitar 1500 ml. Peningkatan terdiri atas 1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah (SDM). Peningkatan volume mulai terjadi sekitar minggu ke-10 sampai ke-12, mencapai puncak sekitar 30%sampai 50 % diatas volume tidak hamil pada minggu ke-20 sampai ke-26, dan menurun setelah minggu ketiga. Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif. Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal: 4 sampai 5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan bergantung kepada jumlah besi yang tersedia. Massa SDM meningkat 30% sampai 33% pada kehamilan aterm, jika ibu mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengkonsumsi suplemen besi, SDM hanya meningkat 17% pada beberapa wanita. Walaupun produksi SDM meningkat, nilai normal hemoglobin (12 sampai 16 g/dl dalam darah) dan nilai normal hematokrit (37% sampai 47%) menurun secara menyolok. Penurunan lebih jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjadi ekspansi volume darah yang cepat. Kondisi ini disebut anemia fisiologis. 5. Sistem Muskuloskeletal Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubaha secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul iring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser kedepan. 12 Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal selama masa hamil. Adaptasi ini memungkinkan pembesaran dimensi panggul. Kegemukan dan kehamilan dengan janin ganda cenderung meningkatkan ketidakmampuan panggul. Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominis dapat memisah. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali, tetapi pemisahan otot (diastasis recti abdominis) menetap. 6. Sistem Pernapasan Letak diafragma berubah karena pertumbuhan janin; tidal volume meningkat, meningkatkan O2 dalam darah. Pembengkakan pada membran mukosa sering terjadi yang menyebabkan hidung tersumbat, serak, dispnea dsb. 7. Sistem Gastrointestinal Asam lambung menurun; mual dan muntah merupakan hal umum pada awal kehamilan; melambatnya peristaltik menyebabkan rasa kembung; konstipasi dan nyeri ulu hati umum terjadi. 8. Sistem Perkemihan Ginjal yang normal mampu mengatasi kerja tambahan tanpa menyebabkan masalah, tekanan karena pertumbuhan janin dapat menyebabkan stasis urin. Sering berkemih pada awal kehamilan disebabkan karena penekanan uterus pada kandung kemih. . 13 9. Sistem Persarafan Saraf perifer tidak terdapat perubahan. Otak tidak terdapat perubahan fisik tetapi dipertimbangkan penyesuaian psikis. B. Zat Besi Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusiadan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh diantaranya, sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Zat besi disimpan dalam hepar, lien dan sumsum tulang. Sekitar 70 persen zat besi yang ada di dalam tubuh berada dalam hemoglobin, dan 3 persennya dalam mioglobin (simpanan oksigen intramuskuler). Defisiensi zat besi akan mengakibatkan anemia yang menurunkan jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa oleh darah (Almatsier, 2001) 1. Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan antara lain meningkatkan sel darah ibu (500 mg besi), terdapat dalam plasenta (500 mg besi), untuk darah janin (100 14 mg besi). Total keseluruhan kebutuhan zat besi setiap kehamilan adalah 900 mg besi (Manuaba, 2001). Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5-4 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan dalam trimester akhir , yaitu dari rata-rata 2,5 mg/hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg/hari (Letsky & Warwick, 1994 dalam Jordan 2002) . Jika seorang wanita didiagnosis dengan anemia secara klinis, ia harus diberikan zat besi setiap hari (120 mg besi elemental) dan asam folat (400 mg atau 0,4 mg) suplemen sampai kadar hemoglobin nya naik normal. Kemudian dapat kembali ke dosis terendah untuk mencegah anemia yang berulang. Untuk wanita hamil pemberian dosis harian dimulai dari dosis yang terendah 60 mg unsur besi (WHO, 2012). Dampak kekurangan zat besi dalam tubuh menjadi penyebab ibu hamil mengalami anemia pada kehamilan. Dampak anemia pada kehamilan antara lain (Bobak, Lawdermilk & Jansen, 2005): a. Bahaya Kehamilan (Keguguran, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi imfeksi, muntah secara berlebihan, perdarahan selama kehamilan dan ketuban pecah dini). b. Bahaya saat persalinan (gangguan kontraksi dan kekuatan mengejan, kala dua berlangsung lama, kala tiga dapat terjadinya perdarahan saat persalinan, kala empat dapat terjadinya perdarahan pasca persalinan). 15 c. Bahaya saat nifas (terjadi perdarahan saat nifas, memudahkan terjadinya infeksi, pengeluaran ASI berkurang dan anemia kala nifas). Tabel 2.1 Suggested scheme for daily iron and folic acid supplementation in pregnant women Komposisi Suplemen Frekuensi Lama waktu Kelompok sasaran Suplemen besi: 30-60 mg unsur besi Asam folat: 0,4 mg 1 suplemen/hari Sepanjang kehamilan. Suplemen besi dan suplemen asam folat harus dimulai sedini mungkin Semua wanita hamil, baik remaja maupun dewasa WHO 2012. Guideline: Daily iron and folic acid supplementation in pregnant woman 2. Suplementasi Besi Suplementasi besi digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi besi. Jenis sediaan besi diantaranya Fero Fumarat, Fero Glukonat, dan Fero sulfat (Deglin, 2004). Lamanya terapi minimal 3 bulan setelah suatu masa latensi k.l 10 hari, kadar Hb akan naik k.l 1 % (=0,15 %) sehari sampai nilai Hb pulih normal dalam waktu 1-2 bulan. Kemudian terapi perlu dilanjutkan 1-2 bulan lagi guna mengisi depot tubuh (Tjay dan Rahardja, 2007). Tablet besi atau sediaan besi ini tidak boleh diminum pada pasien yang menderita hemokromatosis, anemia hemolitika. Gunakan secara hatihati pada pasien yang menderita ulkus peptikum, kolitis ulserativ atau 16 enteritis regional, dan pemakaian kronik yang tidak beraturan. (Deglin, 2004). Dosis per oral dalam mg elemen zat besi untuk wanita hamil 30-60 mg/hari. Sebaiknya obat diminum pada perut kosong, karena makanan lazimnya dapat mengurangi resorpsi zat besi. Akan tetapi, bila timbul gangguan saluran cerna, perlu diminum pada waktu makan. Dosis lebih tinggi tidak ada gunanya karena tidak akan mempercepat efek. Bila ada dosis yang terlupa, segera minum disaat ingat dalam 12 jam, bila tidak, kembali ke jadwal dosis reguler, jangan menggandakan dosis (Deglin, 2004 ; Tjay dan Rahardja, 2007) Efek samping yang mungkin timbul setelah megkonsumsi tablet besi diantaranya persaan tidak nyaman di lambung, mual, muntah, konstipasi dan kadang-kadang diare. Gejala ini diakibatkan oleh sifat merangsang dari besi dan bisa juga karena perubahan pada flora usus. Selain itu, juga timbul rasa logam dan tinja berwarna hitam. Untuk mengurangi efek sampingnya ini, sebaiknya penggunaan obat dimulai dengan dosis rendah yang lambat laun ditingkatkan (Deglin, 2004 ; Tjay dan Rahardja, 2007). Selama mengkonsumsi tablet besi, hindari penggunaan antasid, kopi, teh, produk susu, telur, atau roti gandum dalam 1 jam sebelum dan 2 jam setelah pemberian garam besi (Deglin, 2004). Vitamin C dapat meningkatkan resorpsi senyawa ferro (Tjay dan Rahardja, 2007). 17 C. Kepatuhan 1. Definisi Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut, taat (pada perintah, aturan dsb); berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh , ketaatan terhadap perintah atau aturan. Menurut Bastable , kepatuhan adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah ditentukan. Menurut DeGreest et al 1998 dalam buku Carpenito 2002 , kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan klien saat mengarah ke tujuan terapeutik yang ditentukan bersama. Literatur perawatan kesehatan mengemukakan bahwa kepatuhan berbanding lurus dengan tujuan yang dicapai pada program pengobatan yang telah ditentukan.terdapat dua konsep utama pada studi penggunaan obat yaitu kepatuhan dan ketekunan. 2. Kepatuhan Minum Obat Kepatuhan minum obat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi, dan waktunya. Sedangkan compliance adalah pasien mengerjakan apa yang telah diterangkan oleh dokter/apotekernya (Nursalam, 2007). Kepatuhan minum tablet besi adalah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi setiap hari dan jumlah tablet besi yang diminum paling sedikit 90 tablet berturut-turut selama kehamilan (Kemenkes, 2013). Kepatuhan minum tablet besi adalah apabila ibu hamil 18 mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Wiknjosastro, 2002). Kepatuhan pasien minum obat dilihat bagaimana pasien minum obat secara teratur sesuai dengan yang ditentukan misalnya, minum obat 3 kali sehari, dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Sedangkan ketekunan dalam penggunaan obat didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan pasien untuk melanjutkan terapi sampai akhir dari pengobatan yang dilakukan (Cramer dkk, 2008). Kepatuhan harus dilihat secara keseluruhan, bukan terpisah-pisah (yakni kepatuhan atau ketidakpatuhan) (Blevins&Lubkin,1999;Carpenito, 2002). 3. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ada berbagai hambatan untuk taat sehingga pasien sulit patuh meskipun sebenarnya pasien ingin melakukannya, hambatan kepatuhan antara lain Rantucci (2010) : a. Regimen pengobatan kompleks. b. Durasi terapi panjang. c. Munculnya efek merugikan atau efek samping. d. Tidak dapat membaca, kemampuan kognitif rendah, hambatan bahasa. e. Hambatan fisik/finansial untuk mendapatkan obat. Ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut (Jing Jin, Sen Oh & Li, 2008) : 19 1. Faktor yang berpusat pada pasien a. Faktor demografi meliputi faktor-faktor yang diidentifikasi berada di kelompok ini termasuk yang umur pasien, etnis, jenis kelamin, pendidikan, dan status perkawinan. b. Faktor psikologis meliputi Keyakinan pasien, motivasi dan sikap negatif terhadap terapi c. Komunikasi yang buruk dengan penyedia layanan kesehatan juga cenderung menyebabkan efek negatif pada kepatuhan pasien d. kesadaran akan kesehatan e. Tingkat pengetahuan f. Faktor lain meliputi merokok atau konsumsi alkohol mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum obat serta kelupaan merupakan faktor dilaporkan secara luas yang menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan. 2. Faktor-pengobatan terkait diidentifikasi meliputi: rute pemberian, kompleksitas pengobatan, durasi masa pengobatan, efek samping obat, tingkat perubahan perilaku yang diperlukan, rasa obat dan kebutuhan untuk penyimpanan obat. 3. Faktor sosial ekonomi meliputi komitmen waktu, biaya terapi, pendapatan dan dukungan sosial. 4. Faktor sistem kesehatan meliputi ketersediaan dan aksesibilitas. 20 5. Faktor penyakit, Pasien yang menderita penyakit dengan fluktuasi atau tidak adanya gejala (setidaknya pada tahap awal), seperti asma dan hipertensi, mungkin memiliki kepatuhan yang buruk Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), kepatuhan dipengaruhi oleh 3 faktor diantaranya : a. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. c. Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupaka kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 4. Pengukuran Kepatuhan Hal-hal mengenai kepatuhan yang akan diukur meliputi ketepatan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan (ketepatan dosis dan frekuensi pemakaian ), kelengkapan obat serta penyebab ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet besi (Nursalam, 2007 ; National Heart Foundation of Australia, 2011). Mengukur kepatuhan dapat menggunakan dua metode diantaranya metode secara langsung dan tidak langsung. Alat untuk mengukur 21 kepatuhan pasien terhadap rejimen pengobatan dapat dilihat pada table berikut (Obsterberg & Blaschke, 2005). Tabel 2.2 Alat untuk mengukur kepatuhan minum obat Metode Langsung Observasi Pengukuran kadar/metabolitdalam darah Penanda biologis dalam Darah Kelebihan Kekurangan Paling akurat Pasien dapat menyembunyikan pil dalam mulutnya dan kemudian membuangnya. Objektif Variasi metabolisme dapat memberikan penafsiran yang salah terhadap kepatuhan. Memerlukan biaya yang lebih. Objektif: dalam uji klinik Memerlukan pengujian dapat juga digunakan kuantitatif yang mahal untuk mengukur placebo. dan pengumpulan cairan Tubuh Tidak langsung Kuesioner Sederhana,murah, metode Rentan terhadap paling berguna dalam kesalahan, hasilnya penentuan klinis mudah terdistorsi oleh pasien. Menghitung pil Objektif dan mudah Monitoring obat secara Akurat dan mudah eletronik Data mudah diubah oleh pasien. Mahal, memerlukan kunjungan kembali dan pengambilan data. Pengukuran penanda Mudah fisiologis (denyut jantung pada pengguna beta bloker) Penanda dapat tidak mengenali penyebab lain Buku harian pasien Mudah diubah oleh pasien Memperbaiki ingatan (misalnya: peningkatan metabolisme, menurunnya absorbsi). 22 Metode Kelebihan Kekurangan Pada pasien anak-anak Sederhana dan objektif Kuesioner untuk orang tua atau orang yang merawatnya Kecepatan menebus resep Objektif dan mudah kembali Penilaian respon klinis Sederhana dan mudah Rentan terhadap distorsi Resep yang diambil tidak sama dengan yang dikonsumsi Faktor lain dari kepatuhan pengobatan dapat berefek pada respon klinik. 5. Kuesioner Kepatuhan Minum Obat Ada berbagai macam kuesioner kepatuhan minum obat diantaranya, Brief medication questionnaire (BMQ) digunakan untuk mengukur kepatuhan pasien dan hambatan kepatuhan dalam minum obat, The Morisky Scale untuk mengukur perilaku pasien dalam minum obat hipertensi dengan reliabilitas (α 0,83) dan validitas (P < 0,05), Medication adherence report scale (MARS) untuk mengukur kepatuhan dan hambatan kepatuhan minum obat namun tidak pada rejimen terapeutiknya (Sensitivitasnya 53% sampai 13%) spesifitasnya (57% sampai 94%)), beliefs about medication questionnaire (BaMQ) untuk mengetahui keyakinan pasien terhadap obat yang diminum (Alpha Cronbanch 0.70, 0.76, 0,67), Illness perception questionnaire (IPQ) resived (IPQ-R) digunakan untuk mengetahui persepsi pasien penyakitnya.(National Heart Foundation of Australia, 2011). terhadap 23 D. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalan bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu , dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun hasil yang akan dicapai (Nyswender, 1947; Maulana, 2007 ). Menurut Wood (1926) dalam, pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan terkait dengan kesehatan individu, masyarakat, dan bangsa. Semuanya dipersiapkan untuk mempermudah penerimaan secara sukarela perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan (Azwar, 1983 ; Maulana, 2007). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan merupakan upaya-upaya terencana untuk mengubah 24 perilaku individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Hal tersebut juga menunjukan bahwa pendidikan kesehatan membutuhkan pemahaman yang mendalam, karena melibatkan berbagai istilah atau konsep seperti perubahan perilaku dan proses pendidikan (Maulana, 2007). 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup pendidikan kesehatan, baik sebagai ilmu maupun seni sangat luas karena mencakup segi kehidupan masyarakat. Pendidikan kesehatan selain merupakan salah satu faktor dalam usaha meningkatkan kesehatan dan kondisi sosial masyarakat(berkaitan erat dengan Ilmu Sosial Budaya), juga memberikan bantuan dalam setiap program kesehatan. Ruang lingkup pendidikan kesehatan didasarkan pada aspek kesehatan, tatanan atau tempat pelaksanaan, dan tingkat pelayanan (Notoatmodjo, 2003 ; Maulana, 2007 ). 3. Metode Pendidikan Kesehatan Di dalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau relevan, sesuai dengan kondisi setempat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang penerapan metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda. Kecermatan memilih metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri. 25 a. Jenis Metode Metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode sokratik. 1. Metode didaktif Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way methode. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif (misalnya, ceramah, film, leaflet, buklet, poster, dan siaran radio (kecuali siaran radio yang bersifat interaktif, dan tulisan di media cetak). 2. Metode Sokratik Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways methode. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik yang aktif dan kreatif (misalnya, disuksi kelompok, debat, panel, forum, Buzzgroup, seminar, bermain peran, sosiodrama, curah pendapat, demonstrasi, studi kasus, loka karya, dan penugasan perorangan. b. Aspek Pemilihan Metode Pemilihan metode belajar yang efektif dan efisien harus mempertimbangkan hal-hal berikut. 1. Hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan. 2. Bergantung pada kemampuan guru atau pendidiknya. 26 3. Kemampuan pendidik. 4. Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas. 5. Harus disesuaikan dengan waktu pemberian atau penyampaian pesan tersebut. 6. Hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada. c. Klasifikasi Metode Metode pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu metode pendidikan individu, kelompok, dan massa (public). Metode pendidikan individu terdiri dari bimbingan dan konseling, wawancara; metode pendidikan kelompok terdiri dari kelompok besar dan kelompok kecil, untuk kelompok besar meliputi ceramah dan seminar, untuk kelompok kecil meliputi diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok kecil-kecil, role play, permainan simulasi; metode pendidikan massa(public) terdiri dari ceramah umum, pidato-pidato diskusi kesehatan, simulasi, sinetron, tulisan-tulisan di majalah atau koran dan bil board (Notoatmodjo, 2007; Efendi & Makhfudli, 2009) 7. Media Pendidikan Kesehatan Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunaka untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan 27 fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi tiga , (Notoatmodjo, 2007 ; Efendi & Makhfudli, 2009) yakni : a. Media cetak meliputi, booklet, leaflet, flyer, flip chart, rubrik, poster dan foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan. b. Media elektronik meliputi televisi, radio, video, slide, film strip, telepon, internet, telepon genggam (handphone) dan teleconference. c. Media papan (Bill board), media papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus dan taksi). 8. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.Guibert dalam Notoatmodjo (2007), mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar kedalam empat kelompok besar, yakni faktor materi, lingkungan, instrumental, dan faktor individual subjek belajar. Faktor pertama, faktor materi atau hal yang dipelajari, ikut menentukan proses dan hasil belajar. Faktor kedua, faktor lingkungan yang dikelompokkan menjadi dua yaitu lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial, yakni manusia dengan segala interaksinya serta representasinya kegaduhan, lalu lintas, pasar dan sebagainya. seperti keramaian atau 28 Faktor ketiga, faktor instrumental yang terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti kurikulum (dala pendidikan normal), pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Faktor yang keempat, kondisi individual subjek belajar yang dibedakan kedalam kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indra (terutama pendengaran dan penglihatan). Sedangkan kondisi psikologis misalnya intelegensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan lain sebagainya. E. Layanan Pesan Singkat (SMS) Layanan pesan singkat (Short Message Service- SMS) adalah layanan pesan teks yang digunakan oleh sejumlah sitem telepon seluler digital untuk mengirim dan menerima pesan huruf dan angka singkat (kurang dari 160 karakter). Pesan singkat dapat diteruskan dan disimpan untuk dibaca kembali dikemudian hari (Laudon & Laudon, 2007). Perawatan rutin dan dukungan informasi sangat membantu dalam meningkatkan status kesehatan terkait penyakit. Teknologi komunikasi dapat membantu dalam memberikan perawatan dan dukungan tersebut. Banyak literatur yang menyatakan bahwa dukungan layanan pesan singkat (Short Message Service-SMS) dapat membantu meningkatkan status kesehatan termasuk dalam kepatuhan pasien minum obat (Krishna, Boren & Balas, 2009; Herlina, Sanjaya & Emilia, 2013). Melalui dukungan SMS ini diharapkan dapat mempermudah, mempercepat, dan juga menghemat 29 biaya dalam melakukan penyampaian informasi berupa motivasi ataupun jadwal minum obat kepada pasien (Wilieyam & Sevani, 2013). Penggunaan SMS reminder secara umum disukai dan setengah dari responden memjawab SMS untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pop Eleches dkk (2011) bahwa SMS reminder mingguan lebih efektif dibandingkan dengan SMS harian. Untuk Format SMS yang digunakan tiap negara berbeda-beda. Di Kenya format SMS yang digunakan adalah Sms panjang dan SMS pendek. Sedangkan format SMS yang lain seperti di Cameroon berupa SMS motivasi dengan komponen pengingat (Juanda, 2013). F. Penelitian Terkait 1. Vervloet dkk (2012) mengenai SMS reminders improve adherence to oral medication in type 2 diabetes patients who are real time electronically monitoride di Netherland bahwa RTMM dengan SMS pengingat meningkatkan kepatuhan pasien diabetes tipe 2. 2. Costa dkk (2012) mengenai Results of a randomized controlled trial to asses the effect of a mobile SMS based intervention on treatment adherence in HIV/AIDS infected Brazilian women and impression and satisfaction with respect to incoming messages bahwa SMS pengingat dapat membantu wanita Brasil yang hidup dengan HIV/AIDS untuk mematuhi ART untuk jangka waktu minimal 4 bulan. 30 3. Kusfriyadi, Hadi, & Fuad (2012) mengenai Pendidikan Gizi dan Pesan Gizi melalui SMS terhadap Pengetahuan, Perilaku, dan Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi di Puskemas Pahandut, Kayon, dan Tangkiling Kota Palangkaraya bahwa ibu hamil yang mendapatkan pendidikan gizi dan pesan gizi melalui SMS meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan kepatuhan yang signifikan. 4. Khorshid, Afshari, & Abedi (2014) mengenai The effect of Sms messaging on the compliance with iron supplementation among pregnant women in Iran: a randomized controlled trial bahwa menggunakan SMS pengingat adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. 5. Lester dkk (2010) mengenai Mobile phone technologies improve adherence to antiretriviral treatment in a resource limited setting: a randomized controlled trial of text message reminders di klinik pedesaan di Kenya bahwa SMS pengingat dapat menjadi alat yang penting untuk mencapai respon pengobatan optimal dalam rangkaian sumber daya yang terbatas. 6. Dewanti, Andrajati, dam Supardi (2015) mengenai Pengaruh konseling dan leaflet terhadap efikasi diri, kepatuhan minum obat, dan tekanan darah pasien Hipertensi di dua Puskesmas Kota Depok bahwa pemberian konseling dan leaflet sama efektifnya terhadap peningkatan kepatuhan pasien hipertensi. 31 Kehamilan H. Kerangka Teori Sistem Reproduksi Sistem Endokrin Faktor yang mempengaruhi proses belajar - - - Faktor materi Faktor lingkungan (lingkungan fisik dan sosial) Faktor instrumental (alat peraga, pengajar atau fasilitator dan metode belajar) Faktor individu ( fisik, kondisi panca inra dan kesehatan; psikologi) (J. Guilbert dalam Notoatmodjo, 2007) Perubahan fisiolgis Sistem Integumen Sistem kardiovaskular Volume darah meningkat 30 % sampai 50 %, tetapi tekanan darah tidak berubah. Pembentukan sel-sel darah merah meningkat sampai 33% dan hemoglobin sampai 15% tetapi karena meningkatnya volume plasma menyebabkan hemodelusi, terjadi psedoanemia. Anemia fisiologis kehamilan (Bobak, Lawdermilk & Jensen, 2005) Sistem Gastrointestinal, sistem pernapasan, sistem perkemihan dan sistem persarafan Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta (Manuaba, 2001). Ibu hamil mendapatkan tablet besi Patuh Proses belajar dan SMS reminder Sistem muskuloskelet al Tidak patuh Faktor yang mempengaruhi: Faktor yang mempengaruhi : Faktor predisposisi: pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilainilai Faktor yang berpusat pada klien: faktor demografi, faktor psikologis, faktor komunikasi yangburuk, tingkat pengetahuan, faktor lain (merokok atau konsumsi alkohol) Faktor pendukung:lingkungan fisik , tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan. Faktor terkait pengobatan : rute pemberian, efek samping obat, durasi masa pengobatan dll. Faktor pendorong: sikap atau perilaku petugas kesehatan atau petugas lain (Notoatmodjo, 2007) Pendidikan kesehatan Peran petugas kesehatan Faktor sosial ekonomi. Faktor sistem kesehatan Faktor penyakit : pasien yang menderita penyakit dengan fluktuasi atau tidak adanya gejala (Jing Jin, Sen Oh & Li, 2008) BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori, maka peneliti membuat suatu kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut : Variabel Independent Variabel Dependent Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi Pendidikan kesehatan dan SMS reminder a. Patuh b. Tidak patuh Pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilainilai, lingkungan dan perilaku petugas kesehatan Materi , Lingkungan fisik dan sosial, instumen (alat peraga, fasilitator, dan metode belajar), kondisi panca indra, dan psikologi Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penjelasan : = Variabel yang akan diteliti = Variabel yang tidak diteliti namun dikontrol dalam kriteria inklusi dan eksklusi serta dikontrol saat penelitian berlangsung 32 33 Berdasarkan kerangka konsep tersebut, setiap konsep mempunyai variabel sebagai indikasi pengukuran digambarkan pada 3 konsep utama yaitu; 1. Variabel independent (pengaruh) yang terdiri dari pendidikan kesehatan dan SMS reminder. 2. Variabel dependent (terpengaruh) yaitu kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe. 3. Variabel confounding (pengganggu) yaitu pengetahuan, keyakinan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, lingkungan, perilaku petugas kesehatan, materi, fasilitator, alat peraga, lingkungan fisik dan sosial, kondisi fisik dan psikologis. B. Hipotesis HO : µ A = µ B Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. HA : µ A = µ B Ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi C. Definisi Operasional Setiadi (2007) mengatakan sebelum variabel dapat diukur, perlu untuk pertama kali dibuat prosedur atau definisi operasional yang menguraikan bagaimana pengukuran akan dibuat dan penjelasan mengenai variabel tersebut menurut peneliti. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah : Tabel 3.1 Definisi Operasional Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Variabel No 1 2 Variabel Dependen Definisi Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi apabila ibu hamil mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Wiknjosastro, 2002). Variabel Pendidikan kesehatan Independen proses perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun hasil yang akan dicapai (Nyswender, 1947; Maulana, 2007) Cara ukur Menghitung jumlah pil tablet besi (dengan menggunakan rumus pill count) Pre dan Post Alat ukur Skala Lembar observasi Nominal Patuh = > 90% Tidak patuh = < 90% Nominal 1= Dilaksanakan 2= Tidak dilaksanakan Peneliti mengisi Lembar ceklist lembar ceklist setelah responden diberikan penkes. Skor 34 No Variabel Definisi 3 SMS reminder Peneliti mengisi lembar ceklist SMS ada laporan bahwa SMS telah terkirim. Lembar ceklist Nominal 4 Usia Layanan pesan singkat yang digunakan sebagai pengingat pasien untuk minum obat. SMS reminder ini akan dikirim ke responden satu minggu setelah responden diberikan konseling. SMS reminder ini akan dilakukan setiap satu minggu selama 3 minggu. Waktu pengiriman SMS pukul 09.00 pagi. Dan harinya disesuaikan dengan hari saat diberikan konseling. Usia ibu saat hamil saat ini. Responden mengisi kuesioner data umum Kuesioner data umum Interval Pendidikan Jenjang pendidikan formal dari responden Responden mengisi kuesioner data umum Kuesioner data umum Ordinal Pekerjaan Mata pencaharian utama sebagai sumber penghasilan responden Responden mengisi kuesioner data umum Kuesioner data umum Nominal 5 6. Cara ukur Alat ukur Skala Skor 1= Terkirim 2= Tidak terkirim 1. 17-25 tahun (remaja akhir) 2. 26-35 tahun (dewasa awal) 3. 36-45 tahun (dewasa akhir) 1.Tidak sekolah 2.Tamat SD 3.Tamat SLTP 4. Tamat SLTA 5. Tamat akademik atau perguruan tinggi 1. Tidak Bekerja 2. Wiraswasta 3. PNS/Pegawai 4. Lain-lain 35 No 7 Variabel Paritas Definisi Jumlah persalinan bayi di atas 20 minggu yang pernah dialami ibu sebelum kelahiran saat ini Cara Ukur Responden mengisi kuesioner data umum Alat Ukur Kuesioner data umum Skala Ordinal 8 Pendapatan Rata-rata jumlah pendapatan keluarga dalam 1 bulan Responden mengisi kuesioner data umum Kuesioner data umum Rasio Skor 1.Nulipara : jumlah persalinan 0 2. Primipara : jumlah persalinan 1 3.Multipara : jumlah persalinan 2-5 4. Grandemultipara : jumlah persalinan > 5 Pendapatan berdasarkan Upah Minimum Kota (UMK) Kota Tangerang Selatan tahun 2013 1. < 2.200.000 per bulan 2. > 2.200.000 per bulan 36 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian menggunakan metode Quasi Eksperiment, dan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan pre test and post test group design dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi. Desain ini digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan pada dua kelompok tersebut (Swarjana, 2012). Rancangan ini digunakan untuk melihat adanya pengaruh paket intervensi (pendidikan kesehatan dan SMS reminder) terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Rentang waktu pemberian pretest dengan posttest adalah 30 hari. Hal ini sesuai dengan teori evaluasi bahwa jarak antara dua pengukuran minimal 2 (dua) minggu untuk pengetahuan dan minimal 1 bulan untuk perilaku (Budiharto, 2008). 37 38 Rancangan penelitian dapat dilihat pada skema berikut ini : Skema 4.1 Bentuk Rancangan Penelitian (Swarjana, 2012) eExperimental Group ( Pre test) Pendidikan kesehatan dan SMS reminder Control Group (Pre test) Pendidikan kesehatan Experimental Group (Post test) Control Group (Post test) B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan, Ciputat. Waktu penelitian mulai minggu ketiga bulan April 2015 sampai minggu ketiga bulan Mei 2015. Alasan peneliti memilih Puskesmas Pisangan sebagai tempat penelitian karena tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi masih rendah, serta di Puskesmas Pisangan belum pernah dilakukan evaluasi mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang aktif dalam ANC (Antenatal Care) dan mendapatkan tablet besi dari Puskesmas Pisangan serta masih 39 terdaftar di Puskesmas Pisangan dalam periode bulan Oktober 2014-Desember 2015. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan peneliti. Sampel yang digunakan berdasarkan kriteria inklusi : a. Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi b. Ibu hamil yang masih aktif ANC periode Oktober 2014-Desember 2015 c. Ibu hamil dengan usia kehamilan < 32 minggu. d. Ibu hamil yang memiliki handphone e. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden f. Ibu hamil yang tidak memiliki gangguan pendengaran g. Dapat membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan lancar Kriteria Eksklusi: a. Ibu hamil yang menolak untuk minum tablet besi karena alasan apapun 40 b. Ibu hamil yang sudah tidak terdaftar atau sudah melahirkan sampai periode yang ditentukan. c. Ibu hamil yang memiliki penyakit dengan gangguan hematologi seperti hemokromatosis, anemia hemolitika, leukimia, trombositopenia. Kriteria Drop Out: a. Ibu hamil yang tiba-tiba mengundurkan diri dengan berbagai alasan dari penelitian atau tanpa sepengetahuan peneliti. b. Jika pada saat penelitian terdapat perubahan nomer handphone, atau nomer handphone yang diberikan tidak dapat dihubungi oleh peneliti. Karena jumlah subjek pada populasi tersebut tidak diketahui, sehingga dalam pengambilan besar sampel penelitian, peneliti menggunakan panduan umum yang dapat membantu dalam menentukan besar sampel. Menurut Ann Dempsey & D. Dempsey (2002), dalam penelitian eksperimen, 15 subjek pada setiap kelompok dianggap sebagai sampel minimum. Selain itu, 10 sampai 20 subjek perkelompok dianggap minimum untuk studi yang simpel dengan kontrol eksperimen yang kuat. Berdasarkan teori tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan 15 sampel atau subjek pada setiap kelompok, untuk kelompok intervensi berjumlah 15 orang dan kelompok kontrol berjumlah 15 orang. Sehingga total sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar 30 orang. 41 D. Prosedur Pengumpulan Data 1. Prosedur Administrasi a. Menyusun proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2. b. Membuat surat izin studi pendahuluan di bagian akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Pisangan. c. Studi pendahuluan dilakukan setelah mendapatkan izin dari kepala Puskesmas Pisangan. d. Mewawancarai 10 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) serta tenaga kesehatan meliputi bidan puskesmas dan ahli gizi yang ada di Puskesmas Pisangan. e. Setelah proposal disetujui oleh pembimbing 1 dan 2, selanjutnya melakukan sidang proposal penelitian. f. Melakukan revisi proposal setelah sidang proposal sesuai dengan masukan yang diberikan oleh dewan penguji proposal. g. Membuat surat perizinan penilitian di bagian akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. h. Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari kepala Puskesmas Pisangan Ciputat Timur sebagai tempat penelitian. i. Mengambil data jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) Periode Oktober 2014-April 2015. 42 j. Melakukan sosialisasi penelitian di Puskesmas Pisangan di unit pelayanan Antenatal Care (ANC). 2. Prosedur Intervensi a. Kelompok Intervensi 1. Membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan prosedur SMS reminder serta membuat materi mengenai pengkonsumsian tablet besi pada ibu hamil dalam bentuk flip chart dan leaflet dengan merujuk pada sumber yang relevan. SAP, prosedur SMS reminder, flip chart dan leaflet yang berisi materi akan dikonsultasikan pada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2 ( Ns. Uswatun Hasanah, MNS dan Ns. Kustati Budi Lestari, Sp. Kep. An) 2. Metode dan media pendidikan kesehatan yang akan digunakan sudah tertera didalam Satuan Acara Penyuluhan (SAP). 3. Mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Mencatat alamat lengkap dan nomer telepon atau handphone yang bisa dihubungi. Banyaknya responden yang dikumpulkan sesuai dengan besar sampel untuk kelompok intervensi. 4. Meminta calon responden yang terpilih agar bersedia menjadi responden setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban selama 43 menjadi responden. Responden yang bersedia selanjutnya diminta menandatangani lembar informed consent. 5. Menanyakan kepada responden jumlah tablet besi yang sudah diminum dalam satu bulan terakhir (Pre test). 6. Memberikan penkes kepada responden setelah mendapatkan persetujuan dari responden. 7. Pendidikan kesehatan akan dilakukan di ruang KIA yang ada di Puskesmas Pisangan. 8. Peneliti mengunjungi rumah renponden untuk menghitung jumlah tablet besi yang dimiliki responden yag nantinya akan dikalkulasikan dengan jumlah tablet besi diakhir penelitian 9. Setelah penkes dilakukan, membuat kontrak tindak lanjut bahwa setiap minggu peneliti akan mengirimkan SMS reminder atau pengingat minum tablet besi. 10. Waktu untuk melakukan SMS reminder adalah satu minggu setelah dilakukan penkes. SMS tersebut dikirim satu minggu sekali ke responden. Untuk hari pengiriman SMS disesuaikan dengan hari responden diberikan penkes, serta jamnya pukul 09.00 pagi. 11. Evaluasi akhir atau post test dilakukan setelah dilakukan penkes dan SMS reminder selama 1 bulan. Untuk melakukan evaluasi akhir peneliti mendatangi rumah responden kembali. Peneliti akan melihat jumlah tablet besi yang tersisa (Post test). 44 b. Kelompok Kontrol 1. Mengidentifikasi responden yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Untuk kelompok kontrol dilakukan setelah seluruh responden pada kelompok intervensi. 2. Meminta calon responden yang terpilih agar bersedia menjadi responden setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban selama menjadi responden. Responden yang bersedia selanjutnya diminta menandatangani lembar informed consent. 3. Menanyakan jumlah teblet besi yang diminum dalam satu bulan terakhir (Pre test). 4. Memberikan penkes mengenai pengkonsumsian tablet besi bagi ibu hamil kepada responden. 5. Mendatangi rumah responden untuk menghitung jumlah tablet besi yang dimiliki responden. Yang nantinya akan dibandingkan dengan jumlah tablet yang tersisa di evaluasi akhir atau post test. 6. Kontrak waktu dengan responden bahwa 1 bulan kemudian peneliti akan berkunjung kembali untuk melakukan evaluasi akhir atau post test. 7. Evaluasi akhir atau post test dilakukan 1 bulan setelah evaluasi awal atau pre test pada kelompok kontrol dengan melihat jumlah tablet besi yang tersisa. 45 3. Prosedur Penyelesaian a. Peneliti memeriksa kelengkapan data setelah dilakukan pre test, intervensi dan post test. b. Melakukan seleksi data yang sesuai kemudian diolah menggunakan komputer. c. Membuat laporan hasil penelitian. E. Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah berdasarkan tahapan dibawah ini (Hastono, 2007 ; Wasis, 2008) : 1. Editing Editing dilakukan untuk mencermati kelangkapan dari pertanyaan yang dijawab oleh peneliti, melihat apakah catatan tersebut sudah jelas dan mudah dibaca, dan melihat apakah coretan yang ada sudah diperbaiki. Dalam tahap editing ini jangan sekali-kali untuk merubah keaslian dari data tersebut karena akan melanggar prinsip kejujuran intelektual. 2. Coding Coding adalah pemberian kode-kode tertentu pada jawaban responden. Apabila yang digunakan adalah analisis kuatitatif, kode yang diberikan adalah dalam bentuk angka. Jika angka itu berlaku sebagai skala pengukuran, angka itu disebut skor. Untuk kelompok 46 intervensi diberi kode A dan untuk kelompok kontrol diberi kode B. Untuk pengukuran awal atau pre test diberi kode a dan untuk pengukuran akhir atau post test diberi kode b. 3. Processing atau Entry Data Memproses data agar data yang sudah di- entry dapat dianalisi. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer. Salah satu paket program yang sudah umum digunakan untuk entry data adalah paket program SPSS for Window. 4. Tabulasi Tabulasi adalah menyajikan data, terutama pengolahan data yang akan menjurus ke analisis kuantitatif. Biasanya pengolahan data seperti ini menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang. 5. Cleaning Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Cara yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat distribusi frekuensi masing-masing variabel untuk mendeteksi adanya missing data , setelah itu mengetahui variasi data dengan mengeluarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel dan mendeteksi adanya ketidak kosistensi dengan menghubungkan variabel yang diteliti. 47 F. Instrumen Instrumen yang digunakan dalam menggunakan kuesioner data demografi, konsumsi tablet besi. Kuesioner penelitian ini adalah lembar ceklis dan lembar yaitu pengambilan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan harapan responden memberikan jawaban atas daftar pertanyaan tersebut . Sedangkan lembar ceklis penkes dan SMS reminder yaitu pengambilan data dengan mengisi lembar ceklis apabila responden sudah dilaksanakan penkes dan diberikan SMS reminder setiap satu minggu sekali dalam waktu 1 bulan. Lembar konsumsi tablet besi yaitu pengambilan data dengan menuliskan jumlah obat yang di miliki ibu dan jumlah sisa obat yang diminum serta hasil akhirnya akan dihitung mnggunakan rumus pill count untuk mengetahui ibu patuh atau tidak patuh. Rumus penghitungan Pill Count Kepatuhan = Jumlah obat – jumlah sisa obat x 100% Jumlah obat Kuesioner ini terdiri dari 1 bagian yaitu kuesioner data umum antara lain: 48 a. Kuesioner data umum Tentang biodata responden yakni data ibu hamil meliputi umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat, paritas, dan pendapatan. G. Analisis Data 1. Analisa Univariat Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisi univariat tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2010). Data univariat yang dianalisis pada penelitian ini mencakup data demografi dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang dihasilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabelnya. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat (Budiharto, 2008). Sebelum dilakukan analisis bivariat, sebelumnya harus dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Santoso, 2010). Setiap variabel data akan dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk (karena jumlah sampel penelitian <50, yaitu 15 per 49 kelompok) dengan nilai kemaknaan (p) >0,05. Jika distribusi data normal, maka mean dijadikan ukuran pemusatan dan standar deviasi sebagai ukuran penyebaran dan dilanjutkan dengan uji parametrik pada analisis inferens. Jika distribusi data tidak normal, maka median dijadikan ukuran pemusatan dan minimum dan maksimum sebagai ukuran penyebaran serta dilakukan uji nonparametrik pada analisis inferensi (Dahlan, 2012). Dalam penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder (variabel independent) terhadap kepatuhan ibu hamil (variabel dependent) dalam mengkonsumsi tablet besi. Metode analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sebelum dan sesudah intervensi (berpasangan), jika data terdistribusi normal maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis t berpasangan dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05) dan jika data tidak terdistribusi normal maka teknik analisis yang digunakan adalah uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05) untuk masingmasing kelompok mengidentifikasi (intervensi perbedaan dan tingkat kontrol) (Dahlan, kepatuhan ibu 2012).Untuk hamil dalam mengkonsumsi tablet besi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro Wilk (karena jumlah sampel penelitian <50, yaitu 30 responden) dengan nilai kemaknaan p > 0,05. Jika data terdistribusi normal teknik analisis yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan dengan tingkat 50 kemaknaan 95% (alpha 0,05) dan jika data tidak terdistribusi normal teknik analisis yang akan digunakan adalah uji Mann Whiteney dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05) (Dahlan, 2012). H. Etika Penelitian Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penulisan harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam penelitian (Hidayat,2008). Masalah dalam etika keperawatan menurut Hidayat (2008) antara lain: a. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden persetujuan. penelitian Informed consent dengan tersebut memberikan lembar diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah 51 yang akan terjadi, manfaat kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain. b. Anonimity (Tanpa nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya memberikan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. c. Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini memaparkan secara lengkap hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dan sms reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Proses pengambilan data dilakukan 5 minggu dari tanggal 20 April 2015 sampai 28 Mei 2015. Pendidikan kesehatan dilakukan di Puskesmas Pisangan dan SMS reminder dilakukan selama 3 minggu. A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian Puskesmas Pisangan terletak di Perumahan Pondok Hijau, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur. Wilayah kerja Puskesmas Pisangan terdiri dari 2 kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu dengan total jumlah penduduk sebanyak 52.328 (Tahun 2013). Berikut ini adalah visi, misi, motto dan sumber daya kesehatan di Puskesmas Pisangan. 1. Visi Puskesmas Pisangan mempunyai visi yaitu: dengan iman dan taqwa mewujudkan masyarakat Pisangan setia, amanah, siaga, mandiri, hidup sehat melalui akselerasi upaya kesehatan guna mewujudkan Tangerang Selatan sehat 2015. 52 53 2. Misi Misi dari Puskesmas Pisangan adalah sebagai berikut: a. Menggerakkan serta membudayakan peran serta dan potensi di masyarakat dalam bidang kesehatan. b. Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau. c. Menjalin kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral, dan swasta untuk mendukung pembangunan berwawasan kesehatan. 3. Motto Moto Puskesmas Pisangan adalah Puskesmas Pisangan SETIA melayani masyarakat. SETIA yaitu: a. S : Senyum, sapa, salam, sopan, santun menjadi budaya kami b. E : Empati kepada masyarakat. c. T : Tanggap terhadap setiap permasalahan. d. I : Inovatif dalam berkarya. e. A : Aman dan nyaman dalam meberikan pelayanan masyarakat. 4. Sumber Daya Kesehatan a. Dokter Umum PNS : 1 orang b. Dokter Gigi PNS : 1 orang c. Bidan PNS : 2 orang d. Bidan PTT : 3 orang e. Bidan Honorer : 3 orang f. Perawat : 2 orang kepada 54 g. Perawat Gigi : 1 orang h. Tenaga Pelaksana Gizi : 1 orang i. Tata Usaha : 1 orang j. : 2 orang Tenaga Administrasi B. Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden a. Usia Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 Usia n Persentase (%) 17 – 25 tahun 8 26,7 26 – 35 tahun 18 60 36 – 45 tahun 4 13 Total 30 100 Berdasarkan tabel diatas dari 30 responden dapat diketahui bahwa responden yang berusia 26-35 tahun lebih banyak sebanyak 18 orang (60 %), di bandingkan dengan responden yang berusia 17-25 tahun sebanyak 8 orang (26,7%) dan responden yang berusia 36-45 tahun sebanyak 4 orang (13%). Usia termuda responden pada penelitian ini adalah 18 tahun. 55 b. Paritas Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Paritas Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 Paritas n Persentase (%) Nulipara 8 26,7 Primipara 9 30 Multipara 13 43,3 Grandemultipara 0 0 Total 30 100 Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa ibu hamil yang multipara atau ibu hamil yang sudah 2 sampai 5 kali melahirkan sebanyak 13 orang (43%). Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan ibu hamil yang nulipara dan primipara. Ibu hamil yang nulipara atau ibu hamil yang belum pernah melahirkan sebanyak 8 orang (26,7%). Sedangkan ibu hamil yang primipara yang sudah pernah sekali melahirkan sebanyak 9 orang (30%). Pada penelitian ini tidak ada ibu hamil yang grandemultipara atau ibu hamil yang sudah pernah >5 kali melahirkan. c. Pendidikan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 Pendidikan Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Perguruan Tinggi Total n 0 0 4 18 8 Persentase (%) 0 0 13,3 60 26,7 30 100 56 Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan dari 30 responden tamat tingkat SLTP sebanyak 4 orang (13%), responden tamat tingkat SLTA sebanyak 18 orang (60%), dan responden tamat tingkat perguruan tinggi sebanyak 8 orang (26,7%). Pada penelitian ini tidak ada responden yang tidak sekolah dan hanya tamat SD. d. Pekerjaan Tablet 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 Pekerjaan n Persentase (%) Tidak Bekerja 24 80 Wiraswasta 1 3,3 PNS/Pegawai 4 13,3 Lain-lain 1 3,3 Total 30 100 Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan lebih banyak responden yang tidak bekerja sebanyak 24 responden 80%, dibandingkan dengan respoden dengan pekerjaan wiraswasta sebanyak 1 orang 3,3%, PNS/pegawai sebanyak 4 orang 13,3%, dan lain-lain (karyawan swasta) sebanyak 1 orang 3,3%. 57 e. Pendapatan Keluarga Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 Pendapatan N Persentase (%) <UMR 16 53.3 >UMR 14 46,7 Total 30 100 Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan responden dengan pendapatan < UMR Rp. 2.200.000,- /bulan lebih banyak sebanyak 16 orang (53,3%) , dibandingan dengan responden dengan pendapatan keluarga >UMR Rp. 2.200.000,- /bulan sebanyak 14 orang (46,7%). 2. Kepatuhan Minum Tablet Besi Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol pada Pengukuran Pre Test dan Post Test Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kelompok Intervensi Kelompok N Persentase (%) n Persentase (%) 6 9 40 60 4 11 26,7 73,3 12 3 15 80 20 100 7 8 15 46,7 53,3 100 Kepatuhan Pre Test Patuh Tidak Patuh Post Test Patuh Tidak Patuh Total Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan Kontrol bahwa pada pengukuran pretest kelompok intervensi terdapat 6 responden (40%) yang patuh minum tablet besi dan 9 responden (60%) yang 58 tidak patuh minum tablet besi, sedangkan pada pengukuran posttest setelah dilakukannya intervensi selama 4 minggu terdapat 12 responden (80%) yang patuh minum tablet besi, 3 responden (20%) yang tidak patuh minum tablet besi. Pada pengukuran pretest kelompok kontrol lebih banyak ibu hamil yang tidak patuh minum tablet besi sebesar 73,3%, dibandingkan responden yang patuh sebanyak 4 orang (26,7%). Sedangkan pada pengukuran posttest setelah diberikan pedidikan kesehatan tanpa diberikan sms reminder lebih banyak responden yang tidak patuh sebanyak 7 orang (53,3%), dibandingkan responden yang tidak patuh sebanyak 8 orang (46,7%). C. Analisis Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan dan sms reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Sebelum dilakukan analisis bivariat, sebelumnya harus dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Santoso, 2010). Karena pada penelitian ini jumlah sampel penelitian <50, yaitu 15 per kelompok sehingga uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk. Distribusi data dikatakan normal jika nilai kemaknaan (p) > 0,05 , distribusi data dikatakan tidak normal jika nilai kemaknaan (p) < 0,05 (Dahlan 2012 ; Santoso, 2009). Variabel kepatuhan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada pretest dan posttest memperoleh nilai significancy 0,000 59 (p<0,05) dapat dikatakan memiliki distribusi data yang tidak normal karenanya tidak memenuhi syarat untuk uji parametrik, sehingga menggunakan uji nonparametrik (uji Wilcoxon). Karena pada penelitian ini memiliki distribusi data tidak normal, maka median dijadikan ukuran pemusatan dan minimum dan maksimum sebagai ukuran penyebaran (Dahlan, 2012). 1. Perbedaan Kepatuhan Kelompok Kontrol pada Pretest dan Posttest Berikut ini adalah perbedaan kepatuhan kelompok kontrol pada pengukuran pretest dan posttest dan sekaligus mengidentifikasi kemaknaan perbedaannya. Analisis yang digunakan aadalah uji Wilcoxon. Tabel 5.7 Perbedaan Kepatuhan Kelompok Kontrol pada Pretest dan Posttest Tahun 2015 Kepatuhan Pretest Posttest N Median (min-maks) 15 2 (1-2) 15 Z Sig. (2 tailed) 1.732 0.083 2 (1-2) Berdasarkan tabel 5.8 terlihat bahwa nilai asymp.sig (2 tailed) adalah 0,083. Disini probabilitas didapatkan lebih dari 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak ada perbedaan kepatuhan yang bermakna pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan. Skor median pada kelompok kontrol antara sebelum dan sesudah sama (Md1=Md2=2). 60 2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi Pada Pretest dan Posttest Berikut ini adalah perbedaan kepatuhan kelompok intervensi pada pengukuran pretest dan posttest dan sekaligus mengidentifikasi kemaknaan perbedaannya. Analisis yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Tabel 5.8 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi Pada Pretest dan Posttest Kepatuhan N Pre-test 15 Median (min-maks) 2(1-2) Post-test 15 1(1-2) Z Sig (2.tailed) -2,449 0.014 Berdasarkan tabel 5.8, terlihat bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan median kepatuhan, pretest dan posttest pada kelompok intervensi yang menghasilkan P value 0,014. Secara statistik hal ini berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, atau dengan kata lain Ho ditolak. 61 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi dibandingkan Kelompok Kontrol Berikut ini adalah perbedaan kepatuhan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Analisis yang digunakan adalah uji Mann Whitney Tabel 5.9 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi dibandingkan Kelompok Kontrol Kepatuhan Kelompok intervensi Kelompok kontrol N Mean Rank 15 12.00 15 19.00 Z Sig. (2 tailed) -2,607 0,009 Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai significancy 0,009 (p<0,05) dan dilihat dari nilai Z skor didapatkan 2,607 (5%, Z= 1,96) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepatuhan yang bermakna antara kelompok intervensi (mendapatkan pendidikan kesehatan dan sms reminder) dan kelompok kontrol (hanya mendapatkan pendidikan kesehatan saja). BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Berikut penjelasan mengenai karakteristik tersebut: 1. Karakteristik Usia . Hasil statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan ini berada direntang usia 26 tahun-35 tahun dan 17-25 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indreswari, Hardinsyah & Damanik (2008) bahwa usia responden pada penelitian tersebut berkisar antara 20 hingga 40 tahun. Ibu muda yang melakukan Antenatal Care (ANC) biasanya rajin dan aktif mengikuti penyuluhan di Posyandu dibandingkan dengan ibu hamil yang usia nya tergolong tua dan bukan kehamilan anak pertama (Jamil, 2002 dalam Mariyam dkk, 2007). Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewanti, Andrajati, & Supardi (2015) di dua puskesmas Kota Depok didapatkan bahwa ada hubungan antara usia dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Hasil analisis Riskesdas (2010) bahwa ibu hamil yang berada pada rentang usia 20 tahun – 34 tahun lebih banyak yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi selama 90 hari. Sedangkan pada usia ibu hamil yang < 20 tahun dan > 35 tahun lebih banyak tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Perlu diperhatikan pada kelompok ibu hamil <20 tahun dan >35 tahun, 62 63 mengalami kehamilan >4 kali, serta jarak kelahiran <24 bulan adalah kelompok ibu hamil yang sebenarnya membutuhkan tablet besi. 2. Karakteristik Paritas Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar paritas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan dengan responden ibu multipara atau ibu hamil yang sudah 2 sampai 5 kali melahirkan. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penlitian yang dilakukan oleh Hernawati & Jaya (2013) mengenai hubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan status anemia ibu hamil di Desa Kotaraja Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur bahwa dilihat dari paritas sampel pada penelitian tersebut adalah sebagian besar merupakan Multipara sebesar 56,7%. Paritas multipara merupakan paritas yang tergolong aman untuk melahirkan. Berdasarkan Riskesdas (2010), dalam hal paritas, semakin banyak jumlah paritas, semakin ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi tablet besi. Hal ini di dukung oleh Mariyam, Yuliati, & Rahayu (2007) di Puskesmas Ngawen Gunung Kidul, bahwa ada hubungan antara paritas dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi dengan nilai p < 0,05. Ibu hamil dengan kehamilan kedua, ketiga, dan seterusnya merasa kehamilan tersebut sebagai hal yang normal, biasa dan sudah pernah melahirkan, sehingga konsep tersebut mengakibatkan menurunnya perhatian terhadap pemeliharaan kehamilannya (Wijayanto, 2001 dalam Mariyam dkk, 2007). Keadaan tersebut membahayakan bagi kesehatan ibu hamil, karena semakin tua umur ibu maka kondisi kesehatan semakin 64 menurun, justru pada kehamilan anak kedua dan seterusnya, seharusnya para ibu semakin berusaha memperhatikan atau memelihara kehamilannya dengan mencukupi gizi dan mengkonsumsi tablet besi yang diterima dari bidan Puskesmas (Mariyam, Yuliati & Rahayu, 2007). 3. Karakteristik Pendidikan Tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, atau menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan (Kondoy dkk, 2014). Hasil penelitian ini kebanyakan ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi adalah ibu hamil dengan tamat pendidikan SMA sebanyak 13 orang . Hal tersebut membuktikan bahwa pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan cara pengambilan keputusan (Kondoy dkk, 2014). Pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani & Rumiyati (2014) di Puskesmas Polanharjo Klaten didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor pendidikan ibu hamil terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Hal ini didukung oleh Suswati (2006) di Puskesmas Wilayah Kabupaten Jember, bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan minum obat pada pasien penderita tuberculosis paru. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima informasi. Pengetahuan akan membentuk tindakan dan perilaku seseorang (Notoatmodjo,2007). 65 4. Karakteristik Pekerjaan Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar pekerjaan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan adalah tidak bekerja sejumlah 24 orang (80%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kowel, Pelealu, & Pangemanan (2014) di Kecamatan Tareran bahwa sebagian besar ibu hamil (77,0%) berstatus tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2013) bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kondoy dkk (2014) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru di lima Puskesmas di Kota Manado didapatkan bahwa pekerjaan tidak ada hubungan dengan kepatuhan berobat pada pasien TB paru. Hasil analisis Riskesdas (2010) didapatkan bahwa ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi sebagian besar adalah ibu hamil yang bekerja sebagai PNS/pegawai. Sedangkan ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi sebagian besar adalah ibu hamil yang tidak bekerja. Salah satu faktor struktur sosial yaitu pekerjaan akan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, pekerjaan seseorang dapat mencerminkan sedikit banyaknya informasi yang diterima, informasi tersebut akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada (Kondoy dkk, 2014). 66 Penyebab pasien yang tidak bekerja cenderung tidak teratur berobat karena didasari oleh pendapat mereka yang mengatakan bahwa berobat ke puskesmas harus mengeluarkan biaya untuk transportasi dan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari pada untuk pengobatan. Tetapi obat yang diberikan oleh pihak puskesmas gratis. Sehingga tidak ada alasan untuk keluarga tidak teratur minum obat walaupun tidak bekerja (Pare, Amirudin & Leida, 2013). 5. Karakteristik Pendapatan Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar pendapatan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan adalah < UMR sebesar Rp. 2.200.000,-/bulan. Data yang peneliti dapatkan berupa ibu hamil dengan pendapatan < UMR sebesar Rp. 2.200.000,-/ bulan sejumlah 16 orang. Ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi memiliki pendapatan > UMR sebesar Rp. 2.200.000,-/bulan sejumlah 7 orang. Sedangkan ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi sebagian besar memiliki pendapatan < UMR sebesar Rp. 2.200.000,-/bulan sejumlah 13 orang. Rendahnya pendapatan merupakan salah satu sebab rendahnya konsumsi pangan dan gizi serta buruknya status gizi. Hal tersebut akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit yang menyebabkan menurunnya produktivitas kerja dan pendapatan (Anonim 2008 dalam Ramawati 2008). Pendapatan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Jing, Sen & Li, 2008). 67 B. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Suplementasi besi digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi besi (Deglin, 2004). Lamanya terapi minimal 3 bulan setelah suatu masa latensi k.l 10 hari, kadar Hb akan naik k.l 1 % (= 0,15%) sehari sampai nilai Hb pulih normal dalam waktu 1-2 bulan. Kemudian terapi perlu dilanjutkan 1-2 bulan lagi guna mengisi depot tubuh. Dosis per oral dalam mg elemen zat besi untuk wanita hamil 30-60 mg/hari (Tjay & Rahardja, 2007) Kepatuhan minum tablet besi adalah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi setiap hari dan jumlah tablet besi yang diminum paling sedikit 90 tablet berturut-turut selama kehamilan (Kemenkes, 2013). Kepatuhan minum tablet besi adalah apabila ibu hamil mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Winkjosastro, 2002). Hasil penelitian ini memperlihatkan tingkat kepatuhan ibu hamil pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, saat pengukuran pretest ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok intervensi sejumlah 6 orang (40%) dan yang tidak patuh sejumlah 9 orang (60%). Sedangkan untuk kelompok kontrol saat dilakukan pengukuran pretest sebagian besar ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi sejumlah 11 orang (73,3%). Pada saat dilakukan pengukuran posttest terjadi peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok intervensi yaitu dari 6 orang ibu hamil menjadi 12 orang ibu hamil. Begitu 68 pula dengan kelompok kontrol jumlah ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi dari 4 orang ibu hamil menjadi 7 orang. Adapun jumlah ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet besi pada penelitian ini jumlahnya cukup banyak sebesar 20 reaponden. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh efek samping yang kurang nyaman dirasakan oleh ibu hamil ketika mengkonsumsi tablet besi seperti mual, muntah, dan nyeri ulu hati (Anasari & Hidayah, 2012). Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Deglin (2014), Tjay dan Rahardja (2007), efek samping yang mungkin timbul setelah mengkonsumsi tablet besi diantaranya perasaan tidak nyaman di lambung, mual, muntah, konstipasi, dan kadang-kadang diare. Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dsb), faktor pendukung (lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana-sarana kesehatan), dan faktor pendukung (sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain) (Notoatmodjo, 2007). C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun hasil yang akan dicapai (Nyswender, 1947 ; Maulana, 2007). Menurut Wood (1926) dalam, pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara 69 menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan terkait dengan kesehatan individu, masyarkat, dan bangsa. Semuanya dipersiapkan untuk mempermudah penerimaan secara sukarela perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan ( Azwar, 1983 ; Maulana, 2007). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan merupakan upaya-upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga dan masyarakat. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan membutuhkan pemahaman yang mendalam, karena melibatkan berbagai istilah atau konsep seperti perubahan perilaku dan proses pendidikan (Maulana, 2007). Perawatan rutin dan dukungan informasi sangat membantu dalam meningkatkan status kesehatan terkait penyakit. Teknologi komunikasi dapat membantu dalam memberikan perawatan dan dukungan tersebut. Banyak literatur yang menyatakan bahwa dukungan layanan pesan singkat (Short Message Service-SMS) dapat membantu meningkatkan status kesehatan termasuk dalam kepatuhan pasien minum obat (Krishna, Boren & Balas, 2009; Herlina, Sanjaya & Emilia, 2013). Intervensi pada penelitian ini juga merupakan pendidikan kesehatan dan pemberian SMS reminder karenanya terdapat upaya-upaya terencana untuk mengubah perilaku pada individu tersebut. Dimana setiap responden akan diberikan pendidikan kesehatan dan SMS reminder selama 3 minggu pada kelompok intervensi. Dan untuk kelompok kontrol akan diberikan pendidikan kesehatan saja tanpa SMS reminder selama 3 minggu. 70 Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok intervensi antara pengukuran pretest dan posttest, menunjukkan bahwa pada pengukuran posttest pada kelompok intervensi terjadi peningkatan jumlah ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Dimana pada saat pengukuran pretest jumlah ibu hamil yang patuh sebanyak 6 orang dan saat pengukuran posttest jumlah ibu hamil yang patuh menjadi 12 orang. Sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada pengukuran posttest. Ada berbagai hambatan untuk taat sehingga pasien sulit patuh meskipun sebenarnya pasien ingin melakukannya, hambatan kepatuhan antara lain , efek samping setelah minum tablet besi, faktor lupa dan aroma tablet besi yang berbau besi sehingga ibu malas untuk minum tablet besi (Mariyam, Yuliati, & Rahayu, 2007) Selain itu, dalam proses melakukan pendidikan kesehatan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya faktor materi, lingkungan, instrumental, dan individual subjek belajar. Dalam faktor individual subjek belajar yang dibedakan kedalam kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indra (terutama pendengaran dan penglihatan). Sedangkan kondisi psikologis misalnya intelegensia, pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2007). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang bermakna ( p= 0,009) antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusfriyadi, Hadi, & Fuad (2012) mengenai Pendidikan Gizi dan Pesan Gizi melalui SMS terhadap Pengetahuan, Perilaku, dan 71 Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi di Puskemas Pahandut, Kayon, dan Tangkiling Kota Palangkaraya bahwa ibu hamil yang mendapatkan pendidikan gizi dan pesan gizi melalui SMS meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan kepatuhan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Costa dkk (2012) bahwa pesan SMS pengingat dapat membantu wanita Brasil yang hidup dengan HIV/AIDS untuk mematuhi ART untuk jangka waktu minimal 4 bulan. Selain itu, metode pendidikan kesehatan lain seperti konseling dan leaflet yang digunakan untuk pasien hipertensi dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat antihipertensi (Dewanti, Andrajati, & Supardi , 2015) Kelompok kontrol merupakan kelompok yang diberikan perlakuan yang berbeda oleh peneliti dan bertujuan sebagai pembanding kelompok intervensi dalam mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dalam penelitian ini kelompok kontrol diberikan pendidikan kesehatan saja tanpa diberikan SMS reminder sehingga tidak terjadi perubahan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi, hal ini yang membuat kelompok kontrol tidak mengalami perubahan kepatuhan yang bermakna (p> 0,05) pada pengukuran pretest dan posttest. Sesuai dengan hasil penelitian Vervloet dkk (2012) bahwa kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus tipe dua pada kelompok kontrol (tidak mendapatkan SMS reminder ) tidak mengalami perbedaan yang bermakna (p> 0,05) pada pengukuran pretest dan posttest. Penelitian Kusfriyadi, Hadi, & Fuad (2012) yang menemukan tidak ada perbedaan 72 bermakna (p>0,05) antara kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok kontrol (kelompok yang mendapatkan pendidikan gizi saja). Ini membuktikan bahwa pada kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan yang bermakna karena tidak ada perubahan pada kepatuhan antara pengukuran pretest dan posttest. Melalui dukungan SMS ini diharapkan dapat mempermudah, mempercepat, dan juga menghemat biaya dalam melakukan penyampaian informasi berupa motivasi ataupun jadwal minum obat kepada pasien (Wilieyam & Sevani, 2013). Pada kelompok intervensi yang diberikan SMS reminder setiap satu minggu sekali mendapatkan respon yang baik dari responden. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vervloet dkk (2012) bahwa Penggunaan SMS reminder secara umum disukai dan setengah dari responden menjawab SMS untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pop Eleches dkk (2011) bahwa SMS reminder mingguan lebih efektif dibandingkan dengan SMS harian. SMS reminder dapat menkadi alat yang penting untuk mencapai respon pengobatan yang optimal (Pop Eleches dkk, 2011). Edukasi pasien merupakan salah satu pilar penting untuk mengoptimalkan terapi. Jika edukasi dapat dijalankan secara efektif, dapat meningkatkan kepatuhan dan pengelolaan diri sendiri oleh pasien terhadap penyakitnya (Adawiyani, 2013). Dalam melaksanakan penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan penelitian, yaitu : 73 1. Jumlah responden yang standar untuk penelitian eksperimen (15 responden untuk setiap kelompok; n=30). Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan penelitian, waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan tahap seleksi lebih banyak responden yang usia kehamilannya sudah memasuki trimester ke-3 atau sudah melewati usia 32 minggu. Jadi banyak responden yang tidak lolos dalam tahap seleksi. 2. Pada penelitian ini yang dilihat adalah kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Ketersediaan tablet besi di Puskesmas Pisangan yang terbatas membuat peneliti menambahkan jumlah tablet besi yang kurang pada beberapa responden. 3. Saat pelaksanaan SMS reminder selama 3 minggu, pada minggu pertama ada 1 responden yang nomer handphone tidak dapat dihubungi. Sehingga peneliti mencari kembali responden untuk menggantikan responden yang drop out. Hal tersebut terjadi karena peneliti tidak teliti dalam memeriksa kebenaran dari nomer handphone pada masing-masing responden. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Adapun kesimpulan hasil penelitian adalah : 1. Karakteristik responden terdiri dari karakteristik usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Karakteristik usia responden adalah 60% usia 26 tahun sampai 35 tahun, 26,7% usia 17 tahun sampai 25 tahun, 13% usia 36 tahun sampai 45 tahun. Karakteristik paritas responden adalah 43,3% multipara, 30% primipara, 26,7% nulipara dan 0% grandemultipara. Karakteristik pekerjaan adalah 80% responden tidak bekerja, 13,3% bekerja sebagai PNS/pegawai, 3,3% bekerja sebagai wiraswasta, dan 3,3% bekerja sebagai karyawan swasta. Karakteristik pendidikan responden adalah sebagian besar tamat SLTA (60%), 26,7% tamat perguruan tinggi, dan 4% tamat SLTP. Karakteristik pendapatan responden adalah 53,3% responden dengan pendapatan < UMR Rp. 2.200.000,-/bulan, 46,7% responden dengan pendapatan > UMR Rp. 2.200.000,-/bulan. 2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi kelompok intervensi pada pretest dan posttest dengan nilai p value= 0,014 (p<0,05) 3. Tidak ada perbedaan yang bermakna kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dengan nilai p value= 0,083 (p>0,05) 74 75 4. Ada pengaruh pendidikan pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai p value= 0,009 (p<0,05). B. SARAN 1. Bagi Institusi Terkait Bagi Puskesmas Pisangan dapat memakai metode pendidikan kesehatan dan SMS reminder sebagai salah satu metode untuk meningkatkan dan monitoring kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Di Puskesmas hendaknya dibuat program pendidikan kesehatan tekait dengan materi yang berhubungan dengan pengkonsumsian tablet besi bagi ibu hamil serta program SMS reminder yang digunakan untuk mengingatkan serta memantau kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Perlu adanya penelitian yang menghubungkan antara pengaruh kepatuhan mengkonsumsi tablet besi terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil. b. Perlu diperhatikan jenis instrumen yang digunakan dalam mengukur kepatuhan minum obat seperti kuesioner harus disesuaikan dengan kriteria pasiennya, terutama kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. c. Diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat membuat ibu hamil tidak patuh minum tablet besi seperti efek samping setelah 76 minum tablet besi (mual, muntah, dan nyeri ulu hati), lupa dan rasa malas minum tablet besi. Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) Dengan Hormat, Saya mahasiswi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Nama : Deti Dwi Lestari NIM : 1111104000008 Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan”. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti meminta kesediaan ibu untuk menjadi responden penelitian tersebut dengan menandatangani kolom di bawah ini. Adapun segala informasi yang ibu berikan akan dijamin kerahasaiannya dan tidak akan disebar luaskan baik melalui media massa atau pun media elektronik. Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih. Ciputat, April 2015 Responden ( ) Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SMS REMINDER TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN 2015 A. Data Umum Responden A.1 Nama Responden A.2 Alamat RT/RW Kelurahan Kecamatan A.3 Telepon/Hp A.4 Usia Responden A.5 Paritas : : : : : : : Nulipara : jumlah persalinan 0 Primipara : jumlah persalinan 1 Multipara : jumlah persalinan 2-5 Grandemultipara : jumlah persalinan > 5 A.6 Sosial Ekonomi Pendidikan Terakhir : Tidak sekolah Tamat SLTP Tamat SD Tamat SLTA Tamat akademik atau perguruan tinggi Pekerjaan Saat Ini : Tidak bekerja Wiraswasta PNS/Pegawai Lain-lain ........................................... Pendapatan Keluarga : < Rp. 2.200.000,00 > Rp. 2.200.000,00 Lampiran 3 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGKONSUMSIAN TABLET BESI BAGI IBU HAMIL Sasaran : Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care Tempat : Puskesmas Pisangan Pemateri : Deti Dwi Lestari Waktu : 20 Menit Tanggal : A. TUJUAN 1. TUJUAN UMUM Setelah di lakukan penyuluhan di harapkan ibu hamil yang hadir di puskesmas mampu mengetahui pengkonsumsian tablet besi bagi ibu hamil sehingga dapat langsung di aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. 2. TUJUAN KHUSUS Setelah di berikan penyuluhan selama 20 menit peserta mampu : a. b. c. d. e. f. g. Menyebutkan kembali pengertian tablet Fe. Menyebutkan kembali kebutuhan tablet besi bagi ibu hamil Menyebutkan kembali manfaat tablet besi bagi ibu hamil Menyebutkan kembali dampak jika tidak minum tablet besi Menyebutkan kembali waktu dan cara minum tablet Fe yang benar Menyebutkan kembali efek samping tablet Fe dan cara mengatasinya. Menyebutkan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan selama mengkonsumsi tablet Fe B. POKOK BAHASAN : Tablet Besi Bagi Ibu Hamil C. SUB POKOK BAHASAN: a. Pengertian tablet besi b. Kebutuhan tablet besi bagi ibu hamil c. Manfaat tablet besi bagi ibu hamil d. Dampak jika tidak minum tablet besi e. Waktu dan cara minum tablet besi yang benar f. g. Efek samping yang ditimbulkan dan cara mengatasinya Hal-hal yang perlu dipehatikan selama minum tablet besi E. KEGIATAN PENYULUHAN Kegiatan No Tahapan Media Penyuluh 1. Sasaran Pembukaan o Memberikan salam o Menjawab o Memperkenalkan Metode o Ceramah o Mendengarkan o Tanya diri jawab o Menjelaskan tujuan 2. Pelaksanaan o Menjelaskan materi o Menjawab o Memberi o Mendengarkan Lembar o Ceramah balik o Tanya kesempatan kepada o Memperhatikan sasaran untuk o Bertanya bertanya o Mendemonstrasi jawab kan ulang 3. Penutup o Evaluasi o Menjawab o Bertanya pertanyaan o Merangkum o Mendengarkan o Memberi salam o Menjawab salam Leaflet o Ceramah o Tanya jawab F. EVALUASI Bentuk evaluasi tanya jawab secara lisan. Yang terdiri dari 4 pertanyaan. 1. 2. 3. 4. G. Sebutkan cara mengatasi efek samping setelah minum tablet Fe! Sebutkan 3 hal saja yang harus diperhatikan selama mengkonsumsi tablet Fe ! Sebutkan waktu dan cara pengkonsumsian tablet Fe yang benar ! Sebutkan manfaat dari tablet Fe ! REFERENSI Bobak, L., & Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternita, Ed.4. Jakarta: EGC Deglin, J.H. (2004). Pedoman Obat untuk Perawat , Ed.4. Jakarta: EGC Jordan, S. (2002). Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi Di Kabupaten/Kota. Jakarta https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedomansurvailens-gizi-di-kab_kota-2010.pdf Di akses pada tanggal 07 April 2015 pukul 21.00 Manuaba, I.B.G . (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC Tjay, & Rahardja. (2007). Obat-obat Penting : Kasiat, penggunaan dan efek sampingnya, Ed.6. Jakarta. Elex Media Komputindo World Health Organization. 2012. Guideline Daily Iron and Folic Acid Supplementation in Pregnant Woman. WHO Library Cataloguing in Publication Data *format SAP sesuai dengan pedoman GBPP dan SAP Dikti Tahun 2012 MATERI PENGKONSUMSIAN TABLET BESI BAGI IBU HAMIL A. Definisi Tablet Besi Tablet besi (Fe) adalah tablet tambah darah (TTD) yang mengandung 60 mg elemental iron dan 250 mcg asam folat (Kemenkes, 2010). B. Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil Pada masa kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) sehingga terjadi penurunan hemoglobin. Kebutuhan zat besi meningkat untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5-4 mg zat besi per hari. Untuk wanita hamil pemberian dosis harian dimulai dari dosis yang terendah 60 mg unsur besi. Pil zat besi yang diminum untuk ibu hamil adalah 1 tablet per hari C. Dampak Kekurangan Zat Besi Kekurangan zat besi dalam tubuh menjadi penyebab ibu hamil mengalami anemia pada kehamilan (Bobak, Lawdermilk & Jensen, 2005). Dampak anemia pada kehamilan antara lain : 1. Bahaya Kehamilan a. Keguguran b. Persalinan prematur c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim d. Mudah terjadi infeksi e. Muntah secara berlebihan f. Perdarahan selama kehamilan g. Ketuban pecah dini 2. Bahaya Saat Persalinan a. Gangguan kontraksi dan kekuatan mengejan b. Kala dua berlangsung lama c. Kala tiga dapat terjadinya perdarahan saat persalinan d. Kala empat dapat terjadi perdarahan pasca persalinan 3. Bahaya saat Nifas a. Terjadi perdarahan saat nifas b. Memudahkan infeksi setelah persalinan c. Pengeluaran ASI berkurang d. Anemia kala nipas D. Manfaat Tablet Besi Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta (Manuaba, 2001). E. Waktu dan Cara Minum Tablet Besi Komposisi tablet besi Frekuensi Lama waktu Kelompok sasaran Waktu penggunaan Suplemen besi: 30-60 mg unsur besi Asam folat: 250 mcg 1 tablet/hari Selama kehamilan. tablet besi dan asam folat harus dimulai sedini mungkin Semua wanita hamil, baik remaja maupun dewasa Tablet besi sebaiknya diminum 1 jam sebelum makan , namun apabila timbul keluhan (mual, kram perut) table besi diminum setelah makan F. Efek Samping Tablet Besi dan Cara Mengatasinya Efek samping yang mungkin timbul setelah megkonsumsi tablet besi diantaranya persaan tidak nyaman di lambung, mual, muntah, konstipasi dan kadang-kadang diare. Selain itu, juga timbul rasa logam dan tinja berwarna hitam. Cara mengatasi atau mengurangi efek samping yang ditimbulkan setelah minum tablet besi antara lain : a. Jika ibu mangalami mual atau muntah, tablet besi bisa diminum 2 jam setelah makan atau diminum sebelum tidur malam. b. Jika terjadi iritasi lambung atau perasaan kurang nyaman pada lambung, minum tablet besi bersama makanan. c. Selain itu, untuk mengurangi rasa mual, tablet besi bisa diminum bersama jus buah yang mengandung vitamin C. G. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Selama Minum Tablet besi 1. Tablet besi efektif di serap didalam tubuh bila diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. 2. Tablet besi harus diminum dengan segelas air putih atau jus buah. 3. Jangan menggerus atau mengunyah tablet besi, serta jangan membuka kapsul besi. 4. Hindari penggunaan obat antasid, kopi, teh, produk susu, telur , atau roti gandum dalam satu jam sebelum dan 2 jam setelah minum tablet besi. 5. Bila ada dosis yang terlupa , segera minum disaat ingat dalam waktu 12 jam, bila tidak kembali ke dalam dosis reguler (1 tablet/hari). Jangan menggandakan dosis. (Deglin, 2004 ; Tjay dan Rahardja, 2007). Lampiran 4 Prosedur Tetap SMS Follow Up Ibu Hamil Sms reminder diberikan untuk mengingatkan responden untuk minum tablet besi . Sms reminder tersebut terdiri dari sambutan singkat, motivasi dan pengingat. Sms reminder ini diberikan setiap 1 minggu sekali kepada ibu hamil yang telah mendapatkan pendidikan kesehatan. Sms reminder ini diberikan selama 3 minggu pada kelompok intervensi. Untuk hari pengiriman SMS disesuaikan dengan hari responden diberikan pendidikan kesehatan serta jamnya pukul 09.00 pagi. Ibu hamil di seleksi yang akan mendapatkan konseling Pendidikan kesehatan. Masing-masing ibu hamil Kunjungan rumah SMS reminder Bentuk sms reminder yang akan diberikan Selamatpagi Persiapkanlah yang terbaik untuk sang bayi, persiapkanlah dirimu untuk menjadi pendamping seumur hidup bayi kesayangan anda. Jangan lupa untuk selalu minum tablet besi 1 tablet/hari setiap hari. Selamat Pagi. Kesehatan bayi anda bergantung kepada pola hidup anda. Kesehatan mental bayi anda bergantung kepada pola pikir anda Jangan lupa untuk selalu minum tablet besi 1 tablet/hari setiap hari. Selamat Pagi.Dan air dibalik matanya yang berbicara saat bahagia, saat luka. Dan itu diberikan Tuhan hanya pada wanita, pada Ibu Jangan lupa untuk selalu minum tablet besi 1 tablet/hari setiap hari. Satu minggu kemudian Lampiran 5 LEMBAR EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SMS REMINDER PADA KELOMPOK INTERVENSI No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Etih Siti Ayu W. Lilis Hernailis Isti Nurkomah Siti Zulaeha Siti Yusliha Lia Dian Riadhotus S. Khoirunnisa Astri Syanti Nevi Evi Wulan Jumlah tablet besi Pre test (a) 30 15 25 25 25 30 25 27 20 28 28 23 18 30 25 Yang diminum Post test (b) 30 25 30 30 26 30 27 28 27 28 28 27 25 30 28 Jumlah Tablet Besi Pre test (a) 0 15 5 5 5 0 5 3 10 2 2 7 12 0 5 Yang Tersisa Post test (b) 0 5 0 0 4 0 3 2 3 2 2 3 5 0 2 Pill Count Pre test (a) Post test (b) 100% 50% 83% 83% 83% 100% 83% 90% 67% 93% 93% 77% 60% 100% 83% 100% 83% 100% 100% 86% 100% 90% 93% 90% 93% 93% 90% 83% 100% 93% LEMBAR EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELOMPOK KONTROL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Jumlah tablet besi Pretest (a) Aryani Hida Sari Nida Nita Puji Murni Arie Ria Ida Tatik Herneni Nur Fadilah Yuniarti Rahayu Rumus penghitungan Pill Count Kepatuhan = yang diminum Posttest(b) 25 20 25 25 25 27 27 30 25 25 25 30 25 15 20 28 25 27 25 25 27 27 30 25 27 25 30 25 20 25 Jumlah tablet besi Pretest (a) 5 10 5 5 5 3 3 0 5 5 5 0 5 15 10 yang tersisa Posttest (b) 2 5 3 5 5 3 3 0 5 3 5 0 5 10 5 Jumlah obat – jumlah sisa obat x 100% Jumlah obat Catatan : Jika tablet besi yang dimiliki responden satu bulan yang lalu tersisa, tidak digunakan kembali. Tablet besi yang digunakan adalah tablet besi baru yang responden dapat saat kunjungan kembali ke Puskesmas Pisangan. Pill Count Pretest (a) Posttest (b) 83% 67% 83% 83% 83% 90% 90% 100% 83% 83% 83% 100% 83% 50% 67% 93% 83% 90% 83% 83% 90% 90% 100% 83% 90% 83% 100% 83% 67% 83% LEMBAR CEKLIS SMS REMINDER No. Nama Responden 1 Etih 2 Siti Ayu W. 3 Lilis 4 Hernailis 5 Isti Nurkomah 6 Siti Zulaeha 7 Siti Yusliha 8 Lia 9 Dian 10 Riadhotus S. 11 Khoirunnisa 12 Astri 13 Syanti 14 Nevi 15 Evi Wulan Hari/tanggal/jam Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3. 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3. 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3. 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 Mgg-1. 02-05-2015 Mgg-2. 09-05-2015 Mgg-3 17-05-2015 SMS Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1.Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim 1. Terkirim 2. Terkirim 3. Terkirim Tidak Terkirim 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. LEMBAR OBSERVASI PENDIDIKAN KESEHATAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Responden Etih Siti Ayu W. Lilis Hernailis Isti Nurkomah Siti Zulaeha Siti Yusliha Lia Dian Riadhotus S. Khoirunnisa Astri Syanti Nevi Evi Wulan Aryani Hida Sari Nida Nita Puji Murni Arie Ria Ida Tatik Herneni Nur Fadilah Yuniarti Rahayu Hari/Tgl 20-05-2015 20-05-2015 20-05-2015 20-05-2015 21-05-2015 21-05-2015 21-05-2015 21-05-2015 22-05-2015 22-05-2015 22-05-2015 22-05-2015 22-05-2015 23-05-2015 23-05-2015 23-05-2015 23-05-2015 24-05-2015 24-05-2015 24-05-2015 24-05-2015 27-05-2015 27-05-2015 28-05-2015 28-05-2015 28-05-2015 28-05-2015 28-05-2015 29-05-2015 29-05-2015 Jumlah Tablet Besi Pre test Post test 30 30 15 25 25 30 25 30 25 26 30 30 25 27 27 28 20 27 28 28 28 28 23 27 18 25 30 30 25 28 25 28 20 25 25 27 25 25 25 25 27 27 27 27 30 30 25 25 25 27 25 25 30 30 25 25 15 20 20 25 Lampiran 7 Data Demografis Responden Umur Responden Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 17-25 tahun 8 26.7 26.7 26.7 26-35 tahun 18 60.0 60.0 86.7 36-45 tahun 4 13.3 13.3 100.0 30 100.0 100.0 Total Paritas Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent Nulipara 8 26.7 26.7 26.7 Primipara 9 30.0 30.0 56.7 Multipara 13 43.3 43.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Pendidikan Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent tamat SLTP 4 13.3 13.3 13.3 tamat SLTA 18 60.0 60.0 73.3 8 26.7 26.7 100.0 30 100.0 100.0 tamat akademik atau perguruan tinggi Total Pekerjaan Cumulative Frequency Valid tidak bekerja Percent Valid Percent Percent 24 80.0 80.0 80.0 wiraswasta 1 3.3 3.3 83.3 PNS/Pegawai 4 13.3 13.3 96.7 lain-lain 1 3.3 3.3 100.0 30 100.0 100.0 Total Pendapatan Keluarga Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent <2.200.000 16 53.3 53.3 53.3 >2.200.000 14 46.7 46.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tingkat Kepatuhan Pretes Kelompok Intervensi Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent patuh 6 40.0 40.0 40.0 tidak patuh 9 60.0 60.0 100.0 15 100.0 100.0 Total Pretest Kelompok Kontrol Cumulative Frequency Valid Patuh Percent Valid Percent Percent 4 26.7 26.7 26.7 Tidak Patuh 11 73.3 73.3 100.0 Total 15 100.0 100.0 Tingkat Kepatuhan Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent Patuh 10 33.3 33.3 33.3 Tidak Patuh 20 66.7 66.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tingkat kepatuhan kelompok intervensi (post test) post test kelompok intervensi Cumulative Frequency Valid patuh Valid Percent Percent 12 80.0 80.0 80.0 3 20.0 20.0 100.0 15 100.0 100.0 tidak patuh Total Percent Tingkat kepatuhan kelompok kontrol (post test) post test kelompok kontrol Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent patuh 7 46.7 46.7 46.7 tidak patuh 8 53.3 53.3 100.0 15 100.0 100.0 Total Uji Normalitas Kelompok Intervensi dan kontrol (Pre Test) Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. Pretest kelompok intervensi .385 15 .000 .630 15 .000 Pretest kelompok kontrol .453 15 .000 .561 15 .000 Uji normalitas kelompok intervensi dan kontrol (post test) Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. post test kelompok intervensi .485 15 .000 .499 15 .000 post test kelompok kontrol .350 15 .000 .643 15 .000 a. Lilliefors Significance Correction Uji Wilcoxon kelompok intervensi Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum pre test kelompok intervensi 15 1.60 .507 1 2 post test kelompok intervensi 15 1.20 .414 1 2 Ranks N Sum of Ranks 6 a 3.50 21.00 Positive Ranks 0 b .00 .00 Ties 9 Total 15 post test kelompok intervensi Negative Ranks - pre test kelompok Mean Rank intervensi c a. post test kelompok intervensi < pre test kelompok intervensi b. post test kelompok intervensi > pre test kelompok intervensi c. post test kelompok intervensi = pre test kelompok intervensi Test Statistics b post test kelompok intervensi - pre test kelompok intervensi a Z -2.449 Asymp. Sig. (2-tailed) .014 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Uji wilcoxon kelompok kontrol Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum pre test kelompok kontrol 15 1.73 .458 1 2 post test kelompok kontrol 15 1.53 .516 1 2 Ranks N post test kelompok kontrol pre test kelompok kontrol 3 a 2.00 6.00 Positive Ranks 0 b .00 .00 12 Total b. post test kelompok kontrol > pre test kelompok kontrol c. post test kelompok kontrol = pre test kelompok kontrol b post test kelompok kontrol - pre test kelompok kontrol Asymp. Sig. (2-tailed) c 15 a. post test kelompok kontrol < pre test kelompok kontrol Z Sum of Ranks Negative Ranks Ties Test Statistics Mean Rank a -1.732 .083 Uji Mann Whit Ney Descriptive Statistics Percentiles N Mean kepatuhan minum tablet besi kelompok penelitian Std. Deviation Minimum Maximum 25th 50th (Median) 30 1.37 .490 1 2 1.00 1.00 2.00 30 1.50 .509 1 2 1.00 1.50 2.00 Ranks kelompok penelitian kepatuhan minum tablet besi kelompok intervensi Test Statistics N Mean Rank Sum of Ranks 15 12.00 180.00 kelompok kontrol 15 19.00 285.00 Total 30 b kepatuhan minum tablet besi Mann-Whitney U 60.000 Wilcoxon W 180.000 Z -2.607 Asymp. Sig. (2-tailed) .009 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok penelitian pendapatan keluarga * kepatuhan ibu hamil Crosstabulation kepatuhan ibu hamil patuh pendapatan keluarga 75th <UMR Count % within pendapatan keluarga > UMR Count % within pendapatan keluarga tidak patuh Total 4 12 16 25.0% 75.0% 100.0% 6 8 14 42.9% 57.1% 100.0% Total Count % within pendapatan keluarga 10 20 30 33.3% 66.7% 100.0% pekerjaan * kepatuhan Crosstabulation kepatuhan patuh pekerjaan tidak bekerja Count 17 24 29.2% 70.8% 100.0% 1 0 1 100.0% .0% 100.0% 2 2 4 50.0% 50.0% 100.0% 0 1 1 .0% 100.0% 100.0% 10 20 30 33.3% 66.7% 100.0% Count % within pekerjaan PNS/pegawai Count % within pekerjaan lain-lain Count % within pekerjaan Total Total 7 % within pekerjaan wiraswasta tidak patuh Count % within pekerjaan paritas ibu hamil * kepatuhan minum tabket besi Crosstabulation kepatuhan minum tabket besi patuh paritas ibu hamil nulipara Count % within paritas ibu hamil primipara Count % within paritas ibu hamil multipara Count % within paritas ibu hamil Total Count % within paritas ibu hamil tidak patuh Total 3 5 8 37.5% 62.5% 100.0% 4 4 8 50.0% 50.0% 100.0% 3 10 13 23.1% 76.9% 100.0% 10 19 29 34.5% 65.5% 100.0% Efek Samping Setelah Minum Muntah Mual Diare Tinja Hitam 2. 3. 1. Tablet besi efektif di serap didalam tubuh bila diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. 2. Tablet besi harus diminum dengan segelas air putih atau jus buah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi. 3. Jangan menggerus atau mengunyah tablet besi, 4. Hindari penggunaan obat antasid, kopi, teh, produk susu, telur , atau roti gandum dalam satu jam sebelum dan 2 jam setelah minum tablet besi. Karena dapat menghambat penyerapan zat besi. 5. Bila ada dosis yang terlupa, segera minum disaat ingat dalam waktu 12 jam, bila tidak kembali ke dalam dosis reguler (1 tablet/hari). Jangan menggandakan dosis 6. Setelah minum tablet besi, tinja dapat berubah menjadi hijau tua atau hitam, namun perubahan tersebut tidak berbahaya. 7. Jangan lupa untuk selalu mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi. 8. Obat ini harus disimpan dalam wadah aslinya yang tahan dan dijauhkan dari jangkauan anakanak. Susah BAB Nyeri Ulu Hati Cara Atasi Efek 1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Jika ibu mangalami mual atau muntah, tablet besi bisa diminum 2 jam setelah makan atau diminum sebelum tidur malam. Jika terjadi iritasi lambung atau perasaan kurang nyaman pada lambung, minum tablet besi bersama makanan. Selain itu, untuk mengurangi rasa mual, tablet besi bisa diminum bersama jus buah yang mengandung vitamin C. DETI DWI LESTARI 089675216355 PENGKONSUMSIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA APA ITU TABLET BESI ? Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil Tablet besi (Fe) adalah tablet tambah darah (TTD) yang mengandung zat besi dan asam folat Ibu hamil memerlukan 3,5 mg-4mg zat besi per hari. Jumlah tersebut setara dengan 1 tablet besi/hari. Dampak Kekurangan Tablet Besi Kekurangan zat besi dalam tubuh menjadi penyebab ibu hamil mengalami anemia pada kehamilan Manfaat Tablet Besi !!! Pada masa kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) sehingga terjadi penurunan hemoglobin. Kebutuhan zat besi meningkat. Zat besi bermanfaat untuk meningkatkan produksi sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin serta plasenta. Perdarahan saat kehamilan Ketuban pecah dini Hambatan tumbuh Persalinan kembang janin prematur Muntah berlebihan Keguguran Waktu dan Cara Minum Tablet Besi Komposisi tablet besi Suplemen besi: 30-60 mg unsur besi Asam folat: 250 mg Frekuensi 1 tablet/hari Diminum setiap hari Selama kehamilan. tablet besi dan asam folat harus dimulai sedini mungkin Lama waktu Kelompok sasaran Semua wanita hamil, baik remaja maupun dewasa Waktu penggunaan Tablet besi sebaiknya diminum 1 jam sebelum makan , namun apabila timbul keluhan (mual, kram perut) table besi diminum setelah makan