PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BIBIT UNGGUL RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa DENGAN METODE SELEKSI VARIETAS TIM PENGARAH : Prof. Dr. Ir. Rachmansyah., M.Si Dr. Alimuddin, S.Pi., M.Sc Dr. Ade Muharam, S.Pi., M.Si Dra. Emma Suryati, M.Si PENYUSUN : Petrus Rani Pong-Masak S.Pi., M.Si Dr. Ir. Andi Parenrengi., M.Sc Pustika Ratnawati, S.Pi EDITOR : Muslimin S, S.Pi., M.P Siti Fadilah, S.Si., M.Si EDITOR PELAKSANA : Andi Faharuddin, A.Md DESAIN SAMPUL : Handy Burase, S.Pi Penerbitan Petunjuk Teknis ini dibiayai oleh : PELAYANAN TEKNIS LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DIPA No : 032-11.2.649679/2014 ISBN : 978-602-72533-1-5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, hidayah dan izin-Nyalah, sehingga penyusunan petunjuk teknis dengan judul ” produksi bibit unggul rumput laut Gracilaria verrucosa dengan metode Seleksi Varietas” dapat diselesaikan. Petunjuk teknis ini dijelaskan mengenai bagaimana proses memproduksi bibit unggul rumput laut dengan metode seleksi varietas yang meliputi : Pemilihan lokasi, kriteria bibit, penanganan bibit, pengikatan bibit, pemeliharaan, teknis seleksi bibit, perbanyakan bibit unggul serta konsep pengembangan kebun bibit di tambak. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat disebarkan serta dapat diadopsi oleh masyarakat pembudidaya, pengusaha dan stakeholder lainnya untuk mempercepat penyediaan bibit unggul bagi peningkatan produksi rumput laut di Indonesia. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penyelesaian petunjuk teknis ini. Apabila dalam penulisan masih terdapat kekurangan, diharapkan masukan dan saran untuk perbaikan selanjutnya. Boalemo, Desember 2014 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………. Hal I DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. iii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1 1.1. Latar Belakang……………………………………………. 1 1.2. Tujuan dan Sasaran…………………………………….... 3 1.3. Keunggulan Teknologi……………………………………. BAB II 2.1. Pemilihan Lokasi………………………………………….. 3 4 5 2.2. Rancangan Bangun dan Tata Letak Tambak…………. 6 2.3. Persiapan Tambak……………………………………….. 8 2.4. Persiapan Sarana………………………………………… 9 2.5. Penyediaan Stock Bibit Awal……………………………. 11 2.6. Pengangkutan Bibit………………………………………. 12 2.7. Penyediaan dan Penebaran Benih Ikan Bandeng……. 12 2.8. 2.9. Pengikatan dan Penanaman Bibit……………………… Perawatan, Pemeliharaan dan Pemantauan Kualitas Air………………………………………………………….. 13 2.10. Teknis Seleksi Bibit……………………………………… 15 2.11 Konsep Pengembangan Kebun Bibit…………………. 19 TAHAPAN SELEKSI BIBIT UNGGUL RUMPUT LAUT 14 PENUTUP……………………………………………………. 23 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 24 BAB III ii DAFTAR GAMBAR Gambar Teks Hal 1. Metode tali panjang (longline) dalam petak tambak untuk melakukan seleksi varietas bibit Gracilaria verrucosa ……………………………… 4 2. Rancang bagun dan tata letak tambak budidaya rumput laut Gracilaria verrucosa untuk melakukan kegiatan seleksi………………. 7 3. Perataan pelataran tambak untuk budidaya rumput laut (a), dan caren pada pinggir tambak untuk sistem polikultur (b)………………... 8 4. Konstruksi metode longline di tambak untuk melakukan kegiatan seleksi.................................................................................................. 10 5. Pemasangan konstruksi dalam petak tambak (a) dan pemeliharaan varietas bibit yang akan diseleksi (b)……………………………………. 10 6. Bibit rumput laut Gracilaria verrucosa yang sesuai kriteria (a) potongan thalus rumput laut untuk dijadikan kandidat bibit parent stock (b) ……………………………………………………………………. 11 7. (a) Pengikatan bibit dan (b) Penanaman bibit………………………….. 13 8. Pemantauan dan perawatan rumput laut Gracilaria verrucosa yang dilakukan selama pemeliharaan.......................................................... 15 9. Tahapan proses produksi bibit unggul rumput laut Gracilaria verrucosa cepat tumbuh melalui metode seleksi varietas…………….. 17 10. Skema dan penjelasan prosedur kerja produksi bibit unggul rumput laut Gracilaria verrucosa cepat tumbuh melalui metode seleksi varietas……………………………………………………………………… 11. Konsep pengembangan kebun bibit rumput laut, Gracilaria verrucosa di tambak…………………................................................... iii 18 22 iv BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang dapat diandalkan dalam program revitalisasi perikanan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan dukungan teknologi budidaya melalui penelitian dan pengembangan yang dapat diadopsi dan secara signifikan dapat meningkatkan produktivitas pembudidaya rumput laut di Indonesia. Pencapaian program peningkatan produksi tersebut sangat diharapkan berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan devisa Negara. Peningkatan produksi sangat didukung oleh pemanfaatan hasil olahan ekstrak makroalga ini sebagai bahan dasar dalam industri makanan, kosmetik, farmasi, maupun sebagai bahan pendukung dalam industri lain, seperti industri kertas, tekstil, fotografi, semir sepatu, pasta gigir, pengalengan ikan/daging, dan pupuk (Sadhori, 1989; Wong dan Cheung, 2000; Akrim, 2002). Pemanfaatan ekstrak rumput laut yang terus meningkat menyebabkan produksi rumput laut semakin menjanjikan sebagai komoditas budidaya, perdagangan, serta menjadi pionir dalam program pemberdayaan dan alternatif usaha bagi masyarakat pesisir dan pulaupulau kecil. Melalui beberapa program KKP, seperti minapolitan, usaha Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 1|P a g e budidaya dan produksi rumput laut ditargetkan melibatkan keluarga pembudidaya sebanyak satu kepala keluarga dengan tiga anggota keluarga setiap luasan lahan satu hektar (Anonim, 2005). Hal tersebut dapat direalisasikan melalui optimalisasi potensi sumber daya untuk budidaya rumput laut yang dilakukan dengan baik. Berdasarkan data yang ada, serta didukung oleh semua aspek input budidaya, luas areal yang telah dinyatakan sesuai untuk budidaya rumput laut adalah 1.110.900 hektar, sehingga dengan asumsi setiap hektar lahan dapat memproduksi rumput laut kering rata-rata 16 ton per tahun, maka produksi dapat mencapai 17.774.400 ton per tahun (Hikmayani dan Purnomo, 2006). Pada tahun 2009 total produksi agarophytes di Indonesia mencapai 35.050 ton kering yang 81,60 % -nya (28.600 ton) diserap oleh industri nasional dan sisanya diserap industri luar negeri (Anggadiredja, dkk 2011). Usaha budidaya rumput laut telah berkembang demikian pesatnya, terutama di kawasan timur Indonesia. Wilayah yang telah berhasil mengembangkan budidaya rumput laut Gracilaria antara lain Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan Timur. Namun demikian, tingkat produksi fluktuatif, yang disebabkan karena benih yang diperoleh dari alam pada umumnya tidak berkesinambungan dan sangat tergantung pada musim. Selain itu, benih alam yang digunakan secara terusmenerus akan kuantitasnya mengalami sehingga kemerosotan, menjadi rentan baik terhadap kualitas sidrom maupun ekstrim lingkungan dan penyakit (Gunawan, 1987). Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 2|P a g e Seleksi benih rumput laut dari satu populasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan bibit unggul, dengan performansi bibit yang cepat tumbuh (Pong Masak dkk., 2011). Pada tahap awal dilakukan koleksi varietas dari beberapa daerah sentra budidaya yang diketahui variasi genetiknya, dipelihara secara serentak pada lokasi yang diketahui baik untuk budidaya rumput laut. Selanjutnya, dilakukan uji multilokasi dari strain yang paling baik kandungan agar dan pertumbuhannya. 2. Tujuan dan sasaran Tujuan metode seleksi ini adalah untuk mendapatkan varietas bibit unggul Gracilaria verrucosa untuk mendukung peningkatan produksi rumput laut di tambak serta mendukung pengembangan kebun bibit rumput laut Gracilaria verrucosa secara berkelanjutan. 3. Keunggulan Teknologi Bibit hasil seleksi varietas memberikan performa cepat tumbuh dengan laju pertumbuhan harian (LPH) di atas 5%. Bibit hasil seleksi dapat meningkatkan produksi sebesar 32-40% dibandingkan dengan bibit non seleksi. Teknologi seleksi varietas mudah diadopsi dan diterapkan oleh masyarakat pembudidaya. Bibit hasil seleksi varietas lebih tahan terhadap sindrom ekstrim lingkungan. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 3|P a g e BAB II SELEKSI BIBIT UNGGUL RUMPUT LAUT Metode yang dilakukan dalam seleksi bibit unggul rumput laut Gracilaria verrucosa adalah metode tali panjang atau biasa disebut metode longline. Longline merupakan rangkaian beberapa untai tali yang terdiri atas tali utama, tali bentangan, tali cincin dan pelampung membentuk suatu konstruksi empat persegi panjang sebagai tempat pemeliharaan rumput laut (Gambar 1). Metode ini sangat mempermudah saat melakukan kegiatan seleksi, dimana bisa dengan mudah mengontrol bibit yang menjadi kandidat unggul dan mempermudah saat melakukan panen. Selain mempermudah mengontrol dan melakukan panen bibit rumput laut, metode longline juga terhindar dari kotoran/lumpur yang berada didasar tambak. Ukuran wadah budidaya dengan metode ini sangat tergantung pada luasan tambak untuk pemanfaatan wadah budidaya. Gambar 1. Metode tali panjang (longline) dalam petak tambak untuk melakukan seleksi varietas bibit Gracilaria verrucosa. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 4|P a g e Kegiatan persiapan sampai dengan kegiatan seleksi varietas dilakukan dengan tahapan, sebagai berikut : 1. Pemilihan lokasi Lokasi lahan tambak untuk seleksi varietas bibit G. verrucosa pada prinsipnya sama dengan persyaratan lokasi untuk budidaya tambak pada umumnya, antara lain sebagai berikut: - Dasar lahan tambak merupakan substrat pasir berlumpur atau lumpur berpasir, - Sumber air harus cukup baik kuantitas maupun kualitas. Lokasi yang ideal adalah yang memiliki sumber air laut dan air tawar untuk mengontrol salinitas optimal bagi pertumbuhan bibit. - Lahan yang landai dengan kemiringan < 2o dan ada perbedaan pasang surut antara 1,5-2,5 m, sehingga sirkulasi dan pergantian air tambak mudah dilakukan. Untuk mendukung sirkulasi air dalam petak tambak, maka saluran harus diperhatikan dan dibersihkan sehingga aliran air masuk- keluar dalam petak tambak menjadi lancar. - Salinitas air berkisar antara 15-30 ppt, dengan salinitas optimal antara 20-25 ppt. - Suhu air berkisar antara 20-28ºC (sangat tergantung wilayah/lokasi), - Nilai pH air 6-9, dengan nilai optimal antara 6,8-8,2, - Kedalaman air dalam tambak berkisar antara 50-80 cm, Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 5|P a g e - Lahan yang digunakan harus bebas dari limbah rumah tangga dan industri, - Pemilihan lokasi lebih diutamakan yang memiliki tingkat aksesibilitas, antara lain tersedia sumber bibit, bahan konstruksi, sarana & prasarana, transportasi, kontrol/pengawasan/aman, dan pemasaran hasil produksi. - Lokasi pengembangan kebun bibit harus mendapat dukungan sosial karena respons masyarakat sangat menentukan keberhasilan dalam menerima teknik pembibitan rumput laut. 2. Rancang Bangun dan Tata Letak Tambak Konstruksi tambak sebagai lahan untuk pembibitan rumput laut lebih sederhana dibandingkan dengan lahan budidaya udang atau ikan lainnya. Konstruksi lahan untuk pembibitan Gracilaria sp.(Gambar 2 dan 3) sebagai berikut: Konstruksi (tambak baru) (inlet), pintu air, terdiri atas saluran pemasukan air pematang, pelataran, caren, saluran pengeluaran/buangan air (outlet). Rekontruksi/perbaikan lahan tambak marginal, seperti pekerjaan kedok teplok, menutup pematang yang bocor dan pembersihan kotoran dalam petak tambak, Kontruksi harus mempertimbangkan kelancaran resirkulasi air dalam tambak dengan memanfaatkan gravitasi untuk pergantian air, Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 6|P a g e Lebar pematang tambak adalah 200 cm dengan tinggi pematang 100–150 cm, Pelataran tambak harus bersih dari akar atau sisa vegetasi. Pintu Air Beton Gambar 2. Rancang bangun dan tata letak tambak budidaya rumput laut Gracilaria verrucosa untuk melakukan kegiatan seleksi. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 7|P a g e (a) (b) Gambar 3. Perataan pelataran tambak untuk budidaya rumput laut (a), dan caren pada pinggir tambak untuk sistem polikultur (b). 3. Persiapan Tambak Persiapan tambak kegiatan seleksi varietas bibit G. verrucosa meliputi: Mengeringkan petak tambak, selanjutnya tanah dasar tambak dijemur sampai kering. Pengeringan tambak membutuhkan waktu selama 4–7 hari tergantung dengan kondisi cuaca dalam proses pengeringan, Membersihkan saluran air dari kotoran, gulma, dan memperbaiki pendangkalan. Saluran merupakan hal yang menentukan untuk memperlancar sirkulasi air di dalam petak tambak, Memberantas hama melalui aplikasi saponin 50 kg/ha. Jumlah saponin yang diaplikasikan tergantung pada volume air dan salinitas. Jenis pengendali hama lainnya yang legal juga dapat digunakan sesuai dosis dan frekuensi yg dianjurkan, Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 8|P a g e Memasukkan air ke dalam petak tambak sampai kedalaman 1020 cm, dibiarkan tergenang selama 24 jam, kemudian dibilas dengan cara membuang total air rendaman dan dibiarkan kering selama 1-2 hari, Mengisi petak tambak dengan air sampai kedalaman 10 cm di atas pelataran, Melakukan pemupukan menggunakan pupuk sumber N dan P sebanyak 50-75 kg/ha dengan perbandingan 1:1. Jumlah pupuk tergantung pada tingkat kesuburan serta jarak petak tambak dari pantai. Pupuk dibiarkan larut dalam air selama waktu 24 jam, Menaikan ketinggian air sampai 30 cm di atas pelataran, dan tambak siap ditanami bibit G. verrucosa yang sudah terikat pada tali bentangan. 4. Persiapan Sarana Setelah pemilihan lokasi tambak, maka dilakukan persiapan dan konstruksi lokasi/tempat. Konstruksi lokasi menggunakan balok kayu ukuran 4x6 cm sepanjang 2 m sebagai patok yang ditancapkan pada kedua sisi tambak yang berfungsi untuk membentangkan tali utama. Ukuran luasan bergantung pada kemampuan penanganan serta ketersediaan luasan tambak, misalnya berukuran luas 100x35 m yang dapat memuat 100 tali bentangan. Tali bentangan memiliki jarak antar rumpun yaitu 15-25 cm antar rumpun, sehingga setiap tali bentangan Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 9|P a g e memuat 200-230 titik rumpun bibit untuk melakukan seleksi. Jarak antar tali rumpun harus sama sehingga ruang untuk pertumbuhan bibit memiliki kesempatan yang sama, termasuk dalam memperoleh suplai nutrien dalam perairan. Demikian juga pada saat ditanam/dibentangkan di tambak pada tali utama, barisan tali bentangan harus diatur dengan jarak 1 m antar bentangan (Gambar 4 dan 5). Gambar 4. Konstruksi metode longline ditambak untuk melakukan seleksi. (a) (b) Gambar 5. (a) Pemasangan konstruksi dalam petak tambak, dan (b) pemeliharaan varietas bibit yang akan diseleksi. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 10 | P a g e 5. Penyediaan Stok Bibit Awal Memilih kultivar yang memiliki tallus bercabang banyak, rimbun, dan ujung-ujung tallus agak runcing, tumbuh memusat dari satu bagian pangkal dan menyebar, Tallus rumput laut secara morfologi kelihatan bersih, segar, dan berwarna cerah, Stok bibit yang berasal dari pembudidaya berumur antara 20-30 hari, Tallus tidak berlendir, tidak rusak, tidak patah-patah, tidak berbau busuk pada saat dilakukan penanaman awal, Bibit harus homogen, tidak tercampur dengan jenis yang lain, Tallus rumput laut bebas dari penyakit (bercak-bercak putih dan terkelupas) serta biofouling, Memilih bibit dengan talus memanjang berkisar 15-30 cm (a) (b) Gambar 6. Bibit rumput laut Gracilaria verrucosa yang sesuai kriteria (a), potongan thalus rumput laut untuk dijadikan kandidat bibit parent stock (b). Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 11 | P a g e 6. Pengangkutan Bibit Penanganan bibit dari lokasi pengambilan stok dilakukan sebagai berikut: (a). bibit dijaga agar tetap lembab/basah selama dalam pengangkutan, ditutupi dengan tarpal plastik, (b). bibit dijaga agar terhindar dari air tawar, hujan, minyak, dan kotoran lainnya yang dapat merusak bibit, (c). bibit tidak tertekan oleh beban berat di atasnya dan (d). pengangkutan bibit dilakukan pada suhu udara dingin (malam hari) sehingga bibit tetap segar selama pengangkutan dan setelah tiba di lokasi pemeliharaan bibit. 7. Penyediaan dan Penebaran Benih Ikan Bandeng Subbab ini diperlukan bila budidaya produksi bibit dengan metode seleksi rumput laut Gracilaria verrucosa dilakukan dengan cara polikultur dengan ikan bandeng dan/atau udang. Pengangkutan benih ikan bandeng harus dilakukan dalam cuaca yang tidak panas (malam hari), penebaran benih dilakukan pada pagi hari. Adaptasi benih perlu dilakukan jika diperoleh dari lokasi luar/jauh. Polikultur rumput laut dengan ikan bandeng pada lahan 1 ha tambak idealnya digunakan rasio 1,0–1,2 ton bibit rumput laut berbanding 2.000 ekor gelondongan ikan bandeng (Hasil Riset BRPBAP, lokasi di Marana Kabupaten Maros). Polikultur rumput laut, ikan bandeng, dan udang windu maupun vaname pada lahan 1 ha tambak idealnya digunakan rasio 3 ton rumput laut, 1.000 ekor ikan bandeng dan 5.000 ekor udang. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 12 | P a g e Selain polikultur dengan ikan bandeng dan udang, rumput laut juga dapat dipolikultur dengan komoditas lainnya, seperti rajungan, ikan nila, dan kepiting bakau sebagai shelter. 8. Pengikatan dan Penanaman Bibit Pengikatan bibit Gracilaria verrucosa dilakukan di tempat yang teduh, sehingga memudahkan untuk menyiram/membasahi bibit selama proses pengikatan. Cara pengikatan bibit dilakukan sebagai berikut: (a). bibit ditimbang dengan bobot awal 25 gr per rumpun menggunakan timbangan dengan skala ketelitian yang akurat, (b). setiap rumpun bibit diikat dengan baik pada percabangan tallus sehingga tidak mudah terlepas saat dipelihara, (c). melakukan pencatatan bobot, kondisi, dan urutan nomor setiap rumpun bibit dalam setiap bentangan sebagai data awal, dan (d). setelah pengikatan bibit pada setiap bentangan, segera ditanam agar bibit tidak mengalami kekeringan. (a) (b) Gambar 7. (a) Pengikatan bibit dan (b) penanaman bibit. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 13 | P a g e 9. Pemeliharaan, Perawatan dan Pemantauan kualitas air Metode pemeliharaan bibit dengan sistem tali panjang (longline) disesuaikan dengan kondisi lingkungan perairan serta metode budidaya. Penanaman bibit dilakukan pada kedalaman 20 cm dari permukaan air agar tidak terpapar langsung oleh sinar matahari. Pembudidaya secara rutin memantau dan merawat bibit selama masa pemeliharaan. Pemantauan lingkungan perairan terhadap bibit juga penting dilakukan untuk melihat kondisi perairan serta penempelan biofouling. Hal itu merupakan faktor pendukung yang penting untuk melakukan tindakan rotasi bentangan ke tempat yang lebih baik ketika kondisi lingkungan perairan mulai menghambat proses pertumbuhan bibit rumput laut. Hal yang penting dilakukan selama proses pemeliharaan: Mengontrol resirkulasi air harian saluran pemasukan air (inlet) dan saluran pengeluaran air (outlet) dengan memanfaatkan pasang surut air laut, Mengukur parameter kualitas air tambak meliputi : suhu, salinitas, pH dan oksigen terlarut, kekeruhan seminggu sekali untuk memastikan kualitas air tetap pada kondisi pertumbuhan optimal, Mengontrol dan membersihkan tanaman pengganggu (lumut & kotoran lain yang menempel pada rumput laut), Menjaga kedalaman air minimal 80 cm untuk metode tali panjang, Jika pertumbuhan rumput laut lambat/kerdil karena tambak kurang subur, maka dilakukan pemupukan susulan (20% dari dosis pupuk awal), Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 14 | P a g e Pertumbuhan dipantau secara periodik (LPH >3% dikategorikan baik), Bila terjadi ledakan populasi lumut terjadi pada tambak, dilakukan pengangkatan lumut secara manual, Pada metode tebar dasar (produksi massal) dipertahankan ketinggian air sampai dengan 30 cm pada minggu ke 4 dan pada minggu ke 5 sampai panen dengan ketinggian air 50 cm. Pada metode tebar dasar (produksi massal) menjaga ketinggian air 60 cm agar pertumbuhan cabang lebih cepat. Gambar 8. Pemantauan dan perawatan rumput laut Gracilaria verrucosa dilakukan selama pemeliharaan. 10. Teknis Seleksi Bibit Tahapan kegiatan seleksi varietas Gracilaria verrucosa disajikan pada Gambar 9, dengan rincian sebagai berikut: (a) Menyiapkan timbangan, wadah, pisau cutter, serta tali baru/bersih untuk penimbangan bobot bibit, pemisahan dan pengikatan rumpun bibit dari varietas terbaik yakni yang memiliki Laju Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 15 | P a g e Pertumbuhan Harian (LPH) tertinggi sampai dengan cut off 10% (batasan pengambilan bibit terbaik) di setiap bentangan, (b) Setiap bentangan bibit dilepas dari tali induk kemudian dibawa ke pinggir pantai menggunakan perahu, (c) Bentangan diletakkan di atas terpal plastik sebagai pengalas sehingga terhindar dari pasir, kotoran, dan kerusakan tallus, (d) Setiap rumpun bibit dilepas dari ikatannya, kemudian dilakukan penimbangan setiap rumpun bibit secara berurutan dalam setiap bentangan, (e) Setelah semua rumpun bibit dalam satu bentangan ditimbang, laju pertumbuhan harian (LPH) dihitung, maka dilakukan pemilihan bibit yang memiliki LPH sampai dengan nilai “LPH tertinggi 10% dari populasi”, (f) Setiap rumpun bibit yang terpilih masing-masing menjadi varietas yang akan dipisahkan/dipotong menjadi rumpun baru dan diikat pada bentangan baru, selanjutnya dipelihara dengan metode dan proses yang sama dengan siklus sebelumnya selama 30 hari, (g) Setiap siklus pemeliharan ada kontrol internal dan kontrol eksternal. Kontrol internal diambil dari rumpun yang memiliki bobot rataan populasi, sedangkan kontrol eksternal adalah bibit yang diperoleh dari masyarakat pembudidaya lokal, (h) Seleksi tahap ke-2 dan seterusnya untuk mendapat varietas G-2….G4 dilakukan dengan proses yang sama dengan siklus sebelumnya, Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 16 | P a g e (i) Hasil pengujian dengan performa rumpun yang memiliki LPH tinggi dan stabil sampai dengan 90% menunjukkan bahwa varietas tersebut sebagai “Varietas Unggul” dan menjadi kandidat bibit unggul yang dikembangkan lebih lanjut. Gambar 9. Tahapan proses produksi bibit unggul rumput laut Gracilaria verrucosa cepat tumbuh melalui metode seleksi varietas. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 17 | P a g e Populasi Bibit Awal (PS = G-0) (35 m tali bentangan; 230 titik rumpun; 25 gr/rumpun bobot awal bibit; 15 cm jarak antar rumpun; 1 m jarak antar bentangan; 30 cm dari permukaan perairan; jarak pelampung 3 m) 30 hari pemeliharaan (G-1) Ambil 10% rumpun dengan LPH tertinggi dari setiap bentangan PS sebagai varietas G-1 (per bentangan). Potong populasi hasil seleksi varietas @ 25 g menjadi “n” rumpun (beri kode) + Kontrol (internal. dan eksternal.) 30 hari pemeliharaan (G-2) Ambil 10% rumpun dengan LPH tertinggi dari setiap bentangan G-1 sebagai varietas G-2 (per bentangan). Potong populasi hasil seleksi varietas @ 25 g menjadi “n” rumpun (beri kode) + Kontrol (internal. dan eksternal.) 30 hari pemeliharaan (G-3) Ambil 10% rumpun dengan LPH tertinggi dari setiap bentangan G-2 sebagai varietas G-3 (per bentangan). Potong populasi hasil seleksi varietas @ 25 g menjadi “n” rumpun (beri kode) + Kontrol (internal. dan eksternal.) 30 hari pemeliharaan (G-4) Ambil 10% rumpun dengan LPH tertinggi dari setiap bentangan G-3 sebagai varietas G-4 (per bentangan). Potong populasi hasil seleksi varietas @ 25 g menjadi “n” rumpun (beri kode) + Kontrol (internal. dan eksternal.) LPH varietas hasil seleksi stabil Catatan: Varietas unggul 1. Setiap siklus pemeliharaan harus ada kontrol internal (Ki) (sumber bibit dari rataan bobot rumpun yang diseleksi) dan kontrol eksternal (Ke) (sumber bibit dari masyarakat pembudidaya lokal). 2. Pemilihan lokasi kegiatan seleksi harus selektif, yakni lokasi yang memungkinkan pemeliharaan bibit sepanjang tahun, baik dengan menetap pada satu site atau dengan melakukan rotasi bentangan PERBANYAKAN I (P-1) Ambil 80% - 90% rumpun terbaik dari varietas unggul (G-4) setelah 30 hari pemeliharaan PERBANYAKAN II (P-2) Ambil 80% - 90% rumpun terbaik dari varietas unggul (P-1) setelah 30 hari pemeliharaan DISTRIBUSI BIBIT Bibit dipanen untuk didistribusi atau dijual ke pembudidaya; setelah 30 hari pemeliharaan Gambar 10. Skema dan penjelasan prosedur kerja produksi bibit unggul rumput laut, Gracilaria verrucosa cepat tumbuh melalui metode seleksi varietas. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 18 | P a g e BAB III KONSEP PENGEMBANGAN KEBUN BIBIT Konsep pengembangan kebun bibit adalah suatu gambaran atau acuan dalam melakukan pengembangan kebun bibit rumput laut Gracilaria verrucosa pembudidaya dalam di tambak. Gambaran merencanakan dan ini, mempermudah melaksanakan kegiatan budidaya yang akan dikelola. Petak kebun bibit untuk melakukan seleksi berada ditengah kawasan kebun bibit agar memudahkan melakukan mobilisasi bibit ke tambak budidaya/perbanyakan. Kebun bibit memerlukan luasan lahan untuk pengembangan seluas ± 42 ha (2 ha/petak). Setiap petak masing-masing memiliki 2 (dua) saluran pemasukan air (inlet) dan saluran pengeluaran air (outlet). Selain itu lahan yang dipilih harus lokasi yang sangat sesuai dan dapat dipergunakan untuk melakukan budidaya sepanjang tahun. Pengaturan lahan budidaya mulai dari tahap awal seleksi hingga perbanyakan bibit unggul hasil seleksi dengan pembagian petakan, sebagai berikut : petak parents stock (PS); petak bibit hasil seleksi generasi 1 (G-1); petak bibit hasil seleksi generasi 2 (G-2); petak bibit hasil seleksi generasi 3 (G-3); petak bibit hasil seleksi generasi 4 (G-4); petak perbanyakan (PP); petak tebar/distribusi (Gambar 11). Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 19 | P a g e Berdasarkan perhitungan mengacu konsep pengembangan kebun bibit ditambak pada asumsi hasil seleksi (cut off 10%) dengan laju pertumbuhan harian 5% atau pertumbuhan mutlak sebesar 112 gr pada bobot awal 25 gr (30 hari pemeliharaan), maka potensi produksi bibit unggul hasil seleksi sebagai berikut : a. Jarak tanam bibit 15 cm, dan jarak antar tali ris satu meter b. Tali ris sepanjang 35 meter dapat diikat sebanyak 230 rumpun bibit. c. cut off (batasan pengambilan bibit terbaik) sebesar 10% yang setara dengan jumlah 23 rumpun dari setiap bentangan. d. Konstruksi wadah budidaya ukuran 100x35 meter yang memuat 100 tali bentangan akan menghasilkan bibit hasil seleksi sebanyak ± 257,6 kg untuk dikembangkan selanjutnya (Petak 1). e. Petak 2 dengan bibit hasil seleksi sebanyak ± 257,6 kg akan memuat 45 tali bentangan pada bobot awal 25 gr dipelihara selama 30 hari sehingga petak 2 (G1) akan menghasilkan bibit hasil seleksi sebanyak ± 119,2 kg. f. Petak 3 dengan bibit hasil seleksi sebanyak ± 119,2 kg akan memuat 21 tali bentangan dipelihara selama 30 hari sehingga petak 3 (G2) akan menghasilkan bibit hasil seleksi sebanyak ± 54,09 kg. g. Petak 4 dengan bibit hasil seleksi sebanyak ± 54,09 kg akan memuat 10 tali bentangan dipelihara selama 30 hari sehingga petak 4 (G3) akan menghasilkan bibit hasil seleksi sebanyak ± 25,76 kg. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 20 | P a g e h. Petak 5 dengan bibit hasil seleksi sebanyak ± 25,76 kg akan memuat 5 tali bentangan dipelihara selama 30 hari sehingga petak 5 (G4) akan menghasilkan bibit hasil seleksi sebanyak ± 12,88 kg. Bibit hasil seleksi varietas pada tingkatan G4 merupakan kandidat bibit unggul cepat tumbuh dengan LPH > 5% (kriteria unggul) yang siap diperbanyak pada petak perbanyakan. i. Petak (P1); bibit hasil seleksi G4 diperbanyak dengan mengambil 90% populasi (± 69,55 kg), sedangkan 10 % yang masih dengan pertumbuhan kurang baik dibuang (panen). j. Petak (P2); bibit hasil perbanyakan dengan mengambil 90% populasi (± 301,3 kg), sedangkan 10 % yang masih dengan pertumbuhan kurang baik dipanen. k. Petak (P3); bibit hasil perbanyakan dengan mengambil 90% populasi (± 1.275 kg) untuk siap didistribusikan. l. Berdasarkan perhitungan, maka potensi produksi bibit unggul hasil seleksi mencapai ± 5,1 ton/unit/tahun. m. Jika mengacu pada konsep pengembangan kebun bibit dengan luasan 2 Ha/petak (5 unit/petak) maka potensi produksi bibit unggul hasil seleksi mencapai ± 25,5 ton/tahun. n. Proses seleksi terus berjalan secara sistematis dan kontinu sepanjang tahun sehingga bibit unggul hasil seleksi terus tersedia untuk pengembangan budidaya disekitar kawasan kebun bibit. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 21 | P a g e Keterangan : TB = Tambak budidaya (tebar/distribusi) = Petakan untuk melakukan seleksi = Petakan perbanyakan = Arah arus. = Tahapan budidaya Gambar 11. Konsep pengembangan kebun bibit rumput laut Gracilaria verrucosa di tambak. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 22 | P a g e BAB IV PENUTUP Dengan aplikasi metode seleksi varietas diharapkan dapat mempercepat tersedianya bibit yang berkualitas unggul dalam mendukung peningkatan produksi rumput laut di Indonesia. Selain itu, pelaksanaan program seleksi harus didukung oleh sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai serta dukungan dana yang cukup. Percontohan dan penyuluhan sangat diperlukan sehingga teknologi produksi bibit unggul Gracilaria verrucosa dengan metode seleksi dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat pembudidaya sehingga pada masa yang akan datang, operasionalisasi kebun bibit untuk menghasilkan bibit unggul rumput laut Gracilaria verrucosa hasil seleksi dan pemasaran hasil dapat dikelola oleh kelompok pembudidaya. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 23 | P a g e DAFTAR PUSTAKA Akrim, H. D. 2002. Pengembangan industri rumput laut di Indoesia, dalam Diseminasi Teknologi dan Temu Bisnis Rumput Laut, Makassar 11 September 2006. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, hal. 50- 74. Anonim. 2005. Profil rumput laut Indonesia. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. KKP. Jakarta. Anggadiredja, J.T., M.A. Widodo, A. Arfah, A. Zatnika, S. Kusnowirjono, I. Indrayani, D. Ma’mun, Samila dan S. Hadi, 2011. Kajian Strategi Pengembangan Industri Rumput Laut dan Pemanfaatannya Secara Berkelanjutan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Asosiasi Petani dan Pengelola Rumput Laut Indonesia (ASPPERLI) dan Indonesia Seaweed Society (ISS). Anonim. 2005. Profil rumput laut Indonesia. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. KKP. Jakarta. Gunawan, L.W. 1987. Teknik kultur jaringan. Laboratorium kultur jaringan tanaman, pusat antar Universitas (PAU), Bioteknologi IPB, Bogor. Hikmayani Y, Purnomo AH. 2006. Analisis pemasaran dan kelembagaan rumput laut di Indonesia. Makalah disampaikan pada Temu Bisnis Rumput Laut di Makassar 1 September 2006, 21 pp. Nurdjana, M.L. 2006. Pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia. Diseminasi teknologi dan temu bisnis rumput laut (hand out). Makassar, 12 September 2006. Badan Riset kelautan dan Perikanan. 35 Hlm. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 24 | P a g e Pong-Masak, P. R., M. Tjaronge, A. Parenrengi, dan Rachmansyah. 2011. Produksi Bibit Unggul Rumput Laut, Kappaphycus alvarezii Cepat Tumbuh dengan Metode Seleksi Klon. Makalah dipresentasekan pada acara Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) Denpasar - Bali, tanggal 19-21 Juli 2011. 10 hal. Pong-Masak, P. R., Muh. Tjaronge, A. Sahrijannah dan Siti Fadilah. 2011. Performansi Produksi Bibit Rumput Laut, Gracilaria verrucosa Melalui Seleksi Varietas. Laporan hasil penelitian pada Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. 16 hal. Pong Masak, P.R.,A. Sahrijannah., E. Septiningsih. 2013. Penentuan “cut off” seleksi varietas untuk produksi bibit unggul rumput laut Gracilaria verrucosa. Prosiding Seminar Nasional Tahun X Hasil penelitian Kelautan dan Peikanan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 10 hlm. Raikar, S. V., M. Iima and Y. Fujita. 2001. Effect of Temperature, Salinity and Light Intensity on The Growth of Gracilaria spp. (Gracilridae, Rhodophyta) from Japan, Malaysia and India. Japan. p. 4. Sadhori, S.N. 1989. Budidaya Rumput Laut. Balai Pustaka. 110 hal. Wong K.H. and Cheung, 2000. Nutritional Evaluation of Some Subtropical ed and Green Seawssd : Part II – In Vitro Protein Digestibelity and Amino Acid Profiles of Protein Concentrates. Food Chemitry. 72:11-1. Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 25 | P a g e LAMPIRAN 1. Monitoring Laju Pertumbuhan Harian (LPH) Daily Growth Rate (DGR) adalah laju pertumbuhan harian rumput laut, digunakan untuk mengetahui pertambahan berat bibit rumput laut. Menurut Raikar et al. (2001) Daily Growth Rate (DGR) dapat dihitung menggunakan rumus : DGR = (ln Wt – ln Wo) t X 100 % Keterangan : DGR = persentase laju pertumbuhan harian ln Wt = bobot akhir ln Wo = bobot awal t = waktu Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 26 | P a g e Petunjuk Teknis Produksi bibit unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa 27 | P a g e