Volume 1. No. 1 Desember 2013 AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN, PERLU ATAU TIDAK ? (TINJAUAN KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA PADA PERUSAHAANPERUSAHAAN DI INDONESIA) Agus Sugiono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura Abstract Can not be denied the existence of the company is to bring a positive impact on economic growth, however, on the other hand will have a negative impact on social and environment. Phenomenon that underlies the need to develop social and environmental accounting (social and environmental Accounting) and a claim against the expansion of corporate responsibility. Social and environmental accounting suggest that a business entity can not be separated from the social environment in which the entity is located, so that the interaction between the two needs to be accommodated in the techniques and methods of accounting. This paper discusses the theoretical basis of social and environmental accounting and its application in Indonesia with the conclusion that the application of social and environmental accounting in Indonesia is still very low and the role of social and environmental accounting to be relevant as a solution to social problems faced by companies in Indonesia. Keywords : Corporate Responbility, Social and Environmental Accounting dan kreditur dengan mencapai tingkat laba PENDAHULUAN Pergeseran filosofis pengelolaan maksimum telah bergeser dengan adanya organisasi entitas bisnis yang mengalami konsep manajemen modern, dimana perubahan dari pandangan manajemen orientasi perusahaan dalam mencapai laba klasik ke manajemen modern khususnya di maksimum perlu dihubungkan dengan beberapa negara industri seperti Amerika tanggung jawab sosial perusahaan kearah dan Eropa telah melahirkan sebuah keseimbangan antara tuntutan para pemilik orientasi baru tentang tanggung jawab perusahaan, kebutuhan para pegawai, perusahaan. Pandangan Manajemen klasik pelanggan, pemasok, lingkungan dan juga tentang tanggung jawab perusahaan yang masyarakat umum, karena menurut hanya beorientasi kepada pemilik modal pandangan manajemen modern perusahaan 45 Volume 1. No. 1 Desember 2013 dalam menjalankan operasionalnya harus aktivitas sosial dan perlindungan terhadap berinteraksi dengan lingkungan sosialnya lingkungan kepada stakeholder perusahaan. dan sumber-sumber ekonomi yang Perusahaan tidak hanya menyampaikan digunakan oleh perusahaan semuanya informasi mengenai keuangan kepada berasal dari lingkungan sosial dimana investor dan kreditor yang telah ada serta perusahaan itu berada. Oleh karena itu calon investor atau kreditor perusahaan, perusahaan sebagai organisasi bisnis harus tetapi juga perlu memperhatikan mampu merespon apa yang dituntut oleh kepentingan sosial di mana perusahaan lingkungan sosialnya, sehingga entitas beroperasi. Bentuk tanggung jawab bisnis dan entitas sosial dapat saling perusahaan dan kepada siapa perusahaan berinteraksi dan berkomunikasi untuk bertanggung jawab dapat dijelaskan oleh beberapa teori. Dengan demikian, tanggung kepentingan bersama. Seiring perkembangan jawab dengan perusahaan tidak hanya konsep manajemen tersebut, para akuntan kepada investor atau kepada kredior tetapi juga bagaimana juga kepada pemangku kepentingan lain membicarakan permasalahan tanggung jawab sosial ini misalnya karyawan, dapat diadaptasikan dalam ruang lingkup suplier, konsumen, pemerintah, masyarakat, media, akuntansi (Hines, 1988) dalam Maksum organisasi industri, dan (1991), sehingga tujuan utama pelaporan kelompok kepentingan lainnya. keuangan guna memberikan informasi Berdasarkan uraian diatas dapat kepada para pemegang saham dan kreditur dipahami bahwa ide dasar yang melandasi menjadi ikut bergeser pula kearah perlunya dikembangkan akuntansi sosial kecenderungan bahwa perlunya pelaporan dan lingkungan (social and environmental yang bersifat dari luar organisasi Accounting), secara umum sebenarnya perusahaan (externality) dalam rangka adalah tuntutan terhadap perluasan memberikan informasi kepada beberapa tanggung jawab perusahaan. kelompok orang luar yang berkepentingan Sejak dekade tahun 70-an, masalah terhadap perusahaan. Akuntansi sosial dan externality ini terus menjadi isu penting lingkungan telah lama menjadi dikalangan profesi akuntan. Beberapa perhatian akuntan. Akuntansi ini menjadi penulis seperti Estes (1973), Bowman dan penting karena perusahaan Mason (1976), K.Most (1977), Carrol AB perlu menyampaikan informasi mengenai (1984), Henderson (1984) dan Chua (1990) 46 Volume 1. No. 1 Desember 2013 dalam (1991), tersebut tentunya dapat dipahami karena Sawardjono menggambarkan beberapa contoh kongkrit kelompok yang mendukung maupun yang yang dapat dianggap sebagai externality, tidak mendukung punya alasan keinginan antara lain seperti melaporkan jumlah terhadap kepentingan serta argumentasinya karyawan, jaminan kesehatan, informasi masing-masing. Di Indonesia sendiri, permasalahan tentang upaya pencegahan pencemaran lingkungan, standar kualitas, pengepakan akuntansi sosial dan lingkungan memang produk ramah lingkungan, penyaluran bukanlah hal yang baru, para pakar beasiswa pendidikan, kesempatan magang, akuntansi di Indonesia juga telah pelatihan kerja bagi mahasiswa, dan melakukan analisis dan studi tentang kepedulian sosial masyarakat kemungkinan penerapan akuntansi sosial kepada sekitar industri. Permasalahan penting dan lingkungan di Indonesia (Harahap, lainnya yang menjadi isu dikalangan para 1988); lihat juga Sudibyo (1988); akuntan sehubungan externality adalah Hadibroto (1988) dalam Suadi (1988), mengenai seberapa jauh perusahaan harus hanya saja akuntansi sosial dan lingkungan bertanggung jawab terhadap sosial ekonomi menjadi seluruhnya, dan akuntansi kurang populer karena bagaimana perlakuan kemungkinan perusahaan-perusahaan di yang untuk Indonesia memanfaatkan laporan tahunan tepat menggambarkan transaksi yang terjadi hanya sebagai laporan kepada Shareholders antara perusahaan dengan lingkungan dan Debtholders atau sebagai informasi bagi calon investor (Utomo, 2000). Sebuah sosialnya tersebut. (1988;1993;2001) analisis yang dilakukan oleh Sudibyo Harahap mengemukakan bahwa persoalan apakah (1988) dalam Suadi (1988) menyimpulkan perusahaan perlu mempunyai tanggung bahwa terdapat dua hal yang menjadi jawab sosial atau tidak, sampai saat ini kendala sulitnya penerapan akuntansi sosial masih terus merupakan perdebatan ilmiah dan lingkungan dalam sistem ekonomi kapitalis. Lebih jauh (1) lemahnya Harahap (2002) menyebutkan di Indonesia, tekanan sosial yaitu yang bahwa menghendaki pertanggungjawaban sosial fenomena ini merupakan bentuk dari perusahaan, dan (2) rendahnya kesadaran penyadaran kapitalis terhadap tanggung perusahaan di Indonesia tentang pentingnya jawab sosial perusahaan melalui penyajian pertanggung jawaban sosial. Sementara itu informasi akuntansi. Pro dan kontra artikel yang ditulis oleh Harahap (1988) 47 Volume 1. No. 1 Desember 2013 merekomendasikan perlunya dikembang- terciptanya tanggung jawab sosial kan konsep Sosio Economic Accounting perusahaan pada kondisi bisnis sekarang (SEA) di Indonesia karena lebih dekat ini?” dengan falsafah bangsa Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD KAJIAN PUSTAKA 1945. Definisi Perkembangan yang demikian mendorong lingkungan pesat saat Akuntansi Sosial dan bisnis Lingkungan ini telah perusahaan-perusahaan Istilah Akuntansi Sosial dan di lingkungan (Social and environmental Indonesia menuju kearah kesadaran akan Accounting) sebenarnya bukan merupakan pentingnya sehingga pertanggungjawaban perlu dianalisis sosial, istilah baku dalam akuntansi. Para pakar kembali akuntansi membuat istilah masing-masing penerapan akuntansi sosial dalam situasi untuk menggambarkan transaksi antara dan kondisi perekonomian Indonesia perusahaan dengan lingkungannnya. sekarang ini. Perusahaan sebagai salah satu Ramanathan (1976) dalam Suadi (1988) pelaku pembangunan dituntut untuk mempergunakan istilah Social Accounting menjaga kelestarian lingkungan dan sosial dan mendefinisikannya sebagai proses masyarakat. Dalam menganalisis rencana pemilihan variabel-variabel investasi modal maka perusahaan perlu menentukan tingkat prestasi yang sosial mempertimbangkan biaya sebagai dampak perusahaan baik secara internal maupun sosial dan lingkungannya. eksternal. (1988) menggunakan Responsibility Rumusan masalah Berangkat Parker (1986) dalam Suadi dari istilah Accounting, Sosial yang berkembangnya merupakan cabang dari ilmu akuntansi. tuntutan dan kesadaran tanggungjawab Sementara itu Belkoui dalam Harahap sosial perusahaan, pro dan kontra terhadap (1993) membuat suatu terminologi Socio konsep akuntansi sosial dan lingkungan Economic Accounting (SEA) yang berarti (social and environmental Accounting), dan proses pengukuran, pengaturan dan pengembangannya di Indonesia (Harahap, pengungkapan dampak pertukaran antara 1988), maka timbullah suatu permasalahan: perusahaan dengan lingkungannya. “Perlukah penerapan akuntansi sosial dan Akuntansi sosial dan lingkungan lingkungan di Indonesia dalam mendorong merupakan ilmu akuntansi yang bekerja 48 Volume 1. No. 1 Desember 2013 dalam ruang Environmental dalam mendefinisikan biaya lingkungan, lingkup Management System. Pendapat lain juga hal ini tergantung pada seberapa besar mengatakan bahwa akuntansi sosial informasi yang dipergunakan dan skala lingkungan mengidentifikasi, menilai, dan serta lingkup pengujiannya (Astuti, 2002). mengukur aspek penting dari kegiatan Hadibroto dan Sudibyo dalam suadi sosial ekonomi perusahaan dan negara (1988) dan para pakar akuntansi di dalam memelihara kualitas hidup Indonesia menggunakan istilah Akuntansi masyarakat sesuai dengan tujuan yang telah Pertanggungjawaban Sosial (APS) sebagai ditetapkan (Haniffa, 2002). Sedangkan akuntansi akuntansi sosial lingkungan yang yang mengenai memerlukan terlaksananya laporan pertanggung- didefinisikan oleh Ramanathan (1996) jawaban sosial perusahaan. Hendriksen adalah proses seleksi variabel-variabel (1994), menggambarkan akuntansi sosial kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan lingkungan sebagai suatu pernyataan dan prosedur pengukuran, yang secara tujuan, serangkaian konsep sosial dan sistematis mengembangkan formasi yang metode pengukurannya, struktur pelaporan bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja dan komunikasi informasi kepada pihak– sosial perusahaan dan mengkomunikasikan pihak yang berkepentingan. Pernyataan informasi kepada kelompok sosial yang Hendriksen (1994) tersebut memberikan tertarik baik di dalam maupun di luar gambaran tentang hubungan mendasar perusahaan. Gray (1998) menjelaskan antara konsep bahwa akuntansi pertangunsg jawaban lingkungan sosial adalah "accounting for dihasilkan, akuntansi dengan sehingga sosial informasi secara dan yang kongkrit environmental degradation and reducing informasi tersebut dapat dijadikan bahan effects of our society an future generation". pertimbangan dalam pengambilan Sedangkan Akuntansi biaya lingkungan keputusan. menurut Julius (1999) adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi Berdasarkan beberapa uraian diatas, biaya-biaya pada dasarnya definisi yang diberikan oleh lingkungan hidup dan pengintegrasian para pakar akuntansi mengenai akuntansi biaya-biaya ini ke dalam pengambilan sosial dan lingkungan memiliki keputusan usaha serta pengkomunikasian karakteristik yang sama, sebagaimana yang hasilnya perusahaan. para stakeholders dikemukakan oleh Ramanathan (1976) Perusahaan berbeda-beda dalam Suadi (1988), yaitu Akuntansi sosial kepada 49 Volume 1. No. 1 Desember 2013 berkaitan erat dengan Akuntansi sosial dan lingkungan masalah: (1) Penilaian dampak sosial dari kegiatan dipertimbangkan karena akan menjadi entitas bisnis, (2) mengukur kegiatan perhatian bagi pemegang saham dengan tersebut (3) melaporkan tanggungjawab cara mengurangi biaya yang berhubungan sosial perusahaan, dan (4) sistem informasi dengan lingkungan sehingga diharapkan internal dan eksternal penilaian dengan pengurangan biaya sosial dan atas terhadap sumber-sumber daya perusahaan lingkungan tersebut akan menciptakan kualitas sosial dan lingkungan yang lebih dan dampaknya secara sosial ekonomi. Setelah melihat beberapa defenisi baik. Selain itu, tujuan akuntansi sosial dan tentang akuntansi sosial dan lingkungan di lingkungan juga untuk menjembatani atas, selanjutnya kita lihat beberapa alasan kepentingan perusahaan dengan pemangku mengapa menginginkan kepentingan manajer implementasi akuntansi sosial dan tersebut secara untuk menyeluruh. mengetahui Hal kegiatan lingkungan ini berhasil (EPA, 1995), perusahaan dalam menangani pencemaran lingkungan serta kewajiban perusahaan atas diantaranya: 1. Akuntansi sosial memerlukan cara memandang lingkungan masalah tersebut melalui laporan keuangan dan dalam perusahaan. Selain itu, hal tersebut juga baru lingkungan bertujuan biaya untuk memenuhi tuntutan perusahaan, kinerja, dan keputusan terhadap undang-undang yang menyangkut perusahaan. Top management akan kewajiban memperhitungkan keuntungan diperoleh apabila lingkungan (environmental yang liabilities). mengadopsi akuntansi sosial dan lingkungan. Keterlibatan Akuntan dalam Penerapan 2. Akuntansi sosial dan lingkungan bukan Akuntansi Sosial dan Lingkungan semata-mata permasalahan akuntansi Gray dan Walters (1993) dan informasi diperlukan oleh semua mengemukakan ada dua alasan yang kelompok entitas, desainer, mendorong akuntan terlibat pada masalah baik chemists, engineers, manajer produksi, sosial dan lingkungan yaitu: operator, staf keuangan, manajer 1. Masalah sosial dan lingkungan pada lingkungan maupun akuntan sehingga dasarnya merupakan masalah bisnis. diperlukan Hal ini dapat berakibat pada perubahan untuk menyatukan pasar dan akan membawa dampak pada pandangan antar kelompok. 50 Volume 1. No. 1 Desember 2013 7) Pengembangan dunia bisnis dan akuntan dituntut untuk teknik-teknik memberikan perhatian dan berperan akuntansi yang mengekspresikan serta mulai dari penentuan biaya, harta, penetapan nilai aset sampai dengan bernuansa ekologi. penghitungan tingkat resiko utang dan biaya yang yang Dengan memperhatikan lingkup pekerjaan disebabkan oleh kerusakan lingkungan akuntan tersebut membawa konsekuensi sebagai akibat dari kegiatan bisnis. 2. Masalah lingkungan perubahan bagi tugas akuntan yaitu: membutuhkan Akuntan Keuangan kegiatan audit (dalam bahasa teknis Keterlibatan akuntansi keuangan meliputi: akuntansi, audit antara lain diartikan 1. Menyusun neraca yang didalamnya sebagai prosedur pemeriksaan laporan mencakup keuangan, Penetapan nilai aset; Hutang; Biaya tak mulai dari pengkajian dokumen sampai dengan pemberian akun-akun berikut: terduga; rekomendasi). Selanjutnya Gray dan 2. Menyusun laporan keuangan yang Walters (1993) memaparkan bahwa didalamnya Akuntansi lingkungan mencakup tujuh yang berkaitan dengan pengelolaan hal berikut ini: limbah/ 1) Akuntansi untuk resiko lingkungan; sampah 2) Akuntansi untuk penilaian kembali 3. Menyusun aset dan proyeksi modal mencakup 3) Analisis biaya terutama untuk area kunci (key areas) perusahaan seperti mencakup laporan biaya-biaya dan kebersihan tahunan gambaran untuk yang kinerja sosial dan lingkungan; energi,limbah, dan perlindungan 4. Menyusun laporan kerjasama dengan lingkungan 4) Investasi bank, manajer lembaga keuangan,dan yang didalamnya menyangkut faktor lingkungan lembaga asuransi. Akuntan manajemen 5) Pengembangan system informasi Dalam hal ini akuntan manajemen bertugas: akuntansi (SIA) baru 6) Mengukur terhadap cost 1. Menyusun rencana bisnis termasuk and benefits program-program pengembangan lingkungan 51 munculnya biaya-biaya baru menyangkut masalah lingkungan; yang Volume 1. No. 1 Desember 2013 2. Membuat cost and benefits analysis karena itu, pelaporan informasi akuntansi dengan pengembangan sosial dan lingkungan mencakup informasi adanya akuntansi tentang kontribusi lingkungan lingkungan; 3. Menyusun analisis biaya dan efisiensi alam, dengan adanya energi, sumber daya manusia program-program (karyawan) dan keterlibatan masyarakat terhadap aktivitas bisnis dan kinerja pengembangan lingkungan. keuangan Akuntan sistem perusahaan, dampak-dampak Sedangkan akuntan sistem berperan untuk: ekonomis, sosial, dan ekologis yang positif 1. Merencanakan berbagai perubahan dan negatif dari aktivitas bisnis perusahaan pada system informasi manajemen terhadap lingkungan karyawan (MIS); 2. Merencanakan berbagai dan perusahaan energi, masyarakat lainnya, perubahan shareholders pada system pelaporan keuangan. alam, untuk serta kontribusi mengatasi masalah masalah sosial, ekonomis, dan ekologis. Pengungkapan Lingkungan Hidup (Andreas Lako 2003). Selanjutnya Menurut Belkaoui (1980), konsep Saudagaran (2001) menyarankan tiga tipe akuntansi sosial mengharuskan dan lingkungan pengungkapan dari lingkungan, yaitu: 1) untuk environmental disclosure; 2) employee perusahaan melaporkan interaksi ekonomis dan sosial disclosure; 3) value added statements. antara perusahaan dengan lingkungannya. Seiring Hal itu dikarenakan dengan perusahaan Akuntansi Pernyataan Keuangan Standar No.1 (PSAK) memperoleh nilai tambah karena kontribusi paragraf kesembilan dinyatakan bahwa masyarakat sekitar termasuk lingkungan perusahaan dapat pula menyajikan laporan hayati. Rusaknya lingkungan hayati berarti tambahan seperti laporan mengenai menimbulkan biaya sosial yang harus lingkungan hidup dan laporan nilai tambah ditanggung oleh masyarakat termasuk (value added statement), khususnya bagi perusahaan sebagai bagian dari masyarakat. industri dimana faktor-faktor lingkungan Pelaporan atau pengungkapan informasi hidup memegang peranan penting dan bagi akuntansi sosial dan lingkungan terkait industri yang menganggap pegawai sebagai dengan aspek-aspek interaksi antara kelompok pengguna laporan organisasi perusahaan dengan lingkungan memegang peranan penting. sosial dan lingkungan fisiknya (alam). Oleh Suhendah (2005), bentuk 52 yang Menurut pelaporan Volume 1. No. 1 Desember 2013 akuntansi sosial lingkungan dikenal dengan akuntansi sosial yaitu: istilah triple bottom line reporting yang mengidentifikasikan dan (1) mengukur mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan kontribusi sosial neto periodik suatu lingkungan yang berbeda dan satu perusahaan, yang meliputi bukan hanya perusahaan ke perusahaan lainnya karena manfaat dan biaya sosial yang di internalisasikan keperusahaan, namun juga perbedaan budaya dan negara. FASB (1999) di dalamnya memuat timbul dari eksternalitas yang bahwa semua informasi yang tidak bisa mempengaruhi segmen-segmen sosial yang dikategorikan dalam laporan keuangan berbeda, (2) membantu menentukan apakah utama bisa dimasukkan dalam media strategi dan praktik perusahaan yang secara pelaporan yang lain. Hal ini juga berlaku langsung mempengaruhi untuk informasi biaya-biaya berkaitan sumberdaya dan status relatifitas individu, dengan lingkungan yang bisa dirangkum masyarakat dan segmen-segmen sosial dalam suatu wujud pelaporan akuntansi adalah konsisten dengan prioritas sosial lingkungan hidup menjadi pelengkap bagi yang diberikan secara luas pada satu pihak laporan keuangan (Satriawan dan Djasuli, dan aspirasi individu pada pihak lain, (3) 2001). Di Indonesia, hal ini juga sudah memberikan dengan cara yang optimal, diatur di PSAK (2007) khususnya di PSAK kepada semua kelompok sosial, informasi 33 mengenai Akuntansi Pertambangan yang relevan tentang tujuan, kebijakan, Umum yang sudah mewajibkan perusahaan program, strategi dan kontribusi suatu pertambangan untuk melaporkan biaya perusahaan terhadap tujuan-tujuan sosial pengelolaan lingkungan hidup dalam perusahaan. Berdasarkan tujuan akuntansi sosial yang diuraikan diatas dapat dipahami laporan keuangan. bahwa akuntansi sosial berperan dan Tujuan akuntansi sosial dan lingkungan menjalankan fungsinya sebagai bahasa Adapun tujuan akuntansi sosial dan bisnis yang mengakomodasi masalahlingkungan menurut Hendriksen (1994) masalah sosial yang dihadapi oleh adalah untuk memberikan informasi yang perusahaan, sehingga pos-pos biaya sosial memungkinkan pengaruh kegiatan yang dikeluarkan kepada masyarakat dapat perusahaan terhadap masyarakat dapat di menunjang operasional dan pencapaian evaluasi. Ramanathan (1976) dalam Suadi tujuan jangka panjang perusahaan. (1988) juga menguraikan tiga tujuan dari 53 Volume 1. No. 1 Desember 2013 Pengukuran akuntansi dan pengukuran yang dapat diapakai, antara sosial lain: (1) Penilaian pengganti, yaitu jika nilai lingkungan Dalam pertukaran yang terjadi antara dari perusahaan dan lingkungan sesuatu tidak dapat langsung sosialnya ditentukan, maka dapat mengetimasikannya terdapat dua dampak yang timbul yaitu dengan nilai pengganti (2) Teknik survey, dampak positif atau yang disebut juga yaitu mencakup cara-cara untuk dengan manfaat social (Social benefit) dan mendapatkan informasi dari kelompok dampaknegatif yang dengan masyarakat tentang pengukuran aktifitas disebut pengorbanan sosial (Social Cost). Masalah sosial perusahaan (3) Biaya perbaikan dan yang timbul adalah bagaimana mengukur pencegahan, yaitu biaya-biaya perbaikan kedua dampak tersebut. Menurut Harahap yang dikeluarkan (1993), masalah pengukuran akuntansi sebuhubungan sosial memang rumit, jika sosialnya karena langsung dapat dicatat dan mempengaruhi wewnang perusahaan dengan (4) dibandingkan dengan transaksi biasa yang independen, oleh Penilaian yaitu kepada lingkungan dari penilai memberikan suatu pihak untuk luar posisi keuangan, maka dalam akuntansi mengukur aktifitas sosial perusahaan (5) sosial terlebih dahulu harus diukur dampak Putusan pengadilan, yaitu dengan suatu positif dan dampak yang keputusan negatif jauh Harahap kekuatan hukum. ditimbulkan oleh perusahaan. Lebih yang mempunyai Secara empiris beberapa perusahaan (1993) menguraikan beberapa metode yang biasa di Amerika seperti IBM, Chase Manhattan dipakai dalam pengukuran Akuntansi sosial corporation, Bank of Minneapolis telah yaitu; (1) Menggunakan penilaian dengan memaparkan informasi sosial secara menghitung Opportunity cost approach (2) kuantitatif dalam laporan keuangannya, Menggunakan daftar kuesioner (3) yang menunjukkan pengukuran atas praktik Menggunakan hubungan antara kerugian pengukuran dampak sosial perusahaan massal dengan permintaan untuk barang mereka ( Sonhadji, 1989). perorangan dalam menghitung kerugian masyarakat (4) Menggunakan reaksi pasar Pelaporan, pengungkapan (disclosure) dalam menentukan harga. Zulfikar (1989) (1987) memberikan akuntansi sosial dan lingkungan dalam beberapa Sonhadji Menurut Belkoui (1985) yang dikutip teknik oleh Harahap (1993), pelaporan dalam 54 Volume 1. No. 1 Desember 2013 akuntansi sosial, berarti memuat informasi modal, calon investor dan pihak-pihak luar yang menyangkut dampak positif atau (stakeholders) lainnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh berkepentingan. Praktik yang juga pengungkapan perusahaan. Pelaporan ini menurut Belkoui sosial (social disclosure) dalam laporan (1980) dalam Sawardjono (1991) didasari tahunan perusahaan telah dilakukan relevan atau tidaknya informasi tersebut, dinegara negara Eropa barat, Amerika dan relevansi ini tergantung pada para Serikat, Australia, Selandia Baru, pemakai informasi. Menurut Sawardjono Singapura dan Malaysia. Keadaan ini turut (1991), peningkatan kebutuhan informasi mendorong perusahaan-perusahaan untuk ini dapat dilihat dari semakin banyaknya mengungkapkan secara sukarela untuk perusahaan yang telah melaporkan setiap periode mengenai lingkungan tanggungjawab sosialnya. Di negara-negara sosialnya, sehingga dapat menunjukkan maju seperti Amerika, Kanada, Inggris, kepada kepada pihak-pihak yang Australia dan Jepang, pelaporan ini sudah berkepentingan terhadap laporan tahunan merupakan hal yang lazim. Estes (1976) perusahaan yang dapat menjelaskan dalam Sondhaji (1989) menggambarkan kepedulian dan kepekaan sosial suatu Praktik pelaporan akuntansi sosial yang entitas bisnis. terdiri dari : (1) Praktik yang sederhana, Di negara Amerika Serikat praktik yaitu laporan terdiri dari uraian akuntansi pengungkapan sosial ini sudah dimulai sosial yang tidak disertai dengan data sejak tahun 1970-an dan sampai saat ini kuantitaif, baik satuan uang maupun satuan FASB telah banyak merekomendasikan yang lainnya (2) Praktik yang lebih maju, secara lebih spesifik tentang standar yaitu laporan terdiri dari uraian akuntansi pelaporan externalities. Davidson (1993) sosial dan disertai dengan data kuantitatif memberikan contoh FAS No. 5 yang (3) Praktik yang paling maju, yaitu laporan mengatur tentang penyajian dampak sosial dalam bentuk kualitatif, perusahaan juga khususnya mengenai dampak lingkungan. menyusun laporannya dalam bentuk neraca Davidson (1993) seorang direktur yang Selanjutnya dengan semakin menangani urusan lingkungan di Ernst dan berkembangnya pasar modal, perusahaan- Young consulting Washington, mengatakan perusahaan melaporkan dan bahwa saat ini SEC (Stock Exchange mengungkapkan aktifitas sosial untuk Commission) telah menerapkan review bagi memberikan informasi kepada pemilik perusahaan-perusahaan yang mengungkap- 55 Volume 1. No. 1 Desember 2013 kan dampak lingkungan dalam laporan kecenderungan perusahaan mengungkapkan informasi positif daripada informasi tahunan mereka. Namun pengungkapan negatif. demikian, informasi sosial di Amerika Serikat sampai saat ini masih bersifat kerelaaan (Voluntary TINJAUAN PENERAPAN Disclosure) dan bukan merupakan suatu AKUNTANSI SOSIAL DAN kewajiban (Mandatory Disclosure), tetapi LINGKUNGAN DI INDONESIA kecenderungan yang terjadi Untuk adalah membahas permasalahan perusahaan mengungkapkan aktifitas sosial bagaimana penerapan akuntansi sosial dan tersebut untuk mendeskripsikan lebih jauh lingkungan di Indonesia, maka akan tentang kiprah suatu perusahaan dalam diuraikan terlebih dahulu tentang krisis ekonomi menjalankan fungsi-fungsi sosialnya. yang dihadapi oleh bangsa Disamping itu penelitian-penelitian Indonesia yang dilakukan diluar negeri dan kaitannya dengan juga permasalahan sosial yang terjadi pada menunjukkan bahwa di Inggris Ince dan beberapa perusahaan. Kemudian akan di Davut (1997), Tsang dan Eric WK (1998) bahas peran akuntansi sosial dan di Singapura, Hackson dan Milne (1996) di lingkungan dalam mendorong terciptanya Selandia Baru, Adam et.al (1997) di enam tanggungjawab sosial perusahaan pada negara Eropa (Prancis, Jerman, Swiss, kondisi bisnis sekarang ini, yang didasarkan Inggris, dan Belanda) dan penelitian pada uraian teoritis sebelumnya. Andrew et.al (1989) di Malaysia dan Singapura membuktikan pengungkapan Krisis Ekonomi Di Indonesia Krisis ekonomi di Indonesia yang sosial perusahaan sudah menjadi hal yang lazim dilaksanakan dengan penekanan berkepanjangan sejak tahun 1997 telah bahwa perusahaan besar lebih banyak mendongkrak bangsa ini pada posisi krisis mengungkap informasi sosialnya multi dimensi pada hampir seluruh aspek dibandingkan dengan perusahaan kecil. kehidupan. Khususnya jika dilihat secara Deegan dan Gordon (1991) dalam lebih rinci pada aspek ekonomi, sendi-sendi Heny dan Murtanto (2001) mengemukakan perekonomian (Investasi, produksi dan bahwa sebagian besar pengungkapan yang distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan dilakukan masih oleh bersifat perusahaan-perusahaan kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya kualitatif, dan jumlah korban PHK, tingginya angka 56 Volume 1. No. 1 Desember 2013 Upaya-upaya pemerintah menyakin- pengangguran, menurunnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, dan kan dunia Internasional akan stabilitas akhirnya bermuara pada bertambahnya sosial politik dan keamanan belum angka-angka jumlah peduduk yang berada menunjukkan tanda-tanda yang berarti dibawah garis Dengan karena tidak didukung oleh data dan fakta kemiskinan. tingginya suku bunga diatas enam puluh yang sebenarnya, bahkan beberapa investor persen pada puncak krisis saat itu, sangat asing berencana melakukan relokasi bisnis sulit bagi sektor perbankan untuk dan investasinya ke negara Asia Tenggara menggulirkan kredit, ditambah ketatnya lainnya seperti ke Vietnam,Thailand dan aturan likuiditas disektor perbankan sebagai Kamboja yang dianggap lebih kondusif akibat dari akumulasi kredit macet grup untuk berinvestasi seperti kasus pabrik Konglomerat dan anak perusahaan dari sepatu di Tangerang, Banten dan Sidoarjo, bank-bank pemerintah mendorong Jawa Timur. bermasalah melakukan Dengan demikian dapat disimpulkan likuidasi, restrukturisasi dan rekapitalisasi perbankan. bahwa krisis ekonomi dan krisis sosial di Menurut Ramli (1998), krisis Indonesia sampai saat ini masih menjadi ekonomi yang melanda bangsa Indonesia dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, dan mengakibatkan timbulnya berbagai hal pengaruhnya terhadap dunia bisnis sangat yang tidak pasti, sehingga indikator- signifikan, sehingga perusahaan yang ingin indikator ekonomi seperti tingkat suku menjalankan operasional bisnisnya di bunga, laju inflasi, nilai tukar, indeks harga Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari saham gabungan, dan sebagainya sangat permasalahan sosial yang sedang dihadapi rentan terhadap isu-isu sosial. Hal ini oleh bangsa ini. Permasalahan sosial bagi membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek perusahaan memang bukan menjadi target politik dapat mengundang sentimen pasar utama, karena banyak faktor-faktor lain yang bemuara pada instabilitas ekonomi. seperti investasi, permodalan, produksi, Kondisi seperti ini tentunya berdampak pemasaran yang berkaitan langsung dengan sangat buruk bagi peta bisnis dan iklim aktifitas normal sebuah perusahaan, tetapi investasi di Indonesia terutama untuk konsekuensi dari interaksi antara mendapatkan kepercayaan investor asing perusahaan dengan lingkungan yang sedang yang ingin menanamkan modalnya di mengalami krisis sosial menjadi tidak dapat Indonesia. dihindari. 57 Volume 1. No. 1 Desember 2013 Kasus sosial dan lingkungan diatas Permasalahan sosial dalam dunia bisnis sebenarnya masih banyak kasus-kasus lain di Indonesia yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan Permasalahan sosial seringkali timbul di Indonesia. Tentunya gambaran ini dalanm dunia bisnis di Indonesia. Hal ni semakin menunjukkan betapa dunia usaha seringkali dikibatkan kurangnya perhatian sangat rentan dengan berbagai masalah pihak perusahaaan terhadap keberadaan sosial dan lingkungan. Beberapa kasus lingkungan sosial dan sekitarnya. Adanya maraknya aksi demo buruh, penjarahan konsep Corporate Sosial Responbility gudang, perusakan gedung kantor dan (CSR) sangat perlu dikembangkan untuk pabrik, dan penggarapan lahan perusahaan mengatasi masalah ini. Tabel. Berikut ini karena masyarakat menyakini tanah rakyat beberapa kasus sosial dan lingkungan yang dan hak-hak rakyat yang dirampas oleh dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Kasus Sosial dan Lingkungan pada Dunia Bisnis di Indonesia penguasa pada masa lalu, semakin menguatkan fakta tentang stabilitas sosial dan lingkungan mempengaruhi entitas bisnis. Peran Akuntansi Sosial dan Lingkungan Situasi dan kondisi seperti yang telah diuraikan diatas menuntut suatu entitas bisnis untuk mampu mengakses kepentingan lingkungan sosialnya yang diikuti pelaporan dengan dan pihak-pihak yang kepada berkepentingan sebuah pengungkapan sehingga laporan melahirkan (output) yang mendeskripsikan segala aspek yang dapat mendukung kelangsungan hidup sebuah entitas. Disinilah peran akuntansi diharapkan dapat merespon lingkungan sosialnya sebagai perwujudan kepekaan dan kepedulian entitas bisnis terhadap lingkungan sosialnya. 58 Volume 1. No. 1 Desember 2013 Akuntansi sosial dan lingkungan khususnya pada prinsip Responsibility yang secara teoritis mensyaratkan perusahaan berbicara tentang bagaimana entitas bisnis harus melihat lingkungan sosialnya antara bertanggung jawab kepada stakeholders lain masyarakat, pekerja, dan juga lingkungan, Satyo (2001) menulis konsumen, pemerintah dan pihak lain yang dapat bahwa prinsip dasar Good Corporate menjadi pendukung jalannya operasional Governance (pengelolaan yang baik), ini karena pergeseran jawab mengharuskan tanggung perusahaan untuk perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran memberikan laporan bukan hanya kepada inilah perusahaan harus mampu mengakses pemegang saham, calon investor, kreditur lingkungan sosialnya, setelah itu untuk dan pemerintah semata tetapi juga kepada menindak lanjuti dan mengukur kepekaan stakeholders lainnya, seperti masyarakat tersebut perusahaan memerlukan informasi umum, konsumen, serikat pekerja dan secara periodikal, sehingga informasi ini karyawan perusahaan secara individu. Saat diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi semua ini tuntutan pengelolaan pihak perusahaan dengan baik (Good Corporate (Shareholders, stakeholders, debtholders). Governance) juga telah menjadi issue Akuntansi sosial dilaksanakan atas dasar global, dimana aktifitas sosial yang dijalankan oleh suatu multinasional entitas bisnis, selanjutnya perusahaan-perusahaan yang menjalankan diproses operasionalnya di Indonesia selalu berusaha berdasarkan prinsip, metode dan konsep meningkatkan transparansi dan akuntansi untuk diungkapkan bagi pihak- akuntabilitas publik, sehingga perusahaan pihak yang berkepentingan, kemudian dari tidak hanya mementingkan motif bisnisnya informasi yang informasi akan pengguna saja, tetapi juga harus memperhatikan aspek dihasilkan menentukan lingkungan dapat dan masyarakat. Harahap kebijakan selanjutnya untuk aktifitas sosial (1993) memberikan contoh bagaimana dan kebijakan bagi lingkungan sosial penerapan kepedulian sosial perusahaanperusahaan di Indonesia yang ditunjukkan entitas bisnis yang dijalankan. Kemudian jika permasalahan dalam akuntansi sosial ini dikaitkan dengan kegiatan bentuk partisipasi keagamaan prinsip dasar Good Corporate Governance beasiswa pendidikan. (GCG) yang menjadi isu penting pengelolaan perusahaan saat sekarang ini, 59 dan sponsorship penyaluran Volume 1. No. 1 Desember 2013 Untuk melihat lebih jauh praktik Praktik pengungkapan sosial (Social pengungkapan sosial lingkungan dalam Disclosure) di Indonesia Praktik pengungkapan sosial bagi laporan tahunan perusahaan di Indonesia, perusahaan di Indonesia mengungkapkan yang ingin para peneliti akuntansi telah melakukan sosialnya berbagai penelitian seperti yang dilakukan lingkungan dapat berpedoman kepada standar yang oleh Utomo (2000); Heny dan Murtanto telah dikeluarkan dan diatur oleh Ikatan (2001). Hasil riset tersebut menemukan Akuntan Indonesia, dimana secara implisit bahwa telah mengakomodasi perusahaan di Indonesia tersebut. mengungkapkan 3 (tiga) tema utama dalam hal Sebagaimana tertulis pada Pernyataan pengungkapan sosialnya, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) NO 1 ketenagakerjaan, produk dan konsumen dan (Revisi 1998). Paragraf 9 yang berbunyi tema kemasyarakatan. sebagai berikut: “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan Penelitian nilai tambah (value dilakukan oleh seperti Utomo (2000) tersebut juga menyimpulkan laporan mengenai lingkungan hidup dan bahwa laporan yang pengungkapan sosial oleh added perusahaan-perusahaan di Indonesia relatif statement), khususnya bagi industri dimana masih sangat rendah, dan diduga faktor-faktor lingkungan hidup memegang perusahaan tidak memanfaatkan laporan peranan penting dan bagi industri yang tahunan sebagai media komunikasi antara menganggap pegawai sebagai kelompok perusahaan dan Stakeholders lainnya. pengguna laporan yang memegang peranan Sementara penelitian Heny dan Murtanto penting”. Berdasarkan PSAK diatas, (2001) menunjukkan bahwa tingkat perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat pengungkapan sosial di Indonesia masih melaporkan kegiatan lingkungannya untuk sosial dan relatif rendah yaitu 42,32 %. Pengungkapan dikomunikasikan sosial lingkungan dilakukan oleh kepada pihak luar dalam bentuk laporan perusahaan paling banyak ditemui pada nilai tambah, sehingga dapat dipahami bagian catatan atas laporan keuangan dan bahwa upaya tanggungjawab untuk sosial pelaporan tipe pengungkapan yang paling banyak lingkungan digunakan adalah tipe naratif kualitatif. perusahaan sudah diakomodir oleh profesi akuntan di Indonesia. 60 Volume 1. No. 1 Desember 2013 perusahaan SOLUSI PERMASALAHAN untuk mendeteksi secara Berdasarkan penjabaran dan uraian langsung stabilitas lingkungan sosial dan yang telah menunjukkan sebelumnya, hubungannya dengan kelangsungan hidup dikemukakan bahwa dunia usaha di perusahaan, dan disinilah peran akuntansi Indonesia saat ini sedang menghadapi sosial lingkungan mengkomunikasikan berbagai masalah sosial dan lingkungan. hubungan antara entitas bisnis dengan Berbagai masalah sosial dan lingkungan entitas sosial melalui pengungkapan sosial yang timbul disebabkan memang oleh bukan disclosure) perusahaan secara responsifnya periodik, sehingga dapat menjembatani dan tidak perusahaan-perusahaan mutlak (sosial Indonesia meminimalisir permasalahan-permasalahan di terhadap lingkungan sosial, tetapi turut sosial yang muncul pada dunia usaha dipengaruhi faktor-faktor makro lainnya. (entitas bisnis) di Indonesia. Penerapan Namun demikian beberapa kasus yang pengungkapan sosial diuraikan tersebut diatas membuktikan lingkungan di Indonesia masih sangat bahwa dunia bisnis di Indonesia sangat rendah dibuktikan oleh hasil penelitian rentan dengan konflik sosial lingkungan, Utomo (2000); Heny dan Murtanto (2001) dan ini tidak terlepas dari perubahan yang mengindikasikan pula bahwa praktik lingkungan sosial seperti peta politik dan akuntansi sosial lingkungn di Indonesia era reformasi. Permasalahan-permasalahan masih sangat rendah, sehingga kesimpulan sosial yang dihadapi oleh perusahaan di analisis Sudibyo (1988) dalam Arief Suadi Indonesia juga terjadi karena lemahnya (1988) yang menyatakan bahwa kesadaran penegakan peraturan tentang tanggung akan pertanggungjawaban sosial lingkungn jawab sosial lingkungan perusahaan, perusahaan di Indonesia sangat rendah misalnya tentang aturan ketenagakerjaan, sampai saat ini secara umum masih dapat pencemaran lingkungan, perimbangan bagi diterima dengan hasil suatu industri dalam era otonomi empiris penerapan melihat bukti-bukti akuntansi sosial lingkungan bagi perusahaan-perusahaan di daerah. Perlunya informasi lengkap untuk Indonesia. mengetahui masalah sosial lingkungan yang berkenaan langsung Rekomendasi Harahap (1993) dengan tentang perlunya pengembangan akuntansi lingkungan sosial lingkungan suatu entitas sosial dan lingkungan di Indonesia dinilai bisnis dapat menjadi pertimbangan bagi masih relevan untuk dapat menciptakan 61 Volume 1. No. 1 Desember 2013 suatu kondisi stabilitas sosial dari akuntansi sosial dan lingkungan serta lingkungan sosial suatu entitas bisnis, penerapannya sehingga diperlukan kepedulian di Indonesia diuraikan dan sebagai berikut : kepekaan suatu entitas bisnis terhadap 1. Akuntansi Sosial dan lingkungan masih permasalahan sosial dan lingkungan yang menjadi pro dan kontra di dunia turut terciptanya akuntansi sampai saat ini mengingat lingkungan masih terdapatnya pro dan kontra mendukung tanggungjawab sosial dan tentang sejauh mana perusahaan harus perusahaan di Indonesia. Dengan demikian makalah ini merekomendasikan pengungkapan sosial bertanggung jawab kepada lingkungan sosialnya; dan lingkungan pada laporan tahunan 2. Akuntansi perusahaan hendaknya bukanlah merupakan pengungkaapan secara sukarela (Voluntary disclosure), tetapi dapat Sosial dan lingkungan didefinisikan oleh para pakar akuntansi sebagai proses untuk mengukur, mengatur dan melaporkan dampak dipikirkan untuk menjadi suatu keharusan interaksi antra perusahaan (Mandatory disclosure). Disinilah peran lingkungan sosialnya; dengan organisasi dan profesi akuntan dituntut 3. Untuk mengukur manfaat social (Social untuk merespon perkembangan lingkungan Benefit) maupun pengorbanan social dunia bisnis di Indonesia yang senantiasa (Social Cost) dapat dipergunakan cara berubah dengan sangat cepat. penilaian pengganti, teknik survey dan keputusan dari pengadilan, dan pengungkapan sosial bagi setiap entitas beberapa teknik lainnya yang pelaku bisnis di Indonesia diharapkan direkomendasikan oleh para ahli dan mampu bukti-bukti empiris praktik akuntansi Selanjutnya implementasi menciptakan informasi dari yang bermanfaat, sehingga entitas bisnis tidak sosial di Amerika; rentan terhadap masalah–masalah diluar 4. Pelaporan dan pengungkapan sosial di perekonomian (misalnya masalah sosial beberapa negara maju sudah lazim dan politik). dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar kepedulian KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan uraian tentang 62 untuk sosial mendeskripsikan lingkungannya kepada para pemakai laporan keuangan; Volume 1. No. 1 Desember 2013 5. Penerapan akuntansi sosial dan 7. Peran dan penerapan akuntansi sosial lingkungan di negara Indonesia masih lingkungn mengalami kendala-beberapa kendala, Indonesia untuk dapat mendorong diantaranya kesadaran dunia bisnis terciptanya tanggungjawab sosial yang masih rendah dan kurangnya lingkungan perusahaan yang penegakan diharapkan aturan tentang perlu dikembangkan mampu di meminimalisir tanggungjawab sosial perusahaan di permasalahan-permasalahan sosial Indonesia; lingkungan yang dihadapi oleh entitas sosial bisnis di Indonesia, sehingga terjadinya perusahan-perusahaan di Indonesia juga iklim investasi yang sehat dan stabilitas masih sangat rendah karena diduga ekonomi yang tangguh. 6. Praktik pengungkapan perusahaan masih berorientasi kepada para Shareholder dan Debtholders saja; 63 Volume 1. No. 1 Desember 2013 DAFTAR PUSTAKA : Adam, Carol, A, Coorporate Sosial Reporting Practices in Western Europe 1989: Legitimating Corporate behavior, Working Paper, Departement of Accounting and Finance, University of Glasglow, England. Adrew, BH. FA. Gaul, et.al, 1989. A Note of Corporate Sosial Disclosure Practise in Developing Cotries : The Cases of Malaysia and Singapore, British Accounting Review, Vol.21 pp. 371-376. Astuti, Sri , 2002. “Akuntansi Biaya Lingkungan. Suatu Konsep dan Permasalahannya”. Media Akuntansi, Tahun IX (28) hal 58-62. Belkaoui, Ahmed dan Philip G. Karpik , 1989. Deteminants of The Corporate Decision to Decision to Disclosee Social Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol 2 (17), Page 36-51 Davidson, 1993. Environmental Financial disclosure : What to say and where to say it, Chemical Week, December edition, USA: published by UMI database Journal. Gray.Rob, Jan Bebbington, Diane Walter. 1993. Accounting For the EnvironmentPublished in Association with the Chartered Association of Certified Accountant. London: Paul Chapman Publishing Ltd. Hackston, David and Markus J Milne, 1996. Some Determinant of Sosial and Enviromental Disclosures in New Zealand Companies, Accounting, Auditing ad Accountability Journal, Vol.9. No 1 pp.77-108. Haniffa, R.M and Cooke, T.E. 2002. “Culture, Corporate Governance and Disclosure in Malaysian Corporatioan” ABACUS, 38 (3), 317-350. Harahap Sofyan Safri. 1988.Sosio Economic Accounting (SEA) : Menyoroti etika dan tanggung jawab social perusahaan, Majalah Akuntansi No. 3 bulan Maret. Harahap Sofyan Safri. 2002. Teori Akuntansi, edisi satu, cetakan ke dua, Jakarta: Rajawali Press. Harahap Sofyan Safri. 2001. Menuju perumusan Teori Akuntansi Islam, Jakarta: Pustaka Quantum. Hendriksen Eldon.S. 1994. Accounting Theory, USA: Third Edition, Mc.Hill. Heny dan Murtanto. 2001. Analisis pengungkapan social pada Laporan Tahunan, Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Jakarta: Universitas Trisakti. 64 Volume 1. No. 1 Desember 2013 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 1999. Standar Akuntansi Keuangan, buku satu, Jakarta: Salemba empat diterbitkan untuk IAI . Ikhsan, A dan Ishak, M. 2005. Akuntansi keprilakuan, Jakarta: Salemba Empat. Ince, Davult. 1997. Determinant of Sosial and environmental Discolusre of UK Company, paper , Interdiciplinary Perspective o Accounting Conference, Manchester, England. Kholis, Azizul (2003). Analisis Tentang Pentingnya Tanggung Jawab Dan Akuntansi Sosial Perusahaan.Media Riset Akuntansi, Auditing Dan Informasi, Vol 3 No. 2. Agustus 2003 : 101-132. Lako, Andreas, 2003. Problema Internasional dalam Pelaporan Informasi Akuntansi Sosial Lingkungan “Media Akuntansi, Tahun X (31) hal 52-58. Maksum Azhar, 1991. Pengaruh Kebudayaan atas beberapa aspek akuntansi, majalah akuntansi, no. 4 bulan April. Ramli, Rizal, 1999. Masa Depan Ekonomi Indonesia, makalah, disampaikan Pada seminar nasional sehari Pemulihan Ekonomi Indonesia, ISEI cabang Medan, 13 Pebruari 1999, di Medan. Satyo. 2001. Pengungkapan Sosial dalam Laporan tahunan, artikel, Media Akuntansi, Edisi 17/April Mei,2001, Jakarta: PT.Intama Artha Indonesia. Saudagaran, Sharokh , 2001. International Accounting: A User Perspektive ?. Thomson Learning. Satriawan Bambang dan Mohammad Djasuli. 2001. Penerapan Akuntansi Keuangan Terhadap Masalah Lingkungan Indonesia, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.3 Hal 577-581. Sawardjono. 1991. Pencantuman Kegiatan Eksternal ke dalam Laporan Keuangan, Akuntansi, No 4 April. Sonhadji Ahmad, 1989. Akuntansi Sosial : Perananya dalam mengukur tanggung jawab social perusahaan, suatu tinjauan analitis, majalah akuntansi, no. 10 bulan Oktober. Suadi Arief. 1988. Akuntansi Sosial : Implikasi dan Kemungkinan Pengembangan di Indonesia, majalah akuntansi, no. 11 bulan Nopember. Suhendah, Rousilita (2005). Social Environmental Accounting, Sustainability dan Triple Bottom Line Reporting. Jurnal Akuntansi, Tahun IX (01). 65 Volume 1. No. 1 Desember 2013 Tsang, Eric, WK., 1998. A Longitudinal Study of Corporate Sosial Reporting in Singapore : The Cases of Banking, Food and Beverages and Hotel Industries, Accounting, Auditing and Accountability journal, Vol.11 No 5,pp. 624-635. US.EPA. (1995). Process Design Manual: Land Application of Sewage Sludge and Domestic Septage, Septage, Office of Research and Development. EPA/625/R-95/001.US.EPA Washington, D.C. Utomo Muslim, 2000. Praktik pengungkapan sosial pada laporan tahunan perusahaan di Indonesia,Lapora penelitian, Simposium Nasional Akuntansi III, IAI Kompertemen Akuntan Pendidik , Jakarta. 66