BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

advertisement
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
PT. Actlink Marine Transport merupakan anak perusahaan dri PT.
Adicaraka Tirta Containerline, dimana PT. Adicaraka Tirta Containerline
memiliki lima anak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman
barang eksport dan import diantaranya adalah PT.Actlink Marine Transport. PT.
Adicaraka sendiri berdiri sejak tahun 1991 kemudian membuka anak perusahan
PT.Actlink Marine Transport pada 11 September tahun 2003. PT. Actlink Marine
Transport didukung oleh 47 tenaga professional dan bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan Shipping Line seperti Apl, Maersk line, Nyk, K-Line,
Evergreen, Msc, Misc, OOCL, KMTC, Hanjin dan Wanhai.Perusahaan ini pada
dasarnya bergerak dalam jasa pengiriman barang eksport dan import, dimana
tujuan dan misinya adalah memberikan kemudahan bagi para eksportir maupun
importer dalam pengurusan barang untuk ekpor atau impor.
Dimana pengurusan export import banyak sekali aturan – aturan atau
prosedur yang harus dipenuhi oleh para eksportir maupun importer. Disinilah
fungsi dari perusahaan ini untuk memberikan pelayanan jasa dalam pengiriman
barang baik eksport maupun import agar mempermudah bagi eksportir maupun
importer dalam pengiriman barang.Service yang diberikan kepada setiap
customernya melingkupi cargo Full Container, Jasa Customs Clearance, Consol
Box, Warehouse, Export Cargo, Air freight dan lain-lain.
51
52
Tujuan dari PT. Actlink Marine Transport sendiri adalah untuk
menyediakan layanan yang aman dan tepat waktu, yang memungkinkan
pelanggan merasa yakin bahwa mereka sedang ditangani secara efisien dan aman
untuk mencapai tujuannya. Perusahaan juga menawarkan biaya nyata dan solusi
yang efektif sehingga meringankan beban customer dalam berbagai macam
permasalahannya.
PT. Actlink Marine Transport berkantor pusat di Jakarta dan memiliki
cabang di 5 kota di indonesia, antara lain Surabaya, Bandung, Tangerang, Bogor
dan Semarang. Adapun lokasi kantor PT. Actlink Marine Transport yaitu
bertempat di Gedung Wisma Sunter Fl.12 Room 02. Jl. Yos Sudarso Kav.89
Sunter Jakarta Utara. Telp. (021) 6501678.
Gambar : Lokasi PT. Actlink Marine Transport Jakarta
53
4.1.1. Visi, Misi dan Moto Perusahaan
Dibawah ini merupakan visi, misi dan moto dari perusahaan PT.
Actlink Marine Transport. Visi, Misi dan Moto PT. Actlink sebagai
berikut:
 Visi perusahaan
Menjadi perusahaan Freight Forwarder yang terkemuka,
profesional,
kompeten,
dan
terpercaya
di
Indonesia
maupun
Internasional.
 Misi perusahaan
1. Menjadi solusi yang tepat bagi pelanggan.
2. Menjadi mitra terpercaya yang senantiasa memberikan pelayanan
terbaik untuk Anda.
3. Ketepatan waktu pengiriman.
4. Kualitas pengiriman dan keselamatan barang hingga di tujuan.
 Moto Perusahaan
Adapun moto perusahaan PT. Actlink Marine Transport adalah:
“Yang pada intinya, bahwa kami menyediakan service atau
pelayanan dengan kualitas yang baik.
54
4.1.2. Struktur Organisasi PT. AMT
Bentuk organisasi yang ada pada PT. Actlink Marine Transport
adalah bentuk organisasi staf, yaitu untuk bagian dan wewenang masing –
masing dengan garis koordinasi namun tetap dibawah kontrol dan
pengawasan direktur utama. Untuk lebih jelasnya berikut gambaran
mengenai struktur organisasi dari PT. Actlink Marine Transport.
Gambar : Struktur Organisasi PadaPT.AMT
Direktur
Manager
Accounting
Manager
Supervisor
Customer
Service
Customs
Clearance
Marketing
Customer
Service Import
Customer
Service Export
Dokumen
Import
Dokumen
Export
BC 23
Kurir Export /
Import
Sumber : PT. Actlink Marine Transport Jakarta.
Accounting
PIB
Kasir
Kurir Customs
Kurir
Accounting
55
4.1.3. Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan
Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab masing-masing
karyawan yang harus dikerjakan sesuai dengan tingkat jabatannya:
a. Direktur
Adalah seorang yang bertanggung jawab atas semua kegiatan yang
dilakukan oleh PT. Actlink Marine Transport serta mengambil
kebijakan dan keputusan yang berhubungan dengan proses kegiatan
yang ada di perusahaan.
b. Manager Accounting/ Keuangan
menangani semua kegiatan yang berhubungan dengan masalah
keuangan dan akuntansi. Merencanakan dan mengawasi pengelolaan
dana, mengatur penerimaan dan pengeluaran dana.
c. Accounting
orang yang melakukan penyelenggaraan pembukuan atas semua
transaksi perusahaan sesuai dengan peraturan akuntansi yang berlaku
umum, bertanggunng jawab atas kebenaran dan kelengkapan data
laporan yang disiapkan tepat pada waktunya. Mencatat dan
mengelompokan transaksi-transaksi keuangan perusahaan.
e. Kasir
Bertugas dalam melayani transaksi pengambilan D/O atau pengantar
dokumen serta pembayaran. Membuat faktur pajak dan laporan
pajak, dan bertanggung jawab atas tagihan.
56
f. Manager Umum
Orang yang dapat dimintai keputusan selain direktur. Bertanggung
jawab
penuh
terhadap
kegiatan
perusahaan
dan
mewakili
perusahaan.
g. Supervisor Customer Service
Membantu customer serviceexport dan import, dalam menjaga
hubungan baik dengan customer. Membantu dalam menyelesaikan
masalah yang timbul. Dan memonitor semua kegiatan export
maupun import. Melakukan evaluasi terhadap masalah yang timbul.
Melakukan meeting bersama dengan pihak terkait.
h. Customer Service Export dan Import
Mengkomunikasikan segala informasi yang diterima dari agent,
maupun shipping line. Membuat laporan kegiatan export dan import.
Melakukan perencanaan pengiriman barang, memonitor shipment
pengiriman. Melakukan interaksi dengan customer, perbaikan
dokumen, melayani keluhan customer.
i. Dokumen Export dan Import
Bertugas dalam menginput dokumen import dan export (Manifest),
Job Sheet, harga. Persiapan release D/O. Komunikasi customer
mengenai (dokumen) shipment import dan exportby sea. Setting
Pengantar,
menginformasikan
kedatangan
kapal,
pengecekan
dokumen impor export. Membuat permohonan Over Brengen ke Bea
57
Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok untuk shipment impor. Melayani
customer dalam pengambilan D/O dan dokumen import.
j. MarketingExportImport
Bertugas menawarkan jasa pelayanan pengiriman barang ekspor
maupun impor dengan peti kemas dengan tarif harga (Freight) yang
kompetitif dan menguntungkan baik bagi perusahaan dan konsumen.
k. Customs Clearance BC 23 dan PIB.
Bertanggung jawab dalam proses pengeluaran barang impor, baik
yang menggunakan prosedur PIB maupun BC 23. Memonitor respon
yang diberikan oleh bea cukai. Memonitor trucking hingga kegudang
consignee dan menginformasikan kendala-kendala yang terjadi
kepada consignee.
l. Kurir
Mengantarkan dokumen, mengambil tagihan, mengambil D/O,
melakukan pembayaran, membuat laporan operasional.
4.1.4. Kegiatan Usaha Perusahaan
PT. Actlink Marine Transport memiliki beberapa kegiatan usaha
yang dapat dibagi menjadi delapan layanan, yaitu:
1. International air and sea freight Forwarding
Pelayanan yang mencakup antara lain mengurusan kargo exportimportby
sea maupunairuntuk pengiriman barang keluar negerti (export) dan
barang yang masuk ke dalam negeri (import). Untuk pelayanan ini
58
pelanggan dapat memiliki dua alternative dalam hal pemilihan container
yaitu:
•
LCL (Less Container Load) yaitu penyewaan container
dilakukan dengan menggabungkan beberapa barang yang lain
untuk dijadikan atau dikemas dalam satu container. Hal ini
dilakukan apabila barang yang dieksport tidak memiliki
kuantitas berat yang banyak.
•
FCL (Full Container Load) yaitu penyewaan container
dilakukan dengan menyewa satu container khusus untuk
menampung barang yang dimiliki oleh eksportir yang
bersangkutan saja. Hal ini dilakukan apabila kuantitas berat
barang yang diekspor berjumlah banyak.
2. Port to Port Service
Pelayanan yang mencakup dari pelabuhan atau bandara dari Negara
eksportir sampai ke tujuan pelabuhan atau bandara negara importer.
3. Door to Door Service
Pelayanan yang mencakup keseluruhan mulai dari gudang eksportir ke
tempat pelabuhan atau bandara sampai ke gudang importer.
4. Port to Door Service
Pelayanan yang mencakup dari pelabuhan atau bandara dari negara
ekportir sampai kegudang importer.
59
5. Door to Port Service
Pelayanan yang mencakup dari gudang eksportir sampai kepelabuhan
atau bandara negara importer.
6. Air and Sea Customs Clearance
Pelayanan yang meliputi pengeluaran barang dari kawasan pabean baik
lewat udara dan laut termasuk menyelesaikan dokumen. Perhitungan dan
pembayaran pungutan impor.
7. Export and Import by Air and Sea
Pelayanan yang meliputi pengiriman barang baik lewat udara dan laut
namun tidak termasuk penyelesaian dokumen, perhitungan dan
pembayaran pungutan impor.
8. Trucking Service
Pelayanan untuk penyewaan trucking untuk mengantar barang dari
gudan kepelabuhan atau sebaliknya.
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1. Deskripsi Penemuan
Saat melakukan penelitian di perusahan PT. Actlink Marine
Transport, penulis menemukan adanya satu kasus redress yang membuat
pelanggan komplain. Dalam dalam jangka waktu 6 bulan, hanya satu kasus
redress yang terjadi dalam PT. Actlink Marine Transport yaitu redress
manifest import PT. Macoline.
60
Kasus redress tersebut terjadi sebenarnya bukan hanya faktor
orang bagian dokumen PT. Actlink Marine Transport yang terpaksa
menginput manifest import sesuai dengan dokumen atau BL yang ia terima
dari agent. Tapi juga karena pihak PT. Macoline yang terlambat
memberikan penyesuaian BL (Bill Of Loading) diluar dari batas yang telah
ditentukan. Selain itu batas pengiriman manifest flat file import harus
dikirim saat itu juga ke pihak shipping line atau pelayaran yaitu PT. Yang
Ming. Karena ini pengiriman consol import, jadi jangan hanya karena satu
importer yang tidak mengirimkan penyesuaian, semua importer yang lain
akan terkena dampaknya pula yaitu redress manifest.
Ibu Duma selaku bagian dokumen PT. Macoline menjelaskan
tentang penyebab redress kemarin, bahwa :
Penyebabnya memang karena saya yang telat memberikan
penyesuaian dan saya juga perlu konfirmasi dulu ke consignee, pada saat
itu consignee bilang bahwa mereka belum mendapatkan dokumen. Jadi
mau ngak mau kita harus tunggu konfirmasi dari consignee.
Sedangkan Bapak Wawan menjelaskan bahwa penyebab redress
manifest import dapat disebabkan:
“karena menunggu konfirmasi dari importer, dokumen yang belum
terima, pengiriman penyesuaian HBL yang telat, dokumen yang benarbenar belum fix. Itu semua yang menjadi faktor kesalahan penginputan
manifest”.
61
Untuk itu bagian dokumen atau Pak Wawan mengambil keputusan
untuk menginput manifest flat file sesuai dengan BL (Bill Of Loading) dari
agent atas nama PT. Macoline Indonesia. Karena PT. Macoline merupakan
perusahaan sejenis dengan PT. Actlink Marine Transport, dan mereka
tidak memiliki open consol atau pengiriman gabungan, maka dalam
penginputan manifest flat file seharusnya adalah nama importer langsung
selaku pemilik barang
yaitu PT. Tri Graha Sealisindo, bukan PT.
Macoline yang merupakan freight forwarder.
Sebelum melakukan pengiriman data manifest flat file ke pelayaran
atau shipping line, Pak Wawan sudah
berusaha menghubungi PT.
Macoline berkali-kali untuk mengkonfirmasi. Namun orang yang
bersangkutan tidak ada ditempat dan sulit dihubungi hingga manifest harus
segera dikirimkan.
Dalam penginputan data manifest flat file import, harus benarbenar diperlukan ketelitian. Karena sedikit saja data yang dimasukan
kedalam manifest flat fileberbeda. Maka akan menimbulkan redress
manifest. Jadi data manifest yang harus dikirimkan ke shipping line
haruslah data yang benar-benar fix atau data yang benar-benar sudah final.
Bapak Wawan mengatakan bahwa: “Dalam penginputan data
manifest flat file harus bener-benar sesuai. Kalau seandainya kita input
tidak sesuai dengan B/L atau ada yang beda sedikit saja itu bisa nimbulin
redress. Makannya kalau lagi nginput manifest kita benar-benar harus
teliti dan jeli”.
62
Manifes flat file yang telah dikirimkan ke shipping line maka akan
di sumit oleh shipping line atau pelayaran ke bea cukai. Dan bea cukai
akan melakukan pendataan mengenai perusahaan yang melakukan import.
Dari data manifest yang dikirimkan maka setelah kapal tiba maka akan
timbul manifest BC. 1.1 yang telah diberikan oleh bea cukai ke shipping
line dan akan di share atau diberitahukan ke forwarder.
Berhubung
PT.Macoline
ingin
proses
customs
clearance/
pengeluaran barang dengan cepat, maka PT. Macoline harus melakukan
transfer Pemberitahuan Barang Import (PIB) ke Bea dan cukai dengan
mencantumkan No. BC.1.1. tanggal dan no posnya.
Saat mentransfer
datatersebutditolak, dan diketahui bahwa nama pemilik barang bukan PT.
Tri Graha Sealisindo tapi PT. Macoline Indonesia. Dari situlah timbul
masalah redress manifest import.
PT. Macoline mengajukan komplain kepada Customer service dan
bagian dokumen import melalui sambungan telefon maupun email. Dan
meminta pertanggung jawabannya bila ada biaya redress yang timbul.
Kasus diatas merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam
perusahaan freight forwarder. Namun bila perusahaan sering melakukan
redress, maka hal yang akan terjadi bagi perusahaan adalah, hilangnya
kepercayaan dari customer dan customer akan berpaling ke forwarder lain.
Dan ini merupakan permasalahan yang seharusnya dapat dihindari oleh
setiap perusahaan jasa freight forwarder karena ini merupakan masalah
yang tidak disenangi oleh customer.
63
4.2.2. Peranan customer service di PT. Actlink Marine Transport
Setiap perusahaan, terutama yang sangat berorientasi kepada
pelanggan selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada
pelanggannya. Pelayanan pelanggan atau customer service banyak
didominasi oleh perusahaan bisnis jasa seperti PT. Actlink Marine
Transport. Dimana perusahaan tersebut bergerak dalam bidang pelayanan
jasa pengiriman exportimport.
Dalam sebuah perusahaan jasa freight forwarder, customer service
memiliki peranan yang sangat penting sekali. Karena dalam perusahaan
jasa freight forwarder bukan produk yang diberikan kepada customernya
melainkan service, untuk itu perusahaan freight forwarder harus mampu
menjaga servicenya dengan baik. Bila service yangdiberikan tidak
memuaskan maka akan merusak kepercayaan pelanggan, sehingga ada
kemungkinan customer akan mencari perusahaan lain yang memiliki
service yang lebih baik.
Kepercayaan customer merupakan hal yang paling utama bagi
perusahaan jasa, tanpa adanya kepercayaan yang diberikan dari customer,
maka perusahaan jasa tidak akan bertahan cukup lama. Untuk itu
perusahaan jasa freight forwarder dalam menjalin hubungan baik dan
menjaga kepercayaan setiap customernya membutuhkan peran customer
service.
Customer service merupakan jabatan atau pekerjaan di suatu
perusahaan yang sangat penting, sebagai front liner suatu perusahaan yang
64
menerima semua keluhan pelanggan secara langsung. Tugas utama
seorang customer service PT. Actlink sendiri adalah melayani kebutuhan
pelanggan, memberikan solusi, menyelesaikan permasalahan pelanggan,
mencatat pesanan atau keinginan pelanggan, memberikan informasi
mengenai shipment import dan segala sesuatunya yang berhubungan
dengan kantor, dan lain-lain. Cutomer service biasanya ditempatkan di
front office dan berinteraksi secara langsung atau secara tatap muka
dengan pelanggan atau back office dan komunikasi melalui telepon, email,
skype, yahoo massanger atau internet.
Pekerjaan sebagai customer service bisa di bilang sebagai
pekerjaan pokok atau yang sangat penting di dalam suatu perusahaan,
karena melalui pekerjaan tersebut terdapat interaksi awal antara
perusahaan dengan pelanggan atau konsumen perusahaan. Customer
service PT. Actlink harus mampu berkomunikasi dengan baik, karena
hampir seluruh kegiatan yang dilakukan oleh customer service PT. Actlink
Marine Transport memerlukan komunikasi. Dari rencana pengiriman
(pesanan) , komunikasi ke agent, shipping line dan customer, serta
penanganan keluhan pelanggan. Kesemuanya memerlukan komunikasi
secara terus menerus yang dapat dilakukan oleh customer service.
Sebagai customer service tentu harus berhati-hati dalam bertindak
melayani pelanggan, karena kita bergerak dibidang jasa, sedikit kesalahan
akan menjadi pembicaraan besar para customer mengenai service kita
yang kurang baik. Untuk itu customer service harus memiliki kemampuan
65
melayani customer sercara cepat, tepat dan komunikasi yang baik dalam
memberikan informasi dan menangani keluhan yang dihadapi oleh setiap
customernya.
Peran customer service dalam perusahaan PT. Actlink sendiri
adalah sebagai:
1. Penasehat Ahli
Customer service PT. Actlink dapat dikatakan sebagai penasehat ahli
dikarenakan customer service-lah yang memahami segala sesuatunya
tentang import dan permasalahannya. Mulai dari merencanakan
pengiriman, masalah pengiriman dan ke agentnan, masalah pelayaran
yang full space, masalah customer tentang redress dan keterlambatan
pengiriman, hingga masalah gudang tentang kehilangan barang. Semua
masalah tersebut akan masuk dan ditangani oleh customer service.
Sehingga dengan banyaknya permasalahan yang ada, dapat menjadikan
customer service paham akan setiap masalah yang timbul. Sehingga saat
permasalah tersebut terulang kembali, maka customer service dapat
menjadi penasehat ahli dalam mengambil tindakan yang harus dilakukan
perusahaan.
2. Fasilitator Komunikasi
Customer service dapat bertindak sebagai komunikator maupun mediator
bagi perusahaan. Dalam perusahaan freight forwarder, customer service
akan selalu mengkomunikasikan segala informasi mengenai import
kepada setiap customernya, customer service harus dapat memberikan
66
penjelasan dari setiap informasi yang diberikannya. Terkadang bagian
dokumen import salah dalam memberikan informasi mengenai tiba
kapal,nama gudang, code gudang, BC 1.1 (data manifest yang
ditimbulkan oleh bea cukai). Dari hal kecil tersebut dapat menimbulkan
masalah. Sehingga penting bagi customer service dan customer untuk
selalu menjalin komunikasi yang baik. Adanya komunikasi timbal balik
tersebut dapat menciptakan saling pengertian, menghargai, dan
mendukung, selain itu dapat menjalin hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan customernya.
3. Fasilitator proses pemecahan masalah
Peranan customer service dalam perusahaan freight forwarder sangat
penting sekali, sehingga customer service diharapkan oleh perusahaan
untuk dapat menangani dan memecahkan persoalan yang timbul dalam
perusahaan. Selain itu customer service juga dapat menjadi penasehat
dalam mengambil keputusan dan tindakan yang harus dilakukan.
Sebelum mengambil keputusan biasanya akan dilakukannya meeting
bersama setiap divisi untuk mencari tahu letak kesalahannya dan
mencari solusi agar masalah tersebut dapat terselesaikan.
4. Teknisi Komunikasi
Peranan customer service dalam perusahaan freight forwarder dapat
dikatakan sebagai teknisi komunikasi. Customer service dapat menjadi
teknisi komunikasi karena tugasnya lebih condong kepada komunikasi.
Dalam kesehariannya customer service PT. Actlink akan selalu
67
berhubungan dengan komunikasi ke agent, shipping line, coloader,
customer, gudang, bandara dan lain-lain. Aktifitas tersebut merupakan
tugas rutin yang harus dijalankan oleh customer service. Adanya
komunikasi timbal balik (two way communication)antara perusahaan
dengan customernya, maka dari komunikasi tersebut diharapkan
perusahaan dan customer dapat menciptakan saling pengertian, dan
hubungan yang harmonis.
4.2.3. Kegiatan customer service di PT. Actlink Marine Transport
Banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang customer service
dalam sebuah perusahaan jasa freight forwarder. Segala kegiatan yang
dilakukan lebih kepada komunikasi. Perusahaan sangat perlu menjalin
komunikasi yang baik dengan customernya, untuk itu peran customer service
dalam perusahaan freight forwarder sebagai jembatan penghubung antara
perusahaan dengan customer. Komunikasi memiliki peranan yang sangat
penting bagi semua individu maupun perusahaan. Peran komunikasi dalam
perusahaan adalah alat penghubung antara karyawan, perusahaan dan
customer.
Komunikasi yang dibangun oleh customer service haruslah
komunikasi dua arah, dimana antara customer service dengan perusahaan
saling memberikan informasi mengenai kegiatan import. Dengan adanya
komunikasi yang baik antara customer dan perusahaan maka akan terjalin
hubungan yang harmonis dalam jangka panjang. Dengan komunikasi
pekerjaan akan lebih efektif, komunikasi memudahkan kita untuk dapat
68
menyampaikan informasi satu dengan yang lainnya. Dengan komunikasi yang
baik dan efektif maka pesan yang disampaikan akan dapat diterima dengan
baik, sehingga tidak menimbulkan adanya miss communication (salah
paham).
Ibu Mila Novianti mengutarakan bahwa : “Tugas pokok customer
service lebih kepada komunikasi, dalam kesehariannya customer service
akan selalu memegang komunikasi agent, shipping line, customer, dan
bila ada masalah maka komunikasi akan lebih sering dilakukan oleh
customer service ke customer”.
Dibawah ini merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan
customer service PT. Actlink Marine Transport :
1. Komunikasi KeAgent
Ini merupakan tugas pokok customer service PT. Actlink Marine
Transport, dimana customer service akan lebih sering berkomunikasi
mengenai rencana pengiriman barang import, revise dokumen, profit
share, jadwal pengiriman, konfirmasi pengiriman barang ke agent
diluar negeri. Karena PT. Actlink memiliki agent diluar negeri yang
cukup banyak, maka untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan
komunikasi antar Negara digunakanlah media internet seperti skype,
Yahoo messanger, email, dan telefon.
2. Komunikasi Shipping line (Pelayaran)
Shipping line merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa
pelayanan pengiriman barang sama seperti PT. Actlink. Namun
lingkupnya lebih besar dari pada freight forwarder, mereka yang
69
memiliki armada container dan kapal laut. Untuk itu mereka
memerlukan data manifest untuk mengetahui siapa saja importer yang
melakukan kegiatan impor. Komunikasi yang dilakukan customer
service dan shipping line lebih kepada permintaan harga pengiriman
barang (request quotation), meminta pemberitahuan kedatangan kapal
(NOA), meminta delay notice, BC 1.1. konfirmasi Space (tempat),
konfirmasi manifest import, jadwal pengiriman (Selling schedule),
konfirmasi redress, repair container, jaminan container dan lain-lain.
3. Komunikasi Customer atau Pelanggan
Customer service juga sangat perlu untuk selalu dapat berkomunikasi
dengan customer mengenai shipment import, karena disini customer
service akan membutuhkan konfirmasi dari customer mengenai
diberangkatkan atau tidaknya barang import tersebut, bila customer
service tidak memberikan informasi, bahwa adanya rencana pengiriman
barang dengan kapal laut dan tidak adanya konfirmasi yang diberikan
dari customer maka akan timbul suatu masalah. Untuk itu penting bagi
seorang customer service menginformasikan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan rencana impor. Karena importer selaku pemilik
barang akan lebih mengetahui ada atau tidaknya rencana pengiriman,
selain itu customer servicejuga harus menginformasikan tiba kapal
(NOA), BC 1.1., delay notice dan gudang.
70
Gambar : Komunikasi customer service melalui Email.
4.2.4. Hasil Penelitian Mengenai Strategi komunikasi (CS)
Pada bagian ini peneliti akan berusaha untuk membahas mengenai
strategi komunikasi customer service dalam penangan komplain pelanggan
atas redress manifest import.
Redress manifes import merupakan suatu masalah yang sering
timbul dalam perusahaan freight forwarder. Bila permasalah tersebut
sering terjadi bukan hanya perusahaan yang akan dirugikan, melainkan
customer
atau
consignee
pun
akan
merasa
dirugikan.
Adanya
permasalahantersebut membuat consignee atau importer merasa tidak
nyaman, dikarenakan proses redress yang dapat memakan waktu cukup
lama. Sehingga membuat perusahaan tidak dapat memproduksi barang
dikarenakan telatnya pengiriman bahan baku untuk produksi. Maka yang
terjadi adalah timbulnya komplain dari customer dikarenakan pelayanan
71
yang kurang baik atau kurang memuaskan. Pelayanan yang lambat dan
respon yang kurang baik akan membuat pelanggan berpaling pada
perusahaan freight forwarder yang lain.
Cara penganan yang dilakukan customer service PT. Actlink dalam
menyelesaikan masalah menurut Ibu Mila adalah :
“Cara menanggani komplain setiap customer pastinya berbedabeda, sesuai dengan permasalahan yang ada juga. Tapi biasanya kita
akan selalu tanyakan mengenai keluhannya dulu, baru melakukan
pengecekan atau double cross check pada divisi terkait untuk memastikan
permasalahan. Setelah mendapatkan informasi dari bagian dokumen dan
lapangan, biasanya kita memiliki penilaian terhadap kasus. Kalau kasus
tersebut ringan, maka saya dapat mengambil tindakan langsung, beda
dengan kasus berat yang memerlukan meeting terlebih dahulu”.
Kasus redress manifest dapat terjadi pada semua perusahaan
freight
forwarder. Untuk itu penting bagi setiap perusahaan freight
forwarder atau perusahaan jasa yang lainnnya penting untuk memiliki
strategi komunikasi dalam penangganan komplain. Perusahaan yang sering
mendapatkan komplain adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa.
Pengajuan komplain yang diterima dari customer biasanya menggunakan
email, telfon maupun media online lainnya.
Dibawah ini merupakan bagan dari strategi komunikasi
yang
dijalankan oleh customer service PT. Actlink Marine Transport saat
adanya komplain pelanggan yang masuk yaitu dengan memberikan
pelayanan yang baik dan memprioritaskan penanganan sesegera mungkin
terhadap keluhan pelanggan dengan cara menanggapi serta mengatasi
72
semua permasalahan
yang diajukan
oleh
pelanggan berdasarkan
keluhannya.
Gambar : Strategi Komunikasi Customer Service PT. AMT
Pengertian Panah pada Gambar
-
Alur customer service dalam menangani
komplain pelanggan dari awal komplain yang
disampaikan
oleh
customer
hingga
penyelesaian yang harus dilakukan dengan
mengadakan meeting bersama manager.
-
Komunikasi langsung antara manager dengan
bagian lapangan atau kepala gudang bila
customer service tidak dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
73
-
Tindakan pertama yang harus dilakukan customer
service saat terima komplain yang masuk dari
customer, dengan melakukan pengecekan atau
mencari dan memastikan informasi dari bagian
dokumen dan lapangan.
-
Informasi yang didapat oleh customer service dari
bagian dokumen dan lapangan, maka customer
service akan memiliki penilaian sendiri terhadap
kasus yang dijalani. Kasus tersebut dibagi menjadi
2 bagian yaitu kasus ringan dan kasus berat. Tanda
panah biru menandakan bahwa dalam kasus ringan
customer service dapat mengambil tindakan dan
keputusan secara langsung tanpa harus melakukan
meeting bersama terlebih dahulu untuk mencari
solusinya.
-
Panah ungu merupakan solusi yang diberikan
kepada
customer
service
setelah
melakukan
meeting bersama dengan manager dan divisi
dokumen import. Komunikasi yang terjalin antara
customer service dengan manager merupakan
komunikasi timbal balik.
Dalam mengatasi semua permasalahan, customer service selalu
membuat perencanaan terlebih dahulu. Dilihat dari kasus yang akan
ditanggani maka dengan adanya perencanaan customer service dapat
mengetahui apa yang harus dilakukannya. Respon yang cepat merupakan
74
hal yang paling penting dan utama bagi sebuah perusahaan pelayanan jasa
seperti PT. Actlink Marine Transport.
Penjelasan dari strategi komunikasi yang dilakukan customer
service PT. Actlink Marine Transport adalah:
1. Komplain Customer
Dapat dilihat bahwa komplain customer dapat diterima oleh dua
bagian yaitu customer service dan bagian dokumen import. Bila bagian
dokumen import yang menerima komplain terlebih dahulu, maka
komplain tersebut akan disampaikan kembali kepada customer service.
Yang pada intinya semua komplain akan sampai atau diterima dahulu
oleh customer service. Hal yang perlu dilakukan customer service saat
menerima komplain adalah meminta maaf atas ketidak nyamanannya,
bertanya mengenai masalah yang terjadi, memastikan kembali
masalahnya.
2. Tindakan Customer service
customer service PT. Actlink dalam menghadapi masalahnya tidak
langsung memberikan solusi, tapi akan melakukan pengecekanpengecekan terlebih dahulu kepada bagian dokumen import dan bagian
lapangan yang bersangkutan langsung dengan proses pengeluaran
barang. Pengecekan dokumen import seperti pengecekan dokumen
(MBL (Master Bill Of Loading), BL (Bill Of Loading), Commercial
Invoice dan Packing List), dan
pengecekan manifest import,
75
sedangkan pengecekan bagian lapangan adalah untuk mengetahui
kondisi barang, kapan proses pengeluaran barang dan lain-lain.
Customer service akan mengkomunikasikan terlebih dahulu mengenai
masalah kebagian dokumen, lapangan, gudang dan pihak terkait
lainnya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan mengetahui
pengiriman yang bermasalah. Selain itu pengecekan juga perlu
dilakukan oleh customer service mengetahui benar atau tidaknya
informasi yan g disampaikan oleh customer. Banyaknya orang yang
dilibatkan dalam proses pengiriman maupun pengeluaran barang impor
dapat menyebabkan kesalah pahaman. Karena pesan yang disampaikan
belum tentu pesan / informasi yang sebenarnya.
3. Penilaian Kasus
Dari permasalahan yang timbul, customer service akan melakukan
penilaian dan mengolongkan kasus. Pengelongan kasus tersebut dibagi
menjadi dua yaitu kasus ringan dan kasus berat. Penilaian tersebut
didapat dari komunikasi customer service dengan bagian lapangan dan
dokumen import. Komunikasi yang dilakukan customer service kepada
divisi dokumen import perlu dilakukan agar customer service dapat
mengetahui letak permasalahan yang timbul, sedangkan komunikasi
customer service dengan bagian lapangan adalah untuk mengetahui
apa saja dokumen atau surat-surat yang dibutuhkan untuk proses
redress dan pengeluaran barang, berapa biaya yang dibutuhkan dalam
76
proses pegeluaran barang maupun redress manifest. Sehingga
diketahui sulit atau tidaknya kasus yang tengah ditangani.
4. Kasus Ringan
Biasanya dalam kasus ringan seperti kesalahan dalam penginputan
D/O (Delivery Order) , kurang bayar pengambilan D/O, barang
tertukar, kesalahan pengirimana SOA atau invoice, keterlambatan
pengiriman barang, tidak adanya informasi delay dan lain-lain.
Customer service dapat mengambil tindakan secara langsung atau
mencari solusi dalam memecahkan masalah tersebut tanpa dilakukan
meeting bersama.
5. Kasus Berat
Kasus yang berhubungan dengan bea dan cukai, lapangan, redress,
biaya local charge yang tidak sesuai dan sewa gudang yang tinggi.
Dimana semua menyangkut dengan biaya, dan prosedur atau proses
yang sulit dan lama, kurangnya kelengkapan dokumen import,
customer clearance dan redress yang membutuhkan biaya undertable
yang cukup besar ke bea cukai. Maka customer service tidak dapat
mengambil keputusan sendiri melainkan diperlukannya meeting
bersama antara menager dengan customer service dan divisi dokumen
import yang mengetetahui masalahnya.
6. Solusi
Didalam meeting maka akan dibahas mengenai masalah dan solusinya.
77
Solusi tersebut akan disampaikan kembali kepada customer , tapi bila
customer tidak terima dengan solusi yang diberikan customer service
maka akan dibahas kembali ke mananger. Dan biasanya customer
service akan langsung melakukan customer visit.
7. Komunikasi Manager dan Lapangan.
Komunikasi manager dan divisi lapangan maupun gudang perlu
terjalin dengan baik pula, disini bukan hanya customer service saja
yang perlu menjalin hubungan baik, namun semua divisi dan bagian
lain perlu menjalin hubungan baik dengan pihak eksternal (gudang dan
lapangan). Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh customer
service mengenai biaya sewa gudang yang tinggi atau posisi container
yang paling bawah, proses pengeluaran barang
yang harus
membutuhkan biaya extra, maka customer service tidak dapat
menyelesaikannya sendiri, untuk itu peran manger sangat membantu
dalam
menyelesaikan
masalah
yang
tersebut
dengan
mengkomunikasikannya langsung kepada kepala gudang maupun
bagian lapangan. Bila manager sudah mengkomunikasikan tindakan
apa yang harus dijalankan. Selebihnya customer service akan
memonitor masalah tersebut dan mengkomunikasikannya kembali
kepada manager atau atasan.
Adapun prosedur atau peraturan customer service PT. Actlink
Marine Transport saat menerima komplain pelanggan:
78
Gambar : SOP Handling Customer Complaint PT. AMT.
4.2.5. Faktor Pendukung Strategi Komunikasi
Dalam pelaksanaan kegiatan strategi komunikasi customer service
di PT. Actlink Marine Transport, terdapat beberapa faktor pendukung
yang mempengaruhi kegiatan customer service dalam menciptakan
kepuasan pelanggan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
a. Faktor Pendukung
1. Adanya kerjasama dari semua karyawan di PT. Actlink Marine
Transport dalam memberikaan pelayanan yang baik kepada pelanggan
dalam hal mengatasi keluhan pelanggan. Contoh kasus yang dialami
PT. Macoline yaitu adanya redress manifest import yang berdampak
pada telatnya pengiriman barang dan timbulnya biaya redress yang
79
cukup besar, selain itu perusahaan / customernya tidak dapat
memproduksi barang tepat pada waktunya. Ibu Mila selaku Supervisor
customer service menjelaskan bahwa untuk menangapi kasus tersebut,
customer service tidak dapat langsung menanggapinya. Customer
service membutuhkan kerjasama dengan bagian lain yaitu divisi
dokumen impor dan lapangan. Karena tidak mudah untuk memberikan
solusi dan membantu menanggung biaya redress manifest import.
Customer service perlu mencari informasi terlebih dahulu dalam
memangani suatu kasus. Bagian impor akan membantu customer
service dalam mencari informasi, mencari letak kesalahan pada
dokumen importnya, dan mengetahui letak redress manifestnya,
sedangkan bagian lapangan akan membantu mengenai respon yang
didapat
dari
bea
cukai,
menyesuaikan
kesalahan
redress,
memberitahukan kapan barang akan dikirim. Semua divisi saling
memiliki keterkaitan dan membutuhkan kerjasama yang baik, untuk
mendukung kinerja customer service dalam memberikan pelayanan
yang lebih baik.
2. Fasilitas yang memadai sangat membantu dalam penanganan
komplain pelanggan. Karena customer membutuhkan respon yang
cepat dalam menyelesaikan suatu masalah. Maka dari itu perusahaan
berusaha menyediakan fasilitas dalam bentuk tehnologi seperti telefon,
internet, email dan skype, yahoo massanger dan media online lainnya.
Hal ini dilakukan perusahaan
untuk membantu dan memudahkan
80
kegiatan customer service dalam berkomunikasi dengan para customer,
shipping line,agent dan pihak terkait lainnya.
4.3.
Pembahasan Redress Manifes Import PT. Macoline Indonesia
Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mendeskripsikan dan
menganalisa secara rinci mengenai strategi komunikasi yang digunakan oleh
customer service PT. Actlink Marine Transport dalam penangganan komplain
pelanggan atas redress manifest import PT. Macoline.
Pelayanan terhadap pelanggan merupakan kunci dalam perusahaan jasa,
dimana service perusahaan dinilai dan menjadi salah satu faktor yang dapat
membuat pelanggan nyaman serta puas dengan service perusahaan. Beberapa hal
menyangkut customer service yang cukup menjadi perhatian dalam hal ini adalah
kemungkinan adanya komplain, klaim dan ketidak puasan pelanggan.
Salah satu komplain yang pernah terjadi terkait dengan pelayanan
pelanggan adalah Redress Manifes Import PT. Macoline Indonesia. Hal ini dapat
menjadikan salah satu pelanggan menghindar dan berpaling ke tempat lain. Hal
ini juga menjadi kesan buruk bagi perusahaan karena meskipun problem solving
sudah dilakukan PT. Actlink Marine Transport saat itu dapat diterima dengan
sangat jelas, tetapi pada akhirnya pelanggan masih kurang puas dan berpaling ke
tampat lain. Hal ini menjadi catatan khusus bagi perusahaan untuk mencari solusi
dan antisipasi pencegahannya di masa datang.
81
Hal yang sama dinyatakan oleh manager umum PT. Actlink Marine
Transport yaitu Bapak Arif Bachtiar, dimana perusahaan harus menanggung
resiko dari masalah redress manifest. Beliau menyatakan bahwa:
“dampak redress bagi perusahaan, pastinya akan berkurangnya
kepercayaan customer terhadap pelayanan atau service yang diberikan oleh PT.
Actlink. Customer pastinya akan berkurang, karena customer berusaha untuk
mencari forwarder lain dengan service yang lebih baik”.
Kasus atau masalah redress pastinya pernah dialami oleh semua
perusahaan jasa freight forwarder, begitu juga dengan PT. Actlink yang dalam
jangka waktu 6 bulan mengalami redress manifest import PT. Macoline
Indonesia.
Kasus tersebut berawal karena pihak PT. Macoline yang terlambat
memberikan penyesuaian BL (Bill Of Loading) diluar dari batas yang telah
ditentukan. Sedangkan manifest flat file import harus dikirim saat itu juga. Karena
ini pengiriman consol import, jadi jangan hanya karena satu importer yang tidak
mengirimkan penyesuaian, semua importer yang lain akan terkena dampaknya
pula yaitu redress manifest.
Bapak Yudi berpendapat mengenai redress satu container bahwa “itu pasti
ada, karena dalam satu container consol ada barang dari berbagai consignee.
Kalau satu redress barang yang lain juga akan ngak bisa keluar. Pastinya
masing-masing barang akan di check dulu sama bagian gudang dan bea cukai.
Untuk itu bagian dokumen atau Pak Wawan mengambil keputusan untuk
menginput manifest flat file sesuai dengan BL dari agent yang atas namanya
masih PT. Macoline. Karena PT. Macoline merupakan perusahaan sejenis dengan
82
PT. Actlink Marine Transport, dan mereka tidak memiliki open consol atau
pengiriman gabungan, maka dalam penginputan manifest flat file seharusnya
adalah nama importer langsung selaku pemilik barang
yaitu PT. Tri Graha
Sealisindo, bukan PT. Macoline yang merupakan freight forwarder.
Sebelum melakukan pengiriman data manifest flat file ke pelayaran atau
shipping line, Pak Wawan sudah berusaha menghubungi PT. Macoline berkalikali untuk mengkonfirmasi. Namun orang yang bersangkutan tidak ada ditempat
dan sulit dihubungi hingga manifest harus segera dikirimkan.
Dalam penginputan data manifest flat file import, harus benar-benar
diperlukan ketelitian. Karena sedikit saja data yang dimasukan kedalam manifest
flat file berbeda. Maka akan menimbulkan redress manifest. Jadi data manifest
yang harus dikirimkan ke shipping line haruslah data yang benar-benar fix atau
data yang benar-benar sudah final.
Manifes flat file yang telah dikirimkan ke shipping line maka akan di
submit oleh shipping line atau pelayaran ke bea cukai. Dan bea cukai akan
melakukan pendataan mengenai perusahaan yang melakukan import. Dari data
manifest yang dikirimkan maka setelah kapal tiba maka akan timbul manifest BC.
1.1 yang telah diberikan oleh bea cukai ke shipping line dan akan di share atau
diberitahukan ke forwarder.
Berhubung PT. Macoline ingin proses customs clearance / pengeluaran
barang
dengan
cepat,
maka
PT.
Macoline
harus
melakukan
transfer
Pemberitahuan Barang Import (PIB) ke Bea dan cukai dengan mencantumkan No.
BC.1.1. tanggal dan no posnya. Saat mentransfer data tersebut ditolak, dan
83
diketahui bahwa nama pemilik barang bukan PT. Tri Graha Sealisindo tapi PT.
Macoline Indonesia. Dari situlah timbul masalah redress manifest import.
PT. Macoline mengajukan komplain kepada customer service dan bagian
dokumen import melalui sambungan telefon maupun email. Dan meminta
pertanggung jawabannya bila ada biaya redress yang timbul.
Dari kejadian ini, maka pihak perusahaan PT. Actlink Marine Transport
berusaha untuk dapat merespon dengan cepat atau sesegera mungkin agar masalah
yang timbul dapat terselesaikan dengan cepat dan pelanggan merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perusahan.
Komplain yang diajukan pt. Macoline diterima oleh bagian customer
service PT. Actlink Marine Transport, sebelum memberikan tindakan dan solusi.
Maka customer service mencoba menannyakan kepada bagian dokumen, untuk
memastikan benar atau tidaknya informasi yang telah disampaikan pihak
Macoline.
Penyebab terjadinya redress manifest import PT. Macoline dikarenakan
bagian dokumen import telat menerima penyesuaian dokumen yang harus diinput
kedata manifest. Sedangkan bagian dokumen PT. Actlink sudah mendapat
pemberitahuan dari pihak shipping line dan batasan waktu pengiriman manifest
flat file. karena waktu yang terbatas membuat dokumen import dikirim sesuai
dengan dokumen atau BL (Bill Of Loading) yang diterima dari agent. Dan
customer service tersebut melakukan pengecekan terhadap manifest flat file
tersebut.
84
Setelah mendapatkan informasi dari bagian dokumen maka selanjutnya
adalah customer service melakukan komunikasi kembali kepada bagian lapangan,
untuk mengetahui berapa biaya redress PT. Macoline, apasaja surat atau dokumen
yang diperlukan untuk proses redress tersebut.
Perlu diketahui bahwa dalam proses redress secara normal membutuhkan
waktu 3 sampai 5 hari kerja. Bagi perusahaan yang barangnya tidak begitu urgent,
biasanya akan mengambil jalur normal, karena dengan mengunakan jalur normal
maka tidak ada biaya yang harus ditanggungkan oleh kedua belah pihak, hanya
saja membutuhkan surat pernyataan permohonan redress dari pihak forwarder
maupun shipping line.
Hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Yudi, bahwa dalam
proses redress dapat memakan waktu yang cukup lama :
“kalau jalur normal bisa makan waktu 3-5 hari kerja tapi itu tanpa biaya,
tapi kalau customer pengen proses pengeluran barang cepat, biasanya kita pakai
jalur tembak atauundertable ke bea cukai”.
Sedangkan bagi perusahaan yang menginginkan proses pengeluaran
barang cepat, namun karena adanya masalah redress manifest. Maka jalur yang
akan digunakan adalah jalur tembak/ Undertable. Jalur tembak hanya memakan
waktu 1 hari kerja dan barang pun sudah siap untuk dikeluarkan, namun
dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk setiap masalah redress yang timbul,
misalkan kesalahan redress ada pada kolom consignee. Standart biaya yang harus
dikeluarkan untuk redress consignee adalah 1.000.000,-. Bagian lapangan sangat
berperan penting dalam komunikasi ke bae cukainya. Orang lapangan
atau
85
customs harus pandai dalam menjalin hubungan yang baik pada setiap pegawai
bea cukai. Menjalin hubungan yang baik dengan bea cukai akan memudahkan kita
dalam proses customs ataupun izin import, dan permasalahan import lainnya.
Dari bagian lapangan tersebut customer service mendapatkan informasi
mengenai biaya redress dan dokumen pelengkap lainnya dalam proses redress.
Dari informasi tersebut costomer service dapat melakukan penilaian bahwa
redress manifest tersebut merupakan kasus yang cukup berat. Karena tidak
mungkin PT. Actlink yang harus menanggung secara keseluruhan biaya redress
manifest tersebut. Untuk itu kasus tersebut disampaikan kepada manager dan
melakukan meeting bersama dengan bagian dokumen import (yang menginput
data manifest) dan customer service untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Dalam meeting akan dibahas awal masalahnya, karena masalah tersebut berawal
dari telatnya bagian dokumen PT. Macoline yang
mengirimkan penyesuaian
manifest / BL (Bill Of Loading), sehingga bagian dokumen PT. Actlink terpaksa
menginput sesuai dengan data yang diterima dari Agent. Berhubung waktu
pengiriman akhir manifest flat file ke pelayaran sangat terbatas sekali. Hal ini
dilakukan bagian dokumen PT. Actlink adalah untuk menghindari redress satu
container. Karena dalam hal ini kesalahan bukan bermula dari pihak PT. Actlink
Marine transport, maka perusahaan memberikan kemudahan agar biaya redress
yang timbul dibagi bersama dengan catatan yaitu 75% (Macoline) dan 25%
(Actlink).
PT. Macoline Indonesia menyadari kesalahan memang berawal dari
telatnya pengiriman yang dilakukan oleh bagian dokumen PT. Macoline karena
86
membutuhkannya konfirmasi dari importer. Namun yang menjadi kendalanya lagi
PT. Actlink tidak boleh menginput manifest flat file sebelum benar-benar
menerima BL (Bill Of Loading) penyesuain. Ini yang disesalkan oleh PT.
Macoline, mengapa bagian dokumen import PT. Actlink menginput manifest tidak
sesuai dengan data yang dikirimkannya.
Tanggapan positif yang diberikan Ibu Duma terhadap respon yang
diberikan customer service PT. Actlink Marine Transport yaitu :
“Responnya cepat, CSnya juga cepat tanggap pas ada masalah redress
ini. Kalau dibilang sih dia ngebantu banget. Karena kita hanya terima beres saja,
kita kasih informasi, dia bilang akan segera menghubungi kembali. Tapi sore itu
juga barang saya langsung keluar dan diantar kegudang importer”.
Dari masalah tersebut dapat dilihat bahwa customer service tanggap dalam
memberikan respon yang cepat dan perusahaan lebih mengandalkan kepada
service yang diberikan. Terbukti hingga saat ini PT. Macoline masih
menggunakan jasa pelayanan PT. Actlink Marine Transport sebagai Master
consolindator.
Download