EVALUASI KOMUNIKASI STRATEGIS

advertisement
EVALUASI KOMUNIKASI STRATEGIS PEMANFAATAN MOBILE
PHONE CAMPAIGN UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA ROB DI
JAKARTA UTARA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1
Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Disusun Oleh:
Ainurizaq Putri Aria Santi
14030113120009
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
1
EVALUASI KOMUNIKASI STRATEGIS PEMANFAATAN MOBILE
PHONE CAMPAIGN UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA ROB DI
JAKARTA UTARA
THE EVALUATION OF STRATEGIC COMMUNICATION UTILIZATION
OF MOBILE PHONE CAMPAIGN FOR TIDAL FLOOD
DISASTER MANAGEMENT IN NORTH JAKARTA
Ainurizaq Putri Aria Santi, Universitas Diponegoro
[email protected]
Pembimbing : Agus Naryoso, S.Sos, M.Si
ABSTRAKSI
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di daerah lingkaran
api atau ring of fire. Artinya, potensi terjadinya bencana alam sangat besar di
kawasan ini. Bencana banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di
Indonesia terutama di DKI Jakarta. Berdasarkan catatan WHO banjir yang pada
bulan Februari 2007 melanda 80 kecamatan di Jakarta menyebabkan kekacauan
lalu lintas dan melumpuhkan kota. Lebih dari 73.000 rumah tergenang dengan
keringgian mulai dari 10 sentimeter sampai 5 meter.
Penelitian yang bertujuan untuk melakukan evaluasi komunikasi strategis
yang dilakukan oleh pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam
pemanfaatan mobile phone campaign untuk penanggulangan rob di Jakarta Utara.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Penelitian ini menggunakan Teori Pemrosesan informasi Mc Guire,
Model sistematik – heuristik, dan model kemungkinan elaborasi. Penelitian akan
dilakukan kepada enam informan, terdiri dari dua informan yang berasal dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika, dua informan dari masyarakat Jakarta
Utara, satu informan dari BMKG, serta satu informan dari BPBD.
Hasil penelitian ini adalah perencanaan komunikasi strategis hingga evaluasi
dari sebuah kampanye sangat penting untuk dilakukan agar tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Dalam melakukan mobile phone campaign,
Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan analisis, menetapkan tujuan
dan target sasaran, menentukan pesan yang disampaikan dalam kampanye,
menetapkan strategi dan taktik, alokasi waktu, sumber daya, serta melakukan
evaluasi.
Kata Kunci : Kampanye Public Relations, Evaluasi Komunikasi Strategis,
Bencana Rob
2
ABSTRACT
Indonesia is an archipelago country which located in ring of fire zone. It means,
the potency of natural disaster is huge in this region. Flood is one of the most
common disaster that happen in Indonesia, especially in DKI Jakarta province.
Based on data from WHO, flood that happen in February 2007 and hit 80 districts
in Jakarta caused traffic chaos and disabling the city. More than 73.000 houses
flooded with 10 cm untill 5 m water level.
This research aim to doing evaluation towards strategic communication that
conducted by the official of Ministry of Communication and Information
Technology Republic of Indonesia in terms of utilization of mobile phone
campaign for tidal flood disaster management in North Jakarta. This research
using descriptive qualitative method with case study approach. This research
using Information Processing Theory Mc Guire, Systematic-Heuristic Model, and
Ellaboration Likelihood Model. This research was conducted with six informants,
consist of two informants that comes from Ministry of Communication and
Information Technology, two informants from local people in North Jakarta, one
informant from BMKG (Meteorological, Climatological, and Geophysical
Agency) and one informant from BPBD (Regional Board for Disaster
Management).
The result of this research is strategic communication since planning until
evaluating of the campaign is very important to do, to achieve the goals. While
conducting mobile phone campaign, Ministry of Communication and Information
Technology was doing analysis, set the standards and targets, set the strategy and
tactics, time allocation, resources, and also doing evaluation.
Keywords: Public Relations Campaign, Strategic Communication Evaluation,
Tidal Flood
I. PENDAHULUAN
Penelitian ini didasarkan karena Indonesia merupakan sebuah negara
kepulauan yang memiliki potensi terjadinya bencana alam yang sangat besar.
Bencana banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia
terutama di DKI Jakarta. Banyaknya bencana banjir dan korban bencana di
DKI Jakarta dapat dilihat dari data bencana banjir yang diperoleh dari Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berikut ini :
Tabel 1.2
Data Rumah Rusak Akibat Banjir di DKI Jakarta
Jenis
Kode
Rumah Rusak
No
Bencana
Provinsi
Nama Provinsi
Tahun
Berat
1
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2006
2.00
2
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2003
0.00
3
3
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2012
6.00
4
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2010
0.00
5
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2007
3022.00
6
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2014
0.00
7
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2005
0.00
8
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2013
0.00
9
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2008
0.00
10
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2009
0.00
11
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2015
0.00
12
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2004
0.00
13
BANJIR
31
DKI JAKARTA
2011
0.00
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Berdasarkan data rumah rusak akibat banjir tersebut menunjukkan bahwa
masih ada kekurang antisipasian masyarakat terhadap bencana yang terjadi.
Hal itu terlihat pada tahun 2007 dimana terdapat cukup banyak rumah yang
rusak akibat banjir yaitu 3022.00 rumah. Masih adanya kerugian yang
diterima masyarakat akibat banjir menunjukkan bahwa kegiatan tanggap
bencana belum terlaksana dengan baik. Pemerintah telah memiliki
perencanaan strategis diseminasi bencana seperti pemberitahuan ketinggian air
melalui media massa yang meliputi televisi, radio maupun surat kabar.
Namun, penggunaan strategi tersebut tetap dapat menelan korban bencana
alam yang tinggi.Adanya perkembangan teknologi seperti sekarang ini,
Pemerintah mulai memanfaatkan mobile phone sebagai sistem yang dapat
memperingatkan adanya bencana banjir. Sebagai pihak penyalur informasi
antara BMKG dan masyarakat, Kominfo memerlukan strategi komunikasi
agar program yang diselenggarakan oleh Kominfo dan BMKG dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Pemerintah sudah melakukan strategi diseminasi bencana seperti
pemberitahuan bencana melalui media massa, cetak, maupun online namun
pemerintah hingga sekarang belum melakukan strategi komunikasi yang
4
baik untuk menggunakan mobile phone sebagai tools disaster campaign
sehingga angka korban bencana mengalami trend naik.
2. Oleh karena itu peneliti ingin mendalami kasus tersebut untuk mengetahui
sejauh mana upaya komunikasi strategis yang dilakukan oleh pihak
Kementrian Komunikasi dan Informatika dalam pemanfaatan mobile phone
campaign untuk penanggulangan rob di Jakarta Utara.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi upaya komunikasi
strategis yang dilakukan oleh pihak Kementerian Komunikasi dan
Informatika dalam pemanfaatan mobile phone
campaign untuk
penanggulangan rob di Jakarta Utara.
Penelitian mengenai Evaluasi komunikasi strategis pemanfaatan mobile
phone campaign untuk penanggulangan rob di Jakarta Utara menggunakan
teori persuasi yang meliputi teori pemrosesan – informasi Mc Guire, Model
sistematik – heuristik, dan Model kemungkinan elaborasi.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian Evaluasi komunikasi
strategis pemanfaatan mobile phone campaign untuk penanggulangan
bencana rob di Jakarta utara menggunakan metode studi kasus karena untuk
mengkaji bagaimana evaluasi dari
kegiatan tanggap bencana yang
memanfaatkan mobile phone serta untuk melihat keunikan dari program yang
dirancang oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut yaitu suatu
sistem diseminasi bencana baru yang memanfaatkan mobile phone.
Subjek dalam penelitian ini adalah informan atau narasumber dari
Kementrian Komunikasi dan Informatika Kasubdit Infrastruktur Keperluan
Khusus pitalebar dan masyarakat Jakarta utara.
II. Pembahasan
a. Profil Jakarta Utara
Wilayah Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih
35 km menjorok ke darat antara 4-10 m. Ketinggian antara 0-20 m diatas
permukaan laut. Jakarta utara pada sebelah selatan berbatasan dengan Jakarta
Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur, Pada sebelah Timur berbatasan
dengan Jakarta Timur dan Kabupaten Bekasi, Sebelah barat berbatasan dengan
kabupaten Tanggerang dan Jakarta Barat, dan di bagian utara berbatasan
dengan laut jawa. Jakarta Utara merupakan wilayah pantai beriklim panas
dengan suhu rata-rata 28,7 C. Kondisi wilayah yang merupakan daerah pantai
dan tempat bermuaranya 13 sungai menyebabkan wilayah Jakarta Utara
merupakan daerah rawan banjir.
b. Bencana Banjir Rob
Jakarta Utara merupakan wilayah di DKI Jakarta berpotensi terkena bencana
banjir yang disebabkan oleh gelombang pasang laut yang sering disebut
sebagai banjir rob. Banjir tersebut tidak saja disebabkan oleh kenaikan tinggi
permukaan air laut akibat pasang surut laut tetapi juga karena banyak lokasi di
pesisir utara Jakarta memang berupa dataran rendah dengan ketinggian di
bawah permukaan laut, sehingga bila terjadi gelombang pasang laut agak
besar banjir pun melanda permukiman warga.
5
Banjir Rob yang terjadi pada tanggal 6 Juni 2016 telah merendam seluruh
kawasan pesisir di Jakarta Utara. Banjir rob tersebut terjadi di wilayah
Marunda hingga Muara Angke. Banjir rob telah merendam hampir seluruh
kawasan Jakarta Utara yang meliputi daerah Marunda, Cilincing, Muara Baru,
dan Muara Angke. Banjir rob telah menimbulkan pengaruh tehadap wilayah
pesisir Jakarta Utara seperti tergenangnya lahan secara rutin pada saat terjadi
pasang. kedalaman banjir bervariasi, dari yang terendah hingga lebih dari 1 m.
Lama genangan dapat mencapai satu hari hingga selama satu minggu.
c. Karakteristik Masyarakat Jakarta Utara
Mengingat karakter kawasan bisnis dan etnis, oleh karenanya banyak tipologi
ruko mendominasi wilayah ini yang merupakan kawasan perdagangan dan
jasa terutama untuk bisnis otomotif. Seperti halnya ruko pada umumya yang
patut menjadi catatan pada wilayah ini adalah sedikitnya perhatian terhadap
ruang transisi. Muka bangunan langsung berhadapan dengan jalan atau parkir
mobil. Tidak banyak eksperimen arsitektur di Kelapa Gading karena memang
di dominasi oleh sektor perdagangan niaga yang tidak berbasiskan pada
lifestyle. Jumlah penduduk di Jakarta Utara berdasarkan data dari BPS Jakarta
Utara menunjukkan bahwa jumlah penduduknya dibagi antara populasi
perempuan dan laki-laki di setiap kecamatan yang ada di Jakarta Utara.
Pendidikan sebagian besar penduduk Jakarta Utara adalah lulusan SMA.
d. Kampanye Diseminasi Bencana Kementerian Komunikasi dan
Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan beberapa kegiatan
diseminasi bencana diantaranya adalah kampanye evakuasi tsunami melalui
media film. Kegiatan kampanye yang dilaksanakan pada tahun 2012 tersebut
dilaksanakan untuk memberikan informasi pada masyarakat mengenai tata
cara penyelamatan diri dari Tsunami.
Kampanye diseminasi bencana juga dilakukan oleh Departemen
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kominfo
Provinsi pada tahun 2011 di Kabupaten Blitar. Upaya tersebut merupakan
bagian dari penerapan UU No. 24/2007 tentang penanggulangan bencana. Hal
ini juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat
tentang melakukan early warning system bila bencana alam datang.
III. HASIL PENELITIAN
a. Isue Fact Finding
Riset dilakukan pada saat awal sebelum diseminasi kebencanaan diluncurkan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menggunakan riset dalam bentuk
sebuah kajian sebelum peluncuran program tersebut. Kajian yang dibuat
berisikan mengenai pedoman teknis pemanfaatan jaringan telekomunikasi
khusus untuk menyampaikan informasi dan melindungi sector publik yang
terdampak bencana.
b. Tujuan
Penyusunan tujuan berawal dari pencapaian yang ingin dicapai oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika sesuai dengan visi dan misi yang
dimiliki. Yaitu terwujudnya ketersediaan dan meningkatnya kualitas layanan
6
c.
d.
e.
f.
g.
komunikasi dan informatika untuk mendukung fokus pembangunan
pemerintah serta ingin membangun pusat diseminasi informasi bencana alam
nasional dan ingin memberikan informasi bencana alam yang tertuju langsung
ke masyarakat yang berdampak bencana alam. Oleh karena itu dalam
mencapai tujuan tersebut Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki
target tujuan jangka panjang dan target tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjangnya adalah mencegah atau mengurangi korban baik korban jiwa
maupun materi masyarakat yang terdampak bencana. Tujuan jangka pendek
adalah Tersedianya suatu sistem yang dapat mendiseminasikan informasi dari
penyedia informasi kepada masyarakat yang terdampak bencana.
Target Audience
Target audience dalam program diseminasi kebencanaan melalui mobile
phone campaign terbagi menjadi tiga kategori yaitu target primer, sekunder,
dan tersier. Target primernya adalah masyarakat yang berada di wilayah
bencana, target sekundernya instansi pemerintah terkait bencana seperti
BMKG dan BNPB, dan target tersiernya yaitu seluruh masyarakat indonesia.
Pesan
Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan perumusan pesan
dengan melihat tujuan yang telah ditetapkannya. Pesan yang disampaikaan
Kementerian Komunikasi dan Informatika pada saat sosialisasi adalah
mengenai materi pengenalan mengenai diseminasi kebencanaan. Pesan yang
disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika berupa pernyataan
spesifik yang didalamnya terdapat banyak pesan mengenai teknis dari
kegiatan diseminasi kebencanaan yang menggunakan mobile phone campaign.
Pesan yang disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah
sebuah pesan untuk masyarakat yang bersifat awareness agar masyarakat
mengetahui adanya program masyarakat
Strategi dan Taktik
Strategi yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah
bentuk strategi proaktif karena proses kampanye terus dilakukan walaupun
dalam keadaan sedang tidak mengalami permasalahan. Strategi proaktif yang
dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam kegiatan
diseminasi bencana melalui mobile phone campaign menggunakan kegiatan
Campaign. Dalam strategi pendekatannya, Kementerian Komunikasi dan
Informatika melakukan aktivitas publikasi, Presentasi, Video, dan Web Page.
Alokasi Waktu
Proses komunikasi mengenai diseminasi bencana dilakukan oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika sejak Desember 2015. Kementerian Komunikasi
dan Informatika memiliki timeline dalam perencanaan kegiatan diseminasi
kebencanaan.
Sumber Daya
Pengelolaan organisasi penyelenggaraan kegiatan diseminasi kebencanaan
murni oleh pemerintah. Dalam kegiatan diseminasi kebencanaan ini,
pemerintah melalui Direktorat Pengembangan Pitalebar Direktorat
Penyelenggaraan Pos dan Inforatika Kementerian Komunikasi dan
Informatika bekerjasama dengan instansi terkait bencana seperti BMKG
7
(Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), BPBD (Badan
Penangnggulangan Bencana Daerah) ,dan juga operator seluler seperti
Telkomsel, Indosat, XL, dan 3 sebagai penyalur informasi kebencanaan
kepada masyarakat.
h. Evaluasi
Evaluasi pada kegiatan diseminasi kebencanaan dilakukan pada saat akhir
tahun dalam bentuk laporan pertanggung jawaban. Selama Bulan Maret – 20
Desember 2016 telah terkirim 100 SMS Informasi Bencana (95 SMS Bencana
Gempa + 3 SMS Bencana Banjir DKI Jakarta + 2 SMS Uji Coba Pengiriman
Informasi Bencana). Pengiriman Informasi Bencana di wilayah Terdampak
Bencana berhasil dilaksanakan namun baru terbatas Informasi Bencana
Gempa Bumi yang disediakan oleh BMKG dan Informasi Bencana Banjir
yang disediakan oleh BPBD DKI Jakarta. Evaluasi pelaksanaan kegiatan yang
dimaksud disini adalah evaluasi pada tahap kampanye. Evaluasi dalam
kampanye dikategorisasikan menjadi empat level yaitu tingkatan kampanye,
tingkatan perilaku, tingkatan sikap, dan tingkatan masalah.
i. Review
Berdasarkan informasi yang didapat oleh peneliti dari pihak Kementerian
Komunikasi dan Informatika saat ini belum mereview program diseminasi
kebencanaan yang menggunakan mobile phone campaign. Kementerian
Komunikasi dan Informatika hingga saat ini baru memiliki target-target
pencapaian pada setiap tahunnya.
IV. PEMBAHASAN
a. Isue Fact Finding
Analisis yang dilakukan dalam kegiatan diseminasi bencana dengan mobile
phone campaign adalah Analisis mengenai pemanfaatan penyelenggara
telekomunikasi khusus di wilayah bencana di Indonesia maupun Internasional,
Mengidentifikasi bencana alam yang sering terjadi di Indonesia,
Mengidentifikasi perangkat telekomunikasi khusus yang dapat digunakan
dalam mengantisipasi bencana alam, Menganalisa regulasi telekomunikasi
penyelenggaraan telekomunikasi khusus di Indonesia untuk menghadapi
bencana alam, dan Menganalisa benchmarking dengan negara Australia terkait
pemanfaatan telekomunikasi khusus di wilayah bencana alam, serta
Penyusunan pedoman teknis pemanfaatan jaringan telekomunikasi khusus di
wilayah bencana. Analisis yang digunakan dalam kegiatan diseminasi bencana
dengan mobile phone campaign tidak sesuai dengan analisis yang seharusnya
digunakan untuk perencanaan program kampanye yaitu analisis PEST
(political, economic, social, and Technology) dan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, and Threats). Sehingga Kementerian Komunikasi dan
Informatika tidak dapat secara khusus mengidentifikasikan bagaimana
pengaruh lingkungan eksternal yang akan membawa akibat terhadap proses
pelaksanaan kampanye. Selain itu, dengan tidak melakukan analisis SWOT,
Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak melihat peluang tujuan yang
dapat dicapai Kementrian Komunikasi dan Informatika dalam kampanyenya.
Analisis SWOT terdiri dari dua elemen pertama yaitu Strength dan Weakness
8
yang dapat dilihat sebagai faktor yang digerakkan secara internal dan bersifat
khusus terhadap organisasi. Dua elemen yang lain, Opportunities dan Threats
biasanya bersifat eksternal (Gregory, 2004:47). Penggunaan SWOT dalam
sebuah kampanye bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor masalah internal
dan eksternal suatu perusahaan (Ruslan, 2013:99). Analisis PEST dalam
sebuah kampanye secara khusus mempertimbangkan empat aspek penting
yang terkait
langsung dengan
proses
pelaksanaan kampanye
(Gregory,2004:41) dan dengan melakukan analisis SWOT akan lebih
memfokuskan diri pada kalkulasi peluang pencapaian tujuan kampanye.
Sehingga kemungkinan terburuk dari faktor eksternal dapat diminimalisir dan
peluang untuk pencapaian tujuan lebih besar.
b. Tujuan
Penyusunan tujuan Kementerian Komunikasi dan Informatika berawal dari
pencapaian yang ingin dicapai oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
yaitu terwujudnya ketersediaan dan meningkatnya kualitas layanan
komunikasi dan informatika untuk mendukung fokus pembangunan
pemerintah serta ingin membangun pusat diseminasi informasi bencana alam
nasional dan ingin memberikan informasi bencana alam yang tertuju langsung
ke masyarakat yang berdampak bencana alam. Dalam mencapai tujuan,
Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki tujuan jangka panjang
dan tujuan jangka pendek. Menurut (Gregory 2004:85) terdapat tujuh utama
kampanye PR yaitu dimulai dengan tujuan public relations, perusahaan,
tujuan khusus, apa yang ingin dicapai, kuantitas (banyaknya), alokasi budget
(anggaran yang digunakan), dan terakhir bertujuan membuat daftar prioritas
kampanye (misalnya prioritas tujuan kepentingan perusahaan, komersial,
kepentingan pelanggan dan hingga komunitas tertentu.
Tujuan ditetapkan di salah satu dari tiga level berikut (Gregory,2004:78) :
 Kesadaran (Awareness)
Dari hasil penlitian yang diperoleh dalam program diseminasi
kebencanaan menggunakan mobile phone campaign, Kementerian
Komunikasi dan Informatika menginginkan agar masyarakat mengetahui
bahwa Pemerintah memiliki program diseminasi bencana yang bertujuan
untuk mengurangi korban bencana banjir.
 Sikap dan Opini (Attidus aand Opinion)
Pada program diseminasi kebencanaan, Kementerian Komunikasi dan
Informatika dapat melihat sikap dan opini masyarakat terhadap program
tersebut pada saat kampanye dilakukan.
 Perilaku (Behaviour)
Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat melihat perubahan sikap
dari masyarakat di wilayah bencana ketika mendapatkan sms
pemberitahuan akan terjadi bencana di wilayahnya, maka mereka akan
melakukan evakuasi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman sehingga
tidak akan ada korban dari bencana tersebut.
Dalam menentukan tujuan sebuah kampanye PR harus sesuai dengan
konsep SMART yaitu :
9





Spesific :
Dalam program diseminasi bencana dengan mobie phone campaign,
Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah memiliki tujuan yang
spesific. Diseminasi bencana dengan mobile phone campaign dilakukan
untuk memberikan kesadaran pada masyarakat tentang adanya program
pemerintah yang melakukan penyebaran informasi sebelum terjadinya
bencana. Proses pelaksanaan diseminasi bencana dengan mobie phone
campaign sudah dimulai pada tahun 2015. Pelaksanaan diseminasi
bencana dengan mobile campaign yang bekerjasama dengan opertaor
seluler, BMKG, dan BPBD dilakukan dengan cara mensosialisasikan
program tersebut pada stakeholders terkait.
Measurable
Dari hasil penelitian, Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak
memiliki berapa persen target goal yang dicapai dalam pelaksanaan
kampanye yang dapat mengakibatkan proses evaluasi tingkat pencapaian
dalam kampanye akan mengalami kesulitan.
Achievable (realistis)
Tujuan kampanye yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan
Informatika sudah realistis yang mudah untuk dicapai yaitu mencegah atau
mengurangi korban baik korban jiwa maupun materi masyarakat yang
terdampak bencana dan
Tersedianya suatu sistem yang dapat
mendiseminasikan informasi dari penyedia informasi kepada masyarakat
yang terdampak bencana.
Timebound
Dalam kegiatan diseminasi bencana menggunakan mobile phone
campaign tidak memiliki penentuan waktu yang diperlukan untuk
penyelesaian kampanye tersebut karena proses kampanye dilakukan setiap
saat. Kementerian Komunikasi dan Informatika hanya memiliki tarhet
pencapaian di setiap tahunnya seperti dalam implementasi Tahap II di
tahun 2016, diharapkan dapat melakukan koordinasi yang baik dengan
Penyedia Informasi Bencana lainnya seperti Vulkanologi (Gunung
Berapi), Kementerian Kehutanan (Kebakaran Hutan) dan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Infrastruktur). Pada tahun 2016
juga akan dilakukan pengembangan Sistem Pusat Informasi Kebencanaan
yang telah dibangun pada tahun 2015 berupa pengembangan Aplikasi
(bertambahnya Penyedia Informasi Bencana seperti Vulkanologi,
Kementerian Kehutanan maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat). Terdapat dua jenis objektif, yaitu informational dan
motivational (Wilcox, 2003 : 150-151).
Informational Objectives
Informational Objectives melihat apa yang diinginkan untuk diketahui
oleh target audiens sebagai hasil akhir kampanye. Kementerian
Komunikasi dan Informatika menyampaikan pesan pada saat kampanye
yang bertujuan agar target sasaran aware pada program pemerintah
mengenai diseminasi bencana. Dapat dilihat bahwa Informational
Objectives dari program pemerintah mengenai diseminasi bencana sesuai
10
apa yang diinginkan oleh target sasaran yaitu menyediakan media
informasi mengenai bencana yang akaan terjadi dandapat mengurangi
jum,lah korban bencana.
 Motivational Objectives
Berorientasi pada hasil yang jelas dan pengukurannya dapat
dikuantifikasikan. Motivational Objective melihat apa yang diinginkan
untuk dilakukan oleh target audiens. Motivational Objective dari kegiatan
diseminasi bencana adalah agar masyarakat memanfaatkan informasi
bencana banjir melalui sms yang disebarkan oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika.
c. Target Audience
Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menentukan targetnya
terbagi menjadi target primer, sekunder, dan tersier dalam program diseminasi
bencana rob yang menggunakan mobile phone campaign. Berdasarkan temuan
penelitian yang dilakukan, Target primernya adalah masyarakat yang berada
di wilayah bencana, target sekunder instansi pemerintah terkait bencana
seperti BMKG dan BNPB, dan target tersier yaitu seluruh masyarakat
indonesia. Bentuk target audience (public) menurut James Grunig seharusnya
terdiri dari Laten public ( Publik tersembunyi yang sulit untuk dikenal
keberadaannya oleh pihak organisasi atau PR), Aware Public (Publik yang
peduli dan mudah dikenali keberadaannya), Active Public (Merupakan publik
yang aktif dan selalu berkaitan dengan sesuatu permasalahan yang dihadapi
dengan pihak perusahaan) (Gregory, 2004:88).
Dalam kegiatan diseminasi bencana dengan mobile phone campaign,
masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarakat Jakarta utara termasuk dalam
aware public. Dari hasil wawancara dengan masyarakat Jakarta utara, terlihat
bahwa masyarakat mendukung program pemerintah tersebut. Bentuk
dukungan tersebut termasuk bentuk kepudilan masyarakat pada program
diseminasi bencana dengan mobile phone campaign. Aware public menyadari
bahwa permasalahan tersebut ada. Dalam kasus ini, masyarakat Jakarta utara
menyadari bahwa terdapat permasalahan banjir di wilayahnya namun korban
bencana banjir selalu ada serta kurangnya informasi akan terjadi bencana di
suatu wilayah. Orang-orang yang termasuk dalam kategori aware public sudah
berada pada tahap minat. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk kategori
aware public adalah dengan menyampaikan pesan-pesan dengan media
brosur, artikel-artikel, presentasi slide, demonstrasi dengan video, film 30
menit, simposium dan sammbutan-sambutan penting, stan-stan pameran
(Wilcox, 2011 : 262). Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah
melakukan pendekatan yang sesuai dengan kategori target sasarannya yaitu
pendekatan dengan media presentasi slide dan demonstrasi dengan video.
d. Pesan
Pesan yang disampaikaan Kementerian Komunikasi dan Informatika pada saat
campaign adalah mengenai materi pengenalan diseminasi kebencanaan. Pesan
yang disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika berupa
pernyataan spesifik yang didalamnya terdapat banyak pesan mengenai teknis
dari kegiatan diseminasi kebencanaan yang menggunakan mobile phone
11
campaign. Pesan yang disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika
adalah sebuah pesan untuk masyarakat yang bersifat awareness agar
masyarakat mengetahui adanya program tersebut. Proses komunikasi dalam
kampanye PR yang melibatkan komunikasi diantara individu, kelompok atau
badan-badan organisasi merupakan suatu proses yang melibatkan sejumlah
variabel. Salah satu variabel yang menjadi kunci dalam proses komunikasi
adalah kredibilitas sumber. Dalam kampanye diseminasi bencana,
Kementerian Komunikasi Informatika sudah menggunakan pakar yang
memiliki kredibelitas seperti mentri Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Kepala BMKG, Direktur Direktorat Pengembangan Pitalebar
Kementerian Komunikasi dan Informatik, dan Ahli dari UGM (Universitas
Gajah Mada).
Simbol, akronim, dan slogan digunakan dalam kampanye PR. Masingmasing adalah bentuk yang cepat mengonseptualisasikan sebuah gagasan
(Wilcox, 2011 : 264). Dalam kampanye yang dilakukan Kementerian
Komunikasi dan Informatika, instansi tersebut tidak memiliki slogan , simbol
dan akronim yang dapat memperkuat sebuah pesan yang disampaikan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika memperkuat sebuah pesannya
dengan pernyataan spesifik yang didalamnya terdapat banyak pesan mengenai
teknis dari kegiatan diseminasi kebencanaan yang menggunakan mobile phone
campaign.
Dalam melaksanakan kampanye PR, Key message sangat penting untuk
digunakan sebagai pedoman dari isi pesan yang ingin disampaikan kepada
publik dan juga untuk menjembatani maksud dan tujuin kepada publik. Key
message merupakan unsur dari strategi perencanaan yang harus disampaikan
pada saat melakukan publisiitas (Wilcox, 2003 : 153). Kementerian
Komunikasi dan Informatika tidak memiliki Key message dalam
kampanyenya yang dapat mengakibatkan penyampaian pesan dalam
diseminasi bencana dengan mobile phone campaign tidak memiliki pedoman
isi pesan. Tidak adanya pedoman dalam penyampaian pesan maka pesan tidak
akan terarah dengan baik.
e. Strategi dan Taktik
Strategi yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam
kegiatan diseminasi bencana melalui mobile phone campaign menggunakan
strategi dalam bentuk proaktif. Strategi proaktif dilakukan dengan kegiatan
campaign. Terdapat beberapa aktivitas dalam pelaksananaan campaign
diantaranya adalah publikasi dengan menggunakan poster, presentasi pada
saat sosialisasi, video yang di putar di kantor Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Televisi di beberapa ruangan) serta Televisi Wall yang terlihat
dari luar kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika dan di Pemda
Provinsi DKI Jakarta. Penggunaan sarana komunikasi tersebut diharapkan
dapat menarik pandangan masyaraat umum. Kementerian Komunikasi dan
Informatika menggunakan strategi sebagai pedoman untuk taktik yang akan
dijalankan. Perumusan taktik yang digunakan oleh Kementerian Komunikasi
dan Informatika bergantung pada tujuan dan sasaran Kementerian Komunikasi
dan Informatika. Dalam menjalankan taktiknya, Kementerian Komunikasi dan
12
Informatika tidak memiliki pengukuran mengenai tingkat ketepatan dan daya
penyampaiannya. Hal ini mengakibatkan taktik tersebut tidak sistematis.
Menurut Venus, taktik sangat bergantung pada tujuan dan sasaran maka taktik
yang digunakan harus semakin kreatif dan variatif supaya taktik yang dipilih
dapat menjalankan fungsi menghubungkan dan meyakinkan, maka harus
dilihat tingkat ketepatan dan daya penyampaiannya (Venus, 2007 : 153).
Dalam buku Disaster Communications in a Changing Media World
dijelaskan bahwa media merupakan sarana yang paling efektif untuk
menyampaikan informasi yang akurat kepada publik. Teknologi baru seperti
ponsel, text messaging, dan internet telah merubah cara dalam mengumpulkan
dan mendistribusikan suatu berita (Haddow, 2009 : 45).
f. Alokasi Waktu
Pada tahap alokasi waktu, Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak
melakukan rentang waktu tertentu pada campaign yang dilakukan. Campaign
dilakukan terus berlanjut walaupun sedang tidak terjadi bencana. Namun
Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki timeline dalam
perencanaan kegiatan diseminasi kebencanaan. Adanya timeline kegiatan
tersebut menjadikan kegiatan diseminasi bencana berjalan secara sistematis.
Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat dikategorikan menggunakan
Critical Path Analysis(CPA) karena CPA menganalisis semua komponen
pelaksanaan yang terdapat dalam sebuah program secara mendetail dari
pembentukkan tim hingga pelaksanaan evaluasi dan laporan.
Ada dua faktor utama yang saling berkaitan yang harus diamati ketika
mempertimbangkan skala waktu. Pertama, tenggat waktu (deadline) harus
diidentifikasi sehingga tugas-tugas yang dihubungkan dengan suatu kegiatan
dapat diselesaikan tepat waktu. Kedua adalah sumber daya yang tepat perlu
dialokasikan sehingga tugas-tugas yang ada dapat diselesaikan. Tenggat waktu
dapat berdasarkan kebutuhan internal maupun eksternal (Gregory,2004:124).
Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah memiliki (deadline) yang
diberikan oleh Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk
mengimlementasikan dieminasi bencana banjir di tahun 2016.
Dalam kampanye yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan
Informatika masih mnenggunakan metode sederhana yaitu dengan
menggunakan timelines dalam penyusunan waktunya. Timelines yang disusun
oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika terdiri dari kolom uraian
kegiatan, waktu pelaksananaan program, dan PIC dari setiap program.
g. Sumber Daya
Sumber daya kampanye terbagi menjadi tiga, yaitu sumber daya manusia
(SDM) yang terlibat langsung dalam kegiatan kampanye berupa tenaga
profesional, dan ahli hingga terampil, staf pendukung atau tenaga lapangan.
Kedua, sumber biaya operasional untuk menunjang kegiatan kampanye yang
dikelola secar efisien dalam pembiayaan pelaksanaan operasional, biaya
peneyewaan peralatan penunjang, publikasi, transfortasi, dan sebagainya).
Ketiga, sumber perlengakapan transfortasi, dukungan peralatan teknis,
pemanfaatan media komunikasi dan tim kerja lain dan sebagainya. Namun
yang digunakan Kemeterian Komunikasi dan Informatika hanya sumber daya
13
manusia (SDM) yang terlibat langsung dalam kegiatan kampanye berupa
tenaga profesional, dan ahli hingga terampil, staf pendukung atau tenaga
lapangan serta sumber biaya operasional. Sumber daya dalam kegiatan
diseminasi bencana semua dibagi sesuai dengan keahlian masing-masing agar
kinerja dapat dilakukan dengan baik dari masig-masing sumber daya manusia
yang berkontribusi. Sumber daya yang terlibat dalam kegiatan diseminasi
bencana sebagian besar berlatar belakang dari jurusan teknik. Dalam kegiatan
kampanye PR sangat dibutuhkan sumber daya yang memiliki latar belakang
akademik dari bidang sosial. Dengan memiliki sumber daya yang berasal dari
bidang sosial, maka Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat
menyesuaikan kampanye yang dilakukan dengan kondisi masyarakat yang
menjadi target sasaran. Sedangkan sumber biaya operasional berasal dari dana
DIPA Kementerian Komunikasi dan Informatika.
h. Evaluasi dan Review
Dari hasil penelitian yang didapat, evaluasi pada tahap kampanye yang
dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak dapat mengukur
apakah kegiatan komunikasi kampanye Kementerian Komunikasi dan
Informatika tepat sasaran atau tidak. Evaluasi yang seharusnya dilakukan
dilapangan misalnya pengecekan siapa saja yang hadir dalam setiap program
yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika, ataupun berapa
banyak khalayak sasaran yang diterpa sesuai dengan target yang ditetapkan
atau tidak. Dalam penyelenggaraan kampanye diseminasi bencana dengan
mobile phone campaign, Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah
melakukan pengecekan siapa saja yang hadir dalam setiap program dalam
bentuk buku tamu yang disediakan pada saat pelaksanaan kampanye.
Seperti yang dikatakan Gregory dalam bukunya (Gregory, 2004 : 140),
alasan perlunya melakukan evaluasi adalah untuk memfokuskan usaha,
menunjukkan keefektifan, memastikan efesiensi biaya, mendukung
manajemen yang baik, dan memfasilitasi pertanggungjawaban. Kementerian
Komunikasi dan Informatika hanya melakukan evaluasi di akhir tahun yang
mengakibatkan kegiatan kampanye yang dilakukan tidak efektif. Evaluasi
seharusnya selalu dilakukan di setiap kampanye itu berlangsung. Kementerian
Komunikasi dan Informatika tidak memiliki evaluasi kognitif, afektif dan
behavior yang mengakibatkan indikator evaluasi dari program kampanye yang
dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak jelas.
Review dilakukan secara periodik setiap tahun yang kemudian dianalisis
efektivitasnya dalam pencapaian tujuan program kampanye PR. Pada kegiatan
diseminasi bencana menggunakan mobile phone campaign, Kementerian
Komunikasi dan Informatika belum melakukan tahapan review.
V. PENUTUP
1. Kesimpulan :
 Kementerian Komunikasi dan Informatika menggunakan strategi dalam
bentuk proaktif karena Kementerian Komunikasi dan Informatika ingin
melakukan pencegahan atau mengantisipasi suatu hal yang tidak diinginkan
seperti bertambahnya jumlah korban bencana rob .
14
 Perencanaan komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika telah
dilakukan dengan baik namun pada tahap analisis Kementerian Komunikasi
dan Informatika tidak menggunakan analisis yang sesuai dengan analisis
yang seharusnya digunakan dalam perencanaan program kampanye.
 Kementerian Komunikasi dan Informatika menetapkan tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek dalam penetapan tujuannya sehingga
Kementerian Komunikasi dan Informatika semakin mudah dalam
melakukan evaluasi tingkat pencapaiannya dan dalam pengukkuran
pencapaian tujuan.
 Target sasaran Kementerian Komunikasi dan Informatika terbagi menjadi
tiga kelompok yaitu Target primernya adalah masyarakat yang berada di
wilayah bencana, target sekunder instansi pemerintah terkait bencana seperti
BMKG dan BNPB, dan target tersier yaitu seluruh masyarakat indonesia.
 Pesan yang disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah
sebuah pesan untuk masyarakat yang bersifat awareness agar masyarakat
mengetahui adanya program tersebut.
 Strategi yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam
kegiatan diseminasi bencana melalui mobile phone campaign menggunakan
strategi berbentuk proaktif yang dilakukan ddengan kegiatan campaign.
 Pada tahap alokasi waktu, Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak
memiliki rentang waktu tertentu pada campaign yang dilakukan. Campaign
dilakukan terus berlanjut walaupun sedang tidak terjadi bencana. Namun
Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki timeline dalam
perencanaan kegiatan diseminasi kebencanaan.
 Sumber daya dalam kegiatan diseminasi bencana dengan menggunakan
mobile phone campaign terdiri dari pegawai PNS dan Non PNS yang ada di
Direktorat Pengembangan Pitalebar Kementerian Komunikasi dan
Informatika.
 Evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
dilakukan pada saat akhir tahun dalam bentuk laporan pertanggung jawaban.
2. Saran
 Penggunaan strategi yag sesuai dengan karakteristik target sasaran akan
membuat kampanye yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan
Informatika lebih efektif.
 Dalam melakukan analisis hasil riset, sebaiknya menggunakan metode
SWOT atau PEST. Metode ilmiah dalam analisis membuat hasil analisis
lebih objektif sehingga dapat benar-benar mewakili kebutuhan khalayak
sasaran dan pelaksana dalam kampanye tersebut.
 Mengenali khalayak sasaran sangat penting bagi Kementerian Komunikasi
dan Informatika dalam melakukan kampanyenya agar pesar, bahasa, dan
media yang dipilih sesuai dengan khalayak sasaran dan dapat
mempengaruhi khalayak sasaran untuk tercapainya tujuan kampanye
tersebut.
 Evaluasi seharusnya dilakukan pada setiap kampanye dilaksanakan tidak
hanya pada akhir tahun saja. Hal ini perlu dilakukan agar Kementerian
15
Komunikasi dan Informatika mengetahui perubahan kognitif, afektif dan
behavior yang terjadi setelah kampanye dilakukan.
 BMKG dan BPPD sebagai mitra kerjasama Kementertian Komunikasi dan
Informatika dalam kegiatan diseminasi bencana, BMKG dan BPPD harus
melakukan koordinasi setiap waktu agar tujuan dari kegiatan diseminasi
bencana dapat terlasana sesuai dengan tujuan yang di tetapkan.
 Dengan membuat progress report pada kampanye yang dilakukan
Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat diketahui bagaimana
perkembangan hasil dari kmapanye yang dilakukan Kementerian
Komunikasi dan Informatika.
16
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta :
Kampanye Prenada Media Group.
Efendy, Onong Uchjana. 1997. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung : PT.Remaja Rodakarya.
Gregory, Anne. 2004. Perencanaan dan Managemen Kampanye Public
Relations (Edisi Kedua). Jakarta : Erlangga.
Haddow. D George, dan Kim S. Haddow. 2009. Disaster Communications
In A Changing Media World. United States of America :
Elsevier.
Ruslan, Rosady. 2007. Manajemen Public Relations & Media komunikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ruslan, Rosady. 2013. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.
Jakarta: Rajawali Pers
Werner J, Severin dan James W, Tankard, Jr. 2005. Teori Komunikasi :
Sejarah, Metode, dan Terapan didalam Media Massa (Edisi
kelima). Jakarta : Kencana
Venus, Antar. 2007. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media.
Jurnal :
Leinder, D. E ., G. Pan & S. L. Pan. 2009. The role of IT in crisis
response: Lessons from the SARS and Asian Tsunami disasters.
J. of Strategic Information Systems. 18 : 80 – 99.
Arafat, Yassir. 2007. Konsep Peringatan Dini di Wilayah Bencana Banjir
Sibalaya Kabupaten Donggala. Jurnal SMARTek, vol 5, No 3 .
Internet :
http://jakutkota.bps.go.id/lonkTableDinamis/view/1d/13 : Diaksess pada
18 September 2016 pukul 21.00 WIB
http://ugm.ac.id/id/berita/8776menkominfo%3A.270.juta.pengguna.pons
el.di.indonesia: Diakses pada 31 Maret 2016 pukul 23:52 WIB
https://id.techinasia.com/laporan-pengguna-website-mobile-media-sosialindonesia: Diakses pada 31 Maret 2016 pukul 23:55 WIB.
17
http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana/lihat-data/perhalaman=10;halaman=1 :
Diakses pada 31 Maret 2016 pukul 23:58 WIB.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/15/02/12/njo3m7-ini-89-titik-wilayah-rawan-banjir-dijakarta: Diakses pada 6 Juni 2016 pukul 21:14 WIB.
http://meteo.bmkg.go.id/peringatan/banjirjakarta
Diakses pada 26 September 2016 pukul 13 : 36 WIB.
http://www.beritajakarta.com/read/27692/Aparat-Kecamatan-TanjungPriok-Dilatih-Penanganan-Bencana#.V-rqZaK9vIU
Diakses
pada 28 september 2016 pukul 16.00 WIB.
bps.go.id Diakses pada 28 september 2016 pukul 16.00 WIB.
http://sp.beritasatu.com/home/antisipasi-bencana-banjir-warga-kalibaruikut-simulasi-tanggap-darurat/107272 Diakses pada 28
september 2016 pukul 16.30 WIB.
http://www.savethechildren.or.id/about-us/media/press-releases/masukimusim-penghujan,-800-warga-kalibaru-ikuti-simulasi-tanggapdarurat-bencana-banjir Diakses pada 28 september 2016 pukul
16.40 WIB.
18
19
Download