BAB I - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan
jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Jaminan tersebut dimungkinkan dapat
menyelesaikan masalah-masalah karyawan yang timbul seiring risiko didalam
dunia pekerjaan. Risiko-risiko tersebut antara lain, risiko kehilangan pekerjaan,
usia yang kurang produktif (lanjut usia), kecelakaan yang mengakibatkan
kecacatan fisik atau bahkan meninggal dunia.
Risiko tersebut memberikan dampak finansial bagi kehidupan karyawan
dan keluarganya sehingga kesejahteraan orang yang bersangkutan secara otomatis
akan terganggu dan menimbulkan guncangan-guncangan yang pada akhirnya akan
mengganggu kelangsungan hidupnya. Sehingga untuk mengatasi permasalahan
yang kemungkinan terjadi maka diciptakan sebuah usaha pencegahan seperti
penyelenggaraan program pensiun (pension plan) yang dikelola sendiri oleh
perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah sebagai pemberi kerja yang
telah dikenal selama ini. Penyelenggaraan program pensiun bagi kesejahteraan
karyawan dimaksudkan sebagai bentuk timbal balik (feedback) pemberi kerja
kepada karyawan apabila sewaktu-waktu karyawan tersebut berhenti bekerja akibat
ketidak mampu bekerja atau mungkin meninggal dunia.
Terkait peserta program jaminan pensiun (JP) yang tertulis dalam PP
adalah pekerja yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara. Serta,
pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara negara. Dalam PP
juga diatur mengenai berlakunya program ini. Bunyi pasal 3 ayat 1 dan 2 dari PP
1
Universitas Sumatera Utara
2
tersebut, kepesertaan pada program jaminan pensiun mulai berlaku sejak
pekerja terdaftar dan iuran pertama telah dibayarkan dan disetor oleh pemberi
kerja selain penyelenggara negara kepada BPJS Ketenagakerjaan, yang dibuktikan
dengan adanya tanda bukti pembayaran dari BPJS Ketenagakerjaan. program
jaminan pensiun adalah salah satu implementasi program jaminan sosial. Falsafah
jaminan sosial itu, salah satunya, bagaimana agar para pekerja ketika sudah tidak
produktif lagi hidupnya tidak susah, hidupnya tidak terlunta-lunta dan bisa tetap
mandiri terhadap dirinya sendiri. Dalam konteks jaminan sosial itu sendiri,
lanjutnya, maknanya kira-kira, kalau seorang pekerja sakit dan bisa berobat tanpa
perlu memberikan beban pada keluarganya atau pihak lain. Kalau dia mengalami
kecelakaan kerja, dia juga bisa diobati dan kemudian bekerja kembali. Kalau
pekerja itu sudah tidak produktif lagi dan sudah tua, dia tidak menjadi
beban istrinya, anaknya dan cucunya. Kalau pekerja itu meninggal, ahli warisnya
tidak mengalami kesusahan. Itulah konsep dari jaminan sosial yang tujuannya,
adalah memberikan kemandirian bagi pekerja. Pemerintah kemudian membuat
peraturan terhadap program jaminan pensiun ini.
Pemberi kerja selain penyelenggara negara wajib bertanggung jawab pada
pekerjanya dengan memberikan manfaat pensiun sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah. Untuk besaran iuran jaminan pensiun, dalam PP ditegaskan
bahwa setiap bulan wajib dibayarkan sebesar tiga persen dari upah perbulan. Iuran
ini ditanggung oleh pemberi kerja selain penyelenggara negara sebesar dua persen
dan satu persen dari peserta. Besaran iuran tersebut akan dievaluasi paling singkat
tiga tahun dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi nasional dan digunakan
Universitas Sumatera Utara
3
sebagai dasar untuk penyesuaian kenaikan besaran iuran secara bertahap menuju
delapan persen. 1
Peraturan pemerintah ini merupakan turunan dari undang-undang (UU)
nomor 40 tahun 2004 dan turunan dari UU nomor 24 tahun 2011, maka
munculah peraturan pemerintah (PP) nomor 45 tahun 2015 tentang program
jaminan pensiun. Program jaminan pensiun bisa disebut defined benefit atau
disebut juga program pensiun manfaat pasti. Dan program pensiun manfaat pasti
ini, berbeda dengan program lain yang dikenal oleh masyarakat dengan nama iuran
pasti. Kalau manfaat pasti, manfaatnya sudah dipastikan. Sedangkan kalau iuran
pasti itu, mirip seperti tabungan dan bersifat individual. kebijakan program
jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan tidak akan tumpang tindih dengan
perusahaan yang sudah memberlakukan jaminan serupa. Karena target dari
program jaminan pension BPJS Ketenagakerjaan adalah karyawan baru atau
pekerja yang belum mendapatkan jaminan pensiun. Apalagi bentuk jaminan yang
diberlakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan hanya bersifat perlindungan dasar. 2
Jaminan
Pensiun
adalah
jaminan
sosial
yang
bertujuan
untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya
dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun,
mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. 3Manfaat Pensiun adalah
sejumlah uang yang dibayarkan setiap bulan kepada peserta yang memasuki usia
pensiun, mengalami cacat total tetap, atau kepada ahli waris bagi peserta yang
1
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt559c9765d7d5f/ini-isi-pp-program-jaminanpensiun diakses tanggal 23 Februari 2016
2
http://inacraftmagz.com/2015/12/18/kepastian-jaminan-pensiun-bagi-kesejahteraanpekerja/diakses tanggal 24 Februari 2016
3
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Pensiun
Universitas Sumatera Utara
4
meninggal dunia. 4Peserta Program Jaminan Pensiun yang selanjutnya disebut
Peserta adalah pekerja yang terdaftar dan telah membayar iuran. 5
PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan,
dan pemasaran hasil perkebunan. Dana pensiun yang di kelolah oleh PTPN-III ini
menggunakan sistem pembayaran per bulan. Maka dalam hal diperlukan
pemeriksaan, masalah yang akan timbul jika tidak dilakukan pemeriksaan akan
terlalu kompleks bagi perusahaan dan bagi tenaga kerja itu sendiri. Masalah yang
timbul bagi perusahaan adalah perusahaan akan merugi jika biaya yang mengalir
untuk dana pensiun terlalu besar begitu pula sebaliknya bagi tenaga kerja. Dan
mencoba meneliti dan melihat perbedaan manfaat pensiun yang langsung di bayar
sekaligus dengan pembayaran per bulan dengan pensiun manfaat pasti.
Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas yang diangkat dalam
penulisan ini adalah: “Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun di PTPN
III.”
B. Perumusan Masalah
Permasalahan adalah merupakan kenyataan yang dihadapi dan harus
diselesaikan oleh peneliti dalam penelitian. Dengan adanya rumusan masalah maka
akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga tidak
mengarah pada hal-hal diluar permasalahan.
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaturan Jaminan Pensiun di Indonesia menurut Undang-Undang
yang ada?
4
5
Ibid, Pasal 1 angka 3
Ibid, Pasal 1 angka 4
Universitas Sumatera Utara
5
2. Bagaimana akibat hukum terhadap perusahaan yang terlambat membayar iuran
jaminan pensiun kepada penyelenggaraan program jaminan pensiun?
3. Perubahan apa yang terjadi dengan pengaturan jaminan pensiun yang diatur
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS yang sekarang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian skripsi yang akan penulis lakukan adalah:
a. Untuk mengetahui pengaturan penyelenggaraan program Jaminan Pensiun.
b. Untuk mengetahui akibat hukum terhadap perusahaan yang terlambat
membayar iuran jaminan pensiun kepada penyelenggaraan program
jaminan pensiun.
c. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dengan pengaturan jaminan
pensiun yang diatur Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
yang sekarang.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Akademik
a) Hasil Penelitian ini diharapkan memperkaya wawasan pengembangan
pengatahuan yang berhubungan dengan Program Jaminan Pensiun.
b) Sebagai
tambahan
pengetahuan
bagi
peneliti
mengenai
hukum
ketenagakerjaan khususnya mengenai Penyelenggaraan Program Jaminan
Pensiun.
2. Manfaat Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, tambahan
maupun pembanding bagi peneliti lain yang masalahnya sejenis.
Universitas Sumatera Utara
6
b) Untuk perusahaan, hasil penelitian ini sebagai masukan dan bahkan
pertimbangan di dalam memilih dan juga merencanakan kebijakan
Program Jaminan Pensiun di masa-masa yang akan datang.
E. Keaslian Penulisan
Adapun judul tulisan ini adalah Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun
di PTPN III (Persero). Pada dasarnya belum pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, meskipun ada beberapa penelitian terdahulu yang memiliki
keterkaitan dengan judul penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan tersebut sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Dwi Oktari STP, Tahun 2014,
Mahasiswa Fakultas Hukum Departemen Hukum Keperdataan, Program
kekhususan Hukum Perdata Dagang Universitas Sumatera Utara dengan judul
“Perbedaan Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Melalui Asuransi Jamsostek
Dengan Program Bpjs (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial) Berdasarkan
Undang-Undangundang No. 24 Tahun 2011 (Studi Pada PT. Jamsostek
Cabang Medan)”.
Pokok masalah dari penelitian adalah:
a. Bagaimana pengaturan penanganan JAMSOSTEK dan BPJS dalam
mengatasi masalah ketidak sesuaian data para pekerja?
b. Bagaimana perbandingan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja yang
diberikan oleh JAMSOSTEK dan BPJS?
c. Bagaimana akibat hukum terhadap perusahaan yang terlambat membayar
iuran kepada JAMSOSTEK dan BPJS?
Universitas Sumatera Utara
7
2. Penelitian yang dilakukan oleh Putrinita E.R, Tahun 2013, Mahasiswi
Fakultas Hukum Departemen Hukum Ekonomi, Program kekhususan Hukum
Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Tinjauan Hukum
Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja
Di PTPN – IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang
Siantar)”.
Pokok masalah dari penelitian adalah:
a. Bagaimana pengaturan hukum tentang jaminan sosial tenaga kerja atas
kecelakaan kerja?
b. Bagaimana peranan serikat buruh/serikat pekerja dalam perusahaan?
c. Bagaimana pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja atas kecelakaan kerja
pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Bah Jambi?
Pada dasarnya penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti tersebut di
atas tidak sama dengan penelitian ini, baik dari segi judul maupun pokok
permasalahan yang dibahas. Oleh karena itu secara akademik penelitian ini dapat
dipertanggungjawabkan keasliannya.
F. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Program Jaminan Pensiun
Dana pensiun sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun
1992 adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya. Definisi tersebut
memberi pengertian bahwa dana pensiun merupakan suatu lembaga yang
mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah
Universitas Sumatera Utara
8
pensiun. Penyelenggaraan pensiun tersebut dapat dikelola oleh pemberi
kerja atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang
menawarkan jasa pengelolaan program pensiun. 6
Menurut Zulaini Wahab, dana pensiun adalah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran berkala
kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun atau pada saat lain, dengan
cara yang ditetapkan dalam peraturan dalam peraturan dana pensiun. Status
sebagai badan hukum diperoleh dana pensiun sejak tanggal pengesahan
Menteri Keuangan. Karena dalam memastikan dan mengamankan manfaat
pensiun tersebut mutlak diperlukan pemisahan dana pensiun harus terpisah
dari kekayaan pendirinya, Undang-Undang Dana Pensiun menetapkan dana
pensiun sebagai badan hukum. Dana Pensiun selaku badan hukum(persona
standi in judicio), subjek hukum mandiri diurus serta dikelola oleh pengurus
di bawah pengawasan dewan pengawas. 7
Sedangkan pengertian Pensiun adalah hak seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah
memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian
yang telah ditetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam
bentuk uang dan besarnya tergantung dari aturan yang ditetapkan. 8
Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah
terhadap pegawai yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada
6
Triandanu, Sigit, Totok BudiSantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
(Jakarta:Salemba, 2006), hal 268-269
7
Zulaini Wahab, Segi Hukum Dana Pensiun, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),
hal 34.
8
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2011), hal 325
Universitas Sumatera Utara
9
Negara. Di sisi lain, sudah menjadi suatu kewajiban setiap orang untuk
menjamin kesejahteraan hari tuanya. Untuk itu, setiap pegawai negeri sipil
diwajibkan menjadi peserta program asuransi dana pensiun yang dibentuk
oleh pemerintah. 9
Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun bahwa Jaminan
Pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan
derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya dengan
memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun,
mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
2. Fungsi Dana Pensiun
Fungsi program pensiun harus dapat diidentifikasikan dengan jelas
supaya program tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Fungsi
program pensiun antara lain:
a. Asuransi
Peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum usia pensiun
dapat diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana
pensiun. Masa kerja para karyawan bukan harga mati. Apabila masa
kerja karyawan belum mencapai masa kerja yang disyaratkan tetapi
karyawan tersebut berhalangan tetap (cacat tetap sehingga tidak
mungkin lagi bekerja atau meninggal) karyawan tersebut dijamin dapat
memperoleh pensiun. Meskipun demikian jumlah yang diterima tidak
9
Amin Tunggal Widjaya, Dasar-dasar Akuntansi Dana Pensiun, (Jakarta : Rineka Cipta,
1996), hal 74
Universitas Sumatera Utara
10
penuh atau lebih sedikit bila dibandingkan karyawan yang memenuhi
masa kerja sesuai dengan perhitungan semula.
b. Tabungan
Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan
tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan
oleh karyawan setiap bulan dapat dilihat sebagai tabungan dari para
pesertanya. Iuran tersebut adalah konsekuensi dari manfaat yang akan
diterima oleh karyawan di masa yang akan datang.
c. Pensiun
Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil
pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak
bulan pertama setelah mencapai usia pensiun selama seumur hidup
peserta, dan janda/duda peserta. 10
3. Maksud dan Tujuan Dana Pensiun
Adapun maksud dan tujuan dibentuknya suatu Dana Pensiun, dapat di
lihat dari beberapa sisi: 11
a. Kewajiban Moral:
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman
kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Tenaga kerja tidak
dapat dipandang sebelah mata sebagai faktor produksi. Kewajiban.
10
11
Triandanu, Sigit, Totok BudiSantoso, Op.Cit, hal 270
Kasmir, Op.Cit, hal , 325.
Universitas Sumatera Utara
11
b. Kewajiban Moral:
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman
kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Tenaga kerja tidak
dapat dipandang sebelah mata sebagai faktor produksi. Kewajiban Rasa
aman karyawan terhadap masa yang akan datang dalam arti mempunyai
penghasilan pada saat mencapai usia pensiun. Karyawan mengharapkan
mendapatkan jaminan ekonomis setelah dia memasuki masa pensiun.
Harapan ini akan sangat mempengaruhi kinerja saat ini, pada saat ia
masih produktif.
c. Kompensasi Yang Lebih Baik
Kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan
kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia
pensiun atau berhenti bekerja.
d. Sisi Pemerintah
Dengan adanya Dana Pensiun, bagi karyawan akan mengurangi
kerawanan sosial. Kondisi tersebut merupakan unsur yang sangat
penting dalam menciptakan kestabilan negara.
e. Sisi Masyarakat
Adanya Dana Pensiun merupakan salah satu lembaga pengumpul dana
yang bersumber dari iuran dan hasil pengembangan. Terbentuknya
akumulasi dana yang bersumber dari dalam negeri tersebut dapat
membiayai
pembangunan
nasional
dalam
rangka
menciptakan
kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
12
Selain tujuan dan kegunaannya, pensiun juga memiliki manfaat.
Manfaat dari pensiun adalah: 12
a. Manfaat Pensiun Normal:
Manfaat pensiun normal adalah manfaat yang diterima peserta ketika
mencapai
usia
pensiun
normal
atau
sebaliknya.
Setiap
lembaga/perusahaan menetapkan umur pensiun normal antara 45 sampai
60 tahun, sesuai kebijakan masing-masing berdasrkan kepentingannya.
b. Manfaat Pensiun Dipercepat:
Manfaat pensiun dipercepat adalah manfaat yang diterima bila peserta
berhenti bekerja atau tak berpenghasilan lagi minimal 10 tahun sebelum
mencapai usia pensiun normal. Pembayarannya dapat diterima paling
lambat 1 bulan sejak peserta berhenti bekerja.
c. Manfaaat Pensiun Cacat:
Manfaat pensiun cacat adalah manfaat yang diterima bila peserta
menderita cacat. Hak ini timbul jika peserta dinyatakan oleh dokter dan
disetujui dana pensiun bahwa yang bersangkutan menderita cacat.
d. Manfaat Pensiun Ditunda:
Manfaat pensiun ditunda adalah hak yang diterima jika peserta berhenti
bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal. Pembayarannya ditunda
sampai peserta mencapai usia sekurang-kurangnya 10 tahun sebelum
dicapainya usia pensiun normal.
12
Juli Irmayanto dkk, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta : Penerbit Universitas
Trisakti, 2004), hal 259.
Universitas Sumatera Utara
13
G. Metode Penelitian
Metode adalah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu. Sementara itu
metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam
metode tersebut. Dengan demikian metodologi penelitian adalah sebuah materi
pengetahuan untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai
sistematisasi atau langkah-langkah penelitian. 13Dalam suatu penelitian guna
menemukan dan mengembangkan kejelasan dari sebuah pengetahuan maka
diperlukan metode penelitian. Karena dengan menggunakan metode penelitian
akan memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan dari penelitian maka penulis
menggunakan metode penelitian yakni :
A. Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan sehingga data yang
dikumpulkan pada dasarnya merupakan data sekunder dan wawancara ke
Manager/staf karyawan di PTPN III (Persero). Data
dilakukan melalui
penelaahan kepustakaan berupa peraturan perundang-undangan
yang
berhubungan dengan masalah yang dikaji. Sumber data kepustakaan dan
dokumen diperoleh dari :
a. Bahan hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Bahan
hukum primer, terdiri dari : 14
1. Norma atau Kaidah dasar
2. Peraturan dasar
13
Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Penerbit Citapustaka
Media, 2012), hal 37
14
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Rajawali Pers,
2012), hal 185
Universitas Sumatera Utara
14
3. Peraturan atau ketentuan perundang-undangan antara lain: UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Undangundang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 45 tahun 2015 tentang
program jaminan pensiun.
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai hukum bahan hukum primer, 15 seperti: hasil-hasil penelitian,
artikel, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan
pakar hukum.
c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan atau
petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder. 16 Bahan hukum
tersier merupakan bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang
memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer
dan sekunder, serta bahan-bahan primer, sekunder tersier (penunjang) di
luar bidang
hukum, misalnya yang berasal dari: Sosiologi, Ekologi,
Teknik, Filsafat, dan lainnya yang dipergunakan untuk melengkapi atau
menunjang data penelitian. 17
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka
digunakan teknik pengumpulan data dengan cara : Studi Kepustakaan, dilakukan
dengan mempelajari dan menganalisis yang berkaitan dengan topik penelitian,
15
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit
Rajawali Pers, 2013), hal 118 dan 119
16
Ibid
17
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: Penebit Rajawali Pres, 2013), hal 41
Universitas Sumatera Utara
15
sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku-buku, surat kabar, makalah
ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain
yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini. Selain itu, dalam
penelitian ini juga akan dilakukan dengan wawancara ke salah satu staf/karyawan
di PTPN III (Persero).
4. Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif,
yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya
dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas
dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi. Metode kualitatif dilakukan
guna mendapatkan data yang bersifat deskriptif berupa data-data yang akan diteliti
dan dipelajari sesuatu yang utuh.
H. Sistematika penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi dari skripsi ini dan agar
tidak terjadinya kesimpangsiuran dalam penulisan skripsi ini, maka penulis
membaginya dalam beberapa bab dan tiap bab dibagi lagi ke dalam beberapa subsub bab.
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar
Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan,
Keaslian Penulisan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II
PENGATURAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
PENSIUN
Universitas Sumatera Utara
16
Bab ini berisikan tentang pengertian, dan sejarah Pensiun, Undangundang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial, Peraturan Pemerintah
No.45 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.
BAB III
AKIBAT
HUKUM
KEPADA
PERUSAHAAN
ATAS
KETERLAMBATAN MEMBAYAR IURAN PENSIUN
Bab ini berisikan tentang prosedur Pemberian Jaminan pensiun,
pelaksanaan pelayanan Program Jaminan Pensiun di PTPN III,
Hambatan yang terdapat dalam Pelaksanaan Program jaminan pensiun,
dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan Dalam
Pelaksanaan Program jaminan pensiun.
BAB IV
JAMINAN PENSIUN DI PTPN III SEBELUM PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2015
Bab ini berisikan tentang Pelaksanaan nJaminan Pensiun di PTPN III
sebelum dan sesudah PP No 45 Tahun 2015.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini,
dimana dalam bab V ini berisikan kesimpulan dan saran-saran dari
penulis.
Universitas Sumatera Utara
Download