179 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dalam penelitian ini
menyimpulkan bahwa perkembangan kota-kota pelabuhan/pesisir tidak selalu
menunjukan menyebar merata ke segala arah dan cenderung berkembang
disepanjang pesisir pantai. hal tersebut yang terjadi di Kota Baubau pada tahun
1996-2011, dimana arah perkembangan fisik kota semakin kuat mengarah ke
bagian utara, timur dan barat yaitu semakin menjauh dari potensinya sebagai kota
pelabuhan/pesisir. Kondisi ini dapat dilihat dari bentuk perkembangan fisik seperti
kipas menjari dengan pola sebaran permukiman kosentris(concetric development),
linear(linear development) dan meloncat(leap frog development) ke kawasankawasan perbukitan.
Faktor kekuatan-kekuatan dinamis (gaya sentrifugal dan gaya sentripetal)
yang mempengaruhi perkembangan fisik Kota Baubau tersebut adalah faktor
kebijakan, kepadatan penduduk, topografi, aspek legalitas dan harga tanah murah,
fasilitas, dan kepemilikan kendaraan. Arah perkembangan fisik kota menunjukan
kesesuainya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Baubau tahun
2002, artinya bahwa kebijakan berpengaruh terhadap perkembangan fisik kota.
Hubungan pengaruh kebijakan dengan arah perkembangan kota, yakni tercermin
pada peraturan pemanfaatan ruang dan penempatan fasilitas umum di kawasan179
180
kawasan perbukitan(darat), sehingga diikuti oleh sebaran penduduk. Kawasan
permukiman meskipun jauh dari pusat kota bagi penduduk tidak terlalu menjadi
masalah. Kepadatan penduduk yang rendah(lahan yang masih luas dan penduduk
jarang), daerah datar, lahan yang murah, dekat fasilitas, dan kepemilikan
kendaraan lebih penting dibandingkan tinggal dekat pusat kota yang berdesakdesakan dan harga lahan yang semakin mahal. Hal inilah yang mendorong
munculnya permukiman-permukiman di kawasan perbukitan(darat) dan menjauhi
daerah-daerah pesisir/pelabuhan.
6.2.
Rekomendasi
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan untuk pemerintah Kota
Baubau sesuai dengan hasil kesimpulan adalah sebagai berikut ini:
1.
Agar perkembangan kota sesuai dengan rencana tata ruang yang diinginkan,
maka ada 2(dua) hal yang perlu diperhatikan: a), terkait dengan faktor untuk
menarik penduduk seperti kepastian status lahan(zonasi), pemberian fasilitas,
dan pemekaran wilayah; b). terkait dengan faktor penghambat, untuk
melindungi kawasan hijau dan sumber mata air, yaitu yang dapat ditempuh
melalui: zonasi, peraturan tata bangunan, disinsetif (tidak disediakanya
fasilitas pada lahan-lahan yang dilarang untuk pembangunan, dan pajak yang
tinggi).
2.
Pemerintah Kota Baubau diharapkan dalam perencanaan kota di masa yang
akan datang sehubungan dengan pola perkembangan kota yang meloncat
sebaiknya di kembangkan kota satelit/pusat-pusat baru untuk mengefisienkan
181
biaya pembangunan fasilitas kota seperti di bagian utara
Kelurahan
Waruruma dan bagian barat di Kelurahan Sula’a. pertimbanganya lokasi,
yaitu sangat strategis untuk fasilitas pelabuhan dan terminal sebagai fasilitas
pendukung kegiatan utama. Hudson dalam Pontoh(2008), mengemukakan
alternatif model struktur tata ruang kota salah satunya dengan model satelit
atau pusat-pusat baru yang berdasarkan atas sifat-sifat urban sprawl.
Sujarto(2004), mengatakan tujuan dari Kotabaru/pusat-pusat baru adalah
sebagai penunjang bagi eksistensi kota yang telah ada serta berkembang
(Supporting New Town). Sedangkan pola perkembangan kota yang linear
sebaiknya di dorong dengan pemerataan pengembangan fasilitas ke seluruh
bagian sisi lahan, agar perkembanganya tidak terkosentasi di sisi jalan utama
semata, hal ini untuk mencegah kemacetan lalulintas.
3.
Mengacu perkembangan fisik kawasan yang telah mengarah ke kawasan
penyangga hutan lindung, lereng-lereng bukit dan kawasan sempadan sungai
di bagian utara dan barat, maka diperlukan pengendalian terhadap area
terbangun di kawasan ini dengan cara partisipasi masyarakat dan pemberian
insetif dan disinsentif. Insentif diberikan jika masyarakat mampu menjaga
kelestarian lingkungan di sekitarnya berupa peringanan pajak, sedangkan
disinsentif diberikan jika penduduk melanggar aturan di wilayah sekitarnya,
berupa penambahan pajak dan pengurangan fasilitas umum.
4.
Buruknya layanan transportasi di Kota Baubau, mendorong tingginya angka
kepemilikan kendaraan pribadi. Pengaruh ini kemudian mendorong penduduk
untuk
menentukan
lokasi
bermukim
yang
diinginkan.
Sehingga
182
mempengaruhi perkembangan kota semakin meluas dan tidak teratur.
Dampaknya dimasa yang akan datang adalah kemacetan. Dengan demikian
diharapkan pada pemerintah setempat untuk segera memperbaiki layanan
transportasi umum.
5.
Maraknya penjualan tanah dengan harga murah pada daerah pinggiran kota,
karena di dorong oleh kondisi buruk sosial ekonomi masyarakat setempat.
Oleh karenaya untuk mengendalikan hal tersebut, maka perlu adanya insentif
atau pemberdayaan masyarakat setempat agar tingkat pendapatan mereka
lebih meningkat. Dengan demikian lahan-lahan yang merupakan daerah
penyangga dapat dilestarikan. Sedangkan harga tanah yang terlampau tinggi,
perlu pengendalian pemerintah melalui pengenaan pajak yang tinggi
Mengingat harga lahan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan kota.
Download