PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD JOGJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan GunaMemenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2 Manajemen Rumah Sakit RHISA OVIANI 20151030045 MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i LEMBAR PERSETUJUAN PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD JOGJA NASKAH PUBLIKASI Oleh: RHISA OVIANI 20151030045 Pembimbing I, Dr. Susanto,M.S Tanggal ……………………………. Pembimbing II, dr. Mahendro Prasetyo Kusumo, MMR Tanggal …………………………… ii INTISARI PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD JOGJA Rhisa Oviani1, Mahendro Prasetyo1, Susanto1 1 Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Latar Belakang: Komunikasi terapeutik yang terjadi di Instalasi Gawat Darurat masih belum berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan di Instalasi Gawat Darurat lebih mengutamakan tindakan kegawatdaruratan, akan tetapi tindakan saja belum tentu dapat meningkatkan kepuasan pasien secara optimal. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang bertujuan untuk menjalin hubungan antara pasien dan perawat serta mengevaluasi komunikasi perawat terhadap pasien. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 140 responden. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dengan menggunakan uji regresi linier ganda Hasil dan Pembahasan: Komunikasi terapeutik yang di teliti ada 3 tahap yang terdiri dari tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi. Hasil uji analisis pada 3 tahap komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja sangat signifikan. Diantara 3 tahap komunikasi terapeutik yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja adalah tahap terminasi. Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja. Dengan tahap komunikasi terapeutik yang paling berpengaruh adalah Tahap Terminasi. Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien iii ABSTRACT THE INFLUENCE OF NURSE THERAPEUTIC COMMUNICATION TO PATIENT’S SATISFACTION IN EMERGENCY ROOM HOSPITAL YOGYAKARTA Rhisa Oviani1, Mahendro Prasetyo1, Susanto1 1 Hospital Management of Study Program, Magister Program, Muhammadiyah University of Yogyakarta Background: Therapeutic communication is occurring still not going well in emergency room because in emergency room prefer emergency measure, but the act of course not necessarily can improve patient’s satisfaction optimally. Therapeuticcommunication is aimed between patients and nurse and then evaluated communication nurse to the patient. Research Purpose: To know influence of nurse therapeutic communication to patient’s satisfaction in emergency room hospital Yogyakarta Methods: The research is quantitative with the approach cross sectional. Sample is 140 respondents. Research tool used was a questionnaire. Analysis of the data using linear regression double test. Results and Discussion: Therapeutic communication is three the consisting of the orientation stage, work stage and termination stage. Analisys result on therapeutic communication stage is patient’ssatisfaction in emergency room very significant. Among the three stage of therapeutic communication that most influence on patient satisfaction in emergency room hospital Yogyakarta is the termination stage. Conclusions: These are significant influence nurse therapeutic communication with patient’s satisfaction in emergency room hospital yogyakarta. The most influential to therapeutic communication is termination stage. Keywords: Therapeutic Communication, Patient’s Satisfaction iv teknik yang belum diterapkan oleh perawat PENDAHULUAN Komunikasi terapeutik yang terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan. di Instalasi Gawat Darurat masih belum Hal ini mungkin dikarenakan durasi berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan perawatan di Instalasi Gawat Darurat yang di lebih cukup singkat, sehingga kesan tidak baik mengutamakantindakan kegawatdaruratan, maupun baik, yang telah disampaikan akan tetapi tindakan saja belum tentu dapat pasien merupakan hal wajar. Akan tetapi, meningkatkan kepuasan pasien secara dari pihak perawat harus memperbaiki apa optimal. yang sudah ada, dengan merefresing Instalasi Gawat Darurat Kepuasan pasien dipengaruhi oleh kembali teori komunikasi terapeutik, beberapa faktor yaitu: faktor kompetensi, persiapan diri dari rumah untuk benar- keterjangkauan, faktor seputar lingkungan benar siap bekerja melayani di rumah rumah sakit. 5 sakit, faktor sistem, faktor kelembutan, faktor kelembutan, faktor Berdasarkan hasil survei awal yang kenyamanan dan keistimewaan serta faktor dilakukan sebelum penelitian pada bulan waktu pelayanan. 1 Juli 2015 di Instalasi Gawat Darurat Komunikasi terapeutik merupakan RSUD Jogja kepada 25 pasien dengan sarana bagi perawat dalam menjalin metode wawancara, 17 pasien mengatakan hubungan dapat kurang puas dengan komunikasi terapeutik meningkatkan kepuasan pasien, sehingga yang dilakukan oleh perawat, pasien dapat meningkatkan citra yang baik untuk menyatakan lambatnya penanganan di tenaga Instalasi Gawat Darurat dan tidak ada saling kesehatan percaya dan khususnya keperawatan.2 Komunikasi memiliki tahapan 4 profesi terapeutik yaitu pemberitahuan sebelumnya tentang tahap keterlambatan penanganan medis serta prainteraksi, tahap orientasi, tahap kerja kurangnya informasi tentang penyakit dan tahap terminasi.3 yang diderita oleh pasien, tindakan medis Komunikasi terapeutik pada ruang jarang disertai penjelasan terlebih dahulu. Instalasi Gawat Darurat berbeda dengan Hal ini sesuai dengan hasil survei awal komunikasi yang terjadi dibangsal karena yang dilakukan sebelum penelitian pada di bulan Juli 2015 kepada 12 orang perawat Instalasi Gawat Darurat lebih memfokuskan pada tindakan yang akan di dilakukan sehingga dalam pelaksanaan menyatakan komunikasi terapeutik sangat kurang. 4 Ditinjau dari segi teori masih banyak Instalasi Gawat bahwa Darurat yang pelaksanaan komunikasi terapeutik belum berjalan dengan baik. 2 Hal ini dikarenakan jumlah pasien terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi yang banyak datang ke Instalasi Gawat Darurat dalam satu waktu sehingga Gawat Darurat RSUD Jogja? 3. Bagaimana Pengaruh membuat perawat lebih mengutamakan Terapeutik Perawat kondisi klinis pasien yang dalam keadaan Terminasi terhadap Kepuasan Pasien darurat. di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dari data diatas, muncul masalah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Komunikasi pada Tahap Jogja? 4. Manakah Tahapan Terapeutik Perawat Komunikasi yang Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap berpengaruh Kepuasan Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja? Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan Kepuasan paling Pasien di METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian dan meningkatkan kemampuan peneliti kuantitatif dalam mengimplementasikan ilmu dan sectional. Subjek dalam penelitian ini pengetahuan adalah perawat di pelayanan Instalasi yang diperoleh pada perkuliahan ke dalam suatu penelitian. Sebagai bahan masukan bagi RSUD Jogja dalam penerapan dengan pendekatan cross Gawat Darurat RSUD Jogja dan objek pada penelitian ini adalah pasien Instalasi komunikasi Gawat Darurat RSUD Jogja. Populasi terapeutik kepada pasien sehingga dapat dalam penelitian ini adalah pasien di meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja serta tenaga kesehatan yang bertugas di dengan jumlah populasi selama 3 hari. Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja Pemilihan sampel pada penelitian ini mampu menggunakan mengaplikasikan komunikasi terapeutik dengan baik. adalah : 2. simple random sampling. Peumusan masalah pada penelitian ini 1. desain Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5 Bagaimana Pengaruh Terapeutik Perawat Komunikasi Tahap Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja Orientasi, terhadap Kepuasan Pasien selama 3 hari sebanyak 210 responden. di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dalam penelitian ini didapatkan sampel Jogja? dengan Bagaimana Pengaruh pada %. Untuk jumlah populasi pasien di kesalahan 5% pertiga hari Komunikasi sebanyak 140 orang. Tempat penelitian di Terapeutik Perawat pada Tahap Kerja Instalasi Gawat Darurat di RSUD Jogja 3 dan dilaksanakan bulan Mei - Agustus HASIL 2016. 1. Profil Rumah Sakit Variabel bebas adalah komunikasi RSUD Kota Yogyakarta atau yang terapeutik yang dilakukan perawat di terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja RSUD Jogja yang terdiri dari tahap adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi yang berada di ujung Selatan Kota sedangkan variabel Yogyakarta. tergantung adalah Berdasarkan SK Menteri kepuasan pasien yang dinilai oleh pasien KesehatanRI Nomor HK0203/I/0233/2014 secara menjadi rumah sakit tipe B Pendidikan. langsung. menggunakan terdahulung Penelitian instrument telah di ini penelitian validitas dan Dari segi memiliki pelayanan, 12 jenis RSUD Jogja pelayanan yang reliabilitas oleh Anis M 2011 yang meliputi: Administrasi dan Manajemen, berjudul Pelayanan “Pengaruh Pelaksanaan Medik, Pelayanan Gawat Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD dr Medis, Farmasi, Keselamatan Kesehatan Soebandi Jember”. 6 Kerja, Radiologi, Laboratorium, Kamar Sebelum dilakukan analisis data, Operasi, Pengendalian infeksi di Rumah dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu Sakit dan Perinatal resiko infeksi. uji normalitas dengan uji linieritas. Uji 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas normalitas bertujuan untuk mengetahui Instrument Penelitian data yang digunakan berdistribusi normal a. Untuk uji validitas yang dilakukan atau tidak. Data berupa data parametriks oleh yang menggunakan 30 responden yang dapat di analisis jika data berdistribusi normal. Untuk uji linieritas berfungsi untuk mengetahui apa garis regresi antara X (variabel bebas) dengan Y (variabel tergantung) membentuk garis linier maka analisis regresi dapat dilakukan.7 Analisis data menggunakan uji regresi linear ganda dengan uji statiknya terdiri dari uji koefisiensi determinasi (R2), uji statistik F dan uji statistik t. penelitian terdahulu dibagi setiap tahapan yaitu: Tabel 1. Uji Validitas pada Tahap Orientasi Tahap Orientasi No item r hitung (Penelitian ) 1 0.9714 2 0.855 3 0.855 4 0.8847 5 0.9643 6 0.8137 7 0.9229 8 0.8367 9 0.8503 4 10 0.8503 11 0.9353 12 0.8367 13 0.7649 14 0.8172 Pada tabel 1. Hasil uji validitas pada penelitian terdahulu terdapat nilai r rhitung > r tabel setiap item pernyataan tahap kerja dikatakan valid. Tabel 3. Uji Validitas pada Tahap Terminasi No item 1 2 3 4 tabel sebesar 0.361, sehingga dapat disimpulkan r hitung > r tabel setiap item pernyataan tahap orientasi Tahap Terminasi r hitung (Penelitian) 0.943 0.8193 0.8847 0.7761 dikatakan valid. Tabel 2. Pada tabel 3. Hasil uji validitas pada Uji Validitas pada Tahap Kerja penelitian terdahulu terdapat nilai r Tahap Kerja tabel sebesar 0.361, sehingga dapat No item r hitung (Penelitian) disimpulkan r hitung > r tabel setiap 1 0.7761 item pernyataan tahap terminasi di 2 0.8172 katakan valid. 3 0.8137 b. Untuk uji reliabilitas yang dilakukan 4 0.9229 5 0.9353 6 0.9353 7 0.8584 8 0.8503 9 0.9685 10 0.8193 11 0.9643 12 0.9643 13 0.9714 14 0.855 pernyataan tersebut reliabel sehingga 15 0.9714 dapat digunakan pada penelitian. oleh penelitian terdahulu dibagi setiap tahapan yaitu: Tabel. 4 Uji Reliabel Alpha Variabel Cronbach Keterangan Tahap Orientasi 0.8051 Reliabel Tahap Kerja 0.8416 Reliabel Tahap Terminasi 0.6674 Reliabel Tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai nilai Alpha Cronbach > 0,6. Hal ini berarti, Pada tabel 2 Hasil uji validitas pada penelitian terdahulu terdapat nilai r tabel sebesar 0.361, sehingga dapat disimpulkan 5 3. Gambaran Responden Penelitian a. Jenis Kelamin Responden Total responden yang jenis kelamin pria berjumlah 71 dengan sebesar 49.28%. diteliti sebanyak 140 responden, dengan responden 69 responden dengan persentase persentase sebesar 50.71% sedangkan yang berjenis kelamin wanita berjumlah b. Usia Responden Tabel 5. Jenis Kelamin Responden Presentase Jenis Kelamin Jumlah (%) Pria 71 50.71% Wanita 69 49. 28% Total 140 100 % 48 responden dengan persentase Usia responden dalam penelitian 34.28 ini terbagi menjadi 4 kelompok kelompok dengan rentang usia 26- yaitu 18-25 tahun, 26-35 tahun, 36- 35 45 tahun, 46-55 tahun. Untuk responden terendah yaitu sebesar kelompok dengan rentang usia 46- 31 responden dengan persentase 55 17.14 %. tahun memiliki jumlah %. tahun Sedangkan memiliki untuk jumlah responden tertinggi yaitu sebesar Tabel 6. Usia Responden Usia Responden 18-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun Total Jumlah 31 24 37 48 140 c. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Presentasi (%) 22.14% 17.14% 26.42% 34.28% 100% 72 responden dengan persentase responden 51.42% sedangkan yang ada dalam penelitian ini dengan terbagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kelompok tidak sekolah, SD, SMP, pendidikan tidak sekolah dan Strata SMA, Diploma, Strata 1 dan Strata 2 sebanyak 1 responden dengan 2. Untuk kelompok dengan jumlah persentase 0.71 %. jumlah kelompok terendah dengan yaitu tingkat tertinggi yaitu kelompok dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 6 Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Jumlah Presentasi (%) Tidak Sekolah 1 0.71% SD 12 8.57% SMP 29 20.71% SMA 72 51.42% Diploma 11 7.85% Strata 1 14 10% Strata 2 1 0.71% Total 140 100 % yang 4. Komunikasi Terapeutik a. Tahap Orientasi tertinggi dalam menilai Komunikasi Terapeutik Perawat pada Berdasarkan hasil perhitungan bahwa Tahap Terminasi memilih “sering” dari 140 responden didapat hasil dengan jumlah 51 responden dengan yang persentase tertinggi dalam menilai 36.43% terhadap Komunikasi Terapeutik Perawat pada Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Tahap Orientasi memilih “sering” Darurat RSUD Jogja. dengan jumlah 57 responden dengan persentase 40.17% terhadap 5. Kepuasan Pasien a. Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja. Kepuasan Pasien pada Tahap Orientasi Berdasarkan hasil perhitungan bahwa b. Tahap Kerja dari 140 responden didapat hasil yang Berdasarkan hasil perhitungan bahwa terbanyak dari 140 responden didapat hasil Komunikasi Terapeutik pada Tahap yang Orientasi tertinggi dalam menilai Kepuasan memilih Pasien “puas” pada dengan Komunikasi Terapeutik Perawat pada jumlah 47 responden dengan persentase Tahap Kerja memilih “ragu-ragu” 33.57% di Instalasi Gawat Darurat dengan jumlah 47 responden dengan RSUD Jogja. persentase b. 33.57% terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja. c. Tahap Terminasi Kepuasan Pasien pada Tahap Kerja. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa dari 140 responden didapat hasil yang Berdasarkan hasil perhitungan bahwa terbanyak Kepuasan Pasien pada dari 140 responden didapat hasil Komunikasi Terapeutik pada Tahap 7 Kerja memilih “puas” dengan jumlah 75 Komunikasi Terapeutik pada Tahap responden dengan persentase 53.57% di Terminasi Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja. responden dengan persentase 48.57% di c. Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja. Kepuasan Pasien pada Tahap memilih “puas” 68 Terminasi Berdasarkan hasil perhitungan bahwa 6. Uji Prasyarat Analisis dari 140 responden didapat hasil yang terbanyak Kepuasan Pasien a. Uji Normalitas pada Tabel 8. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 140 Normal Mean .0000000 Parametersa Std. Deviation 1.60791486 Most Extreme Absolute .113 Differences Positive .068 Negative -.113 Kolmogorov-Smirnov Z 1.333 Asymp. Sig. (2-tailed) .057 Pada penelitian peneliti terdistribusi normal karena sig > 0.05. normality Oleh karena itu dapat disimpulkan Kolmogorov-Smirnov karena jumlah bahwa semua data yang digunakan sampel > 50 sampel, dengan hasil Sig memenuhi asumsi normalitas, sehingga (0.057) syarat regresi terpenuhi. menggunakan dan test dapat ini dikatakan b. Uji Linieritas Tabel 9. Uji Linieritas Variabel F hitung F tabel P Keterangan X1 --> Y 1.142 1.54 0.299 Linier X2 --> Y 1.187 1.54 0.259 Linier X3 --> Y 1.759 1.54 0.052 Linier Hasil uji linieritas pada tabel 9. tabel) dengan taraf signifikansi yang dapat diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dari 0.05 (p< 0.05), hal ini pada semua variabel penelitian lebih menunjukkan bahwa semua variabel kecil daripada nilai F tabel (Fhitung <F penelitian ini linier. 8 7. Pengujian Hipotesis a. Koefisiensi Determinasi (R2) Tabel 10. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .736a .541 .531 1.62555 a. Predictors: (Constant), terminasi, kerja, orientasi Berdasarkan tabel 10. diperoleh kenyamanan dan keistimewaan serta nilai R Squared 0.531. Hal ini faktor waktu pelayanan. menunjukkan persentasi pengaruh komunikasi terhadap Instalasi terapeutik kepuasan Gawat Faktor perawat pasien Darurat lainnya mempengaruhi yang kepuasan juga pasien di adalah komunikasi terapeutik yang RSUD dilakukan oleh perawat. Tingkat Jogja menunjukkan hasil sebesar kepuasan 53.1 %.Sedangkan sisanya sebesar penilaian pasien terhadap pelayanan 46.9% dapat dipengaruhi oleh faktor kesehatan, tujuannya agar respon lain untuk kepuasan pasien seperti komprehensif faktor kompetensi, keterjangkauan, dihasilkan dari harapan sebelumnya faktor dapat dilihat serta hasil pengobatan ambience, faktor faktor kelembutan, sistem, faktor yang pasien diperoleh terdiri pelayanan setelah dari yang adanya pelayanan kesehatan. 8. b. Uji Statistik F Tabel 11 Uji Statistik F Model Sum of Squares Df Mean Square 1 Regression 424.424 3 Residual 359.369 136 Total 783.793 139 F 141.475 53.540 Sig. .000a 2.642 a. Predictors: (Constant), terminasi, kerja, orientasi b. Dependent Variable: kepuasan Dari hasil pengujian Tabel 11 karena F hitung > F tabel (53.540> diperoleh nilai F hitung 53.540 dan 2.67) dengan nilai signifikansi lebih F tabel sebesar 2.67 dengan nilai kecil dari 0.05 (p<0.05), maka hal signifikasi ini berarti bahwa terdapat Pengaruh sebesar 0.000. Oleh 9 Komunikasi Terapeutik Perawat Pasien di Instalasi Gawat Darurat yang signifikan terhadap Kepuasan RSUD Jogja. c. Uji Statistik t Tabel 12. Uji t (parsial) Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) orientasi Kerja terminasi 1) Komunikasi Standardized Coefficients B Std. Error -.619 .046 .060 .368 1.046 .019 .023 .057 Terapeutik .191 .201 .469 pada Tahap Orientasi variabel Sig. -.592 2.449 2.607 6.465 Hasil uji t pada .555 .016 .010 .000 tabel 12 untuk variabel Komunikasi Terapeutik hitung sebesar 2.607 dan t tabel Komunikasi 1,977 (df=99, p=0,05) dengan Terapeutik pada Tahap Orientasi nilai signifikansi 0,010 karena t didapat nilai t hitung sebesar hitung > t tabel (2.607>1.977), 2.449 dan t tabel 1,977 (df=99, signifikansi p=0.05) dengan nilai signifikansi (p<0,05) dan koefisiensi regresi 0,016 karena t hitung> t tabel mempunyai nilai positif maka (2.449>1.977), signifikansi lebih hipotesis yang menyatakan kecil bahwa ”Ada Pengaruh 0,05 (p<0,05) dan lebih kecil 0.05 koefisiensi regresi mempunyai Komunikasi Terapeutik Perawat nilai positif maka hipotesis yang pada bahwa” menyatakan Ada Tahap Kerja Kepuasan Pasien terhadap di Instalasi Pengaruh Komunikasi Terapeutik Gawat Darurat RSUD Jogja” Perawat pada Tahap Orientasi diterima. terhadap Kepuasan Pasien 2) t pada Tahap Kerja didapat nilai t Hasil uji t pada tabel 12. untuk Beta di 3) Komunikasi Terapeutik pada Instalasi Gawat Darurat RSUD Tahap Terminasi Jogja” diterima. Hasil uji t pada tabel 12. untuk Komunikasi Tahap Kerja Terapeutik pada variabel Komunikasi Terapeutik pada Tahap Terminasi didapat nilai t hitung sebesar 6.465 dan t 10 tabel 1,977 (df=99, p=0,05) b. Untuk usia responden yang paling dengan nilai signifikansi 0,000 banyak yang mengikuti penelitian karena t hitung> t tabel (6.465 adalah usia dengan kelompok 46-55 >1.977), signifikansi lebih kecil tahun dengan jumlah 48 responden 0,05 (p<0,05) dan koefisiensi dengan persentase 34.28%. Tingkat regresi mempunyai nilai positif kematangan maka hipotesis yang menyatakan seseorang ”Ada bahwa Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat pada Tahap Terminasi terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi atau perkembangan sangat mempengaruhi kemampuan individu berkomunikasi, dalam pembagian 9 kesembuhannya. c. Berdasarkan tingkat pendidikan, Gawat Darurat RSUD Jogja” yang paling banyak yang mengikuti diterima. penelitian adalah tingkat pendidikan PEMBAHASAN SMA dengan jumlah 72 responden 1. Karakteristik Responden Penelitian dengan persentase 51.42%. Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia Pengetahuan sangat mempengaruhi dan Tingkat Pendidikan seseorang a. Hasil Tingkat penelitian menunjukkan dalam berkomunikasi. pengetahuan berkaitan bahwa jenis kelamin yang terbanyak dengan tingkat tinggi pendidikan adalah pria dengan jumlah 71 seseorang. Semakin tinggi tingkat responden pendidikan seseorang akan semakin dengan persentase 50.71%. Perbedaan jenis kelamin mudah dalam menerima dan pada pasien akan mempengaruhi mengolah pesan yang diterima, persepsi komunikasi antara pasien sehingga komunikasi berjalan.10 dan perawat, seperti contoh, pasien 2. Pengaruh Komunikasi Terapeutik wanita akan lebih nyaman dilayanin Perawat terhadap Kepuasan Pasien oleh di Instalasi Gawat Darurat RSUD perawat perawat wanita lelaki dibanding begitu juga sebaliknya. Untuk wanita dalam berkomunikasi harus Jogja a. Komunikasi Terapeutik Perawat dijelaskan pada Tahap Orientasi terhadap serinci mungkin sedangkan laki-laki Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat hanya dengan tindakan sudah dapat Darurat RSUD Jogja. menjelaskan maksud dan tujuan Terdapat komunikasi tersebut.6 Terapeutik Perawat pada Tahap Pengaruh Komunikasi 11 Orientasi terhadap Kepuasan efektif. Suasana yang bising tidak Pasien di Instalasi Gawat Darurat ada RSUD Jogja dengan nilai sig 0.016 menimbulkan (p<0.05). ketegangan dan ketidaknyaman. Hasil penelitian menunjukkan privasi yang tepat akan kerancuan, b. Komunikasi Terapeutik Perawat Komunikasi Terapeutik Perawat pada pada Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Tahap menurut Orientasi, penilaian Komunikasi yaitu responden, Terapeutik Tahap Kerja terhadap Darurat RSUD Jogja. yang Terdapat Pengaruh Komunikasi dilakukan oleh perawat di Instalasi Terapeutik Perawat pada Tahap Gawat Darurat RSUD Jogja pada Kerja terhadap Kepuasan Pasien di Tahap Orientasi “sering” dilakukan Instalasi Gawat Darurat RSUD dengan Jogja jumlah 57 responden dengan persentase 38,14% dengan tingkat kepuasan pasien “puas” dengan jumlah 47 responden dengan persentase 33.57% . Dalam memulai dengan nilai sig 0.010 (p<0.05). Hasil penelitian menunjukkan Komunikasi Terapeutik Perawat pada Tahap Kerja, yaitu menurut hubungan, penilaian responden, komunikasi tugas utama adalah membina rasa terapeutik yang dilakukan oleh percaya, dan perawat di Instalasi Gawat Darurat yang RSUD Jogja pada Tahap Kerja penerimaan pengertian, komunikasi terbuka dan perumusan kontak “ragu-ragu” dilakukan dengan dengan pasien. Diharapkan pasien jumlah responden dengan berperan serta secara penuh dalam persentase3 3.57% tingkat kontrak, kepuasan pasien “puas” dengan namun pada kondisi 47 tertentu, maka kontrak dilakukan jumlah 75 sepihak persentase 53.57 %. dan perawat perlu mengulang kontrak jika kontak realitas pasien meningkat. responden dengan Tahap kerja merupakan inti dari hubungan perawat dan pasien yang Faktor – faktor yang dapat terkait erat dengan pelaksanaan mempengaruhi komunikasi salah rencana tindakan keperawatan yang satunya akan dilaksanakan sesuai dengan Lingkungan adalah lingkungan. interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang tujuan yang dicapai. Meningkatkan interaksi sosial dengan cara 12 meningkatkan sikap penerimaan RSUD Jogja dengan nilai sig 0.000 satu sama lain untuk mengatasi (p<0.05). kecemasan, atau dengan Hasil penelitian menunjukkan menggunakan teknik komunikasi Komunikasi Terapeutik Perawat terapeutik sebagai cara pemecahan pada Tahap Terminasi , yaitu dan menurut dalam mengembangkan penilaian responden, hubungan kerja sama. Tahap kerja Komunikasi merupakan tahap yang terpanjang dilakukan oleh perawat di Instalasi dalam terapeutik Gawat Darurat RSUD Jogja pada perawat Tahap Terminasi memilih “sering” komunikasi karena didalamnya dituntut untuk mendukung membantu pasien menyampaikan perasaan dan dengan Terapeutik jumlah 51 yang responden untuk dengan persentase 36.43% dengan dan tingkat kepuasan pasien “puas” pikirannya kemudian menganalisa dengan respon ataupun pesan komunikasi dengan persentase 48.57%. Tahap verbal Terminasi dan non verbal yang disampaikan oleh pasien. Dalam 68 responden merupakan tahap dimana perawat mendorong pasien perawat untuk memberikan penilaian atas mendengarkan secara aktif dan tujuan yang telah dicapai, agar dengan penuh perhatian sehingga tujuan yang dicapai adalah kondisi mampu membantu pasien untuk yang mendefiniskan memuaskan.11 sedang tahap jumlah ini masalah dihadapi oleh yang pasien, menguntungkan Hasil penelitian menunjukkan mencari penyelesaian masalah dan bahwa mengevaluasinya. merupakan c. Komunikasi Terapeutik Perawat dan sering Tahap tahap dilakukan Terminasi yang perawat dan pada Tahap Terminasi terhadap berpengaruh Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat pasien di Instalasi Gawat Darurat Darurat RSUD Jogja. RSUD Jogja. Tahap Terminasi Terdapat Pengaruh Komunikasi dalam paling kepuasan mendapatkan kategori yang baik Terapeutik Perawat pada Tahap dalam Terminasi Kepuasan terapeutik oleh perawat.12 Instalasi Pasien di Instalasi Gawat Darurat Gawat Darurat merupakan tempat terhadap akan pelaksanaan sering komunikasi ditemukan kasus 13 kegawatan yang mendapat harus segera prasarana pelayanan dan dijadikan pelayanan ukuran sering mutu oleh perawatlah yang selalu kontak pelanggan namun ukuran utama pertama dengan pasien 24 jam. penilaian tetap sikap dan perilaku Oleh pelayanan pelayanan yang ditampilkan oleh ditingkatkan petugas. Sikap dan perilaku yang sebab professional karena itu, harus pasien gawat darurat baik oleh perawat sering dapat mebutuhkan pelayanan yang cepat, menutupi kekurangan dalam hal tepat dan cermat dengan tujuan sarana dan prasarana. mendapatkan kesembuhan tanpa Komunikasi yang cacat. Oleh karenanya perawat perawat Instalasi Gawat Darurat disamping informasi sangat berpengaruh mendapat bekal ilmu pengetahuan terhadap kepuasan pasien.Hasil keperawatan juga perlu untuk lebih penelitian didapatkan bahwa ada meningkatkan keterampilan yang hubungan spesifik tambahan terapeutik perawat penanggulangan kepuasan pasien. seperti pengetahuan penderita gawat darurat.12 merupakan Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari dalam dilakukan perbedaan menyampaikan antara komunikasi kunci dengan Perawat yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien, antara hal ini disebabkan karena seringnya kinerja yang dirasakan dengan interaksi antara perawat dan pasien harapan. Apabila kinerja dibawah selama menjalani masa perawatan. harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai SIMPULAN DAN SARAN harapan, maka pelanggan akan 1. Simpulan puas. kinerja Terdapat Pengaruh Komunikasi Terapeutik melebihi harapan pelanggan akan Perawat pada Tahap Orientasi, Kerja dan sangat puas.13 Terminasi terhadap Kepuasan Pasien di Sedangkan Perawat memberikan Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja. asuhan keperawatan tidak terlepas Tahap Komunikasi Terapeutik Perawat dari sikap dan perilaku dalam yang berkomunikasi dengan pasien yang Kepuasan dapat Darurat pasien, dalam bila mempengaruhi meskipun kepuasan sarana dan paling mempengaruhi Pasien RSUD di Jogja terhadap Instalasi Gawat adalah Tahap Terminasi. 14 2. Saran (mix method) atau metode observasi, a. Bagi pihak manajemen rumah sakit agar peneliti dapat mendapatkan hasil Dengan adanya pengaruh komunikasi penelitian yang objektif. terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat, maka diharapkan pihak rumah sakit untuk membuat kebijakan terkait dengan komunikasi terapeutik yang dimasukkan dalam poin penilaian kinerja. Disarankan pelatihan untuk mengadakan mengenai pentingnya komunikasi terapeutik dan kepuasan pasien, yang meningkatkan dalam bertujuan untuk kemampuan perawat melaksanakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik yang berjalan dengan baik Jogja. b. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian lanjutan hubungan komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien dengan meneliti komunikasi faktor terapeutik lain yang dari dapat memberikan pengaruh besar terhadap kepuasan pasien. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang 1. Leebov,Wendy,Vergare,Michal, Scott Gail,(1990), Patient Satisfaction,PMIC Health Journal, Los Angeles, California 2. Sutrisno, Mulyadi, Jiil, 2015. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD DR.H. CHASAN BOESOIRE Ternate,e journal keperawatan. Universitas Sam Ratulangi Manado 3. Priyoto, 2015, Komunikasi & Sikap Empati dalam Keperawatan. Cetakan Pertama, Graha Ilmu: Yogyakarta 4. PUSBANKES 118, 2012. Komunikasi di Ruang Instalasi Gawat Darurat. Jakarta : EGC. dapat meningkatkan mutu pelayanan RSUD mengenai DAFTAR PUSTAKA komunikasi terapeutik, dapat menggunakan desain penelitian yang menggabungkan antara 5. Hermawan, Hadi, 2009, Persepsi pasien tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat dalam asuhan keperawatan pada pasien di Unit Gawat Darurat Rs. MARDI RAHAYU KUDUS. Journal Kesehatan. Diakses November 2009 6. Anis, M, 2011, Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD dr Soebandu Jember, Journal keperawatan. Diakses Mei 2011 7. Sugiyono, 2015, Metode penelitian manajemen.Alfabeta, Bandung. 8. Liang & Tang, 2013, „The chinese community patient’s life statisfication, assesment of community medical service and trust in Community health delivery system health and quality of life outcomes. Health Journal.nih.gov. penelitian kuantitatif dan kualitatif 15 9. Lilis A, Hubungan Komunikasi Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Journal Ilmiah, Mei,2011 10. Hanafi I & Richard S.D, 2012,„Keterampilan komunikasi interpersonal perawat berpengaruh peningkatan kepuasan pasien, Journal Keperawatan Vol 5, no 2. Diakses 29 Januari 2016. 11. Nasir, M, 2013, Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 12. Yulita, Ari, 2015, Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap dibangsal Kelas III RSUD, Wates Kulon Progo, Karya Tulis Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 13. Meyana, Fakhirah. 2009. Hubungan Sikap Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di PKU Muhammadiya Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah.Stikes Aisyah.Yogyakarta 16 17