bab ii tinjauan pustaka

advertisement
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Biaya
Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua
hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
manajemen dituntut untuk dapat mengambil keputusan secara benar. Di tinjau dari
sudut pandang akuntansi, informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan adalah informasi mengenai biaya-biaya yang terjadi pada
perusahaan tersebut.
2.1.1
Pengertian Biaya
Dalam pengambilan keputusan, informasi tentang harga pokok produksi
sangat diperlukan dan unsur terpenting dalam perhitungan harga pokok produksi
adalah biaya. Sehingga perhitungan biaya harus akurat agar keputusan yang akan
diambil manajemen pun akan akurat.
Mulyadi (2010) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya
menyatakan bahwa biaya dapat didefinisikan dalam arti luas dan arti sempit.
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
11
12
Sedangkan Carter (2006:30) berpendapat bahwa setiap beban adalah biaya,
tetapi tidak setiap biaya adalah beban. Contohnya adalah biaya saat membeli
aktiva,
setiap pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva adalah
biaya, tetapi belum menjadi beban.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa biaya adalah suatu
pengorbanan
untuk memperoleh aktiva yang diukur oleh satuan uang yang telah
atau kemungkinan akan terjadi dan tidak setiap biaya adalah beban.
terjadi
Agar manajemen mampu memprediksi berapa besarnya biaya pada
berbagai situasi operasi, maka manajemen perlu memahami tentang perilaku
biaya.
2.1.2
Perilaku Biaya
Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi terhadap perubahan
yang berlangsung pada tingkat aktivitas bisnis, dimana pemahaman mengenai
perilaku biaya merupakan kunci dari sebuah keputusan dalam sebuah perusahaan.
Mulyadi (2010:465) mengemukakan bahwa :
Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total
biaya dengan perubahan volume kegiatan. Berdasarkan perilakunya dalam
hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi
tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel
Pada umumnya dikenal dua perilaku biaya, yakni biaya tetap dan biaya
variabel dan juga dikenal pula perilaku biaya lainnya, yakni biaya campuran atau
biaya semivariabel.
a.
Biaya tetap
Mulyadi (2010:466) mengemukakan bahwa biaya tetap adalah biaya yang
jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
13
Contoh dari biaya tetap adalah biaya sewa gedung kantor/pabrik, biaya
b. penyusutan gedung atau mesin dan biaya gaji manajer kantor.
Biaya variabel
Mulyadi (2010:468) mengemukakan bahwa biaya varibel adalah biaya
yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Contoh biaya variabel dalam aktivitas produksi adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead bahan
pembantu.
c.
Biaya semivariabel
Selain biaya variabel dan biaya tetap, ada pula biaya semivariabel. Biaya
semivariabel ini merupakan biaya yang tidak dapat dikatagorikan sebagai
biaya varibel maupun biaya tetap, karena pada biaya semivariabel terdapat
unsur biaya variabel dan biaya tetap. Mulyadi (2010:15) mengungkapkan
bahwa biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Contoh dari biaya semi variabel
adalah biaya listrik dan telepon. Dalam biaya listrik dan telepon
terkandung unsur biaya varibel dan biaya tetap. Contohnya dalam biaya
telepon terdapat biaya tetap yang biasa disebut abodemen dan biaya
variabel yang akan berubah sesuai dengan pemakaian telepon.
Informasi mengenai biaya-biaya diatas diperlukan dalam perhitungan
harga pokok produksi yang nantinya harga pokok produksi tersebut sangat
diperlukan sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
14
2.2
Harga Pokok Produksi
2.2.1
Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan
proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Harga pokok
produksi juga dikenal dengan istilah biaya produksi. Menurut Mulyadi (2010:14),
biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
2.2.2
Komponen Harga Pokok Produksi
Komponen biaya yang menjadi unsur perhitungan harga pokok produksi
yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
a.
Biaya bahan baku langsung
Bahan baku langsung merupakan komponen utama dalam proses
pembuatan suatu produk. Proses produksi tersebut tidak akan berjalan jika
tidak tersedianya bahan baku. Dalam perhitungan harga pokok produksi
biaya bahan baku langsung termasuk ke dalam katagori biaya utama
(prime cost).
Mulyadi (2010:275) menjelaskan bahwa bahan baku merupakan bahan
yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Biaya bahan baku
langsung dapat ditelusuri langsung ke produk selesai. Biaya bahan baku
langsung termasuk biaya produksi variabel.
15
b.
Biaya tenaga kerja langsung
Carter (2006:40) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya
menerangkan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kerja langsung adalah
tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi
produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang termasuk ke dalam
biaya variabel dimana biaya tenaga kerja langsung selalu berubah-ubah
sesuai dengan unit produk yang di produksi.
c.
Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik terdiri atas semua biaya yang tidak dapat ditelusuri
secara langsung ke produk selesai. Mulyadi (2010:104) mengungkapkan
bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Pada umumnya biaya overhead pabrik merupakan katagori biaya produksi
tidak langsung yang dibebankan ke sebuah produk. Biaya overhead pabrik
dapat digolongkan dalam 3 cara yaitu :
1) Biaya overhead pabrik menurut sifatnya.
a) Biaya Bahan Penolong, yaitu bahan yang tidak menjadi bagian dari
suatu produk atau menjadi bagian dari suatu produk tapi nilainya
relatif kecil. Contohnya adalah lem.
b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan, yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk memperbaiki atau memelihara asset yang digunakan untuk
produksi, misalnya biaya pemeliharaan mesin.
16
c) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang
tidak dapat dibebankan langsung kepada suatu produk atau pesanan
tertentu. Misalnya tunjangan kesehatan karyawan pabrik.
d) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.
Biaya yang termasuk kelompok ini contohnya adalah biaya
depresiasi gedung pabrik.
e) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu. Biaya yang
termasuk kelompok ini contohnya adalah biaya asuransi.
f) Biaya
Overhead
lain
yang
secara
langsung
memerlukan
pengeluaran uang tunai. Biaya yang termasuk kelompok ini
contohnya adalah biaya listrik.
2) Biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume produksi.
a) Biaya Overhead Tetap, yaitu biaya overhead yang tidak berubah
selama rentang produksi tertentu.
b) Biaya Overhead Variabel, yaitu biaya overhead yang berubah-ubah
sesuai dengan perubahan unit produksi atau volume produksi.
c) Biaya Overhead Semivariabel, yaitu biaya overhead yang berubah
tidak sebanding dengan volume kegiatan.
17
3) Biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen
produksi.
a) Biaya Overhead Pabrik Langsung Departemen, yaitu biaya
overhead yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya
hanya dinikmati departemen tersebut.
b) Biaya Overhead Pabrik Tidak Langsung Departemen, yaitu biaya
overhead yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu departemen.
2.2.3
Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Mulyadi (2010) menjelaskan bahwa metode pengumpulan biaya produksi
terdiri dari metode pengumpulan biaya berdasarkan pesanan (job order costing)
dan metode pengumpulan biaya berdasarkan proses (process costing). Kedua
sistem tersebut dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan.
a.
Metode Harga Pokok Pesanan (Job-Order Costing)
Menurut Mulyadi (2010:38) metode harga pokok pesanan (Job-Order
Costing) memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai spesifikasi
pesanan pelanggan
2) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan
produk yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung
3) Biaya produksi langsung adalah biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya
overhead pabrik.
18
4) Biaya
langsung
diperhitungkan
berdasarkan
biaya
sesungguhnya (actual costing). Sedangkan biaya overhed pabrik
diperhitungkan berdasarkan biaya ditentukan di muka (standar
costing).
produksi
Metode Harga Pokok Proses (Process Costing)
b.
Menurut Mulyadi (2010:64) metode harga pokok proses mengumpulkan
biaya produksi per departemen produksi dan per periode akuntansi.
Perhitungan harga pokok produksi perunit dilakukan setiap akhir periode
akuntansi dengan cara menghitung total biaya produksi yang dikeluarkan
selama periode tertentu. Dalam metode harga pokok proses, tidak perlu
adanya penggolongan biaya langsung dan tidak langsung. Selain itu biaya
overhead pabrik dibebankan atas biaya sesungguhnya. Biaya overhead
pabriknya terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan bahan penolong.
Untuk lebih memahami tentang karakteristik dari kedua metode tersebut,
berikut disajikan perbedaan antara kedua metode:
19
Tabel 2.1
Perbedaan Antara Job Order Costing dengan Process Costing
Keterangan
Metode Harga Pokok
Metode Harga Pokok
Proses
Pesanan
Pengumpulan biaya
Per department produksi
produksi
per periode akuntansi
Perhitungan harga
Membagi total biaya yang
Membagi total biaya
pokok produksi per
dikeluarkan selama periode
yang dikeluarkan untuk
satuan
tertentu dengan jumlah
pesanan tertentu dengan
satuan produk yang
jumlah satuan produk
dihasilkan selama periode
yang dihasilkan dalam
yang bersangkutan
pesanan yang
Menurut pesanan
bersangkutan
Penggolongan biaya
Biaya produksi harus
Biaya produksi harus
produksi
dipisahkan menjadi biaya
dipisahkan menjadi
produksi langsung dan
biaya produksi langsung
produksi tidak langsung.
dan produksi tidak
Biaya produksi langsung
langsung. Biaya
dan tidak langsung
produksi langsung
dibebankan kepada produk
dibebankan kepada
berdasarkan biaya
produk berdasarkan
sesungguhnya terjadi.
biaya sesungguhnya
terjadi, sedangkan biaya
produksi tidak langsung
dibebankan berdasarkan
tarif yang ditentukan di
muka.
Unsur yang
Dibebankan kepada produk
Ditentukan berdasarkan
digolongkan biaya
sebesar dengan biaya yang
tarif yang ditentukan di
overhead pabrik
sesungguhnya terjadi.
muka.
20
2.2.4
Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan
unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksi. Terdapat dua metode yaitu full
costing dan variabel costing.
a.
Full costing
Mulyadi (2010:17) menjelaskan bahwa metode full costing merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,
baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Jika diilustrasikan, maka
perhitungan harga pokok dengan metode full costing adalah sebagai
berikut :
b.
Biaya bahan baku
Rp. XXX,-
Biaya tenaga kerja langsung
Rp. XXX,-
Biaya overhead (variabel dan tetap)
Rp. XXX,-
Harga pokok produksi
Rp. XXX,-
+
Variable costing
Mulyadi (2010:18) menjelaskan bahwa variabel costing merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel, yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Jika
diilustrasikan, maka perhitungan harga pokok dengan metode variabel
costing adalah sebagai berikut :
21
Biaya bahan baku
Rp. XXX,-
Biaya tenaga kerja langsung
Rp. XXX,-
Biaya overhead variabel
Rp. XXX,-
Harga pokok produksi
+
Rp. XXX,-
2.3 2.3.1
Akuntansi Manajemen
Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu bahasa bisnis. Sebagai suatu bahasa bisnis,
akuntansi merupakan alat untuk berpikir manajer dalam bisnis dan untuk
mengkomunikasikan pikiran-pikiran bisnis manajer kepada bawahan dan
atasannya, kepada manajer lain, dan kepada pihak luar.
Haryono Jusup (2005) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Akuntansi mengemukakan bahwa akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut
pandang yaitu dari sudut pandang pemakai jasa akuntansi dan dari sudut pandang
proses kegiatannya. Dari sudut pandang pemakai, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai “suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
organisasi”. Sedang dari sudut pandang proses kegiatan, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai “proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan
dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi”
Sedangkan menurut Mulyadi (2001:2) dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, akuntansi adalah proses
22
pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi kekayaan yang
digunakan untuk memungkinkan pengambilan keputusan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diketahui bahwa
akuntansi adalah suatu proses pengolahan data keuangan yang meliputi
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data
keuangan
suatu organisasi untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
organisasi.
2.3.2 Pengertian Manajemen
Menurut Handoko (2003:10) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
menyatakan bahwa:
Manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan
pelaksanaan
fungsi-fungsi
perencanaan
(planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing),
pengarahan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controling).
Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (2001:5) dalam bukunya yang
berjudul Prinsip Dasar Manajemen menyatakan bahwa “manajemen merupakan
ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien”.
Sedangkan menurut Robins dan Coulter (2007:8) menyatakan bahwa
“manajemen adalah proses pengorganisasian kegiatan-kegiatan pekerjaan
sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang lain”.
23
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diketahui bahwa
manajemen adalah suatu proses pengorganisasian kegiatan-kegiatan pekerjaan
sehingga
pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang lain untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-
tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan
kepemimpinan
(leading) dan pengawasan (controling).
2.3.3 Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang akuntansi yang tujuan
utamanya adalah menyajikan laporan-laporan sebagai satu satuan usaha untuk
kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Berikut
beberapa pengertian mengenai akuntansi manajemen :
Menurut Halim dan Supomo (2000:3) dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Manajemen, menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah suatu
kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manjemen untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen.
Hansen dan Mowen (2006:5) menyatakan :
Akuntansi manajemen adalah suatu proses mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi
yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan,
mengendalikan dan membuat keputusan.
Sedangkan menurut Sunarto (2004:2) dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi
Manajemen,
mengemukakan
bahwa
“Akuntansi
manajemen
merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi keuangan yang terutama
24
untuk memenuhi keperluan dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan
pengendalian organisasi”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diketahui bahwa
akuntansi
manajemen
mengidentifikasi,
adalah
kegiatan
mengumpulkan,
(proses)
mengukur,
yang
meliputi
mengklasifikasikan,
proses
dan
melaporkan
yang menghasilkan informasi keuangan bagi manjemen untuk
pengambilan
keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen yaitu
fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.
Mulyadi (2001:1) menyatakan bahwa akuntansi manajemen memiliki dua
arti yaitu:
a.
Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi
b.
Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi
2.3.4
Akuntansi Manajemen sebagai Tipe Akuntansi
Akuntansi
merupakan
proses
pengolahan
data
keuangan
untuk
menghasilkan informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan
pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe dari dua
tipe akuntansi, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Kedua tipe
akuntansi ini mempunyai karakteristik yang berlainan disebabkan oleh perbedaan
pemakai informasi akuntansinya.
Menurut Sunarto (2004:2) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Manajemen, mengungkapkan tentang perbedaan antara akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen sebagai berikut:
Akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi
keuangan terutama untuk memenuhi keperluan manajemen puncak dan
25
pihak luar organisasi, sedangkan akuntansi manajemen merupakan tipe
akuntansi yang mengolah informasi keuangan yang terutama untuk
memenuhi keperluan dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan
pengendalian organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kedua tipe akuntansi
tersebut mempunyai perbedaan dari keperluan dibuatnya informasi. Kedua pihak
pemakai
informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut mempunyai
kebiasaan
pengambilan keputusan yang berbeda. Perbedaan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pemakai informasi akan sangat menentukan setiap
tipe akuntansi tersebut.
2.3.5
Akuntansi Manajemen sebagai Tipe Informasi
Manajemen memerlukan informasi, baik yang berupa informasi kuantitatif
maupun kualitatif sebagai dasar pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
selalu berupa pilihan alternatif, dan setiap pemilihan alternatif selalu mengandung
ketidakpastian. Informasi berperan sebagai pengurang ketidakpastian, sehingga
manajemen mampu menjatuhkan pilihan yang terbaik.
Informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen dari berbagai
jenjang organisasi, untuk menyusun rencana aktivitas perusahaan di masa yang
akan datang, seperti perencanaan dan pengendalian. Informasi akuntansi
manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang
disebut akuntansi manajemen.
Menurut Mulyadi (2001) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, terdapat tiga tipe informasi
akuntansi manajemen yaitu:
26
Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information)
a.
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi aktiva, pendapatan dan
atau biaya. Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa
lalu maupun informasi yang akan datang. Seringkali pengertian informasi
akuntansi penuh (full accounting information) disamakan dengan full cost
dan full costing, namun sebenarnya ketiga istilah tersebut berbeda satu
sama lain. Full accounting information terdiri dari unsur full assets, full
revenues dan/atau full cost. Jadi full cost merupakan salah satu unsur full
accounting information sedangkan full costing merupakan salah satu
metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh
biaya produksi sebagai harga pokok produksi.
Mulyadi (2001) menyatakan bahwa Informasi akuntansi penuh yang berisi
informasi masa lalu bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan
kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis
kemampuan untuk menghasilkan laba, dan penentuan harga jual dan costtype contract. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang
akan datang bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual
normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang diatur
dengan peraturan pemerintah.
b.
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility Accounting
Information).
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva,
pendapatan dan biaya yang dihubungkan dengan manajer yang
27
bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam
proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan
pada hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang
bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Hal ini
sesuai dengan yang ungkapkan oleh Halim dan Supomo (2005:9):
Untuk tujuan analisis prestasi masing-masing manajer pusat
pertanggungjawaban, informasi akuntansi pertanggungjawaban
lebih efektif dan efisien daripada informasi akuntansi penuh,
karena prestasi masing-masing manajer dapat lebih diidentifikasi
sesuai dengan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan
informasi akuntansi pertanggungjawaban lebih bersifat khusus pada
suatu pusat pertanggungjawaban.
Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan
dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi
para manajer dalam pelaksanaan rencana yang tertuang dalam anggaran.
c.
Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Acconting Information)
Informasi akuntansi diferensial mencakup informasi aktiva, pendapatan
dan biaya yang akan terjadi di masa yang akan datang dan diperkirakan
akan berbeda untuk setiap alternatif. Informasi akuntansi diferensial
bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan suatu alternatif
tindakan dari berbagai alternatif tindakan yang sedang dipertimbangkan.
Penjelasan mengenai akuntansi diferensial akan dibahas lebih lanjut pada
sub bab selanjutnya.
Berikut disajikan perbandingan manfaat ketiga tipe informasi akuntansi:
28
Tabel 2.2
Tipe Informasi Akuntansi dan Manfaatnya
Tipe informasi
Informasi masa lalu
akuntansi
1. Informasi akuntansi a. Pelaporan informasi
penuh
keuangan
b. Analisis kemampuan
menghasilkan laba
c. Menjawab pertanyaan
“Berapa biaya yang
telah dikeluarkan
untuk sesuatu?”
d. Penentuan harga jual
dalam cost type
contract
2. Informasi akuntansi a. Penilaian kinerja
pertanggungjawaban
manajer
b. Pemotivasian manajer
3. Informasi akuntansi Tidak ada
diferensial
2.4
Informasi masa yang
akan datang
a. Penyusunan program
b. Penentuan harga jual
normal
c. Penentuan harga
transfer
Penyusunan anggaran
Pengambilan keputusan,
pemilihan alternative
baik jangka pendek
maupun jangka panjang
Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Acconting
Information)
2.4.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian informasi akuntansi
diferensial, antara lain oleh Mulyadi (2001:17) dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat dan Rekayasa menyebutkan bahwa
“informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan
dan atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif
tindakan yang lain”.
29
Menurut S.Munawir (2002:305) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Keuangan dan Manajemen, informasi akuntansi diferensial adalah:
Informasi akuntansi diferensial adalah informasi biaya yang akan terjadi
dimasa depan (future cost) yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap
alternatif dan bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan
memilih salah satu alternatif tindakan yang terbaik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Halim dan Supomo (2000:8) yang
mengemukakan bahwa akuntansi diferensial menyajikan informasi mengenai
taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan
tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa, informasi
akuntansi diferensial bermanfaat bagi manajemen dalam pemilihan alternatif yang
terbaik bagi perusahaan, karena informasi akuntansi diferensial memuat informasi
tentang taksiran perbedaan aktiva, pendapatan dan biaya sebagai akibat dipilihnya
suatu alternatif tindakan dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.
2.4.2 Konsep Informasi Akuntansi Diferensial
Seperti yang sudah dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa, Informasi
akuntansi diferensial memiliki dua unsur pokok yaitu :
a.
Informasi masa yang akan datang
b.
Berbeda diantara berbagai macam alternatif yang dihadapi oleh berbagai
keputusan.
Informasi akuntansi diferensial yang hanya berkaitan dengan biaya disebut
biaya diferensial (differential cost), dan yang hanya berkaitan dengan pendapatan
disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang hanya berkaitan
dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential asset).
30
2.4.2.1Biaya Diferensial (differential cost)
Pengertian biaya diferensial menurut Mulyadi (2001:118)
Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan
akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan
pemilihan diantara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu biaya
tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan.
Halim dan Supomo (2000:76) mendefinisikan biaya diferensial sebagai
“biaya yang berbeda dalam suatu kodisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi
yang lain”.
Sedangkan Sunarto (2004:60) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Manajemen, menjelaskan biaya diferensial sebagai berikut:
Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan
akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan
pemilihan di antara berbagai macam alternatif. Biaya tersebut relevan
dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan.
Beberapa pendapat di atas pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama
mengenai biaya diferensial, yaitu perbedaan biaya sebagai akibat dari dipilihnya
suatu alternatif.
Diantara unsur informasi akuntansi diferensial, yang relatif pengukurannya
adalah biaya diferensial. Di samping itu terdapat berbagai konsep biaya yang telah
dikembangkan dalam akuntansi biaya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
pengertian yang benar mengenai biaya diferensial, perlu diuraikan secara
mendalam pengertian biaya diferensial.
31
Mulyadi (2001) dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat,
dan Rekayasa, membandingkan konsep biaya diferensial dengan berbagai konsep
biaya
yang telah dikembangkan sebelumnya dalam akuntansi biaya, yaitu:
a.
Biaya diferensial versus biaya relevan
Suatu biaya disebut biaya relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan
tujuan perekayasaan biaya tersebut. Biaya yang relevan dengan
pengambilan keputusan disebut dengan istilah yang lebih tepat adalah
biaya diferensial.
b.
Biaya diferensial sebagai biaya masa yang akan datang (Future Cost)
Biaya masa yang akan datang adalah biaya yang dapat diperkirakan akan
terjadi dalam periode yang akan datang. Biaya diferensial merupakan
biaya masa yang akan datang karena informasi biaya yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan adalah biaya masa yang akan datang.
c.
Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda
Biaya diferensial merupakan biaya yang diperkirakan berbeda atau
terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara
berbagai alternatif. Oleh karena itu, biaya diferensial merupakan biaya
yang berbeda pada setiap alternatif
d.
Perbedaan biaya penuh dengan biaya diferensial
Biaya diferensial berbeda dengan biaya penuh dalam tiga aspek:
1) Unsur biaya
Unsur yang membentuk biaya penuh suatu produk adalah terdiri dari
biaya langsung yang berkaitan dengan produk ditambah dengan
32
bagian biaya tidak langsung yang dibebankan kepada produk tersebut.
Sedangkan biaya diferensial hanya meliputi biaya yang berbeda dalam
kondisi tertentu saja.
2) Sumber informasi
Informasi biaya penuh dapat diambil langsung dari catatan akuntansi
reguler, sedangkan informasi biaya diferensial dikumpulkan dengan
cara merancang sistem akuntansi yang sesuai dengan masalah tertentu
yang sedang dihadapi oleh pengambil keputusan.
3) Perspektif waktu
Dalam biaya penuh, informasi akuntansi masa yang akan datang dan
masa lalu perlu dikumpulkan. Sedangkan dalam biaya diferensial
hanya informasi akuntansi masa yang akan datang saja yang
dikumpulkan.
e.
Biaya diferensial versus biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya diferensial selalu berkaitan
dengan alternatif tertentu yang sedang dipertimbangkan untuk dipilih.
f.
Biaya diferensial versus biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan
adanya perubahan volume kegiatan dalam kisar perubahan volume
kegiatan tertentu. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek, biaya
tetap mungkin merupakan biaya diferensial atau mungkin tidak. Jika suatu
biaya tetap seluruhnya dapat diusut jejaknya ke dalam suatu keputusan
33
khusus dan hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan, biaya
g. tersebut merupakan biaya diferensial.
Biaya diferensial versus biaya depresiasi
Depresiasi merupakan alokasi secara periodik kos aktiva yang tetap yang
diperoleh pada waktu yang lampau. Dalam pengambilan keputusan jangka
h.
pendek biaya depresiasi bukan merupakan biaya diferensial dan dapat
diabaikan
Biaya diferensial versus biaya tambahan (Incremental Cost)
Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi
jika suatu alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan
dipilih. Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya diferensial yang
berhubungan dengan suatu alternatif yang berkaitan dengan penambahan
atau pengurangan volume kegiatan.
i.
Biaya diferensial versus biaya kesempatan (Opportunity Cost)
Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang
dikorbankan
sebagai
akibat
dipilihnya
alternatif
tertentu.
Biaya
kesempatan merupakan salah satu unsur biaya diferensial, namun biaya
diferensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja.
j.
Biaya diferensial versus biaya keluar dari saku (Out-of-Pocket Cost)
Biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka
dekat sebagai akibat dari keputusan manajemen disebut sebagai biaya
keluar dari saku. Biaya keluar dari saku adalah unsur biaya diferensial
yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
34
1.4.2.2 Pendapatan Diferensial (differential revenue)
Menurut Halim dan Supomo (2000:76) pendapatan diferensial merupakan
pendapatan
yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi kondisi yang lain.
Mulyadi (2001:149) mengemukakan jika pendapatan diferensial (yaitu
tambahan
dengan diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi dibandingkan
dengan
biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus
tersebut), maka pesanan khusus sebaiknya diterima. Di lain pihak,jika pendapatan
diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya diferensial maka pesanan
khusus sebaiknya ditolak.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
diferensial adalah pendapatan yang berbeda antara dua alternatif yang umumnya
berupa kenaikkan atau tambahan pendapatan karena memilih suatu alternatif. Jika
pendapatan diferensial lebih tinggi dibandingkan dengan biaya diferensial, maka
pesanan khusus sebaiknya diterima. Namun jika sebaliknya, pesanan khusus
sebaiknya ditolak.
2.4.2.3 Aktiva Diferensial (differential asset)
Menurut Mulyadi (2001:116) dalam bukunya Akuntansi Manajemen,
Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, menyatakan bahwa “Aktiva diferensial
(differential assets) adalah informasi akuntansi diferensial yang hanya berkaitan
dengan aktiva.”
35
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa aktiva diferensial
merupakan taksiran perbedaan aktiva yang akan terjadi di masa yang akan datang
yang
diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternatif.
2.4.3 Peranan Informasi Akuntansi Diferensial
Informasi akuntansi diferensial mempunyai peranan yang cukup besar bagi
seorang
pengambil keputusan. Mulyadi (2001) dalam bukunya Akuntansi
Manajemen,
Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, menyatakan bahwa informasi
akuntansi diferensial berperan untuk:
a.
Merangsang manajemen di dalam menyadari dan mendefinisikan masalah.
Informasi akuntansi diferensial dapat berfungsi sebagai perangsang untuk
menyadari adanya masalah dengan cara penyajian penyimpangan kinerja
sesungguhnya dengan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran atau
dengan memberitahukan kepada manajer bahwa mereka gagal dalam
pencapaian keluaran atau sasaran laba yang telah ditetapkan lebih dahulu.
b.
Memisahkan alternatif tindakan yang satu dengan alternatif tindakan yang
lain. Informasi akuntansi diferensial dapat memisahkan alternatif tindakan
yang satu dengan alternatif tindakan yang lain, karena informasi akuntansi
diferensial mampu mengurangi ketidakpastian yang melingkupi pemilihan
alternatif.
c.
Menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
Informasi akuntansi diferensial dapat mewujudkan alternatif dalam bentuk
kuantitatif sehingga dapat menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif
tindakan yang akan dipilih.
36
d.
Membantu menganalis dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan
mengenai besarnya manfaat dan pengorbanan sehingga dapat membantu
menganalis dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
dipilih. Informasi akuntansi diferensial dapat memberikan gambaran
e.
Umpan balik untuk memantau keputusan dan tindakan koreksi
penyimpangan. Informasi akuntansi diferensial dapat memberikan
gambaran mengenai hasil pelaksanaan dari keputusan yang dipilih
sehingga dapat diketahui sejauhmana tercapainya keberhasilan keputusan
tersebut
2.5
Pengambilan Keputusan
2.5.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Robins dan Coulter (2007) menerangkan dalam bukunya yang berjudul
Manajemen bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses yang menyeluruh
bukan sekedar tindakan sederhana untuk membuat pilihan antara dua atau lebih
alternatif yang ada. Pengambilan keputusan bukan hanya dilakukan oleh para
manajer,
tetapi
semua
anggota
organisasi
membuat
keputusan
yang
mempengaruhi pekerjaan mereka dan organisasi tempat mereka bekerja.
Sedangkan Handoko (2003) berpendapat bahwa pengambilan keputusan
adalah kegiatan kunci dari kegiatan manajer. Kegiatan ini melalui serangkaian
kegiatan yang dipilih untuk dapat menyelesaikan suatu masalah tertentu.
37
Sedangkan menurut Malayu (2003) dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Dasar, Pengertian dan Manfaat menjelaskan pengertian pengambilan
keputusan
sebagai berikut:
Pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menetapkan suatu
keputusan yang terbaik, logis, rasional dan ideal berdasrkan fakta, data dan
informasi dari sejumlah alternatif untuk mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan dengan resiko terkecil, efektif dan efisien untuk
dilaksanakan pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pengambilan keputusan adalah
suatu proses untuk membuat pilihan yang terbaik, logis, rasional dan ideal
berdasarkan fakta, data dan informasi dari dua atau lebih alternatif yang ada yang
dilakukan bukan hanya oleh para manajer, tetapi semua anggota organisasi
membuat keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka dan organisasi tempat
mereka bekerja.
2.5.2 Proses Pengambilan Keputusan
Dalam mengambil keputusan yang bersifat taktis atau bersifat jangka
pendek, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan agar keputusan yang
dilakukan dapat menghasilkan keputusan yang tepat bagi perusahaannya.
Pengambilan keputusan menurut Mulyadi (2001) dalam bukunya
Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, dilaksanakan melalui
empat langkah yaitu:
a.
Pengakuan dan perumusan masalah atau peluang
Keputusan yang harus diambil oleh manajemen kemungkinan merupakan
respon terhadap:
1) Peristiwa yang mengandung masalah
38
2) Ancaman yang dirasakan ada
b. 3) Kesempatan yang diperkirakan akan terjadi
Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasian konsekuensinya
masing-masing
Jika masalah atau kesempatan telah dirumuskan, manajemen kemudian
mencari alternatif tindakan untuk memecahkan masalah tersebut dan
menghitung secara kuantitatif konsekuensi setiap alternatif tindakan
tersebut. Dalam mencari tindakan alternatif, manajemen dapat melihat
pengalaman yang sama yang terjadi dimasa lalu dan menggunakan
pemecahan masalah yang pernah berhasil digunakan untuk memecahkan
masalah yang sama dimasa lalu. Cara lain, adalah dengan mencari
alternatif baru untuk memecahkan masalah atau menghadapi peluang.
c.
Pemilihan alternatif optimum atau alternatif yang memuaskan
Tahap yang paling pelik dalam proses pengambilan keputusan adalah
pemilihan satu diantara alternatif yang dapat dipilih. Meskipun tahap
tampaknya rasional, namun pemilihan akhir seringkali lebih didasarkan
atas pertimbangan yang bersifat politis dan psikologis daripada
pertimbangan secara ekonomis rasional.
d.
Implementasi dan penindaklanjutan
Berhasil atau tidaknya pilihan akhir tergantung atas efisiensi implementasi
alternatif yang dapat dipilih. Implementasi hanya akan berhasil jika
individu yang memiliki pengendalian terhadap sumber daya organisasi
39
yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan tersebut sepenuhnya
sanggup mewujudkan alternatif yang dipilih.
2.6
Analisis
Informasi
Akuntansi
Diferensial
Dalam
Pengambilan Keputusan
2.6.1 Manfaat
Analisis
Informasi
Akuntansi
Diferensial
Dalam
Pengambilan Keputusan
Adapun manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan
keputusan jangka pendek, menurut Mulyadi (2001:126) dalam bukunya yang
berjudul Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Membeli atau membuat sendiri (make or buy decision)
Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or process
further)
Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau
kegiatan usaha suatu bagian perusahaan (stop or continue product
line)
Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision)
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa informasi akuntansi diferensial
bermanfaat dalam pengambilan keputusan jangka pendek seperti keputusan
membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses lebih lanjut suatu
produk, menghentikan atau melanjutkan produksi produk tersebut, dan menerima
atau menolak pesanan khusus.
40
2.6.2 Analisis
Informasi
Akuntansi
Diferensial
Dalam
Pengmbilan
Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa salah satu kegiatan informasi
akuntansi diferensial adalah pengambilan keputusan menerima atau menolak
pesanan khusus. Pengambilan keputusan tersebut sering terjadi pada perusahaan
memiliki kapasitas yang menganggur sehingga menimbulkan pemikiran
yang
menerima pesanan khusus produk dari pihak luar. Atau sebaliknya
untuk
perusahaan selama ini menolak pesanan khusus karena dirasa kurang efisien dan
biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari pendapatan yang diterima.
Pesanan khusus merupakan pesanan di luar pesanan reguler atau yang
dianggarkan dengan harga jual yang diminta lebih rendah dari harga jual normal.
Terdapat 2 syarat yang harus dipenuhi agar suatu pesanan khusus dapat diterima,
yaitu:
a.
Perusahaan tersebut memiliki kapasitas yang menganggur. Jika masih ada
kapasitas yang menganggur maka pemanfaatan keputusan tersebut hanya
mengakibatkan biaya variabel meningkat sedangkan biaya tetap jumlah
nya tidak meningkat. Jika pengolahan pesanan khusus tersebut
mengakibatkan terlampaunya kapasitas yang ada maka keadaan ini
mengakibatkan meningkatnya jumlah total biaya tetap.
b.
Dapat dilakukan pemisahan pasar antara penjualan biasa dengan penjualan
untuk melayani pesanan khusus. Tujuannya agar harga jual kepada umum
yang lebih tinggi, tidak rusak atau turun karena pengaruh pesanan khusus
yang jumlahnya kecil.
41
Untuk membuat keputusan menerima atau menolak pesanan khusus
manajemen harus memusatkan perhatiannya pada biaya yang berbeda (biaya
diferensial).
Biaya produksi tetap dan variabel merupakan biaya diferensial yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif. Akan tetapi jika operasi
perusahaan masih di bawah kapasitas, maka dalam hal ini biaya produksi yang
bersifat
variabel merupakan biaya diferensial. Jika dengan pengerjaan pesanan
khusus
tersebut menyebabkan kenaikkan biaya usaha, selain biaya produksi yang
berubah, biaya tersebut juga merupakan biaya diferensial yang harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Halim
dan
Supomo
(2000:80)
menjelaskan
bahwa
“untuk
mempertimbangkan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, informasi
akuntansi diferensial yang relevan adalah pendapatan diferensial dan biaya
diferensial”.
Apabila perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka pengerjaan
pesanan khusus tersebut menyebabkan kenaikkan biaya produksi.
Mulyadi (2001:149) mengemukakan:
a.
Jika
pendapatan diferensial
(yaitu tambahan pendapatan dengan
diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus
tersebut), maka pesanan khusus sebaiknya diterima.
b.
Di lain pihak, jika pendapatan diferensial lebih rendah di bandingkan
dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya ditolak.
42
Maka berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan,
bahwa penggunaan analisis informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan
keputusan
menerima atau menolak pesanan khusus produk, secara umum adalah
membandingkan antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial.
Download