BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi

advertisement
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menanamkan modal baik
dalam uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan memperoleh
keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan
yang sangat penting dalam berinvestasi, dimana untuk memperoleh suatu
keuntungan kita harus berhadapan dengan risiko, oleh sebab itu investor harus
mengevaluasi hubungan antara tingkat pengembalian dan risiko.
Investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat atau
keuntungan tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut. Untuk maksud
tersebut, sejumlah uang ditanamkan atau diinvestasikan dalam bidang usaha
tertentu yang dianggap investor akan dapat memberikan hasil. Satu hal yang harus
diingat, setiap investasi dapat memberikan keuntungan tetapi dapat pula
memberikan kerugian. Hal ini menunjukan bahwa investasi mengandung risiko,
seorang investor harus bersedia menanggung risiko karena mengharapkan
keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut.
13
2.1.2 Tujuan Investasi
Menurut Reily dan Brown (2000), ada beberapa alasan orang melakukan
investasi, yaitu :
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang, seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana untuk
meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu.
2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam
perusahaan atau objek lain, seorang dapat menghindarkan diri agar
kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena inflasi.
3) Dorongan untuk menghemat pajak. Melalui fasilitas perpajakan di bidang
investasi tertentu mendorong orang untuk melakukan investasi.
2.1.3 Jenis-jenis Investasi
Pada dasarnya investasi dibedakan menjadi 3 kelompok (sharpe, 1997) :
1) Investasi dalam aktiva finansial (financial asset) dan aktiva riil (real
asset). Aktiva finansial adalah yang ditanamkan oleh investor dalam
bentuk tabungan atau surat berharga. Aktiva riil adalah bentuk investasi
yang ditanamkan oleh investor dalam bentuk kekayaan riil.
2) Investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung adalah investasi
dimana investor langsung memperoleh atas surat berharga atau kekayaan.
Investasi tidak langsung adalah investasi yang dilakukan dalam suatu
fortofolio atau suatu kelompok surat berharga.
14
3) Investasi jangka panjang dan jangka pendek. Investasi jangka panjang
adalah investasi dengan masa jatuh tempo lebih dari satu tahun atau tidak
mengenal adanya jatuh tempo. Investasi jangka pendek adalah investasi
dengan masa jatuh tempo kurang atau sama dengan satu tahun.
2.2 Pasar Modal
2.2.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar financial yang
menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 1994). Pasar modal
dalam menjalankan fungsi ekonomi yaitu dengan mengalokasikan dana secara
efisien dari pihak yang memiliki dana kepada pihak yang membutuhkan dana,
sedangkan fungsi keuangannya dapat ditunjukkan oleh adanya perolehan imbalan
bagi pihak yang memberi dana sesuai dengan karakteristik investasi yang mereka
pilih. Pasar modal menjadi salah satu pilihan bagi investor dalam menyalurkan
dana yang mereka miliki. Dalam hal ini informasi merupakan sesuatu hal yang
sangat penting, karena seorang investor sebelum menginvestasikan dananya di
pasar modal dengan cara membeli saham yang diperdagangkan dia harus
memahami dan mempercayai bahwa semua informasi tersedia dan mekanisme
perdagangan di pasar modal dapat dipercaya, tidak ada pihak tertentu yang
memanipulasi informasi dan perdagangan tersebut.
Keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari nilai perusahaan. Pada
perusahaan yang go public, nilai perusahaan dilihat dari harga sahamnya. Harga
15
saham mencerminkan nilai perusahaan bila pasar modal dalam keadaan efisien.
Pasar yang efisien dapat menunjukkan harga saham yang mencerminkan secara
penuh (fully reflect) informasi yang tersedia, informasi tersebut dapat berupa
laporan tahunan perusahaan, pembagian deviden, pemecahan saham, laporan para
analis pasar modal, dan sebagainya. Pasar modal yang efisien menjadikan harga
saham cenderung wajar dan benar-benar mencerminkan nilai saham (perusahaan)
yang bersangkutan hingga tidak ada harga saham yang overvalue atau undervalue.
Bila benar harga-harga saham di pasar modal di Indonesia overvalue atau
undervalue berarti pasar modal di Indonesia belumlah efisien, selain itu pasar
modal yang efisien dimana seluruh informasi yang relevan diterima oleh investor
dan informasinya telah diprediksikan ke dalam saham.
2.2.2 Tujuan Pasar Modal
Menurut Keputusan Presiden no. 52 tahun 1976, keberadaan pasar modal
bertujuan untuk :
1) Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam
kepemilikan saham-saham perusahaan swasta, guna menuju pemerataan
pendapatan masyarakat.
2) Untuk lebih menggairahkan partisipasi masyarakat dalam mengerahkan
dan menghimpun dana yang digunakan secara produktif dalam
pembiayaan pembangunan nasional.
16
2.3 Saham
2.3.1 Pengertian Saham
Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham
adalah yang paling dikenal masyarakat dan di antara emiten (perusahaan yang
menerbitkan surat berharga) saham juga yang paling banyak digunakan untuk
menarik dana dari masyarakat, khususnya saham biasa (common stock). Secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Pengertian saham menurut Jogiyanto (2000) adalah “tanda kepemilikan
perusahaan yang memiliki beberapa hak dalam perusahaan”. Menurut UU no. 8
tahun 1995 tentang pasar modal (1996), menyatakan bahwa saham adalah “tanda
penyertaan modal pada Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang”. Dapat disimpulkan pengertian saham adalah
surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk perseroan (PT)
yang menyatakan bahwa pemegang saham adalah pemilik sebagian dari
perusahaan dan memilki andil dalam perusahaan tersebut. Jadi, saham merupakan
bukti kepemilikan bagian modal Perseroan Terbatas yang memberikan hak atas
deviden dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.
17
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Alwi (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan
harga saham atau indeks harga saham, antara lain :
1) Faktor Internal (Lingkungan mikro), yaitu :
a. Pengumuman
tentang
pemasaran,
produksi,
penjualan
seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,
laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
b. Pengumuman
pendanaan
(financing
announcements),
seperti
pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
c. Pengumuman badan direksi manajemen (management-broard of
director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur,
manajemen, dan struktur organisasi.
d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,
investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian, laporan
divestasi dan lainnya.
e. Pengumumna investasi (invesment announcements), seperti melakukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya.
f. Pengumuman
ketenagakerjaan
(labour
announcements),
seperti
negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan, dan lainnya.
g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per
share (EPS) dan deviden per share (DPS) , price earning ratio, net
profit margin, return on equity (ROE), dan lain-lain.
18
2) Faktor eksternal (Lingkungan makro), mencakup :
a. Pengumuman dari pemerintah yaitu perubahan kebijakan dan
peraturan seperti suku bunga tabungan, deposito, kurs valuta asing,
inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Pengumuman
hukum
(legal
announcements),
seperti
tuntutan
karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan
perusahaan terhadap manajernya.
c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcement), seperti
laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham
perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.
d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan
faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga
saham di bursa efek suatu negara.
e. Berbagai isu baik dalam negeri maupun luar negeri.
2.3.3 Jenis-jenis Saham
Menurut Panji Anoraga (2001) saham dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak
terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif.
Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan
pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada
tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan
19
menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang
saham preferen karena merekalah yang memasok dan ke perusahaan
sewaktu mengalami kesulitan keuangan.
2) Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima
laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan
bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu.
Penghitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa.
Hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
2.4 Return
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi (Jogiyanto,
2000). Return saham dibagi menjadi dua macam yaitu return realisasi (realized
return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return
yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis, sedangkan return
ekspektasi adalah return yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa
yang akan datang. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi dimasa yang akan datang. Biasanya return realisasi
digunakan sebagai salah satu ukuran kinerja perusahaan.
Sumber-sumber return yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan
komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh
20
secara periodik dari suatu investasi. Dividen (yield) merupakan pembagian
keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan
yang dihasilkan perusahaan, sedangkan capital gain adalah selisih antara harga
beli dengan harga jual. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada
waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga
sebelumnya, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus
diestimasi. Return ekspektasi dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi yakni
mean adjusted model, market model, dan market adjusted model (Jogiyanto,
2000).
1) Mean adjusted model
Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa
return ekspektasi bernilai konstan yaitu sebesar nilai rata-rata return
realisasi sebelumnya periode estimasi (estimation period). Periode
estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode sebelum
periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan
periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window).
2) Market model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini
dilakukan dengan dua tahap yaitu :
a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
selama periode estimasi.
b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return
ekspektasi di periode jendela.
21
Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS
(Ordinary Least Square).
3) Market adjusted model
Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.
Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode
estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang
diestimasi adalah sama dengan indeks pasar. Indeks pasar yang dapat
dipilih untuk pasar BEI misalnya IHSG (indeks harga saham gabungan).
Di Indonesia, IHSG (indeks harga saham gabungan) merupakan indeks
yang dapat digunakan sebagai dasar tingkat pengembalian pasar modal.
Secara matematis tingkat pengembalian pasar dapat dihitung berdasarkan
rumus :
IHSG t
–1
Rm =
IHSG t-1
Keterangan:
Rm
: Hasil pengembalian pasar
IHSG t
: Indeks harga saham gabungan atau pasar periode t
IHSG t-1
: Indeks haraga pasar periode sebelumnya (t-1)
22
2.5 Required Return
Sebelum berinvestasi investor harus bisa memprediksi tingkat pengembalian
yang diinginkan, biasanya tingkat bunga yang diinginkan itu melebihi tingkat
suku bunga bank yang berlaku. Salah satu cara mengetahuinya adalah dengan
menghitung required return. Required return adalah tingkat pengembalian yang
dibutuhkan oleh seorang investor yang menginvestasikan modalnya (Weston and
Copeland, 2001), dirumuskan :
Rj = Rf + Rp
Keterangan:
Rj
: Required return on investment
Rf
: Risk free rate (suku bunga bank pada suatu investasi yang tidak
mengandung resiko)
Rp
: Risk premium on investment (tingkat bunga diatas risk free yang
diinginkan)
2.6 Abnormal Return
Abnormal return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi
terhadap return normal (Jogiyanto, 2000). Abnormal return sering digunakan
sebagai dasar pengujian kandungan informasi dari suatu pengumuman peristiwa
dan akhirnya akan digunakan untuk menguji efisiensi pasar. Suatu pengumuman
yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan return yang tidak
normal terhadap pasar dan sebaliknya. Penghitungan Abnormal return dapat
23
dilakukan dengan mengurangi return sesungguhnya dengan return ekspektasi.
Return
sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang dikurangi harga sebelumnya, sedangkan untuk
return ekspektasi dapat diestimasi dengan model mean adjusted, model market
model dan market adjusted model.
2.7 Efisiensi Pasar
Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver
(1989) sebagai hubunan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Bentuk
efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja atau dapat
dilihat tidak hanya dari ketersediaan informasi, tetapi juga dilihat dari
kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari
informasi yang tersedia. Pasar efisiensi yang ditinjau dari sudut informasi saja
disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market).
Sedang pasar efisiensi yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan
efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market).
Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara
harga sekuritas dengan informasi. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk
utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu
informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan
informasi privat sebagai berikut :
24
1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisiensi dalam bentuk lemah jika harga-harga dari
sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu.
Informasi masa lalu ini adalah informasi yang telah terjadi. Bentuk
efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak
(random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak
berhubungan dengan nilai sekarang.
2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form).
2.8 Studi Peristiwa (Event Study)
Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi sering
disebut event study. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan
dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar (Jogiyanto, 2003).
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah
kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Jogiyanto (2003) menyatakan
bahwa pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari
suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information
content), maka diharapkan pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga
25
dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return
sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika
menggunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman
yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada
pasar.
Pengujian kandungan informasinya hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi
tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan
kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan maka
pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi (informational
market) bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika
tidak ada investor yang memperoleh abnormal return dari informasi yang di
umumkan atau jika memang ada abnormal return, maka pasar harus bereaksi
dengan cepat (quickly ) untuk menyerap abnormal return untuk menuju harga
keseimbangan yang baru.
2.9 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebagian besar penelitian event study yang dilakukan terdahulu menggunakan
berbagai event yang terkait dengan aktivitas ekonomi atau bisnis. Sebagian
penelitian tersebut dilakukan untuk menguji efisiensi suatu pasar modal. Namun
beberapa penelitian event study yang terbaru cenderung untuk mengamati reaksi
pasar modal dengan menggunakan berbagai event yang tidak terkait dengan
aktivitas-aktivitas ekonomi.
26
Dr. Adler Haymans Manarung dan Cahyanti Ira K (2004) dalam penelitian
event study yang dilakukan dengan judul Pengaruh Peristiwa Politik
(pengumuman hasil pemilu legeslatif, pengumuman hasil pemilihan presiden,
pengumuman kabinet, reshuffle kabinet) terhadap sektor-sektor industri di Bursa
Efek Indonesia menghasilkan abnormal retrun yang signifikan di BEI
dikarenakan informasi dari peristiwa-peristiwa tersebut.
Begitu pula dengan Dheaning Lukita (2009) dengan judul Pengaruh Pemilihan
Presiden 2009 terhadap retrun Saham Indeks LQ 45 menghasilkan abnormal
return yang signifikan di BEI. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukan bahwa sektor keuangan, sektor perdagangan, jasa, dan investasi, serta
sektor konstruksi, property dan real estate menunjukan reaksi setiap kali peristiwa
politik terjadi. Hal ini memberikan implikasi bahwa pada masa-masa
ketidakpastian politik selama beberapa hari di sekitar peristiwa politik, investasi
pada sektor-sektor yang terlalu reaktif terhadap peristiwa politik sebaiknya
dihindari jika ada indikasi bahwa informasi yang mucul tidak sesuai yang
diharapkan investor secara umum.
Download