Warta Thomas

advertisement
Warta Thomas
Media Pewartaan Umat Paroki St. Thomas Kelapa Dua Depok
No. 40 Th. XIII, Minggu, 10 Oktober 2010, Hari Minggu Biasa XXVIII
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang
sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada
orang asing ini?"
(Lukas 17 : 17 - 18)
2 Renungan:
Imammu Telah Menyelamatkanmu
4 Artikel
Tahu Berterimakasih
5 Santa Perawan Maria
7 Laporan KPU
8 Lanjutan Tentang Heirarki Gereja
Warta Thomas
Media Pewartaan
Umat Paroki St. Thomas Kelapa Dua Depok
Penanggungjawab
DPP Paroki St. Thomas-Komsos
Penasehat
RD. Christophorus Lamen Sani
Koordinator
Kristiyono-08161633442
Pelaksana
Tim Warta Paroki
Adit - 08568409225
Angga - 081807007937
Lia - 08567148553
Silvi - 08128502221
Susan - 085781892080
Yandi - 085710482988
Yudis - 085714842860
Yudis Mahardika - 085691084027
Sirkulasi/Iklan
Pieter Fernandez
Tarif Iklan
Iklan Mini Rp20.000
1/4 halaman Rp35.000
1/2 halaman Rp50.000
Biaya Iklan bayar di muka. Iklan akan dimuat
jika masih tersedia space kosong.
Redaksi menerima sumbangan tulisan,
karikatur, atau kreasi lain. Panjang tulisan
maksimal 400 kata ke email:
[email protected]
[email protected]
Kami mohom maaf apabila tulisan tidak dapat
kami masukkan karena terbatasnnya tempat
Website
thomas.keuskupanbogor.or.id
Warta Versi online dapat di baca di
www.thomas.keuskupanbogor.or.id/
wpthomas/category/media-cetak
Ujud Bulan Oktober
Ujud Umum : Semoga universitas universitas Katolik semakin menjadi
tempat yang memungkinkan terjadinya
harmoni antara iman dan akal budi.
Ujud Misi : Semoga Hari Misi Sedunia
menjadi kesempatan lebih disadarinya arti
penting tugas Gereja mewartakan Kristus
bagi kebaikan seluruh umat manusia.
Ujud Gereja Indonesia : Semoga cinta
bakti kepada Bunda Maria membuat
Gereja semakin tersedia dan bersedia
menjadi rekan - ziarah bagi para musafir
pencari Kebenaran dan Kebahagiaan
sejati.
Warta Thomas [ 2 ]
Renungan
Imammu Telah Menyelamatkanmu
Oleh Romo Gianto.
Penyembuhan sepuluh orang kusta dalam Luk 17:11-19 terjadi ketika Yesus
sedang dalam perjalanan menuju ke Yerusalem - ke tempat ia akan ditolak,
menderita dan wafat disalibkan, tapi juga tempat ia bangkit. Ringkasnya, kisah
ini terjadi dalam perjalanan memperkenalkan Yang Mahakuasa sebagai Bapa
yang berbelaskasihan kepada manusia. Tidak semua orang memahaminya.
Juga mereka yang mendapatkan kebaikan darinya.
Bila dieja sebagai Ierousaleem, kota tujuan perjalanannya itu tampil sebagai
tempat yang menolak kehadiran utusan Yang Mahakuasa ini, bahkan
memperlakukannya dengan buruk. Kota seperti ini tampil sebagai kota
kezaliman - Yeru-"zalim" yang akan runtuh dan diganti dengan Hierosolyma,
tempat Yesus akan dimuliakan, kota kedamaian, Yeru-"syaloom". (Sebagai
tujuan perjalanan Yesus, nama kota itu ditulis sebagai Ierousaleem dalam 9:51;
Hierosolyma dalam 13:22, di Ierousaleem 17:11, dan kemudian Hierosolyma
19:28). Sepuluh orang kusta yang berseru kepadanya "Yesus, Guru,
kasihanilah kami!" menemuinya dalam perjalanannya ke Yeru-"zalim". Sepuluh
orang kusta tadi sebenarnya tidak lagi berada di dekat tempat yang bakal
runtuh itu, melainkan menuju ke Yesus yang akan mengubah kota kezaliman
itu menjadi kota damai. Kesepuluh penderita kusta itu sebenarnya malah lebih
dekat ke pembawa keselamatan daripada Yeru-"zalim" sendiri! Tapi apa
semuanya beres?
DILEMMA PRAKTEK AGAMA
Yesus tidak segera menyembuhkan kesepuluh orang berkusta tadi
melainkan menyuruh mereka memperlihatkan diri kepada imam-imam (ayat
14). Hukum adat dan agama di Israel dulu menggariskan, orang kusta yang
sembuh baru akan diterima kembali ke dalam masyarakat setelah dinyatakan
sembuh dalam upacara yang hanya boleh dilakukan para imam. Hukum ini
masih dapat dilihat dalam Im 14:1-32. Di situ diberikan pegangan untuk
memeriksa apakah orang sungguh berpenyakit kusta atau tidak, apakah telah
sembuh dari kusta atau belum. Hanya imam-lah yang berhak menyatakan
"najis" (kotor karena kusta) atau "tahir" (bersih, sembuh dari kusta). Tujuan
utamanya ialah menjamin agar kurban dan upacara kurban hanya dilakukan
dan diikuti oleh mereka yang tak najis, yang bersih. Mereka yang tak bersih,
termasuk mereka yang menderita kusta, tersingkir dari kehidupan yang ketika
itu memang berporos pada praktek dan upacara agama. Tentunya semua ini
pada awalnya berkaitan dengan upaya pencegahan penularan.
Dapatkah mereka kembali? Jelas mungkin dan ada pengaturannya. Namun
menjelang zaman Yesus, penegasan sudah tahir atau masih kotor hanya
dilakukan imam di Bait Allah di Yerusalem walaupun tidak dikenal larangan
melakukannya di tempat lain. Dalam prakteknya para imam tidak lagi
menjalankannya di luar Bait Allah karena semua upacara makin dipusatkan di
situ. Tapi untuk memasuki Bait Allah orang harus bersih. Padahal bersih
tidaknya mereka itu perlu ditegaskan terlebih dahulu oleh imam-imam yang kini
melakukan upacara yang diterakan dalam Im 14 tadi hanya di dalam Bait Allah.
Jadi orang kusta atau yang disangka menderita kusta benar-benar terkucil dan
tidak memiliki tempat mengadu lagi. Dengan latar belakang seperti ini Yesus itu
memang menjadi harapan satu-satunya. Mereka ingin mendapatkan belas
kasihan, bukan kesembuhan saja. Ini seruan orang yang sudah bakal puas bila
dapat sekadar mencicipi benarnya hal yang selalu diajarkan, yakni bahwa
Tuhan itu berbelaskasihan.
APA YANG TERJADI?
Dengan menyuruh kesepuluh orang kusta tadi menghadap imam Yesus
menghormati hukum agama yang dikeramatkan dalam Im 14 tadi. Tentu saja ia
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
sadar praktek pada zaman itu tidak memudahkan
orang kusta tadi menghadap imam-imam. Yesus
sebetulnya menghimbau imam-imam agar berani
keluar dari rambu-rambu tambahan yang
menyesakkan (yaitu hanya melakukan ritual Im 14 di
Bait Allah) dan tak memungkinkan tujuan hukum yang
sebenarnya tercapai.
Juga para penderita kusta itu tahu bahwa sulit atau
bahkan tak ada kemungkinan menghadap imam.
Justru karena itulah mereka berseru kepada tokoh
yang menjadi harapan banyak orang ini! Namun apa
yang dikatakannya? Ah, mengecewakan. Sama saja!
Ia hanya membuat kami-kami kaum tersingkir makin
merasakan getirnya diemohi. Guru yang katanya
tumpuan hidup ini melempar kami kembali kepada
imam-imam yang sudah jelas tak dapat membuat
nasib kami berubah. Seandainya toh ada di antara
imam di Yerusalem yang mau memahami, takkan
mudah baginya menembus kekakuan rekan-rekannya.
Pembaca kisah ini boleh ingat kembali perumpamaan
orang Samaria yang baik hati yang mengisahkan
orang Yahudi yang malang yang tidak dipedulikan
oleh kaumnya sendiri. Imam dan orang Lewi yang
lewat dan "melihat" orang itu malah menyingkir (Luk
10:31-32), tentunya karena mereka mau menghindar
agar tidak menjadi "kotor" dengan menyentuh darah
orang yang luka itu dalam perjalanan mereka ke
tempat upacara. Satu-satunya orang yang menjadi
tumpuan harapan sepuluh orang kusta tadi juga
"melihat" mereka (ayat 14) tapi kemudian ia hanya
menyuruh mereka mencari jalan yang sudah tertutup.
Maka mereka pergi dengan perasaan hampa.
WARTA GEMBIRA
Tetapi justru ketika mereka menjauh dari Yesus
dalam keadaan tadi mereka mendapati diri mereka
dibersihkan. Mereka sembuh dari penyakit kusta. Tak
diceritakan bagaimana perasaan mereka. Apa mereka
berusaha mendapat pengakuan resmi dari imamimam bahwa mereka telah sembuh dst. tidak lagi
menjadi pusat warta Injil. Lukas hanya mengisahkan
bahwa salah satu dari kesepuluh orang yang sembuh
tadi kembali menghadap Yesus "sambil memuliakan
Allah dengan suara nyaring, lalu sujud di depan kaki
Yesus dan mengucap syukur kepadanya" (Luk 17:1516). Ditambahkannya, "Orang itu orang Samaria". Ia
yang nanti dalam ayat 19 disebut Yesus "orang
asing", bukan orang Yahudi, bukan dari kaum sendiri
itulah satu-satunya dari kesepuluh orang yang telah
sembuh yang tidak kehilangan harapan yang
sesungguhnya. Ia juga satu-satunya orang yang
berhasil menembus keputusasaan. Ia tetap
memuliakan Allah.
Di mana sembilan orang lain yang juga sembuh?
Mereka mendapati diri bersih, tapi untuk mendapat
pengakuan betul bersih dari imam-imam? Forget it! Di
mata orang mereka masih "kotor" dan tak bisa
Warta Thomas [ 3 ]
mendapatkan pentahiran resmi. Mereka tetap pahit.
Sudah terima nasib saja. Orang Samaria tadi lain.
Memang baginya juga tak mungkin mendatangi imam
di Bait Allah. Pertama-tama karena ia masih
dipandang kotor. Kedua, ia orang Samaria, orang
asing, bukan orang Yahudi dan diharamkan mendekat
ke Bait Allah. Tapi dia menemukan ganti semuanya
dalam diri Yesus yang membawakan belas kasihan
ilahi. Karena itu ia kembali dan mengucap terima
kasih sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring.
Semua orang mendengar. Kelakuannya menjadi
kesaksian akan unggulnya belas kasihan Tuhan
terhadap pembatasan-pembatasan yang dilakukan
dan terjadi dalam..praktek agama!
"IMANMU TELAH MENYELAMATKANMU!"
GUS: Lalu apa maknanya orang Samaria tadi
dikatakan telah diselamatkan berkat imannya. Ia
sembuh dari kustanya karena ia meng-iman-i Yesus
yang sedang lewat?
LUC: Tentu saja itulah arahnya. Tapi bagi orang
Samaria itu kesembuhan bukan lagi yang paling
penting.
GUS: Wait, apa maksudmu? Kan ini peristiwa
penyembuhan? Kau sendiri yang cerita kan?
LUC: Ia sembuh dari penyakit yang sebenarnya. Ia
tidak seperti sembilan orang yang lain yang jadi apatis
terhadap Tuhan, terhadap lembaga agama, terhadap
orang lain, terhadap tokoh-tokoh. Orang Samaria itu
kini berani dan mau menjadi manusia wajar.
GUS: Jadi itu iman yang menyelamatkannya.
Sepolos itu?
LUC: Dan juga sedalam itu. Orang Samaria itu
menyangkal batas-batas yang mengungkung
kehidupan. Eh, kayak kalian menyangkal setan dan
segala perbuatannya ketika kalian dibaptis.
GUS: Ini terjadi dalam kontak dengan Yesus yang
sedang berjalan ke Yeru-"zalim" - ke tempat bakal
kena susah, tapi terus. Bisakah dikatakan, orang
Samaria itu berbagi iman dengan Yesus yang berani
menghadapi prospek seram di Yeru-"zalim" dan oleh
karenanya diselamatkan?
LUC: Ehm! [Dehem puas karena Injilnya dimengerti
setapak lebih jauh.]
Luc tenggelam dalam anganannya mengenai
Yesus, mengenai orang Samaria, mengenai ilmu
penyakit dan praktek ketabiban. Sore itu kami
lewatkan dengan omong-omong di seputar khasiat
kisah dan pengisahan sambil menghabiskan sepoci
teh hibiscus hangat. Diagnosisnya menarik. Lemaklemak rohani yang tebal mengental itu telah membuat
batin para imam di Yeru-"zalim" mengalami sklerosis
sehingga tidak lagi mampu mengikuti irama
belaskasihan Tuhan kepada manusia yang menderita.
Salam hangat,
A. Gianto
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
Bergembira Bersama Mereka Yang Terpinggirkan
Sabtu, tanggal 2 Oktober 2010. Saat yang membahagiakan bagi Agnes, salah satu binaan anak Bina
Iman Anak paroki santo Thomas mengajak seluruh
kakak pendamping merayakan ulang tahu ke 7 dengan mengadakan kunjungan kepada anak jalanan
dibawah binaan Christofel Apriyadi . Keinginan Agnes
yang didukung oleh orang tua dan mendapat sambutan seluruh tim pendamping Bina Iman anak. Dengan
persiapan mendadak dan aksi sosial spontanitas dari
pendamping BIA, berhasil mengumpulkan sumbangan
dan dibelikan sembako.
Memberi perhatian kepada mereka yang sering
disebut masyarakat kelas dua, masyarakat yang marginal, masyrakat yang terpinggirkan. Mereka ada
ditengah kesibukan, keramaian kota metropolitan
Jakarta. Mereka tidak punya rumah, tanpa perhatian,
tanpa kasih sayang. Kerasnya kehidupan kota Jakarta, mereka hidup dalam kekerasan dan beresiko
tinggi kejahatan, seperti dipukuli aparat, kebrutalan
preman yang mempunyai fisik lebih besar, kekerasan
pelecehan sexsual dsb.
Chistofel Apriyadi pernah ikut membina anak
jalanan dengan Sr Alexa, tergerak hatinya membina
sebagian dari mereka. Dengan bantuan kemanusiaan
dari perusahaan Sido Muncul yaitu rumah kontrakan
Bp Apriyadi mulai mengumpulkan anak jalanan dan
memberikan fasilitas rumah sebagai rumah singgah
mereka. Tempat mereka bernaung disebut “ Home of
Pro Life” yang artinya rumah untuk kehidupan.
Gerakan sosial spontan dari Agnes dan keluarga
juga seluruh tim Pendamping Bina Iman Anak sabtu
siang dengan kekuatan 4 kendaraan pribadi, kami
menuju ke Jln Tegalan, Matraman , tempat mereka
tinggal. Memasuki sebuah rumah digang yang tdk
terlalu besar tinggal Bp. Apriyadi dengan 20 anak
yang tinggal tetap selebihnya mereka masuk keluar
tidak tetap. Dalam rumah singgah, disebut juga rumah
binaan. Dengan tekun dan tulus mereka mulai diajarkan kebersihan badan, masak bersama, dan kreatifitas yang dapat menjadi sumber penghasilan rumah
singgah. Antara lain membuat tempat tisu, salib,
Rosario.
Memasuki kamar tamu pandangan langsung tertuju salib dan gambar Yesus. Menurut penjelasan Bpk
Apri. Inilah wajah Yesus Kasih bagi sesama, kepedulian, solidaritas terutama bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Apa yang dilakukan bpk
Apriyadi ini dapat menjadi contoh bagi kita semua.
Warta Thomas [ 4 ]
Acara dibuka oleh bu Astari dan dilanjutkan ucapan selamat datang oleh Bp Apriyadi, Suasana langsung cair dalam suasana keakraban, acara santai,
kami dapat mewawancari beberapa anak dengan
suasana hangat dan penuh canda, bernyanyi bersama, ketika Kak Lina memberikan puisi menggambarkan kehidupan mereka yang akhirnya mereka
menemukan keluarga, kasih sayang di rumah singgah, mereka punya kakak-kakak sebagai orang tua
mereka, suasana hening dan penuh haru. Dilanjutkan
menyanyikan lagu “ Keluarga “ dari sound traknya
sinetron keluarga cemara, lagu kemesraan sambil
bergandengan tangan membaur antara anak jalanan
dan timBIA.
Sebelum kami pulang , kami dapat melihat hasil
kreatifitas mereka seperti Rosario, salib, dan sebentar
kami menyerbu salib dan Rosario yang dijual dengan
harga yang terjangkau. Akhirnya kamipun berpamitan
dengan suka cita. Kami mendapatkan pengalaman,
pelajaran kehidupan mereka. Walaupun mereka
dianggap sebagai warga yang terpinggirkan dari sebuah kota metropolitan, mereka punya kasih dalam
kebersaman, semangat dan hidup adalah perjuangan.
Tuhan memberkati
Astari, Pendamping BIA Paroki
TAHU BERTERIMA KASIH
Ada dua orang anak dari keluarga Markus (bukan
nama sebenarnya). Yang sulung, Ani, anaknya pendiam, walaupun dia anak yang cerdas, baik hati, dan
penuh pengertian. Semua ungkapannya hanya ada di
dalam hati, Ketika Ani senang, ia Cuma terlihat berbinar-binar wajahnya menunjukkan dia bahagia, tidak
terucap ungkapan senangnya. Kalau dia sedang
marah, sedih, atau BT, paling-paling hanya kelihatan
cemberut. Tak ada kata kekesalan dari mulutnya.
Sebaliknya, adiknya, si bungsu Anita, mempunyai sifat
berbeda. Anita seorang anak yang extrovert. Ia mudah berkomentar, apa saja yang ada di hatinya langsung terucap. Kalau Anita marah maka kekesalannya
di ungkapkan dengan kata-kata. Kalau senang, ia juga
spontan berucap gembira. Perbedaan sifat Ani dan
Anita tanpa sengaja telah mempengaruhi perlakuan
kedua orang tuanya. Karena Anita paling suka berucap terima kasih dengan expresinya yang riang kalau
ia diberi sesuatu, sementara Ani hanya tersenyum
saja, maka tanpa disadari orang tuanya lebih suka
memberi sesuatu kepada si bungsu Anita.
Memang, sifat adalah bawaan. Tapi dengan kesa-
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
daran penuh dan kemauan sifat itu dapat dirubah
menjadi lebih baik sesuai dengan takaran umum, yaitu
sifat-sifat yang disukai orang banyak. Orang lebih
suka memberi kepada orang yang tahu berterima
kasih. Orang lebih suka kepada orang yang ramah
dan banyak senyum. Sehingga pantaslah kalau orang
yang ramah, ceria, dan tahu berterima kasih disenangi
orang banyak dan tentu saja banyak temannya.
Lalu, saya mawas diri. Sudahkah saya cukup
berterima kasih kepada semua orang yang memberi,
sekali pun hanya memberi salam, atau kata-kata
simpati? Demikian pula sikap saya terhadap Tuhan,
Allah yang mengasihi umat-Nya tanpa membedabedakan. Setiap hari, setiap saat saya merasa banyak
dikaruniai kelebihan termasuk hidup dengan romantikanya, dan napas gratis yang boleh saya hirup kapan
saja. Kapan saya ingat untuk berterima kasih? Karena
hidup dan napas sering kali terasa sebagai hal yang
sudah semestinya dan dianggap biasa. Maka, kadang
-kadang saya baru merasa pentingnya napas gratis
yang lega ketika melihat pasien sesak napas yang
harus dibantu dengan tabung oksigen. Wah, sudah
berapa juta tabung oksigen yang Tuhan berikan gratis
selama hidupku ini? Maafkan Tuhan, aku pun sering
seperti si sulung Ani yang tidak berucap terima kasih.
Bukankah Engkau maha tahu, Tuhan, sehingga Engkau tahu isi hatiku? Masih perlukah aku berucap terima kasih kepada-Mu? Tapi, belajar dari pengalaman
Ani dan Anita, dan karena aku masih banyak
mengharapkan karunia-karunia-Mu, maka aku memilih
untuk berucap terima kasih kepada-Mu. Kapan pun,
dan di mana pun setiap aku melihat dan merasakan
keindahan ciptaan-Mu, Aku menyadari betapa maha
baik Engkau Tuhan. Dan, kasih-Mu yang tiada tara
yang telah mengirim Putera-Mu sendiri untuk menderita demi penebusan kami. Terima kasih Tuhan, dan
aku tetap akan berterima kasih . . . . selalu.
– Ajehendro -
Santa Perawan Maria Bunda Allah
Guna memahami gelar “Bunda Allah,” pertama-tama
kita harus mengerti dengan jelas peran Maria sebagai
Bunda Juruselamat kita, Yesus Kristus. Sebagai orang
Katolik, kita sungguh-sungguh yakin akan inkarnasi
Kristus: Maria mengandung dari kuasa Roh Kudus
(bdk. Luk 1:26-38 dan Mat 1:18-25). Melalui Maria,
Yesus Kristus - pribadi kedua dari Tritunggal Mahakudus, sehakikat dengan Bapa, dan Allah yang benar
dari Allah yang benar - memasuki dunia ini dengan
mengenakan daging manusia dan jiwa manusia. Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia.
Warta Thomas [ 5 ]
Dalam pribadi ilahi-Nya terdapat sekaligus kodrat ilahi
dan kodrat manusiawi. Bunda Maria tidak menjadikan
pribadi ilahi Yesus, yang telah ada bersama Bapa dan
Roh Kudus dari kekekalan, “Ia, yang dikandungnya
melalui Roh Kudus sebagai manusia dan yang dengan sesungguhnya telah menjadi Puteranya menurut
daging, sungguh benar Putera Bapa yang abadi,
Pribadi kedua Tritunggal Mahakudus. Gereja mengakui bahwa Maria dengan sesungguhnya Bunda Allah
[Theotokos, yang melahirkan Allah].” (Katekismus
Gereja Katolik, no. 495). Seperti dicatat oleh St. Yohanes, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. ” (Yoh 1:14).
Namun demikian, keberatan atas gelar “Bunda Allah”
muncul pada abad kelima akibat adanya kebingungan
mengenai misteri inkarnasi. Nestorius, Uskup Konstantinopel (thn 428-431), mengajukan keberatan
yang utama. Ia mengatakan bahwa Bunda Maria
melahirkan Yesus Kristus, seorang manusia biasa,
titik. Kepada manusia ini dipersatukan pribadi Sabda
Allah (Yesus Ilahi). Persatuan dua pribadi ini - Kristus
yang manusia dan Sabda Ilahi - merupakan sesuatu
yang “luhur dan unik”, tetapi hanya suatu kebetulan
belaka. Pribadi ilahi tinggal dalam pribadi manusia
“sebagai bait”. Melanjutkan jalan pikirannya, Nestorius
menegaskan bahwa Yesus manusia wafat di salib,
tetapi tidak demikian dengan Yesus ilahi. Jadi, Bunda
Maria bukanlah “Bunda Allah,” melainkan sekedar
“Bunda Kristus” - Yesus manusia. Apakah membingungkan? Memang, akibat dari pemikiran tersebut
adalah membagi Kristus menjadi dua pribadi dan
menyangkal inkarnasi.
St. Sirilus, Uskup Alexandria (wafat thn 440) menyangkal pendapat Nestorius dengan mengatakan,
“Bukannya seorang manusia biasa pertama-tama
dilahirkan oleh Santa Perawan, dan kemudian sesudahnya Sabda turun atasnya; melainkan, bersatu
dengan daging dalam rahim, [Sabda] mengalami
kelahiran dalam daging, kelahiran dalam daging
adalah kelahiran-Nya sendiri…” Pernyataan ini menegaskan keyakinan yang dikemukakan dalam paragraf
pertama - Bunda Maria adalah sungguh Bunda Allah.
Pada tanggal 22 Juni 431, Konsili Efesus bersidang
guna menyelesaikan perdebatan ini. Konsili memaklumkan, “Barangsiapa tidak mengakui bahwa Imanuel
adalah sungguh Allah dan karenanya Santa Perawan
adalah Bunda Allah [Theotokos] (sebab ia melahirkan
menurut daging Sabda Allah yang menjadi daging),
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
dikutuk Gereja.” Oleh sebab itu, Konsili secara resmi
memaklumkan bahwa Yesus adalah satu pribadi ilahi,
dengan dua kodrat - manusiawi dan ilahi - dipersatukan dalam persekutuan yang sempurna. Kedua, Efesus menegaskan bahwa Bunda Maria dapat secara
tepat digelari Bunda Allah: Maria bukanlah Bunda
Allah Bapa, atau Bunda Allah Roh Kudus; melainkan
ia adalah Bunda Allah Putra - Yesus Kristus, sungguh
Allah sejak kekekalan, yang masuk ke dalam dunia ini
dengan menjadi sungguh manusia. Konsili Efesus
memaklumkan Nestorius sebagai bidaah sesat dan
Kaisar Theodosius memerintahkan agar ia diusir dan
dibuang. (Menariknya, suatu Gereja Nestorian kecil
masih ada hingga sekarang di Irak, Iran dan Siria.)
Patutlah kita senantiasa merenungkan serta berusaha
mengikuti teladan mulia Bunda Maria, yang mengatakan, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut
perkataan-Mu.”
Hendaknya kita tidak pernah. melupakan bahwa
Bunda Maria adalah sungguh “bunda”. Bunda Maria
bukanlah sekedar sarana fisik belaka dengan mana
Kristus masuk ke dalam dunia ini, melainkan ia juga
seorang bunda dalam arti sepenuhnya. Sebagai seorang bunda, ia senantiasa ingin menghadirkan
Putranya kepada yang lain dan menghantar mereka
kepada Putra Ilahinya. Dalam Injil, ia menghadirkan
Yesus kepada para gembala, para majus, Nabi
Simeon dan Hana, dan juga dalam perjamuan nikah di
Kana. Ia rindu melakukan hal yang sama bagi tiap-tiap
kita. Ketika Kristus wafat di salib, berdiri di sana
Bunda-Nya, Maria, dan St. Yohanes Rasul; Yesus
berkata kepada Maria, “Ibu, inilah,
anakmu!” mempercayakan bunda-Nya yang janda ke
dalam pemeliharaan St. Yohanes; dan kepada St.
Yohanes, “Inilah ibumu!” (Yoh 19:26-27). Sesuai tradisi, kita senantiasa yakin bahwa dengan itu Yesus
memberikan Bunda Maria sebagai Bunda kepada
Gereja seluruhnya dan kepada kita masing-masing.
Keyakinan ini dengan sangat indah dijelaskan melalui
pesan Bunda Maria di Guadalupe, di mana Santa
Perawan menampakkan diri kepada St. Juan
Diego pada tahun 1531. Pada tanggal 9 Desember,
Bunda Maria mengatakan, “Ketahuilah dengan pasti,
engkau yang terkecil dari antara anak-anakku, bahwa
akulah Santa Perawan Maria yang tak bercela, Bunda
Yesus, Allah yang benar, yang melalui-Nya segala
sesuatu beroleh hidup, Tuhan atas segala yang dekat
maupun yang jauh, Tuan atas surga dan bumi. Merupakan kerinduanku yang terdalam bahwa sebuah
kapel dibangun di sini untuk menghormatiku. Di sini
aku akan menunjukkan, aku akan menyatakan, aku
akan melimpahkan segenap cintaku, kasih sayangku,
Warta Thomas [ 6 ]
pertolonganku dan perlindunganku kepada segenap
manusia. Akulah bundamu yang berbelas kasih,
bunda yang berbelas kasih dari kalian semua yang
hidup rukun di negeri ini, dan dari segenap umat
manusia, dari segenap mereka yang mengasihiku,
dari mereka yang berseru kepadaku, dari mereka
yang mencariku, dan dari mereka yang menaruh
harapannya padaku. Di sini aku akan mendengar isaktangis mereka, keluh-kesah mereka, dan aku akan
menyembuhkan serta meringankan segala beban
derita, kesulitan-kesulitan dan kemalangankemalangan mereka.”
Kemudian pada tanggal 12 Desember, Bunda Maria
mengatakan, “Dengarkanlah dan camkanlah dalam
hatimu, putera kecilku terkasih: janganlah kiranya
sesuatu pun mengecilkan hatimu, melemahkan semangatmu. Janganlah kiranya sesuatu pun membimbangkan hatimu ataupun tekadmu. Juga, janganlah
takut akan segala penyakit ataupun pencobaan, kekhawatiran ataupun penderitaan. Bukankah aku di sini,
aku yang adalah bundamu? Bukankah engkau ada
dalam naungan dan perlindunganku? Bukankah aku
ini sumber hidupmu? Bukankah engkau ada dalam
naungan mantolku, dalam dekapan pelukanku? Adakah sesuatu lain yang engkau butuhkan?” Pesanpesan indah ini menegaskan peran Bunda Maria
sebagai Bunda Allah dan Bunda kita.
http://yesaya.indocell.net/id659.htm
oleh: P. William P. Saunders *
PENGUMUMAN
Wanita Katolik RI akan menyelenggarakan Ziarek dan
Rekoleksi, dalam rangka menutup kegiatan Novena
Tiga Salam Maria yang akan diselengarakan :
Waktu
: 30 s/d 31 Oktober 2010
Tempat / Acara : 1. Jalan Salib di Tebar Kamulyan,
Subang.
2. Rekoleksi dengan tema keluarga,
3. Rekreasi di Kawah Putih,
Bandung.
Biaya
: Rp. 250.000,- perorang
Bagi yang berminat dapat Mendaftar di depan gereja
setiap sebelum dan setelah Novena dengan uang
tanda jadi Rp. 100.000,- atau dapat menghubungi Ibu
Christian ( 08888325436 ) atau Ibu Iis Bhinukti
( 0818982804 ).
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
Laporan KPU Bulan Agustus 2010
ALOKASI
No.
Wilayah / Lingkungan
111
112
113
114
121
122
131
132
1.
2.
3.
4.
1.
2.
1.
2.
133
211
212
St. Pius X
St. Antonius
St. Nikolas
St. Petrus
St. Yustinus
St. Yulius
St. Matius
St. Laurentius
Jml. KK Ampl Msk
Jumlah Rp.
36
87
50
25
34
53
32
44
200.000
18
21
24
140.000
208.000
166.000
18
3. St. Aloysius
1. St. Yoh. De Brito
2. St. Benardino Realino
50
46
35
213
221
222
223
231
232
311
312
313
314
315
3.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
Sta. Sisilia
Sta. Maria
Sta. Maria Goreti
St. Ign. Loyola
St. Bartolomeus
St. Filipus
Sta. Theresia
Sta. Ursula
Sta. Lusia
St. Markus
St. Carolus
40
45
32
31
40
34
27
24
42
38
30
321
322
331
332
333
411
412
413
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Sta. Katharina
St. Greg. Agung
Ratu Pencinta Damai
Ratu Rosari
Ratu Malaikat
Bunda Kristus
Bunda Gereja
Bunda Pencipta
49
37
65
55
45
45
25
44
414
415
4. Bunda Hati Kudus
5. St. Yohanes Pembaptis
421
422
423
424
425
431
432
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
St. Yakobus
St. Paskalis
St. Mikhael
Keluarga Kudus
St. Dionisius
Sta. Monica
Sta. Agnes
50
35
26
38
26
52
60
433
3. Bunda Penebus
59
60% DPP
40% Lingk.
64.000
120.000
84.000
124.800
99.600
39.000
80.000
56.000
83.200
66.400
25.000
24
19
895.000
622.333
537.000
373.400
358.000
248.933
11
90.000
440.000
17
300.000
22
562.000
19
15
292.000
245.000
54.000
264.000
180.000
337.200
175.200
147.000
36.000
176.000
120.000
224.800
116.800
98.000
354.000
786.000
1.042.000
-
236.000
524.000
694.000
-
-
-
630.000
73.000
-
420.000
48.000
-
590.000
20
1.310.000
7
1.736.000
15
1.050.000
33
121.000
-
JUMLAH
Warta Thomas [ 7 ]
1586
283
9.031.333
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
5.420.200
3.611.133
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
LanjutanTentang Hierarki Gereja
WILAYAH
Batas Pelayanan dan Kedudukan
tuk oleh Dewan Pastoral Paroki sebagai penyelenggara pelayanan pastoral umat di Lingkungan, dan
Ketua Lingkungan sebagai Anggota Dewan Pastoral
Paroki Pleno.
1.1. Batas Pelayanan
2. Tujuan, Fungsi dan Wewenang
a. Batas teritorial Wilayah ditetapkan dengan Surat
Keputusan oleh Dewan Pastoral Paroki dengan memperhatikan batas-batas pemerintahan sipil.
2.1. Tujuan
1.2. Kedudukan
a. Wilayah adalah salah satu badan yang dibentuk
oleh Dewan Pastoral Paroki sebagai Koordinator
Lingkungan, dan Ketua Wilayah sebagai Anggota
Dewan Pastoral Paroki Inti.
2. Tujuan, Fungsi dan Wewenang
2.1. Tujuan
a. Mewujudkan koordinasi dengan LingkunganLingkungan di Wilayahnya dalam mewujudkan panggilan Umat Allah untuk berperan aktip dalam hidup
menggereja dan bermasyarakat.
2.2. Fungsi
Bersama Pastor Wilayah mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan pastoral dalam lingkunganlingkungan di wilayahnya agar dapat terlaksana dengan baik;
b. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan
kegiatan-kegiatan pastoral di lingkungan-lingkungan
wilayahnya kepada Dewan Pastoral Paroki melalui
ketuanya;
c. Menyampaikan hasil rapat Dewan Pastoral Paroki
dan pertemuan-pertemuan lain yang berhubungan
dengan kemajuan dan perkembangan karya pastoral
Paroki pada umumnya kepada pengurus lingkunganlingkungan di wilayahnya.
2.3. Wewenang
a. Mengambil keputusan dan bertanggungjawab atas
pelaksanaan keputusan tersebut yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengembangan karya
pastoral dan pengelolaan keuangan di Wilayahnya.
a. Menampung dan mengurus hal-hal yang berkaitan
dengan reksa pastoral warga Lingkungan dalam kesatuan dengan ketua Wilayah dan/atau Stasi.
b. Mewujudkan panggilan Umat Allah di Lingkungan
untuk mengambil bagian dalam hidup menggereja dan
bermasyarakat
2.2. Fungsi
a. Membantu Pastor Paroki dan Dewan Pastoral
Paroki dalam penyelenggaraan dan pengembangan
karya pastoral di Lingkungan.
2.3. Wewenang
Mengambil keputusan dan bertanggungjawab
atas pelaksanaan keputusan tersebut yang berkaitan
dengan penyelenggaraan dan pengembangan karya
pastoral dan pengelolaan keuangan di Lingkungannya.
RUKUN
Tugas Koordinator Rukun adalah :
a. Membantu Sekretaris menyampaikan undangan
dan jadwal kegiatan kepada umat dirukunnya.
b. Membantu Seksi Liturgi dan Katekese menghubungi warga dirukunnya untuk mempersiapkan
tempat kegiatan peribadatan, dan Pewartaan. Membantu Bendahara untuk penarikan iuran Lingkungan,
penarikan dan pengembalian Kartu Partisipasi Umat
(KPU), untuk warga dirukunnya.
c. Membantu Seksi Pelayanan, untuk penarikan Iuran
Wajib Perkumpulan Dana Kematian Yusup Arimatea.
d. Melaksanakan kegiatan Karya Pelayanan Pastoral
dirukunnya, sesuai dengan keputusan rapat Lingkungan.
e. Menyusun. dan mengajukan Rencana Kerja, Anggaran Keuangan bidang kerjanya;
LINGKUNGAN
Batas Pelayanan dan Kedudukan
f. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh
Ketua Lingkungan;
1.1. Batas Pelayanan
a. Batas teritorial Lingkungan ditetapkan dengan
Surat Keputusan oleh Dewan Pastoral Paroki dengan
memperhatikan batas-batas pemerintahan sipil.
Tanggungjawab Koordinator Rukun adalah :
1.2. Kedudukan
b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kerja dan
penggunaan anggaran keuangan;
Lingkungan adalah salah satu badan yang dibenWarta Thomas [ 8 ]
a. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua Lingkungan.
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
c. Menyusun dan menyampaikan Laporan Kegiatan
dan Keuangan bidangnya secara periodik kepada
Ketua Lingkungan.
KEUSKUPAN
Keuskupan adalah unit geografis kunci dari otoritas
dalam bentuk pemerintahan gereja yang dikenal sebagai pemerintahan episkopal dan diatur oleh Uskup.
DEKENAT
Dekenat adalah kelompok koordinasi pemerintahan
gereja yang terdiri dari beberapa Paroki dan bertanggungjawab kepada Uskup.
(TAB)
Sumber dari
Pedoman Pelaksanaan DPP Paroki Santo Thomas,
2009
buku Iman Katolik, KWI, 1996
www.mediakatolik.net
KIAT CERDAS MEMILIH WALIKOTA DEPOK 16
OKTOBER 2010
Pada Sabtu, 16 Oktober 2010 (antara jam 07.00 –
12.00), warga kota Depok pada umunya dan umat
Katolik di Paroki St. Thomas Kelapa Dua pada
khusunya yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
(DPT) ditawari oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kota Depok untuk memilih salah satu dari empat
pasang calon wali kota dan wakil walikota periode
2011 – 2016. Sebagai upaya untuk mengenal siapa
saja para pasangan calon, Dewan Pastoral Paroki
(DPP) bersama-sama dengan Seksi Kerasulan Awam
telah berusaha mengundang para pasangan calon
untuk berdialog dengan pemuka-pemuka umat.
Mereka yang diundang adalah: Nur Mahmudi Ismail
(Calon Walikota diusung oleh PKS, dan PAN), pasangan calon dengan Nomor Urut 3 pada surat suara,
pada 29 Agustus 2010 jam 10.00 – 13.00. Pada 28
Agustus menyatakan bersedia hadir, tetapi pada 29
Agustus jam 07.00 menyatakan berhalangan hadir
karena harus ke Sukabumi. Akhirnya Pak Nur Mahmudi hanya mewakilkan Asisten Daerah I bidang
Pemerintahan, Drs. Sayid Cholid.
Sedangkan Badrul Kamal (Pasangan calon nomer
urut 4 pada Surat Suara dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI-P, PPP, PKB, PDP), dengan suka rela menemui pemuka-pemuka umat Katolik
Paroki St. Thomas pada 2 September 2010. Pertemuan berlangsung hingga pukul 23.15.
Sementara itu, pada 27 September 2010 jam 20.00,
Gagah Sukamantri (calon perseorangan/tidak diduWarta Thomas [ 9 ]
kung oleh Parpol manapun (menempati nomor urut 1
pada surat suara), meminta berdialog dengan DPP,
tetapi setelah ditunggu samapi pukul 21.30, yang
bersangkutan tidak datang.
Pasangan lainnya adalah Yuyun Wirasaputra
(pasangan calon dengan nomor urut 2 pada surat
suara dicalonkan oleh Parta-partai kecil/tidak mendapatkan kursi di DPRP) tidak sempat diundang dan
tidak meminta berdialog.
Ketika dialog antara DPP dan pemuka-pemuka
umat dengan Bapa Badrul Kamal, suasanannya sangat bersahabat. Sebelum DPP dan pemuka-pemuka
umat menyampaikan hal-hal yang diminta untuk dijawab, beliau sudah memahami benar aspirasi apa
yang akan disampaikan oleh umat Katolik. Visi Badrul
Kamal adalah “Membangun Depok Untuk Semua”.
Programnya antara lain adalah “Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan
antar warga apapun suku, dan agamanya.”
Melalui penggambaran singkat atas dialog-dialog
para calon yang telah terjadi seperti tersebut di atas,
maka segenap umat Katolik di Paroki St. Thomas
diharapkan dengan cerdas memilih pasangan calon
paling tepat, yaitu pasangan calon yang memiliki visi
dan program melindungi dan mengayomi semua
warga Depok apapun suku dan agamanya. Memilih
pemimpin pemerintahan, bagi warga Katolik merupakan hal yang sangat penting sebagai salah satu
wujud warga negara yang betanggung jawab. Melaksanakan hak pilih hanya sekitar 5 menit di bilik suara,
tetapi jika salah pilih, sengsaranya selama 5 tahun.
Selamat Memilih
(M. Djadijono, Ketua Seksi Kerwan dan HAK DPP
St. Thomas).
Liputan Perarakan Bunda Maria
Tepat pada hari jumat tanggal 1 Oktober 2010,Legio
Maria Presidium "Maria Ratu Surga" Santo Thomas,
mendapat kesempatan untuk mengawali misa jumat
pertama dengan melakukan perarakan terhadap
patung Bunda Maria.
Beberapa jam sebelum misa jumat pertama, saya,
Pak Bowo, Pak Victor, Mba Tri, Pak Frans dan beberapa ibu-ibu anggota Legio sudah mulai menyiapkan segala sesuatunya.Mulai dari : tandu, patung
Bunda Maria, karangan bunga, kain, lampu rosario
(yang di pasang di belakang patung Yesus dan Maria)
dan lain sebagainya.
Kami pun sempat was-was karena waktu sudah
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
menunjukan pukul 17.15, namun kain putih biru untuk
menghias dinding altar dan belakang patung Sang
Bunda masih belum selesai di pasang.Padahal misa
mulai jam 18.00 dan umat sudah mulai berdatangan.
Namun puji Tuhan, semua berlangsung lancar. Di
tengah siraman hujan di luar, prosesi perarakan, Doa
Tesera dan misa jumat pertama berjalan sempurna.
salam hangat,
A.M.A.N
SURGA DUNIA
Kalau Saudara ditanya, “Apakah yang saudara cari,
Surga atau Dunia?” Maka hampir pasti jawabannya
adalah mencari Surga. Paling tidak inilah yang selalu
diajarkan di Gereja. Lalu, kalau saudara merenungkan
lebih jauh lagi, mungkin mulai terpikir “Apa benar, ya,
jawaban saya tadi?” Benarkah kita berani meninggalkan “dunia” yang nyata-nyata mempengaruhi peri
kehidupan kita sehari-hari? Apakah benar kita sudah
siap menerima surga dengan meninggalkan “dunia”?
Surga sering digambarkan dengan kebahagiaan
hakiki yang dialami oleh jiwa manusia. Sedangkan
dunia, sering digambarkan dengan segala sesuatu
yang semu dan bersifat sementara. Dengan
pengertian ini, mungkinkah surga kita nikmati di dalam
dunia ini? Artinya, mungkinkah jiwa kita mengalami
kebahagiaan yang hakiki sementara kita masih
menggeluti kehidupan dunia yang penuh gejolak suka
dan duka? Jawabnya: mungkin saja! Kenapa tidak?
Kita dapat menikmati kebahagiaan kapan saja kita
mau. Wah, apa benar? Kalau benar, kenapa kita
masih sering tidak bahagia? Tidak puas? Pegal di hati
atau merasa suntuk? Kita masih sering sakit hati atau
merasa benci kepada orang lain, dan masih banyak
suasana hati lainnya yang menjauhkan kita dari
suasana bahagia?
karena merasa dirinya paling benar.
Keberlimpahan duniawi tidak dapat menjamin
adanya kebahagiaan. Kebahagiaan hanya dapat
timbul dari dalam hati kita yang paling murni, ketika
kita mau merasakan kebahagiaan itu. Kebahagiaan
ada sangat dekat dengan kita masing-masing, tapi
sering kita mengabaikannya. Kebahagiaan datang
ketika kita tersenyum dan orang lain juga tersenyum
kepada kita. Kebahagiaan timbul ketika kita dapat
menolong orang lain. Kebahagiaan ada ketika kita
berhimpun bersama teman dan saudara, berhimpun
dalam kelompok-kelompok sosial, berhimpun bersama
banyak orang lain. Dan, masih banyak lagi sumber
kebahagiaan yang dapat kita nikmati tanpa harus
berkelimpahan harta dunia. Inilah kasih karunia
Tuhan, sehingga siapa pun dapat merasakan bahagia
kalau hatinya siap dan mau merasakan kebahagiaan
itu. Oleh sebab itu, sangat disayangkan kalau ada
orang yang berlelah-lelah (ngoyo) mengejar ”dunia”
dengan meninggalkan kebahagiaannya.
”Kebahagiaan akan saya nikmati nanti kalau saya
sudah berhasil” katanya. Dan ketika keberhasilan
datang, ia lupa mensyukurinya dan masih tetap belum
bahagia. Sebaliknya, sangat disayangkan juga orang
yang tidak mau berusaha meningkatkan
kesejahteraannya dengan dalih ”buat apa mengejar
harta dunia”. Memang benar, uang bukan segalagalanya. Tapi, tanpa uang kita akan mengalami
banyak kesulitan. Kita akan merasa bahagia
manakala kita dapat mensyukuri apa yang telah kita
terima dan tetap berusaha memberdayakan talenta
yang diberikan kepada kita sebagai wujud terima
kasih kita kepada Tuhan.
Ajehendro
IKLAN
Sebenarnya, apakah yang dapat membuat kita ba- Dijual Motor Yanaha Mio tahun 2010 bulan 4 sehagia? Uang dan harta? Pangkat dan kekuasaan? harga Rp. 9,3 juta. Hubungi 02198943058
Ketenaran dan keberhasilan? Semuanya itu baik, tapi
Dijual rumah minimalis Luas Tanah 90 M2 dan luas
tidak dapat menjamin akan memberikan kebahagiaan.
Banguna 60 M2. S.H.M 2 kamar tidur, 2 kamar
Bahkan terkadang dapat meracuni. Bagaikan
mandi, listrik 2200 watt, air jet pump. Perum Nuansa
meminum air laut, makin banyak diminum makin
Kelapa Dua E IB Jl. Pesantren ( Pasir Gunung Selamenimbulkan dahaga. Makin banyak kekuasaan
tan Cimanggis - Depok ). Tanpa Perantara Hubungi
dimiliki akan mendorong orang untuk menyalah
ibu Henny Lestari ( 0818954350 )
gunakannya. Misalnya, kekuasaan yang berlebihan
akan membuat orang melupakan hukum, uang dan
harta yang berlebihan akan membuat orang merasa
dapat ”membeli” apa pun yang dimauinya secara tidak
adil. Ketenaran dan keberhasilan akan mendorong
orang menjadi lupa diri dan tidak mau menerima kritik
Warta Thomas [ 10 ]
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
Berita Paroki
• Ekaristi Harian dalam minggu ini, hari Senin s/d Jumat, Pukul. 05.30 di gereja. Hari Sabtu pagi
pukul. 06.00 di Susteran PRR. Mekarsari
● Minggu, 10 Oktober : Pkl. 10.00 Baptisan Anak di Gereja.
● Rabu, 13 Oktober ; Pertemuan PDKK St. Thomas di Aula dengan Pembawa Firman Bpk. Max Iswanto.
● Kamis, 7 Oktober : Peringatan Wajib Sta. Perawan Maria, Ratu Rosario.
● Jumat, 15 Oktober : Peringatan wajib St. Theresia dari Yesus, Perwana dan Pujangga Gereja. Pkl 18.30
Perayaan Ekaristi Novena 3 Salam Maria, hari ketujuh. Koor dan Penyambut Jemaat : WKRI Novena Tiga
Salam Maria, diadakan setiap hari Jumat, sampai dengan tanggal 29 Oktober 2010, dengan tema :
“Keluarga dalam tantangan masa depan”
● Kursus Perkawinan di Paroki St. Thomas akan diselengarakan pada tanggal 23, 24, 30 dan 31 Oktober
2010.Pendaftaran dapat di Sekretariat Paroki, setiap jam kerja.
• Seminari Menengah Stella Maris – Bogor, membuka Pendaftaran Siswa Baru tahun pembelajaran
2011/2012, bagi siswa SMP dan SMA kelas 3 ataupun yang telah lulus. Syarat-syarat lengkap dapat dilihat di
papan pengumuman.
Bacaan Harian
Acara Rutin Paroki
● 12 Oktober 2010 : Hari Biasa : Ga1.4:31b - 5:6;
Mzm. 119:41,43,44,45,47,48; Luk. 11:37-41
• 13 Oktober 2010 : Hari Biasa : Gal. 5:18-25;
Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 11:42-46
dalam bulan.
• Pembaptisan bayi: hari Minggu kedua dalam bulan.
• Pengajaran agama dewasa untuk calon baptis: setiap
Senin (malam) pk.19.00-20.30 WIB.
• 14 Oktober 2010 : Hari Biasa : Ef. 1:1-10; Mzm.
98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 11:47-54
• 15 Oktober 2010 : Pw S. Teresia dr Yesus : Ef.
1:11-14; Mzm. 33:12,4-5,12-13; Luk. 12:1-7; atau
dr RUybs
• 16 Oktober 2010 : Hari Biasa : Ef. 1:15-23; Mzm.
8:2-3a,4-5,6-7; Luk. 12:8-12
• Rekoleksi orangtua bayi calon baptis: minggu pertama
• Legio Maria: setiap hari Sabtu, pukul 15.30—17.30
• Latihan Paduan Suara Mudika: Rabu dan Jumat Pkl.
20.00—22.00 WIB.
• Latihan Lektor setiap hari Jumat pukul 19.30 - 22.00
WIB di Gereja
• Pertemuan Lektor bulanan diadakan pada hari minggu
kedua setiap bulan pukul 10.00 - 12.00 WIB di Gereja
• PDKK St. Thomas: tiap Rabu
II-IV pk.19.00-22.00
WIB.
• Pertemuan Lansia setiap Sabtu pertama dalam bulan
Pk.09.00 pagi.
• Pelayanan KPU/Santo Yusuf: hari Minggu sesudah
Perayaan Ekaristi II pukul 08.00.
• Latihan Koor NTT Setiap Hari Selasa dan Jumat.
Anggota Koor , dimohon Kehadirannya
• Informasi lain: lewat Sekretariat Paroki.
Warta Thomas [ 11 ]
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
Petugas Liturgi
Paroki St.Thomas
Sabtu,
16/10/2010
18.00
Koor
Monica
Penyambut
Carolus
Jemaat
Prodiakon JB Muratno
JB. Slamet PW
H Sukardi
PS Trimo Syukur
Stasi BMR
Minggu, 17/10/2010
Minggu, 17/10/2010
06.00
08.00
18.00
07.00
Mudika Wil VIII
Ratu Penicpta
Damai
FX. Bambang
Sudarsono
FX. Soeparmono
FX. Sumardi
Ign. Sutarno
Ratu Malaekat
Sisilia
Ratu Rosari
Laurentius
Agnes
Mikhael
V Wadiyo
H Rony Maru
JB. Lystyawan HW
Ign. Harry Respatyo
Bill Subiyanto
Anne - Andri
Wil 3 / Wil 4
Lektor
Sara - Yanne
Yudhi - Yuanita
Ign Musdimar
P Sri Basukiyanto
V Hadi Mulyanto
FX. Soejatno
B Bb. T. Saktiawan
T Djoko Mulyatno
Susan - Eri
Parkir
Will 3 / Wil 4
Wil 1 / Wil 2
Wil 1 / Wil 2
Bunga
St Diyono
M Pardji Dwijopurwoko
Y Siyono
G Eka Widada
Igantius Loyola
Kolekte Minggu Lalu
Ucapan Syukur
Kolekte : Rp. 16.297.100 dan $ 1 dan 10 Ringgit
Malaysia ,- Terima kasih atas karya serta amal bakti
Bapak/Ibu, Tuhan memberkati.
Rekening Paroki:
BCA Cab. Cimanggis No.166.2497171 a.n. Christopharus Lamen Sani atau Ibu Rosari Ginting
● Terimakasih Serta Puji syukur bagi Tuhan Yesus
dan Bunda Maria atas terkabulnya permohonan
kami melalui doa Novena 3 Salam Maria, Doa
Novena Hati Kudus Yesus, Novena Roh Kudus
dan Novena Opus Dei Jose Maria ( Novena Kerja)
(Stefanus Michael)
Perkawinan
Pengumuman Pertama
♥ Bernardus Rufianus dari lingkungan Paskalis dengan Luncinar Rewysa Sihotang dari Paroki St.
Clemenns Balikpapan
♥ Yohanes Kia Patti dengan Sesilia Soni Wuun keduanya dari Stasi Bunda Maria Ratu
Pengumuman Kedua
♥ Taripar Simanjuntak dari Paroki St. Antonius Bidaracina dengan Aloysia Kristiningrum dari lingkungan
St. Matheus
♥ Laurence Edwin Pradjanata dari lingkungan Yohanes Pembaptis dengan Priscilla Hertika Kurniawaty
dari Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading-Jakarta.
Pengumuman Ketiga
♥ Handrias Heru Febri Oktora dari Paroki St. Thomas dengan Yustina Aniek Nuriyani dari Paroki St.
Aloysius Gonzaga Cijantung.
Bagi umat yang mengetahui adanya halangan-halangan atas rencana pernikahan tersebut,
wajib memberitahukan kepada Pastor Paroki.
Warta Thomas [ 12 ]
Layout Desain by Ari Henoe ([email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXVIII
Download