26-10-2017 1/2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id 1000 ALAT BANTU DENGAR DISEBAR GRATIS DI JAKARTA DIPUBLIKASIKAN PADA : SELASA, 23 MEI 2017 00:00:00, DIBACA : 550 KALI Jakarta, 23 Mei 2017 Untuk menanggulangi masalah pendengaran dan ketulian, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Sosial, Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran, dan Starkey Hearing Foundation membagikan 1000 alat bantu dengar secara gratis kepada masyarakat DKI Jakarta selama dua hari (23-24/5) di Gedung Prof. Dr. Sujudi, Kemenkes RI. Kegiatan ini mengkhususkan untuk membantu mereka yang tidak bisa mendengar. Ada yang memang sejak lahir sudah tidak mendengar, seperti menderita infeksi saluran pendengaran, sehingga ia tidak mendengar. Orang tua pun begitu, semakin tua usianya akan semakin berkurang pendengarannya, kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM. di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (23/5). Prevalensi ketulian di Indonesia, diperkirakan 4,5% (11,5 juta) dengan penyebab penyakit telinga 18,5%, gangguan pendengaran 16,8%, dan tuli berat 0,4%. Angka ini tertinggi pada usia 7-18 tahun atau pada anak SD, SMP, dan SMA. Selain itu, berdasarkan hasil Riskesdas 2013, menunjukkan 2,6% penduduk Indonesia berusia 5 tahun mengalami gangguan pendengaran berupa 0,09% ketulian, 18,8% serumen prop (gumpalan kotoran pada telinga yang mengeras), dan 2,4% sekret (cairan) di liang telinga. 'Kalau kita lihat sekarang memang mayoritas anak-anak yang hadir pada kegiatan ini, namun ada juga beberapa orang dewasa yang memang usianya sudah lanjut,' tambah dr. Lily. Hari pertama ditargetkan sebanyak 400 sampai 500 alat bantu dengar yang akan dibagikan, sisanya akan dibagikan di hari kedua di Kementerian Sosial RI. Alat bantu dengar yang dibagikan tersebut memiliki kualitas baik sehingga ketika dipasang, penderita bisa langsung mendengar. 'Alat ini alhamdulilah sudah mulai bagus jadi begitu dipasang sudah mulai mendengar. Jadi nanti bisa diperhatikan, ketika dipasang kita kasih tepuk tangan biasanya tidak langsung ada reaksi,' kata dr. Lily. Kegiatan ini memang hasil kerjasama Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan ada dukungan dari 1 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/2 26-10-2017 Strakey Hearing Foundation. Ke depannya, Kemenkes akan terus berupaya untuk melakukan kegiatan ini di beberapa kota besar. Dr. Lily kembali mengatakan kegiatan ini adalah suatu bagin dari kita untuk menanggulangi masalah pendengaran dan ketulian. Jadi kemenkes berupaya untuk terus meningkatkan upaya seperti ini. 'Tapi yang utamanya adalah menjaga kesehatan mereka. Seperti yang tadi saya katakan bahwa gangguan pendengaran ini bisa terjadi ketika ibu hamil karena tidak diimunisasi dan sebagainya. Karena itu yang penting sekali adalah menjaga kesehatan dan imunisasi,' katanya. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 26-10-2017 07:10