PEMANFAATAN ALAM SEBAGAI MEDIA

advertisement
PEMANFAATAN ALAM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD CITRA ALAM
CIGANJUR JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
M TAUFIK
NIM 809011000243
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: M Taufik
NIM
: 809011000243
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Alamat
: Jl. Damai no. 48 RT. 009 RW.002 Kel. Ciganjur, Kec. Jagakarsa,
Jakarta selatan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan Alam Sebagai Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur Jakarta
Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing
: Siti Khadijah M.A.
NIP
: 19700727 199703 2 004
Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan
hasil karya sendiri.
Jakarta, 27 Juli 2013
Yang Menyatakan
M Taufik
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Citra AlamCiganjur Jakarta Selatan
disusun oleh M Taufik, NIM. 809011000243, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 27 Juli 2013
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Siti Khadijah, M.A.
NIP
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Citra AlamCiganjur Jakarta
Selatandisusun oleh M Taufik, NIM. 809011000243, Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqasah pada tanggal 11 November 2013 dihadapan dewan penguji.karena
itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.PdI) dalam bidang
Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 11 November 2013
PanitiaUjianMunaqasah
KetuaPanitia (KetuaJurusan/Program Studi)
Tanggal
TandaTangan
Bahrissalim, M.Ag
NIP: 19680307 199803 1 002
-------------- -------------------
Sekretaris (SekretarisJurusan/Prodi)
Drs. Sapiudin Shiddik, M.Ag
NIP: 19670328 200003 1 001
-------------- -------------------
Penguji I
Dr. Zaimuddin, M.Ag
NIP: 19590705 199103 1 002
-------------- -------------------
Penguji II
Drs. Sapiudin Shiddik, M.Ag
NIP: 19670328 200003 1 001
-------------- -------------------
Mengetahui:
Dekan,
Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D
NIP: 19591020 198603 2 001
ABSTRAK
Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan.
Kata Kunci: Pemanfaatan alam, Media Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Citra Alam Ciganjur. Penelitian ini bertujuanuntuk (1)
mengetahui konsep pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran
pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur, (2) mendiskripsikan
implementasi pendidikan Agama Islam dengan memanfaatkan alam sebagai
media pembelajaran agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur, dan (3)
mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam memanfatkan alam
sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra Alam Ciganjur.
Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Jenis penelitiannya termasuk jenis penelitian lapangan (Field
Research). Pendekatan penelitian ini adalah psikologis . Adapun subjek
penelitian ini adalah Kepala sekolah, Waka Kurikulum, guru PAI, dan peserta
didik SD Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan. Dalam teknik analisis data
menggunakan teknik proportionate stratified random sampling untuk peserta
didik. Sedangkan untuk guru, kepala sekolah dan karyawan menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu teknik yang digunakan sesuai dengan desain
penelitian. Karena objeknya tentang pendidikan maka subjek yang digunakan
adalah orang yang memiliki data dan informasi akurat tentang desain
penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) konsep
implementasi alam sebagai media pembelajaran telah tertuang pada langkahlangkah kegiatan pembelajaran dalam silabus dan RPP 2) implementasi alam
sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama
Islam) dan mata pelajaran secara keseluruhan sudah terlaksana sesuai dengan
silabus dan RPP. Media alam yang digunakan dalam proses pembelajaran
PAI meliputi benda-benda alam yang alami dan buatan seperti tanah, air
sungai, dedaunan, batu, hewan, masjid, pemandangan alam (sawah, kebun,
sungai), kolam, museum, masjid, candi, keraton, pantai, laut, gunung, tempat
dan benda-benda bersejarah, tempat bersuci/berwudhu, kedaan penduduk,
kondisi suatu masyarakat tertentu dan sebagainya. 3) Faktor-faktor
pendukung konsep pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI
adalah adanya program sekolah yang memprioritaskan alam sebagai media,
ketersedian keanekaragaman hayati/ sumber daya alam, adanya kegiatankegiatan yang mendukung siswa untuk berinteraksi dengan alam dan adanya
program pelatihan bagi guru untuk mengembangkan kompetensinya dalam
memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran. Adapun faktor-faktor
penghambatnya adalah kurang adanya kesadaran bagi guru untuk terus
konsisten dalam memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran,
keterbatasan waktu yang ada jika media yang dibutuhkan berada di luar
lingkungan sekolah.
M. TAUFIK (PAI)
KATA PENGANTAR
Segala puji Allah yang telah memberi petunjuk kepada kita.Semoga
keselamatan dan kesejahteraan selalu dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW, rasul di akhir zaman yang telah membimbing umatnya untuk menuju ke
jalan yang benar. Dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu mampu menyelesaikan
skripsi inisebagai tugas akhir dari serangkaian perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis mengambil judul “Pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur Jakarta
Selatan”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali
bantuan-bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih:
1.
Ibu Hj. Dra. Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yang memberikan pengetahuan danarahan dalam menyelesaikan
penelitian ini.
2.
Bapak Bahrissalim, M.Ag., Kajur PAI dan Bapak Sapiudin Siddiq, M.Ag
Sekjur PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah menyetujui
penelitian ini.
3.
Ibu Siti Khadijah, M.A., yang telah membimbing dalam menyelesaikan
penelitian ini.
4.
Bapak dan Ibu Dosen yang telah ikhlas mengajar dan memberikan setitik
pencerahan dan ilmu pengetahuan.
5.
M. Jamilun M.SM, Kepala SD Citra Alam Ciganjur, beserta stafnya yang
telah memberi izin serta menyediakan waktu dan membantu atas
terlaksananya penelitian ini.
Kami sadar bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami mohon saran dan petunjuk untuk perbaikan penelitian ini. Semoga
Allah SWT membalas semua amal dan jasa baik kepada semua pihak
dengan balasan yang setimpal dan sebagai akhir penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan selalu mendapat ridho dari Allah
SWT.
Jakarta, 27 Juli 2013
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Halaman Pernyataan ...................................................................................... ii
Halaman Pengesahan Pembimbing ............................................................... iii
Halaman Pengesahan Penguji ....................................................................... iv
Abstrak ........................................................................................................... v
Kata Pengantar ............................................................................................... vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A.
Latar Belakang ..................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah ............................................................. 3
C.
Pembatasan Masalah ............................................................ 4
D.
Perumusan Masalah ............................................................. 4
E.
Tujuan Penelitian ................................................................. 4
F.
Kegunaan Penelitian ............................................................ 5
KAJIAN TEORI ............................................................................ 6
A.
B.
Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ............................... 6
1.
Pengertian Media Pembelajaran ................................... 6
2.
Tujuan Media Pembelajaran ......................................... 8
3.
Fungsi
Media Pembelajaran .......................................... 8
......................................
4.
Manfaat
Pembelajaran ....................................... 10
Asas-asasMedia
CTL .......................................................
5.
Kriteria
MediaCTL
Pembelajaran
........................................ 13
Prinsip Dasar
.................................................
6.
Jenis
Pembelajaran
............................................ 14
PeranMedia
Guru dalam
CTL...........................................
7.
Klasifikasi
Media Pembelajaran
................................... 15
Langkah Pembelajaran
CTL ..................................
Tinjauan tentang Pendidikan Agama Islam ......................... 18
1.
Pengertian
Pendidikan Agama Islam ............................ 18
Akhlak
Siswa ................................................................
C.
2.
Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................. 19
3.
Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................. 20
4.
Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
...................................................................................... 21
Media Pembelajaran PAI ..................................................... 22
D.
E.
BAB III
BAB IV
1.
Pengertian Media Pembelajaran PAI ............................ 22
2.
Jenis Media Pembelajaran PAI ..................................... 23
3.
Manfaat Media Pembelajaran PAI ................................ 24
Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran PAI ........ 24
1.
Pengertian
Pemanfaatan Alam Sebagai Media
2.
Pembejalaran PAI ......................................................... 24
Alam Sebagai Media Pembelajaran PAI ...................... 25
3.
Prosedur
4.
Pembelajaran ............................................................... 27
Tehnik Menggunakan Lingkungan Alam Sebagai
5.
Media Pembelajaran .................................................... 29
Manfaat Lingkungan Alam Sebagai Media
Penggunaan
Alam
Sebagai
Media
Pembelajaran ............................................................... 30
Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 32
METODELOGI PENELITIAN ................................................... 35
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 35
B.
Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................... 35
C.
Kehadiran Peneliti ................................................................ 36
D.
Teknik Pengumpulan Data ................................................... 37
E.
Teknik Analisis Data ............................................................ 38
F.
Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 39
HASIL PENELITIAN ................................................................. 41
A.
Deskripsi Data ..................................................................... 41
1.
Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 41
a. Sejarah Berdirinya SD Citra Alam Ciganjur .......... 41
b. Visi dan Misi SD Citra Alam Ciganjur ................... 41
2.
c. Tujuan Sekolah SD Citra Alam Ciganjur ................ 42
d. Data Guru dan Siswa ............................................... 42
Paparan Hasil Penelitian ............................................... 42
a. Konsep Pemanfaatan Alam sebagai Media
Pembelajaran PAI SD Citra Alam Ciganjur ............ 42
2.
Implementasi Pemanfaatan Alam sebagai Media
Pembelajaran PAI SD Citra Alam Ciganjur.................. 46
3.
Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Memanfaatkan Alam sebagai Media Pembelajaran
PAI di SD Citra Alam Ciganjur .................................... 53
B.
BAB V
Pembahasan Hasil Penelitian .............................................
56
PENUTUP .................................................................................... 60
A.
Kesimpulan .......................................................................... 60
B.
Keterbatasan Penelitian ....................................................... 61
C.
Saran .................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan spiritusl
keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dalam undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan “ Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk untk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan
Negara.1
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diperlukan kurikulum yang sesuai
dengan keadaan, kebutuhan lingkungan dan dapat mengantisipasi keadaan
yang akan datang. Kurikulum diartikan sebagai program mengenai sejumlah
pengalaman yangg ditaati melalui kegiatan pembelajaran. Kualitas proses
pembelajaran sangat bergantung pada tiga unsur, yaitu kurikulum, guru dan
siswa. Walaupun kurikulum tersebutt saling bergantung dan menentukan,
namun unsur guru paling menentukan diantara ketiganya.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan
guru
dalam
melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawabnya
sebagai
pendidik.Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
kuantitas dan kualitas yang dilaksakannya. Untuk memenuhi hal tersebut
diatas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang
memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang
siswa merupakan subyek utama dalam proses belajar. Salah satu
1
Abd. Rozak, dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK
Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h.4
2
upayauntukmengatasi
keadaan
demikian
adalah
penggunaan
media
pembelajaran secara terintegrasi dan efektif sehingga dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar.
Faktanya, aktifitas pembelajaran masih banyak mengalami kendala,
yaituguru
seringkali
menemukan
kesulitan
dalam
memberikan
materipembelajaran. Khususnya bagi guru pendidikan agama Islam, dalam
pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan kekurangan dan
keterbatasan. Terutama dalam kualitas proses belajar mengajar yang
dikembangkannya yang selanjutnya berakibat langsung kepada rendah dan
tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam
ini akan terus terjadi selama guru pendidikan agama Islam masih
menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan
mengabaikan peran dan penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran bukan sebagai alat bantu lagi, tetapi sudah
merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Guru harus menyadari
bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sulit untuk dicerna
dan dipahami oleh siswa.
Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar, salah satunya memanfaatkan alam sebagai sumber dan
media pembelajaran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
guru belum maksimal dalam memanfaatkansumber-sumber yang tersedia di
sekolah sebagai media pembelajaran PAI serta belum banyak memanfaatkan
alam sekitar sebagai sumber dan media pembelajaran. Gurubelum
mengembangkan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan pemanfaatan
alam sekitar sebagai media pembelajaran dan belum banyak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif turut serta mencari sumber-sumber
belajar yang dapat dimanfaatkan sehingga meningkatkan aktivitas belajar dan
dapat memperkaya wawasan siswa. Siswa kurang dikenalkan dengan
lingkungan alam sekitar yang kaya dengan sumber-sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran dan membantu pemahaman terhadap
konsep-konsep materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3
Alam diciptakan Tuhan untuk kepentingan manusia dan untuk dipelajari
agar manusia dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai pemanfaat
dan penjaga kelestarian alam di muka bumi ini.2
Firman Allah dalam Al Quran surat Al Mulk ayat 15:

 

“ ... Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.
dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.
Pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif turut serta mencari sumber-sumber
belajar yang dapat dimanfaatkan sehingga meningkatkan aktivitas belajar dan
dapat memperkaya wawasan siswa. Siswa juga harus dikenalkan dengan
lingkungan alam sekitar yang kaya dengan sumber-sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran dan membantu pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, alam merupakan media pembelajaran
potensial terutama untuk memahami aspek-aspek pengetahuan agama dalam
Pendidikan Agama Islam. Belajar dari alam bukan berarti kita hanya sibuk
memperhatikan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh alam atau mengamati apa
saja yang dihasilkan oleh alam. Belajar dari alam adalah alam digunakan
sebagai tempat untuk melakukan proses belajar mengajar, dan apa yang bisa
kita gunakan dari alam sebagai alat peraga atau pendukung dalam proses
belajar. Agar siswa tidak hanya memahami materi yang diberikan oleh
seorang guru sebatas pada alam ide, tetapi juga bisa dipelajari secara empiris.
2
Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cet. ke-6, hal. 83
4
Berangkat
dari
latar
belakang
itulah
penulis
tertarik
untuk
menelititentang ”Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.
Merosotnya akhlak siswa, ini dikarenakan kurangnya proses internalisasi,
proses aktualisasi dan proses sosialisasi nilai-nilai agama dalam diri
siswa.
2.
Siswa kurang menyadari akan cinta alam, hal ini terjadi karena
kurangnya siswa berinteraksi dengan alam. Interaksi dengan alam dapat
diperoleh siswa dengan menjadikan alam sebagai media pembelajaran.
3.
Rendahnya kualitas minat belajar siswa, ini karena lemahnya para guru
dalam menggali potensi anak. Guru harus memperhatikan kebutuhan
anak bukan memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman
dalam menuntut ilmu.
4.
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber
dan media pembelajaran PAI, hal ini terjadi karena kurangnya pelatihanpelatihan yang menambah kompetensi guru untuk memanfaatkan alam
sebagai media pembelajaran.
5.
Pengembangan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan pemanfaatan
alam sekitar sebagai media pembelajaran PAI belum maksimal, hal ini
terjadi karena tidak semua materi PAI dapat menggunakan alam sebagai
media pembelajaran.
6.
Tidak banyak sekolah yang memiliki lahan luas sehingga sedikit
kemungkinan sumber dan media pembelajaran yang berasal dari alam.
7.
Konsep kurikulum sekolah belum menggambarkan sebuah rancangan
untuk memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, padahal
kurikulum KTSP memungkinkan setiap sekolah untuk mengembangkan
kurikulum sesuai karakteristik sekolah yang ingin dikembangkan.
5
C. Pembatasan Masalah
Pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam
di SD Citra Alam yang dimaksud adalah pemanfaatan lingkungan alam yang
alamiah dan buatan dalam pembelajaran PAI kelas 6 tahun ajaran 2012-2013.
D. Perumusan Masalah
Mengacu pada apa yang telah diuraikan sebelumnya penulis menyusun
suatu rumusan masalah penelitian, yaitu: Apakah SD Citra Alam Ciganjur
sudah mengimplementasikan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran tentang pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan
agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur.
Secara rinci tujuan penelitian ini dibagi menjadi beberapa poin sebagai
berikut:
1.
Untuk
mengetahui
konsep
pemanfaatan
alam
sebagai
media
pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur.
2.
Untuk mendiskripsikan implementasi pendidikan Agama Islam dengan
memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran agama Islam di SD
Citra Alam Ciganjur.
3.
Untuk
mengetahui
faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
memanfatkan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra Alam
Ciganjur.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan bermanfaat antara lain:
1.
Bagi guru pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur dapat
mengefektifitaskan media pembelajaran dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
2.
Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang ketepatan penggunaan
media pembelajaran.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran
1.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara hafal berarti
tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara
atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan.3
Menurut Geanlach dan Ely sebagaimana yang dikutip Azhar Arsyad
menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu
memperoleh
pengetahuan,
ketrampilan,
atau
sikap.
Dalam
pengetahuan ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses beljar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.4
Sedangkan menurut Association Of Education and Communication
Technology(AECT), di Amerika seperti yang dikutip oleh Yudi Munadi
memberi pengertian, yakni “media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi.”5
Heinich dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahanbahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan intruksional
atau mengandung maksud-maksud pengajaran
makamedia itu disebut media pengajaran. Sejalan dengan batasan ini,
Hamidjojo dalam Latuheru memberi batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar
ide, gagasan atau pendapat sehingga ide. Gagasan atau pendapat yang
3
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet. 14, h. 6.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet. 14, h. 3
5
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 8.
4
7
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Apabila kata media
pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media
komunkasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik di mana ia melihat
bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancer dengan hasil yang
maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.
Sementara Gagne dan Briggs secara implisit menyatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan
isi materi pengajaran yang terdiri dari, antara lain buku, tape-recorder, kaset,
video camera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan
komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.6
Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang
media, Gagne mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang
pembelajar untuk belajar. Briggs mengatakan media adalah segala wahana
atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar.7
Asosiasi Pendidikan Nasional(National Education Assocition/ NEA)
memiliki pengertian yang berbeda. media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audio visual serta peralatan-peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun
batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sdemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.8
2.
Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
6
Azhar Arsyad, op. cit., hal. 4
Arief S. Sadiman, dkk., loc. Cit.
8
Ibid. hal. 7
7
8
a.
Membantu pendidik untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik
b.
Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
c.
Memperjelas materi pembelajaran dengaan beragam contoh yang kenkret
melalui media.
d.
Memfasilitasi interaksi dan member kesempatan praktik kepada peserta
didik.
e.
3.
Membantu peningkatan kualitas pembelajaran.9
Fungsi Media Pembelajaran
Azhar Arsyad berpendapat bahwa fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.10
Livie dan Lentz (1982) sebagaimana yang dikutip
Azhar Arsyad ,
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada
media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi
kompensatoris. Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a.
Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan
mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar
atau lambing visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.
c.
Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing
visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk
memahami teks, membantu yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.
9
Rayandra Asyhar., Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung
Peersada, 2011), hal. 29
10
Azhar Arsyad, op.cit., hal. 15
9
Dengan
kata
lain
media
pembelajaran
berfungsi
untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara
verbal.11
Menurut Kemp dan Dayton sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad, ada
tiga fungsi utama media pembelajaran adalah untuk:
a.
Memotivasi minat atau tindakan
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan
adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar
untuk bertindak.12
b.
Menyajikan informasi
Isi dan bentuk penyajian ini bersifat amat umum, berfungsi sebagai
pengantar, ringkasan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat
pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar
atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi
yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidak
setujuan mereka secara mental atau terbatas pada perasaan tidak kurang
senang, netral atau senang.
c.
Memberi intruksi
Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang
terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau
mental
maupun
dalam
bentuk
aktivitas
yang
nyata
sehingga
pembelajaran dapat terjadi.13
4.
Manfaat media pembelajaran
Menurut Kemp dan Dayton dalam bukunya Wina Sanjaya,beberapa
manfaat penggunaan media dalam proses pembelajaran antara lain sebagai
berikut:14
11
Ibid. hal.17
Ibid. hal.20
13
Ibid. hal. 21
14
Wina Sanjaya., Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana 2012) hal. 72
12
10
a.
Penyampaian pesan pembelajaran dapat diseragamkan. Setiap pelajar
yang melihat atau mendengarpenyajian melalui media menerima pesan
yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara
yang berbeda-beda. Dengan penggunaan media ragam hasil penafsiran
itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan
kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi
lebih lanjut.
b.
Pembelajaran dapat lebihmenarik. Media dapat diasosiasikan sebagai
penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memerhatikan .
kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah—ubah,
penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan
menyebabkan
siswa
tertawa
dan
berpikir.
Yang
kesemuanya
menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan
minat.
c.
Pembelajaran lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan
prinsip-prinsip psikologi yang diterima dalam hal partisipasi siswa,
umpan balik dan penguatan.
d.
Waktu dan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup
banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
e.
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media
pembelajaran dapat mengomunikasikan elemen-elemen pengetahuan
dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
f.
Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di mana pun
diperlukan. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan
atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk
penggunaan secara individu.
11
g.
Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan. Sikap positif siswa terhadap apa yang
mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
h.
Peran guru berubah kea rah yang positif. Beban guru untuk penjelasan
yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan
dihilangkan sehingga siswa dapat memusatkan di konsultan atau
penasihat siswa.
Menurut sudjana dan Rivai sebagaimana yang dikutip Azhar Arsyad,
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu:
a.
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
c.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak samata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran.
d.
Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.15
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan
beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran sebagai
berikut:
a.
Media pembelajaran dapat memperjelas peenyajian pesan dan informasi
sehingga dapar memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.
b.
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
15
Azhar Arsyad, op.cit., hal. 25
12
langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c.
Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu:
1) Obyek atau benda yang terlalu besar dapat digantikan dengan
realitas,gambar, film bingkai, film dan model.
2) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera
dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman, video, film, foto,
silde disamping secara verbal.
4) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi
computer.
5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti computer, film dan video.
6) Peristiwa alam, seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses
yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses
kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan tehniktehnik rekaman seperti time-lapseuntuk film, video, slide, atau
simulasi computer.
d.
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa
tentang
peristiwa-peristiwa
dilingkungan
mereka,
serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkunganya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan
ke museum atau kebun binatang.16
5.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar
mengajar. Karena beraneka ragamnya media, maka ada beberapa kriteria
yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu :
16
Ibid, hal.26
13
a.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu
kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif afektif
dan psikomotor.
b.
Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.17
c.
Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia, waktu, dana atau sumber
dana lainnya, untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang
mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah
jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau
instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah
dibuat sendiri oleh guru.
d.
Guru terampil menggunakannya . Ini merupakan salah satu kriteria.
Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat amat ditentukan oleh guru yang
menggunakannya.18
e.
Pengelompokan sasaran.
Media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau
perorangan, ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok
sedang maupun kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis
kelompok besar, kelompok sedang maupun kelompok kecil atau
perorangan.
f.
Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar atau fotograf harus
memenuhi persyaratan tehnis tertentu, misalnya visual pada slite harus
jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.19
Dengan
demikian
keterkaitan
antara
media
pembelajaran
dengan tujuan, materi, metode dan kondisi pembelajar harus menjadi
perhatian
17
Ibid. hal. 75
Ibid. hal. 76
19
Ibid. hal.76
18
dan
pertimbangan
pengajar
untuk
memilih
dan
14
menggunakan
media
dalam
proses
pembelajaran
dikelas,
sehingga
media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran, sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi terkait dan memiliki hubungan secara timbal balik dengan
empat aspek tersebut.
6.
Jenis Media Pembelajaran
Meskipun beragam jenis dan format media sudah dikembangkan dan
digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya semua media tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
a.
Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan
indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini,
pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada
kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual antara lain: 1) media
cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster, 2) model dan
prototipe seperti globe bumi, dan 3) media realitas alam sekitar dan
sebagainya.
b.
Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta
didik. Contoh media audio yang umum digunakan adalahh tape recorder,
radio, CD player.
c.
Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus
dalan satu proses atau kegiatan. Beberapa contoh media audio-visual
adalah film, video, program TV dan lain-lain.
d.
Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan
peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan
dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio
15
serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan
informasi.20
7.
Klasifikasi Media Pembelajaran
Menurut
Setyosari
dan
Sihkabudden
media
pembelajaran
dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu:
a.
Berdasarkan ciri fisik
Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam empat macam, yaitu:
1) Media pembelajaran dua dimensi
2) Media pembelajaran tiga dimensi
3) Media pandang diam (still picture)
4) Media pandang gerak (motion picture)
Gerlach dan Ely (1996) mengelompokkan media berdasarkan ciri
fisik ke dalam delapan tipe, yaitu:
1) Real object and model, yaitu media dari benda dan model
sebenarnya.
2) Printed verbal, berupa media presentasi tercetak merupakan katakata yang dipreyeksikan melalui film bingkai (slide), transparansi,
cetakan di papan tulis, majalah dan papan tempel.
3) Printed visuals, adalah media visual cetak.
4) Still picture yaitu potret yang diambil dari berbagai macam objek
atau peristiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku,
film rangkai, film bingkai, atau majalah/surat kabar.
5) Motion picture yaitu film atau video tape dari pemotretan/
perekaman benda atau kejadian sebenarnya maupun film dari
permohonan gambar-gambar.
6) Audio recorder yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa
verbal maupun efek suara musik (sound effect).
20
Rayandra Asyhar,op. cit., hal. 45
16
7) Programed instruction, yaitu sekuen dari informasi baik verbal,
visual, atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya
respon dari pembelajar.
8) Simulation adalah peniruan situasi atau proses yang sengaja
dirancang untuk mendekati/ menyerupai kejadian atau keadaan
sebenarnya.21
b.
Berdasarkan unsur pokoknya
Menurut Bretz (1971), media dibedakan menjadi delapan macam:
media audio, media cetak, media visual diam, media visual gerak, media
audio semi gerak, media visual semi gerak, media audio visual diam,
media audio visual gerak.22
c.
Berdasarkan pengalaman belajar
Menurut Edgar Dale dalam bukunya berjudul “Audio Visual Method
in Teaching”, Edgar Dale mengelompokkan media pembelajaran
berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh pembelajar.
Jenjang pengalaman itu disusun dalam suatu bagan yang dikenal
dengan nama Dale’s Cone of Experiences (Kerucut Pengalaman Dale).
Penggambaran Dale dalam kerucutnya itu, jenjang pengalaman belajar
disusun secara berurutan menurut tingkat kekongkretan dan keabstrakan
pengalaman. Pengalaman yang paling konkret diletakkan pada dasar
kerucut semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak
seperti terlihat pada gambar berikut23:
21
Ibid. hal. 47
Ibid. hal. 48
23
Ibid, hal. 49
22
17
simbol
verbal
Abstrak
simbol
visual
Rekaman Radio
Film
Televisi
Pameran
Darmawisata
Demonstrasi
Pengalaman yang didramatisir
pengalaman yang logis
Kongkret
Pengalaman langsung bertujuan
Gambar 1
Dari gambar di atas tampak bahwa pengalaman belajar dengan hanya
menggunakan simbol verbal saja, tingkat konkretisitasnya lebih tinggi
dibandingkan
jika
menggunakan
simbol
visual.
Menurut
Dale,
pembelajaran yang paling konkret adalah pengalaman langsung atau
observasi ke lapangan/ lokasi. Artinya, penggunaan media real object
adalah paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.24
d.
Berdasarkan penggunaan
Pengelompokan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya
dapat dibagi dua kelompok, yaitu media yang dikelompokkan
berdasarkan jumlah pengguna dan berdasarkan cara penggunanya.
1) Berdasarkan jumlah pengguna
Berdasarkan jumlah penggunanya, media pembelajaran dapat
dibedakan ke dalam tiga macam:
a) Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual oleh
peserta didik.
b) Media pembelajaran yang penggunaannya secara berkelompok/
kelas.
24
Ibid, hal. 50
18
c) Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal.
2) Berdasarkan cara penggunaannya
Berdasarkan
cara
penggunaannya,
media
pembelajaran
dibedakan menjadi dua, yaitu:
e.
a.
Media tradisional atau konvensional.
b.
Media modern atau kompleks
Berdasarkan Hirarki Manfaat Media
Menurut Midun sebagaiimana yang dikutip Rayandra Asyhar, selain
jumlah pengguna dan cara penggunaannya, media pembelajaran dapat
pula
digolongkan
pembelajaran.
Hal
berdasarkan
ini
hirarki
diungkapkan
pemanfaatannya
oleh
Duncan,
yang
dalam
ingin
mensejajarkan biaya investasi, kelengkapan, dan keluasan lingkup
sasarannya di satu pihak dan kemudahan serta penggunaan, keterbatasan
lingkup sasaran dan rendahnya biaya di pihak lain dengan tingkat
kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki.
Dengan kata lain, semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai,
semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi
juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup
sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkat medianya,
semakin
murah
biayanya,
semakin
mudah
pengadaannya,
sifat
penggunaannya, semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin
terbatas.25
B. Pendidikan Agama Islam
1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Untuk membahas pengertian pendidikan agama Islam, kita perlu
mengerti tentang pengertian pendidikan. Menurut UU No.20 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
25
Ibid. hal. 52
19
peranannya di masa yang akan datang. (KementrianPendidikan dan
Kebudayaan).26
Sedang pengertian pendidikan agama Islam terdapat beberapa pendapat
para ahli diantaranya sebagai berikut: .
a.
Di dalam GBPP PAI dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah
usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.27
b.
Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama Islam adalah pendidikan
melalui ajaran-ajaran Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam
yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran
agama Islam itu sebagai pandangan hidupnya (way of life) demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.28
Dengan memperhatikan beberapa pengertian pendidikan agama Islam
tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha sadar dan terencana dari seseorang pendidik dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,
bertaqwa dan berakhlaq mulia sehingga dapat mengamalkan ajaran Islam di
dalam perilaku kehidupan sehari-hari, juga dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berdasar utamanya kitab Al Qur’an dan Al
Hadits
melalui
bimbingan,
pengajaran
dan
pelatihan
serta
pengalamanpengalamannya.
26
Abd. Rozak, dkk, loc. cit.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. ke-2, hal. 75
28
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), Cet.10, hal.86
27
20
2.
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat dan bangsa dan Negara. (GBPP, PAI 1994).
Di dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999,
tujuan pendidikan agama Islam adalah agar siswa memahami, menghayati,
meyakini dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman, bertakwa, kepada Allah swt dan berakhlak mulia.29
Dengan memperhatikan dari dua tujuan pendidikan agama Islam dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan agama Islam khususnya adalah
agar anak didik dapat memahami ajaran agama Islam secara sederhana dalam
rangka untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pembinaan
dan pemupukan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat berkembang
dalam
hal
keimanannya
serta
berakhlak
mulia.
Selanjutnya
dapat
tercerminkan dalam bentuk tingkah laku kepribadiannya.
3.
Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid ada tujuh fungsi pendidikan agama Islam yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
29
Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan
keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dan lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
Muhaimin, op. cit., hal. 78
21
f.
g.
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem
dan fungsionalnya.
Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.30
Pendapat lain dikemukakan oleh ABD Rachman Shaleh bahwa fungsi
pendidikan agama Islam adalah:
a.
Menumbuhkan
habit
forming
(pembentukan
kebiasaan)
dalam
melakukan amal ibadah serta akhlak yang mulia.
b.
Mendorong tumbuhnya iman yang kuat.
c.
Mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai
anugerah Allah SWT kepada manusia.31
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
pendidikan agama Islam pada intinya adalah menyalurkan bakat-bakat peserta
didik yang telah dimiliki khususnya pendidikan agama Islam sehingga bakat
tersebut dapat berkembang secara optimal dan dapat diwujudkan dalam
perilakunya, sehingga dapat memperkuat iman dan memiliki akhlaq yang
mulia.
4.
Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar-dasar
yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk Dalam Abdul Majid, dapat
ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
a.
Yuridis atau Hukum
Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:
a.
Dasar ideal, yaitu dasar falsafal negara pancasila, sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab
b.
XI pasal 29 ayat 1dan 2 yang berbunyi:
i.
30
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 134
31
Abdul Rachman Saleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: Rajawali Pers,
2004), hal. 14
22
ii.
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agama dan kepercayaannya itu.
c.
Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No
IV/MPR/1993 yang kemudian di kokohkan dalam Tap MPR No
IV /MPR 1987 jo. Kabupaten Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh
Tap MPR No II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR 1993
tentang garis-garis besar haluan Negara yang padapokoknya
menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara
langsung dimaksudkan
dalam kurikulum
sekolah-sekolah
formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.32
b.
Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber
dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah
perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah KepadaNya. Dalam
Al Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain:
1) Q.S. Al Ashr: “orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
2) Q.S. Al Imron: 104: “ dan hendaklah diantara kamu ada segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar…. ”
3) Al Hadits: “ sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya
sedikit ”33
C. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1.
Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Menurut Zakiah Daradjat, alat atau media pendidikan meliputi segala
sesuatu yang dapat membantu proses pencapaian tujuan pendidikan. Oleh
karena pendidikan Islam mengutamakan pengajaran ilmu dan pembentukan
32
Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., hal. 132
Ibid. hal. 133
33
23
akhlak, maka alat untuk mencapai ilmu adalah alat-alat pendidikan ilmu
sedangkan alat untuk pembentukan akhlak adalah pergaulan.34
2.
Jenis Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dalam perspektif Pendidikan agama Islam, yang mengutamakan ilmu
pengetahuan (knowledge) dan penanaman nilai (value) sudah barang tentu
memerlukan media pendidikan yang relevan. Dengan memahami Al Quran
sebagai sumber pendidikan agama Islam.
Para ahli mengklasifikasi media pendidikan agama Islam kepada dua
bagian,yaitu media pendidikan yang bersifat benda (materil) dan media
pendidikan yang bukan benda.
a.
Media yang bersifat benda
Menurut Zakiah Daradjat,35 media pendidikan yang bersifat benda
adalah:
1) Media tulis atau cetak seperti Al Quran, Hadits, Tauhid, Fiqh,
sejarah dan sebagainya.
2) Benda-benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat
padat, zat cair, zat gas dan sebagainya.
3) Gambar-gambar, lukisan, diagram, peta dan grafik.
4) Gambar yangg dapat diproyeksi, baik dengan alat atau tanpa suara
seperti foto, slide, film strip, televisi, video dan sebagainya.
5) Audio recording (alat untuk didengar) seperti kaset tape, radio,
piringan hitam dan lain-lain yang semuanya diwarnai dengan ajaran
agama.
b.
Media yang bukan benda
Selain media berupa benda, terdapat pula media yang bukan berupa
benda. Diantara media pengajaran yang bukan berupa benda adalah: (1)
keteladanan, (2) perintah/larangan, (3) ganjaran dan hukuman.36
34
Zakiah Daradjat, op. cit., hal.80
Ibid., hal. 81
36
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), Cet. ke-8, hal. 206
35
24
3.
Manfaat Media Dalam Pendidikan Agama Islam
Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa manfaat media adalah (1)
mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang
sulit, (2) mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih
hidup dan menarik, (3) merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan
naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk
mempelajari sesuatu, (4) membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan
pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, serta (5)
menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam indera, melatihnya,
memperhalus perasaan dan cepat belajar.37
Begitu pentingnya arti media itu, hingga pendidikan agama Islam juga
perlu dilengkapi dengan media, tidak hanya diterangkan saja. Apabila
pendidikan agama Islam memanfaatkan dan mengembangkan media
pengajaran dalam pelaksanaan pendidikannya, maka peserta didik akan
memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan dan juga
akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi.
D. Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI
1.
Pengertian Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI
Alam dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada
secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi.38
Pemanfaatan lingkungan alam sebagai media pembelajaran adalah
pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau
pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan
pengajaran peserta didik sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah
dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui
di lingkungan peserta didik.39 Lingkungan alam sebagai media dan sumber
37
Ibid. hal. 212
http://id.wikipedia.org/wiki/Alam_semesta, data diakses pada tanggal 24 April 2013
39
http//variedzz.wordpress.com/2011/05/10/lingkungan-sebagai-mediapembelajaran/variedzz.htm, data diakses pada 25 april 2013
38
25
belajar peserta didik dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran untuk
memperkaya bahan dan kegiatan belajar peserta didik di sekolah.40
2.
Alam sebagai Media Pembelajaran dalam PAI
Pemanfataan alam sebagai
media pembelajaran sebenarnya telah
diisyaratkan dalam Al Quran dan Hadits:
a.
Surat Al Isra ayat 84
Dalam Al Quran surat Al Isra ayat 84, Allah SWT berfirman:
   
Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masingmasing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya.(Q.S. Al Isra: 84)
(Katakanlah, “Tiap-tiap orang) di antara kami dan kalian (berbuat
menurut keadaannya masing-masing) yakni menurut caranya sendirisendiri (Maka Rabb kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya”) maka Dia akan memberi pahala kepada orang yang lebih
benar jalannya.41
Ayat diatas mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan suatu
perbuatan, mereka akan melakukan sesuai keadaannya (termasuk di
dalamnya keadaan alam sekitarnya) masing-masing. Hal ini menjelaskan
bahwa dalam melakukan suatu perbuatan memerlukan media agar hal
yang dimaksud dapat tercapai.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru yang hendak mengajarkan
suatu materi kepada muridnya dituntut menggunakan media sebagai
pembantu sampainya materi tersebut. Media yang dipergunakan tidak
harus berupa media yang mahal, melainkan media yang benar-benar
efisien dan mampu manjadi alat penghubung antara seorang guru dengan
murid agar materi yang diajarkan dapat diterima dan dipahami secara
40
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran,(Bandung: Sinar Baru Algesindo),
hal.217
41
Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir
Jalalain,t.t.hal. 234
26
maksimal. Ayat ini juga memberikan keterangan bahwa media juga bisa
berasal dari alam sekitar atau lingkungan tempat seseorang berada.Hal ini
sesuai kata َ‫( شَاكَلَتَه‬sesuai keadaannya) pada ayat diatas.
Sedangkan kalimat ‫لا‬
َ َ‫ فََربَكَمَ َأَعَلَمَ َبَمَنَ َهَوَ َأَهَدَىَسَبَي‬dalam ayat diatas jika
dikaitkan dengan media pendidikan. Secara tersirat, kalimat diatas
bermakna bahwa seorang guru hendaklah mendiskusikan dengan orangorang yang lebih mengetahui (dalam ayat tersebut Allah berperan sebagai
Dzat yang maha mengetahui) tentang media apa yang akan digunakannya
ketika ia mengajar.
b.
Hadits riwayat Bukhari dan Turmudzi berikut:
ِ ِ
ِ ‫عن اَِِب حا ِزم بن ِديناَ ٍر اَ َّن ِرجاَالً اَتَوا سهل بن سعيد الس‬
ِّ ‫اع ِد‬
ُ‫ي َوقَ ْد ْامتَ َرْوا ِِف الْمْن ََِب م َّم ُع ْوُدهُ َ َس َلُوه‬
َ
َْ
ْ
َ
ٍ
ِ
ِ ٍ
َّ ِ ُ ‫ك َقاَ َل َواهللِ اِ ِِّّنَ ألَع ِر‬
‫س َعلَْي ِو َر ُس ْو ُل اهلل‬
َ ‫َعن ذَل‬
َ َ‫ف ِما ُى َو َول َق ْد َراَيْتُوُ اََّو َل يَ ْوم ُوض َع َواََّو َل يَ ْوم َجل‬
ِ
ٍِ ِ
‫صا ِر قَ ْد ََسَّاىاَ َس ْه ٌل‬
َ ْ‫صلى اهلل عليو وسلم اَْر َس َل َر ُس ْو ُل اهلل صلى اهلل عليو وسلم ا ََل َُالَنَة ْامَرأَة م َن اْالَن‬
ِ
ِ
ِ ‫م ِري غُالَم‬
‫س ََ ََمَرتْوُ َ َع ِملَ َها ِم ْن طَْرَاَِء‬
َّ ‫ك الن‬
ُ ‫س َعلَْي ِه َّن اذاَ َكلَّ ْم‬
َ
ُ
َ َّ‫ت النا‬
ْ ِ ‫َّج َار اَ ْن يَ ْع َم َل‬
ُ ‫ِل اَ ْع َو ًادا اَ ْجل‬
ِ َ‫الْغاب ِة ُُثَّ جاء ِِبا َََرسل‬
ِ ِ
‫ت‬
ْ ‫َل َر ُس ْوِل اهلل صلى اهلل عليو وسلم ََ ََمَر ِبَا َ ُوض َع‬
ْ َْ َ َ َ ََ
ُ ْ‫ت ىاَ ُىناَ ُُثَّ َرأَي‬
َ ‫تا‬
َّ‫صلَّى َعلَْي َها َوَكبَّ َر َوُى َو َعلَْي َها ُُثَّ َرَك َع َوُى َو َعلَْي َها ُُثَّ َرَك َع َوُى َو َعلَْي َها ُُث‬
َ ‫َر ُس ْو َل اهلل صلى اهلل عليو وسلم‬
ِ ‫ال ايُّها الن‬
ِ ‫ص ِل الْ ِمْن ََِب ُُثَّ َع َاد َلَ َّما َ َرغَ اَقْ بَل َعلَى الن‬
‫ت‬
ُ ‫صنَ ْع‬
ْ َ‫نََزَل الْ َق ْه َقَرى َ َس َج َد ِِف ا‬
َ ‫َّاس اََّّنَا‬
َ َ َ ‫َّاس َ َق‬
ُ
َ
ِ
ِ
)‫صالَِِت (اخرجو البخاري ومسلم‬
َ ‫َى َذا لتََََْتُّْوا َولتَ َعلَّ ُموا‬
Dari Abu Hazim r.a. ada beberapa orang datang menemui Sahal bin
Sa’ad r.a. memperdebatkan mimbar Rasulullah SAW dari kayu apa
dibuatnya? Mereka bertanya kepadanya tentang hal itu. Sahal berkata:
“Demi Allah sungguh saya mengetahui dari kayu apakah mimbar itu
dibuat? Saya melihat hari pertama mimbar itu diletakkan dan aku juga
melihat hari pertama Rasulullah SAW mengutus seseorang untuk
menemui seorang perempuan dari sahabat Anshar yang disebut
namanya oleh Sahal, perintahlah budakmu tukang kayu itu untuk
membuatkan aku mimbar dari kayu yang akan aku pakai duduk di
atasnya untuk berbicara di hadapan manusia . wanita itu perintah
27
kepadanya dan dikerjakan tugas itu dengan mengambil kayu yang lurus
dari hutan kemudian ia datang membawanya.42
Hadits ini menunjukkan bahwa sesuatu yang menjadi bagian dari
alam dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran dan pemanfaatan
alam sebagai media pembelajaran dalam hadits di atas dicontohkan
dengan penggunaan kayu menjadi mimbar sebagai media dakwah
Rasulullah dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam.
Dari penjelasan ayat al Quran dan Hadits diatas penulis mengambil
sebuah kesimpulan bahwa media yang baik dan benar akan mewakili
sampainya materi yang di ajarkan, sedangkan media yang kurang tepat
tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
Pemanfaatan alam sebagai media dalam pendidikan agama Islam
juga ditegaskan oleh Zakiah Daradjat, bahwa salah satu jenis media
pembelajaran pendidikan agama Islam yang berupa benda adalah bendabenda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat padat, zat
cair, zat gas dan sebagainya.43
3.
Prosedur Penggunaan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran
Ada prosedur yang harus ditempuh dalam pemanfaatan alam sebagai
media pembelajaran, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.44
a.
Langkah persiapan
1) Dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi, guru dan
siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para
siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media
belajar misalnya siswa dapat mengidentifikasi berbagai jenis
tumbuhan dan hewan di sekitarnya.
2) Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi dalam hal
tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan tujuan belajar,
kemudahan menjangkaunya, misalnya cukup dekat dan murah
42
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012) hal.
356
43
Zakiah Daradjat. loc. cit
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., hal. 214,
44
28
perjalannya, tidak memerlukan waktu yang lama, tersedianya
sumber-sumber belajar, keamanan bagi siswa dalam mempelajarinya
serta memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa.
3) Menentukan cara belajar pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya
mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya dan
wawancara dengan petugas dan apa yang harus ditanyakannya,
melukiskan situasi baik berupa peta, sketsa, dan lain-lain, kalau
mungkin mencobanya dan kegiatan lain yang dianggap perlu. Di
samping itu, ada baiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dan setiap kelompok diberi tugas dalam kegiatan belajarnya.
4) Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan misalnya
membuat dan mengirimkan surat permohonan untuk mengunjungi
objek tersebut agar mereka dapat mempersiapkannya.
5) Persiapan tehnis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata
tertib di perjalanan dan di tempat tujuan, perlengkapan belajar harus
dibawa, dan menyusun pertanyaan yang akan diajukan.
b.
Langkah persiapan
Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan
sesuai dengan rencana yang dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar
diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang dikunjungi
sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam
penjelasan tersebut, para siswa bisa mengajukan beberapa pertanyaan.
Catatlah semua informasi yang diperoleh dari penjelasan tersebut.
Setelah informasi diberikan petugas, maka para siswa dengan bimbingan
petugas melihat dan mengamati objek yang diipelajari dalam proses ini,
petugas memberi penjelasan berkenaan dengan cara kerja atau proses
kerja, mekanismenya, atau hal lain sesuai dengan objek yang
dipelajarinya. Siswa bisa bertanya atau juga mempraktekkan jika
dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya para siswa dengan
kelompoknya
mendiskusikan
hasil-hasil
belajarnya,
untuk
lebih
melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya. Akhir kunjungan
29
dengan ucapan terima kasih kepada petugas dan pimpinan objek tersebut.
Apabila objek kunjungan bersifat bebas seperti kemah, mempelari
lingkungan sosial, maka para siswa langsung mempelajari objek studi,
mencatat dan mengamatinya atau mengadakan wawancara dengan siapa
saja yang menguasai persoalan.
c.
Tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah keggiatan belajar di
kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan
alam. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas
bersama. Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa serta
menyimpulkan materi. Di lain pihak, guru juga memberikan penilaian
terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas
lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan
rumah. Misalnya menyusun laporan yang lengkap, membuat pertanyaanpertanyaan berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan
berkenaan dengan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan
belajarnya.
4.
Tehnik Menggunakan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media
dan sumber belajar.45
a.
Survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat
setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi dann
kependudukan. Kegiatan belajar dilakukan dengan observasi, wawancara,
mempelajari data atau dokumen yang ada dan lain-lain. Hasilnya dicatat
dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama untuk disimpulkan guru
dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran.
b.
Camping/ berkemah. Kemah memerlukan waktu yang cukup, sebab
siswa harus bisa menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu,
iklim dan suasana.
45
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., hal.210
30
c.
Fieldtrip/karya wisata. Peserta didik melakukan kunjungan keluar kelas
untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan
kurikuler di sekolah. Objek karya wisata harus relevan dengan bahan
pengajaran. Karya wisata di samping untuk tujuan kegiatan belajar
sekaligus untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.
d.
Praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan oleh peserta didik untuk
memperoleh dan kecakapan khusus.
e.
Mengundang manusia sumber atau nara sumber. Dalam kegiatan ini,
pihak sekolah mengunfang nara sumber untuk memberikan penjelasan
mengenai keahliannya di hadapan peserta didik, misalnya mengundang
dokter untuk menjelaskan berbagai macam penyakit, petugas pertanian
untuk menjelaskan cara bercocok tanam dan lain-lain. Nara sumber yang
diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar sehingga apa yang
diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan
guru di sekolah.
f.
Proyek pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Cara ini dilakukan
apabila sekolah bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan
kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, dan partisipasi dalam
kegiatan masyarakat.
5.
Manfaat Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran
Manfaat penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dapat
dilihat dari segi motivasi belajar, aktifitas belajar siswa, kekayaan informasi
yang diperoleh siswa, hubungan sosial siswa, pengenalan lingkungan, serta
sikap dan apresiasi para siswa terhadap kondisi sosial yang ada di
sekitarnya.46Berikut ini merupakan manfaat-manfaat penggunaan lingkungan
alam sebagai media pembelajaran:
a.
Media pembelajaran yang tersedia dilingkungan alam tidak terbatas, hal
ini memungknkan siswa dapat memperkaya pengetahuan tanpa terbatasi
oleh tempat dan waktu.
46
Ibid. hal.217
31
b.
Memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna, sebab
siswa dihadapkan dengan keadaan dan peristiwa yang sebenarnya yang
akan memenuhi prinsip kekongkritan dalam belajar.
c.
Memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian siswa kearah
yang lebih baik, seperti kecintaan siswa kepada lingkungan, menjaga
kebersihan dan tidak merusak lingkungan.
d.
Memungkinkan kegiatan belajar akan lebih menarik serta menumbuhkan
antusiasme siswa untuk lebih giat dan gemar belajar dengan begitu
proses pembelajaran tidak akan membosankan bagi siswa.
e.
Pemanfaatan lingkungan alam akan menumbuhkan aktivitas belajar
siswayang lebih meningkat dengan penggunaan berbagai cara atau
metode pembelajaran yang bervariasi seperti proses pengamatan,
pembuktian sesuatu, dsb.
Pengalaman langsung ke alam akan memberikan kesan paling utuh dan
paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam
pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran,
perasaan, penciuman dan peraba. Hal ini dikenal dengan learning by doing
misalnya keikutsertaan dalam kegiatan pengelolaan zakat, penyembelihan
hewan kurban dan salat berjamaah. Pengalaman tersebut memberikan dampak
langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.47
Adelia Vera mengemukakan bahwa belajar langsung kepada alam dapat
mendekatkan hubungan emosional antara guru dan peserta didik dan dapat
mendorong menguasai keterampilan inteketual, dengan tuntutan untuk
mendefinisikan dan mengidentifikasikan berbagai hal dan persoalan berkaitan
dengan mata pelajaran. Selain itu alam mampu mendorong menguasai
keterampilan studi, membuat peserta didik menekuni budaya kerja kersa serta
memunculkan rasa kepekaan sosial. Dengan bertemu banyak hal, membuat
anak memiliki pengalaman sosial, dimana anak mempunyai kesempatan
47
doeache.blogspot.com/2012/11/manfaat-lingkungan-sebagai-media.html, data diakses pada
26 april 2013
32
untuk menciptakan sesuatu secara koolaboratif dan untuk berbagi
pengalaman-pengalaman kreatif mereka. Perkembangan fisik, emosional dan
kognitif terhubung erat dengan ketika anak-anak mengekspresikan perasaan
mereka, merespon pengalaman, dan mendiskusikan ide-ide mereka.48
E. Hasil Penelitian yang Relevan
1.
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2007 dengan judul “Pengaruh Sistem Pembelajaran Kembali ke
Alam terhadap Motivasi Belajar Anak; Perbandingan Bidang Studi
Gardening dengan Pembelajara di dalam Kelas, di SD Citra Alam Ciganjur,
Jakarta Selatan”. Penelitian ini lebih memfokuskan pada kajian pengaruh
pembelajaran kembali ke alam terhadap motivasi belajar anak, namun dalam
hal ini motivasi pembelajaran di kelaslah yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan motivasi bidang gardening.
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jamaludin, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta tahun 2011 dengan judul “Strategi Pembelajaran PAI di Sekolah
Alam (Studi Kasus di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta). Skripsi ini
mengkaji tentang strategi dan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Rumusan masalahnya berkisar antara
strategi pembelajaran apa yang diterapkan di SDIT Alam Nurul Islam
Yogyakarta serta bagaimana metode yang diterapkan dalam proses
pembelajaran. Jadi, obyek yang diteliti dari skripsi ini adalah fokus pada
strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran
klasikal di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Dengan demikian, objek
yang diteliti dalam skripsi Muhammad Jamaludin berbeda dengan objek yang
diteliti dalam skripsi ini.
3.
Penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh, Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
48
Adelia Vera. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas: Outdor Study, (Yogyakarta: Diva
Press, 2012), hal. 83
33
tahun 2010 dengan judul “Konsep dan Implementasi Sekolah Kehidupan di
Sekolah Dasar Sanggar Anak Alam (SALAM) Nitiprayan Kasihan Bantul
Yogyakarta Dalam Perspektif Islam”. Skripsi ini mengkaji tentang
pelaksanaan konsep dan implementasi sekolah kehidupan dalam perspektif
Islam. Adapun yang dibahas dalam konsep tersebut adalah kurikulum
pendidikan yang didesain sendiri yang menyesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik. Kurikulum tersebut terdiri dari bagaimana metode pebelajaran,
tujuan pendidikan, isi atau materi pembelajaran serta evaluasi proses
pembelajaran, sedangkan pembahasan tentang konsep dan implementasi
sekolah kehidupan dalam perspektif Islam menekankan pada nilai-nilai Islam
yang terdapat dalam keseluruhan proses pembelajaran sehari-hari. Fokus
penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh tidak ada kaitannya dengan
media pembelajaran yang berbasis lingkungan alam sesuai dengan objek
penelitian ini.
Dengan melihat beberapa hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan
bahwa penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah, Muhammad
Jamaludin dan Ani Musfiroh adalah sama-sama mengkaji tentang sekolah
alam, namun penelitian ini memiliki fokus yang berbeda dengan penelitianpenelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah
memfokuskan kajiannya tentang model pembelajaran kembali ke alam.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jamaludin memfokuskan
kajiannya tentang strategi dan metode yang diterapkan dalam proses
pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh berkaitan dengan
kurikulum pendidikan yang didesain sendiri yang menyesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik. Sedangkan penelitian ini memfokuskan pada
pemanfaatan lingkungan alam sebagai media pembelajaran PAIdi SD Citra
Alam.
Kajian tentang pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD
Citra Alam menjadi penting, mengingat bahwa pemanfaatan alam sebagai
media pembelajaran PAI merupakan salah satu usaha yang saat ini menjadi
fokus utama lembaga-lembaga pendidikan yang bermunculan di Indonesia.
34
SD Citra Alam muncul dengan membawa inovasi baru dalam sistem
pendidikannya,
termasuk
konsep
pembelajaran pendidikan agama Islam.
pemanfaatan
alam
sebagai
media
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Citra Alam Ciganjur Kecamatan Jagakarsa
Kotamadya Jakarta Selatan tahun ajaran 2012-2013 pada tanggal 1 Maret
2013 s.d 14 Juni 2013. Peneliti memilih sekolah tersebut menjadi lokasi
penelitian didasarkan beberapa alasan. Pertama, mengambil lokasi terdekat.
Kedua, SD Citra Alam merupakan sekolah yang memanfaatkan lingkungan
alam sebagai media pembelajaran.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian
terhadap fenomena atau populasi tertentu untuk menjelaskan aspek-aspek
yang relevan atau masalah yang ada.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif,
karena data-data yang dipaparkan secara analisis deskriptif. Metode penelitian
kualitatif sering digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara puposive
dan snowbaal, tehnik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.49
Untuk memperoleh gambaran mengenai metode kualitatif, ada beberapa
karakteristik penelitian kualitatif. Karakteristik penelitian kualitatif menurut
Bogdan dan Biklen adalah sebagai berikut.50
1.
Qualitative research has the natural setting as the direct source of data
and researcher is the key instrument
2.
Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of
words of ppictures rather than number
49
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. (Bandung: Alfabeta, 2010) hal.15
50
Ibid. hal. 21
36
3.
Qualitative research are concerned with process rather than simply with
outcomes or products
4.
Qualitative research tend to analyze their data inductively
5.
“Meaning” is of essential to the qualitative approach
Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa
penelitian kualitatif itu:
1.
Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen
kunci.
2.
Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada
angka.
3.
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau
outcome.
4.
Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5.
Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang
teramati).
Jadi dalam penelitian ini, peneliti berusaha meneliti mengenai bagaimana
pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam.
Dengan tujuan peneliti nantinya akan memberikan pandangan yang jelas dan
benar mengenai subyek yang diteliti.
C. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, “yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri”.51 Peneliti sangat berperan sebagai penentu
keseluruhan skenario, sehingga data lebih banyak bergantung pada peneliti.
Kehadiran peneliti dapat dimaksudkan supaya mampu memahami kenyataankenyataan yang ada di lapangan, terkait dengan obyek penelitian, sebab
peneliti sekaligus perencana, pelaksana pengumpul data, analis penafsir data
dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya.
51
Ibid, hal.305
37
D. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.52Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dapat dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data dan tehnik pengumpulan
data lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.53
1.
Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang komples, suatu proses
tersusun dari berbagai hal biologis dan psikologis. Dalam observasi ini
peneliti tidak terlibat langsung dengan berbagai objek yang diamati
melainkan berkedudukan sebagai pengamat independen.
2.
Wawancara
Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keteranganketerangan.54
Dengan demikian berarti bahwa metode wawancara merupakan
metode dimana dua orang atau lebih terjadi wawancara secara langsung
atau sepihak untuk memperoleh data.
Metode ini mencakup cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu
tujuan tertentu, mencoba untuk mendapatkan keterangan atau pendapat
secara lisan langsung dari seorang responden atau informan. Jadi metode
ini digunakan untuk memperoleh data yang ada kaitannya dengan latar
belakang objek dan mengenai bagaimanakah pemanfaatan alam sebagai
media pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur.
3.
Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data, kemudian peneliti
menyalin isi dokumen yang berhubungan dengan masalah pada
52
Ibid, hal.308
Ibid, hal.309
54
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian.(Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
hal.83
53
38
penelitian ini yang berupa dokumen resmi yang internal seperti memo,
pengumuman dan arsip yang berhubungan dengan pemanfaatan alam
sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam.
Jika dilihat dari pengertian, dokumen adalah catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
menumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, sejarah kehidupan (life histories),
cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup55
E. Tehnik Analisis Data
Dalam hal analisis data kualitatif Bogdan menyatakan bahwa “Data
analysis is the process of systematically searching and arranging the
interview transcript, fieldnotes, and other materials that you accumulate to
increase your own understanding of them and to anable you to present what
you have discovered to others”Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang
lain.56
Dari penjelasan tersebut maka untuk menganalisa data yang telah
dikumpulkan, penulis menggunakan tehnik analisa data kualitatif. Data
kualitatif adalah data yang berupa informasi atau lampiran dari observasi,
juga uraian dalam bentuk bahasa yang kemudian dikaitkan dengan data
lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau
sebaliknya.
55
Sugiyono, op. cit., hal.329
Ibid, hal.334
56
39
Analisa data dalam penulisan ini dilakukan secara bertahap, setelah data
terkumpul kemudian dilakukan pengkategorian data secara rinci, sehingga
data yang telah ada bisa dipilih-pilihkan. Analisa ini dilakukan pada saat dan
setelah di lapangan, analisa dan pengumpulan data dilakukan secara berulangulang.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menguji data yang dikumpulkan, maka peneliti memerlukan
keabsahan data, yaitu untuk membuktikan bahwa apa yang sudah berhasil
dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Untuk
memenuhi keabsahan data mengenai pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur dengan
menggunakan tehnik pemeriksaan keabsahan data sebagai berikut:
1.
Perpanjangan kehadiran peneliti
Perpanjangan
kehadiran
peneliti
akan
memungkinkan
derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu, menurut peneliti untuk
tujuan ke dalam lokasi penelitian yang cukup panjang guna mendeteksi dan
memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data. Di pihak lain,
perpanjangan kehadiran peneliti juga dimaksudkan untuk membangun
kepercayaan pada subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti
sendiri. Jadi bukan hanya menetapkan tehnik yang menjamin untuk
mengatasinya, tetapi kepercayaan subyek dan kepercayaan diri merupakan
proses pengembangan yang berlangsung setiap hari dan mencegah usaha
coba-coba dari pihak subyek.
2.
Observasi yang diperdalam
Dalam penelitian ini, memperdalam observasi dimaksudkan untuk
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada
hal-hal tersebut secara rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor
yang menonjol kemudian menelaah kembali secara rinci sampai pada suatu
titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh
faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa. Untuk keperluan
40
itu, tehnik ini menuntut penelitian agar mampu menguraikan secara rinci
bagaimana proses penemuan secara tentatif dan menelaah secara rinci dapat
dilakukan.
3.
Triangulasi
Triangulasi dalam pemeriksaan keabsahan data diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. Triangulasi yang digunakan penelitian ada tiga, yaitu:57
a.
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.
b.
Triangulasi tehnik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan tehnik yang berbeda.
c.
Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kreedibilitas data.
Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau
tehnik lain dalam waktu atauu situasi yang berbeda.
57
Ibid, hal.373
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
a.
Sejarah Berdirinya
Sekolah Citra Alam yang berada di bawah naungan Yayasan Citra
Nurul Falah khaled azmiberdiri pada tahun 2000, merupakan sekolah
inklusi yang mencoba meretas jalan membentuk sistem pendidikan
berkualitas, dengan orientasi pembentukan karakter peserta didik yang
siap menjadi kader pembangunan masa depan umat dan membimbing
mereka menjadi khalifah Allah di muka bumi.
Sekolah
Citra
Alam
Ciganjur
secara
menyeluruh
dan
berkesinambungan menerapkan kurikulum karakter yang berlandaskan
Asmaul Husna, integrated study pada pelajaran agama dengan pelajaran
lainnya sehingga dapat mengasah kepekaan siswa terhadap keberadaan
Allah SWT.
Untuk kegiatan belajar mengajar dipergunakan 12 ruang yang
sebagian besar tidak dibatasi dengan tembok/ dinding, sehingga
memungkinkan dan memudahkan siswa berinteraksi dengan alam.
Sekolah Citra Alam merupakan sekolah yang menitik beratkan
proses pembelajaran dengan memanfaatkan alam sebagai media.58
b.
Visi dan Misi
Visi
Sekolah Dasar Swasta Citra Alam adalah mempersiapkan
khalifah yang berkarakter positif melalui pendidikan yang bermutu dan
berkualitas.
Misi Sekolah Dasar Swasta Citra Alam sebagai berikut :
1. Mempersiapkan program pembelajaran yang berkualitas
2. Mengembangkan setiap potensi siswa yang meliputi aspek;
intelektualitas, fisik, sosial dan terutama spiritualitas.
3. Mengembangkan akhlak dan karakter-karakter positif siswa.
58
http//:www. Citraalam.sch.id, data diakses pada tanggal 29 april 2013
42
4. Berwawasan dan berbudaya lingkungan hidup
5. Melestarikan tradisi dan budaya masyarakat/daerah
c.
Tujuan Sekolah
Pendidikan di SDS Citra Alam diarahkan untuk mencapai tujuan
sebagai berikut :
a.
Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa.
b.
Mengembangkan kepribadian yang sesuai dengan adat istiadat,
karakter, dan budaya bangsa Indonesia
c.
Mengembangkan dan mengoptimalkan setiap potensi dan bakat
siswa sehingga menjadi pribadi yang tangguh dan berkarakter.
d.
Meningkatkan prestasi non akademik dalam bidang agama, kesenian,
olah raga, dan kecakapan hidup.
e.
Memberikan layanan pendidikan secara adil kepada masyarakat
tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, suku bangsa, dan
agama.
f.
Mengembangkan dan mengoptimalkanpotensi alam sebagai sumber
dan media belajar.59
d.
Data Guru dan Siswa
Dari hasil dokumentasi yang peneliti dapatkan, maka dapat diketahui
data mengenai guru dan siswa SD Citra Alam Ciganjur sebagai
terlampir:60
2.
Paparan Hasil Penelitian
a.
Konsep pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra
Alam
Sejak berdirinya SD Citra Alam Ciganjur pada tahun 2001, kepala
sekolah dibantu oleh beberapa managemen sekolah. Jabatan kepala
sekolah yang diberikan kepada Bpk Jamilun saat ini adalah sebuah
amanah
59
untuk
melanjutkan
visi
dan
misi,
KTSP SD Citra Alam, data diperoleh pada tanggal 29 april 2013
Tata Usaha SD Citra Alam, data diperoleh pada tanggal 30 april 2013
60
memajukan
dan
43
mengembangkan SD Citra Alam dari berbagai aspek yang ada di sekolah
ini.
Berdasarkan observasi penulis, dapat diketahui bahwa proses belajar
mengajar Pendidikan Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur, sudah
sedemikian adanya. Pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran
bertujuan agar siswa mudah dalam memahami materi yang disampaikan,
siswa lebih aktif dalam belajar, siswa lebih termotivasi untuk selalu ingin
belajar dan mengurangi kejenuhan siswa dalam proses belajar dengan
tetap mengarah kepada tujuan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
Bpk. Jamilun M.SM selaku kepala sekolah SD Citra Alam, hasilnya
adalah sebagai berikut:
“Alam merupakan sumber inspirasi, ketersediaannya yang tidak
terbatas menjadikan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran
dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, suasana inovatif
yang tetap terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran.”61
Sedangkan untuk pengembangan guru dalam mengaplikasikan
pemanfaatan alam dalam silabus dan RPP, sekolah melaksanakan
program pelatihan-pelatihan bagi guru.
Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
Bpk Indra Setiawan selaku waka kurikulum dan hasilnya sebagai berikut:
“Pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan KBM dan merupakan ciri khas
Sekolah Citra Alam, oleh karena itu, agar semua guru memahami konsep
pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran, sekolah memberikan
pelatihan-pelatihan yang terkait dengan pengembangan kompetensi guru
dalam memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran.”62
61
Wawancara dengan Bpk Jamilun, Kepala Sekolah Citra Alam pada tgl 29 April 2013di
ruang kepala sekolah pukul 10.00-10.20
62
Wawancara dengan Bpk Indra Setiawan, Waka Kurikulum Sekolah Citra Alam pada tgl 6
mei 2013 di ruang guru pukul 10.00-10.20
44
Sedangkan untuk proses pembelajaran PAI, materinya disesuaikan
dengan kurikulum diknas pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran
merupakan keharusan bagi setiap guru yang mengajar di SD Citra Alam,
guru diharapkan dapat mengesplorasi alam sebagai media pembelajaran,
media alam yang digunakan juga harus tertuang dalam silabus dan RPP.
Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
guru PAI Sekolah Citra Alam, Bpk Ato Sugiarto dan hasilnya sebagai
berikut:
“Materi Pendidikan Agama Islam disesuaikan dengan kurikulum
Diknas, pemanfaatan alam sebagai media di Sekolah Citra Alam
menuntut guru untuk terus bereksplorasi dalam memanfaatkan sumber
alam sebagai media pembelajaran, Silabus dan RPP yang dibuat harus
menuliskan media alam yang digunakan dalam proses KBM.”
Lebih lanjut Bpk Ato Sugiarto mengatakan:
“Sumber-sumber alam yang dijadikan media adalah pekarangan
sekolah, benda-benda yang terdapat di sekitar lingkungan sekolah seperti
tanah, air sungai, dedaunan, batu, hewan, masjid, pemandangan alam
(sawah, kebun, sungai), kolam, museum, masjid, pantai, laut, gunung,
tempat dan benda-benda bersejarah, tempat bersuci/berwudhu, keadaan
penduduk, kondisi suatu masyarakat tertentu dan sebagainya.”63
Gambar 2
63
Wawancara dengan Bpk Ato Sugiarto, Guru PAI Sekolah Citra Alam, pada tgl 13 mei 2013
di Masjid Sekolah Citra Alam pukul 12.30-12.50
45
Dari wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah, waka
kurikulum dan guru PAI sekolah Citra Alam, konsep pemanfaatan alam
sebagai media pembelajaran dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa dan memberikan suasana yang inovatif dengan tetap terarah
kepada tujuan pembelajaran.Sekolah Citra Alam melakukan upaya
peningkatan kualitas dan pengembangan pemahaman guru tentang media
alam melalui pelatihan-pelatihan. Materi Pendidikan Agama Islam
disesuaikan dengan kurikulum diknas.
Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan kegiatan. Tujuan mempunyai arti
yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau
pedoman yang harus ditempuh dalam melaksanakan kegiatan. Begitu
juga dengan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan
agama Islam di SD Citra Alam. Dengan penggunaan alam sebagai media,
SD Citra Alam memiliki tujuan tertentu.
Seperti halnya penuturan kepala sekolah SD Citra Alam, beliau
menuturkan bahwa:
“Tujuan dari pemanfaatan alam sebagai media, supaya terjadi preses
interaksi antara siswa dengan alam sekitarnya. Interaksi yang terjadi akan
menambah wawasaan dan pengetahuan siswa sekaligus menumbuhkan
keimanan kepada sang khalik, Allah SWT, siswa juga diharapkan lebih
dekat dengan alam sehingga menumbuhkan rasa cinta terhadap
pelestarian alam.”64
Tercapainya tujuan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran
PAI di SD Citra Alam Ciganjur ini dapat dirasakan dan dinikmati oleh
siswa-siswanya.
Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan I
Gede Ngurah Abizarr siswa kelas 6, hasilnya adalah sebagai berikut:
64
Wawancara dengan Bpk Jamilun, Kepala Sekolah Citra Alam pada tanggal 29 April 2013
di ruang Kepala Sekolah pukul 10.00-10.20
46
“Aku senang belajar PAI, Belajar PAI di Citra Alam tidak selalu di
kelas, aku bisa melihat langsung benda-benda alam, aku bisa menikmati
angin bertiup, menikmati udara sejuk di bawah pohon, akupun menyadari
bahwa Allah sudah memberikan banyak nikmat kepada manusia.”65
b.
Implementasi pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran di SD Citra
Alam Ciganjur.
Proses pembelajaran PAI di SD Citra Alam tidak hanya dilakukan
indoor (ruang kelas) namun juga outdoor (di luar kelas) disesuaikan
dengan materi yang akan disampaikan dan media yang akan digunakan.
Hal ini Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru PAI Sekolah Citra Alam, Bpk Ato Sugiarto dan hasilnya
sebagai berikut:
“Proses pembelajaran PAI di Sekolah Citra Alam tidak monoton
dilakukan di dalam kelas, namun juga dilakukan di luar kelas.
Pelaksanaan pembelajaran di luar kelas dilakukan jika memang media
yang dibutuhkan tidak bisa dihadirkan di dalam kelas, misalnya ketika
siswa belajar tentang akikah dan kurban, seluruh siswa mengamati
kriteria kambing yang diperbolehkan untuk akikah dan kurban di
kandang peternakan sapi dan kambing milik Bpk Nasan warga dekat
sekolah.”
Proses pembelajaran di luar kelas (outdoor) menumbuhkan antusias
yang tinggi bagi siswa, hal ini sebagaimana yang disaksikan oleh
peneliti. Paling tidak ada beberapa aspek yang peneliti amati di kegiatan
pembelajaran PAI di SD Citra Alam Ciganjur, yaitu aspek fiqh, akidah
dan akhlak.
Aspek fiqh terlihat dalam kegiatan wudhu, salat, kurban, binatang
yang halal dan haram, aspek akidah terlihat dalam beriman kepada Allah,
aspek akhlak terlihat dalam keseharian siswa merawat tanaman, beternak
ikan dan menjaga kebersihan.
65
Wawancara dengan Abizarr, Siswa kelas 6 Sekolah Citra Alam, pada tgl 18 November
2013 di saung Sekolah Citra Alam pukul 10.00-10.20
47
Proses kegiatan kurban adalah melakukan kunjungan ke peternakan
yang dimulai ketika selesai melaksanakan salat duha dan doa bersama,
semua siswa kelas 6 didampingi guru PAI dan guru kelas pergi ke
kandang peternakan sapi milik bapak Nasan berjarak sekitar 100 meter
dari sekolah untuk membeli hewan kurban.
Guru PAI mendesain pembelajaran dengan membagi kelas dalam
kelompok, kelompok satu bertanya dan menawar harga sapi, kelompok
dua melakukan wawancara dengan pemilik peternakan tentang cara
merawat sapi dan kambing ternak, kelompok tiga mengamati dan
mencatat ciri-ciri sapi dan kambing yang dapat dikurbankan.
Kegiatan ini dapat dilakukan siswa dengan baik, semua siswa
mengerjakan tugasnya dan ketika guru PAI, Bapak Ato Sugiarto
melakukan evaluasi dan tanya jawab dengan siswa tentang tugas
kunjungan ke peternakan milik Bapak Nasan, semua siswa dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru PAI.
Kegiatan berkurban juga menambah pengetahuan siswa tentang tata
cara menyembelih hewan kurban, kegiatan ini juga melibatkan siswa
dalam membagikan daging kurban kepada masyarakat sekitar sekolah,
sehingga dalam diri siswa muncul sikap peduli dan saling berbagi antar
sesama.
Implemenasi
pemanfaatan
alam
dalam
kegiatan
ini
adalah
menggunakan sumber-sumber pembelajaran yang ada di alam sekitar,
yaitu orang, kandang peternakan dan binatang ternak.
Lebih lanjut Bapak Ato Sugiarto mengatakan:
“ Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah Citra
Alam juga terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain. Biasanya proses
ini nampak ketika Field trip dan Camping. Ketika field trip ke suku Naga
misalnya siswa tidak hanya mempelajari aspek budaya dari suku Naga,
48
tetapi juga mengamati dan mempelajari langsung bagaimana kegiatan
keagamaan yang dijalaninya.”66
Aspek fiqh yang juga dipelajari siswa adalah konsep tentang
binatang yang halal dan haram. Peneliti menyaksikan guru SD Citra
Alam telah melaksanakan konsep ini dan memanfaatkan benda-benda
yang ada di lingkungan sekolah sebagai media. Kegiatan ini dilakukan
oleh guru dengan mengajak siswa melihat langsung jenis binatangbinatang yang halal untuk dimakan,baik di darat, udara dan air. Kegiatan
ini juga dapat dilakukan dengan memberi tugas kepada siswa mencatat
binatang halal yang terdapat di sekolah, seperti ayam, kambing, ikan,
burung merpati, angsa, bebek, dll.
Adapun pemahaman siswa tentang jenis-jenis binatang yang halal
dimakan, guru mengajak siswa melakukan kunjungan ke taman
margasatwa Ragunan yang lokasinya sekitar 1 km dari sekolah.
Kegiatan lain yang menjadi rutinitas keagamaan siswa di SD Citra
Alam adalah menanamkan nilai-nilai akhlak. Hal ini sebagaimana yang
peneliti amati proses pembelajaran tentang menjaga kebersihan yaitu
kegiatan 100% bersih. Kegiatan ini dilakukan terintegrasi antara mata
pelajaran PAI, IPS, IPA dan lingkungan hidup.
Kegiatan 100% bersih ini dilakukan siswa diikuti semua siswa kelas
6 dan guru-gurunya
dengan membersihkan sungai di area sekolah.
Sebelum kegiatan dimulai, guru terlebih dahulu melakukan briefing
kepada semua siswa meliputi motivasi pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan, persiapan peralatan yang digunakan untuk membersihkan,
tempat mengumpulkan sampah, dan yang paling penting siswa dapat
memilah sampah kering dan sampah basah. Ini merupakan kegiatan rutin
yang dilakukan siswa setiap hari selasa pagi.
66
Wawancara dengan Bpk Ato Sugiarto, Guru PAI Sekolah Citra Alam, pada tgl 13 mei 2013
di Masjid Sekolah Citra Alam pukul 12.30-12.50
49
Dalam kegiatan 100% bersih ini, guru PAI dapat menggunakan
media lingkungan sekitar untuk menyampaikan pesan bagaimana agama
Islam mengajarkan tentang konsep kebersihan.
Gambar 3
Rutinitas lain yang menjadi bagian dari penanaman nilai-nilai akhlak
adalah kegiatan merawat tanaman. Kegiatan ini dilakukan siswa dengan
menyiram tanaman setiap pagi dan mengamati perkembangannya.
Kegiatan lainnya adalah peternakan ikan tawar di kolam, setiap siswa
juga bertugas memberikan makan ikan sehari dua kali.
Rutinitas lain yang juga menanamkan nilai akhlak adalah SECAM
(Sekolah Citra Alam Menyapa), kegiatan ini dilakukan setiap hari kamis
pada pagi hari. Bentuk kegiatan ini adalah mengunjungi masyarakat
sekitar sekolah. Siswa belajar bagaimana cara bertamu, berbicara kepada
orang yang lebih tua, menghormati tetangga dan mencoba membangun
rasa empati terhadap kondisi masyarakat di sekitar sekolah.
Penanaman nilai-nilai akhlak dapat juga dirasakan siswa ketika
melakukan kegiatan fieldtrip ke kampung Suku Naga di Garut Jawa
Barat. Peneliti dapat menjelaskan bahwa kegiatan fieldtrip ke kampung
Suku Naga dilakukan dengan berbagai tahapan. Tahapan pertama adalah
persiapan siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok harus
mencari informasi yang terkait dengan adat dan budaya masyarakat
kampung
Suku
Naga,
kemudian
mempresentasikan
hasil
yang
diperolehnya di depan kelas. Guru juga memberi input tentang
50
bagaimana etika bertamu atau datang ke tempat orang lain. Hal ini
diperlukan karena di kampung Suku Naga ada hari-hari tertentu dimana
masyarakat kampung Suku Naga tidak diperkenankan berbicara tentang
adat mereka.
Tahap kedua adalah kunjungan ke kampung Suku Naga. Kegiatan ini
meliputi beberapa kegiatan, setiap kelompok mempunyai tugas masingmasing. Adapun guru PAI sudah menyiapkan beberapa hal yang harus
digali oleh siswa yakni informasi tentang kegiatan keagamaan yang
dilakukan oleh masyarakat kampung Suku Naga. Beberapa siswa
melakukan wawancara dengan tokoh adat setempat untuk mencocokkan
data yang didapatkan siswa dari internet dengan sumber aslinya, yakni
tokoh adat setempat.
Tahap ketiga adalah evaluasi dan laporan dari masing-masing
kelompok. Ada hal yang menarik yang diperoleh beberapa siswa terkait
kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat kampung Suku
Naga, informasi yang diperoleh siswa dari internet tidak sama dengan
informasi yang diperoleh dari tokoh adat setempat, misalnya di internet
informasi yang didapatkan adalah masjid hanya digunakan pada hari
jumat dan perayaan hari-hari besar Islam, namun kenyataannya berbeda
masjid juga digunakan pada pelaksanaan salat lima waktu. Informasi
menarik yang juga didapatkan siswa yaitu bagaimana masyarakat
kampung Suku Naga dalam merawat lingkungan alam. Mereka tidak
menambah jumlah rumah , karena dengan pennambahan rumah akan
banyak pohon yang ditebang untuk membutuhkan lahan baru.
Kegiatan keagamaan yang juga terintegrasi dengan mata pelajaran
lain adalah camping. Pelaksanaan kegiatan camping juga melalui
beberapa tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap
persiapan, semua siswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan
beberapa agenda tugas, yaitu menentukan nama kelompok sesuai dengan
nama-nama pohon, membuat yel-yel kelompok, mencatat kebutuhan
selama camping dan merapikan barang-barang pribadi secara mandiri.
51
Tahap kedua adalah pelaksanaan camping. Kegiatan ini dilakukan
selama tiga hari dua malam, saat peneliti melakukan penelitian kegiatan
camping dilaksanakan di Cidahu Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini
diikuti siswa-siswa kelas 4, 5, dan 6 serta seluruh guru-guru, baik guru
kelas maupun guru bidang studi. Kegiatan keagamaan yang nampak pada
kegiatan camping ini adalah pelaksanaan wudu, salat, zikir setelah salat,
tadabbur alam,dsb.
Aspek fiqh yang juga terimplementasi dalam pembelajaran PAI di
SD Citra alam adalah berwudhu. Kegiatan ini menggunakan media alam
untuk menyampaikan pesan bagaimana cara berwudhu yang benar.
Media yang digunakan untuk berwudu adalah air dari pengunungan.
Guru agama dapat mengajarkan kepada siswa bagaimana cara
menggunakan air, cara merawat lingkungan agar air tidak kotor dan tetap
bersih sehingga tetap aman untuk digunakan.
Aspek fiqh yang lain adalah salat, pelaksanaan salat saat camping
tidak dilaksanakan di masjid namun di alam terbuka. Ini dapat
menyadarkan siswa bahwa jika panggilan Allah sudah tiba, kita juga bisa
melaksanakan salat di alam terbuka. Setelah salat, siswa langsung
melaksanakan zikir sambil menikmati alam agar muncul interaksi secara
langsung antara siswa dengan alam ciptaan Allah SWT.
Gambar 4
Tahap akhir dalam pelaksanaan camping ini adalah evaluasi. Dalam
tahap ini semua guru memberikan input tentang hal-hal yang perlu
52
diperbaiki, baik dalam kegiatan secara keseluruhan maupun secara
khusus proses aktifitas kegiatan keagamaan selama camping.
Implementasi pemanfaatan alam sebagai media di SD Citra Alam
menjadi agenda penting yang terus diamati dan dievaluasi pelaksanaan
dan perkembangannya. Untuk mengetahui implementasi pemanfaatan
alam sebagai media dalam proses pembelajaran PAI, kepala sekolah
melakukan supervisi dan featback terhadap guru PAI.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala sekolah SD Citra
Alam ketika wawancara dengan peneliti dan hasilnya sebagai berikut:
“ Untuk mengetahui implementasi pemanfaatan alam sebagai media
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, sekolah melakukan
supervisi kepada semua guru minimal tiga kali dalam satu semester.
Supervisi ini setidaknya dilakukan oleh kepala sekolah,waka kurikulum,
dan koordinator agama, jika yang disupervisi adalah guru agama.”67
Supervisi merupakan tolak ukur yang digunakan untuk sekolah
sebagai evaluasi kinerja dan cara mengajar guru di kelas, ini dilakukan
agar proses belajar mengajar selanjutnya dapat berjalan lebih baik.
Supervisi ini juga digunakan sekolah untuk memberi penilaian sebagai
tolak ukur kenaikan jenjang jabatan dan tunjangan bagi guru.
Sekolah juga melakukan agenda lesson plan meeting sebagai agenda
untuk membahas dan mendiskusikan RPP yang akan dilakukan untuk
pekan selanjutnya. Kepala sekolah dan waka kurikulum mengamati RPP
yang dibuat oleh setiap guru untuk kemudian memberikan input terhadap
RPP dan memastikan pemanfaatan alam sebagai media ada dalam RPP.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan waka kurikulum dalam
wawancara dengan peneliti dan hasilnya sebagai berikut:
“ sekolah dapat mengetahui implementasi pemanfaatan alam sebagai
media melalui lesson plan meeting, yaitu agenda mingguan yang khusus
membahas RPP yang akan dipakai untuk mengajar di pekan selanjutnya.
67
Wawancara dengan Bpk Jamilun, Kepala Sekolah Citra Alam, pada tanggal 29 April 2013
di ruang Kepala Sekolah pukul 10.00-10.20
53
Dalam pertemuan ini sekolah mengetahui unsur atau benda alam apa
yang digunakan guru sebagai media pembelajaran.”68
Peneliti mengamati bahwa waktu kegiatan lesson plan meeting tidak
dilaksanakan serentak, yakni semua guru harus ikut kegiatan lesson plan
meeting
di
waktu
yang
bersamaan,
namun
waka
kurikulum
menyesuaikan jam kosong guru kelas atau bidang studi untuk
membicarakan proses pembelajaran pekan selanjutnya.
Jadi, program yang di lakukan di SD Citra Alam untuk mengetahui
implementasi pemanfaatan alam media adalah melakukan supervisi dan
lesson plan meeting. Evaluasi proses pembelajaran secara menyeluruh
juga dilakukan sekolah setiap hari jumat mulai jam 13.30 s.d 15.30.
c.
Faktor pendukung dan penghambat dalam pemanfaatan alam sebagai
media pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam.
1) Faktor pendukung dalam pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran PAI di SD Citra Alam.
Suatu program yang sudah dicanangkan tidak akan berjalan dan
berhasil secara maksimal apabila tidak tersedia berbagai faktor
pendukung.
Pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI akan
terealisasi jika program sekolah menjadikan alam sebagai media
prioritas dalam pembelajaran dan mudah didapatkan berbagai
sumber belajar yang terkait dengan alam.
wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan:
“Faktor pendukung pemanfaatan alam sebagai media di SD
Citra Alam, pertama, sekolah memprioritaskan penggunaan alam
sebagai media artinya sumber daya alam harus dimaksimalkan guru
sebagai media pembelajaran. Kedua, keanekaragaman hayati dan
68
Wawancara dengan Bpk Indra Setiawan, Waka Kurikulum Sekolah Citra Alam, pada tgl 6
mei 2013 di ruang guru pukul 10.00-10.20
54
banyak hal yang terkait dengan alam mudah dijumpai di SD Citra
Alam.”69
Dewantoro Abimanyu, siswa kelas 6 SD Citra Alam
mengatakan:
“Aku di Citra Alam bisa menjumpai tumbuh-tumbuhan , hewan,
sawah, kolam ikan, sungai, dsb. Semuanya digunakan untuk sumber
dan media belajar.”70
Selanjutnya ketika wawancara dengan waka kurikulum, ia
mengatakan:
“Program-program SD Citra Alam yang juga mendukung siswa
berinteraksi dengan alam adalah outbound, camping, field trip, home
visit, Secam (Sekolah Citra Alam Menyapa), dll.”71
Peneliti juga mengamati bahwa di SD Citra alam banyak
dijumpai keaneka ragaman hayati, antara lain: aneka tanaman,
sayuran di laboratorium alam, pepohonan dan budi daya ikan di
kolam, serta makhluk hidup lainnya.
Program-program yang mendukung siswa berinteraksi dengan
alam, seperti: outbound, camping, field trip, home visit, SECAM
(Sekolah Citra Alam Menyapa) menjadi kegiatan rutin yang ada di
kalender akademik sekolah.
Faktor pendukung lain adalah kompetensi
guru dalam
implementasi konsep pemanfaatan alam sebagai media. SD Citra
Alam memberikan pelatihan-pelatihan kepada semua guru. Hal ini
sebagaimana yang diungkapkan oleh guru PAI Bpk Ato Sugiarto:
“Guru-guru di SD Citra Alam memperoleh pelatihan-pelatihan
untuk menambah wawasan terhadap penggunaan alam sebagai
media, diantaranya: pelatihan tentang ke Citra Alam-an bersama
69
Wawancara dengan Bpk Jamilun, Kepala Sekolah Citra Alam, pada tanggal 29 April 2013
pukul di ruang kepala sekolah 10.00-10.20
70
Wawancara dengan Dewantoro Abimanyu, Siswa kelas 6 Sekolah Citra Alam, pada tgl 18
November 2013 di saung Sekolah Citra Alam pukul 10.00-10.20
71
Wawancara dengan Bpk Indra Setiawan, Waka Kurikulum Sekolah Citra Alam pada tgl 6
mei 2013 di ruang guru pukul 10.00-10.20
55
konsultan sekolah Bpk Teguh Winarto,MBA selama 12 pertemuan.
Lalu ada pelatihan ESD (Education Sustainable Development)
bersama pertamina foundation.”72
Gambar 5
Sebagai
sekolah
yang
sudah
memperoleh
penghargaan
Adiwiyata Mandiri dari Kementrian Lingkungan Hidup, SD Citra
Alam Ciganjur terpilih sebagai sekolah champion binaan pertamina
foundation untuk menjadi pioneer sekolah yang cinta lingkungan.
SD Citra Alam tidak hanya mempunyai konsep tentang alam,
namun juga dituntut menjadikan alam sebagai sumber dan media
pembelajaran.
2) Faktor penghambat dalam pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran PAI di SD Citra Alam Ciganjur.
Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat dalam
pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra
Alam. Dari hasil observasu dan wawancara yang peneliti lakukan di
lapangan menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penghambat.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan waka
kurikulum dan hasilnya sebagai berikut:
72
Wawancara dengan Bpk Ato Sugiarto, Guru PAI Sekolah Citra Alam, pada tgl 13 mei 2013
di masjid sekolah citra alam pukul 12.30-12.50
56
“Secara umum, hambatan pada pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran PAI yakni terkait dengan pengawasan sekolah
terhadap penjelasan media alam apa yang tertulis dalam RPP mata
pelajaran PAI, karena terkadang dalam lesson plan meeting tidak
semua guru ikut serta membahas RPP yang sudah dibuat.
Dampaknya jika pengawasan kurang, guru akan inkonsisten dalam
memanfaatkan alam sebagai media.”73
Hambatan lainnya adalah keterbatasan waktu pembelajaran PAI
yang mengharuskan guru PAI berkoordinasi dengan guru mata
pelajaran lain jika untuk memanfaatkan media alam berada di luar
lingkungan sekolah dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan guru PAI Bpk Ato
Sugiarto dalam wawancara dengan peneliti dan hasilnya sebagai
berikut:
“Hambatan dalam pemanfaatan alam sebagai media
adalah
keterbatasan waktu pembelajaran yang tersedia jika media alam yang
digunakan berada di luar lingkungan sekolah dan membutuhkan
waktu yang cukup lama, harus ada koordinasi dengan guru mata
pelajaran lain. Tidak semua media bisa dihadirkan di sekolah.”74
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan judul
“Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”
dan berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui observasi, interview
dan dokumentasi, maka peneliti akan mulai menganalisa temuan yang ada
dan menjelaskan implikasi-implikasi dari penelitian.
Dari keterangan dalam tehnik analisa data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan data yang diperoleh melalui
observasi, interview, dokumentasi dari pihak-pihak yang mengetahui tentang
73
Wawancara dengan Bpk Indra Setiawan, Waka Kurikulum Sekolah Citra Alam, pada tgl 6
mei 2013 di ruang guru pukul 10.00-10.20
74
Wawancara dengan Bpk Ato Sugiarto, Guru PAI Sekolah Citra Alam, pada tgl 13 mei
2013di masjiid sekolah citra alam pukul 12.30-12.50
57
data yang peneliti butuhkan. Adapun data yang akan dipaparkan dan dianalisa
oleh peneliti sesuai dengan rumusan penelitian di atas. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
Ada banyak media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Namun yang terpenting media yang digunakan harus tepat dan pesan yang
disampaikan melalui media tersebut dapat diterima oleh siswa. SD Citra
memandang bahwa ketersediaan alam yang beraneka ragam dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dan sumber inspirasi. proses
pembelajaran dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran dapat
memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan dapat menciptakan
suasana inovatif dengan tetap terarah kepada tujuan pembelajaran.
Pemanfaatan alam sebagi media merupakan ciri khas yang harus
difahami dan dilaksanakan guru SD Citra Alam, tanpa terkecuali guru
pendidikan agama Islam. Agar konsep pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran bisa difahami dan dilaksanakan, SD Citra Alam memberikan
pelatihan-pelatihan kepada guru guna pengembangan kompetensi mengajar
yang menggambarkan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran.
Materi pendidikan agama Islam di SD citra alam yang diterapkan sesuai
dengan kurikulum diknas, namun penggunaan media pembelajarannya
terfokus memanfaatkan sumber alam, pemanfaatan alam sebagai media juga
harus tergambar dalam silabus dan RPP yang dibuat guru. Ini penting sebagai
acuan dan pedoman guru dalam proses pembelajaran.
SD Citra Alam memilih alam sebagai media bertujuan agar dalam proses
pembelajaran terjadi proses interaksi langsung antara siswa dengan alam
sekitarnya dan menumbuhkan rasa cinta terhadap pelestarian alam. Melalui
kedekatan dan interaksi dengan alam akan semakin menambah keyakinan dan
keimanan siswa terhadap sang Khalik, Allah SWT.
Pada saat ini proses pembelajaran PAI di SD Citra Alam tidak hanya
berlangsung di dalam ruangan, akan tetapi bisa berlangsung di luar ruangan.
Hal ini dilakukan jika media yang dibutuhkan tidak bisa dihadirkan di dalam
kelas. Proses pembelajaran PAI di SD Citra Alam juga terintegrasi dengan
58
mata pelajaran yang lain, proses ini nampak dalam kegiatan-kegiatan yang
dirancang dan memungkinkan lintas mata pelajaran terlibat di dalamnya,
seperti camping dan field trip.
Sumber-sumber alam yang dijadikan media adalah pekarangan sekolah,
benda-benda yang terdapat di sekitar lingkungan sekolah seperti tanah, air
sungai, dedaunan, batu, hewan, masjid, pemandangan alam (sawah, kebun,
sungai), kolam, museum, masjid, candi, pantai, laut, gunung, tempat dan
benda-benda bersejarah, tempat bersuci/berwudhu, keadaan penduduk,
kondisi suatu masyarakat tertentu dan sebagainya.
Adapun usaha yang dilakukan SD Citra Alam untuk mengetahui
implementasi pemanfaatan alam sebagai media dalam proses pembelajaran
adalah:
1) Supervisi, kegiatan ini dilakukan oleh kepala sekolah dan waka
kurikulum sebagai bahan untuk memberikan penilaian dan perbaikan
terhadap kompetensi mengajar guru dan mengetahui sejauh mana
implementasi pemanfaatan alam sebagai media dalam pembelajaran.
2) Lesson Plan Meeting, kegiatan ini dilakukan per pekan untuk membahas
RPP yang akan digunakan pekan selanjutnya. Dari kegiatan ini dapat
diketahui media alam apa yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran, ketepatan media yang digunakan juga akan dibahas dalam
kegiatan ini. Lesson plan meeting juga memungkinkan setiap guru
memberikan masukan kepada yang lain terkait dengan media alam yang
digunakan.
Semua
saling
memberi
suport
dan
masukan
agar
implementasi pemanfaatan alam selalu dilaksanakan di SD Citra Alam.
Dalam pelaksanaan pemanfaatan alam sebagai media PAI ternyata
tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambat, dari hasil data yang
diperoleh di lapangan menyebutkan bahwa faktor pendukung dalam
pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI adalah adanya
program sekolah yang memprioritaskan alam sebagai media, ketersedian
keanekaragaman hayati/ sumber daya alam, adanya kegiatan-kegiatan
yang mendukung siswa untuk berinteraksi dengan alam dan adanya
59
program pelatihan bagi guru untuk mengembangkan kompetensinya
dalam memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran.
Faktor pendukung inilah yang menjadi penunjang implementasi
konsep pemanfataan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama
Islam di SD Citra Alam.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurang adanya kesadaran
bagi guru untuk terus konsisten dalam memanfaatkan alam sebagai media
pembelajaran dan keterbatasan waktu yang ada jika media yang
dibutuhkan berada di luar lingkungan sekolah.
faktor penghambat ini bisa menjadi bahan evaluasi, sehingga apa
yang masih kurang dalam pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran
pendidikan agama Islam dapat diperbaiki di masa yang akan datang.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi dan analisis peneliti tentang pemanfaatan alam
sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra Alam Ciganjur dapat
disimpulkan dalam beberapa hal, yaitu:
1.
Konsep pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI telah tertuang
pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam silabus dan RPP. Alam
merupakan sumber pembelajaran yang alami dalam proses pembelajaran PAI.
Alam yang digunakan sebagai media adalah pekarangan sekolah, bendabenda yang terdapat di sekitar lingkungan sekolah seperti tanah, air sungai,
dedaunan, batu, hewan, masjid, pemandangan alam (sawah, kebun, sungai),
kolam, museum, masjid, pantai, laut, gunung, tempat dan benda-benda
bersejarah, tempat bersuci/berwudhu, keadaan penduduk, kondisi suatu
masyarakat tertentu dan sebagainya.
2.
Implementasi alam sebagai media pembelajaran PAI sudah terlaksana sesuai
dengan panduan pembelajaran (silabus dan RPP). Sekolah melakukan usahausaha untuk mengetahui implementasi pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran PAI. Adapun usaha-usaha yang dilakukan adalah supervisi dan
lesson plan meeting. Implementasi alam sebagai media pembelajaran juga
tertuang dalam program-program kegiatan khusus yang mendukung mata
pelajaran PAI yang meliputi mabit,field trip, mentoring, camping, berkunjung
ke rumah (Home visit), parade (pesantren Ramadhan edukatif), program
bimbingan baca Al Quran dan outing.
3.
Faktor-faktor
pendukung
konsep
pemanfaatan
alam
sebagai
media
pembelajaran PAI adalahadanya program sekolah yang memprioritaskan alam
sebagai media, ketersedian keanekaragaman hayati/ sumber daya alam,
adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung siswa untuk berinteraksi dengan
alam dan adanya program pelatihan bagi guru untuk mengembangkan
kompetensinya dalam memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran.
Adapun faktor-faktor penghambatnya adalah kurang adanya kesadaran bagi
61
guru untuk terus konsisten dalam memanfaatkan alam sebagai media
pembelajaran, keterbatasan waktu yang ada jika media yang dibutuhkan
berada di luar lingkungan sekolah.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan-kekurangan baik secara tehnis maupun konten. Dengan demikian
keterbatasan tersebut dapat menjadi bahan untuk disempurnakan pada kajian
atau penelitian selanjutnya. Berikut ini adalah keterbatasan-keterbatasan
penelitian dalam skripsi ini:
1.
Dalam penyusunan skripsi ini, tehnik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk tehnik observasi,
peneliti menggunakan observasi non partisipan, oleh karena itu data yang
diperoleh belum dapat dikatakan tajam dan lengkap. Sehingga dalam hal ini
penulis menyarankan bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk menggunakan
obeservasi partisipan dalam objek penelitian yang sama. Observasi partisipan
akan memberikan data yang lebih valid, lengkap, tajam, sampai mengetahui
pada tingkat makna dar setiap kajian yang nampak.
2.
Tehnik pengumpulan data selanjutnya adalah wawancara tidak terstruktur.
Meskipun data yang didapat representatif, tetapi masih dinilai kurang
komprehensif. Hal ini dikarenakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
hanya bersifat umum dan garis besar. Oleh karena itu penulis menyarankan
bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan tehnik wawancara mendalam
agar data yang didapat lebih padat dan komprehensif.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi selama proses
penelitian, kiranya peneliti akan sedikit memberikan saran yang dapat
menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi seluruh keluarga besar SD
Citra Alam Ciganjur, khususnya guru pengampu mata pelajaran PAI guna
perbaikan ke depan. Berikut ini merupakan beberapa saran dari peneliti:
1.
Dalam penulisan RPP seharusnya guru mencantumkan media alam apa yang
digunakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat penting
62
karena RPP merupakan acuan pembelajaran yang digunakan oleh guru ketika
melaksanakan proses pembelajaran.
2.
Penulis melihat dalam proses pembelajaran PAI indoor masih terkesan
monoton. Meskipun sudah menggunakan media alam sebagai media
pembelajaran, guru hendaknya sering menggunakan berbagai macam variasi
strategi mengajar/ game edukatif agar proses pembelajaran berjalan menarik
dan menyenangkan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rozak, dkk. Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan.
Jakarta: FITK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2010.
Arief S. Sadiman, dkk.Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. ke- 14,
2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. ke-14, 2011
Asyhar, Rayandra.Kreatif Mengembangkan Media Pembelajara. Jakarta: Gaung
Persada, 2011.
As Syuyuti, Jalaluddin&Al Mahally, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad.Tafsir
Jalalain,t.t.
Izzan, Ahmad dan Saehudin. Tafsir Pendidikan: Studi Ayat-ayat Berdimensi
Pendidikan. Tangerang: Pustaka Aufa Media, 2012.
Khon, Abdul Majid.Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan. Jakarta: Kencana,
2012.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2005.Pendidikan Agama Islam Berbasis
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. ke-2, 2002.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu.Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. ke-8, 2010.
Saleh, Abdul Rachman.Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta:
Rajawali Pers, 2004.
Sugiono.Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
64
Umar, Bukhari. Hadis Tarbawi: Pendidikan dalam Perspeektif Hadis. Jakarta:
Amzah, 2012.
Vera, Adelia. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas: Outdor Study. Yogyakarta:
Diva Press, 2012.
Zakiah Daradjat.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara, Cet. ke-10, 2012.
Zuhairini, dkk.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Alam_semesta, data diakses pada tanggal 24 april
2013
http//variedzz.wordpress.com/2011/05/10/lingkungan-sebagai-media
pembelajaran/variedzz.htm, data diakses pada 25 april 2013
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
No
:
:
:
:
LEMBAR UJI REFERENSI
M Taufik
809011000243
Pendidikan Agama Islam
Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan
Judul dan Halaman Buku/ Referensi
BAB I
1.
2.
Abd. Rozak, dkk, Kompilasi Undang-Undang dan
Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2010), h.4
Paraf Pembimbing
1
Tabel I
Jumlah Siswa
Tahun Ajaran 2012-2013
Jumlah Siswa
Kelas
Lk
25
22
20
22
19
27
135
Kelas 1 SD
Kelas 2 SD
Kelas 3 SD
Kelas 4 SD
Kelas 5 SD
Kelas 6 SD
JUMLAH SISWA
Jumlah
Pr
20
18
15
20
25
15
113
45
40
35
42
44
42
248
Tabel II
Data Guru dan Staf
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
NAMA
M. Jamilun
Arini
Azizah Ramadani
Hesty Rosidah
Nuris Andri Anata Kusuma
Hanistya Eka Damiati
Farida Ariyani
A. Hantoro
Wulan Destanti
Rahmi Dewi
Ratih Erviasti
Nadia Ulfah
Nurkholis Madjid
Indra Setiawan
Ika Nurhayati
Desi Arti
Abd Azis
Fahrul Sani
Jamila Afnita
M Arif Nurul Huda
Dika Apriliani
Wawan Fahmi
Martina
Nur Rahmi Hidayati
Ratna Chrisnawati
Fitri Eka Puspitasari
Sahroni
Ary Okta
JABATAN
Kepala Sekolah SD
Guru Kelas 1
Guru Kelas 1
Guru Agama dan Tahfidz kelas 1
Guru Assisten Kelas 1
Guru Kelas 2
Guru Kelas 2
Guru Agama dan Tahfidz Kelas 2
Guru Assisten Kelas 2
Guru Kelas 3
Guru Kelas 3
Guru Assisten Kelas 3
Guru Assisten Kelas 3
Guru Kelas 4
Guru Kelas 4
Guru Assisten Kelas 4
Guru Assisten Kelas 4
Guru Kelas 5
Guru Kelas 5
Guru Assisten Kelas 5
Guru Assisten Kelas 5
Guru Kelas 6
Guru Kelas 6
Guru Assisten Kelas 6
Guru Komputer
Guru Gardening SD/SMP
Guru Agama dan Tahfidz Kelas 5
Guru Bid. Studi Seni SD
2
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Mukhamad Mundir
Fahrul Rizal
Siti Hamimah
Madanih
M. Arif Marhaban
Abdullah
Wawan
Hermin
Ridwan
A Munirul Hakim
Ato Sugiarto
Eva Febriyani
Yuny Rahmawati
Ka. Tata Usaha SD
Guru Bid Studi Mendongeng
Guru Agama dan Tahfidz kelas 3
Guru Gardening SD
Guru Musik
Penjaga Sekolah
Office Boy
Office Boy
Office Boy
Bag. Perpustakaan
Guru Agama dan Tahfidz 6
Bag. Keuangan
Assisten Bag. Keuangan
Download