PEMANFAATAN KOMPOS KOTORAN SAPI

advertisement
Volume 15, Nomor 1, Hal. 47-52
Januari – Juni 2013
ISSN:0852-8349
PEMANFAATAN KOMPOS KOTORAN SAPI DAN ARA SUNGSANG
UNTUK MENURUNKAN KEPADATAN ULTISOL
Heri Junedi, Itang Ahmad Mahbub, Zurhalena
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo – Darat 36361
email:heri [email protected]
ABSTRACT
The Effect of compost made by cow manure and Israel grass on soil penetration
resistance of Ultisol (Heri Junedi, Itang Ahmad Mahbub, Zurhalena). The aim of this
research was to study the effect of compost made by cow manure and Israel grass on
soil penetration resistance of Ultisol. The experiment was carried out at Experimental
Field of Agricultural Faculty, University of Jambi, Mendalo Darat Jambi, from May
to November 2012. The treatments were arranged in a randomly blocked design
consisting of, control (no compost), 5 ton ha-1 compost, 10 ton ha-1 compost, 15 ton
ha-1 compost, and 20 ton ha-1 compost. The result of study showed that compost can
significantly decrease soil penetration resistance of Ultisol. The higher compost
dosage, the lower soil penetration resistance.
Keywords: compost, soil penetration resistance, Ultisol
PENDAHULUAN
Ultisol adalah salah satu ordo tanah
marjinal yang memiliki potensi yang
cukup besar untuk dimanfaatkan untuk
pertanian di Provinsi Jambi karena
luasnya yang mencapai 2.272.725 ha
atau 44,56% dari luas Provinsi Jambi
(BPN Provinsi Jambi, 2007). Namun
dalam pemanfaatannya tanah ini
mempunyai beberapa kendala sifat
fisika dan kimia yang kurang
mendukung
untuk
pertumbuhan
tanaman terutama untuk tanaman
pangan.
Kendala dari aspek fisika tanah
yaitu kemantapan dan daya pegang air
rendah serta permeabilitas yang
lambat. Kemantapan agregat yang
rendah pada gilirannya menyebabkan
tanah mudah hancur bila terkena
pukulan butir air hujan. Partikelpartikel
yang
hancur
akan
mengakibatkan Ultisol menjadi mudah
padat. Tanah yang padat mempunyai
porositas yang rendah sehingga
infiltrasi dan perkolasi rendah,
akibatnya aliran permukaan meningkat
dan akan terjadi erosi.
Salah
satu
upaya
untuk
mengendalikan kepadatan tanah adalah
dengan pemberian bahan organik.
Pemberian bahan organik tidak hanya
meningkatkan unsur hara dan aktivitas
mikroorganisme dalam tanah tetapi
juga memegang peranan penting dalam
47
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
memperbaiki sifat fisik tanah (Sudirja,
2006). Menurut Gaur (1980) peran
bahan organik terhadap sifat fisik
tanah ialah merangsang granulasi,
memperbaiki aerasi tanah, dan
meningkatkan kemampuan menahan
air. Pemberian bahan organik seperti
kompos akan mampu memperbaiki
struktur tanah sehingga tanah menjadi
gembur.
Penggunaan kompos sebagai pupuk
sangat baik karena dapat memberikan
beberapa manfaat yaitu menyediakan
unsur hara mikro bagi tanaman,
menggemburkan tanah, memperbaiki
stuktur tanah, meningkatkan porositas,
aerasi dan komposisi mikroorganisme
tanah, meningkatkan daya ikat tanah
terhadap air serta memudahkan
pertumbuhan
akar
tanaman
(Murbandono,
2007).
Menurut
Prihandini dan Teguh (2007), kompos
mampu memperbaiki kerusakan sifat
fisik berupa struktur tanah akibat
pemakaian pupuk anorganik pada
tanah secara berlebihan dalam jangka
waktu lama. Hasil penelitian Kalay
dan Wijayanti (2010) menunjukkan
bahwa pemberian kompos bokelas
(kompos berbahan utama ampas sagu)
dengan takaran 7 kg per petak
memberi pengaruh terhadap kepadatan
tanah. Penelitian lain oleh Agustina
(2007), dengan pemberian 30 ton
kompos ha-1 mampu menurunkan berat
isi tanah dan meningkatkan porositas
total tanah. Hal ini artinya kompos
akan mampu menurunkan kepadatan
tanah. Bermacam bahan berupa pupuk
kandang dan pupuk hijau bisa
dijadikan kompos. Kompos kotoran
sapi yang dicampur dengan ara
sungsang adalah salah satu alternatif
yang bisa dipilih. Kotoran sapi dan ara
50
sungsang banyak tersedia di Jambi
yang belum banyak dimanfaatkan.
Dengan
memanfaatkan
kedua
bahan ini maka diharapkan tidak hanya
akan mampu memberikan sumbangan
untuk menjaga lingkungan karena
kotoran sapi yang tidak dimanfaatkan
dan mengatasi permasalahan gulma di
perkebuan
tetapi
juga
akan
menurunkan kepadatan tanah sehingga
infiltrasi tanah bisa ditingkatkan dan
bahaya erosi dapat ditekan. Hasil
penelitian
Wiskandar
(2001)
menunjukkan bahwa pupuk kandang
sapi dapat meningkatkan total ruang
pori dan menurunkan bobot volume
tanah. Sedangkan penelitian Ridwan
dan Jamin (1994) menunjukkan bahwa
pemberian pupuk kandang mampu
meningkatkan kemantapan agregat
tanah dan meningkatkan hasil tanaman
jagung. Hasil penelitian tentang
manfaat ara sungsang terhadap tanah
belum banyak diketahui. Penelitian
Islamiyah (2010) menunjukkan bahwa
pemberian ara sungsang mampu
meningkatkan
kandungan
bahan
organik tanah. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Pasaribu (2012)
menunjukkan bahwa ara sungsang
mampu meningkatkan permeabilitas
tanah.
Bertitik tolak dari uraian diatas,
maka tulisan ini bertujuan untuk
mempelajari pengaruh kompos kotoran
sapi dan ara sungsang terhadap
penurunan pemadatan Ultisol.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kebun
Percobaan
Fakultas
Pertanian
Universitas Jambi dari bulan Mei
hingga bulan Nopember 2012.
Heri Junedi., dkk: Pemanfaatan Kompos Kotoran Sapid an Ara Sungsang Untuk
Menurunkan Kepadatan Ultisol
Penelitian
ini
menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dengan 5
perlakuan (tanpa kompos, kompos 5
ton ha-1, kompos 10 ton ha-1, kompos
15 ton ha-1, dan kompos 20 ton ha-1)
dan 4 kelompok. Ukuran petakan
untuk setiap perlakuan 3 m x 2 m
dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm.
Variabel yang diamati berupa variabel
tanah (C-organik, bobot volume,
porositas, ketahanan penetrasi, dan
kadar air). Data dianalisis secara
statistik dengan sidik ragam pada taraf
kepercayaan 95 % (α = 5%).
Perbedaan antar perlakuan diuji
dengan uji Beda Jarak Nyata Duncan
(BJND) pada taraf kepercayaan 95 %.
segera tersedia bagi tanaman saat
diaplikasikan ke dalam tanah.
Hasil Analisis Tanah sebelum
Perlakuan
Hasil analisis tanah ordo Ultisol di
kebun percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi sebelum perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Kandungan Hara
Kompos
Hasil analisis kandungan kompos
yang digunakan untuk penelitian ini
tertera pada
Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 menunjukkan bahwa
kandungan
Carbon kompos kotoran
sapi dan Ara Sungsang ini cukup
tinggi sehingga diharapkan akan
memperbaiki sifat kimia tanah dan
meningkatkan hasil kacang tanah.
Rasio C dan N dari kompos cukup
rendah sehingga diharapkan akan
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanah
lokasi penelitian di Kebun Percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
memiliki kandungan bahan organik
dan Nitrogen total termasuk kriteria
rendah. Tekstur tanah pada lahan
penelitian ini adalah Liat berpasir.
Penambahan amelioran berupa
kompos campuran antara kotoran sapi
dan tumbuhan gulma Ara Sungsang
dengan perbandingan 1:1, diharapkan
akan mampu menurunkan kepadatan
tanah.
Ketahanan Penetrasi Tanah
Secara kuantitatif, kepadatan tanah
dapat diukur melalui kekerasan tanah
yang ditandai oleh kondisi ketahanan
penetrasi tanah dan bobot volume
tanah yang tinggi serta total ruang pori
yang rendah.
Hasil pengamatan penetrasi tanah
dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengamatan penetrasi tanah dilakukan
mulai 4 minggu sampai 10 minggu
setelah inkubasi.
49
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Gambar 1 menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan ketahanan
penetrasi tanah setiap minggu dari
minggu keempat hingga minggu
ketujuh. Minggu ketujuh terjadi
peningkatan ketahanan penetrasi tanah
yang cukup tinggi. Hal ini diduga
selain dengan berjalannya waktu tanah
semakin padat juga diduga diakibatkan
karena rata-rata kadar air yang rendah
(24,24 %) dibandingkan dengan
minggu-minggu sebelumnya.
Minggu
kedelapan
terjadi
penurunan ketahanan penetrasi tanah.
Penurunan ini diduga akibat tingginya
rata-rata kadar air tanah (27,73 %).
Ketahanan penetrasi tanah pada
minggu kesembilan dan kesepuluh
relatif tidak terjadi perubahan. Hal ini
diduga akibat tingginya kadar air
tanah. Kadar air tanah pada minggu
kesepuluh adalah 28,52 %.
Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa pemberian kompos kotoran sapi
dan
ara sungsang pada minggu
kesepuluh berpengaruh sangat nyata
terhadap ketahanan penetrasi tanah.
Hasil uji lanjut dengan uji Beda
Jarak Nyata Duncan ketahanan
penetrasi
tanah
pada
minggu
kedelapan tertera pada Tabel 3.
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai
ketahanan penetrasi tanah berbeda
antar perlakuan. Semakin tinggi
takaran kompos yang ditambahkan ke
50
dalam tanah semakin rendah ketahanan
penetrasi tanah. Berbedanya nilai
ketahanan
penetrasi
tanah
menunjukkan berbedanya kepadatan
tanah. Makin padat tanah, maka
ketahanan penetrasi tanah akan
meningkat
sehingga
diperlukan
kekuatan akar lebih besar untuk
menembus
tanah,
akibatnya
pertumbuhan akar akan sedikit.
Ketahanan penetrasi tanah tertinggi
terjadi pada perlakuan tanpa kompos.
Hal ini diduga akibat rendahnya
kandungan bahan organik dalam tanah.
Sebaliknya
dengan
penambahan
kompos
mampu
menurunkan
kepadatan tanah yang tergambar dari
lebih rendahnya nilai ketahanan
penetrasi tanah.
Ketahanan penetrasi tanah semakin
rendah dengan semakin tingginya
takaran penambahan kompos ke dalam
tanah.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini
adalah:
1. Penambahan kompos kotoran
sapi dan Ara Sungsang mampu
menurunkan kepadatan tanah
2. Semakin tinggi takaran kompos
yang diberikan ke dalam tanah
semakin rendah kepadatan
tanah atau semakin sarang
tanah.
Heri Junedi., dkk: Pemanfaatan Kompos Kotoran Sapid an Ara Sungsang Untuk
Menurunkan Kepadatan Ultisol
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Jambi. 2007. Data Luas dan
Jenis Tanah di Provinsi Jambi.
Data Pertanian Tanaman Pangan
dan Holtikultura. Pemerintah
Provinsi Jambi. Dinas Pertanian
Tanaman Pangan. Jambi.
Islammiyah.
2011.
Penggunaan
Asystasia Gangetica (L.) T.
Anderson Sebagai Pupuk Hijau
Untuk Memperbaiki Beberapa
Sifat Kimia Ultisol dan Hasil
Kedelai (Glycine Max (L.)
Merill). Skripsi. Universitas
Jambi,
Jambi
(tidak
dipublikasikan)
Murbandono.
2007.
Membuat
Kompos. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Pasaribu, F. 2012. Pemanfaatan Ara
Sungsang (Asystasia Gangetica
(L). T. Anderson) Untuk
Memperbaiki
Permeabilitas
Ultisol Dan Hasil Kacang
Tanah (Arachis Hypogaen) L.
Merr).
Skripsi.
Universitas
Jambi,
Jambi
(tidak
dipublikasikan)
Prihandini dan Teguh. 2007. Laporan
Akhir Penelitian Teknologi
Pengelolaan Hara pada Budidaya
Pertanian Organik. Laporan
Bagian
Proyek
Penelitian
Sumberdaya
Tanah
Proyek
Pengkejian Teknologi Pertanian
Partisipatif.
Wiskandar. 2001. Ameliorasi Sifat
Fisik Tanah di Lahan Kritis yang
Telah diteras dengan Pemberian
Pupuk Kandang Sapi. Jurnal
Agronomi Universitas Jambi.
No.5 Tahun 2001. Fakultas
Pertanian Universitas Jambi. Hal
: 7-14.
49
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
50
Heri Junedi., dkk: Pemanfaatan Kompos Kotoran Sapid an Ara Sungsang Untuk
Menurunkan Kepadatan Ultisol
49
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
50
Download