Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus) ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR Hesty Nurhayati SMP Negeri 1 Kajen Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar; mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi, wawancara, dan metode tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik rangsang gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel yang dilihat dari hasil yang diperoleh siswa melalui tes evaluasi pada siklus II, selain itu pembelajaran dengan penerapan teknik rangsang gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. . ©2015 Dinamika Kata Kunci: Teks Cerita Moral/ Fabel; Teknik Rangsang Gambar PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Jika ada yang berbicara tentu ada yang menyimak dan jika ada yang membaca tentu ada ada yang menulis, jadi keempat keterampilan ini merupakan kegiatan yang bersatu dalam mengajarkan bahasa Indonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menyusun atau menulis teks cerita moral/ fabel. Menurut Hernowo (2002) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Dengan demikian menulis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengemukakan suatu ide atau gagasan dalam bentuk lambang bahasa tulis agar PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR Hesty Nurhayati 13 dapat dibaca oleh orang lain. Dalam Jurnal internasional oleh David yang membicarakan tentang penelitian menulis (journal of writing research) mengemukakan beberapa hal yang terkait dengan menulis sebagai berikut “Writing contributes uniquely to learning. Through writing we can create new possibilities not inherent to speaking and observation (Emig, 1977). Yang berarti bahwa menulis dapat memberikan kontribusi unik untuk belajar. Melalui menulis kita dapat membuat kemungkinankemungkinan baru yang tidak melekat pada berbicara dan observasi semata. Dalam pembelajaran menulis atau menyusun teks cerita moral/ fabel di Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model atau teknik dalam pembelajaran sastra dalam hal menyusun teks cerita moral/ fabel. Secara etimologis fabel berasal dari bahasa Latin fabulat. Cerita fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada didalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Demikian pula dengan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel di kelas VIIIB SMPN 1 Kajen Kabupaten Pekalongan, selama ini kurang efektif. Penulis menemukan beberapa permasalahan yang timbul dari guru maupun murid. Hal ini diperoleh dari hasil pengamatan pada kegiatan pembelajaran, wawancara dengan guru, dan berdasarkan dari hasil ulangan harian menunjukkan bahwa siswa masih mendapatkan nilai yang rendah. Dalam pembelajaran di kelas guru hanya membacakan salah satu cerita moral/ fabel di depan kelas, sedangkan siswa tidak diberi kesempatan untuk menyusun teks cerita moral/ fabel dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, hal tersebut terlihat tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel. Ketika penulis memberikan tugas pada siswa untuk menyusun teks cerita dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun katakata dengan bahasanya sendiri, hal itu disebabkan karena selama pembelajaran Bahasa Indonesia siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menyusun teks cerita moral/ fabel dengan kata-kata atau bahasanya sendiri. Melihat kondisi tersebut akhirnya penulis mempunyai ide untuk memperbaiki pembelajaran tersebut dengan menerapkan teknik rangsang gambar dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel di kelas VIIIB. Pembelajaran menggunakan gambar adalah salah satu inovasi yang dapat digunakan dalam proses belajar-mengajar Bahasa Indonesia untuk mempercepat suatu pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman dkk, 2011). Melalui gambar yang disajikan pula siswa dirangsang untuk menggali imajinasinya dan kemudian menuangkannya dalam bentuk cerita moral/ fabel. Teknik rangsang gambar ini memanfaatkan gambar-gambar dari berbagai media, baik cetak maupun virtual. Dengan menyajikan gambar-gambar tersebut, imajinasi siswa dirangsang dan dicoba untuk dibangkitkan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitria Tri Wardani (2013), menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran sosiologi. Kemudian Ginting (2013), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan menulis artikel siswa menggunakan model mind map meningkat, hal tersebut membuktikan bahwa model mind map adalah model yang memberikan pengaruh yang signifikan dan lebih baik untuk digunakan pada pembelajaran menulis artikel. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1) Apakah ada peningkatan keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar?, (2) Apakah ada peningkatan aktivitas belajar dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar? 14 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus) Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar, (2) Untuk mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas belajar dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel melalui penerapan teknik rangsang gambar. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri I Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIIIB semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 33 siswa dengan 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode dokumentasi, metode wawancara, dan metode tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel, dan metode observasi untuk mengetahui aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: lembar observasi, dan pedoman wawancara. Pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel dengan penerapan teknik rangsang gambar dikatakan berhasil apabila keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel mengalami peningkatan sekurang-kuranngnya 75%, dan aktivitas belajar siswa meningkat sekurang-kurangnya 75%. Peningkatan aktivitas belajar dan keterampilan siswa dalam teks cerita moral/ fabel ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai yang diperoleh siswa disetiap siklusnya Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian tindakan ini mengikuti pedoman dari Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. 1. Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyususn soal-soal evaluasi, menyusun lembar observasi siswa dan guru, dan menyiapkan contoh cerpen. 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menerapkan pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel dengan penerapan teknik rangsang gambar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel. Pada awal pertemuan diawali dengan mengadakan tes evaluasi tindakan prasiklus untuk mengetahui kondisi awal keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel sebelum diadakannya pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel dengan penerapan teknik rangsang gambar. 3. Pengamatan Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aktivitas-aktivitas siswa yang diamati meliputi: tanggungjawab siswa dalam mengikuti pembelajaran, kedisiplinan, perhatian siswa terhadap penjelasan guru, saling menghargai, antusias siwa dalam mengikuti pembelajaran, percaya diri, keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran, respon atau sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. 4. Refleksi Refleksi merupakan aktivitas yang dilakukan guru untuk melihat berbagai kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu dengan menganalisis hasil tes evaluasi dan lembar observasi sehingga akan diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I akan menjadi acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR Hesty Nurhayati 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penerapan teknik rangsang gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini terselesaikan dalam dua siklus. Hasil penelitian ini berupa deskripsi peningkatan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Data peningkatan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita diperoleh melalui teknik tes yang dilakukan disetiap siklus. Berikut hasil tes keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel pada prasiklus, siklus I dan siklus II. Tabel 1. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Cerita Moral/ Fabel Pra Siklus Kategori Interval x F F(x) % Keterangan Sangat Baik 85-100 92,5 3 277,5 13% Baik 69-84 76,5 9 688,5 31% 66,8 Cukup 53-68 60,5 19 1149,5 52% Kurang 37-52 44,5 2 89 4% Kategori cukup Jumlah 33 2204,5 100 Gambar 1. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Prasiklus Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah 33 siswa, nilai keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel pada pra siklus yang berkategori sangat baik adalah 13% atau 3 siswa, yang berkategori baik adalah 31% atau 9 siswa, berkategori cukup adalah 52% atau 2 siswa, dan yang berkategori kurang adalah 4% atau 2 siswa. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus adalah 66,8 dan tergolong dalam kategori cukup. Hasil tes keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel siklus I dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Cerita Moral/ Fabel Siklus I Kategori Interval x F F(x) % Keterangan Sangat Baik 85-100 92,5 11 1017,5 40% Baik 69-84 76,5 13 994,5 39% 77,4 Cukup 53-68 60,5 9 544,5 21% Kurang 37-52 44,5 0 0 0% Kategori Baik Jumlah 33 2556,5 100 16 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus) Gambar 2. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Siklus I Tabel 2 dan Gambar 2 diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 33 siswa, nilai keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel pada siklus I yang berkategori sangat baik adalah 40% atau 11 siswa, yang berkategori baik adalah 39% atau 13 siswa, berkategori cukup adalah 21% atau 9 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dalam kategori kurang. Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 77,4 dan tergolong dalam kategori baik. Hasil tes keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel Siklus II dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Cerita Moral/ Fabel Siklus II Kategori Interval x F F(x) % Keterangan Sangat Baik 85-100 92,5 24 2220 77% Baik 69-84 76,5 7 535,5 19% 87,1 Cukup 53-68 60,5 2 121 4% Kurang 37-52 44,5 0 0 0% Kategori Sangat Baik Jumlah 33 2876,5 100 Gambar 3. Hasil Tes Keterampilan Menyususn Teks Cerpen Siklus II Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 3 diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah 33 siswa, nilai keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel pada siklus II yang berkategori sangat baik adalah 77% atau 24 siswa, yang berkategori baik adalah 19% atau 7 siswa, berkategori cukup adalah 4% atau 2 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dalam kategori kurang. Nilai ratarata siswa pada siklus II mencapai 87,1 dan tergolong dalam kategori sangat baik. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel dari kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR Hesty Nurhayati 17 keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dari siswa dan faktor dari strategi belajar yang digunakan oleh guru. Faktor siswa, yaitu siswa sudah mampu memahami dan menyusun teks cerita moral/ fabel dengan baik sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya. Faktor yang kedua yaitu strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu dengan memanfaatkan teknik rangsang gambar untuk menyusun teks cerita moral/ fabel berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun teks cerita moral/ fabel. Hasil tersebut menunjukkan keberhasilan guru dalam menerapkan strategi yang digunakan. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menyusun teks cerita moral/ fabel dengan baik. Perbandingan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel dengan memanfaatkan teknik rangsang gambar dapat dilihat pada Tabel 4: Tabel 4. Perbandingan Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Aspek Kebiasaan Tanggungjawab siswa dalam mengikuti pembelajaran Kedisiplinan Perhatian siswa terhadap penjelasan guru Saling menghargai Antusias siwa dalam mengikuti pembelajaran Percaya diri Keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran Respon atau sikap siswa selama pembelajaran Rata-Rata Siklus I (%) Siklus II (%) 63,76% 78,68% 79,68% 71,32% 69,85% 60,25% 75,21% 63,24% 70,25% 88,24% 85,29% 83,82% 84,82% 77,65% 80,40% 78,68% 87,03% 83,24% Berdasarkan data pada Tabel 4, rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 70,25% dan tergolong dalam kategori baik, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 83,24% dan tergolong dalam kategori sangat baik. Pada siklus II meningkat menjadi 87% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Pada siklus II ini, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru mengalami peningkatan. Guru dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Pemanfaatan teknik rangsang gambar dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel sudah digunakan secara efektif sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga aktivitas belajar siswapun mengalami peningkatan. Suasana belajar mengajar lebih terlihat kondusif dibandingkan pada pembelajaran siklus I. Siklus I Pada siklus I, nilai tes keterampilan menyusun teks cerita moral/ fabel telah mencapai nilai rata-rata 77,4 dan tergolong dalam kategori baik sehingga dapat dikatakan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Namun demikian, berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa pada tindakan siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Pada tindakan siklus I, aktivitas belajar siswa hanya mencapai nilai rata-rata 70,25%. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada akhir siklus I, telah diidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan aktivitas belajar siswa belum maksimal. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan strategi pembelajaran yang digunakan, siswa kesulitan mengatur waktu yang ditentukan guru dan cenderung terjadi kegaduhan di dalam kelas. Akibatnya, beberapa siswa belum mampu memecahkan persoalan yang ditugaskan guru. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, beberapa kekurangan yang teridentifikasi pada siklus I dapat diupayakan perbaikannya pada siklus berikutnya. Peneliti kembali merancang kegiatan18 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus) kegiatan yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga dapat diiringi pula dengan meningkatnya nilai hasil belajar siswa. Siklus II Pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 70,25% dan meningkat pada siklus II menjadi 83,24%. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut diiringi dengan peningkatan nilai hasil belajar siswa pada siklus II. Setelah tindakan siklus I nilai rata-rata adalah 77,4 dan setelah dilakukan tindakan siklus II nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 87,1 atau meningkat sebesar 9,7%. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II, peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya siswa sudah bisa menyesuaikan diri dengan strategi pembelajaran dengan pemanfaatan teknik rangsang gambar sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik. Siswa tidak lagi bergantung pada penjelasan guru, tetapi mereka telah berusaha untuk memecahkan persoalan sendiri. Pendampingan dari guru tetap diberikan bagi siswa yang kesulitan memahami topik maupun subtopik yang ditugaskan sehingga dapat meminimalisasi kegaduhan di dalam kelas. Dengan demikian, hasil yang dicapai pada tindakan siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik rangsang gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel di kelas VIIIB SMP Negeri 1 Kajen, yang dilihat dari hasil yang diperoleh siswa melalui tes evaluasi pada siklu II, selain itu pembelajaran dengan penerapan teknik rangsang gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas yang dinilai meliputi aspek: tanggungjawab siswa dalam mengikuti pembelajaran, kedisiplinan, perhatian siswa terhadap penjelasan guru, saling menghargai, antusias siwa dalam mengikuti pembelajaran, percaya diri, keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran, respon atau sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. Penulis menyarankan hendaknya para guru Bahasa Indonesia dapat menggunakan teknik, metode atau strategi pembelajaran yang menarik, agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran khususnya dalam pembelajaran menyusun teks cerita moral/ fabel sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA David, Holliway. 2009. Writing Activities in Pedagogi Sense an Undergraduate Learning Theories Course.. Towards a Sense-Making Pedagogy: Washington State University. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. Vol 20 (3), 447-461. Ginting, Monto Kannegi Br. 2013. Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013. Medan: Artikel Ilmiah. Universitas Negeri Medan. Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung: Kaifa. Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Rajawali Pers: Jakarta. Wardani, Fitria Tri. 2013. Pengunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi. Pontianak: FKIP Untan Pontianak. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL DENGAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR Hesty Nurhayati 19