Kebebasan

advertisement
Ferly David, M.Si.
Mengapa Etika perlu
membahas kebebasan?
Moralitas (kewajiban & larangan)
dibuat karena mengandaikan
adanya kebebasan!
Contoh: Kebebasan
• Seseorang membeli teh botol di warung
seharga Rp. 1.500,-.
• Ia membayar dengan uang Rp. 5.000,-
• tetapi karena keliru, sang penjual
memberi uang kembaliannya
sebesar Rp. 8.500,-.
• Apa yang akan ia lakukan?
• Setidaknya ada dua pilihan kebebasan :
1. mengatakan kekeliruan sang penjual, dan
mengembalikan kelebihan uang itu, atau
2. mendiamkan kekeliruan sang penjual, dan
mengambil “keuntungan” dari situ.
• Ajaran moral
diberi, karena
adanya
kebebasan.
• Jadi untuk
memahami
moral, kita
perlu
memahami
hakekat
kebebasan
Lalu,
apakah
Kebebasan
itu?
Arti Kebebasan
Arti Pasif :
Bebas dari …
Arti Aktif :
Bebas untuk …
2 Bentuk Kebebasan
1. Kebebasan Politik
2. Kebebasan Individual
Kebebasan Politik
Kemerdekaan
suatu Negara
Dari penjajahan
Pembatasan
Kekuasaan Negara
Terhadap warganya
Kebebasan
Politik
Adalah
Produk
Perjuangan
Sejarah
Fisik
Psikis
Normatif
Kebebasan Individual
Kebebasan Fisik
Kemungkinan untuk
Bertindak (dalam
Batas kodrat fisik)
Pembatasan Fisik
Ditahan, Diborgol,
Dipenjara.
Kebebasan Psikis
Kemungkinan untuk
Memikirkan, atau meyakini
Pembatasan Psikis
Manipulasi, Sugesti,
Obat bius
Kebebasan Normatif
Tidak berada Dibawah norma
Yang mengharuskan
Pembatasan Normatif
Keharusan
Dengan Ancaman.
Kebebasan,
bukan hanya bisa
dibatasi dgn sengaja
tetapi secara alamiah
juga terbatas
Yang Membatasi Kebebasan
•
•
•
Faktor dari dalam diri: kondisi fisik maupun psikis
mis: keterbatasan fisik manusia sehingga tidak bisa
terbang (walau bebas menggerakan tangan), atau
keterbatasan intelengensi sehingga tidak semua
orang bisa jadi profesor (walau bebas belajar).
Yang Membatasi Kebebasan
• Faktor lingkungan:
mis: di Indonesia
kita tidak bisa main
ski karena tidak
ada salju, (walau
bebas meluncur),
• Lingkungan sosialekonomi juga bisa
membatasi
kebebasan kita.
Yang Membatasi Kebebasan
•
Faktor Kesosialan manusia secara umum.
Pembatasan Kebebasan karena
KESOSIALAN
Kebebasan manusia
tidak sama dengan
kesewenangan.
Kebebasan kita secara
hakiki terbatas oleh
kenyataan bahwa kita
adalah anggota
masyarakat.
Keterbatasan itu dapat
diperinci kedua arah:
Pertama:
Hak kita untuk
bertindak
menemukan
batasnya dalam
hak setiap orang
lain atas
kebebasan yang
sama.
Kedua:
kita hanya dapat hidup
karena kebutuhan kita terus
menerus dipenuhi oleh orang
lain, oleh masyarakat. Karena
itu masyarakat berhak
membatasi (secara terbuka)
kesewenangan saya demi
kepentingan bersama.
• Misalnya
bagaimana
cara
mencegah
seseorang
masuk ke
kamar kita?
Pertama,
Cara paksaan
(mengunci pintu).
Kedua,
Cara tekanan
atau
manipulasi psikis
(menakut-nakuti)
Ketiga, cara pewajiban dan larangan
(memasang tulisan dilarang masuk).
Cara Pembatasan
Kebebasan yang
buruk
• Pembatasan fisik
dan psikis
mengabaikan
adanya kebebasan
dan meniadakan
tanggungjawab.
Cara Pembatasan Kebebasan yang baik
• Karena itu, pertama-tama
yang diperlukan adalah
pembatasan melalui
pewajiban dan larangan.
• Baru jika larangan
dilanggar, maka dilakukan
pembatasan fisik
Apa itu Tanggung-jawab?
•
Tanggung-jawab berkaitan dengan “penyebab”.
Yang bertanggung jawab hanya yang
menyebabkan atau yang melakukan tindakan.
Tanggung-jawab langsung
dan tidak langsung
•
Tanggung-jawab
bisa secara
langsung, tetapi
juga bisa secara
tidak langsung
(misalnya
pemimpinnya).
Tanggung – Jawab restropektif dan
tanggung-jawab prospektif
•
Ada tanggungjawab restropektif (tanggungjawab atas perbuatan yang telah dilakukan)
dan prospektif (tanggung-jawab atas
perbuatan yang belum dilakukan)
Tanggung-jawab dan Kebebasan
•
•
Tanggung-jawab
sangat berkaitan
dengan
kebebasan.
Tidak ada
tanggung-jawab
tanpa kebebasan,
dan sebaliknya
tidak ada
kebebasan tanpa
tanggung-jawab.
Bagaimana
Hubungan
Kebebasan
dan
Tanggungjawab?
Pertama, kebebasan yang ada harus diisi
dengan sikap dan tindakan
Lalu, sikap dan
tindakan yang
diambil
dalam kebebasan
ditentukan
sepenuhnya oleh
diri kita sendiri
Kemudian, karena diri kita sendiri yang
menentukan sikap dan tindakan, maka ada
tuntutan tanggung jawab dari diri kita sendiri
Akhirnya, kesiapan bertanggungjawab
itu akan membuka ruang kebebasan
Hubungan Kebebasan dan Tanggungjawab
Kebebasan
harus diisi
dengan sikap
dan tindakan
Sikap dan tindakan
ditentukan oleh
diri kita sendiri
Kesediaan
bertanggungjawab
membuka ruang
bagi kebebasan
Penentuan sikap
dan tindakan sendiri
akan menuntut
tanggungjawab
Tingkat-Tingkat Tanggungjawab
• Ali mencuri
karena ia tidak
tahu bahwa
perbuatannya
itu mencuri.
• Budi mencuri,
karena ia
seorang
kleptoman
• Ujang
mencuri
karena ia
menyangka
bahwa ia
boleh
mencuri
• Darso
mencuri
karena orang
lain memaksa
dia dengan
mengancam
jiwa
keluarganya
• Eko mencuri,
karena ia tidak
bisa
mengendalikan
nafsunya
Semua bentuk
perbuatan itu sama,
tetapi
tanggung-jawabnya
berbeda
Mempertanggungjawabkan
Kebebasan
Mempertanggungjawabkan
Kebebasan
•
Kebebasan
yang kita miliki
tidak boleh diisi
dengan
sewenangwenang, tetapi
secara
bermakna.
Mempertanggungjawabkan
Kebebasan
•
•
Semakin kita punya
kebebasan, maka
semakin kita dituntut
bertanggungjawab.
Dan semakin kita
bersedia
bertanggungjawab,
maka kita semakin
jadi bebas.
Mempertanggungjawabkan
Kebebasan
• Orang yang tidak
bertanggung
jawab adalah
orang yang lemah,
mengalah
terhadap segala
macam perasaan
(jadi tidak bebas).
Mempertanggungjawabkan
Kebebasan
•
Penolakan
bertanggungjawab
akan mempersempit
wawasan (hanya
memperhatikan diri
sendiri) dan
memperlemah diri
sendiri (dikuasai oleh
ketakutan).
Tanggung-jawab kolektif ≠ Tanggung-jawab struktural.
• Tanggung-jawab
kolektif bukan
tanggung-jawab
struktural
• Kelompok mafia
atau perusahaan
memiliki tanggungjawab struktural.
Tanggungjawab kolektif.
• Tanggungjawab kolektif
bahwa orang A, B, C, D,
dan seterusnya, secara
pribadi tidak
bertanggungjawab,
tetapi semuanya
bertanggungjawab
sebagai kelompok
• Misalnya: Bangsa
Jerman dianggap harus
bertanggungjawab atas
perbuatan partai nazi
pimpinan A. Hitler.
Terima Kasih
Download