Penerapan Media Diorama Skala terhadap

advertisement
VOL. 2, NO. 2,
APRIL 2017
ISSN: 2476-9703
Journal homepage: http://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/muallimuna
Penerapan Media Diorama Skala terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
Kelas V SD Negeri 1 Ujungpandan
INFORMASI ARTIKEL
Penulis:
1 Laila Nurul Sufa
2 Fajar Cahyadi
3 Mei Fita Asri Untari
Dosen Universitas PGRI
Semarang
1, 2, 3
Email:
1 [email protected]
2 [email protected]
3 [email protected]
Kata Kunci:
Media Diorama Skala;
Berpikir Tingkat Tinggi;
Matematika
Halaman: 52-62
ABSTRAK
Indonesia
Pendahuluan: Hasil belajar matematika masih menjadi
salah satu terendah dibandingkan dengan mata pelajaran
yang lain. Hal ini dikarenakan kurangnya media
pembelajaran yang dapat membantu memahami materi
begitu pula dengan kemampuan berpikir siswa masih
cenderung rendah. Sehingga berakibat siswa menjadi
kurang mampu menyelesaikan masalah matematika. Oleh
karena itu, perlunya membekali siswa untuk dapat berpikir
tingkat tinggi pada tahap analisis agar memiliki
kemampuan memecahkan masalah matematika melalui
media. Salah satu media yang diterapkan adalah Diorama
Skala (DIMAS). Tujuan dalam penelitian ini untuk
mengetahui penerapan media DIMAS dalam kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa kelas V Sekolah Dasar.
Metode: Metode eksperimen dengan cara memberikan
perlakuan terhadap satu kelas dalam kegiatan belajar
mengajar. Desain penelitian yang digunakan adalah PreExperimental dengan jenis one group pretest and posttest
design. Hasil: Siswa memiliki kemampuan analisis kategori
sangat baik dan baik sebanyak 50% sedangkan siswa
berkemampuan analisis cukup dan kurang memiliki
presentase 50%.
English
Introduction: Mathematics learning outcomes is still one of
the lowest compared with other lessons. This is due to the
lack of media that can help understand the material as well
as the students thinking skills are still to be low.
Resulting in students becoming less capable of solving
mathematical problems. Therefore, the need to equip
students for higher-level thinking at this stage of the
analysis in order to have the ability to solve mathematical
problems through media. One of media applied is Diorama
Scale (DIMAS). The purpose of this research to determine
the application DIMAS media in high order thinking skills
Elementary School fifth grade students. Method:
Experimental method by providing treatment to one class
in learning activities. The study design used is PreExperimental with the kind of one group pretest and
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No.2, April 2017
53
posttest. Result: Students have excellent analytical skills
and excellent category as much as 50% while our analysis
capable students and less has a percentage of 50%.
terorganisir dengan baik. Menurut Sulianto
1. PENDAHULUAN
Kualitas
ditentukan
diri
dengan
seseorang
dapat
pendidikan
yang
dimilikinya. Semakin tinggi pendidikan diri
seseorang
akan
mencerminkan
sikap,
perilaku dan moral yang ada pada diri
seseorang tersebut. Pada dasarnya siswa
merupakan anggota suatu masyarakat yang
harus
memiliki
kemampuan
skill,
pengetahuan dan tingkah laku baik. Pada
pendidikan sekolah dasar banyak mata
pelajaran yang dipelajari sebagai pemeroleh
pengetahuan
diantaranya
adalah
Untuk mata pelajaran kelompok eksak salah
Menurut Reys dalam Runtukahu
(2014: 28) menyatakan bahwa matematika
adalah studi tentang pola dan hubungan,
analisis,
menggunakan
sintesis
serta
alat
strategi,
untuk
memecahkan masalah yang abstrak dan
praktis. Menurut Beth dan Piaget dalam
Runtukahu (2014: 28) matematika adalah
pengetahuan
yang
berkaitan
dengan
struktur abstrak dan saling berhubungan
antar
strukturnya
pembelajaran berasal dari penemuan atau
penerimaan
dan
belajar
mengkaitkan
informasi yang ada pada siswa artinya
bahwa materi yang diberikan disesuaikan
dengan pengalaman yang dimiliki oleh
siswa sehingga menjadi dasar siswa untuk
mempelajari materi tersebut meliputi fakta
dan konsep yang telah dipelajari dan
diingat siswa.
Berdasarkan
wawancara
tidak
terstruktur dengan guru kelas mengajar di
SD Negeri 1 Ujungpandan bahwa siswa
masih lemah pada kemampuan pemecahan
satunya adalah matematika.
berpikir
belajar dalam dua dimensi yaitu materi
mata
pelajaran kelompok eksak dan non eksak.
cara
(2014: 2) teori Ausubel menggolongkan
sehingga
mampu
masalah
matematika,
karena
menurut
pengamatan guru bahwa siswa merasa
bahwa matematika adalah mata pelajaran
yang
sulit
menggunakan
dikarenakan
hitungan
angka.
banyak
Guru
menyampaikan bahwa di sekolah tersebut
kurang adanya media pembelajaran yang
dapat membantu dalam menyampaikan
materi pelajaran.
Jerome Bruner dalam Runtukahu
(2014: 69) mengungkapkan bahwa siswa
54
Penerapan Media Diorama Skala terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi... Oleh: Laila Nurul Sufa, dkk. : 52–62
membentuk konsep matematika melalui
oleh
tiga tahapan diantaranya tahap enaktif
menuliskan alur pada setiap soal cerita yang
(belajar dengan memanipulasi objek yang
diajarkan. Hal tersebut dirasa menyita
konkret secara langsung), tahap ikonik
banyak waktu dalam proses pembelajaran.
(belajar dengan direpresentasikan dalam
Perlu adanya solusi lain agar pembelajaran
bayangan visual dari benda-benda konkret),
matematika tidak selalu berpusat pada guru
tahap
maka siswa diarahkan dan dibimbing guru
simbolik
(siswa
belajar
dengan
siswa.
Kemudian
untuk
yang
harus
tingkat tinggi pada tahap analisis karena
menggunakan madia pembelajaran atau alat
siswa yang mampu menganalisis akan
peraga).
mudah dalam menerjemahkan masalah
abstrak
tanpa
Menurut Kustandi (2013: 8) media
pembelajaran
adalah
membantu
dan
berfungsi
memperjelas
pesan
yang
pada soal cerita.
Kemampuan analisis perlu diajarkan
untuk
kepada siswa agar mampu menyelesaikan
disampaikan
soal-soal cerita yang dihadapi oleh siswa.
dalam proses belajar mengajar sehingga
Soal cerita pada materi skala memiliki
mampu
tingkat kesulitan yang lebih tinggi bagi
tujuan
yang
berpikir
dapat
mencapai
alat
kemampuan
perlu
menggunakan simbol-simbol matematika
bersifat
memiliki
guru
pembelajaran
dengan sempurna. Karena kurang adanya
siswa.
media
pembelajaran
pelajaran
membuat
belajar
Sehinga
perlu
untuk
matematika masih besumber pada buku dan
mengembangkan
proses belajar mengajar masih berpusat
tingkat
pada guru. Hal ini mengakibatkan siswa
tersebut.
tinggi
adanya
membantu
kemampuan
dan
media
mengatasi
siswa
berpikir
masalah
menjadi kurang mampu menyelesaikan
Media DIMAS dapat digunakan
masalah matematika. Solusi yang diambil
untuk menarik minat belajar siswa pada
guru untuk mengatasi masalah tersebut
mata pelajaran matematika dan sekaligus
adalah dengan menerjemahkan bahasa soal
memudahkan siswa dalam menyelesaikan
ke
yaitu
masalah matematika pada materi skala.
yang
Selain itu, media DIMAS akan dapat
dalam
menggunakan
pemahaman
bahasa
siswa
keseharian
sederhana sehingga lebih mudah dipahami
digunakan
dalam
menanamkan
dan
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No.2, April 2017
55
mematangkan konsep pada materi tersebut.
Berpikir tingkat tinggi mengarahkan
Media DIMAS digunakan untuk membantu
pada siswa bahwa belajar bukan hanya
siswa
mengahafal
dalam
memahami
permasalahan
saja
melainkan
saling
dalam soal cerita dengan cara menganalisis
mengkaitkan antar konsep dengan infomasi
sesuai
Bloom pada
baru menjadi lebih bermakna. Berpikir
tingkat C4 (menganalisis) dan siswa dapat
tingkat tinggi erat kaitannya dengan teori
mengaplikasikan soal cerita
pada media
belajar kognitif dari David Ausubel karena
tersebut
berkembang
belajar bermakna artinya bahwa materi
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
yang dipelajari oleh siswa bukan hanya
kelas V SD. Pada materi perbandingan dan
dihafalkan saja melainkan harus memiliki
skala banyak sekali terdapat soal cerita
kebermaknaan. Diperlukan cara agar siswa
dimana siswa perlu memecahkan masalah
mampu
berpikir
tingkat
dari soal cerita tersebut.
satunya
dengan
menggunakan
dengan
taksonomi
sehingga
Munurut
mampu
Rofiah
(2013:
17)
menyatakan bahwa kemampuan berpikir
tingkat
tinggi
merupakan
penggunaan
pembelajaran
saat
tinggi
kegiaran
salah
media
belajar
mengajar.
Menurut
Kustandi
dan
Sutjipto
pikiran secara luas untuk menemukan
(2011: 8) media pembelajaran adalah alat
tantangan baru. Menurut Heong dalam
yang dapat membantu dan berfungsi untuk
Rofiah (2013: 17) berpikir tingkat tinggi
memperjelas
merupakan
dalam proses belajar mengajar sehingga
penggunaan
pikiran
untuk
pesan
mampu
pengetahuan
dan
dengan sempurna. Berdasarkan beberapa
memanipulasi informasi sehingga mampu
pengetian media di atas maka dapat ditarik
memecahkan
pengertian
kemampuan
permasalahan
adalah
alat
yang
digunakan guru dan mampu diidentifikasi
merupakan kegiatan berpikir yang bukan
oleh alat indra manusia untuk membantu
hanya
menjelaskan konsep materi yang abstrak
hafalan
tingkat
media
pembelajaran
tinggi
pada
berpikir
baru.
tujuan
disampaikan
menyelesaikan permasalahan menerapakan
sebelumnya
mencapai
yang
saja
akan
tetapi
kemampuan berpikir dapat menyelesaikan
menjadi
permasalahan
memahami
dari
pengalaman
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
dan
konkret
serta
mampu tercapai.
agar
tujuan
siswa
mampu
pembelajaran
56
Penerapan Media Diorama Skala terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi... Oleh: Laila Nurul Sufa, dkk. : 52–62
Jenis-jenis
media
pembelajaran
matematika antara lain: Media visual dua
Negeri 1 Ujungpandan kabupaten Jepara
pada materi perbandingan dan skala.
dimensi tidak transparan artinya media
dapat dilihat namun tidak dapat disentuh,
2. METODE
contohnya grafik, chart atau bagan, peta,
Penelitian dilakukan di kelas V SD
diagram, dan poster. Media visual dua
Negeri 1 Ujungpandan kabupaten Jepara.
dimensi yang transparan artinya media
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran
dapat dilihat dan dapat disentuh, contohnya
2016/2017 semester II pada tanggal 13-16
Film slide atau bingkai, OHP (Overhead
Februari 2017. Desain penelitian ini adalah
projector), film strip dan micro film. Media
Pre-Experimental dengan jenis one group
visual tiga dimensi artinya media dapat
pretest and posttest design yang dengan
dilihat, contohnya benda sesungguhnya,
menggunakan satu kelas eksperimen.
model, specimen
dan diorama. Media
Audio artinya media yang dapat digunakan
melalui
indra
pendengaran,
contohnya
Tabel 1
One Group Pretest Posttest
Pretest Perlakuan Posttest
radio, audio tape recorder, alat musik dan
CD
player
(Syafri,
pembelajaran
diorama.
yang
2016:
124).
diterapkan
Pengertian
diorama
Media
adalah
yang
O1
X
O2
Sumber : Sugiyono (2016: 74)
Teknik
sampel
yang
digunakan
disebutkan oleh Sujana dan Rivai dalam
dalam penelitian yang telah dilakukan
Ismilasari dan Hendratno (2013: 4) diorama
adalah menggunakan teknik sampel jenuh
adalah sebuah pemandangan tiga dimensi
artinya bahwa semua anggota populasi
yang mini bertujuan untuk menggambarkan
digunakan sebagai sampel. Sampel jenuh
pemandangan sebenarnya. Tujuan yang
akan digunakan karena jumlah populasi
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
kurang dari 30 atau peneliti menghindari
mengetahui
DIMAS
kesalahan yang besar maka digunakan
kemampuan
sampel ini. Instrumen penelitian berupa soal
berpikir tingkat tinggi siswa kelas V SD
dan lembar observasi. Pada soal maka diuji
(Diorama
penerapan
Skala)
media
terhadap
validitas, realibilitas, daya beda soal dan
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No.2, April 2017
57
teknik kesukaran untuk melihat hasil belajar
menggunakan media DIMAS) dan hasil
dan
siswa.
posttest (tes yang diberikan kepada siswa
untuk
sesudah diberikan pembelajaran dengan
kemampuan
Lembar
berpikir
observasi
kritis
digunakan
mengamati kemampuan berpikir kritis siswa
menggunakan media DIMAS).
pada lembar jawab, proses pembelajaran
dan penggunaan media DIMAS dalam
proses belajar mengajar.
penelitian
ini
post test adalah sebagai berikut.
120
Langkah-langkah yang dilaksanakan
dalam
Perbandingan nilai hasil pre test dan
didasarkan
pada
100
pretest
awal
20
penelitian dimana tes tersebut diberikan
0
setelah
siswa
saat
mendapatkan
52
44
60
40
pada
82,71
69,71
80
pengambilan datanya. Pengambilan data
dilaksanakan
100
92
Posttest
Nilai
Nilai Rata-rata
Tertinggi Terendah
penjelasan
Gambar 1
mengenai materi skala dan perbandingan
tanpa
menggunakan
media
Pretest
Grafik Hasil Pretest dan Posttest
DIMAS.
Dilanjutkan dengan proses belajar mengajar
Untuk mengukur berpikir tingkat
menggunakan media DIMAS, dan pada
akhir pembelajaran siswa diberikan soal
tinggi
tahap
analisis
posttest untuk dikerjakan. Pada langkah
mengidentifikasi,
akhir penelitian dilakukan analisis pada
permasalahan
hasil pretest dan posttest, serta dikakukan
matematika
pembahasan berdasarkan hasil tes dan
diaplikasikan pada media DIMAS agar
lembar observasi.
siswa mampu menyebutkan pengertian
siswa
berupa
materi
pada
indikator
diberikan
soal
pemecahan
skala
kemudian
skala, komponen skala, pengertian jarak
sebenarnya serta pengertian jarak pada
3. HASIL
gambar. Hasil menyebutkan pengertian
Hasil
penelitian
ini menemukan
bahwa bahwa terdapat perbedaan dari hasil
pretest (tes yang diberikan kepada siswa
sebelum diberikan pembelajaran dengan
skala ternyata seimbang dari jumlah siswa
14 yang dapat menjawab sebanyak 7 dan
yang tidak mampu menjawab sebanyak 7.
Pada indikator menyebutkan komponen
58
Penerapan Media Diorama Skala terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi... Oleh: Laila Nurul Sufa, dkk. : 52–62
pada skala siswa yang mampu menjawab
tepat.
sebanyak 11 dan yang tidak mampu
pengukuran hanya 1 siswa yang tidak
sebanyak 3. Pada indikator menyebutkan
mampu dan 13 siswa mampu mengukur
pengertian
dengan tepat.
jarak
pada
gambar
dan
menyebutkan pengertian jarak sebenarnya
sebanyak
5
dan
yang
tidak
mampu
menyebutkan sebanyak 9.
indikator
membaca
hasil
Kemampuan berpikir tingkat tinggi
tahap analisis pada indikator menemukan,
siswa mampu menemukan jarak sebenarnya
Untuk mengukur berpikir tingkat
tinggi
Pada
tahap analisis pada
pada media DIMAS berdasarkan masalah
indikator
yang ditemui dalam pemecahan masalah
membuat garis besar siswa diminta untuk
kemudian dilengkapai dengan konversi
mampu
satuan yang tepat maka semua siswa
menggaris
besarkan
maslaah
berdasarkan soal pemecahan masalah siswa
mampu
mampu menuliskan jawaban antara besar
berdasakan soal. Dalam menemukan jarak
skala, jarak sebenarnya dan jarak pada
pada gambar berdasarkan soal maka semua
gambar didapatkan siswa yang mampu
siswa mampu menerapkan jarak tersebut
sebanyak 13 dan yang tidak mampu
pada media DIMAS sehingga siswa dapat
menjawab
Untuk
menemukan jarak pada gambar lengkap
soal
dengan konversi satuannya. Pada indikator
pemecahan masalah yaitu didapatkan hasil
menemukan skala pada soal, semua siswa
semua
mampu menemukan skala.
sebanyak
menggarisbesarkan
siswa
1.
informasi
mampu
dari
mengelompokan
informasi yang diketahui dan ditanya pada
permasalahan.
menemukan
Indikator
menggunakan
jarak
sebenarnya
mengkaitkan
media
DIMAS.
dalam
Siswa
Kemampuan berpikir tingkat tinggi
mampu menunjukkan lokasi pada DIMAS
tahap analisis pada indikator mengukur,
sesuai dengan lokasi yang ada di soal.
siswa diharuskan untuk mengukur jarak
Hasilnya semua siswa mampu mencapai
antar objek berdasarkan pada permasalahan
indikator ini.
yang didapatkan yang tertuang dalam soal.
Pada kemampuan berpikir tingkat
Pada mengukur jarak dari skala 0 semua
tinggi tahap analisis memiliki indikator
siswa mampu melakukan dengan hasil yang
mengolah
diantaranya
siswa
mampu
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No.2, April 2017
59
menuliskan alur penyelesaian masalah dari
dengan perolehan nilai 100, 100, 100, 100,
soal pemecahan masalah hanya 3 siswa
100 memiliki presentase 35,71%. Untuk
yang tidak mampu dan 11 siswa yang
kategori baik terdapat 2 siswa dengan nilai
mampu
87,87 memiliki presentase 14,29%. Pada
menuliskan
alur
pemecahan
masalah soal dengan tepat. Saat siswa
kategori
memilih operasi hitung dan memeperoleh
nilai 69, 68, 68 memiliki presentase 21,43%
hasil yang tepat hanya 8 sedangkan 6 siswa
serta kategori kurang terdapat 4 siswa
tidak
dengan perolehan nilai 56, 56, 56, 56
mampu
memilih
operasi
hitung
sehingga tidak mendapatkan hasil yang
tepat
dalam
menyelesaikan
cukup terdapat 3 siswa dengan
memiliki presentase sebanyak 28,57%.
masalah.
Sebanyak 11 siswa mampu memberikan
Pembahasan
Menurut Beth dan Piaget dalam
kesimpulan dari hasil pemecahan masalah
dan 3 siswa tidak mampu menyimpulkan
Runtukahu (2014: 28) matematika adalah
pengetahuan
hasil.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
Tahap Analisis
yang
berkaitan
dengan
struktur abstrak dan saling berhubungan
antar
strukturnya
terorganisir
sehingga
dengan
baik.
mampu
Struktur
matematika yang abstrak ini memerlukan
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
Sangat
Baik
Baik
100-90
5
35,71%
89-79
2
14,29%
dengan media pembelajaran DIMAS karena
Cukup
78-68
3
21,43%
sesuai dengan karakteristik siswa yaitu
Kurang
67-56
4
28,57%
sesuai dengan
14
100%
Jumlah
cara
siswa
yang
berjumlah
14
memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
tahap
analisis
melalui
media
DIMAS
dengan kategori sangat baik ada 5 siswa
membantu
siswa
dalam
memahami konsep materi salah satunya
teori yang dikemukakan
oleh Jerome Bruner dalam Runtukahu (2014:
69)
Berdasarkan pada Tabel 2 bahwa
untuk
bahwa
siswa
matematika
membentuk
melalui
tiga
konsep
tahapan
diantaranya :
1) Tahap enaktif
Belajar
dengan
memanipulasi
yang konkret secara langsung.
objek
60
Penerapan Media Diorama Skala terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi... Oleh: Laila Nurul Sufa, dkk. : 52–62
2) Tahap Ikonik
ada
pada
kelompok
untuk
mengukur
Belajar dengan direpresentasikan dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
bayangan
pada tahap analisis yang telah ada indikator
visual
dari
benda-benda
konkret.
pencapaiannya
3) Tahap simbolik
lembar
dengan
observasi
menggunakan
untuk
saat
Siswa belajar dengan menggunakan
penggunaan
simbo-simbol matematika yang bersifat
menyelesaikan
abstrak
mengamati siswa sehingga guru mampu
tanpa
harus
menggunakan
madia pembelajaran atau alat peraga.
Oleh
karena
itu,
media
media
siswa
mengkategorikan
DIMAS
dalam
permasalahan
dan
siswa-siswa
tersebut
DIMAS
dalam kemampuan analisis sangat baik,
mampu menjembatani dalam pemahaman
baik, cukup dan kurang. Masing-masing
siswa dalam konsep matematika yang
kelompok wajib menyelesaikan permasalah
abstrak dalam objek yang konkreat terlebih
yang menjadi tanggungjawab kelompoknya
dahulu hingga siswa mampu menemukan
secara
sendiri konsep matematika yang abstrak.
sebanyak 14 siswa yang memiliki kategori
bergiliran.
Dari
jumlah
siswa
Kemampuan berpikir tingkat tinggi
baik ada 5 siswa, 2 siswa dengan kategori
sesuai dengan taksonomi Bloom salah
baik, 3 siswa dengan kategori cukup dan 4
satunya adalah tahap analasis (C4) dalam
siswa
Suhana (2014:
kategori
19)
bahwa
menguraikan,
kemampuan
mengidentifikasi,
dengan
sangat
kategori
memiliki
baik
kurang.
kemampuan
dan
baik
Siswa
analisis
adalah
50%
menyatukan bagian yang terpisah dan
digolongkan siswa mampu menganalsis,
menghubungkan
namun siswa berkemampuan analisis cukup
agar
menjadi
satu
kesatuan yang utuh. Sehingga kemampuan
dan
berpikir tingkat tinggi siswa diukur dengan
digolongkan siswa yang belum mampu
indikator yang telah ditentukan sehingga
berkemampuan analisis. Hal ini dapat
mampu mendapat data dari hasil observasi.
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
Saat kegiatan penyelesaian masalah dengan
tingkat tinggi siswa tahap analisis masih
menggunakan
perlu
media
DIMAS
guru
mengobservasi masing-masing siswa yang
kurang
memiliki
ditumbuhkan
perbandingan
presentase
karena
presentasenya
50%
hasil
adalah
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No.2, April 2017
61
seimbang yaitu 50% : 50%. Dari hasil
pancingan pertanyaan kepada siswa atau
penelitian,
berkemampuan
guru perlu memberikan pernyataan yang
analisis kategori sangat baik dan baik
membuat siswa termotivasi untuk aktif.
adalah siswa aktif menjawab pertanyaan
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
guru, aktif bertanya pada guru jika kurang
akan tumbuh jika siswa telah mampu
paham, melakukan analisis masalah dengan
memahami konsep materi yang dipelajari
tepat, dan mampu menerjemahkan masalah
dan siswa telah membangun konsep itu dari
dan menghubungkannya
diri mereka sendiri serta pengalaman yang
siswa
yang
pada media
DIMAS dengan tepat. Pada kategori siswa
dialami
yang berkemampuan analisis cukup adalah
membuktikan penerapan media DIMAS
siswa mampu menjawab pertanyaan guru
tepat dalam berpikir tingkat tinggi dilihat
apabila
dari
bahasa
masalah
(soal)
oleh
hasil
siswa
belajar,
tersebut.
maka
Untuk
dilakukan
diterjemahkan dalam bahasa yang mudah
perhitungan uji beda pula antara hasil
mereka pahami, siswa akan aktif dalam
pretest dan posttest seperti di bawah ini
proses pembelajaran jika guru memberikan
Tabel 3
Uji Beda Pretest dan Posttest
Subjek
Kelas V SDN 1
N
d
Md
∑𝒙2𝑑
t hitung
t tabel
69,71
14
182
13
2,25
5,79
2,14
82,71
14
Hasil
Rata-
Belajar
rata
Pretest
Posttest
Ujungpandan
Dari hasil pretest dan posttest kemudian
perbandingan nilai t hitung dan t tabel maka
dianalisis menggunakan uji t. Diketahui
didapatkan t hitung>t tabel sehingga H0 ditolak
bahwa nilai rata-rata awal (pretest) adalah
(terdapat
69,71
matematika siswa kelas V SD Negeri 1
sedangkan
nilai
rata-rata
akhir
perbedaan
hasil
(posttest) adalah 82,71. Dari hasil hitung uji t
Ujungpandan
diperoleh t hitung sebesar 2,14 dengan db=14-
menggunakan media DIMAS).
1 pada taraf signifikan 5% diperoleh t tabel
sebesar
5,79
Kemudian
dilakukan
setelah
diberi
belajar
perlakuan
62
Penerapan Media Diorama Skala terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi... Oleh: Laila Nurul Sufa, dkk. : 52–62
4. PENUTUP
Media
DIMAS
(Diorama
Skala)
mampu mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi tahap analisis dengan kriteria
sangat baik dan baik sebanyak 50% dan
kriteria
cukup
dan
kurang
dengan
persentase sebanyak 50%. Cara observasi
yang dilakukan guru untuk mengetahui
taraf kemampuan berpikir tingkat tinggi
tahap analisis perlu dilakukan ujicoba di
lapangan atau pembelajaran outdoor agar
komponen
analisis
menghubungkan
kejadian atau pengalaman yang dialami
dengan konsep yang didapatkan.
RUJUKAN
[1] Runtukahu, Tombokan dan Kardon,
Selpius. 2014. Pembelajaran Matematika
Dasar Bagi Anak Kesulitas Belajar.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
[2] Sugiyono. 2016. Dasar-dasar Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:
Alfabeta.
[3] Ismilasari, Yaashinta dan Hendratno.
2013. Penggunaan Media Diorama
untuk
Peningkatan
Ketrampilan
Menulis Karangan Narasi. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, (Online)
JPGSD
Vol
01,
No
02,
(http:/www.unesa.ac.id), diakses
1
November 2016.
[4] Syafri, Fatrima Santri. 2016. Pembelajaran
Matematika Pendidikan Guru SD/MI.
Yogyakarta: Matematika.
[5]
Rofiah, Emi. Aminah, Nonoh Siti. dan
Ekawati,
Elvin
Yusliana.
2013.
Penyusunan
Instrumen
Tes
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Fisika Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Fisika
Vol
1,
No
2,
(http:/download.portalgaruda.org)
diakses 22 Juni 2016.
Download