pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas dan kesempatan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Penelitian tentang “pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas dan
kesempatan investasi terhadap devidend payout ratio pada perusahaan sektor
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20102014” membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
2.1.1
Devidend Payout Ratio
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout
ratio, yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai
yang akan didistribusikan kepada pemegang saham. Kebijakan dividen
berpengaruh untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Apabila suatu
perusahaan menginginkan menahan sebagian besar pendapatannya dalam
bentuk laba ditahan didalam perusahaan, hal ini menyebabkan pembayaran
dividen akan semakin kecil, dengan demikian dapat dikatakanlah bahwa
makin tingginya dividend payout ratio yang ditetapkan perusahaan maka
makin kecil pula dana yang akan ditanamkan kembali didalam perusahaan
yang ini berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto
2001) dalam Madarina (2015). Kebijakan deviden adalah keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai deviden atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan memilih untuk
8
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
9
membagikan laba sebagai deviden, maka akan mengurangi laba yang
ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau
internal financing (Sartono, 2001).
2.1.1.1 Teori-teori Kebijakan Deviden
Brigham dan Daves (2002) dalam Ratih Fitria Sari (2010),
menyebutkan beberapa teori tentang kebijakan deviden yaitu:
a. Devidend Irrelevant theory
Teori ini beranggapan bahwa kebijakan deviden tidak
berpengaruh terhadap harga saham (nilai perusahaan) maupun
terhadap biaya modalnya. Kebijakan deviden yang satu sama
baiknya dengan kebijakan deviden yang lain. Dijelaskan bahwa
pendukung utama teori ketidak relevanan ini adalah Miller dan
Modiglani. Mereka menggunakan sejumlah asumsi, khususnya
tentang ketiadaan pajak dan biaya pialang, leverage keuangan tidak
memiliki pengaruh terhadap biaya modal, para investor dan
manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek
perusahaan, distribusi laba ke dalam bentuk deviden atau laba
ditahan tidak mempengaruhi biaya ekuitas perusahaan dan
kebijakan capital budgeting merupakan kebijakan yang independen
terhadap kebijakan deviden.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
10
b. The Bird in The Hand Theory
Gordon (1962) dan Lintner (1963) dalam Purweni
Widhianningrum (2013) menyatakan bahwa biaya modal sendiri
perusahaan akan naik jika deviden payout ratio rendah karena
investor lebih suka menerima deviden dari pada capital gain.
Menurut mereka, investor memandang deviden lebih pasti dari
pada capital gain. Hal ini dikarenakan deviden diterima menurut
dasar periode berjalan sementara prospek realisasi keuntungan
modal diperoleh di masa depan, artinya untuk memperoleh capital
gain harus berani untuk berspekulasi bahwa harga saham yang
akan datang lebih besar daripada harga saham pada waktu
pembelian sehingga deviden dianggap lebih baik daripada capital
gain.
c. Theory of Residual Devidends
Kebijakan ini menyatakan bahwa deviden yang dibayarkan
merupakan sisa dari laba perusahaan setelah dikurangkan dengan
yang dibayarkan untuk membiayai perencanaan modal perusahaan
(Rosdini 2009). Artinya, perusahaan membayarkan deviden hanya
jika terdapat kelebihan dana atas laba perusahaan yang digunakan
untuk membiayai proyek yang telah direncanakan. Dasar dari
kebijakan ini adalah bahwa investor lebih menyukai perusahaan
menahan
dan
menginvestasikan
kembali
laba
daripada
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
11
membagikannya dalam bentuk deviden apabila laba yang
diinvestasikan kembali tersebut dapat menghasilkan return yang
lebih tinggi daripada return rata-rata yang dapat dihasilkan investor
dari investasi lain dengan risiko yang sebanding.
d. Teori Preferensi Pajak
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk
beranggapan bahwa investor lebih menyukai pembagian deviden
yang rendah dari pada yang tinggi (Suwaldiman dan Aziz, 2006),
yaitu:
1. Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak lebih
rendah daripada pendapatan deviden. Untuk itu, investor yang
memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan
menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan.
Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan
harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan
menggantikan deviden yang pajaknya tinggi.
2. Menanam kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba
mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan
keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan
deviden yang pajaknya tinggi.
3. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal,
sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
12
Karena adanya keuntungan-keuntungan ini, para investor
mungkin lebih senang perusahaan menahan sebagian besar laba
perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih
tinggi untuk perusahaan yang pembagian devidennya rendah dari
pada untuk perusahaan sejenis yang pembagian devidennya tinggi.
2.1.2
Teori Keagenan (Agency theory)
Jensen dan Meckling (1976) dalam Ratih Ritria Sari (2010)
mengemukakan teori keagenan yang menjelaskan bahwa agen (manajer)
dan pemegang saham (principal) seringkali bertentangan, sehingga bisa
terjadi konflik diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manajer
mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak
menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran
tersebut akan menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan
keuntungan perusahaan dan penurunan deviden yang akan diterima.
Pemegang saham menginginkan agar kos tersebut dibiayai oleh utang,
tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung
risiko yang tinggi. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang
saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan
(monitoring) yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut.
Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan
timbulnya suatu kos yang disebut agency cost. Dalam variabel
kepemilikan manajerial terjadi konflik kepentingan antara manajer dan
pemegang saham.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
13
Keagenan potensial terjadi bila manajer mempunyai proporsi
kepemilikan atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer
akan bertindak untuk mengejar kepentingan pribadinya dan bukan untuk
memaksimalkan nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. Hal
tersebut merupakan akibat dari pemisahan fungsi pengelolaan dengan
fungsi kepemilikan atau bisa disebut dengan “the separation of decision
making and risk beating function at the firm” (Jensen, 1976).
2.1.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi devidend payout ratio
Dalam penelitian ini adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
devidend payout ratio yaitu kepemilikan manajerial, profitabilitas dan
kesempatan investasi.
2.1.4
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan proporsi pemegang saham dari
pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan yaitu para direktur dan komisaris (Wahidahwati, 2002).
Melalui kebijakan ini manajer diharapkan menghasilkan kinerja yang baik
dan mengarahkan kebijakan deviden pada tingkat yang rendah. Dengan
penetapan deviden yang rendah maka perusahaan memiliki laba yang
ditahan tinggi sehingga perusahaan memiliki dana internal relatif tinggi
untuk membiayai investasi yang akan datang, maka jumlah deviden yang
akan dibagikan akan semakin rendah. Kepemilikan manajerial ini diukur
dengan proporsi saham yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun dan
dinyatakan dalam presentase. Semakin besar proporsi kepemilikan
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
14
manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan berusaha lebih giat
untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adalah mereka sendiri
(Mahadwartha dan Hartono, 2002). Untuk mengukur kepemilikan
manajerial yaitu:
2.1.5
Profitabilitas
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan profit atau laba. Perusahaan yang dapat membukukan profit
tinggi maka perusahaan tersebut dinilai berhasil dalam menjalankan usaha.
Perusahaan yang dapat menciptakan profit atau laba besar berarti
perusahaan dapat menciptakan pendanaan internal bagi perusahaan sendiri.
Setelah ada dana tersebut, maka perusahaan akan menggunakan untuk
ditahan menjadi laba ditahan dan dibagikan kepada para pemilik sebagai
deviden (Hardiatmo & Daljono, 2013). Untuk mengukur profitabilitas
menggunakan dua rasiao, yaitu:
a. Return On Invesment (ROI)
ROI merupakan tingkat pengembalian investasi atas investasi
perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut juga Return On Assets (ROA).
Nilai ROA sebuah perusahaan diperoleh dengan rumus:
(
)
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
15
b. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik
perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan,
sehingga perhitungan ROE sebuah perusahaan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
(
2.1.6
)
Kesempatan Investasi
Kesempatan investasi adalah tersedianya alternatif investasi di
masa datang bagi perusahaan. Perusahaan akan memutuskan membagikan
laba ditahan untuk kepentingan investasi atau untuk dibagikan berupa
deviden. Pada saat perusahaan memutuskan untuk berinvestasi, perusahaan
akan memutuskan untuk membuka cabang baru serta memperbesar
investasi.. Perusahaan yang memiliki kondisi perusahaan yang baik
cenderung
menginginkan
menginvestasikan
kembali
daripada
membagikan kepada para pemegang saham, bahkan untuk mengatasi
masalah underinvestment (Sadalia & Saragih, 2008). Investasi yang
dilakukan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri akan dinilai
oleh pihak investor dapat mengurangi laba perusahaan sehingga akan
menurunkan tingkat deviden perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
melakukan investasi dengan menggunakan hutang akan dinilai dapat
mengurangi masalah keagenan. Karena perusahaan harus menutup bunga
hutang perusahaan sehingga pihak manajemen akan dituntut untuk
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
16
semakin bekerja lebih keras di dalam menghasilkan laba perusahaan.
Tetapi hal ini juga akan dinilai dapat mengurangi deviden perusahaan
karena perusahaan harus menutup bunga hutang dan modal hutang itu
sendiri. Untuk mengukur kesempatan investasi sebagai berikut:
a. Market to Book Value of Ekkuity (MBVE)
(
)
´
b. Market to Book Value of Asset Ratio (MBVA)
Keterangan:
Nilai Pasar = (Total Aktiva – Total Ekuitas) + (Jumlah Saham
yang Beredar x closing price)
Nilai Buku Aset = Total Aset.
c. Price Earning Ratio (PER)
d. Property, Plant, and Equipment to Book Value of Asset Ratio
(PPEBVA)
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
17
2.1.7
Penelitian Terdahulu
Nama
Judul
Ratih Fitria
Sari (2010)
Analisis Pengaruh
Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan Utang,
Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan Dan
Kesempatan Investasi
Terhadap Kebijakan
Deviden
Nik Amah
(2012)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Devidend
Policy Perusahaan Go
Public Di Indonesia
Haryetti dan
Ririn (2012)
Pengaruh Profitabilitas,
Investment Opportunity Set
Dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap
Kebijakan Deviden Pada
Perusahaan Lq-45 Yang
Terdaftar Di Bei
Hasil Penelitian
Variabel kepemilikan
manajerial dan ukuran
perusahaan tidak
memiliki pengaruh
terhadap kebijakan
deviden (Deviden
Payout Ratio), Variabel
profitabilitas (ROA)
dan kesempatan
investasi tidak
berpengaruh negatif
terhadap kebijakan
deviden (DPR),
sedangkan variabel
kebijakan utang
berpengaruh negatif
terhadap kebijakan
deviden (Deviden
Payout Ratio).
Variabel Profitabilitas,
likuiditas dan resiko
perusahaan berpengaruh
positif terhadap
kebijakan deviden
perusahaan, variabel
kesempatan investasi
perusahaan berpengaruh
negatif terhadap
kebijakan deviden
perusahaan sedangkan
variabel ukuran
perusahaan berpengaruh
terhadap kebijakan
deviden perusahaan.
Variabel Profitabilitas /
return on asset (ROA)
berpengaruh positif
secara sangat signifikan
terhadap devidend
payout ratio (DPR),
variabel Investment
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
18
Desy Natalia
(2013)
Pengaruh Profitabilitas Dan
Kesempatan Investasi
Terhadap Kebijakan eviden
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bei
Sri Novelma
(2014)
Pengaruh Insider
Ownership, Free Cash Flow
Dan Profitabilitas Terhadap
Kebijakan Deviden
Hanriyanto dan Analisis Pengaruh
Sauliam (2012) Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan Utang dan
Profitabilitas terhadap
Devidend Payout Ratio.
opportunity set (IOS)
yang dalam penelitian
ini menggunakan
CAP/BVA tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
devidend payout ratio
(DPR) dan variabel
Pertumbuhan
perusahaan berpengaruh
negatif secara signifikan
terhadap devidend
payout ratio (DPR)
Variabel profitabilitas
berpengaruh terhadap
kebijakan deviden
sedangkan variabel
kesempatan investasi
tidak berpengaruh
terhadap kebijakan
deviden.
Variabel insider
ownership dan free cash
flow tidak berpengaruh
pengaruh yang
signifikan terhadap
devidend payout ratio
sedangkan variabel
profitabilitas
mempunyai pengaruh
signifikan positif
terhadap devidend
payout ratio.
variabel kepemilikan
manajerial tidak
berpengaruh negatif
terhadap Devidend
Payout Ratio sedangkan
variabel kebijakan
utang dan profitabilitas
tidak berpengaruh
positif terhadap
Devidend Payout Ratio.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
19
2.1.8
Kerangka Pemikiran
Devidend payout ratio merupakan persentase laba yang dibagikan
dalam bentuk dividen tunai yang akan didistribusikan kepada pemegang
saham. Dalam penelitian ini ada tiga faktor yang mempengaruhi deviden,
yang pertama kepemilikan manajerial mencerminkan pemegaang saham
dari pihak manajemen yang ikut aktif dalam pengambilan keputusan.
Manajer mengarahkan laba yang diperoleh perusahaan kebijakan deviden
yang tingkat rendah untuk dijadikan laba ditahan atau pembiayaan
investasi. Semakin besar kepemilikan manajerial, maka semakin rendah
deviden yang akan dibagikan. Faktor yang kedua profitabilitas, merupakan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Berarti semakin besar
perusahaan menghasilkan laba maka semakin tinggi deviden yang akan
dibagikan perusahaan. Faktor yang keempat kesempatan investasi
merupakan pilihan untuk membuat investasi dimasa mendatang. Jadi
semakin besar kesempatan investasi maka deviden yang dibagikan
semakin redah. Jadi model kerangka pemikiran pada gambar 2.1 sebagai
berikut:
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
20
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
Kepemilikan
Manajerial
H1(-)
H2 (+)
Profitabilitas
Devidend Payout
Ratio
H3(-)
Kesempatan
Investasi
2.1.9
Pengembangan Hipotesis
2.1.9.1 Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap devidend payout ratio .
Insider ownership (kepemilikan manajerial) adalah persentase,
kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan
keputusan
perusahaan.
Perusahaan
yang
dengan
kepemilikan manajerial yang tinggi cenderung menetapkan kebijakan
deviden yang rendah. Hal ini dikarenakan kepemilikan manajerial atau
perusahaan yang di dalamnya komisaris dan direksi yang berperan
aktif dalam pengambilan keputusan akan mengalokasikan laba untuk
melunasi hutang dengan maksud bahwa pengurangan hutang akan
mengurangi cash outflow berupa interest expense atau untuk
meningkatan investasi yang dapat memberikan pengembalian berupan
cash inflow bagi perusahaan (Suharli, 2007 dalam Nik Amah, 2012).
Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian Dewi (2008). Atas dasar
hal tersebut, maka dibuat hipotesis sebagai berikut :
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
21
H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
devidend payout ratio.
2.1.9.2 Pengaruh profitabilitas terhadap devidend payout ratio.
Laba tahun berjalan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi
pembayaran
deviden
saat
ini
selain
deviden
sebelumnya. Perusahaan penghasil laba akan mampu membayar
deviden, maka semakin besar laba yang diperoleh suatu perusahaan
akan cenderung membagikan devidennya besar. Hal tersebut didukung
oleh The Bird in The Hand Theory yang menyebutkan bahwa investor
jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari deviden
dibandingkan dengan pendapatan yang diharapkan dari keuntungan
modal karena komponen hasil deviden risikonya lebih kecil dari
komponen keuntungan modal (capital gain). Penelitian Hardiatmo &
Daljono (2013) juga membuktikan profitabilitas berpengaruh positif
terhadap kebijakan deviden. Atas hal tersebut, maka dibuat hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap devidend
payout ratio.
2.1.9.3 Pengaruh kesempatan investasi terhadap devidend payout ratio.
Salah satu persamaan antara devidend payout ratio dan
keputusan investasi adalah keduanya sama-sama bersumber dari laba
perusahaan. Sehingga, semakin tinggi dana perusahaan dipakai untuk
investasi, maka akan semakin kecil pendapatan yang akan diterima
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
22
para pemegang saham, begitupun sebaliknya. Dalam Theory of
Residual
Devidends
menyatakan
bahwa
perusahaan
akan
membayarkan deviden hanya ketika menghasilkan keuntungan yang
tidak digunakan untuk berinvestasi. Penelitian Nik Amah (2012) juga
menyatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap
kebijakan deviden. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesisnya
sebagai berikut:
H3 : Kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap
devidend payout ratio.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Budi Wahono, FEB UMP 2016
Download