implementasi model pembelajaran kooperatif tipe team

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
Dewi Sartika Panggabean
Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Corresponding author: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament untuk meningkatkan
hasil belajar IPS siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan setiap siklus yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan teknik non tes dan tes. Alat
pengumpul data menggunakan lembar observasi dan soal tes. Analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games
tournament dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus I mencapai 66,04 dengan kategori “baik” meningkat pada siklus II menjadi 75,03 dengan kategori “baik”. Persentase
ketuntasan hasil belajar klasikal siswa siklus I sebesar 46,15% dengan kategori “sedang” meningkat pada siklus II menjadi
88,46% dengan kategori “sangat tinggi”.
Kata kunci : team games tournament, hasil belajar, IPS.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya untuk menjembatani antara kondisi objektif yang sedang terjadi dengan apa yang
diharapkan terjadi. Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Kemajuan suatu bangsa hanya
dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan kedalam bentuk
rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah, sedangkan pelaksanaanya adalah
proses belajar mengajar, dan yang terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik.
Kurikulum yang diterapkan di SD Negeri 081234 Sibolga adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Kurikulum KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Kurikulum KTSP memaparkan bahwa mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dijelaskan dalam
Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada pasal 37 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : (a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d)
matematika, (e) ilmu pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahun sosial, (g) seni dan budaya, (h) pendidikan jasmani dan olah
raga, (i) keterampilan, dan (j) muatan lokal. Berdasarkan muatan kurikulum bersebut, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari pada jenjang sekolah dasar.
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebagai salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran IPS. Slavin (Abidin, 2014: 254) menyatakan bahwa TGT merupakan prosedur
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berkompetisi dengan kelompok lain sehingga siswa
bergairah belajar. Penerapan pembelajaran dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka (Al- Tabani ,2015: 131). Mulyatiningsih (2014: 244) TGT melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor teman sebaya dan
mengandung unsur permainan dan penguatan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT
adalah suatu pembelajaran yang menempatkan siswa kedalam kelompok belajar yang heterogen dan menerapkan unsur
permainan turnamen dalam pembelajaran untuk memperoleh poin bagi skor tim. Susanto (2013: 137) Ilmu pengetahuan
sosial, yang sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka member wawasan dan pemahaman
yang mendalam kepada siswa, khususnya tingkat dasar dan menengah. Ilmu pengetahuan sosial mengkaji tentang aktivitas
dan kehidupan sosial manusia dalam berbagai aspek. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan
bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut, yaitu (1) Mengenal konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari (3) Memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, global.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
87
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Berdasarkan hal tersebut, IPS memiliki peran dan kontribusi yang cukup besar terhadap perkembangan siswa, oleh
sebab itu pembelajaran IPS harus dilaksanakan secara optimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan menjadikan
siswa siap berperan aktif dalam masyarakat. Berdasarkan hasil observasi awal melalui dokumentasi dan wawancara di
kelas IV SD Negeri 081234 Sibolga diperoleh informasi bahwa hasil belajar IPS masih rendah, sebagaimana disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 1. Data nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS.
Nilai
Jumlah
Persentase
No.
KKM
Keterangan
Frekuensi
Rata-rata
Nilai
Kelas (%)
1.
Jumlah siswa
11
756,50
42,39
tuntas
66
53,89
2.
Jumlah siswa
15
644,75
57,61
belum tuntas
Jumlah
26
1401,25
100
Sumber : Dokumentasi data UTS
Berdasarkan tabel 1. di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 53,89. Dari 26 orang
hanya 11 orang atau 42,39% yang telah tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
yaitu 66, dan sebanyak 15 orang atau 57,61% belum tuntas belajar dan mencapai KKM. Merujuk pada data tersebut, maka
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 081234 Sibolga belum dikatakan berhasil. Mulyasa
(2013: 131) yang menyebutkan bahwa suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 75% dari
seluruh siswa di kelas telah mencapai KKM.
IPS sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan dilingkungan persekolahan bukan hanya
memberikan bekal pengetahuan saja, namun juga keterampilan dalah hidup bermasyarakat. Susanto (2014: 10) tujuan
pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmuilmu sosial untuk mencapai
tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif. Sanjaya (2014: 242) pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil yaitu empat sampai
enam orang yang mempunyai kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
“Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament pada pembelajaran IPS kelas IV
SD Negeri 081234 Sibolga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggambarkan suatu
model pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Aqib (2010: 3) mengemukakan
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan berupa kegiatan bersiklus dan siklus akan dihentikan jika pembelajaran telah
mencapai indicator keberhasilan yang ditentukan. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatanpokok yaitu perencanaan
(planing), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (Wardhani, 2007: 2.4). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi
partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IV SD Negeri 081234 Sibolga. Subjek dari penelitian ini adalah siswa dan guru
kelas IV SD Negeri 081234 Sibolga, dengan jumlah siswa dikelas 26 orang yang terdiri dari 14 orang perempuan, dan 12
orang laki-laki.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
a. Teknik non tes
Teknik non tes adalah suatu cara penilaian untuk mendapatkan informasi tentang peserta tes tanpa menguji atau
tanpa tes. Teknik nontes dipergunakan untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif melalui observasi pada pembelajaran
IPS untuk mengukur kinerja guru, hasil belajar pada ranah sikap dan keterampilan siswa.
b. Teknik Tes
Peneliti menggunakan teknik tes untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif. Tes ini dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan dalam pembelajaran IPS. Teknik tes ini dilakukan dengan
memberikan tes formatif berupa soal pilihan jamak dan esay, soal tersebut dikerjakan oleh siswa secara individu. Tes ini
dilakukan setiap akhir siklus pembelajaran.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
88
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Alat Pengumpulan Data
Pada penelitian ini alat atau instrumen pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut: a) Lembar
observasi, peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan kinerja guru, hasil
belajar sikap, dan hasil belajar keterampilan siswa selama pembelajaran berlangsung 42 dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament; b) Tes hasil belajar, instrumen tes hasil belajar siswa diadakan untuk
mengukur perubahan pada siswa secara kognitif setelah pembelajaran. Melalui instrumen tes maka akan dapat diketahui
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melalaui pembelajaran kooperatif tipe team games tournament.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif ini berfungsi untuk menganalisis data yang menunjukan proses dalam pembelajaran
yaitu berupa kinerja guru, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor siswa. Data kualitatif ini dapat diperoleh melalui
pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan lambar observasi yang telah ditentukan.
a. Kinerja Guru
Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
N = Nilai yang dicari.
R = Skor yang diperoleh guru
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
(Sumber: Purwanto, 2008: 102)
Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru sebagai berikut:
Tabel 2. Kategori kinerja guru berdasarkan pemerolehan nilai.
Rentan Nilai
Kriteria
N ≥ 90
Sangat Baik
75 ≤ N < 75
Baik
50 ≤ N < 75
Cukup
N
Kurang Baik
b.
Hasil belajar afektif siswa
Nilai afektif siswa diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
Na = Nilai afektif
R = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
(Sumber: Purwanto, 2008:102)
Nilai Klasikal = Jumlah nilai seluruh siswa
Jumlah siswa
Nilai tersebut dikonversikan dalam kategori nilai hasil belajar afektif siswa sebagai berikut.
Tabel 3. Kategori hasil belajar afektif siswa.
Konversi Nilai
No.
Skala 0 – 100
Skala 1 - 4
1.
86-100
4
2.
81-85
3,66
3.
76-80
3,33
4.
71-75
3,00
Nilai mutu
A
AB+
B
http://semnasfis.unimed.ac.id
Kategori
Sangat baik
Baik
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
89
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
5.
66-65
6.
61-65
7.
56-60
8.
51-55
9.
46-50
10.
0-45
(Sumber: Kemendikbud, 2013: 8)
c.
2,33
2,33
2
1,66
1,33
1
BC+
C
CD+
D
Cukup
Kurang
Hasil belajar psikomotor siswa
Nilai psikomotor siswa diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
NP = Nilai psikomotor
R = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
(Sumber: Purwanto, 2008:102)
Nilai Klasikal = Jumalah nilai seluruh siswa
Jumlah siswa
Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa sebagai berikut.
Tabel 4. Kategori hasil belajar psikomotor siswa.
Konversi Nilai
No.
Skala 0-100
Skala 1 – 4
1.
86-100
4
2.
81-85
3,66
3.
76-80
3,33
4.
71-75
3,00
5.
66-70
2,66
6.
61-65
2,33
7.
56-60
2
8.
51-55
1,66
9.
46-50
1,33
10.
0-45
1
Sumber: Kemendikbud, 2013: 8)
Nilai mutu
A
AB+
B
BC+
C
CD+
D
Kategori
Sangat terampil
Terampil
Cukup
Kurang
Persentase ketuntasan nilai psikomotor siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = persentase ketuntasan psikomotor klasikal
Σ X = jumlah siswa yang memiliki nilai afektif ≥66
(terampil)
N = jumlah siswa
100% = bilangan tetap
(Sumber: Aqib, dkk., 2009:41)
Tabel 5. Kategori persentase hasil belajar psikomotor secara klasikal.
Siswa terampil (%)
Kategori
81-100
Sangat Terampil
66-80
Terampil
51-65
Cukup
0-50
Kurang
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
90
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Analisis Data Kuantitatif
a) Tes hasil belajar secara individual
Keterangan:
NK = Nilai kognitif
SB = Skor yang diperoleh dari jawaban yang benar pada tes
TS = Skor maksimal dari tes
100 = Bilangan tetap
(Sumber: Purwanto, 2008: 112)
Ketuntasan individual jika siswa memperoleh nilai ≥66
Tabel 6. Kategori hasil belajar kognitif siswa.
No.
Konversi Nilai Skala 0-100
1.
86-10
2.
81-85
3.
76-80
4.
71-75
5.
66-70
6.
61-65
7.
56-60
8.
51-55
9.
46-50
10.
0-45
(Sumber: Kemendikbud, 2013: 131)
Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
b) Nilai rata-rata seluruh siswa
Nilai rata − rata kelas ( ) =
Keterangan:
Xi = nilai siswa
n = banyaknya siswa
(Sumber Aqib, dkk., 2009: 40)
c) Ketuntasan belajar siswa secara klasikal
Keterangan:
K = persentase ketuntasan kognitif klasikal
Σ X = jumlah siswa yang memiliki nilai afektif ≥66
N = jumlah siswa
100% = bilangan tetap
(Sumber: Aqib, dkk., 2009:41)
Tabel 7. Kategori persentase ketuntasan belajar kognitif siswa.
Tingkat Keberhasilan
Kategori
Sangat tinggi
60-79
40-59
20-39
<20
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
91
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dalam pembelajaran IPS pada penelitian ini
dapat dikatakan berhasil apabila: 1) Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar sikap siswa yang memperoleh nilai
minimal ≥66 dengan predikat “Baik” mengalami peningkatan pada setiap siklus, sehingga mencapai ≥ 75% dari jumlah
siswa yang ada dari kelas tersebut; 2) Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar keterampilan siswa yang memperoleh
nilai minimal ≥66 dengan predikat “Terampil” mengalami peningkatan pada setiap siklus, sehingga mencapai ≥ 75% dari
jumlah siswa yang ada dari kelas tersebut. (Mulyasa, 2013:131); dan 3) Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar
pengetahuan siswa mencapai ≥75% dari jumlah siswa berdasarkan KKM yaitu 66 pada kelas yang diteliti.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games
tournament pada siswa kelas IV SD Negeri 081234 Sibolga dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran tipe
team games tournament dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
REFERENSI
Abidin, Yunus. 2012. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. PT Refika Aditama. Bandung.
Al-Tabani, Trianto I. Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,Progresif dan Kontekstual. Prenadamedia.
Jakarta.
Aqib, Zainal, dkk,. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru SD, SLB, TK. CV Yrama Widya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Ghalia Indonesia. Bogor.
Hidayati dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Isjoni. 2007. Pembelajaraan Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Pustaka pelajar.
Yogyakarta.Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta.
Kiranawati.
2007.
Metode
Team
Games
Tournamen
(TGT).
Online.
Tersedia:
http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/metode-team-games tournament-tgt/ diakses pada 26/07/2016.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sapriya. 2007. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. UPI Press. Bandung.
Suarjana. 2000. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta. Alfabeta
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Taniredja, Tukiran. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif. CV Alfabeta. Bandung.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.
Wardhani, Igak, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
92
Download