BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia
membuat iklim investasi di Asia tumbuh dengan cepat. Hal ini tentu menuntut
kemampuan bersaing berbagai sektor industri di Indonesia untuk meningkatkan
nilai perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Menghadapi kondisi tersebut, setiap perusahaan perlu mengelola berbagai fungsifungsi manajemen dengan baik pada bidang pemasaran, produksi, sumber daya
manusia dan keuangan. Salah satu kegiatan perusahaan yang menjadi perhatian
manajer adalah kegiatan operasional, sebab berlangsungnya kegiatan tersebut
tidak lepas dari seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan dana yang akan digunakan.
Riyanto (2011:209) menyatakan bahwa sumber dana perusahaan dapat
dibedakan menjadi sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Sumber dana
internal adalah sumber dana yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan yaitu laba
ditahan dan akumulasi depresiasi. Sumber dana eksternal adalah sumber dana dari
para kreditur dan investor. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
dana mengutamakan sumber dari dalam perusahaan, maka akan mengurangi
ketergantungan kepada pihak luar. Jika kebutuhan dana sudah sedemikian
meningkat karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber internal sudah
digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang
2
berasal dari luar perusahaan baik dari liabilitas maupun dengan mengeluarkan
saham baru dalam memenuhi kebutuhan dana.
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik
buruknya struktur modal akan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap
posisi finansiil perusahaan. Apabila suatu perusahaan yang mempunyai struktur
modal yang tidak baik, terdapatnya utang yang sangat besar akan memberikan
beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan. Struktur modal merupakan
cermin dari kebijakan perusahaan dalam menentukan “jenis” sekuritas yang
dikeluarkan (Riyanto, 2011:296). Kebijakan struktur modal pada dasarnya
melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko (risk) yang ditanggung oleh
pemegang saham dan tingkat pengembalian yang diharapkan (return) oleh
pemegang saham. Risiko yang tinggi akan cenderung menurunkan harga saham,
tetapi juga dapat meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan sehingga
akan menaikkan harga. Oleh sebab itu, manajer harus mampu menentukan sumber
dana yang digunakan dengan tepat agar tercipta struktur modal yang optimal.
Struktur modal optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya
modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan
perusahaan.
Brealey et al. (2008:25) menyatakan pecking order theory secara ringkas
bahwa: Pertama, perusahaan cenderung menyukai pendanaan internal, karena
dana ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan
harga saham. Kedua, jika dana eksternal digunakan, perusahaan menerbitkan
utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir.
3
Pecking order theory ini muncul karena penerbitan utang tidak terlalu
diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh innvestor bila dibandingkan dengan
penerbitan ekuitas. Dengan demikian, penting bagi suatu perusahaan untuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sehingga
dapat menetapkan keputusan yang berhubungan dengan kombinasi struktur modal
yang terbaik. Dalam hal ini, keputusan yang berhubungan dengan kombinasi
struktur modal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi
perekonomian secara makro (Indrajaya, 2011), kebijakan masing-masing
perusahaan, dan karakter masing-masing industri (Adinugroho, 2001).
Secara lebih umum, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan
struktur modal adalah: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi,
tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap
pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas
keuangan (Brigham dan Houston, 2006:42). Dalam mengambil kebijakan struktur
modal, sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor agar
diperoleh sebuah tingkat struktur modal yang dapat memaksimumnkan nilai
perusahaan (Horne dan Wachowicz, 2013:232).
Dari penelitian sebelumnya, Indrajaya (2011) meyatakan bahwa struktur
aktiva dan profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Seftianne dan
Handayani (2011:39) menemukan bahwa risiko bisnis tidak mempengaruhi
struktur modal perusahaan. Nugroho (2006) dalam penelitiannya menyatakan
keputusan investasi berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan
hasil penelitian para ahli terdapat banyak faktor yang mempengaruhi sturktur
4
modal di atas, penulis membatasi penelitian dengan mengambil empat faktor yaitu
struktur aset, profitabilitas, risiko bisnis, dan keputusan investasi. Perusahaan
dengan sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aset tetap, akan
mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri
sedang liabilitas bersifat sebagai pelengkap. Hal ini sesuai dengan pecking order
theory yang meyatakan bahwa perusahaan menyukai pendanaan internal daripada
pendanaan eksternal, yang berarti bahwa semakin tinggi struktur aset perusahaan
maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari kegiatan operasionalnya. Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur profitabilitas perusahaan adalan laba operasi atau laba sebelum bunga
dan pajak. Profitabilitas juga merupakan masalah yang sangat penting, sebab akan
mempengaruhi keputusan manajemen untuk melakukan pendanaan dari luar atau
tidak serta merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja
secara efisien. Jika perusahaan selalu mempunyai profit yang tinggi maka investor
akan menilai bahwa perusahaan tersebut dapat memberikan return yang
diharapkan.
Keputusan investasi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
struktur modal, sebab setiap penggunaan investasi dimaksudkan untuk
meningkatkan kemakmuran pemilik, kemakmuran dapat diperlihatkan dalam
wujud semakin tingginya harga saham yang merupakan pencerminan dari
perusahaan (Husnan, 2012:194).
5
Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian pendapatan karena terdapatnya
variabilitas dalam penjualan produk, pelanggan, dan bagaimana produk dihasilkan
perusahaan. Ketidakpastian pendapatan mengakibatkan risiko bisnis pada
perusahaan berubah-ubah begitu juga dengan struktur modal yang dihasilkan.
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi akan menghindari penggunaan
utang yang berlebihan karena dapat menimbulkan risiko pengembalian utang dan
dapat menimbulkan kebangkrutan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor industri properti
dan real estate. Berdasarkan karakteristiknya, perusahaan properti dan real estate
adalah perusahaan yang padat modal, artinya perusahaan membutuhkan modal
yang besar untuk usahanya (Adinugroho, 2001). Kebutuhan modal yang besar ini
tentu berkaitan dengan keputusan struktur modal yang digunakan perusahaan
properti dan real estate. Berkaitan dengan struktur modal optimal di indonesia,
sektor industri properti dan real estate yang kegiatan usahanya menangani
proyek-proyek besar seperti pembangunan perumahan, hotel, apartment, atau
mall. Merupakan salah satu bentuk investasi yang aman dan juga menguntungkan.
Hal ini akan mengundang minat investor untuk menginvestasikan dananya pada
sektor industri ini, sehingga diharapkan perusahaan-perusahaan properti dan real
estate dapat menyampaikan laporan keuangannya kepada publik dengan tepat
waktu. Selain itu, sektor industri properti dan real estate dapat menjadi acuan
dalam pengelolaan struktur modal yang baik. Dalam laporan statistik 2012 yang
di terbitkan Bursa Efek Indonesia, sektor properti dan real estate dinyatakan
sebagai sektor yang memiliki peningkatan indeks harga saham sepanjang tahun
6
2011-2012. Peningkatan nilai perusahaan mengindikasikan bahwa manajer telah
mengelola struktur modal perusahaan dengan optimal. Dalam beberapa tahun
terakhir ini perusahaan properti dan real estate di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup signifikan. Meskipun pada tahun 2008 terjadi krisis
ekonomi di Amerika Serikat. Oleh sebab itu penelitian menggunakan periode
observasi dari tahun 2011-2013 dengan tujuan agar mencakup kondisi ekonomi
global.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah struktur aset memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal
perusahaan?
2. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal
perusahaan?
3. Apakah keputusan investasi memiliki pengaruh positif terhadap struktur
modal perusahaan?
4. Apakah risiko bisnis memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh negatif struktur aset terhadap struktur modal
perusahaan.
2. Untuk menguji pengaruh negatif profitabilitas terhadap struktur modal
perusahaan.
3. Untuk menguji pengaruh positif keputusan investasi terhadap struktur
modal perusahaan.
4. Untuk menguji pengaruh positif risiko bisnis terhadap struktur modal
perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Kontribusi praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi investor
di dalam mengambil keputusan dan untuk mengidentifikasi stuktur modal
serta implikasinya terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan
Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.
2. Kontribusi Teoretis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan, informasi dan
bahan kajiam mengenai struktur modal bagi mahasiswa yang mengambil
permasalahan yang sama.
8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memberikan pemahaman sesuai dengan yang diharapkan dan
permasalahan yang akan dibahas bisa terpecahkan dengan lebih terarah pada
tujuan, maka dalam penulisan penelitian ini peneliti membatasi masalah menenai
pengaruh struktur aset, profitabilitas, keputusan investasi dan risiko bisnis
terhadap struktur modal. Perusahaan yang digunakan penulis sebagai ruang
lingkup atau pembahasan masalah adalah perusahaan properti dan real estate.
Penelitian ini diharapkan dapat meminimal perbedaan karakteristik antar
perusahaan dalam sampel di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.
Download