PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 PERANAN INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI DALAM PENETAPAN HARGA JUAL BERDASARKAN PRODUKSI SECARA PROSES Popon Rabia Adawia Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Tangerang Jl. Daan Mogot No. 31 Tangerang Email: [email protected] ABSTRACT Currenly manufacturing industry is very competitive. Manufacturing companies produce their products with purpose to obtaining a maximum profits. Providing quality products to their customers in compete prices but still contributes a significant profit for the company. In manufacturing company, profit is influenced by selling price and cost of production. Cost of production is consist of material cost, labour cost, overhead cost, marketing and administration cost. Inaccuracies in calculating cost of production can mistakes in determining of selling price. Cost of production will ascendant to desired profit that acquired of selling price. Manufacturing companies produce their products through mass production, it will collect their costs to use process cost method. By using process cost method will known how much cost of production used so that can calcutaled the selling price as base on to earn desired profit. Keywords: cost of production, selling price, profit, process cost method. I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA Semakin berkembangnya industrisaat ini telah membuat perusahaan-perusahaan manufaktur terus berupaya guna menghadapi persaingan yang semakin ketat. Perusahaan saling berlomba untuk mencari celah merebutpasar salah satunya dengan memberikan harga yang kompetitif dari produk-produk yang dihasilkannya guna mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya. Walaupun keuntungan yang sebesarbesarnya bukanlah tujuan utama dari suatu perusahaan, namun perusahaan tetap mengoptimalkan berbagai cara guna meningkatkan nilai perusahaan. Salah satunya dengan menyediakan barang atau hasil produksi yang dibutuhkan masyarakat dengan harga jual yang terjangkau namun tetap dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Barang produksi yang dihasilkan dari suatu usaha manufaktur, permintaannya akan sangat dipengaruhi oleh harga jual. Dalam penentuan harga jual ini perusahaan harus berhati-hati karena menetapan harga jual yang terlalu tinggi akan membuat perusahaan kalah bersaing. Demikian pula sebaliknya penentuan harga jual yang terlalu rendah akan sangat berpengaruh terhadap biaya produksi yang bahkan akan menyebabkan kerugian. 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penentuan harga jual erat kaitannya dengan perhitungan harga pokok produksi dimana informasi biaya ini dapat diperoleh melalui proses akuntansi biaya. Menurut Mulyadi (2012) dalam bukunya Akuntansi Biaya bahwa akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Sedangkan menurut Supriyono (2011), akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Kholmi dan Yuningsih (2009) berpendapat bahwa akuntansi biaya merupakan proses pelacakan, pencatatan, pengalokasian, pelaporan dan analisis terhadap berbagai macam biaya yang berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan suatu perusahaan atau organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Pendapat Sulastiningsih, Dra, Msi & Zulkifli (2006) bahwa akuntansi biaya merupakan proses mengidentifikasi, mendefinisikan, mengukur, melaporkan serta menganalisis berbagai unsur biaya produk/jasa. 19 PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 Akuntansi biaya merupakan bagian dari dua bidang akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen. Adapun tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah(Mulyadi, Akuntansi Biaya, 2012): 1. Untuk penentuan harga pokok atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti, 2. Untuk perencanaan dan pengendalian biaya dan 3. Untuk pengambilan keputusan. 2.2 Pengertian Biaya Biaya merupakan objek dari akuntansi biaya. Dimana biaya ini merupakan elemen terpenting dalam penetapan harga jual nantinya. Untuk itu terlebih dahulu kita ketahui pengertian dari biaya. Biaya menurut Mulyadi (2012) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut Purwanti, Ari (Dr) dan Prawironegoro, Darsono (Dr) (2013), biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa yang akan datang. Dan menurut Carter dan Usry (2006), biaya sebagai nilai tukar, prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi baik kas atau setara kas yang diukur dalam satuan moneter guna memperoleh manfaat atau tujuan tertentu dimasa yang akan datang. 2.3 Penggolongan Biaya Mulyadi (2012) menggolongkan biaya atas beberapa dasar yaitu : 20 1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari perusahaan. Contohnya, perusahaan terdiri dari tiga fungsi maka penggolongan biaya pun terbagi tiga yaitu : a. Fungsi Produksi ; menimbulkan Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual, terdiri dari : 1) Biaya bahan baku (prime cost) 2) Biaya tenaga kerja (prime cost / conversion cost) 3) Biaya overhead pabrik (conversion cost) b. Fungsi Pemasaran ; menimbulkan Biaya Pemasaran (commercial cost) Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. c. Fungsi Administrasi; menimbulkan Biaya Administrasi dan Umum(commercial cost) Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran 2. Penggolongan biaya sesuai periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures), yaitu biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. b. Pengeluaran Penghasilan (Revenues Expenditures), yaitu biaya yang hanya mempunyai masa manfaat dalam periode biaya tersebut dikeluarkan. 3. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai a. Biaya langsung, yaitu biaya yang menjadi penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. 4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktifitas a. Biaya variable, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. b. Biaya semivariable, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 c. d. Biaya semifixed, yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. 2.4 Metode Pengumpulan Harga Pokok Akuntansi biaya dalam kaitannya dengan pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biayabiaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk. Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (2012), ada 2 (dua) cara produksi yang umumnya dilakukan oleh perusahaan dan hal ini sangat erat kaitannya dengan pengumpulan biaya produksi yaitu produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan dan produksi yang dilakukan secara massa/proses. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method). Sedangkan produksi yang dilakukan secara massa/proses mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method). Adalah metode pengumpulan harga pokok dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. Perusahaan yang berproduksi secara proses untuk penetepan harga pokoknya dapat dilakukan dengan mengumpulkan biaya-biaya produksi untuk periode tertentu dan harga pokok produksi persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. 2.5 Karakteristik Metode Harga Pokok Proses Sebelum diuraikan mengenai karakteristik metode harga pokok proses terlebih dahulu kami sajikan ciri-ciri perusahaan yang melakukan produksi secara proses. Tabel 1.Karakteristik Produksi secara Proses Karakteristik Produksi secara Proses Dasar Kegiatan Produksi Anggaran Tujuan Produksi Untuk persediaan barang digudang Bentuk Produksi Homogen dan standar Pengumpulan biaya produksi Setiap satuan waktu/ periode Waktu Perhitungan Biaya Produksi Pada saat akhir periode waktu Menghitung HP per Unit HP Periode tertentu dibagi Unit Produksi periode tersebut Contoh Perusahaan Perusahaan semen, tekstil, bumbu masak dll Metode Harga Pokok Pesanan (job order cost method) Adalah metode pengumpulan harga pokok dimana biaya dikumpulkan setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya. Metode Harga Pokok Proses (Process cost method) Sumber : Mulyadi (2012) Karakteristik metode harga pokok proses (Mulyadi, 2012) : 21 PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 1. 2. 3. 4. Pengumpulan biaya produksi dilakukan per departemen produksi dan per periode akuntansi. Perhitungan harga pokok persatuan dihitung dengan membagi total biaya produksi yang dikeluarkan dengan jumlah satuan produksi yang dihasilkan pada suatu periode. Penggolongan biaya produksi langsung dan tidak langsung sering kali tidak diperlukan (terutama perusahaan yang memproduksi satu macam produk) dan biaya overhead pabrik dibebankan dengan biaya sesungguhnya. Unsur yang digolongkan dalam BOP adalah biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja (langsung dan tidak langsung). 2.6 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (2012) bahwa dalam perusahaan yang berproduksi secara proses informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : 1. Menentukan harga jual 2. Memantau realisasi biaya produksi 3. Menghitung laba atau rugi periodik 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca 2.7 Metode Harga Pokok Proses Ada beberapa hal penggunaan metode harga pokok proses terkait dengan penetapan harga jual nanti, yaitu : 1. Penentuan harga pokok proses dengan atau tanpa memperhitungkan persediaan dalam proses awal. 2. Kaitannya dengan produk yang diolah melalui hanya satu departemen atau lebih dari satu departemen. 3. Dan adanya produk yang hilang pada awal atau akhir proses. 2.8 Jurnal Pencatatan Biaya Produksi JurnalPencatatanBiayaProduksidapatdisaji kansebagaiberikut (Mulyadi, 2012) : 1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku (BBB) : Barang Dlm Proses-BBB XX Persediaan BB XX 22 2. 3. 4. 5. 6. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong (BBP) : Barang Dlm Proses-BBP XX Persediaan BP XX Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja (BTK) : Barang Dalam Proses-BTK XX Gaji dan Upah XX Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik (BOP) : Barang Dalam Proses-BOP XX Berbagai rekening yang dikredit XX Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang : Persediaan Produk jadi XX Barang Dalam Proses-BBB XX Barang Dalam Proses-BBP XX Barang Dalam Proses-BTK XX Barang Dalam Proses-BOP XX Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah : Persediaan Produk Dalam ProsesXX Barang Dalam Proses-BBB XX Barang Dalam Proses-BBP XX Barang Dalam Proses-BTK XX Barang Dalam Proses-BOP XX III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang penulis lakukan terdiri dari: 1. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan membaca buku literature tentang akuntansi biaya khusunya manfaat informasi harga pokok produksi dan penentuan harga jual produk yang diproduksi secara proses. 2. Observasi Observasi yang penulis lakukan berupa observasi non perilaku dengan melakukan analisis proses fisik dari suatu prosedur akutansi biaya terutama yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok produksi guna menentukan harga jual berdasarkan proses. 3. Pengambilan keputusan Setelah proses analisis telah selesai dilakukan, maka dilakukan pengambilan kesimpulan dengan cara menarik kesimpulan dari analisa data yang dilakukan sebelumnya. XXX XXX PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perusahaan yang berproduksi secara proses,melakukan produksi untuk memenuhi persediaan digudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disamping informasi lain serta informasi nonbiaya. Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur-unsur biaya sebagai berikut : Taksiranbiaya bahan baku XX Taksiran biaya tenaga kerja XX Taksiran biaya overhead pabrikXX Taksiran biaya produksiXX 4.1 Biaya Produksi 1. Biaya bahan baku (BBB) Tabel 2. Biaya Bahan Baku Jenis bahan baku Bahan AC Newbook Bahan AC Harmoni Pur CE Tekson 1,3 mm Sol YY Besi Tamsin 14 Total Biaya Bahan Baku Biaya Rp 420.000 168.000 196.000 95.000 200.000 72.000 1.151.600 Sumber: Penulis Taksiran biaya produksi per satuan yang akan dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan harga jual unit produk yang akan dibebankan kepada pembeli.Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula penetapan harga jual sebagai berikut: Taksiran Biaya Produksi XX Taksiran biaya nonproduksi XX + Taksiran Total Biaya XX Jumlah produk yang dihasilkanXX : Taksiran harga pokok produk/satuan Laba /unit produk yang diinginkan Taksiran Harga Jual /Unit diperkirakan 15% dari kapasitas produksi secara keseluruhan. Adapun perincian biayabiaya yang digunakan untuk memproduksi sepatu flatshoes tersebut setiap bulannya adalah sebagai berikut: XX XX + XX Untuk dapat memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses, maka berikut ini diuraikan contoh kasus mengenai peranan informasi harga pokok produksi untuk menentukan harga jual yang diinginkan melalui produksi secara proses. Suatu perusahaan manufaktur melakukan suatu produksi dimana produk yang dihasilkan adalah sepatu. Dari sekian banyak jenis sepatu yang diproduksi salah satunya adalah jenis sepatu flatshoes khusus anak wanita. Jenis sepatu ini setiap bulannya diproduksi oleh perusahaan sebanyak 10 kodi (200 pasang) untuk persediaan/stok digudang kemudian dijual secara rutin kepada pelanggannya. Kapasitas produksi untuk sepatu flatshoes 2. Biaya bahan penolong (BP) Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relative kecil. Tabel 3. Biaya Bahan Penolong N o Bahan Penolong Jml 1 Ujung keras 10 450 45.000 2 Embos Merk 10 200 20.000 3 Lem PC 10 820 82.000 4 Lem PU Qbon 10 760 76.000 5 Lem KNG Qbon 10 760 76.000 6 Lateks 10 70 7.000 7 Spon 1½ ml 10 450 45.000 8 Benang jahit 10 80 8.000 9 Kardus 10 650 65.000 10 Aksesoris 10 300 30.000 11 Peralatan Total Biaya Bahan Penolong Harga /kodi Total (Rp) 125.000 503.550 Sumber : Penulis 3. Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) Biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi 23 PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Sistem upah yang berlaku ialah dimana tenaga kerja dibayar berdasarkan jumlah sepatu yang dihasilkan. Tabel 4. Biaya Tenaga Kerja Langsung Jenis pekerjaan Jumlah Upah/kodi - - 300.000 Tukang atas 10 30.000 300.000 Tukang bawah 10 20.000 200.000 Tukang sol 10 1.500 15.000 Tukang bensol 10 5.000 50.000 Tukang finishing 10 4.500 45.000 Uang makan 10 32.000 320.000 Desainer Total BTKL Total (Rp) 1.230.000 Sumber : Penulis 4. Biaya Overhead pabrik (BOP (a) Biaya Listrik Dialokasikan untuk sepatu flatshoes 15% adalah Rp 500.000 x 15% =Rp 75.000/bln (b) Biaya telpon Dialokasikan untuk sepatu flatshoes 15% adalah Rp 300.000 x 15% =Rp 45.000/bulan (c) Biaya Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan Biaya pemeliharaan mesin dan kendaraan merupakan biaya perawatan dan perbaikan serta pembelian suku cadang mesin dan kendaraan apabila mengalami kerusakan. Tabel 5. Biaya Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan No Keterangan 1 Mesin Jahit 2 Mesin PON 3 Motor (2 unit) Jumlah Biaya/bln Rp 175.000 100.000 300.000 Rp 575.000 Sumber: Penulis Dialokasikan untuk sepatu flatshoes adalah Rp 575.000 x 15% =Rp 86.250/bln 24 (d) Biaya Penyusutan Mesin dan Kendaraan Setiap pengguna mesin dan kendaraan dalam kegiatan produksi mengalami penyusutan. Penyusutan dari mesin dan kendaraan tersebut mengakibatkan timbulnya biaya yang disebut dengan biaya penyusutan. Perhitungan nilai penyusutan yang digunakan adalah berdasarkan nilai ekonomis atau lebih dikenal dengan metode garis lurus. Biaya Penyusutan = (harga perolehan – nilai sisa) Umur ekonomis (1) Biaya Penyusutan Mesin Jahit (Rp 3.000.000 – Rp 300.000) : 5 = Rp 540.000/thn Rp 540.000:12 = Rp 45.000/bln Dialokasikan 15% untuk sepatu flatshoes adalah Rp 45.000 x 15% = Rp 6.750,(2) Biaya Penyusutan Mesin PON (Rp 1.000.000 – Rp 100.000) : 5 = Rp 180.000/thn Rp 180.000 : 12 = Rp 15.000/bln Dialokasikan 15% untuk sepatu flatshoes adalah Rp 15.000 x 15% = Rp 2.250 (3) Biaya Penyusutan Motor Rp 500.000/bulan (Rp 25.000.000 – Rp 7.000.000): 5 = Rp 3.600.000/thn Rp 3.600.000 : 12 = Rp 300.000 Dialokasikan 15% untuk sepatu flatshoes adalah Rp 300.000 x 15% = Rp 45.000. Rp 300.000/bulan Tabel 6. Biaya Penyusutan Mesin dan Kendaraan Keterangan Mesin Jahit Mesin PON Motor Total Biaya Penyusutan Jumlah Rp 6.750 2.250 45.000 Rp 54.000 Sumber: Penulis (4) Biaya Pemeliharaan Gedung Rp 100.000/bln Dialokasikan untuk sepatu flatshoes : Rp 100.000 x 15% = Rp 15.000. (5) Biaya Penyusutan Gedung (Rp 110.000.000 – Rp 20.000.000) : 20 = Rp 4.500.000/thn Rp 4.500.000 : 12 = Rp 375.000/bln Dialokasikan : Rp 375.000 x 15% = Rp 56.250 PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 Tabel 7. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Keterangan Biaya BTKL= 175 + 5 + (80% x 20) = 196 BOP = 175 + 5 + ( 70% x 20) = 194 Jumlah Unsur Biaya Listrik 75.000 Biaya Telpon 45.000 Biaya Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan 86.250 Biaya Penyusutan Mesin dan Kendaraan 54.000 Biaya Pemeliharaan gedung 15.000 Biaya Penyusutan gedung 56.250 Total Biaya Biaya Produksi Ekuivalensi Biaya Produksi/ Satuan(Rp) (3) (2) : (3) (Rp) (1) (2) 1.151.600 200 pasang 5.758 503.550 200 pasang 2.517,75 1.230.000 196 pasang 6.275,5 BOP 331.500 194 pasang 1.708,76 Total 3.216.650 BBB BP BTKL Total BOP Unit Rp 331.500 Sumber: Penulis 4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan sepatu mengolah produknya melalui satu departemen. Dalam tahap pengelolaan tersebut sebagian kecil produk mengalami kerusakan dan tidak laku dijual. Data produksi dan biaya adalah Produk masuk proses sebanyak 200 pasang sepatu, dari jumlah tersebut 175 pasang sepatu telah selesai dan produk rusak sebanyak 5 pasang sepatu dan 20 masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian (BBB 100%, BP 100%, BTKL 80%, BOP 70%). Gambar 1. Perhitungan Harga PokokProduksi Per Satuan Harga pokok produk jadi: 175 x Rp 16.260 Rp 2.845.500 Harga pokok produk rusak : 5 x Rp 16.260 81.300 Harga pokok produk dalam proses : BBB = 100% x 20 x Rp 5.758 Berikut ini data produksi dari pemrosesan sepatu: Dimasukkan dalam proses Produk jadi ditansfer ke gudang 175 pasang Produk dalam proses akhir 20 pasang (BB100%,BP 100%, BTKL80%,BOP70%) Produk rusak 5 pasang Jumlah produk yang dihasilkan 200 pasang Data Biaya Produksi : BBB BP BTKL BOP Total biaya produksi BP = 100% x 20 x Rp 2.517,75 Perhitungan Unit Ekuivalen (Produk jadi + produk rusak + (produk dalam proses x % penyelesaian): BBB= 175 + 5 + (100% x 20) = 200 BP= 175 + 5 + (100% x 20) = 200 Rp 115.160 50.355 BTKL= 80% x 20 x Rp 6.275,5 100.408 BOP = 70% x 20 x Rp 1.708,76 23.922,64 200 pasang 289.845,64 Jumlah Biaya Produksi Rp 1.151.600 Rp 503.550 Rp 1.230.000 Rp 331.500 Rp 3.216.650 16.260 Rp 3.216.650 (dibulatkan) Gambar 2. Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk Dalam Proses per Bulan Dari hasil perhitungan tersebut diatas maka dibuatkan Laporan Harga Pokok Produksi sebagai dasar atau acuan didalam penentuan besarnya laba yang diinginkan. 25 PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 Data Produksi Dimasukan dalam proses 200 pasang Produk jadi yang ditransfer ke gudang 175 pasang Produk dalam proses akhir 20 pasang Produk yang rusak 5 pasang Jumlah produk yang dihasilkan 200 pasang Biaya yang dibebankan: Biaya bahan baku Total Per pasang Rp 1.151.600 Rp 5.758 503.550 2.518 1.230.000 6.275 331.500 1.709 Rp 3.216.650 Rp 16.260 Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat kita jabarkan bahwa produksi sepatu anak wanita jenis flatshoes sebanyak 200 pasang tiap bulannya didapat harga pokok produksi sebesar Rp 16.083/pasang. Sedang harga jual per pasang sepatu adalah sebesar Rp 22.500. Sehingga perusahaan memperoleh keuntungan untuk per pasang sepatu adalah Rp 22.500 – Rp 16.083 = Rp 6.417,- (40%). 4.3 Prosedur Pencatatan Jurnal Selanjutnya kita akan mencatat transaksitransaksi tersebut dalam jurnal sebagai berikut : 1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku : Barang Dalam Proses-BBB Rp 1.151.600 Persediaan BB Rp1.151.600 2. Harga pokok produk jadi yg ditransfer ke gudang (175 pasang @ Rp 16.260) Harga pokok produk yang rusak (5 pasang @ Rp 16.260) 5. Rp 115.160 Biaya bahan penolong Biaya Tenaga kerja Biaya overhead pabrik 6. 50.355 100.408 23.923 289.846 Jumlah biaya produksi yang dibebankan per bulan Harga Pokok Produksi per bulanRp 3.216.650 Harga Pokok Produksi per pasang sepatu adalah : Rp 3.216.650 : 200 = Rp 16.083,25 Misalkan laba yang diinginkan perusahaan adalah sebesar 40%, maka perhitungan untuk harga jual adalah : Harga Jual /pasang=Rp 16.083,25+(40% 16.083,25) 26 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik : Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang : Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah: Persediaan Produk Dalam Proses Rp289.845,64 Barang Dalam Proses-BBB Rp 115.160 Barang Dalam Proses-BBP Rp 50.355 Barang Dalam Proses-BTK Rp 100.408 Barang Dalam Proses-BOP Rp 23.922 3.216.650 Gambar 3. Laporan Harga Pokok Produksi “Sepatu Flatshoes Anak” = Rp 22.500,- (dibulatkan) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja: Persediaan Produk Jadi Rp 2.845.500 Barang Dalam Proses-BBB Rp 1.007.650 Barang Dalam Proses-BBP Rp 440.650 Barang Dalam Proses-BTK Rp1.098.125 Barang Dalam Proses-BOP Rp 299.075 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir Biaya bahan baku bahan Barang Dalam Proses-BOP Rp 331.500 Berbagi rekening yg dikredit Rp 331.500 Rp 2.845.500 Rp 81.300 biaya Barang Dalam Proses-BTK Rp 1.230.000 Gaji dan Upah Rp 1.230.000 4. Perhitungan biaya : mencatat Barang Dalam Proses-BBP Rp 503.550 Persediaan BP Rp503.550 3. Jumlah Jurnal untuk penolong : V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa metode harga pokok proses diterapkan untuk mengolah informasi biaya produksi dalam perusahaan yang produksinya dilaksanakan secara massa atau proses. Permasalahan pokok yang terdapat dalam metode harga pokok proses ini adalah bagaimana menentukan harga pokok produk jadi dan bagaimana menentukkan harga pokok produk yang masih dalam proses. Untuk menghitung biaya per satuan produk yang dihasilkan, perlu ditentukan unit ekuivalensi. Unit ekuivalensi ini dipengaruhi oleh jumlah PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 produk selesai dan produk dalam proses. Ketidaktepatan perusahaan didalam menentukan harga pokok produksi akan berdampak pada penentuan harga jual produk. Dari contoh kasus di atas maka didapat harga pokok produksi per pasang untuk sepatu jenis flatshoes yaitu Rp 16.083,- dengan harga jual yang per pasang Rp 22.500,-. Sehingga dari penjualan sepatu flatshoes ini perusahaan memperoleh laba atau keuntungan sebesar Rp 6.417 untuk setiap pasangsepatu atau sebesar 40% dari harga pokok. Purwanti, Ari dan Prawironegoro, Darsono. 2013. Akuntansi Manajemen. Edisi ke 3, Mitra Wacana Media. Sulastiningsih, Dra, MSi & Zulkifli, SE, MM, 2006, Akuntansi Biaya Edisi ke 2, UPP STIM YKPN Supriyono, 2011, Akuntansi Biaya, Edisi ke 2, Fakultas Ekonomi & Bisnis UGM, BPFE DAFTAR PUSTAKA Carter, Wiliam K dan Milton F.Usry. 2006. Cost Accounting. Edisi ke 13, Jakarta: Salemba empat: 29. Kholmi, Masiyah dan Yuningsih, 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Malang : UMM Press : 10. Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya, Edisi 5, Cetakan kesebelas. Yogyakarta: UPPSTIM YKPN: 7-8, 63. 27 PERSPEKTIF, VOL XII NO. 1 MARET 2014 28