PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK

advertisement
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD JOGJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan GunaMemenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Strata 2 Manajemen Rumah Sakit
RHISA OVIANI
20151030045
MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD JOGJA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
RHISA OVIANI
20151030045
Pembimbing I,
Dr. Susanto,M.S
Tanggal …………………………….
Pembimbing II,
dr. Mahendro Prasetyo Kusumo, MMR
Tanggal ……………………………
ii
INTISARI
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD JOGJA
Rhisa Oviani1, Mahendro Prasetyo1, Susanto1
1
Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Latar Belakang: Komunikasi terapeutik yang terjadi di Instalasi Gawat Darurat
masih belum berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan di Instalasi Gawat Darurat
lebih mengutamakan tindakan kegawatdaruratan, akan tetapi tindakan saja belum
tentu dapat meningkatkan kepuasan pasien secara optimal. Komunikasi terapeutik
merupakan komunikasi yang bertujuan untuk menjalin hubungan antara pasien
dan perawat serta mengevaluasi komunikasi perawat terhadap pasien.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik perawat
terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 140 responden. Alat penelitian yang
digunakan adalah kuesioner. Analisis data dengan menggunakan uji regresi linier
ganda
Hasil dan Pembahasan: Komunikasi terapeutik yang di teliti ada 3 tahap yang
terdiri dari tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi. Hasil uji analisis pada
3 tahap komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Jogja sangat signifikan. Diantara 3 tahap komunikasi terapeutik
yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Jogja adalah tahap terminasi.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan Komunikasi Terapeutik Perawat
terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja. Dengan tahap
komunikasi terapeutik yang paling berpengaruh adalah Tahap Terminasi.
Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien
iii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF NURSE THERAPEUTIC COMMUNICATION TO
PATIENT’S SATISFACTION IN EMERGENCY ROOM HOSPITAL
YOGYAKARTA
Rhisa Oviani1, Mahendro Prasetyo1, Susanto1
1
Hospital Management of Study Program, Magister Program,
Muhammadiyah University of Yogyakarta
Background: Therapeutic communication is occurring still not going well
in emergency room because in emergency room prefer emergency measure, but
the act of course not necessarily can improve patient’s satisfaction optimally.
Therapeuticcommunication is aimed between patients and nurse and then
evaluated communication nurse to the patient.
Research Purpose: To know influence of nurse therapeutic communication
to patient’s satisfaction in emergency room hospital Yogyakarta
Methods: The research is quantitative with the approach cross sectional.
Sample is 140 respondents. Research tool used was a questionnaire. Analysis of
the data using linear regression double test.
Results and Discussion: Therapeutic communication is three the consisting
of the orientation stage, work stage and termination stage. Analisys result on
therapeutic communication stage is patient’ssatisfaction in emergency room very
significant. Among the three stage of therapeutic communication that most
influence on patient satisfaction in emergency room hospital Yogyakarta is the
termination stage.
Conclusions: These are significant influence nurse therapeutic
communication with patient’s satisfaction in emergency room hospital
yogyakarta. The most influential to therapeutic communication is termination
stage.
Keywords: Therapeutic Communication, Patient’s Satisfaction
iv
teknik yang belum diterapkan oleh perawat
PENDAHULUAN
Komunikasi terapeutik yang terjadi
dalam memberikan asuhan keperawatan.
di Instalasi Gawat Darurat masih belum
Hal ini mungkin dikarenakan durasi
berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan
perawatan di Instalasi Gawat Darurat yang
di
lebih
cukup singkat, sehingga kesan tidak baik
mengutamakantindakan kegawatdaruratan,
maupun baik, yang telah disampaikan
akan tetapi tindakan saja belum tentu dapat
pasien merupakan hal wajar. Akan tetapi,
meningkatkan kepuasan pasien secara
dari pihak perawat harus memperbaiki apa
optimal.
yang sudah ada, dengan merefresing
Instalasi
Gawat
Darurat
Kepuasan pasien dipengaruhi oleh
kembali
teori
komunikasi
terapeutik,
beberapa faktor yaitu: faktor kompetensi,
persiapan diri dari rumah untuk benar-
keterjangkauan, faktor seputar lingkungan
benar siap bekerja melayani di rumah
rumah
sakit. 5
sakit,
faktor
sistem,
faktor
kelembutan, faktor kelembutan, faktor
Berdasarkan hasil survei awal yang
kenyamanan dan keistimewaan serta faktor
dilakukan sebelum penelitian pada bulan
waktu pelayanan.
1
Juli 2015 di Instalasi Gawat Darurat
Komunikasi terapeutik merupakan
RSUD Jogja kepada 25 pasien dengan
sarana bagi perawat dalam menjalin
metode wawancara, 17 pasien mengatakan
hubungan
dapat
kurang puas dengan komunikasi terapeutik
meningkatkan kepuasan pasien, sehingga
yang dilakukan oleh perawat, pasien
dapat meningkatkan citra yang baik untuk
menyatakan lambatnya penanganan di
tenaga
Instalasi Gawat Darurat dan tidak ada
saling
kesehatan
percaya
dan
khususnya
keperawatan.2
Komunikasi
memiliki
tahapan
4
profesi
terapeutik
yaitu
pemberitahuan
sebelumnya
tentang
tahap
keterlambatan penanganan medis serta
prainteraksi, tahap orientasi, tahap kerja
kurangnya informasi tentang penyakit
dan tahap terminasi.3
yang diderita oleh pasien, tindakan medis
Komunikasi terapeutik pada ruang
jarang disertai penjelasan terlebih dahulu.
Instalasi Gawat Darurat berbeda dengan
Hal ini sesuai dengan hasil survei awal
komunikasi yang terjadi dibangsal karena
yang dilakukan sebelum penelitian pada
di
bulan Juli 2015 kepada 12 orang perawat
Instalasi
Gawat
Darurat
lebih
memfokuskan pada tindakan yang akan
di
dilakukan sehingga dalam pelaksanaan
menyatakan
komunikasi terapeutik sangat kurang.
4
Ditinjau dari segi teori masih banyak
Instalasi
Gawat
bahwa
Darurat
yang
pelaksanaan
komunikasi terapeutik belum berjalan
dengan baik.
2
Hal ini dikarenakan jumlah pasien
terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi
yang banyak datang ke Instalasi Gawat
Darurat
dalam
satu
waktu
sehingga
Gawat Darurat RSUD Jogja?
3.
Bagaimana
Pengaruh
membuat perawat lebih mengutamakan
Terapeutik
Perawat
kondisi klinis pasien yang dalam keadaan
Terminasi terhadap Kepuasan Pasien
darurat.
di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Dari data diatas, muncul masalah
yang mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian
dengan
judul
Pengaruh
Komunikasi
pada
Tahap
Jogja?
4.
Manakah
Tahapan
Terapeutik
Perawat
Komunikasi
yang
Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap
berpengaruh
Kepuasan
Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja?
Pasien
di
Instalasi
Gawat
Darurat RSUD Jogja. Adanya penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan
Kepuasan
paling
Pasien
di
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
dan meningkatkan kemampuan peneliti
kuantitatif
dalam mengimplementasikan ilmu dan
sectional. Subjek dalam penelitian ini
pengetahuan
adalah perawat di pelayanan Instalasi
yang
diperoleh
pada
perkuliahan ke dalam suatu penelitian.
Sebagai bahan masukan bagi RSUD
Jogja
dalam
penerapan
dengan
pendekatan
cross
Gawat Darurat RSUD Jogja dan objek
pada penelitian ini adalah pasien Instalasi
komunikasi
Gawat Darurat RSUD Jogja. Populasi
terapeutik kepada pasien sehingga dapat
dalam penelitian ini adalah pasien di
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja
serta tenaga kesehatan yang bertugas di
dengan jumlah populasi selama 3 hari.
Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja
Pemilihan sampel pada penelitian ini
mampu
menggunakan
mengaplikasikan
komunikasi
terapeutik dengan baik.
adalah :
2.
simple
random
sampling.
Peumusan masalah pada penelitian ini
1.
desain
Penentuan
jumlah
sampel
dari
populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5
Bagaimana
Pengaruh
Terapeutik
Perawat
Komunikasi
Tahap
Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja
Orientasi, terhadap Kepuasan Pasien
selama 3 hari sebanyak 210 responden.
di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Dalam penelitian ini didapatkan sampel
Jogja?
dengan
Bagaimana
Pengaruh
pada
%. Untuk jumlah populasi pasien di
kesalahan
5%
pertiga
hari
Komunikasi
sebanyak 140 orang. Tempat penelitian di
Terapeutik Perawat pada Tahap Kerja
Instalasi Gawat Darurat di RSUD Jogja
3
dan dilaksanakan bulan Mei - Agustus
HASIL
2016.
1. Profil Rumah Sakit
Variabel bebas adalah komunikasi
RSUD
Kota
Yogyakarta
atau
yang
terapeutik yang dilakukan perawat di
terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja
RSUD Jogja yang terdiri dari tahap
adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta
orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi
yang berada di ujung Selatan Kota
sedangkan variabel
Yogyakarta.
tergantung
adalah
Berdasarkan SK Menteri
kepuasan pasien yang dinilai oleh pasien
KesehatanRI Nomor HK0203/I/0233/2014
secara
menjadi rumah sakit tipe B Pendidikan.
langsung.
menggunakan
terdahulung
Penelitian
instrument
telah
di
ini
penelitian
validitas
dan
Dari
segi
memiliki
pelayanan,
12
jenis
RSUD
Jogja
pelayanan
yang
reliabilitas oleh Anis M 2011 yang
meliputi: Administrasi dan Manajemen,
berjudul
Pelayanan
“Pengaruh
Pelaksanaan
Medik,
Pelayanan
Gawat
Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap
Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam
Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD dr
Medis, Farmasi, Keselamatan Kesehatan
Soebandi Jember”.
6
Kerja, Radiologi, Laboratorium, Kamar
Sebelum dilakukan analisis data,
Operasi, Pengendalian infeksi di Rumah
dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu
Sakit dan Perinatal resiko infeksi.
uji normalitas dengan uji linieritas. Uji
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
normalitas bertujuan untuk mengetahui
Instrument Penelitian
data yang digunakan berdistribusi normal
a. Untuk uji validitas yang dilakukan
atau tidak. Data berupa data parametriks
oleh
yang
menggunakan 30 responden yang
dapat
di
analisis
jika
data
berdistribusi normal. Untuk uji linieritas
berfungsi untuk mengetahui apa garis
regresi antara X (variabel bebas) dengan Y
(variabel tergantung) membentuk garis
linier
maka
analisis
regresi
dapat
dilakukan.7 Analisis data menggunakan uji
regresi linear ganda dengan uji statiknya
terdiri dari uji koefisiensi determinasi (R2),
uji statistik F dan uji statistik t.
penelitian
terdahulu
dibagi setiap tahapan yaitu:
Tabel 1.
Uji Validitas pada Tahap Orientasi
Tahap Orientasi
No item r hitung (Penelitian )
1
0.9714
2
0.855
3
0.855
4
0.8847
5
0.9643
6
0.8137
7
0.9229
8
0.8367
9
0.8503
4
10
0.8503
11
0.9353
12
0.8367
13
0.7649
14
0.8172
Pada tabel 1. Hasil uji validitas pada
penelitian terdahulu terdapat nilai r
rhitung > r tabel setiap item pernyataan
tahap kerja dikatakan valid.
Tabel 3.
Uji Validitas pada Tahap Terminasi
No item
1
2
3
4
tabel sebesar 0.361, sehingga dapat
disimpulkan r hitung > r tabel setiap
item
pernyataan
tahap
orientasi
Tahap Terminasi
r hitung (Penelitian)
0.943
0.8193
0.8847
0.7761
dikatakan valid.
Tabel 2.
Pada tabel 3. Hasil uji validitas pada
Uji Validitas pada Tahap Kerja
penelitian terdahulu terdapat nilai r
Tahap Kerja
tabel sebesar 0.361, sehingga dapat
No item
r hitung (Penelitian)
disimpulkan r hitung > r tabel setiap
1
0.7761
item pernyataan tahap terminasi di
2
0.8172
katakan valid.
3
0.8137
b. Untuk uji reliabilitas yang dilakukan
4
0.9229
5
0.9353
6
0.9353
7
0.8584
8
0.8503
9
0.9685
10
0.8193
11
0.9643
12
0.9643
13
0.9714
14
0.855
pernyataan tersebut reliabel sehingga
15
0.9714
dapat digunakan pada penelitian.
oleh
penelitian
terdahulu
dibagi
setiap tahapan yaitu:
Tabel. 4
Uji Reliabel
Alpha
Variabel
Cronbach Keterangan
Tahap Orientasi
0.8051 Reliabel
Tahap Kerja
0.8416 Reliabel
Tahap Terminasi
0.6674 Reliabel
Tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh
variabel
mempunyai
nilai
Alpha
Cronbach > 0,6. Hal ini berarti,
Pada tabel 2 Hasil uji validitas pada
penelitian terdahulu terdapat nilai r tabel
sebesar 0.361, sehingga dapat disimpulkan
5
3. Gambaran Responden Penelitian
a. Jenis Kelamin Responden
Total
responden
yang
jenis kelamin pria berjumlah 71
dengan
sebesar 49.28%.
diteliti
sebanyak 140 responden, dengan
responden
69 responden dengan persentase
persentase
sebesar 50.71% sedangkan yang
berjenis kelamin wanita berjumlah
b. Usia Responden
Tabel 5.
Jenis Kelamin Responden
Presentase
Jenis Kelamin
Jumlah
(%)
Pria
71
50.71%
Wanita
69
49. 28%
Total
140
100 %
48 responden dengan persentase
Usia responden dalam penelitian
34.28
ini terbagi menjadi 4 kelompok
kelompok dengan rentang usia 26-
yaitu 18-25 tahun, 26-35 tahun, 36-
35
45 tahun, 46-55 tahun. Untuk
responden terendah yaitu sebesar
kelompok dengan rentang usia 46-
31 responden dengan persentase
55
17.14 %.
tahun
memiliki
jumlah
%.
tahun
Sedangkan
memiliki
untuk
jumlah
responden tertinggi yaitu sebesar
Tabel 6. Usia Responden
Usia Responden
18-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
Total
Jumlah
31
24
37
48
140
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan
Presentasi (%)
22.14%
17.14%
26.42%
34.28%
100%
72 responden dengan persentase
responden
51.42%
sedangkan
yang ada dalam penelitian ini
dengan
terbagi menjadi 6 kelompok yaitu
kelompok
kelompok tidak sekolah, SD, SMP,
pendidikan tidak sekolah dan Strata
SMA, Diploma, Strata 1 dan Strata
2 sebanyak 1 responden dengan
2. Untuk kelompok dengan jumlah
persentase 0.71 %.
jumlah
kelompok
terendah
dengan
yaitu
tingkat
tertinggi yaitu kelompok dengan
tingkat pendidikan SMA sebanyak
6
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Presentasi (%)
Tidak Sekolah
1
0.71%
SD
12
8.57%
SMP
29
20.71%
SMA
72
51.42%
Diploma
11
7.85%
Strata 1
14
10%
Strata 2
1
0.71%
Total
140
100 %
yang
4. Komunikasi Terapeutik
a. Tahap Orientasi
tertinggi
dalam
menilai
Komunikasi Terapeutik Perawat pada
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa
Tahap Terminasi memilih “sering”
dari 140 responden didapat hasil
dengan jumlah 51 responden dengan
yang
persentase
tertinggi
dalam
menilai
36.43%
terhadap
Komunikasi Terapeutik Perawat pada
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat
Tahap Orientasi memilih “sering”
Darurat RSUD Jogja.
dengan jumlah 57 responden dengan
persentase
40.17%
terhadap
5. Kepuasan Pasien
a.
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Jogja.
Kepuasan
Pasien
pada
Tahap
Orientasi
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa
b. Tahap Kerja
dari 140 responden didapat hasil yang
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa
terbanyak
dari 140 responden didapat hasil
Komunikasi Terapeutik pada Tahap
yang
Orientasi
tertinggi
dalam
menilai
Kepuasan
memilih
Pasien
“puas”
pada
dengan
Komunikasi Terapeutik Perawat pada
jumlah 47 responden dengan persentase
Tahap Kerja memilih “ragu-ragu”
33.57% di Instalasi Gawat Darurat
dengan jumlah 47 responden dengan
RSUD Jogja.
persentase
b.
33.57%
terhadap
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Jogja.
c. Tahap Terminasi
Kepuasan
Pasien
pada
Tahap
Kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa
dari 140 responden didapat hasil yang
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa
terbanyak
Kepuasan
Pasien
pada
dari 140 responden didapat hasil
Komunikasi Terapeutik pada Tahap
7
Kerja memilih “puas” dengan jumlah 75
Komunikasi Terapeutik pada Tahap
responden dengan persentase 53.57% di
Terminasi
Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja.
responden dengan persentase 48.57% di
c.
Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja.
Kepuasan
Pasien
pada
Tahap
memilih
“puas”
68
Terminasi
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa
6. Uji Prasyarat Analisis
dari 140 responden didapat hasil yang
terbanyak
Kepuasan
Pasien
a. Uji Normalitas
pada
Tabel 8. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
140
Normal
Mean
.0000000
Parametersa
Std. Deviation
1.60791486
Most Extreme
Absolute
.113
Differences
Positive
.068
Negative
-.113
Kolmogorov-Smirnov Z
1.333
Asymp. Sig. (2-tailed)
.057
Pada
penelitian
peneliti
terdistribusi normal karena sig > 0.05.
normality
Oleh karena itu dapat disimpulkan
Kolmogorov-Smirnov karena jumlah
bahwa semua data yang digunakan
sampel > 50 sampel, dengan hasil Sig
memenuhi asumsi normalitas, sehingga
(0.057)
syarat regresi terpenuhi.
menggunakan
dan
test
dapat
ini
dikatakan
b. Uji Linieritas
Tabel 9. Uji Linieritas
Variabel
F hitung
F tabel
P
Keterangan
X1 --> Y
1.142
1.54
0.299 Linier
X2 --> Y
1.187
1.54
0.259 Linier
X3 --> Y
1.759
1.54
0.052 Linier
Hasil uji linieritas pada tabel 9.
tabel) dengan taraf signifikansi yang
dapat diketahui bahwa nilai F hitung
lebih besar dari 0.05 (p< 0.05), hal ini
pada semua variabel penelitian lebih
menunjukkan bahwa semua variabel
kecil daripada nilai F tabel (Fhitung <F
penelitian ini linier.
8
7. Pengujian Hipotesis
a. Koefisiensi Determinasi (R2)
Tabel 10. Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.736a
.541
.531
1.62555
a. Predictors: (Constant), terminasi, kerja, orientasi
Berdasarkan tabel 10. diperoleh
kenyamanan dan keistimewaan serta
nilai R Squared 0.531. Hal ini
faktor waktu pelayanan.
menunjukkan persentasi pengaruh
komunikasi
terhadap
Instalasi
terapeutik
kepuasan
Gawat
Faktor
perawat
pasien
Darurat
lainnya
mempengaruhi
yang
kepuasan
juga
pasien
di
adalah komunikasi terapeutik yang
RSUD
dilakukan oleh perawat. Tingkat
Jogja menunjukkan hasil sebesar
kepuasan
53.1 %.Sedangkan sisanya sebesar
penilaian pasien terhadap pelayanan
46.9% dapat dipengaruhi oleh faktor
kesehatan, tujuannya agar respon
lain untuk kepuasan pasien seperti
komprehensif
faktor kompetensi, keterjangkauan,
dihasilkan dari harapan sebelumnya
faktor
dapat dilihat serta hasil pengobatan
ambience,
faktor
faktor
kelembutan,
sistem,
faktor
yang
pasien
diperoleh
terdiri
pelayanan
setelah
dari
yang
adanya
pelayanan kesehatan. 8.
b. Uji Statistik F
Tabel 11 Uji Statistik F
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
424.424
3
Residual
359.369
136
Total
783.793
139
F
141.475 53.540
Sig.
.000a
2.642
a. Predictors: (Constant), terminasi, kerja, orientasi
b. Dependent Variable: kepuasan
Dari hasil pengujian Tabel 11
karena F hitung > F tabel (53.540>
diperoleh nilai F hitung 53.540 dan
2.67) dengan nilai signifikansi lebih
F tabel sebesar 2.67 dengan nilai
kecil dari 0.05 (p<0.05), maka hal
signifikasi
ini berarti bahwa terdapat Pengaruh
sebesar
0.000.
Oleh
9
Komunikasi
Terapeutik
Perawat
Pasien di Instalasi Gawat Darurat
yang signifikan terhadap Kepuasan
RSUD Jogja.
c. Uji Statistik t
Tabel 12. Uji t (parsial)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
orientasi
Kerja
terminasi
1) Komunikasi
Standardized
Coefficients
B
Std. Error
-.619
.046
.060
.368
1.046
.019
.023
.057
Terapeutik
.191
.201
.469
pada
Tahap Orientasi
variabel
Sig.
-.592
2.449
2.607
6.465
Hasil uji t pada
.555
.016
.010
.000
tabel 12 untuk
variabel Komunikasi Terapeutik
hitung sebesar 2.607 dan t tabel
Komunikasi
1,977 (df=99, p=0,05) dengan
Terapeutik pada Tahap Orientasi
nilai signifikansi 0,010 karena t
didapat nilai t hitung sebesar
hitung > t tabel (2.607>1.977),
2.449 dan t tabel 1,977 (df=99,
signifikansi
p=0.05) dengan nilai signifikansi
(p<0,05) dan koefisiensi regresi
0,016 karena t hitung> t tabel
mempunyai nilai positif maka
(2.449>1.977), signifikansi lebih
hipotesis
yang
menyatakan
kecil
bahwa
”Ada
Pengaruh
0,05
(p<0,05)
dan
lebih
kecil
0.05
koefisiensi regresi mempunyai
Komunikasi Terapeutik Perawat
nilai positif maka hipotesis yang
pada
bahwa”
menyatakan
Ada
Tahap
Kerja
Kepuasan Pasien
terhadap
di Instalasi
Pengaruh Komunikasi Terapeutik
Gawat Darurat RSUD Jogja”
Perawat pada Tahap Orientasi
diterima.
terhadap Kepuasan Pasien
2)
t
pada Tahap Kerja didapat nilai t
Hasil uji t pada tabel 12.
untuk
Beta
di
3) Komunikasi
Terapeutik
pada
Instalasi Gawat Darurat RSUD
Tahap Terminasi
Jogja” diterima.
Hasil uji t pada tabel 12. untuk
Komunikasi
Tahap Kerja
Terapeutik
pada
variabel Komunikasi Terapeutik
pada Tahap Terminasi didapat
nilai t hitung sebesar 6.465 dan t
10
tabel
1,977
(df=99,
p=0,05)
b. Untuk usia responden yang paling
dengan nilai signifikansi 0,000
banyak yang mengikuti penelitian
karena t hitung> t tabel (6.465
adalah usia dengan kelompok 46-55
>1.977), signifikansi lebih kecil
tahun dengan jumlah 48 responden
0,05 (p<0,05) dan koefisiensi
dengan persentase 34.28%. Tingkat
regresi mempunyai nilai positif
kematangan
maka hipotesis yang menyatakan
seseorang
”Ada
bahwa
Pengaruh
Komunikasi Terapeutik Perawat
pada Tahap Terminasi terhadap
Kepuasan Pasien di Instalasi
atau
perkembangan
sangat
mempengaruhi
kemampuan
individu
berkomunikasi,
dalam
pembagian
9
kesembuhannya.
c. Berdasarkan
tingkat
pendidikan,
Gawat Darurat RSUD Jogja”
yang paling banyak yang mengikuti
diterima.
penelitian adalah tingkat pendidikan
PEMBAHASAN
SMA dengan jumlah 72 responden
1. Karakteristik Responden Penelitian
dengan
persentase
51.42%.
Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia
Pengetahuan sangat mempengaruhi
dan Tingkat Pendidikan
seseorang
a. Hasil
Tingkat
penelitian
menunjukkan
dalam
berkomunikasi.
pengetahuan
berkaitan
bahwa jenis kelamin yang terbanyak
dengan tingkat tinggi pendidikan
adalah pria dengan jumlah 71
seseorang. Semakin tinggi tingkat
responden
pendidikan seseorang akan semakin
dengan
persentase
50.71%. Perbedaan jenis kelamin
mudah
dalam
menerima
dan
pada pasien akan mempengaruhi
mengolah pesan yang diterima,
persepsi komunikasi antara pasien
sehingga komunikasi berjalan.10
dan perawat, seperti contoh, pasien
2. Pengaruh Komunikasi Terapeutik
wanita akan lebih nyaman dilayanin
Perawat terhadap Kepuasan Pasien
oleh
di Instalasi Gawat Darurat RSUD
perawat
perawat
wanita
lelaki
dibanding
begitu
juga
sebaliknya. Untuk wanita dalam
berkomunikasi
harus
Jogja
a. Komunikasi Terapeutik Perawat
dijelaskan
pada Tahap Orientasi terhadap
serinci mungkin sedangkan laki-laki
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat
hanya dengan tindakan sudah dapat
Darurat RSUD Jogja.
menjelaskan maksud dan tujuan
Terdapat
komunikasi tersebut.6
Terapeutik Perawat pada Tahap
Pengaruh
Komunikasi
11
Orientasi
terhadap
Kepuasan
efektif. Suasana yang bising tidak
Pasien di Instalasi Gawat Darurat
ada
RSUD Jogja dengan nilai sig 0.016
menimbulkan
(p<0.05).
ketegangan dan ketidaknyaman.
Hasil
penelitian
menunjukkan
privasi
yang
tepat
akan
kerancuan,
b. Komunikasi Terapeutik Perawat
Komunikasi Terapeutik Perawat
pada
pada
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat
Tahap
menurut
Orientasi,
penilaian
Komunikasi
yaitu
responden,
Terapeutik
Tahap
Kerja
terhadap
Darurat RSUD Jogja.
yang
Terdapat Pengaruh Komunikasi
dilakukan oleh perawat di Instalasi
Terapeutik Perawat pada Tahap
Gawat Darurat RSUD Jogja pada
Kerja terhadap Kepuasan Pasien di
Tahap Orientasi “sering” dilakukan
Instalasi Gawat Darurat RSUD
dengan
Jogja
jumlah
57
responden
dengan persentase 38,14% dengan
tingkat kepuasan pasien “puas”
dengan
jumlah 47 responden
dengan persentase 33.57% .
Dalam
memulai
dengan
nilai
sig
0.010
(p<0.05).
Hasil penelitian menunjukkan
Komunikasi Terapeutik Perawat
pada Tahap Kerja, yaitu menurut
hubungan,
penilaian responden, komunikasi
tugas utama adalah membina rasa
terapeutik yang dilakukan oleh
percaya,
dan
perawat di Instalasi Gawat Darurat
yang
RSUD Jogja pada Tahap Kerja
penerimaan
pengertian,
komunikasi
terbuka dan perumusan kontak
“ragu-ragu”
dilakukan
dengan
dengan pasien. Diharapkan pasien
jumlah
responden
dengan
berperan serta secara penuh dalam
persentase3
3.57%
tingkat
kontrak,
kepuasan pasien “puas” dengan
namun
pada
kondisi
47
tertentu, maka kontrak dilakukan
jumlah 75
sepihak
persentase 53.57 %.
dan
perawat
perlu
mengulang kontrak jika kontak
realitas pasien meningkat.
responden dengan
Tahap kerja merupakan inti dari
hubungan perawat dan pasien yang
Faktor – faktor yang dapat
terkait erat dengan pelaksanaan
mempengaruhi komunikasi salah
rencana tindakan keperawatan yang
satunya
akan dilaksanakan sesuai dengan
Lingkungan
adalah
lingkungan.
interaksi
akan
mempengaruhi komunikasi yang
tujuan yang dicapai. Meningkatkan
interaksi
sosial
dengan
cara
12
meningkatkan sikap penerimaan
RSUD Jogja dengan nilai sig 0.000
satu sama lain untuk mengatasi
(p<0.05).
kecemasan,
atau
dengan
Hasil penelitian menunjukkan
menggunakan teknik komunikasi
Komunikasi Terapeutik Perawat
terapeutik sebagai cara pemecahan
pada Tahap Terminasi , yaitu
dan
menurut
dalam
mengembangkan
penilaian
responden,
hubungan kerja sama. Tahap kerja
Komunikasi
merupakan tahap yang terpanjang
dilakukan oleh perawat di Instalasi
dalam
terapeutik
Gawat Darurat RSUD Jogja pada
perawat
Tahap Terminasi memilih “sering”
komunikasi
karena
didalamnya
dituntut
untuk
mendukung
membantu
pasien
menyampaikan
perasaan
dan
dengan
Terapeutik
jumlah
51
yang
responden
untuk
dengan persentase 36.43% dengan
dan
tingkat kepuasan pasien “puas”
pikirannya kemudian menganalisa
dengan
respon ataupun pesan komunikasi
dengan persentase 48.57%. Tahap
verbal
Terminasi
dan
non
verbal
yang
disampaikan oleh pasien.
Dalam
68
responden
merupakan
tahap
dimana perawat mendorong pasien
perawat
untuk memberikan penilaian atas
mendengarkan secara aktif dan
tujuan yang telah dicapai, agar
dengan penuh perhatian sehingga
tujuan yang dicapai adalah kondisi
mampu membantu pasien untuk
yang
mendefiniskan
memuaskan.11
sedang
tahap
jumlah
ini
masalah
dihadapi
oleh
yang
pasien,
menguntungkan
Hasil penelitian menunjukkan
mencari penyelesaian masalah dan
bahwa
mengevaluasinya.
merupakan
c. Komunikasi Terapeutik Perawat
dan
sering
Tahap
tahap
dilakukan
Terminasi
yang
perawat
dan
pada Tahap Terminasi terhadap
berpengaruh
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat
pasien di Instalasi Gawat Darurat
Darurat RSUD Jogja.
RSUD Jogja. Tahap Terminasi
Terdapat Pengaruh Komunikasi
dalam
paling
kepuasan
mendapatkan kategori yang baik
Terapeutik Perawat pada Tahap
dalam
Terminasi
Kepuasan
terapeutik oleh perawat.12 Instalasi
Pasien di Instalasi Gawat Darurat
Gawat Darurat merupakan tempat
terhadap
akan
pelaksanaan
sering
komunikasi
ditemukan
kasus
13
kegawatan
yang
mendapat
harus
segera
prasarana
pelayanan
dan
dijadikan
pelayanan
ukuran
sering
mutu
oleh
perawatlah yang selalu kontak
pelanggan namun ukuran utama
pertama dengan pasien 24 jam.
penilaian tetap sikap dan perilaku
Oleh
pelayanan
pelayanan yang ditampilkan oleh
ditingkatkan
petugas. Sikap dan perilaku yang
sebab
professional
karena
itu,
harus
pasien
gawat
darurat
baik oleh perawat sering dapat
mebutuhkan pelayanan yang cepat,
menutupi kekurangan dalam hal
tepat dan cermat dengan tujuan
sarana dan prasarana.
mendapatkan kesembuhan tanpa
Komunikasi
yang
cacat. Oleh karenanya perawat
perawat
Instalasi Gawat Darurat disamping
informasi
sangat
berpengaruh
mendapat bekal ilmu pengetahuan
terhadap
kepuasan
pasien.Hasil
keperawatan juga perlu untuk lebih
penelitian didapatkan bahwa ada
meningkatkan keterampilan yang
hubungan
spesifik
tambahan
terapeutik
perawat
penanggulangan
kepuasan
pasien.
seperti
pengetahuan
penderita gawat darurat.12
merupakan
Tingkat kepuasan merupakan
fungsi
dari
dalam
dilakukan
perbedaan
menyampaikan
antara
komunikasi
kunci
dengan
Perawat
yang
dapat
mempengaruhi kepuasan pasien,
antara
hal ini disebabkan karena seringnya
kinerja yang dirasakan dengan
interaksi antara perawat dan pasien
harapan. Apabila kinerja dibawah
selama menjalani masa perawatan.
harapan, maka pelanggan akan
sangat kecewa. Bila kinerja sesuai
SIMPULAN DAN SARAN
harapan, maka pelanggan akan
1. Simpulan
puas.
kinerja
Terdapat Pengaruh Komunikasi Terapeutik
melebihi harapan pelanggan akan
Perawat pada Tahap Orientasi, Kerja dan
sangat puas.13
Terminasi terhadap Kepuasan Pasien di
Sedangkan
Perawat
memberikan
Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja.
asuhan keperawatan tidak terlepas
Tahap Komunikasi Terapeutik Perawat
dari sikap dan perilaku dalam
yang
berkomunikasi dengan pasien yang
Kepuasan
dapat
Darurat
pasien,
dalam
bila
mempengaruhi
meskipun
kepuasan
sarana
dan
paling
mempengaruhi
Pasien
RSUD
di
Jogja
terhadap
Instalasi
Gawat
adalah
Tahap
Terminasi.
14
2. Saran
(mix method) atau metode observasi,
a. Bagi pihak manajemen rumah sakit
agar peneliti dapat mendapatkan hasil
Dengan adanya pengaruh komunikasi
penelitian yang objektif.
terapeutik perawat terhadap kepuasan
pasien di Instalasi Gawat Darurat,
maka diharapkan pihak rumah sakit
untuk
membuat
kebijakan
terkait
dengan komunikasi terapeutik yang
dimasukkan
dalam
poin
penilaian
kinerja.
Disarankan
pelatihan
untuk
mengadakan
mengenai
pentingnya
komunikasi terapeutik dan kepuasan
pasien,
yang
meningkatkan
dalam
bertujuan
untuk
kemampuan
perawat
melaksanakan
komunikasi
terapeutik. Komunikasi terapeutik yang
berjalan
dengan
baik
Jogja.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat mengadakan penelitian lanjutan
hubungan
komunikasi
terapeutik terhadap kepuasan pasien
dengan
meneliti
komunikasi
faktor
terapeutik
lain
yang
dari
dapat
memberikan pengaruh besar terhadap
kepuasan
pasien.
Bagi
peneliti
selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian
tentang
1. Leebov,Wendy,Vergare,Michal, Scott
Gail,(1990), Patient Satisfaction,PMIC
Health
Journal,
Los
Angeles,
California
2. Sutrisno,
Mulyadi,
Jiil,
2015.
Hubungan Komunikasi Terapeutik
Perawat dengan Kepuasan Pasien di
Instalasi Gawat Darurat RSUD DR.H.
CHASAN
BOESOIRE
Ternate,e
journal keperawatan. Universitas Sam
Ratulangi Manado
3. Priyoto, 2015, Komunikasi & Sikap
Empati dalam Keperawatan. Cetakan
Pertama, Graha Ilmu: Yogyakarta
4. PUSBANKES 118, 2012. Komunikasi
di Ruang Instalasi Gawat Darurat.
Jakarta : EGC.
dapat
meningkatkan mutu pelayanan RSUD
mengenai
DAFTAR PUSTAKA
komunikasi
terapeutik, dapat menggunakan desain
penelitian yang menggabungkan antara
5. Hermawan, Hadi, 2009, Persepsi
pasien
tentang
pelaksanaan
komunikasi terapeutik perawat dalam
asuhan keperawatan pada pasien di
Unit Gawat Darurat Rs. MARDI
RAHAYU KUDUS. Journal Kesehatan.
Diakses November 2009
6. Anis,
M,
2011,
Pelaksanaan
Komunikasi
Terapeutik
Perawat
terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di
RSUD dr Soebandu Jember, Journal
keperawatan. Diakses Mei 2011
7. Sugiyono, 2015, Metode penelitian
manajemen.Alfabeta, Bandung.
8. Liang & Tang, 2013, „The chinese
community patient’s life statisfication,
assesment of community medical
service and trust in Community health
delivery system health and quality of
life outcomes. Health Journal.nih.gov.
penelitian kuantitatif dan kualitatif
15
9. Lilis A, Hubungan Komunikasi
Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan
Pasien di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Journal Ilmiah, Mei,2011
10. Hanafi
I
&
Richard
S.D,
2012,„Keterampilan
komunikasi
interpersonal perawat berpengaruh
peningkatan kepuasan pasien, Journal
Keperawatan Vol 5, no 2. Diakses 29
Januari 2016.
11. Nasir, M, 2013, Hubungan Komunikasi
Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat
Kepuasan Pasien dan Keluarga Di
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Karya Tulis Ilmiah. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
12. Yulita,
Ari,
2015,
Hubungan
Komunikasi
Terapeutik
Perawat
Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien
Rawat Inap dibangsal Kelas III RSUD,
Wates Kulon Progo, Karya Tulis
Ilmiah, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
13. Meyana, Fakhirah. 2009. Hubungan
Sikap Perawat dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Inap di PKU
Muhammadiya Yogyakarta. Karya
Tulis Ilmiah.Stikes Aisyah.Yogyakarta
16
17
Download