LAPORAN MAKALAH COLABORATIVE LEARNING EPISKLERITIS NAMA ANGGOTA : ADE IRMA PEBRIANI ATRIA PRADYA SEPNI DESI RUJIKA DESILA IRMA SUSANTI DEWI SUSPITA ANGREYENI GUNTUR HARIZONA RAHMANI SHOFI RAJA RIRIN SRININGSIH RITA LIA DAHLIA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KSEHATAN UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU 2015/2016 TEORI 1.1Pengertian Episkleritis Episkleritis adalah kondisi peradangan yang mempengaruhi jaringan episklera yang terletak di antara konjungtiva dan sclera. Episkleritis biasanya sembuh sendiri dan bisa berulang. 1.2Etiologi dan Faktor Risiko Episkleritis Penyebab episkleritis belum diketahui dengan pasti, namun dalam beberapa kasus episkleritis disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit seperti tuberculosis, penyakit kolagen vaskuler : Rheumatic Arthritis Crohn’s disease ulcerative colitis Systemic Lupus Eritematosus Seseorang yang mempunyai riwayat episkleritis sebelumnya mempunyai faktor risiko lebih tinggi menderita episkleritis. Episkleritis biasanya terjadi pada usia 40 atau 50 tahun. 1.3 Klasifikasi episkleritis Episkleritis terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. Episkleritis Simple Ini adalah jenis episkleritis yang paling umum dari episkleritis. Peradangan biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung selama sekitar 7-10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah dua sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi tersebut, biasanya setiap satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali tidak diketahui. 2. Episkleritis Nodular Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis simple dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu bagian mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau benjolan pada permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan kondisi kesehatan, seperti rheumatoid arthritis, colitis dan lupus. 1.4 Struktur yang Terlibat Gambar 1 ( anatomi episklera) Episklera adalah jaringan penghubung longgar antara sklera dan konjungtiva. Pada episkleritis terjadi peradangan jaringan ikat dan pelebaran pembuluh darahnya. 1.5Patofisiologi Patofisiologi yang kurang dipahami. Respon inflamasi terlokalisir ke jaringan vaskuler episcleral, dan histopatologi menunjukkan peradangan nongranulomatous dengan dilatasi pembuluh darah dan infiltrasi perivaskular. 2 jenis yaitu sederhana dan nodular. Jenis yang paling umum adalah episkleritis sederhana, di mana ada serangan intermiten peradangan sedang sampai parah yang sering kambuh pada interval 1 sampai 3 bulan. Episode biasanya berlangsung 7-10 hari, dan sebagian besar setelah 2-3 minggu. Episode berkepanjangan mungkin lebih umum pada pasien dengan kondisi sistemik yang berhubungan. Beberapa pasien dicatat bahwa episode lebih sering terjadi pada musim semi atau musim gugur. Faktor pencetus jarang ditemukan, tetapi serangan telah dikaitkan dengan stres dan perubahan hormonal. 1.6 Manifestasi klinis keluhan pasien dengan episkleritis berupa mata terasa kering, dengan rasa sakit yang ringan, mengganjal, dengan konjungtiva yang kemotik, terlihat mata merah unilateral yang disebabkan vasodilatasi pembuluh darah dibawah konjuntiva. Gejala episkleritis meliputi : Sakit mata dengan rasa nyeri Mata merah pada bagian putih mata Kepekaan terhadap cahaya Tidak mempengaruhi visus Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau lebih benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata. Pasien mungkin merasakan bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata Gambar 2 ( gambaran klinis episkleritis) 1.7 Pemeriksaan fisik 1.7.1 inspeksi. Pada pemeriksaan inspeksi mata ditemukan kemerahan unilateral pada episklera, juga terlihat mata kering. 1.7.2 palpasi. Pada palpasi ditemukan berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan berwarna merah ungu di bawah konjungtiva. Bila benjolan ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak diatas benjolan akan memberikan rasa sakit yang menjalar ke sekitar mata. 1.8 Pemeriksaan penunjang Pada kasus episkleritis pemeriksaan penunjang tidak diperlukan 1.9 Penatalaksanaan Episkleritis merupakan penyakit yang self limiting atau dapat sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu. Episkleritis tidak menyebabkan kerusakan yang permanent pada mata, oleh sebab itu pasien dengan episkleritis tidak memerlukan pengobatan apapun. namun pasien akan menuntut untuk dilakukan terapi. Prinsip pengobatan pada episkleritis adalah mengurangi gejala yang timbul. Salah satunya menggunakan artificial tears untuk mengurangi gejala mata kering yang digunakan selama 1-2 minggu. Namun apabila gejala tidak berkurang dapat digunakan kortikosteroid topical selama 24-48 jam, seperti Prednisolon 0,5 %, 1-2 tetes, 2-4 kali sehari, atau menggunakan Dexamethasone 0,1 %, 1-2 tetes setiap 1 jam pada siang hari dan setiap 2 jam pada malam hari. Jika episkleritis tidak responsif terhadap terapi topikal dapat digunakan terapi sistemik golongan NSAID seperti flurbiprofen 100 mg diberikan 3 kali sehari atau indomethacin 100 mg setiap hari. Selain pengobatan farmakologi pasien juga disarankan untuk istirahat sekitar 7-10 hari. Pengobatan Topikal Nama Obat Sedian Dosis ARTIFICIAL TEARS Obat Tetes PREDNISOLON Obat Tetes 0.5% DEXAMETASON Obat Tetes 0.1% Pengobatan Sistemik Nama Obat Sediaan Dosis FLURBIPROPEN Oral/Tablet 100mg TID INDOMETACHIN Oral/Tablet 100mg 1.10 Diagnosis Banding diagnosis skleritis etiologi Biasanya disebabkan kelainan atau penyakit sistemik, lebih sering disebabkan penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis, dan gout. Kadang-kadang disebabkan tuberkulosis, bakteri (pseudomonas), sarkoidosis, hipertensi, banda asing, dan pasca bedah. konjungtivitis Bakteri Virus Alergi fungi Menifestasi klinis Skleritis sering terjadi bilateral Mata merah pada seluruh permukaan sklera disertai lakrimasi Terdapat nyeri yang hebat yang dapat menyebar ke dahi,alis, dan dagu. Fotopobia Penglihatan menurun Konjungtiva kemotik dan nyeri. Hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva) Lakrimasi sekret yang banyak dan lengket pada pagi hari,ini terjadi pada konjungtivitis bakteri Rasa gatal,ini terjadi pada konjungtivitis alergi Pseudoptosis akibat kelopak mata bengkak Kemosis Hipertropi papil Granulasi,flikten PENUTUP Kesimpulan Episkleritis adalah kondisi peradangan yang mempengaruhi jaringan episklera yang terletak di antara konjungtiva dan sclera. Episkleritis biasanya sembuh sendiri dan bisa berulang. Umumnyatidak diketahui penyebabnya, tapi radang episklera oleh reaksi hipersensitivitas tipe II dan III terhadap penyakit sistemik seperti, SLE, rheumatoid arthritis. DAFTAR PUSTAKA 1. www.Medscape.com 2. Ilmu penyakit mata FK UI 3. Clinical ophthalmology, jack j. Kanski 4. Ophthalmology just the facts, jhon loewenstein and scott lee 5. www.ceoptics.com 6. The colour atlas of family medicine