Pertimbangan Pedagogik Guru Bahasa Inggris SMP dan SMA di

advertisement
Pertimbangan Pedagogik Guru Bahasa Inggris SMP dan SMA di Salatiga
dalam Menggunakan Teknologi Untuk Pembelajaran
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Siska Maro (702011162)
Krismiyati, S.Pd., M.A
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Desember 2015
i
ii
iii
iv
v
vi
Pertimbangan Pedagogik Guru Bahasa Inggris SMP dan SMA di Salatiga dalam
Menggunakan Teknologi Untuk Pembelajaran
1)
Siska Maro, 2)Krismiyati, S.Pd., M.A
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl.Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: 1)[email protected], 2)[email protected]
Abstract
As stated in the Ministerial Regulation No. 16 of 2007 on pedagogic competence of
teachers that one pedagogic competence that must be achieved is the use of technology in the
learning process. These things into consideration pedagogic English teachers in using technology
in learning. Pedagogic considerations in view of the aspects of the use of technology and
computer literacy in the use of technology for learning. From the results of the study showed that
the use of technology has been going well but needed improvement in computer literacy teacher
learning English in order to work well so that the pedagogic competence in using technology can
be achieved.
Keywords : Pedagogic English Teacher, Technology for Learning
Abstrak
Sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang kompetensi
pedagogik guru bahwa salah satu kompetensi pedagogik yang harus dicapai
adalah
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadi pertimbangan pedagogik
bagi guru Bahasa Inggris dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Pertimbangan
pedagogik dilihat dari aspek pemanfaatan teknologi dan literasi komputer dalam penggunaan
teknologi untuk pembelajaran. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan teknologi
sudah berjalan dengan baik tetapi di butuhkan peningkatan pada literasi komputer guru Bahasa
Inggris agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga kompetensi pedagogik dalam
memanfaatkan teknologi dapat tercapai.
Kata Kunci : Pedagogik guru, Teknologi untuk pembelajaran
1)
2)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
1
1.
Pendahuluan
Dengan perkembangan teknologi guru dituntut untuk terampil dalam menggunakan
ketrampilan dalam meningkatkan strategi mengajar. Untuk pelaksanaan pembelajaran guru harus
mempunyai ketrampilan untuk menggunakan komputer dalam melakukan proses belajar
mengajar [1]
Hasil Uji Kompetensi Awal tahun 2012 juga menunjukkan perlu ada upaya peningkatan
kompetensi pedagogik guru. Hal ini menjadi sangat ironis mengingat sebagian besar materi yang
diujikan dalam Uji Kompetensi Awal dan Uji Kompetensi Guru sangat berkaitan dengan tugas
guru sehari-hari, atau erat kaitannya dengan kompetensi pedagogik guru. Tentunya ada yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru terutama kompetensi
pedagogik, terkait dengan tugas pokok dan kewenangan pengawas sekolah, dan hal tersebut
adalah dengan pembinaan. Pembinaan ini merupakan cara efektif agar kompetensi guru terkait
dengan pembelajaran dapat meningkat. Oleh karena itu, pembinaan profesi guru oleh pengawas
sekolah terlebih yang didasarkan dari hasil pengawasan, hasil penilaian kinerja guru, atau hasil
analisis kebutuhan guru sangat relevan untuk meningkatkan kompetensi guru secara
berkelanjutan [2]
Upaya pembinaan oleh pengawas sekolah senantiasa dilakukan melalui berbagai pelatihan dan
pembimbingan, namun hal ini bisa jadi tidak berjalan dengan baik karena untuk pembimbingan
yang bersifat intensif, diperlukan pengawas sekolah yang memiliki waktu yang cukup longgar
untuk dapat memberikan materi bimbingan. Dalam pertimbangan kompetensi pedagogik guru di
butuhkan waktu yang cukup untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam hal ini
menyangkut penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Di butuhkan pengawasan dan waktu
yang cukup untuk menjadi pertimbangan pedagogik guru Bahasa Inggris [2]
Dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Inggris di harapkan lebih
kepada pertimbangan pedagogik guru dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang
berjalan sesuai dengan kompetensi pedagogik guru. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini
adalah pertimbangan pedagogik guru Bahasa Inggris menggunakan teknologi dalam
pembelajaran di SMA dan SMP di Salatiga.
2.
Tinjauan Pustaka
Dari penelitian terdahulu disimpulkan bahwa hasil Uji Kompetensi Awal tahun 2012 juga
menunjukkan perlu ada upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru, terbukti dari hasil Uji
Kompetensi Awal secara nasional hanya mencapai 51,35%, dan nilai rata-rata nasional Uji
Kompetensi Guru hasil perhitungan per 1 Juli 2012 juga menunjukkan hasil yang hampir sama
yaitu 47,84%. Hal ini menjadi sangat ironis mengingat sebagian besar materi yang diujikan
dalam Uji Kompetensi Awal dan Uji Kompetensi Guru sangat berkaitan dengan tugas guru
sehari-hari, atau erat kaitannya dengan kompetensi pedagogik guru. Dalam proses pembelajaran,
guru harus memiliki kompetensi terutama yang berkaitan dengan aspek pedagogik, seperti
pengenalan karakteristik siswa, penguasaan teori belajar dan prinsip pembelajaran yang
mendidik, pengembangan kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang mendidik, pemahaman
dan pengembangan potensi siswa, berkomunikasi dengan siswa, serta penilaian dan evaluasi.
Dalam penguasaan kompetensi pedagogik inilah, guru sering menghadapi masalah [2].
Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah penelitian yang di lakukan menggunakan
kompetensi pedagogik dalam peningkatan pedagogik guru. Perbedaan dengan penelitian
2
terdahulu, penelitian ini lebih melihat pertimbangan kompetensi guru bahasa inggris dalam
menggunakan teknologi dalam pembelajaran guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru
bahasa inggris SMP dan SMA di salatiga.
Berdasarkan peraturan mentri pendidikan nasional republik Indonesia no 16 tahun 2007
tentang standar kompetensi guru bahwa terdapat empat kompetensi di antaranya kompetensi
pedagogik. Kompetensi pedagogik tentang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran [13].
Kompetensi pedagogik meliputi penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran (1)
Menggunakan media belajar dan sumber belajar yang relevan, (2) memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar Dalam kompetensi pedagogik
penerapan teknologi informasi dan komunikasi sangat di butuhkan dalam proses belajar
mengajar [11].
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran Bahasa Inggris sangat mempermudah untuk
pembelajaran salah satunya adalah penggunaan komputer. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris
ada yang di sebut dengan CALL (Computer Assisted Language Learning). CALL merupakan
aplikasi software komputer yang dapat digunakan untuk pembelajaraan Bahasa Inggris.
Sekarang ini sudah menjadi suatu trend menggunakan CALL untuk meningkatkan kemampuan
siswa menggunakan integrated skill seperti listening, reading, writing, listening, dan
speaking[10]. Ada juga yang di sebut MALL (Mobile Assisted Lenguage Learning). MALL
merupakan pembelajaran yang dilakukan menggunakan mobile. Hal ini sangat membantu dalam
pembelajaran khususnya pemanfaatkan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Inggris [9].
Dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Inggris diharapkan lebih
kepada pertimbangan pedagogik guru dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang
berjalan sesuai dengan kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di milikinya.
Memahami peserta didik secara mendalam dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif, memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, mengidentifikasi bekal ajar awal.
Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran dengan memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan
pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang akan di capai dan materi ajar, menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan
strategi yang di pilih. Melaksanakan pembelajaran dengan menata latar pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran secara berkesinambungan dengan berbagai metode. Menganalisis hasil evaluasi
proses dan hasil belajar yang menentukan tingkat ketuntasan belajar, memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, dengan
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik, memfasilitasi peserta didik
untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik [5].
Berbagai alat teknologi informasi dan komunikasi bisa dimanfaatkan oleh guru untuk
membantu mereka dalam proses belajar mengajar di kelas. Teknologi ini juga membuat metode
yang digunakan dalam penyampian materi menjadi lebih bervariasi. Dengan metode yang
bervariasi, diharapkan para murid yang mengikuti proses belajar mengajar di kelas tidak menjadi
bosan dalam menangkap materi. Variasi yang dimaksud disini adalah bahwa guru tidak hanya
3
menyajikan materi secara lisan namun juga secara visual, audion maupun gabungan audio visual.
Keanekaragaman tersebut bisa dicapai dengan bantuan berbagai macam alat teknologi informasi
dan komunikasi [10]
3.
Metode
Jenis penelitian ini adalah metode survei. Metode penelitian ini merupakan metode paling
baik guna memperoleh dan mengumpulkan data asli untuk mendeskripsikan keadaan populasi.
Pendekatan yang digunakan untuk analisa merupakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif atau
mixed methods. Variabel yang dianalisa meliputi variabel independent (variabel yang
mempengaruhi). Variabel independent dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Inggris dalam
dalam menggunakan teknologi untuk pembelajaran Bahasa Inggris [7].
Berdasarkan sumber datanya penelitian ini termasuk studi kasus karena hanya guru Bahasa
Inggris yakni guru Bahasa Inggris SMA dan SMP di Salatiga. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dan kualitatif dimana data yang diperoleh dari hasil data kuantitatif
diperkuat dengan data kualitatif. Data kuantitatif membentuk data yang berbentuk angka yaitu
angket penerapan teknologi oleh guru Bahasa Inggris dalam menggunakan teknologi. Data
kualitatif berbentuk uraian berupa wawancara untuk petimbangan pedagogik dari guru mengenai
apa yang di terapkan guna menjawab tujuan penelitian.
Pengambilan sampel yang di teliti populasinya terdiri dari guru-guru bahasa inggris SMP dan
SMA di Salatiga di mana peneliti melakukan perbandingan terhadap guru-guru bahasa inggris
dalam menggunakan teknologi untuk pembelajaran bahasa inggris. Terdapat 64 guru bahasa
inggris yang terdiri dari 41 guru SMP dan 23 guru SMA.
Istrumen penelitian yang di gunakan berupa wawancara, kuesioner. Untuk data kualitatif
menggunakan wawancara untuk mengetahui perubahan perubahan apa yang terjadi. Kuantitatif
menggunakan kuesioner untuk mengetahui pengaruh pengaruh pembelajaran bahasa inggris
dalam menggunakan teknologi untuk pembelajaran dalam pembelajaran bahasa inggris.
Wawancara digunakan untuk menemukan gambaran mengenai kompetensi pedagogik guru
dalam menggunakan teknologi untuk pembelajaran Bahasa Inggris[12]. Kusioner digunakan
untuk melihat perbandingan guru-guru SMA dan SMP di Salatiga dalam pembelajaran Bahasa
Inggris dengan Menggunakan teknologi[8]
Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara wawancara kepada guru-guru Bahasa Inggris
SMA dan SMP di Salatiga. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner untuk mengetahui tanggapan guru mengenai teknologi terhadap pembelajaran Bahasa
Inggris seperti apa? data dari guru-guru akan dilakukan perhitungan statistik.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif presentase dengan rumus
sebagai berikut:
4
P = F x 100 %
n
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi data
n = Jumlah keseluruhan responden
…(1)
Tabel 1 Frekuensi Potensi Guru dan Penggunaan Teknologi
Interval
Kategori
81 – 100 %
61 – 80 %
Sangat Tinggi
Tinggi
41 – 60 %
Sedang
21 – 40 %
0 – 20 %
Kurang
Sangat Kurang
Tujuan dilaksanakan analisis deskriptif presentase adalah untuk mengetahui kondisi suatu
variabel sehingga data memiliki arti dan makna. Analisis presentase dilakukan dengan cara
mengolah data yang diperoleh, kemudian disusun dengan cara teratur, agar lebih mudah
dimengerti. Data dari setiap variabel dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kurang, cukup, baik. Sedangkan cara menilai
jawaban yang sudah dianalisis adalah setelah angket dikumpulkan yang telah diberi skor atau
nilai, selanjutnya jawaban yang sama di lakukan pendataan kemudian dimaksukkan kedalam
tabel yang sudah dihitung persentasenya, yang pada akhirnya akan tampak gambaran hasil
penelitian yang diberikan keterangan mengenai makna yang terkandung didalam data tabel [15]
Penelitian ini dilakukan di SMP dan SMA di Salatiga. Yang tediri dari 13 SMP dan 6
SMA. Alasan pemilihan tempat penelitian di 19 sekolah adalah agar penulis dapat
membandingkan kompetensi pedagogik guru bahasa inggris di SMP dan SMA di Salatiga
mengenai penggunaan teknologi untuk pembelajaran. Pengembangan proposal dimulai pada
bulan April sampai bulan Mei 2015, dilanjutkan dengan pengambilan data bulan Juli sampai
minggu pertama bulan agustus 2015
Untuk melindungi identitas dari responden peneliti menggunakan pengkodean.
Pengkodean yang digunakan untuk responden adalah (R1) begitu juga responden berikutnya
akan diurutkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan form untuk ditandatangani kepada responden.
Bahwa responden menyetujui bahwa dirinya siap untuk memberikan informasi menyangkut
dirinya. Pengambilan data kepada responden dilakukan dengan cara memberikan kuesioner dan
beberapa pertanyaan wawancara. Untuk surat persetujuan ada 64 surat yang ditandatangani
sesuai dengan banyaknya responden
4.
Hasil dan Pembahasan
5
Penelitian ini dilakukan terhadap guru Bahasa Inggris guna untuk mengetahui
pertimbangan pedagogik guru dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Penelitian ini
dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner.
Tabel 2 Kompetensi Pedagogik Guru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pertanyaan
Penggunaan media teknologi yang bervariasi untuk
membangkitkan perhatian siswa pada materi bahasa Inggris
Penggunaan media teknologi untuk membangkitkan minat
siswa agar lebih aktif berpikir secara individu
Standar kompetensi yang cocok untuk memanfaatkan media
teknologi
Penggunaan
bermacam-macam
teknologi
dalam
pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi dalam
menjelaskan materi.
Pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi untuk
diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Penerapan media pembelajaran untuk pengingkatan hasil
belajar siswa
Pengoperasian media pembelajaran berbasis teknologi.
Penguasaan media pembelajaran berbasis teknologi.
Fasilitas cukup
Rata-Rata
Ya (%)
Tidak(%)
92.18%
7.81%
95.31%
4.68%
96.87%
3.12%
95.31%
4.68%
90.62%
9.37%
90.62%
9.37%
90.62%
81.25%
57.81%
85.93%
87,65%
9.37%
18.75%
42.18%
14.06%
12,34%
Berdasarkan Table 2 tentang kompetensi pedagogik bahwa hasil kuesioner yang
diperoleh 96.87% responden menjawab pertanyaan bahwa mereka memilih standar kompetensi
yang cocok untuk memanfaatkan media teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran
Bahasa Inggris. Hal ini didukung oleh data wawancara dimana responden mengatakan lebih
memilih menggunakan media yang sesuai dengan silabus atau materi yang akan diajarkan. Hal
ini sesuai dengan teori kompetensi pedagogik dalam perancangan pembelajaran dimana guru
memilih dan merancang media dan sumber belajar yang diperlukan yang sesuai dengan standar
kompetensi yang cocok [6]
Dalam penggunaan berbagai jenis media pembelajaran 95.31% sudah menggunakan
berbagai jenis media pembelajaran berbasis teknologi untuk mendukung pembelajaran dikelas
contohnya powerpoint, internet, CD- ROM. Dalam penggunaan teknologi 90.62% responden
menjawab bahwa mereka telah mamanfaatkan dan menerapkan media pembelajaran berbasis
teknologi dalam menjelaskan materi pembelajaran Bahasa Inggris contohnya penggunaan video,
gambar. Dari hasil wawancara respondsen juga sudah memanfaatkan berbagai aplikasi audio
visual untuk pembelajaran diantaranya ada 59 responden pernah menggunakan teknologi audio
visual dalam mengajar Bahasa Inggris seperti: Mp3, Mp4, CD rekorder, tape recorder,video
editor, conventer, animasi, editing sound, powerpoint, flash. Hal ini guna untuk pembelajaran
Bahasa Inggris dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat juga berdasarkan hasil
6
wawancara bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat bermanfaat. Manfaat TIK
membuat hasil belajar siswa meningkat karena motivasi siswa meningkat dengan pembelajaran
yang tidak monoton, kegiatan siswa menjadi bervariasi dan siswa mudah memahami materi
pembelajaran, belajar menjadi menyenangkan. Dari data kuesioner yang ada juga sebanyak
92.18% responden menjawab teknologi yang bervariasi dapat membangkitkan perhatian siswa
pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kompetensi dalam hal ini
mengenai kompetensi pedagogik guru bahwa kompetensi guru salah satunya adalah
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
Untuk menunjang penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik
di butuhkan dukungan berupa fasilitas. Dari perolehan data kuesioner 85.93% responden
menjawab bahwa fasilitas yang di sediakan oleh sekolah cukup dalam mendukung mendukung
pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi. Di katakan cukup
dari hasil wawancara terdapat beberapa kendala yang di katakan oleh beberapa responden bahwa
sekolah sudah memberikan fasilitas yang cukup untuk pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat di
lihat dari ketersediaan LCD, Speaker, LAB Bahasa, LAB Komputer, Internet (Wifi), Printer,
Kamera dan pelatihan-pelatihan tambahan Khusus TIK. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
ada beberapa sekolah yang penggunaan teknologinya mencukupi dan menunjang pembelajaran
berjalan dengan baik hal ini dikatakan oleh (R6) bahwa “Sangat cukup. AC disetiap kelas. Wifi,
server yang ada di spot- spot tertentu sehingga siswa dan guru dapat mengakses internet” (R7)
mengatakan “Sangat memadai, karena adanya LCD di kelas dan komputer” (R8) mengatakan
“Sudah cukup. Adanya jaringan internet di kantor guru dan di kelas, adanya LCD, sekolah dan
Dinas memberikan pelatihan untuk peningkatan TIK”. Hal ini membuat pembelajaran berjalan
dengan baik karena adanya fasilitas yang mendukung proses pembelajaran. Adapun kendala
yang di hadapai yang dikatakan oleh beberapa responden mengenai kerusakan fasilitas,
pemeliharaan yang masih kurang, ketersediaan fasilitas yang masih terbatas di sekolah. Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan oleh beberapa responden di antaranya (R2) mengatakan “Cukup
dan perlu ditingkatkan. Misalnya disetiap kelas disediakan LCD, kamera CCTV disetiap kelas,
jaringan hotspot dan kaber FO (fiber optik) yang sering terjadi gangguan, penggunaan scanner”
kemudian (R3) mengatakan bahwa “Kurang dari cukup karena LCD terbatas, internet hanya ada
di ruang guru” pendapat lainnya dari (R4) mengatakan bahwa “Belum cukup sekolah
menyediakan LCD tetapi masih kurang perawatan, LAB Komputer, LAB Bahasa, Laptop
disediakan oleh guru masing-masing” begitu juga dengan (R5) mengatakan hal serupa bahwa
“Cukup, tetapi masih butuh peningkatan pemeliharaan, ketersediaan lebih ditingkatkan, sekolah
menyediakan LCD, LAB, Wifi, Speaker, PC”. Hal ini membuat pembelajaran menjadi kurang
efektif dalam peningkatan kompetensi dalam pembelajaran. Dalam penggunaan 81.25%
responden dapat mengoperasikan media pembelajaran berbasis teknologi dengan baik 57.81%
responden menjawab bahwa mereka menguasai setiap media pembelajaran berbasis teknologi
yang di manfaatkan untuk proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Dalam
menguasai media pembelajaran ada guru yang dapat mengoperasikan pembelajaran berbasis
teknologi informasi dengan baik ada juga yang tidak menguasai pengoperasian berbasis
teknologi dengan baik. Dari hasil wawancara beberapa responden mengatakan bahwa yang
menjadi kendala dalam penguasaan pengoperasiaan pembelajaran berbasis teknologi dilihat dari
beberapa factor di antaranya : waktu, fasilitas yang kurang mendukung, penguasaan teknologi
yang masih kurang, perkembangan teknologi yang berkembang begitu cepat seperti yang di
katakan oleh (R9) bahwa” Butuh ketrampilan yang memadai” sedangkan (R10) mengatakan
7
bahwa “Waktu yang tersita banyak dan aplikasi yang bermacam- macam serta kemampuan guru
dalam menggunakannya” selain itu (R11) berpendapat bahwa “Belum semua guru menggunakan
aplikasi, guru membutuhkan training untuk membuat media pembelajaran” selain itu (R12) juga
berpendapat bahwa “Ketidaktahuan guru dan kecanggihan teknologi” adapun (R13) berpendapat
“Tantangan : keterbatasan waktu. Harapan : adanya pelatihan bagi guru- guru” kemudian (R14)
juga mengatakan “tantangan guru dalam penggunaan teknologi dengan berbagai aplikasi yang
digunakan masih ada kendala dengan cara penggunaan aplikasinya itu bagaimana, kadang
membingungkan walaupun ada tutorialnya” pendapat lain lagi dari (R15) yang mengatakan
bahwa “Fasilitas dan sarana tidak memadai, internet tidak konek” hal yang sama di katakan oleh
(R16) bahwa yang menjadi penyebab adalah “Kendala waktu”. Hal ini sejalan dengan pendapat
bahwa dalam pertimbangan kompetensi pedagogik guru dibutuhkan waktu yang cukup untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam hal ini menyangkut penggunaan teknologi
dalam pembelajaran. Dibutuhkan pengawasan dan waktu yang cukup untuk menjadi
pertimbangan pedagogik guru Bahasa Inggris [2]
Pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kompetensi guru sudah
tercapai hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil rata-rata guru dalam penggunaan teknologi dalam
proses pembelajaran berdasarkan data kuesioner dan beberapa data dari hasil wawancara yang
dilakukan.
Tabel 3 Literasi Komputer
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pertanyaan
Cara mengoperasikan komputer
Penggunaan komputer untuk tujuan pengajaran
Akses internet di rumah
Akun e-mail
Website pribadi
Sekolah terhubung internet
Penggunaan Internet di sekolah
Pengoperasiaan perangkat lunak komputer
Cara menginstal program
Rata-Rata
Ya(%)
100%
95.31%
92.18%
98.43%
32.81%
100%
90.62%
81.25%
71.87%
84.71%
Tidak(%)
0%
4.68%
7.81%
1.56%
67.18%
0%
9.37%
18.75%
28.12%
15.27%
Dengan perkembangan teknologi guru dituntut untuk terampil dalam menggunakan
ketrampilan dalam meningkatkan strategi mengajar. Untuk pelaksanaan pembelajaran guru harus
mempunyai ketrampilan untuk menggunakan komputer dalam melakukan proses belajar
mengajar [8]. Hal ini dapat dilihat Berdasarkan data kuesioner mengenai literasi komputer guru
bahwa 100% responden memahami cara mengoperasikan komputer, 95% menggunakan
komputer untuk tujuan pengajaran, 81% dapat mengoperasikan perangkat lunak komputer, 71%
dapat menginstal program perangkat lunak di Komputer untuk keperluan pembelajaran. Dari data
diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan guru dalam menggunakan komputer untuk tujuan
pembelajaran sudah baik hal ini dapat dilihat dari persentase 100% responden mamahami cara
mengoperasikan komputer.
Komputer menjadi bagian penting dalam pengembangan pemanfaatan TIK. Komputer
tidak hanya sebagai alat elektonik yang memudahkan guru untuk membuat bahan ajar dengan
mengunakan microsoft office (word, exel dan power point). Melainkan juga sebagai alat
komunikasi, karena sekarang ini dengan mudahnya komunikasi dapat terjalin walaupun jaraknya
8
ribuan kilometer. Hal tersebut dapat terjadi dengan adanya fasilaitas email, videoconference, dll
[10]. Dalam pemanfaatan teknologi dalam hal ini mengenai penggunaan internet untuk
responden ada 92% memiliki akses internet di rumah, 98% memiliki akun email, 32% memiliki
website pribadi jika dilihat dari persentasenya penggunaan website pribadi sangat rendah karena
hanya beberapa responden yang mempunyai website pribadi, 100% sekolah terhubung dengan
internet, 90% menggunakan komputer yang terhubung dengan internet di sekolah.
Jika dilihat dari rata-rata literasi komputer guru maka dapat disimpulkan bahwa guru
mampu dalam terampil dalam penggunaan dan pengoperasian komputer. Hal ini dilihat
berdasarkan persentase rata-rata literasi komputer guru 84.71%.
Tabel 4 Ketrampilan Literasi Komputer
Ketrampilan Literasi Komputer
No
Aplikasi
1
2
3
4
Kurang Mahir (%)
Mahir (%)
Sangat
(%)
Pengolah
Kata
18.75%
73.43%
4.68%
Spreedsheet
Database
37.5%
65.62%
60.93%
26.56%
3.12%
3.12%
5
6
7
8
Presentasi
Multimedia
Desain Web
Komunikasi
Pencarian
Web
21.87%
28.12%
84.37%
35.93%
70.31%
68.75%
10.93%
62.5%
7.81%
3.12%
3.12%
0%
17.18%
68.75%
10.93%
9
Rata-Rata
38.66%
55.27%
4.48%
Mahir
Pada Tabel 4 ditunjukan hasil kuesioner untuk menguji ketrampilan literasi komputer
guru guna melihat pertimbangan pedagogik guru dalam pembelajaran. Jawaban yang disediakan
diantaranya : Kurang Mahir, Mahir, Sangat Mahir. Berdasarkan pada data diatas Kompetensi
guru adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Dilihat dari beberapa aspek
pedagogik guru kompetensi pedagogik meliputi penerapan teknologi informasi dalam
pembelajaran (1) Menggunakan media belajar dan sumber belajar yang relevan, (2)
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar Dalam
kompetensi pedagogik penerapan teknologi informasi dan komunikasi sangat dibutuhkan dalam
proses belajar mengajar [11]. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kuesioner tentang ketrampilan
literasi komputer bahwa penggunaan aplikasi pengolah kata sudah digunakan dengan baik
karena 73,43% menjawab mahir, penggunaan aplikasi spreadsheet 60.93% menjawab mahir,
penggunaan aplikasi database masih kurang karena 65.62% menjawab kurang mahir,
penggunaan aplikasi presentase 70.31% menjawab mahir, penggunaan aplikasi multimedia
68.75% menjawab mahir, aplikasi desain web 84.37% menjawab kurang mahir, aplikasi
9
komunikasi 62.5% menjawab mahir, penggunaan aplikasi pencarian web 68.75% menjawab
mahir.
Dari data kuesioner ketrampilan literasi komputer diatas menjelaskan bahwa tidak semua
penggunaan aplikasi dipahami dan digunakan oleh responden, hal ini dapat dilihat dari
persentase yang masih kurang atau lebih banyak responden yang tidak mengetahui penggunaan
diantaranya penggunaan database dan desain web. Untuk penggunaan aplikasi seperti pengolah
kata dan presentasi paling tinggi karena sering digunakan oleh responden hal ini didukung oleh
data wawancara dimana beberapa responden mengatakan bahwa penggunaan yang sering
digunakan dan bahkan hampir setiap hari adalah aplikasi pengolah kata dan aplikasi presentasi
guna untuk pembelajaran dan pengolahan data setiap hari.
Tabel 5 Penggunaan Aplikasi
No
Aplikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Pengolah Kata
E-mail
www
Database
Spreedsheet
Grafik
Multimedia
Software Bahasa
Blog
Wiki
Kelompok Diskusi Online
Obrolan teks
Obrolan suara
Konferensi Video
Permainan Komputer
Rata-Rata
Penggunaannya
Hampir
Setiap Jarang
Tidak Pernah
Hari
Digunakan
Digunakan
73.43%
21.87%
3.12%
64.06%
32.81%
3.12%
79.68%
14.06%
4.68%
20.31%
51.56%
18.75%
45.31%
42.18%
7.81%
14.06%
59.37%
23.43%
67.18%
29.68%
1.56%
31.25%
54.68%
6.25%
25%
46.87%
26.56%
29.68%
50%
20.31%
23.43%
42.18%
32.81%
51.56%
23.43%
21.87%
32.81%
29.68%
37.5%
9.37%
40.62%
46.87%
21.87%
57.81%
17.18%
39.27%
39.79%
18.12%
Berdasarkan Tabel 5 tentang Penggunaan aplikasi dari hasil kuesioner jawaban yang
disediakan diantaranya : Hampir setiap hari, jarang digunakan, tidak pernah di gunakan. Dari
hasil penelitian berdasarkan data kuesioner diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa penggunaan
aplikasi komputer yang sejalan dengan teori [9] tentang perkembangan teknologi yang terjadi
sekarang sudah banyak juga penggunaan mobile phone bukan hanya penggunaan komputer
dikalangan masyarakat. Dengan kemajuan-kemajuan teknologi yang canggi membuat mobile
phone dapat bermafaat lebih. Hal ini sangat membantu dalam pembelajaran khususnya
pemanfaatkan teknologi dalam pembelajaran bahasa inggris. Dari hasil persentase yang sejalan
dengan teori diatas dapat dilihat bahwa penggunaan email hampir setiap hari 64.06% responden,
penggunaan www (world wide web) hampir setiap hari 79.68% responden, penggunaan aplikasi
obrolan teks hampir setiap hari 51.56% responden menggunakan, penggunaan aplikasi obrolan
teks hampir setiap hari 51.56% responden menggunakan.
10
Dari persentase penggunaan internet yang ada juga terdapat data yang tidak sejalan
berdasarkan teori di antaranya kurangnya penggunaan beberapa aplikasi komputer dalam
pembelajaran dengan jawaban jarang di gunakan dan tidak pernah digunakan dalam hal ini dapat
di lihat pada penggunaan blog 46.87% jarang digunakan, penggunaan Wikipedia 50% jarang
digunakan, penggunaan aplikasi kelompok diskusi online 42.18% jarang di gunakan,
penggunaan aplikasi obrolan suara 37.5% reponden tidak pernah menggunakan, penggunaan
aplikasi konferensi video 46.87% responden tidak pernah menggunakan. hal ini didukung oleh
data wawancara dimana responden mengatakan bahwa penggunaan aplikasi jarang dan tidak
pernah digunakan karena banyak aplikasi yang penggunaannya membutuhkan keahlian, fasilitas
tambahan, dan waktu yang cukup hal ini didukung oleh data wawancara yang dapat dilihat dari
banyaknya responden terdapat kurang lebih 32 responden yang mengatakan jarang menggunakan
berbagai aplikasi pembelajaran, 24 responden mengatakan sering menggunakan berbagai aplikasi
pembelajaran, dan 8 responden mengatakan tidak pernah menggunakan berbagai aplikasi
pembelajaran.
Dalam penggunaan teknologi untuk proses pembelajaran berdasarkan pada kuesioner
penggunaan aplikasi komputer terdapat penggunaan multimedia 67.18% hampir setiap hari. Hal
ini juga di dukung oleh data ketrampilan literasi komputer bahwa 68.75% memiliki ketrampilan
mahir. Jika dilihat berdasarkan persentase penggunaan aplikasi dan ketrampilan literasi komputer
dapat dikatakan bahwa guru mengerti dan mampu mengolah pembelajaran berbasis multimedia.
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran juga didukung oleh data wawancara dimana dalam
pembelajaran Bahasa Inggris responden memanfaatkan berbagai aplikasi audio visual untuk
pembelajaran diantaranya : kurang lebih terdapat 59 responden pernah menggunakan teknologi
audio visual dalam mengajar bahasa inggris seperti: Mp3, Mp4, CD rekorder, tape recorder,video
editor, conventer, animasi, editing sound, powerpoint, flash. Lima (5) responden masih memakai
cara mengajar ceramah melalui buku. Dalam penggunaan aplikasi pembelajaran juga ada
beberapa aplikasi yang jarang digunakan berdasarkan data yang diperoleh bahwa penggunaan
grafik 59.37% jarang digunakan, penggunaan software bahasa 54.68% jarang digunakan. Jika
dilihat berdasarkan data wawancara beberapa responden mengatakan bahwa untuk pembelajaran
sendiri mereka lebih memilih menggunakan aplikasi yang sesuai dengan kurikulum dan silabus.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari beberapa responden diantaranya (R1) mengatakan
bahwa “Kadang-kadang disesuaikan dengan materi” selain itu (R17) juga mengatakan bahwa
“Saya jarang menerapkan TIK dalam mengajar Bahasa Inggris. Tergantung topik pembelajaran”
hal yang sama juga dikatakan oleh (R18) bahwa “Kadang-kadang disesuaikan dengan materi,
percakapan (Video)”. Dalam penggunaan aplikasi pengolah kata hampir setiap hari digunakan
dilihat dari banyaknya persentase penggunaan 73.43% responden hal ini dikarenakan guru
menggunakan aplikasi pengolah kata untuk mengolah data dan kebanyakan guru menggunakan
hampir setiap hari. penggunaan spreadsheet 45.31% hampir setiap hari berdasarkan data yang
didapat dari kuesioner penggunaan aplikasi komputer tetapi hal ini masih dianggap kurang
karena dilihat dari persentase hanya 45.31%. Jika dilihat pada data ketrampilan literasi komputer
guru 60.93% mereka mahir dalam ketrampilan literasi komputer. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa untuk ketrampilan literasi komputer sendiri guru sebenarnya memahami cara
mengoperasikan spreadsheet, hanya beberapa orang yang menggunakan hampir setiap hari.
Untuk penggunaan database sendiri terdapat 51.56% jarang digunakan. Hal ini dikarenakan
kurangnya pemahaman dari data yang diperoleh dari beberapa responden. Hal ini juga dapat
dilihat dari dari data ketrampilan literasi komputer yaitu terdapat 65.62% responden yang
menjawab kurang mahir dalam ketrampilan literasi komputer berdasarkan tabel 4.3. Dan dalam
11
penggunaan aplikasi permainan komputer 57.81% responden jarang menggunakan. Dengan
alasan waktu yang tidak cukup dalam penggunaan.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa berbagai alat teknologi informasi dan komunikasi bisa
dimanfaatkan oleh guru untuk membantu mereka dalam proses belajar mengajar dikelas.
Teknologi ini juga membuat metode yang digunakan dalam penyampaian materi menjadi lebih
bervariasi. Dengan metode yang bervariasi, diharapkan para murid yang mengikuti proses belajar
mengajar di kelas tidak menjadi bosan dalam menangkap materi. Variasi yang dimaksud di sini
adalah bahwa guru tidak hanya menyajikan materi secara lisan namun juga secara visual, audion
maupun gabungan audio visual. Keanekaragaman tersebut bisa dicapai dengan bantuan berbagai
macam alat teknologi informasi dan komunikasi [10]
5.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
pertimbangan pedagogik guru dalam pemanfaatan teknologi dilihat dari dua aspek diantaranya
aspek literasi komputer dan aspek pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Aspek literasi
komputer dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan terdapat kelebihan dan kekurangan dilihat dari persentase dari hasil penelitian.
Hal ini menjadi pertimbangan dalam pemanfaatan teknologi dilihat dari persentase
literasi komputer guru sebanyak 84.71% menjawab ya memahami komputer. Jika dilihat dari
persentase ketrampilan menggunakan aplikasi komputer 55.27% mahir dan untuk
penggunaannya berdasarkan persentase masih kurang 42.18% menjawab jarang menggunakan
aplikasi komputer. Berdasarkan rata-rata persentase diatas dapat disimpulkan bahwa guru dalam
menggunakan komputer secara umum sudah memahami cara mengoperasikan komputer terdapat
84.71% dari hasil persentase hanya 15.29% yang menjawab tidak.
Dalam ketrampilan penggunaan aplikasi komputer terdapat 55.27% mahir, 38.66%
kurang mahir, 4.48% sangat mahir. Berdasarkan persentase diatas terdapat beberapa aplikasi
yang persentase kurang mahir lebih besar diantaranya : aplikasi Database dan Desain Web. Jika
dilihat dari aplikasi yang kurang dalam ketrampilan literasi komputer. Hal ini dapat dikatakan
wajar, karena dalam penggunaannya untuk guru Bahasa Inggris tidak tergolong dalam aplikasi
pembelajaran, hal ini yang membuat kurangnya persentase dalam ketrampilan literasi komputer.
Dalam penggunaan aplikasi persentase paling tinggi terlihat lebih kepada penggunaan yang
jarang digunakan yaitu 42.18%. Untuk alasan penggunaan digunakan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran, dan didukung oleh fasilitas. Tetapi masih ada kendala pada penggunaan aplikasi
untuk fasilitas komputer yang juga masih kurang hal ini membuat pembelajaran disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan fasilitas yang cukup untuk pembelajaran.
Kompetensi pedagogik guru dilihat dari pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
berdasarkan rata-rata 87.65% guru sudah memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Jika
dilihat berdasarkan persentase diatas dalam pertimbangan pedagogik hal ini sudah sesuai dengan
kompetensi pedagogik dimana dalam pembelajaran guru Bahasa Inggris sudah menerapkan
teknologi dalam pembelajaran. Jika dilihat dari kompetensi pedagogik guru dari pemanfaatan
teknologi sudah baik pemanfaatannya tetapi dari data hasil penelitian literasi komputer guru
memiliki kekurangan dalam penggunaan aplikasi pembelajaran. Hal ini yang menjadi
pertimbangan pedagogik untuk lebih meningkatkan literasi komputer dalam memanfaatkan
teknologi untuk guru Bahasa Inggris dalam pembelajaran. [13]
12
Dalam pertimbangan pedagogik pemanfaatan teknologi membutuhkan dukungan fasilitas
yang lebih ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran Bahasa Inggris seperti LAB
Bahasa dengan perawatan yang lebih ditingkatkan oleh pihak sekolah, LCD proyektor lebih
diperbanyak untuk setiap kelas untuk pembelajaran berupa audio/video, gambar, dll yang akan
ditampilkan didalam kelas dan aplikasi pendukung pembelajaran berbasis teknologi dalam
pembelajaran agar pembelajaran berjalan semaksimal mungkin. Agar terlaksana dengan baik
pemanfaatan teknologi membutuhkan ketrampilan literasi komputer dalam hal ini dilihat dari
pemahaman guru dalam pemanfaatan teknologi yang lebih ditingkatkan lagi dalam pelatihanpelatihan yang diadakan oleh sekolah harus lebih ditingkatkan mengenai aplikasi pembelajaran
yang menarik seperti: pembelajaran dengan memanfaatkan website, blog, wikipedia, kelompok
diskusi online, obrolan suara, konferensi video, permainan komputer.
Hal ini dilihat berdasarkan persentase penggunaan aplikasi komputer yang masih kurang.
Untuk Guru mata pelajaran Bahasa Inggris sendiri dibutuhkan peningkatan kompetensi untuk
meningkatkan kompetensi diri. Hal ini harus ada kemauan untuk mengembangkan kompetensi
diri, dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, worshop, MGMP Bahasa Inggris,
menyediakan waktu untuk belajar hal-hal baru mengenai teknologi agar pembelajaran Bahasa
Inggris dapat terlaksana dengan baik sehingga kompetensi pedagogik guru dapat tercapai.
6.
Daftar Pustaka
[1]
Zaim. M, 2011, Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik dan Profesional dalam
Kegiatan MGMP Bahasa Inggris SMA Sumatera Barat. Sumatra. Jurnal Bahasa Dan
Seni Vol 12 No. 1 Tahun 2011 ( 70 - 90 )
Sartika, Dewi, Rara, Raden, 2014, Pengembangan Model Pembinaan Kompetensi
Pedagogik Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Atas Berbasis Lesson Study Dengan
Peran Ahli Dan Siswa „LS PAS‟. Educational Management 3 (2) (2014) Educational
Management. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id
Yusuf, Agus, M, 2012, Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru
Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar (Studi Terhadap Siswa SMP Islam Sudirman Desa
Dadapayam Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2011/2012) Retrieved from
http://eprints.iainsalatiga.ac.id
Yamin & Martinis, H., 2007, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta:
Gaung Persada Press Jakarta Kompleks Kejaksaan Agung RI Blok E1/3 Cipayung
Ciputat 15419
Kunandar, 2009, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Wibowo, Agus & Hamrin., 2012, Menjadi Guru Berkarakter, Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Sirnayatin, Titin, Ariska, 2013, Membangun karakter bangsa melalui pembelajaran
sejarah. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.
Son, Jeong-Bae., Robb, Thomas., & Charismiadji, Indra, 2011, Computer Literacy and
Competency: A Survey of Indonesian Teachers of English as a Foreign Language.
Retrieved from http://eprints.usq.edu.au
Kukulska-Hulme, Agnes & Shield, Lesley, 2008, An overview of mobile assisted
language learning: From content delivery to supported collaboration and interaction.
Retrieved from httporo.open.ac.uk
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
13
[10]
[11]
[12]
Budiman Arief Muhammad, 2012, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Dalam Kelas Bahasa Inggris. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi
Terapan 2012 (Semantik 2012) ISBN 979 - 26 - 0255 – 0 Semarang, 23 Juni 2012
Nazir, M, 2003, Metode penelitian. Retrieved from http://a-research.upi.edu
Andromeda, B, 2012, Profil Kompetensi Guru TIK SMA N 1 Mertoyudan dan SMA N 1
Muntilan. Universitas Negeri Yogyakarta. retrieved from http://eprints.uny.ac.id
[13]
Permendikanas, 2007, Kompetensi Guru. Undang-Undang no 16
[14]
Deda Desty., Maro, Siska., & Sokoi, B, Samuel, 2015, Kompetensi guru ( Kompetensi
Profesional, Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi sosial) SMA dan SMP di Salatiga.
Universitas Kristen Satya Wacana.
Nugraha Ridwan, 2013, Profil Kemampuan Daya tahan (VO2max) tim Sepak Bola
SURATIN Dan Tim PORDA SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia Retrieved
from http://repository.upi.edu
[15]
14
Download