BAB I - Kementerian Perindustrian

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan bagian dari penyumbang
utama sektor Industri pengolahan di Indonesia karena keunggulannya sebagai subsektor Industri padat karya dan telah memasok kebutuhan pasar domestik. Kedua hal
tersebut telah berdampak positif terhadap kesempatan berusaha dan kesempatan
kerja bagi masyarakat Indonesia. Data statistik tahun 2012 menunjukkan bahwa
terdapat kurang lebih 2,7 juta IKM (sumber: BPS, diolah Direktorat Jenderal IKM)
yang tersebar di wilayah Indonesia serta menyumbang sekitar 34,09% terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) Industri.
Oleh karena keunggulannya yang signifikan tersebut telah berdampak luas
terhadap perekonomian nasional, maka sub-sektor IKM selayaknya mendapat
perhatian yang nyata dari Pemerintah untuk menjaga eksistensi dan kesinambungan
usaha serta memfasilitasi pengembangan skala usahanya.
Salah satu permasalahan yang dihadapi IKM adalah penggunaan mesin
dan/atau peralatan yang masih sederhana, sehingga produktivitas dan kualitas
produknya rendah, yang mengakibatkan rendahnya daya saing produk. Disamping itu
para pelaku IKM tidak memiliki modal untuk investasi mesin dan/atau peralatan baru
dan kurang mampu mengakses ke lembaga keuangan baik bank maupun non-bank.
Selain hal tersebut di atas, situasi persaingan di pasar dalam negeri juga
semakin tajam akibat banyaknya produk-produk dari negara lain yang lebih murah.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Pemerintah menganggap perlu untuk
mengambil langkah-langkah dalam upaya peningkatan daya saing IKM. Untuk itu
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian, telah
melaksanakan Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM sejak Tahun 2009 sampai
tahun 2014 yang menyentuh hampir semua sektor IKM.
Berdasarkan hasil evaluasi program Restrukturisasi Mesin dan Peralatan
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian selama 5
(lima) tahun, program ini telah meningkatkan produktivitas, kuantitas maupun kualitas
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
1
produk IKM. Program ini juga disambut positif oleh IKM, tercermin dari meningkatnya
jumlah pemohon/peserta untuk program tersebut. Sebagai gambaran output program
dari tahun 2009 - 2014, telah disalurkan lebih dari 55 milyar rupiah kepada lebih dari
420 IKM dan telah mampu meningkatkan investasi mesin/peralatan sebesar lebih dari
200 milyar rupiah.
Sehubungan dengan hal tersebut maka Kementerian Perindustrian melalui
Direktorat Jenderal IKM memutuskan untuk melanjutkan program tersebut pada
Tahun Anggaran 2015, dengan menambah jenis komoditi industrinya dan penyesuaian
mesin/peralatan serta mekanisme program tersebut.
B. DASAR HUKUM
1.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
2.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2015;
3.
Keputusan Presiden RI Nomor 143/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Pejabat
Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian;
4.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;
5.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 11/M-IND/PER/3/2014 tentang Program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Kecil dan Industri Menengah;
6.
Peraturan
Menteri
Perindustrian
Nomor
46/M-IND/PER/6/2014
tentang
Perubahan Peraturan Menteri Nomor 11/M-IND/PER/3/2014 tentang Program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Kecil dan Industri Menengah;
7.
Peraturan
Menteri
Perindustrian
Nomor
21/M-IND/PER/2/2015
tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor 11/M-IND/PER/3/2014 tentang
Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Kecil dan Industri
Menengah;
8.
Peraturan
Direktur
Jenderal
Industri
Kecil
dan
Menengah
Nomor
01/IKM/PER/I/2014 tentang Pedoman Pengelolaan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2015 di Lingkungan Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah;
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
2
9.
Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal Industri dan Menengah
Nomor 02/IKM/I/2014 tentang Penunjukan dan Pengangkatan Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Pengujian dan Penandatanganan SPM dan Bendahara
Pengeluaran DIPA Tahun Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah Kementerian Perindustrian.
10. Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2015 Nomor : SP DIPA-019.05-0/2015
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Program Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Kecil Menengah Tanggal 14 November 2014.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Petunjuk
Teknis
ini
dimaksudkan
sebagai
pedoman
pelaksanaan
program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Kecil dan Industri Menengah dengan
tujuan untuk membantu perusahaan IKM melakukan peremajaan mesin dan/atau
peralatan
dalam
peningkatan
teknologi,
efisiensi
dan
produktivitas
untuk
meningkatkan daya saing.
D. SASARAN
Program yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015 ini, diharapkan dapat
meningkatkan investasi pada IKM secara nasional sekitar Rp. 40.000.000.000,- (empat
puluh milyar rupiah), sehingga terjadi peningkatan efisiensi produksi, produktivitas,
kualitas, daya saing dan ragam produk, serta peningkatan kesempatan kerja.
E. PENGERTIAN
1.
Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Kecil dan Industri
Menengah adalah program pemberian keringanan pembiayaan pembelian
mesin/peralatan dari Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian kepada
perusahaan industri kecil dan menengah yang terbukti telah melakukan pembelian
mesin/ peralatan baru yang seluruhnya telah terpasang di lokasi perusahaan yang
bersangkutan.
2.
IKM adalah industri kecil dan menengah yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 11/MIND/PER/3/2014.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
3
3.
Industri Kecil (IK) peserta program adalah industri memenuhi ketentuan
sebagaimana pada Peraturan Menteri Perindustrian no 11/M-Ind/PER/3/2014
Pasal 3 huruf a dan memiliki tenaga kerja tetap paling banyak 19 orang.
4.
Industri Menengah (IM) peserta program adalah industri memenuhi ketentuan
sebagaimana pada Peraturan Menteri Perindustrian no 11/M-Ind/PER/3/2014
Pasal 3 huruf b dan memiliki tenaga kerja tetap paling banyak 99 orang.
5.
Besarnya keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan adalah persentase
tertentu dari nilai pembelian mesin/peralatan atau sejumlah nilai maksimum yang
ditentukan.
6.
Mesin/peralatan adalah mesin dan atau peralatan yang digunakan untuk proses
produksi dan atau penunjang proses produksi.
7.
Mesin/Peralatan Produksi Dalam Negeri adalah mesin/peralatan yang dibuat di
dalam negeri yang dibuktikan dengan surat pernyataan perusahaan pembuat
mesin dan/atau peralatan dan diketahui oleh pejabat dari instansi yang
membidangi perindustrian pada Kabupaten atau Kota tempat perusahaan
pembuat mesin/peralatan tersebut berlokasi.
8.
Mesin/peralatan baru adalah mesin/peralatan yang seluruh komponennya adalah
baru dan belum pernah digunakan secara komersial.
9.
Periode Pembelian adalah batasan waktu yang tercantum pada dokumen
mesin/peralatan dan dokumen pembayaran mencakup periode mulai tanggal 1
Agustus 2014 sampai dengan 31 Oktober 2015.
10. Dokumen pembelian meliputi dokumen mesin/peralatan dan dokumen
pembayaran.
11. Dokumen mesin/peralatan adalah dokumen yang berupa Invoice/Faktur
Pembelian, Packing List, Bill of Lading, Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau B.C
2.3, Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), Bukti Pengiriman dan
Penerimaan Barang di Pabrik.
12. Dokumen pembayaran adalah dokumen pelunasan pembayaran yang dilakukan
melalui
mekanisme
perbankan,
antara
lain
melalui
transfer
(TT/RTGS/Pemindahbukuan), Letter of Credit dan atau pembayaran melalui
penggunaan cek/bilyet giro yang ditujukan pada nama yang sesuai nama penjual
dalam invoice. Kwitansi pembelian yang dapat digunakan sebagai bukti
pembayaran adalah kwitansi untuk pembelian mesin dan/atau peralatan dengan
nilai maksimum Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per mesin dan/atau
peralatan.
13. Berkas permohonan adalah dokumen wajib yang dipersyaratkan dalam tahap
permohonan mengikuti program.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
4
14. Berkas permohonan pencairan dana program adalah dokumen wajib yang
dipersyaratkan dalam tahap permohonan pencairan.
15. Berkas permohonan realisasi pencairan dana program adalah adalah dokumen
wajib yang dipersyaratkan dalam tahap permohonan realisasi pencairan.
F. RUANG LINGKUP
1.
Program restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM adalah pemberian
potongan harga dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian kepada IKM
yang telah terbukti melakukan pembelian mesin dan/atau peralatan dan/atau
hasil rekayasa baru (bukan bekas) sesuai ketentuan Petunjuk Teknis (Juknis);
2.
Bagi Industri Kecil (IK) besarnya potongan harga adalah sebesar 35% (tiga
puluh lima persen) dari nilai pembelian mesin dan/atau peralatan, khusus
pembelian mesin dan/atau peralatan buatan dalam negeri sebesar 45% (empat
puluh lima persen);
3.
Bagi Industri Menengah (IM) besarnya potongan harga adalah sebesar 25% (dua
puluh lima persen) dari nilai pembelian mesin dan/atau peralatan, khusus
pembelian mesin dan/atau peralatan buatan dalam negeri sebesar 35% (tiga
puluh lima persen);
4.
Besarnya potongan harga adalah maksimal Rp.500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) dan minimal Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per perusahaan per
tahun;
5.
Perusahaan IKM dapat mengajukan permintaan potongan harga mesin dan/atau
peralatan dalam program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan maksimal 3
(tiga) kali;
6.
Direktur IKM Wilayah I/II/III dapat menetapkan jumlah maksimum anggaran
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM dan/atau menetapkan komoditi
prioritas yang berada dalam wilayah pembinaannya, dengan tetap mengacu
kepada potensi masing-masing propinsi dalam rangka pemerataan dan
penyebaran penerima program;
7.
Sumber pembiayaan untuk pembelian mesin dan/atau peralatan oleh IKM dapat
berasal dari salah satu sumber atau kombinasi beberapa sumber pembiayaan,
baik dari kredit perbankan, sewa-beli (leasing) dari Lembaga Keuangan Bukan
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
5
Bank (LKBB), kredit Vendor Mesin, termasuk Baitul Mal wa Tanwil (BMT) yang
berbadan hukum, Koperasi Simpan Pinjam, dan Lembaga Keuangan lainnya,
maupun dana sendiri dari IKM;
8.
Mekanisme permohonan potongan harga dilakukan secara langsung, yaitu
dimana IKM yang mengajukan permohonan harus telah membeli mesin dan/atau
peralatan dan seluruhnya sudah terpasang di lokasi IKM yang bersangkutan;
9.
Potongan harga diberikan setelah seluruh mesin dan/atau peralatan yang
dimohonkan tiba di lokasi pabrik perusahaan IKM dan sudah terpasang, dengan
lampiran bukti-bukti pembelian mesin dan/atau peralatan yang benar dan sah
sesuai dengan ketentuan dalam Juknis ini;
10.
Dalam pelaksanaan kegiatan Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM,
Kementerian Perindustrian menetapkan Lembaga Pengelola Program (LPP) untuk
membantu penanganan pelaksanaan program.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
6
BAB II
PENGORGANISASIAN
A. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan IKM dibiayai melalui DIPA Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian. Dalam pelaksanaan
program ini, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah mempunyai tugas sebagai
berikut :
1) Menyiapkan Petunjuk Teknis perihal pelaksanaan dan hal-hal yang berka
2) itan dengan Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM;
3) Menyiapkan dokumen anggaran dan administrasi lainnya untuk pencairan dana
potongan harga;
4) Mengadakan jasa Lembaga Pengelola Program (LPP) sesuai peraturan tentang
pengadaan barang /jasa Pemerintah yang berlaku;
5) Membentuk Tim Pengarah dan Tim Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau
Peralatan IKM;
6) Melakukan sosialisasi program kepada perusahaan IKM dan instansi terkait;
7) Menerima dan memproses pengajuan permohonan potongan harga Program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM dari perusahaan IKM di wilayah yang
telah ditentukan oleh Kementerian Perindustrian dengan dibantu oleh Lembaga
Pengelola Program (LPP);
8) Memberikan keputusan terhadap permohonan potongan harga dari perusahaan IKM
berdasarkan laporan hasil verifikasi LPP dan rekomendasi dari Tim Teknis;
9) Melaksanakan akad Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) dalam program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM terhadap permohonan potongan harga
yang telah disetujui;
10) Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN dalam hal permohonan
potongan harga disetujui. Dalam hal permohonan potongan harga tidak dapat
disetujui, menyampaikan Surat Pemberitahuan penolakan kepada perusahaan IKM
yang bersangkutan; dan
11) Melakukan supervisi, pengendalian dan evaluasi program. Dalam pelaksanaan tugas
tersebut, Kementerian Perindustrian membentuk Tim Pengarah yang diketuai oleh
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
7
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, serta
beranggotakan para pejabat terkait di Kementerian Perindustrian dan instansi terkait
lainnya. Tugas Tim Pengarah adalah memberikan arahan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian program.
12) Untuk membantu tugas Tim Pengarah, Kementerian Perindustrian membentuk Tim
Teknis yang diketuai oleh Direktur IKM Wilayah terkait (I/II/III), yang beranggotakan
perwakilan dari unsur-unsur pelaksana (Tenaga Ahli atau Praktisi). Tugas Tim Teknis
adalah memberikan pertimbangan teknis terhadap permohonan mengikuti program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM termasuk memberikan rekomendasi
perusahaan yang layak mendapatkan bantuan untuk diusulkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat IKM Wilayah terkait.
B. LEMBAGA PENGELOLA PROGRAM (LPP)
LPP bertugas membantu Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian
Perindustrian dalam teknis operasional pengelolaan dan pemantauan program,
melaksanakan verifikasi dan monitoring pembelian mesin dan/atau peralatan serta tugas
lain sesuai dengan perjanjian kerjasama, yang mencakup :
1) Menyediakan ”Pos Pelayanan” di lokasi tertentu yang ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah;
2) Menerima Surat Permohonan Potongan Harga program Restrukturisasi Mesin
dan/atau Peralatan IKM dari perusahaan IKM berikut kelengkapan dokumennya
sesuai dengan yang disyaratkan dalam Juknis;
3) Memeriksa kelengkapan seluruh syarat administrasi serta kesesuaiannya dengan
dokumen asli kemudian diberikan tanda verifikasi kebenaran dokumen yang
dipertanggung jawabkan;
4) Melakukan verifikasi harga mesin dan/atau peralatan dengan cek silang kepada
berbagai pihak sesuai standar penilaian dan verifikasi harga yang berlaku;
5) Melakukan verifikasi terhadap keabsahan, legalitas, dan domisili vendor;
6) Memeriksa kesesuaian antara mesin dan/atau peralatan dengan dokumen
pembeliannya termasuk keberadaan mesin dan/atau peralatan dalam keadaan
terpasang di lapangan dan memasang tanda/stiker pada mesin dan/atau peralatan
tersebut;
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
8
7) Menyiapkan Rapat Tim Teknis (RTT) sesuai keperluan dan menyiapkan konsep Berita
Acara Rapat Tim Teknis (BARTT) terhadap hasil verifikasi LPP;
8) Menyiapkan
Surat
Perjanjian
Pemberian
Bantuan
(SPPB)
dalam
program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM dan menyelenggarakan akad dan/atau
Addendumnya untuk ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah dan perusahaan IKM pemohon;
9) Menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan pencairan dana
potongan
harga
oleh
Kementerian
Perindustrian
ke
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN);
10) Bersama dengan Kementerian Perindustrian mensosialisasikan program kepada
perusahaan IKM dan instansi terkait;
11) Melakukan pendampingan kepada pemohon dalam penyusunan proposal kelayakan
usaha;
12) Menyampaikan laporan tertulis mencakup Laporan Pendahuluan, Laporan Sementara
dan Laporan Akhir;
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
9
BAB III
KETENTUAN DAN PERSYARATAN
A. KRITERIA IKM PENERIMA PROGRAM
Penerima potongan harga pembelian mesin dan/atau peralatan pada program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Kecil dan Industri Menengah
mencakup perusahaan IKM yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Merupakan IKM yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Pasal 3
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 11/M-IND/PER/3/2014;
2) Mempunyai tenaga kerja paling banyak 99 (sembilan puluh sembilan) orang bagi
industri menengah, dan paling banyak 19 (sembilan belas) orang bagi industri kecil;
3) Dalam program ini, industri kecil yang memiliki tenaga kerja lebih dari 19 (sembilan
belas) orang masuk dalam kelompok industri menengah;
4) Mempunyai legalitas dan berbadan usaha Indonesia berupa PT / CV / Koperasi /
Firma serta perusahaan perorangan;
5) Memiliki izin industri (TDI/IUI) sebagai IKM yang berdomisili di wilayah Republik
Indonesia;
6) Memiliki sertifikat SNI bagi IKM yang memproduksi produk yang mempersyaratkan
SNI Wajib;
7) Telah melakukan pembelian mesin dan/atau peralatan baru dan/atau rekayasa
(bukan bekas) mulai tanggal 1 Agustus 2014 dan telah terpasang di lokasi sesuai ijin
industri yang dimiliki selambat-lambatnya tanggal 30 September 2015;
8) Tidak ikut serta dalam program sejenis di lingkup Kementerian Perindustrian;
9) Jenis industri yang dapat mengikuti program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan
IKM sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21/MIND/PER/2/2015 tanggal 20 Februari 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 11/M-IND/PER/3/2014 Tentang
Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Kecil dan Industri
Menengah.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
10
B. KRITERIA MESIN DAN/ATAU PERALATAN
Mesin dan/atau peralatan yang dapat disertakan dalam program Restrukturisasi Mesin
dan/atau Peralatan IKM harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Terkait dengan proses produksi utama termasuk mesin dan/atau peralatan
pendukungnya;
2. Merupakan mesin dan/atau peralatan baru dan/atau rekayasa (bukan bekas dan/atau
bukan rekondisi) buatan tahun 2012 keatas;
3. Meningkatkan efisiensi produksi dan/atau produktivitas kerja dan/atau kualitas
produk dan/atau menambah ragam produk;
4. Jenis mesin dan/atau peralatan yang dapat diikutsertakan dalam program
Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM secara lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran 2 Petunjuk Teknis ini.
C. NILAI KERINGANAN POTONGAN HARGA
1. Bagi Industri Kecil (IK) besarnya potongan harga sebesar 45% (empat puluh lima
persen) dari harga pembelian mesin dan/atau peralatan buatan dalam negeri, dan
selain itu sebesar 35% (tiga puluh lima persen), dengan nilai maksimal Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan minimal Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) per perusahaan per Tahun Anggaran.
2. Bagi Industri Menengah (IM) besarnya potongan harga sebesar 35% (tiga puluh lima
persen) dari harga pembelian mesin dan/atau peralatan buatan dalam negeri, dan
selain itu sebesar 25% (dua puluh lima persen), dengan nilai maksimal Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan minimal Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) per perusahaan per Tahun Anggaran.
3. Untuk pembelian menggunakan valuta asing digunakan kurs pajak yang berlaku pada
saat pembelian mesin; dan
4. Dalam hal terdapat perbedaan nilai potongan harga pada SPPB dengan invoice
dan/atau
bukti-bukti
pembayaran,
maka
Kementerian
Perindustrian
berhak
menetapkan besarnya nilai potongan harga berdasarkan nilai terendah yang
dibulatkan dalam nominal ribuan terendah.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
11
D. SUMBER PENDANAAN
1. Dana Sendiri
2. Dana Pinjaman :
1) Bank Pelaksana
a. Bank Pemerintah dan/atau Bank Swasta Nasional;
b. Bank Asing yang mempunyai cabang di Indonesia; dan atau
c. Bank Perkreditan Rakyat.
2) Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
a. Berkedudukan hukum di Indonesia;
b. Memiliki ijin usaha dari Kementerian Keuangan RI; dan
c. Masih aktif dalam menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
3) Koperasi Simpan Pinjam
a. Berkedudukan hukum di Indonesia;
b. Memiliki ijin usaha koperasi dari instansi yang berwenang; dan
c. Masih aktif dalam menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
4) Vendor Mesin
a. Masih aktif dan berkedudukan serta berbadan hukum di Indonesia;
b. Memiliki legalitas formal sesuai dengan bidang usahanya; dan
c. Tidak
mempunyai
afiliasi
kepemilikan
dengan
IKM
peserta
program
Restrukturisasi.
E. PERIODE PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM RESTRUKTURISASI
1. Permohonan mengikuti program diajukan mulai tanggal 1 Mei 2015 sampai dengan
tanggal 31 Oktober 2015, dan dapat dipersingkat waktunya apabila diperlukan, dengan
mempertimbangkan penyerapan anggaran DIPA.
2. Apabila selama periode permohonan, terdapat pengajuan permohonan mengikuti
program restrukturisasi pada saat pagu yang tersedia telah terlampaui, maka dokumen
permohonan mengikuti program restrukturisasi masih dapat diterima dan dimasukan
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
12
ke dalam daftar tunggu (waiting list), dimana pemohon harus memberikan Surat
Pernyataan (sesuai Form F).
3. Permohonan yang dimaksud dalam butir 2 (dua) di atas dapat diproses lebih lanjut
apabila masih terdapat sisa dana DIPA tahun berjalan yang diakibatkan oleh :
a. Adanya permohonan dari IKM lainnya yang tidak dapat diproses lebih lanjut; atau
b. Adanya pengurangan nilai potongan harga yang dapat diberikan kepada IKM
lainnya.
F. PERSYARATAN PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM
Perusahaan IKM dapat mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Industri Kecil
dan Menengah, Kementerian Perindustrian, dengan menyampaikan dokumen sebagai
berikut :
1) Surat Permohonan Mengikuti Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan
(sesuai Form A1);
2) Daftar Mesin dan/atau Peralatan yang telah dibeli dan dimintakan potongan harga
pembelian dari Pemerintah (sesuai Form A2);
3) Rekapitulasi Pembayaran (Form A3) dan bukti-bukti pembayaran :
a. Dokumen perbankan antara lain transfer (TT/RTGS/Pemindahbukuan), Letter of
Credit dan atau pembayaran melalui penggunaan cek/bilyet giro yang ditujukan
pada nama yang sesuai nama penjual dalam invoice yang dilegalisir oleh bank
penerbit.
Untuk pembelian secara kredit supplier, pemohon harus sudah
membayar minimal 70% dari nilai harga mesin/peralatan;
b. Kwitansi untuk pembelian mesin dan/atau peralatan dengan nilai maksimum Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per mesin dan/atau peralatan;
4) Daftar akta-akta perusahaan (Form B) dilengkapi dengan fotocopy akta pendirian
perusahaan (bagi badan usaha);
5) Fotocopy KTP (bagi perusahaan bukan perorangan disertakan KTP pengurus);
6) NPWP sesuai status pengajuan (PNPWP Badan Usaha/Perusahaan);
7) Fotocopy Dokumen Ijin Industri yang masih berlaku (IUI/TDI);
8) Fotocopy sertifikat SNI bagi IKM yang memproduksi produk yang mempersyaratkan SNI
Wajib;
9) Fotocopy Keterangan Domisili;
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
13
10) Proposal Kelayakan Usaha ( PKU ) sesuai Form C;
11) Surat Keterangan Lembaga Pemberi Kredit/Pinjaman (Bank, LKBB, Koperasi/Vendor)
yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah menerima kredit/pinjaman (Form
D1) bagi pemohon yang menggunakan sumber pendanaan/kredit/pinjaman;
12) Surat Pernyataan Penggunaan Dana Sendiri (Form D2);
13) Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen (Form E).
G. SYARAT PENCAIRAN PROGRAM RESTRUKTURISASI
Pencairan potongan harga hanya dapat dilakukan setelah ditandatanganinya Surat
Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB – Form G1 dan G2) dan pengajuan pencairan dengan
Surat Permohonan Pencairan Potongan Harga (SP3H – Form H) dalam waktu sesuai
yang tercantum dalam Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB).
H. LARANGAN
1. Memberikan keterangan palsu/dokumen palsu/melakukan penipuan dengan tujuan
memperoleh dana program bantuan potongan harga pembelian mesin dan/atau
peralatan dari Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian
Perindustrian;
2. Mengalihkan kepemilikan/memindahtangankan kepada pihak lain atas mesin
dan/atau peralatan sebagaimana jenis, spesifikasi dan harga yang telah ditetapkan
dalam SPPB tanpa persetujuan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah,
Kementerian Perindustrian dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun sejak diterimanya
keringanan pembiayaan. Pengecualian diberikan bila pengalihan kepemilikan
dilakukan oleh Bank/LKBB yang diakibatkan terjadinya wanprestasi (default); dan
3. Mengikuti program sejenis di lingkungan Kementerian Perindustrian dalam tahun
yang sama.
I. SANKSI
Perusahaan penerima potongan harga pembelian mesin dan/atau peralatan dari
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian yang
melanggar ketentuan Petunjuk Teknis ini dikenakan sanksi:
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
14
1. Wajib mengembalikan seluruh potongan harga kepada Kas Negara sesuai dengan
peraturan dan perundang – undangan yang berlaku beserta kerugian dan/atau biaya
yang ditimbulkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Permintaan
Pengembalian dana bantuan tersebut; dan
2. Tidak diizinkan mengikuti seluruh program Kementerian Perindustrian pada tahuntahun berikutnya
3. Tidak diizinkan mengikuti program Restrukturisasi Kementerian Perindustrian pada
tahun-tahun berikutnya apabila tidak membuat laporan sesuai ketentuan yang
berlaku
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
15
BAB IV
MEKANISME PELAKSANAAN
A. TAHAP PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM
1. Perusahaan IKM yang berminat menyampaikan Surat Permohonan kepada
Direktur IKM Wilayah I / II / III Ditjen IKM, dengan melampirkan dokumen sesuai
dengan persyaratan yang tercantum dalam BAB III huruf F dalam Juknis ini.
2.
Direktur IKM Wilayah I / II / III dibantu LPP mengadministrasikan permohonan
yang masuk, untuk selanjutnya LPP memeriksa kelengkapan dokumen
permohonan tersebut dan menindaklanjuti permohonan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam BAB III huruf F dalam Juknis ini.
3.
Dengan menggunakan prinsip First In First Serve (FIFS), LPP menindaklanjuti
sebagai berikut :
a. Terhadap dokumen permohonan yang telah lengkap secara administratif,
diberikan nomor urut registrasi; atau
b. Terhadap dokumen permohonan yang belum lengkap, LPP meminta kepada
perusahaan IKM pemohon agar dokumen – dokumen yang belum lengkap
dapat segera dilengkapi selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja, terhitung
mulai tanggal pemberitahuan.
4.
LPP melakukan verifikasi dan cek terhadap keabsahan dokumen, dan
memberikan tanda bahwa dokumen telah dicek dan sesuai dengan aslinya.
Dalam hal pembelian melalui kredit vendor, LPP melakukan verifikasi terhadap
keabsahan, legalitas dan domisili vendor dimaksud. LPP bertanggung jawab atas
hasil verifikasi dan cek yang dilakukannya.
5.
LPP memberikan penilaian dan menetapkan kategori skala industri pemohon
(industri kecil atau industri menengah) berdasarkan investasi dan tenaga kerja
sesuai BAB III huruf A petunjuk teknis ini.
6.
Investasi yang dimaksud pada butir 5 adalah nilai investasi pada saat pengajuan
permohonan, tidak termasuk mesin peralatan yang diajukan untuk diikutsertakan
dalam program ini.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
16
7.
Tenaga kerja yang dimaksud pada butir 5 adalah tenaga kerja tetap yaitu tenaga
kerja atau pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur (full time).
8.
Apabila terdapat pengajuan permohonan mengikuti program selama periode
permohonan namun pagu dana DIPA tahun berjalan telah terlampaui, maka
dokumen permohonan mengikuti program masih dapat diterima oleh LPP dan
dimasukan ke dalam daftar tunggu dengan menyampaikan Surat Pernyataan
(sesuai Form F).
9.
LPP dapat memproses lebih lanjut permohonan yang dimaksud dalam butir 8
(delapan) di atas apabila :
a. Ada permohonan dari IKM yang tidak dapat diproses lebih lanjut.
b. Ada pengurangan nilai potongan harga yang dapat diberikan kepada IKM
lainnya.
10. Terhadap permohonan yang telah memenuhi syarat Juknis, LPP selanjutnya
melakukan evaluasi kelayakan terhadap proposal yang terkait dengan pembelian
mesin dan/atau peralatan, dan cek fisik ke lapangan terkait keberadaan mesin
dan/atau peralatan dilengkapi dengan foto mesin dan/atau peralatan yang
diajukan.
11. Melakukan verifikasi harga mesin dan/atau peralatan dengan cek silang kepada
berbagai pihak sesuai standar penilaian dan verifikasi harga yang berlaku.
12. LPP menyampaikan hasil evaluasi kelayakan dan cek fisik sebagaimana butir 8 dan
laporan hasil verifikasi sebagaimana butir 9 dalam Rapat Tim Teknis sebagai
bahan pengambilan keputusan terhadap permohonan yang diajukan IKM.
13. LPP menyusun Berita Acara Rapat Tim Teknis tentang hasil pembahasan dan
rekomendasi terhadap kelayakan administratif dan teknis perusahaan pemohon
untuk dilaporkan kepada Direktur IKM Wilayah I / II / III.
14. Direktur IKM Wilayah I / II / III melalui Tim Teknis dan/atau Tenaga Ahli bersamasama LPP melakukan cek fisik mesin/peralatan berdasarkan Berita Acara Rapat
Tim Teknis.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
17
15. Direktur IKM Wilayah I / II / III menerbitkan Surat Penetapan persetujuan
permohonan yang disetujui guna ditindaklanjuti dengan penandatanganan akad
Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Form G1 dan Form G2. Terhadap
permohonan yang tidak disetujui, kepada IKM yang bersangkutan akan
diberitahukan secara tertulis.
B. TAHAP PENCAIRAN POTONGAN HARGA
1. Pengusaha IKM mengajukan Surat Permohonan Pencairan Potongan Harga
(SP3H-Form H) berikut kelengkapannya (Form I1, I2, I3 J dan K) dalam rangka
pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN untuk mencairkan
potongan harga ke rekening pemohon sesuai SPPB;
2. Atas SPM tersebut, KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ke
rekening pemohon.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
18
BAB V
PELAPORAN
1. IKM yang telah menerima dana potongan harga wajib menyampaikan Laporan
Perkembangan Penggunaan Mesin dan/atau Peralatan secara berkala (sesuai Form
L) setiap 1 (satu) tahun sekali selama 3 (tiga) tahun kepada Direktur IKM Wilayah I /
II / III dengan tembusan kepada Direktur Jenderal IKM dan Inspektur Jenderal
Kementerian Perindustrian terhitung sejak 1 (satu) tahun dari realisasi bantuan
potongan harga;
2. Direktorat Jenderal IKM melakukan monitoring dan evaluasi atas laporan dimaksud.
Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2015
19
Download