PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN - I

advertisement
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan
Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA
FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR
Hesty Nurhayati
SMP Negeri 1 Kajen Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan siswa dalam
menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar; mengetahui apakah
ada peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel
melalui penerapan teknik rangsang gambar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi, wawancara, dan metode
tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik rangsang gambar dapat meningkatkan
keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel yang dilihat dari hasil yang diperoleh siswa
melalui tes evaluasi pada siklus II, selain itu pembelajaran dengan penerapan teknik rangsang
gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
.
©2015 Dinamika
Kata Kunci: Teks Cerita Moral/ Fabel; Teknik Rangsang Gambar
PENDAHULUAN
Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni, keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan
ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Jika ada yang berbicara tentu ada yang menyimak dan
jika ada yang membaca tentu ada ada yang menulis, jadi keempat keterampilan ini merupakan
kegiatan yang bersatu dalam mengajarkan bahasa Indonesia.
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan
kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan
perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat
baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik
berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa
memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya
dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu
menyusun atau menulis teks cerita moral/ fabel.
Menurut Hernowo (2002) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti
mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Dengan demikian menulis merupakan serangkaian
kegiatan untuk mengemukakan suatu ide atau gagasan dalam bentuk lambang bahasa tulis agar
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA
FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR
Hesty Nurhayati
13
dapat dibaca oleh orang lain. Dalam Jurnal internasional oleh David yang membicarakan tentang
penelitian menulis (journal of writing research) mengemukakan beberapa hal yang terkait dengan
menulis sebagai berikut “Writing contributes uniquely to learning. Through writing we can create new
possibilities not inherent to speaking and observation (Emig, 1977). Yang berarti bahwa menulis dapat
memberikan kontribusi unik untuk belajar. Melalui menulis kita dapat membuat kemungkinankemungkinan baru yang tidak melekat pada berbicara dan observasi semata.
Dalam pembelajaran menulis atau menyusun teks cerita moral/ fabel di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan
ketepatan penggunaan model atau teknik dalam pembelajaran sastra dalam hal menyusun teks cerita
moral/ fabel. Secara etimologis fabel berasal dari bahasa Latin fabulat. Cerita fabel merupakan
cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis
cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral
karena pesan yang ada didalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral.
Demikian pula dengan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran menyusun
teks cerita moral/ fabel di kelas VIIIB SMPN 1 Kajen Kabupaten Pekalongan, selama ini kurang
efektif. Penulis menemukan beberapa permasalahan yang timbul dari guru maupun murid. Hal ini
diperoleh dari hasil pengamatan pada kegiatan pembelajaran, wawancara dengan guru, dan
berdasarkan dari hasil ulangan harian menunjukkan bahwa siswa masih mendapatkan nilai yang
rendah.
Dalam pembelajaran di kelas guru hanya membacakan salah satu cerita moral/ fabel di
depan kelas, sedangkan siswa tidak diberi kesempatan untuk menyusun teks cerita moral/ fabel
dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran
tersebut sangat kurang tepat, hal tersebut terlihat tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam
menyusun teks cerita moral/ fabel. Ketika penulis memberikan tugas pada siswa untuk menyusun
teks cerita dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun katakata dengan bahasanya sendiri, hal itu disebabkan karena selama pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menyusun teks cerita moral/ fabel dengan kata-kata
atau bahasanya sendiri.
Melihat kondisi tersebut akhirnya penulis mempunyai ide untuk memperbaiki pembelajaran
tersebut dengan menerapkan teknik rangsang gambar dalam pembelajaran menyusun teks cerita
moral/ fabel di kelas VIIIB. Pembelajaran menggunakan gambar adalah salah satu inovasi yang
dapat digunakan dalam proses belajar-mengajar Bahasa Indonesia untuk mempercepat suatu
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Gambar merupakan bahasa yang
umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman dkk, 2011). Melalui gambar
yang disajikan pula siswa dirangsang untuk menggali imajinasinya dan kemudian menuangkannya
dalam bentuk cerita moral/ fabel. Teknik rangsang gambar ini memanfaatkan gambar-gambar dari
berbagai media, baik cetak maupun virtual. Dengan menyajikan gambar-gambar tersebut, imajinasi
siswa dirangsang dan dicoba untuk dibangkitkan.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitria Tri Wardani (2013), menunjukkan
bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran
sosiologi. Kemudian Ginting (2013), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan
menulis artikel siswa menggunakan model mind map meningkat, hal tersebut membuktikan bahwa
model mind map adalah model yang memberikan pengaruh yang signifikan dan lebih baik untuk
digunakan pada pembelajaran menulis artikel.
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji pada
penelitian ini adalah: (1) Apakah ada peningkatan keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel
melalui penerapan teknik rangsang gambar?, (2) Apakah ada peningkatan aktivitas belajar dalam
pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar?
14
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui apakah ada peningkatan
keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar, (2)
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas belajar dalam pembelajaran menyusun teks
cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri I Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIIIB semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yang
terdiri dari 33 siswa dengan 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode dokumentasi, metode
wawancara, dan metode tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menyusun
teks cerita moral/ fabel, dan metode observasi untuk mengetahui aktivitas siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: lembar observasi,
dan pedoman wawancara.
Pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel dengan penerapan teknik rangsang gambar
dikatakan berhasil apabila keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel mengalami
peningkatan sekurang-kuranngnya 75%, dan aktivitas belajar siswa meningkat sekurang-kurangnya
75%. Peningkatan aktivitas belajar dan keterampilan siswa dalam teks cerita moral/ fabel ini
ditunjukkan dengan peningkatan nilai yang diperoleh siswa disetiap siklusnya
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam
dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan (planning),
pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Langkah-langkah dalam
melaksanakan penelitian tindakan ini mengikuti pedoman dari Stephen Kemmis dan Robin Mc
Taggart.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyususn soal-soal evaluasi, menyusun lembar observasi siswa dan guru,
dan menyiapkan contoh cerpen.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menerapkan pembelajaran menyusun
teks cerita moral/ fabel dengan penerapan teknik rangsang gambar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel. Pada
awal pertemuan diawali dengan mengadakan tes evaluasi tindakan prasiklus untuk mengetahui
kondisi awal keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel sebelum diadakannya
pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel dengan penerapan teknik rangsang gambar.
3. Pengamatan
Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas guru selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Aktivitas-aktivitas siswa yang diamati meliputi: tanggungjawab siswa
dalam mengikuti pembelajaran, kedisiplinan, perhatian siswa terhadap penjelasan guru, saling
menghargai, antusias siwa dalam mengikuti pembelajaran, percaya diri, keseriusan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, respon atau sikap siswa selama mengikuti pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi merupakan aktivitas yang dilakukan guru untuk melihat berbagai kekurangan dan
kelebihan pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu dengan menganalisis hasil tes evaluasi dan lembar
observasi sehingga akan diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan. Hasil
refleksi pada siklus I akan menjadi acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus
selanjutnya yaitu siklus II.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA
FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR
Hesty Nurhayati
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penerapan teknik rangsang gambar dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel dan dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini terselesaikan dalam dua
siklus. Hasil penelitian ini berupa deskripsi peningkatan keterampilan siswa dalam menyusun teks
cerita dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Data peningkatan keterampilan siswa dalam
menyusun teks cerita diperoleh melalui teknik tes yang dilakukan disetiap siklus. Berikut hasil tes
keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel pada prasiklus, siklus I dan siklus II.
Tabel 1. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Cerita Moral/ Fabel Pra Siklus
Kategori
Interval
x
F
F(x)
%
Keterangan
Sangat Baik
85-100
92,5
3
277,5
13%
Baik
69-84
76,5
9
688,5
31%
66,8
Cukup
53-68
60,5
19
1149,5
52%
Kurang
37-52
44,5
2
89
4%
Kategori cukup
Jumlah
33
2204,5
100
Gambar 1. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Prasiklus
Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah 33 siswa, nilai
keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel pada pra siklus yang berkategori sangat baik
adalah 13% atau 3 siswa, yang berkategori baik adalah 31% atau 9 siswa, berkategori cukup adalah
52% atau 2 siswa, dan yang berkategori kurang adalah 4% atau 2 siswa. Nilai rata-rata siswa pada
pra siklus adalah 66,8 dan tergolong dalam kategori cukup. Hasil tes keterampilan menyusun teks
cerita moral/ fabel siklus I dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Cerita Moral/ Fabel Siklus I
Kategori
Interval
x
F
F(x)
%
Keterangan
Sangat Baik
85-100
92,5
11
1017,5
40%
Baik
69-84
76,5
13
994,5
39%
77,4
Cukup
53-68
60,5
9
544,5
21%
Kurang
37-52
44,5
0
0
0%
Kategori Baik
Jumlah
33
2556,5
100
16
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
Gambar 2. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Siklus I
Tabel 2 dan Gambar 2 diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 33 siswa, nilai keterampilan
siswa menyusun teks cerita moral/ fabel pada siklus I yang berkategori sangat baik adalah 40% atau
11 siswa, yang berkategori baik adalah 39% atau 13 siswa, berkategori cukup adalah 21% atau 9
siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dalam kategori kurang. Nilai rata-rata siswa pada
siklus I adalah 77,4 dan tergolong dalam kategori baik. Hasil tes keterampilan menyusun teks cerita
moral/ fabel Siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Cerita Moral/ Fabel Siklus II
Kategori
Interval
x
F
F(x)
%
Keterangan
Sangat Baik
85-100
92,5
24
2220
77%
Baik
69-84
76,5
7
535,5
19%
87,1
Cukup
53-68
60,5
2
121
4%
Kurang
37-52
44,5
0
0
0%
Kategori Sangat Baik
Jumlah
33
2876,5
100
Gambar 3. Hasil Tes Keterampilan Menyususn Teks Cerpen Siklus II
Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 3 diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah 33 siswa,
nilai keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel pada siklus II yang berkategori sangat
baik adalah 77% atau 24 siswa, yang berkategori baik adalah 19% atau 7 siswa, berkategori cukup
adalah 4% atau 2 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dalam kategori kurang. Nilai ratarata siswa pada siklus II mencapai 87,1 dan tergolong dalam kategori sangat baik.
Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan siswa dalam
menyusun teks cerita moral/ fabel dari kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA
FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR
Hesty Nurhayati
17
keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel tersebut disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor dari siswa dan faktor dari strategi belajar yang digunakan oleh guru. Faktor siswa, yaitu
siswa sudah mampu memahami dan menyusun teks cerita moral/ fabel dengan baik sehingga dapat
mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya. Faktor yang kedua yaitu strategi pembelajaran
yang digunakan oleh guru yaitu dengan memanfaatkan teknik rangsang gambar untuk menyusun
teks cerita moral/ fabel berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita
moral/ fabel. Hasil tersebut menunjukkan keberhasilan guru dalam menerapkan strategi yang
digunakan. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menyusun teks cerita moral/ fabel
dengan baik.
Perbandingan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dalam pembelajaran
menyusun teks cerita moral/ fabel dengan memanfaatkan teknik rangsang gambar dapat dilihat
pada Tabel 4:
Tabel 4. Perbandingan Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
Aspek Kebiasaan
Tanggungjawab siswa dalam mengikuti pembelajaran
Kedisiplinan
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
Saling menghargai
Antusias siwa dalam mengikuti pembelajaran
Percaya diri
Keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Respon atau sikap siswa selama pembelajaran
Rata-Rata
Siklus I (%)
Siklus II (%)
63,76%
78,68%
79,68%
71,32%
69,85%
60,25%
75,21%
63,24%
70,25%
88,24%
85,29%
83,82%
84,82%
77,65%
80,40%
78,68%
87,03%
83,24%
Berdasarkan data pada Tabel 4, rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 70,25%
dan tergolong dalam kategori baik, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 83,24% dan
tergolong dalam kategori sangat baik.
Pada siklus II meningkat menjadi 87% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Pada
siklus II ini, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru mengalami peningkatan. Guru
dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Pemanfaatan teknik rangsang gambar dalam pembelajaran
menyusun teks cerita moral/ fabel sudah digunakan secara efektif sehingga dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa sehingga aktivitas belajar siswapun mengalami peningkatan. Suasana belajar
mengajar lebih terlihat kondusif dibandingkan pada pembelajaran siklus I.
Siklus I
Pada siklus I, nilai tes keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel telah mencapai nilai
rata-rata 77,4 dan tergolong dalam kategori baik sehingga dapat dikatakan telah memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Namun demikian, berdasarkan hasil observasi
terhadap aktivitas belajar siswa pada tindakan siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Pada
tindakan siklus I, aktivitas belajar siswa hanya mencapai nilai rata-rata 70,25%.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada akhir siklus I, telah diidentifikasi beberapa
faktor yang menyebabkan aktivitas belajar siswa belum maksimal. Beberapa faktor tersebut
diantaranya adalah siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan strategi pembelajaran yang
digunakan, siswa kesulitan mengatur waktu yang ditentukan guru dan cenderung terjadi kegaduhan
di dalam kelas. Akibatnya, beberapa siswa belum mampu memecahkan persoalan yang ditugaskan
guru. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, beberapa kekurangan yang teridentifikasi pada siklus I
dapat diupayakan perbaikannya pada siklus berikutnya. Peneliti kembali merancang kegiatan18
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
kegiatan yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga dapat diiringi pula dengan
meningkatnya nilai hasil belajar siswa.
Siklus II
Pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa pada
siklus I adalah 70,25% dan meningkat pada siklus II menjadi 83,24%. Peningkatan aktivitas belajar
siswa tersebut diiringi dengan peningkatan nilai hasil belajar siswa pada siklus II. Setelah tindakan
siklus I nilai rata-rata adalah 77,4 dan setelah dilakukan tindakan siklus II nilai rata-rata mengalami
peningkatan menjadi 87,1 atau meningkat sebesar 9,7%.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II, peningkatan ini disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya siswa sudah bisa menyesuaikan diri dengan strategi pembelajaran
dengan pemanfaatan teknik rangsang gambar sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
lebih baik. Siswa tidak lagi bergantung pada penjelasan guru, tetapi mereka telah berusaha untuk
memecahkan persoalan sendiri. Pendampingan dari guru tetap diberikan bagi siswa yang kesulitan
memahami topik maupun subtopik yang ditugaskan sehingga dapat meminimalisasi kegaduhan di
dalam kelas. Dengan demikian, hasil yang dicapai pada tindakan siklus II telah memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan tidak dilanjutkan pada
siklus selanjutnya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
teknik rangsang gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel
di kelas VIIIB SMP Negeri 1 Kajen, yang dilihat dari hasil yang diperoleh siswa melalui tes evaluasi
pada siklu II, selain itu pembelajaran dengan penerapan teknik rangsang gambar dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas yang dinilai meliputi aspek: tanggungjawab siswa
dalam mengikuti pembelajaran, kedisiplinan, perhatian siswa terhadap penjelasan guru, saling
menghargai, antusias siwa dalam mengikuti pembelajaran, percaya diri, keseriusan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, respon atau sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. Penulis
menyarankan hendaknya para guru Bahasa Indonesia dapat menggunakan teknik, metode atau
strategi pembelajaran yang menarik, agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran khususnya
dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
David, Holliway. 2009. Writing Activities in Pedagogi Sense an Undergraduate Learning Theories Course..
Towards a Sense-Making Pedagogy: Washington State University. International Journal of Teaching and
Learning in Higher Education. Vol 20 (3), 447-461.
Ginting, Monto Kannegi Br. 2013. Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis
Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013.
Medan: Artikel Ilmiah. Universitas Negeri Medan.
Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung: Kaifa.
Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Rajawali Pers: Jakarta.
Wardani, Fitria Tri. 2013. Pengunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran
Sosiologi. Pontianak: FKIP Untan Pontianak.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA
FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR
Hesty Nurhayati
19
Download