Warta Thomas Media Pewartaan Umat Paroki St. Thomas Kelapa Dua Depok No. 40 Th. XIII, Minggu, 10 Oktober 2010, Hari Minggu Biasa XXVIII Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" (Lukas 17 : 17 - 18) 2 Renungan: Imammu Telah Menyelamatkanmu 4 Artikel Tahu Berterimakasih 5 Santa Perawan Maria 7 Laporan KPU 8 Lanjutan Tentang Heirarki Gereja Warta Thomas Media Pewartaan Umat Paroki St. Thomas Kelapa Dua Depok Penanggungjawab DPP Paroki St. Thomas-Komsos Penasehat RD. Christophorus Lamen Sani Koordinator Kristiyono-08161633442 Pelaksana Tim Warta Paroki Adit - 08568409225 Angga - 081807007937 Lia - 08567148553 Silvi - 08128502221 Susan - 085781892080 Yandi - 085710482988 Yudis - 085714842860 Yudis Mahardika - 085691084027 Sirkulasi/Iklan Pieter Fernandez Tarif Iklan Iklan Mini Rp20.000 1/4 halaman Rp35.000 1/2 halaman Rp50.000 Biaya Iklan bayar di muka. Iklan akan dimuat jika masih tersedia space kosong. Redaksi menerima sumbangan tulisan, karikatur, atau kreasi lain. Panjang tulisan maksimal 400 kata ke email: [email protected] [email protected] Kami mohom maaf apabila tulisan tidak dapat kami masukkan karena terbatasnnya tempat Website thomas.keuskupanbogor.or.id Warta Versi online dapat di baca di www.thomas.keuskupanbogor.or.id/ wpthomas/category/media-cetak Ujud Bulan Oktober Ujud Umum : Semoga universitas universitas Katolik semakin menjadi tempat yang memungkinkan terjadinya harmoni antara iman dan akal budi. Ujud Misi : Semoga Hari Misi Sedunia menjadi kesempatan lebih disadarinya arti penting tugas Gereja mewartakan Kristus bagi kebaikan seluruh umat manusia. Ujud Gereja Indonesia : Semoga cinta bakti kepada Bunda Maria membuat Gereja semakin tersedia dan bersedia menjadi rekan - ziarah bagi para musafir pencari Kebenaran dan Kebahagiaan sejati. Warta Thomas [ 2 ] Renungan Imammu Telah Menyelamatkanmu Oleh Romo Gianto. Penyembuhan sepuluh orang kusta dalam Luk 17:11-19 terjadi ketika Yesus sedang dalam perjalanan menuju ke Yerusalem - ke tempat ia akan ditolak, menderita dan wafat disalibkan, tapi juga tempat ia bangkit. Ringkasnya, kisah ini terjadi dalam perjalanan memperkenalkan Yang Mahakuasa sebagai Bapa yang berbelaskasihan kepada manusia. Tidak semua orang memahaminya. Juga mereka yang mendapatkan kebaikan darinya. Bila dieja sebagai Ierousaleem, kota tujuan perjalanannya itu tampil sebagai tempat yang menolak kehadiran utusan Yang Mahakuasa ini, bahkan memperlakukannya dengan buruk. Kota seperti ini tampil sebagai kota kezaliman - Yeru-"zalim" yang akan runtuh dan diganti dengan Hierosolyma, tempat Yesus akan dimuliakan, kota kedamaian, Yeru-"syaloom". (Sebagai tujuan perjalanan Yesus, nama kota itu ditulis sebagai Ierousaleem dalam 9:51; Hierosolyma dalam 13:22, di Ierousaleem 17:11, dan kemudian Hierosolyma 19:28). Sepuluh orang kusta yang berseru kepadanya "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" menemuinya dalam perjalanannya ke Yeru-"zalim". Sepuluh orang kusta tadi sebenarnya tidak lagi berada di dekat tempat yang bakal runtuh itu, melainkan menuju ke Yesus yang akan mengubah kota kezaliman itu menjadi kota damai. Kesepuluh penderita kusta itu sebenarnya malah lebih dekat ke pembawa keselamatan daripada Yeru-"zalim" sendiri! Tapi apa semuanya beres? DILEMMA PRAKTEK AGAMA Yesus tidak segera menyembuhkan kesepuluh orang berkusta tadi melainkan menyuruh mereka memperlihatkan diri kepada imam-imam (ayat 14). Hukum adat dan agama di Israel dulu menggariskan, orang kusta yang sembuh baru akan diterima kembali ke dalam masyarakat setelah dinyatakan sembuh dalam upacara yang hanya boleh dilakukan para imam. Hukum ini masih dapat dilihat dalam Im 14:1-32. Di situ diberikan pegangan untuk memeriksa apakah orang sungguh berpenyakit kusta atau tidak, apakah telah sembuh dari kusta atau belum. Hanya imam-lah yang berhak menyatakan "najis" (kotor karena kusta) atau "tahir" (bersih, sembuh dari kusta). Tujuan utamanya ialah menjamin agar kurban dan upacara kurban hanya dilakukan dan diikuti oleh mereka yang tak najis, yang bersih. Mereka yang tak bersih, termasuk mereka yang menderita kusta, tersingkir dari kehidupan yang ketika itu memang berporos pada praktek dan upacara agama. Tentunya semua ini pada awalnya berkaitan dengan upaya pencegahan penularan. Dapatkah mereka kembali? Jelas mungkin dan ada pengaturannya. Namun menjelang zaman Yesus, penegasan sudah tahir atau masih kotor hanya dilakukan imam di Bait Allah di Yerusalem walaupun tidak dikenal larangan melakukannya di tempat lain. Dalam prakteknya para imam tidak lagi menjalankannya di luar Bait Allah karena semua upacara makin dipusatkan di situ. Tapi untuk memasuki Bait Allah orang harus bersih. Padahal bersih tidaknya mereka itu perlu ditegaskan terlebih dahulu oleh imam-imam yang kini melakukan upacara yang diterakan dalam Im 14 tadi hanya di dalam Bait Allah. Jadi orang kusta atau yang disangka menderita kusta benar-benar terkucil dan tidak memiliki tempat mengadu lagi. Dengan latar belakang seperti ini Yesus itu memang menjadi harapan satu-satunya. Mereka ingin mendapatkan belas kasihan, bukan kesembuhan saja. Ini seruan orang yang sudah bakal puas bila dapat sekadar mencicipi benarnya hal yang selalu diajarkan, yakni bahwa Tuhan itu berbelaskasihan. APA YANG TERJADI? Dengan menyuruh kesepuluh orang kusta tadi menghadap imam Yesus menghormati hukum agama yang dikeramatkan dalam Im 14 tadi. Tentu saja ia Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII sadar praktek pada zaman itu tidak memudahkan orang kusta tadi menghadap imam-imam. Yesus sebetulnya menghimbau imam-imam agar berani keluar dari rambu-rambu tambahan yang menyesakkan (yaitu hanya melakukan ritual Im 14 di Bait Allah) dan tak memungkinkan tujuan hukum yang sebenarnya tercapai. Juga para penderita kusta itu tahu bahwa sulit atau bahkan tak ada kemungkinan menghadap imam. Justru karena itulah mereka berseru kepada tokoh yang menjadi harapan banyak orang ini! Namun apa yang dikatakannya? Ah, mengecewakan. Sama saja! Ia hanya membuat kami-kami kaum tersingkir makin merasakan getirnya diemohi. Guru yang katanya tumpuan hidup ini melempar kami kembali kepada imam-imam yang sudah jelas tak dapat membuat nasib kami berubah. Seandainya toh ada di antara imam di Yerusalem yang mau memahami, takkan mudah baginya menembus kekakuan rekan-rekannya. Pembaca kisah ini boleh ingat kembali perumpamaan orang Samaria yang baik hati yang mengisahkan orang Yahudi yang malang yang tidak dipedulikan oleh kaumnya sendiri. Imam dan orang Lewi yang lewat dan "melihat" orang itu malah menyingkir (Luk 10:31-32), tentunya karena mereka mau menghindar agar tidak menjadi "kotor" dengan menyentuh darah orang yang luka itu dalam perjalanan mereka ke tempat upacara. Satu-satunya orang yang menjadi tumpuan harapan sepuluh orang kusta tadi juga "melihat" mereka (ayat 14) tapi kemudian ia hanya menyuruh mereka mencari jalan yang sudah tertutup. Maka mereka pergi dengan perasaan hampa. WARTA GEMBIRA Tetapi justru ketika mereka menjauh dari Yesus dalam keadaan tadi mereka mendapati diri mereka dibersihkan. Mereka sembuh dari penyakit kusta. Tak diceritakan bagaimana perasaan mereka. Apa mereka berusaha mendapat pengakuan resmi dari imamimam bahwa mereka telah sembuh dst. tidak lagi menjadi pusat warta Injil. Lukas hanya mengisahkan bahwa salah satu dari kesepuluh orang yang sembuh tadi kembali menghadap Yesus "sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu sujud di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepadanya" (Luk 17:1516). Ditambahkannya, "Orang itu orang Samaria". Ia yang nanti dalam ayat 19 disebut Yesus "orang asing", bukan orang Yahudi, bukan dari kaum sendiri itulah satu-satunya dari kesepuluh orang yang telah sembuh yang tidak kehilangan harapan yang sesungguhnya. Ia juga satu-satunya orang yang berhasil menembus keputusasaan. Ia tetap memuliakan Allah. Di mana sembilan orang lain yang juga sembuh? Mereka mendapati diri bersih, tapi untuk mendapat pengakuan betul bersih dari imam-imam? Forget it! Di mata orang mereka masih "kotor" dan tak bisa Warta Thomas [ 3 ] mendapatkan pentahiran resmi. Mereka tetap pahit. Sudah terima nasib saja. Orang Samaria tadi lain. Memang baginya juga tak mungkin mendatangi imam di Bait Allah. Pertama-tama karena ia masih dipandang kotor. Kedua, ia orang Samaria, orang asing, bukan orang Yahudi dan diharamkan mendekat ke Bait Allah. Tapi dia menemukan ganti semuanya dalam diri Yesus yang membawakan belas kasihan ilahi. Karena itu ia kembali dan mengucap terima kasih sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring. Semua orang mendengar. Kelakuannya menjadi kesaksian akan unggulnya belas kasihan Tuhan terhadap pembatasan-pembatasan yang dilakukan dan terjadi dalam..praktek agama! "IMANMU TELAH MENYELAMATKANMU!" GUS: Lalu apa maknanya orang Samaria tadi dikatakan telah diselamatkan berkat imannya. Ia sembuh dari kustanya karena ia meng-iman-i Yesus yang sedang lewat? LUC: Tentu saja itulah arahnya. Tapi bagi orang Samaria itu kesembuhan bukan lagi yang paling penting. GUS: Wait, apa maksudmu? Kan ini peristiwa penyembuhan? Kau sendiri yang cerita kan? LUC: Ia sembuh dari penyakit yang sebenarnya. Ia tidak seperti sembilan orang yang lain yang jadi apatis terhadap Tuhan, terhadap lembaga agama, terhadap orang lain, terhadap tokoh-tokoh. Orang Samaria itu kini berani dan mau menjadi manusia wajar. GUS: Jadi itu iman yang menyelamatkannya. Sepolos itu? LUC: Dan juga sedalam itu. Orang Samaria itu menyangkal batas-batas yang mengungkung kehidupan. Eh, kayak kalian menyangkal setan dan segala perbuatannya ketika kalian dibaptis. GUS: Ini terjadi dalam kontak dengan Yesus yang sedang berjalan ke Yeru-"zalim" - ke tempat bakal kena susah, tapi terus. Bisakah dikatakan, orang Samaria itu berbagi iman dengan Yesus yang berani menghadapi prospek seram di Yeru-"zalim" dan oleh karenanya diselamatkan? LUC: Ehm! [Dehem puas karena Injilnya dimengerti setapak lebih jauh.] Luc tenggelam dalam anganannya mengenai Yesus, mengenai orang Samaria, mengenai ilmu penyakit dan praktek ketabiban. Sore itu kami lewatkan dengan omong-omong di seputar khasiat kisah dan pengisahan sambil menghabiskan sepoci teh hibiscus hangat. Diagnosisnya menarik. Lemaklemak rohani yang tebal mengental itu telah membuat batin para imam di Yeru-"zalim" mengalami sklerosis sehingga tidak lagi mampu mengikuti irama belaskasihan Tuhan kepada manusia yang menderita. Salam hangat, A. Gianto Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII Bergembira Bersama Mereka Yang Terpinggirkan Sabtu, tanggal 2 Oktober 2010. Saat yang membahagiakan bagi Agnes, salah satu binaan anak Bina Iman Anak paroki santo Thomas mengajak seluruh kakak pendamping merayakan ulang tahu ke 7 dengan mengadakan kunjungan kepada anak jalanan dibawah binaan Christofel Apriyadi . Keinginan Agnes yang didukung oleh orang tua dan mendapat sambutan seluruh tim pendamping Bina Iman anak. Dengan persiapan mendadak dan aksi sosial spontanitas dari pendamping BIA, berhasil mengumpulkan sumbangan dan dibelikan sembako. Memberi perhatian kepada mereka yang sering disebut masyarakat kelas dua, masyarakat yang marginal, masyrakat yang terpinggirkan. Mereka ada ditengah kesibukan, keramaian kota metropolitan Jakarta. Mereka tidak punya rumah, tanpa perhatian, tanpa kasih sayang. Kerasnya kehidupan kota Jakarta, mereka hidup dalam kekerasan dan beresiko tinggi kejahatan, seperti dipukuli aparat, kebrutalan preman yang mempunyai fisik lebih besar, kekerasan pelecehan sexsual dsb. Chistofel Apriyadi pernah ikut membina anak jalanan dengan Sr Alexa, tergerak hatinya membina sebagian dari mereka. Dengan bantuan kemanusiaan dari perusahaan Sido Muncul yaitu rumah kontrakan Bp Apriyadi mulai mengumpulkan anak jalanan dan memberikan fasilitas rumah sebagai rumah singgah mereka. Tempat mereka bernaung disebut “ Home of Pro Life” yang artinya rumah untuk kehidupan. Gerakan sosial spontan dari Agnes dan keluarga juga seluruh tim Pendamping Bina Iman Anak sabtu siang dengan kekuatan 4 kendaraan pribadi, kami menuju ke Jln Tegalan, Matraman , tempat mereka tinggal. Memasuki sebuah rumah digang yang tdk terlalu besar tinggal Bp. Apriyadi dengan 20 anak yang tinggal tetap selebihnya mereka masuk keluar tidak tetap. Dalam rumah singgah, disebut juga rumah binaan. Dengan tekun dan tulus mereka mulai diajarkan kebersihan badan, masak bersama, dan kreatifitas yang dapat menjadi sumber penghasilan rumah singgah. Antara lain membuat tempat tisu, salib, Rosario. Memasuki kamar tamu pandangan langsung tertuju salib dan gambar Yesus. Menurut penjelasan Bpk Apri. Inilah wajah Yesus Kasih bagi sesama, kepedulian, solidaritas terutama bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Apa yang dilakukan bpk Apriyadi ini dapat menjadi contoh bagi kita semua. Warta Thomas [ 4 ] Acara dibuka oleh bu Astari dan dilanjutkan ucapan selamat datang oleh Bp Apriyadi, Suasana langsung cair dalam suasana keakraban, acara santai, kami dapat mewawancari beberapa anak dengan suasana hangat dan penuh canda, bernyanyi bersama, ketika Kak Lina memberikan puisi menggambarkan kehidupan mereka yang akhirnya mereka menemukan keluarga, kasih sayang di rumah singgah, mereka punya kakak-kakak sebagai orang tua mereka, suasana hening dan penuh haru. Dilanjutkan menyanyikan lagu “ Keluarga “ dari sound traknya sinetron keluarga cemara, lagu kemesraan sambil bergandengan tangan membaur antara anak jalanan dan timBIA. Sebelum kami pulang , kami dapat melihat hasil kreatifitas mereka seperti Rosario, salib, dan sebentar kami menyerbu salib dan Rosario yang dijual dengan harga yang terjangkau. Akhirnya kamipun berpamitan dengan suka cita. Kami mendapatkan pengalaman, pelajaran kehidupan mereka. Walaupun mereka dianggap sebagai warga yang terpinggirkan dari sebuah kota metropolitan, mereka punya kasih dalam kebersaman, semangat dan hidup adalah perjuangan. Tuhan memberkati Astari, Pendamping BIA Paroki TAHU BERTERIMA KASIH Ada dua orang anak dari keluarga Markus (bukan nama sebenarnya). Yang sulung, Ani, anaknya pendiam, walaupun dia anak yang cerdas, baik hati, dan penuh pengertian. Semua ungkapannya hanya ada di dalam hati, Ketika Ani senang, ia Cuma terlihat berbinar-binar wajahnya menunjukkan dia bahagia, tidak terucap ungkapan senangnya. Kalau dia sedang marah, sedih, atau BT, paling-paling hanya kelihatan cemberut. Tak ada kata kekesalan dari mulutnya. Sebaliknya, adiknya, si bungsu Anita, mempunyai sifat berbeda. Anita seorang anak yang extrovert. Ia mudah berkomentar, apa saja yang ada di hatinya langsung terucap. Kalau Anita marah maka kekesalannya di ungkapkan dengan kata-kata. Kalau senang, ia juga spontan berucap gembira. Perbedaan sifat Ani dan Anita tanpa sengaja telah mempengaruhi perlakuan kedua orang tuanya. Karena Anita paling suka berucap terima kasih dengan expresinya yang riang kalau ia diberi sesuatu, sementara Ani hanya tersenyum saja, maka tanpa disadari orang tuanya lebih suka memberi sesuatu kepada si bungsu Anita. Memang, sifat adalah bawaan. Tapi dengan kesa- Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII daran penuh dan kemauan sifat itu dapat dirubah menjadi lebih baik sesuai dengan takaran umum, yaitu sifat-sifat yang disukai orang banyak. Orang lebih suka memberi kepada orang yang tahu berterima kasih. Orang lebih suka kepada orang yang ramah dan banyak senyum. Sehingga pantaslah kalau orang yang ramah, ceria, dan tahu berterima kasih disenangi orang banyak dan tentu saja banyak temannya. Lalu, saya mawas diri. Sudahkah saya cukup berterima kasih kepada semua orang yang memberi, sekali pun hanya memberi salam, atau kata-kata simpati? Demikian pula sikap saya terhadap Tuhan, Allah yang mengasihi umat-Nya tanpa membedabedakan. Setiap hari, setiap saat saya merasa banyak dikaruniai kelebihan termasuk hidup dengan romantikanya, dan napas gratis yang boleh saya hirup kapan saja. Kapan saya ingat untuk berterima kasih? Karena hidup dan napas sering kali terasa sebagai hal yang sudah semestinya dan dianggap biasa. Maka, kadang -kadang saya baru merasa pentingnya napas gratis yang lega ketika melihat pasien sesak napas yang harus dibantu dengan tabung oksigen. Wah, sudah berapa juta tabung oksigen yang Tuhan berikan gratis selama hidupku ini? Maafkan Tuhan, aku pun sering seperti si sulung Ani yang tidak berucap terima kasih. Bukankah Engkau maha tahu, Tuhan, sehingga Engkau tahu isi hatiku? Masih perlukah aku berucap terima kasih kepada-Mu? Tapi, belajar dari pengalaman Ani dan Anita, dan karena aku masih banyak mengharapkan karunia-karunia-Mu, maka aku memilih untuk berucap terima kasih kepada-Mu. Kapan pun, dan di mana pun setiap aku melihat dan merasakan keindahan ciptaan-Mu, Aku menyadari betapa maha baik Engkau Tuhan. Dan, kasih-Mu yang tiada tara yang telah mengirim Putera-Mu sendiri untuk menderita demi penebusan kami. Terima kasih Tuhan, dan aku tetap akan berterima kasih . . . . selalu. – Ajehendro - Santa Perawan Maria Bunda Allah Guna memahami gelar “Bunda Allah,” pertama-tama kita harus mengerti dengan jelas peran Maria sebagai Bunda Juruselamat kita, Yesus Kristus. Sebagai orang Katolik, kita sungguh-sungguh yakin akan inkarnasi Kristus: Maria mengandung dari kuasa Roh Kudus (bdk. Luk 1:26-38 dan Mat 1:18-25). Melalui Maria, Yesus Kristus - pribadi kedua dari Tritunggal Mahakudus, sehakikat dengan Bapa, dan Allah yang benar dari Allah yang benar - memasuki dunia ini dengan mengenakan daging manusia dan jiwa manusia. Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Warta Thomas [ 5 ] Dalam pribadi ilahi-Nya terdapat sekaligus kodrat ilahi dan kodrat manusiawi. Bunda Maria tidak menjadikan pribadi ilahi Yesus, yang telah ada bersama Bapa dan Roh Kudus dari kekekalan, “Ia, yang dikandungnya melalui Roh Kudus sebagai manusia dan yang dengan sesungguhnya telah menjadi Puteranya menurut daging, sungguh benar Putera Bapa yang abadi, Pribadi kedua Tritunggal Mahakudus. Gereja mengakui bahwa Maria dengan sesungguhnya Bunda Allah [Theotokos, yang melahirkan Allah].” (Katekismus Gereja Katolik, no. 495). Seperti dicatat oleh St. Yohanes, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. ” (Yoh 1:14). Namun demikian, keberatan atas gelar “Bunda Allah” muncul pada abad kelima akibat adanya kebingungan mengenai misteri inkarnasi. Nestorius, Uskup Konstantinopel (thn 428-431), mengajukan keberatan yang utama. Ia mengatakan bahwa Bunda Maria melahirkan Yesus Kristus, seorang manusia biasa, titik. Kepada manusia ini dipersatukan pribadi Sabda Allah (Yesus Ilahi). Persatuan dua pribadi ini - Kristus yang manusia dan Sabda Ilahi - merupakan sesuatu yang “luhur dan unik”, tetapi hanya suatu kebetulan belaka. Pribadi ilahi tinggal dalam pribadi manusia “sebagai bait”. Melanjutkan jalan pikirannya, Nestorius menegaskan bahwa Yesus manusia wafat di salib, tetapi tidak demikian dengan Yesus ilahi. Jadi, Bunda Maria bukanlah “Bunda Allah,” melainkan sekedar “Bunda Kristus” - Yesus manusia. Apakah membingungkan? Memang, akibat dari pemikiran tersebut adalah membagi Kristus menjadi dua pribadi dan menyangkal inkarnasi. St. Sirilus, Uskup Alexandria (wafat thn 440) menyangkal pendapat Nestorius dengan mengatakan, “Bukannya seorang manusia biasa pertama-tama dilahirkan oleh Santa Perawan, dan kemudian sesudahnya Sabda turun atasnya; melainkan, bersatu dengan daging dalam rahim, [Sabda] mengalami kelahiran dalam daging, kelahiran dalam daging adalah kelahiran-Nya sendiri…” Pernyataan ini menegaskan keyakinan yang dikemukakan dalam paragraf pertama - Bunda Maria adalah sungguh Bunda Allah. Pada tanggal 22 Juni 431, Konsili Efesus bersidang guna menyelesaikan perdebatan ini. Konsili memaklumkan, “Barangsiapa tidak mengakui bahwa Imanuel adalah sungguh Allah dan karenanya Santa Perawan adalah Bunda Allah [Theotokos] (sebab ia melahirkan menurut daging Sabda Allah yang menjadi daging), Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII dikutuk Gereja.” Oleh sebab itu, Konsili secara resmi memaklumkan bahwa Yesus adalah satu pribadi ilahi, dengan dua kodrat - manusiawi dan ilahi - dipersatukan dalam persekutuan yang sempurna. Kedua, Efesus menegaskan bahwa Bunda Maria dapat secara tepat digelari Bunda Allah: Maria bukanlah Bunda Allah Bapa, atau Bunda Allah Roh Kudus; melainkan ia adalah Bunda Allah Putra - Yesus Kristus, sungguh Allah sejak kekekalan, yang masuk ke dalam dunia ini dengan menjadi sungguh manusia. Konsili Efesus memaklumkan Nestorius sebagai bidaah sesat dan Kaisar Theodosius memerintahkan agar ia diusir dan dibuang. (Menariknya, suatu Gereja Nestorian kecil masih ada hingga sekarang di Irak, Iran dan Siria.) Patutlah kita senantiasa merenungkan serta berusaha mengikuti teladan mulia Bunda Maria, yang mengatakan, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Hendaknya kita tidak pernah. melupakan bahwa Bunda Maria adalah sungguh “bunda”. Bunda Maria bukanlah sekedar sarana fisik belaka dengan mana Kristus masuk ke dalam dunia ini, melainkan ia juga seorang bunda dalam arti sepenuhnya. Sebagai seorang bunda, ia senantiasa ingin menghadirkan Putranya kepada yang lain dan menghantar mereka kepada Putra Ilahinya. Dalam Injil, ia menghadirkan Yesus kepada para gembala, para majus, Nabi Simeon dan Hana, dan juga dalam perjamuan nikah di Kana. Ia rindu melakukan hal yang sama bagi tiap-tiap kita. Ketika Kristus wafat di salib, berdiri di sana Bunda-Nya, Maria, dan St. Yohanes Rasul; Yesus berkata kepada Maria, “Ibu, inilah, anakmu!” mempercayakan bunda-Nya yang janda ke dalam pemeliharaan St. Yohanes; dan kepada St. Yohanes, “Inilah ibumu!” (Yoh 19:26-27). Sesuai tradisi, kita senantiasa yakin bahwa dengan itu Yesus memberikan Bunda Maria sebagai Bunda kepada Gereja seluruhnya dan kepada kita masing-masing. Keyakinan ini dengan sangat indah dijelaskan melalui pesan Bunda Maria di Guadalupe, di mana Santa Perawan menampakkan diri kepada St. Juan Diego pada tahun 1531. Pada tanggal 9 Desember, Bunda Maria mengatakan, “Ketahuilah dengan pasti, engkau yang terkecil dari antara anak-anakku, bahwa akulah Santa Perawan Maria yang tak bercela, Bunda Yesus, Allah yang benar, yang melalui-Nya segala sesuatu beroleh hidup, Tuhan atas segala yang dekat maupun yang jauh, Tuan atas surga dan bumi. Merupakan kerinduanku yang terdalam bahwa sebuah kapel dibangun di sini untuk menghormatiku. Di sini aku akan menunjukkan, aku akan menyatakan, aku akan melimpahkan segenap cintaku, kasih sayangku, Warta Thomas [ 6 ] pertolonganku dan perlindunganku kepada segenap manusia. Akulah bundamu yang berbelas kasih, bunda yang berbelas kasih dari kalian semua yang hidup rukun di negeri ini, dan dari segenap umat manusia, dari segenap mereka yang mengasihiku, dari mereka yang berseru kepadaku, dari mereka yang mencariku, dan dari mereka yang menaruh harapannya padaku. Di sini aku akan mendengar isaktangis mereka, keluh-kesah mereka, dan aku akan menyembuhkan serta meringankan segala beban derita, kesulitan-kesulitan dan kemalangankemalangan mereka.” Kemudian pada tanggal 12 Desember, Bunda Maria mengatakan, “Dengarkanlah dan camkanlah dalam hatimu, putera kecilku terkasih: janganlah kiranya sesuatu pun mengecilkan hatimu, melemahkan semangatmu. Janganlah kiranya sesuatu pun membimbangkan hatimu ataupun tekadmu. Juga, janganlah takut akan segala penyakit ataupun pencobaan, kekhawatiran ataupun penderitaan. Bukankah aku di sini, aku yang adalah bundamu? Bukankah engkau ada dalam naungan dan perlindunganku? Bukankah aku ini sumber hidupmu? Bukankah engkau ada dalam naungan mantolku, dalam dekapan pelukanku? Adakah sesuatu lain yang engkau butuhkan?” Pesanpesan indah ini menegaskan peran Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda kita. http://yesaya.indocell.net/id659.htm oleh: P. William P. Saunders * PENGUMUMAN Wanita Katolik RI akan menyelenggarakan Ziarek dan Rekoleksi, dalam rangka menutup kegiatan Novena Tiga Salam Maria yang akan diselengarakan : Waktu : 30 s/d 31 Oktober 2010 Tempat / Acara : 1. Jalan Salib di Tebar Kamulyan, Subang. 2. Rekoleksi dengan tema keluarga, 3. Rekreasi di Kawah Putih, Bandung. Biaya : Rp. 250.000,- perorang Bagi yang berminat dapat Mendaftar di depan gereja setiap sebelum dan setelah Novena dengan uang tanda jadi Rp. 100.000,- atau dapat menghubungi Ibu Christian ( 08888325436 ) atau Ibu Iis Bhinukti ( 0818982804 ). Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII Laporan KPU Bulan Agustus 2010 ALOKASI No. Wilayah / Lingkungan 111 112 113 114 121 122 131 132 1. 2. 3. 4. 1. 2. 1. 2. 133 211 212 St. Pius X St. Antonius St. Nikolas St. Petrus St. Yustinus St. Yulius St. Matius St. Laurentius Jml. KK Ampl Msk Jumlah Rp. 36 87 50 25 34 53 32 44 200.000 18 21 24 140.000 208.000 166.000 18 3. St. Aloysius 1. St. Yoh. De Brito 2. St. Benardino Realino 50 46 35 213 221 222 223 231 232 311 312 313 314 315 3. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. Sta. Sisilia Sta. Maria Sta. Maria Goreti St. Ign. Loyola St. Bartolomeus St. Filipus Sta. Theresia Sta. Ursula Sta. Lusia St. Markus St. Carolus 40 45 32 31 40 34 27 24 42 38 30 321 322 331 332 333 411 412 413 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3. Sta. Katharina St. Greg. Agung Ratu Pencinta Damai Ratu Rosari Ratu Malaikat Bunda Kristus Bunda Gereja Bunda Pencipta 49 37 65 55 45 45 25 44 414 415 4. Bunda Hati Kudus 5. St. Yohanes Pembaptis 421 422 423 424 425 431 432 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. St. Yakobus St. Paskalis St. Mikhael Keluarga Kudus St. Dionisius Sta. Monica Sta. Agnes 50 35 26 38 26 52 60 433 3. Bunda Penebus 59 60% DPP 40% Lingk. 64.000 120.000 84.000 124.800 99.600 39.000 80.000 56.000 83.200 66.400 25.000 24 19 895.000 622.333 537.000 373.400 358.000 248.933 11 90.000 440.000 17 300.000 22 562.000 19 15 292.000 245.000 54.000 264.000 180.000 337.200 175.200 147.000 36.000 176.000 120.000 224.800 116.800 98.000 354.000 786.000 1.042.000 - 236.000 524.000 694.000 - - - 630.000 73.000 - 420.000 48.000 - 590.000 20 1.310.000 7 1.736.000 15 1.050.000 33 121.000 - JUMLAH Warta Thomas [ 7 ] 1586 283 9.031.333 Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) 5.420.200 3.611.133 Hari Minggu Biasa ke XXVIII LanjutanTentang Hierarki Gereja WILAYAH Batas Pelayanan dan Kedudukan tuk oleh Dewan Pastoral Paroki sebagai penyelenggara pelayanan pastoral umat di Lingkungan, dan Ketua Lingkungan sebagai Anggota Dewan Pastoral Paroki Pleno. 1.1. Batas Pelayanan 2. Tujuan, Fungsi dan Wewenang a. Batas teritorial Wilayah ditetapkan dengan Surat Keputusan oleh Dewan Pastoral Paroki dengan memperhatikan batas-batas pemerintahan sipil. 2.1. Tujuan 1.2. Kedudukan a. Wilayah adalah salah satu badan yang dibentuk oleh Dewan Pastoral Paroki sebagai Koordinator Lingkungan, dan Ketua Wilayah sebagai Anggota Dewan Pastoral Paroki Inti. 2. Tujuan, Fungsi dan Wewenang 2.1. Tujuan a. Mewujudkan koordinasi dengan LingkunganLingkungan di Wilayahnya dalam mewujudkan panggilan Umat Allah untuk berperan aktip dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. 2.2. Fungsi Bersama Pastor Wilayah mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pastoral dalam lingkunganlingkungan di wilayahnya agar dapat terlaksana dengan baik; b. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan kegiatan-kegiatan pastoral di lingkungan-lingkungan wilayahnya kepada Dewan Pastoral Paroki melalui ketuanya; c. Menyampaikan hasil rapat Dewan Pastoral Paroki dan pertemuan-pertemuan lain yang berhubungan dengan kemajuan dan perkembangan karya pastoral Paroki pada umumnya kepada pengurus lingkunganlingkungan di wilayahnya. 2.3. Wewenang a. Mengambil keputusan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan keputusan tersebut yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengembangan karya pastoral dan pengelolaan keuangan di Wilayahnya. a. Menampung dan mengurus hal-hal yang berkaitan dengan reksa pastoral warga Lingkungan dalam kesatuan dengan ketua Wilayah dan/atau Stasi. b. Mewujudkan panggilan Umat Allah di Lingkungan untuk mengambil bagian dalam hidup menggereja dan bermasyarakat 2.2. Fungsi a. Membantu Pastor Paroki dan Dewan Pastoral Paroki dalam penyelenggaraan dan pengembangan karya pastoral di Lingkungan. 2.3. Wewenang Mengambil keputusan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan keputusan tersebut yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengembangan karya pastoral dan pengelolaan keuangan di Lingkungannya. RUKUN Tugas Koordinator Rukun adalah : a. Membantu Sekretaris menyampaikan undangan dan jadwal kegiatan kepada umat dirukunnya. b. Membantu Seksi Liturgi dan Katekese menghubungi warga dirukunnya untuk mempersiapkan tempat kegiatan peribadatan, dan Pewartaan. Membantu Bendahara untuk penarikan iuran Lingkungan, penarikan dan pengembalian Kartu Partisipasi Umat (KPU), untuk warga dirukunnya. c. Membantu Seksi Pelayanan, untuk penarikan Iuran Wajib Perkumpulan Dana Kematian Yusup Arimatea. d. Melaksanakan kegiatan Karya Pelayanan Pastoral dirukunnya, sesuai dengan keputusan rapat Lingkungan. e. Menyusun. dan mengajukan Rencana Kerja, Anggaran Keuangan bidang kerjanya; LINGKUNGAN Batas Pelayanan dan Kedudukan f. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Ketua Lingkungan; 1.1. Batas Pelayanan a. Batas teritorial Lingkungan ditetapkan dengan Surat Keputusan oleh Dewan Pastoral Paroki dengan memperhatikan batas-batas pemerintahan sipil. Tanggungjawab Koordinator Rukun adalah : 1.2. Kedudukan b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kerja dan penggunaan anggaran keuangan; Lingkungan adalah salah satu badan yang dibenWarta Thomas [ 8 ] a. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua Lingkungan. Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII c. Menyusun dan menyampaikan Laporan Kegiatan dan Keuangan bidangnya secara periodik kepada Ketua Lingkungan. KEUSKUPAN Keuskupan adalah unit geografis kunci dari otoritas dalam bentuk pemerintahan gereja yang dikenal sebagai pemerintahan episkopal dan diatur oleh Uskup. DEKENAT Dekenat adalah kelompok koordinasi pemerintahan gereja yang terdiri dari beberapa Paroki dan bertanggungjawab kepada Uskup. (TAB) Sumber dari Pedoman Pelaksanaan DPP Paroki Santo Thomas, 2009 buku Iman Katolik, KWI, 1996 www.mediakatolik.net KIAT CERDAS MEMILIH WALIKOTA DEPOK 16 OKTOBER 2010 Pada Sabtu, 16 Oktober 2010 (antara jam 07.00 – 12.00), warga kota Depok pada umunya dan umat Katolik di Paroki St. Thomas Kelapa Dua pada khusunya yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) ditawari oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok untuk memilih salah satu dari empat pasang calon wali kota dan wakil walikota periode 2011 – 2016. Sebagai upaya untuk mengenal siapa saja para pasangan calon, Dewan Pastoral Paroki (DPP) bersama-sama dengan Seksi Kerasulan Awam telah berusaha mengundang para pasangan calon untuk berdialog dengan pemuka-pemuka umat. Mereka yang diundang adalah: Nur Mahmudi Ismail (Calon Walikota diusung oleh PKS, dan PAN), pasangan calon dengan Nomor Urut 3 pada surat suara, pada 29 Agustus 2010 jam 10.00 – 13.00. Pada 28 Agustus menyatakan bersedia hadir, tetapi pada 29 Agustus jam 07.00 menyatakan berhalangan hadir karena harus ke Sukabumi. Akhirnya Pak Nur Mahmudi hanya mewakilkan Asisten Daerah I bidang Pemerintahan, Drs. Sayid Cholid. Sedangkan Badrul Kamal (Pasangan calon nomer urut 4 pada Surat Suara dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI-P, PPP, PKB, PDP), dengan suka rela menemui pemuka-pemuka umat Katolik Paroki St. Thomas pada 2 September 2010. Pertemuan berlangsung hingga pukul 23.15. Sementara itu, pada 27 September 2010 jam 20.00, Gagah Sukamantri (calon perseorangan/tidak diduWarta Thomas [ 9 ] kung oleh Parpol manapun (menempati nomor urut 1 pada surat suara), meminta berdialog dengan DPP, tetapi setelah ditunggu samapi pukul 21.30, yang bersangkutan tidak datang. Pasangan lainnya adalah Yuyun Wirasaputra (pasangan calon dengan nomor urut 2 pada surat suara dicalonkan oleh Parta-partai kecil/tidak mendapatkan kursi di DPRP) tidak sempat diundang dan tidak meminta berdialog. Ketika dialog antara DPP dan pemuka-pemuka umat dengan Bapa Badrul Kamal, suasanannya sangat bersahabat. Sebelum DPP dan pemuka-pemuka umat menyampaikan hal-hal yang diminta untuk dijawab, beliau sudah memahami benar aspirasi apa yang akan disampaikan oleh umat Katolik. Visi Badrul Kamal adalah “Membangun Depok Untuk Semua”. Programnya antara lain adalah “Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan antar warga apapun suku, dan agamanya.” Melalui penggambaran singkat atas dialog-dialog para calon yang telah terjadi seperti tersebut di atas, maka segenap umat Katolik di Paroki St. Thomas diharapkan dengan cerdas memilih pasangan calon paling tepat, yaitu pasangan calon yang memiliki visi dan program melindungi dan mengayomi semua warga Depok apapun suku dan agamanya. Memilih pemimpin pemerintahan, bagi warga Katolik merupakan hal yang sangat penting sebagai salah satu wujud warga negara yang betanggung jawab. Melaksanakan hak pilih hanya sekitar 5 menit di bilik suara, tetapi jika salah pilih, sengsaranya selama 5 tahun. Selamat Memilih (M. Djadijono, Ketua Seksi Kerwan dan HAK DPP St. Thomas). Liputan Perarakan Bunda Maria Tepat pada hari jumat tanggal 1 Oktober 2010,Legio Maria Presidium "Maria Ratu Surga" Santo Thomas, mendapat kesempatan untuk mengawali misa jumat pertama dengan melakukan perarakan terhadap patung Bunda Maria. Beberapa jam sebelum misa jumat pertama, saya, Pak Bowo, Pak Victor, Mba Tri, Pak Frans dan beberapa ibu-ibu anggota Legio sudah mulai menyiapkan segala sesuatunya.Mulai dari : tandu, patung Bunda Maria, karangan bunga, kain, lampu rosario (yang di pasang di belakang patung Yesus dan Maria) dan lain sebagainya. Kami pun sempat was-was karena waktu sudah Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII menunjukan pukul 17.15, namun kain putih biru untuk menghias dinding altar dan belakang patung Sang Bunda masih belum selesai di pasang.Padahal misa mulai jam 18.00 dan umat sudah mulai berdatangan. Namun puji Tuhan, semua berlangsung lancar. Di tengah siraman hujan di luar, prosesi perarakan, Doa Tesera dan misa jumat pertama berjalan sempurna. salam hangat, A.M.A.N SURGA DUNIA Kalau Saudara ditanya, “Apakah yang saudara cari, Surga atau Dunia?” Maka hampir pasti jawabannya adalah mencari Surga. Paling tidak inilah yang selalu diajarkan di Gereja. Lalu, kalau saudara merenungkan lebih jauh lagi, mungkin mulai terpikir “Apa benar, ya, jawaban saya tadi?” Benarkah kita berani meninggalkan “dunia” yang nyata-nyata mempengaruhi peri kehidupan kita sehari-hari? Apakah benar kita sudah siap menerima surga dengan meninggalkan “dunia”? Surga sering digambarkan dengan kebahagiaan hakiki yang dialami oleh jiwa manusia. Sedangkan dunia, sering digambarkan dengan segala sesuatu yang semu dan bersifat sementara. Dengan pengertian ini, mungkinkah surga kita nikmati di dalam dunia ini? Artinya, mungkinkah jiwa kita mengalami kebahagiaan yang hakiki sementara kita masih menggeluti kehidupan dunia yang penuh gejolak suka dan duka? Jawabnya: mungkin saja! Kenapa tidak? Kita dapat menikmati kebahagiaan kapan saja kita mau. Wah, apa benar? Kalau benar, kenapa kita masih sering tidak bahagia? Tidak puas? Pegal di hati atau merasa suntuk? Kita masih sering sakit hati atau merasa benci kepada orang lain, dan masih banyak suasana hati lainnya yang menjauhkan kita dari suasana bahagia? karena merasa dirinya paling benar. Keberlimpahan duniawi tidak dapat menjamin adanya kebahagiaan. Kebahagiaan hanya dapat timbul dari dalam hati kita yang paling murni, ketika kita mau merasakan kebahagiaan itu. Kebahagiaan ada sangat dekat dengan kita masing-masing, tapi sering kita mengabaikannya. Kebahagiaan datang ketika kita tersenyum dan orang lain juga tersenyum kepada kita. Kebahagiaan timbul ketika kita dapat menolong orang lain. Kebahagiaan ada ketika kita berhimpun bersama teman dan saudara, berhimpun dalam kelompok-kelompok sosial, berhimpun bersama banyak orang lain. Dan, masih banyak lagi sumber kebahagiaan yang dapat kita nikmati tanpa harus berkelimpahan harta dunia. Inilah kasih karunia Tuhan, sehingga siapa pun dapat merasakan bahagia kalau hatinya siap dan mau merasakan kebahagiaan itu. Oleh sebab itu, sangat disayangkan kalau ada orang yang berlelah-lelah (ngoyo) mengejar ”dunia” dengan meninggalkan kebahagiaannya. ”Kebahagiaan akan saya nikmati nanti kalau saya sudah berhasil” katanya. Dan ketika keberhasilan datang, ia lupa mensyukurinya dan masih tetap belum bahagia. Sebaliknya, sangat disayangkan juga orang yang tidak mau berusaha meningkatkan kesejahteraannya dengan dalih ”buat apa mengejar harta dunia”. Memang benar, uang bukan segalagalanya. Tapi, tanpa uang kita akan mengalami banyak kesulitan. Kita akan merasa bahagia manakala kita dapat mensyukuri apa yang telah kita terima dan tetap berusaha memberdayakan talenta yang diberikan kepada kita sebagai wujud terima kasih kita kepada Tuhan. Ajehendro IKLAN Sebenarnya, apakah yang dapat membuat kita ba- Dijual Motor Yanaha Mio tahun 2010 bulan 4 sehagia? Uang dan harta? Pangkat dan kekuasaan? harga Rp. 9,3 juta. Hubungi 02198943058 Ketenaran dan keberhasilan? Semuanya itu baik, tapi Dijual rumah minimalis Luas Tanah 90 M2 dan luas tidak dapat menjamin akan memberikan kebahagiaan. Banguna 60 M2. S.H.M 2 kamar tidur, 2 kamar Bahkan terkadang dapat meracuni. Bagaikan mandi, listrik 2200 watt, air jet pump. Perum Nuansa meminum air laut, makin banyak diminum makin Kelapa Dua E IB Jl. Pesantren ( Pasir Gunung Selamenimbulkan dahaga. Makin banyak kekuasaan tan Cimanggis - Depok ). Tanpa Perantara Hubungi dimiliki akan mendorong orang untuk menyalah ibu Henny Lestari ( 0818954350 ) gunakannya. Misalnya, kekuasaan yang berlebihan akan membuat orang melupakan hukum, uang dan harta yang berlebihan akan membuat orang merasa dapat ”membeli” apa pun yang dimauinya secara tidak adil. Ketenaran dan keberhasilan akan mendorong orang menjadi lupa diri dan tidak mau menerima kritik Warta Thomas [ 10 ] Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII Berita Paroki • Ekaristi Harian dalam minggu ini, hari Senin s/d Jumat, Pukul. 05.30 di gereja. Hari Sabtu pagi pukul. 06.00 di Susteran PRR. Mekarsari ● Minggu, 10 Oktober : Pkl. 10.00 Baptisan Anak di Gereja. ● Rabu, 13 Oktober ; Pertemuan PDKK St. Thomas di Aula dengan Pembawa Firman Bpk. Max Iswanto. ● Kamis, 7 Oktober : Peringatan Wajib Sta. Perawan Maria, Ratu Rosario. ● Jumat, 15 Oktober : Peringatan wajib St. Theresia dari Yesus, Perwana dan Pujangga Gereja. Pkl 18.30 Perayaan Ekaristi Novena 3 Salam Maria, hari ketujuh. Koor dan Penyambut Jemaat : WKRI Novena Tiga Salam Maria, diadakan setiap hari Jumat, sampai dengan tanggal 29 Oktober 2010, dengan tema : “Keluarga dalam tantangan masa depan” ● Kursus Perkawinan di Paroki St. Thomas akan diselengarakan pada tanggal 23, 24, 30 dan 31 Oktober 2010.Pendaftaran dapat di Sekretariat Paroki, setiap jam kerja. • Seminari Menengah Stella Maris – Bogor, membuka Pendaftaran Siswa Baru tahun pembelajaran 2011/2012, bagi siswa SMP dan SMA kelas 3 ataupun yang telah lulus. Syarat-syarat lengkap dapat dilihat di papan pengumuman. Bacaan Harian Acara Rutin Paroki ● 12 Oktober 2010 : Hari Biasa : Ga1.4:31b - 5:6; Mzm. 119:41,43,44,45,47,48; Luk. 11:37-41 • 13 Oktober 2010 : Hari Biasa : Gal. 5:18-25; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 11:42-46 dalam bulan. • Pembaptisan bayi: hari Minggu kedua dalam bulan. • Pengajaran agama dewasa untuk calon baptis: setiap Senin (malam) pk.19.00-20.30 WIB. • 14 Oktober 2010 : Hari Biasa : Ef. 1:1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 11:47-54 • 15 Oktober 2010 : Pw S. Teresia dr Yesus : Ef. 1:11-14; Mzm. 33:12,4-5,12-13; Luk. 12:1-7; atau dr RUybs • 16 Oktober 2010 : Hari Biasa : Ef. 1:15-23; Mzm. 8:2-3a,4-5,6-7; Luk. 12:8-12 • Rekoleksi orangtua bayi calon baptis: minggu pertama • Legio Maria: setiap hari Sabtu, pukul 15.30—17.30 • Latihan Paduan Suara Mudika: Rabu dan Jumat Pkl. 20.00—22.00 WIB. • Latihan Lektor setiap hari Jumat pukul 19.30 - 22.00 WIB di Gereja • Pertemuan Lektor bulanan diadakan pada hari minggu kedua setiap bulan pukul 10.00 - 12.00 WIB di Gereja • PDKK St. Thomas: tiap Rabu II-IV pk.19.00-22.00 WIB. • Pertemuan Lansia setiap Sabtu pertama dalam bulan Pk.09.00 pagi. • Pelayanan KPU/Santo Yusuf: hari Minggu sesudah Perayaan Ekaristi II pukul 08.00. • Latihan Koor NTT Setiap Hari Selasa dan Jumat. Anggota Koor , dimohon Kehadirannya • Informasi lain: lewat Sekretariat Paroki. Warta Thomas [ 11 ] Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII Petugas Liturgi Paroki St.Thomas Sabtu, 16/10/2010 18.00 Koor Monica Penyambut Carolus Jemaat Prodiakon JB Muratno JB. Slamet PW H Sukardi PS Trimo Syukur Stasi BMR Minggu, 17/10/2010 Minggu, 17/10/2010 06.00 08.00 18.00 07.00 Mudika Wil VIII Ratu Penicpta Damai FX. Bambang Sudarsono FX. Soeparmono FX. Sumardi Ign. Sutarno Ratu Malaekat Sisilia Ratu Rosari Laurentius Agnes Mikhael V Wadiyo H Rony Maru JB. Lystyawan HW Ign. Harry Respatyo Bill Subiyanto Anne - Andri Wil 3 / Wil 4 Lektor Sara - Yanne Yudhi - Yuanita Ign Musdimar P Sri Basukiyanto V Hadi Mulyanto FX. Soejatno B Bb. T. Saktiawan T Djoko Mulyatno Susan - Eri Parkir Will 3 / Wil 4 Wil 1 / Wil 2 Wil 1 / Wil 2 Bunga St Diyono M Pardji Dwijopurwoko Y Siyono G Eka Widada Igantius Loyola Kolekte Minggu Lalu Ucapan Syukur Kolekte : Rp. 16.297.100 dan $ 1 dan 10 Ringgit Malaysia ,- Terima kasih atas karya serta amal bakti Bapak/Ibu, Tuhan memberkati. Rekening Paroki: BCA Cab. Cimanggis No.166.2497171 a.n. Christopharus Lamen Sani atau Ibu Rosari Ginting ● Terimakasih Serta Puji syukur bagi Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas terkabulnya permohonan kami melalui doa Novena 3 Salam Maria, Doa Novena Hati Kudus Yesus, Novena Roh Kudus dan Novena Opus Dei Jose Maria ( Novena Kerja) (Stefanus Michael) Perkawinan Pengumuman Pertama ♥ Bernardus Rufianus dari lingkungan Paskalis dengan Luncinar Rewysa Sihotang dari Paroki St. Clemenns Balikpapan ♥ Yohanes Kia Patti dengan Sesilia Soni Wuun keduanya dari Stasi Bunda Maria Ratu Pengumuman Kedua ♥ Taripar Simanjuntak dari Paroki St. Antonius Bidaracina dengan Aloysia Kristiningrum dari lingkungan St. Matheus ♥ Laurence Edwin Pradjanata dari lingkungan Yohanes Pembaptis dengan Priscilla Hertika Kurniawaty dari Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading-Jakarta. Pengumuman Ketiga ♥ Handrias Heru Febri Oktora dari Paroki St. Thomas dengan Yustina Aniek Nuriyani dari Paroki St. Aloysius Gonzaga Cijantung. Bagi umat yang mengetahui adanya halangan-halangan atas rencana pernikahan tersebut, wajib memberitahukan kepada Pastor Paroki. Warta Thomas [ 12 ] Layout Desain by Ari Henoe ([email protected]) Hari Minggu Biasa ke XXVIII