analisis laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan pada

advertisement
Vol. 6 No. 1., Mei 2015
ISSN : 2087-1899
Jurnal
Sosio-Humaniora
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
Terbit 2 kali setiap tahun
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
Jurnal
Sosio-Humaniora
PENANGGUNG JAWAB
Kepala LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Ketua Umum :
Dr. Ir. Ch. Wariyah, M.P.
Sekretaris :
Awan Santosa, S.E., M.Sc.
Dewan Redaksi :
Dr. Kamsih Astuti, M.A.
Dr. Hermayawati, M.Pd.
Penyunting Pelaksana :
Tutut Dwi Astuti, S.E., M.Si.
Dra. Indra Ratna KW, M.Si.
Restu Arini, S.Pd., M.Pd.
Sumiyarsih, S.E., M.Si.
Pelaksana Administrasi :
Zulki Adzani Sidiq Fathoni
Hartini
Alamat Redaksi/Sirkulasi :
LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Jl. Wates Km 10 Yogyakarta
Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213
E-Mail : [email protected]
Web : lppm.mercubuana-yogya.ac.id
Jurnal yang memuat ringkasan hasil laporan penelitian ini diterbitkan oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
Universitas Mercu Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun.
Redaksi menerima naskah hasil penelitian, yang belum pernah
dipublikasikan baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah
harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal Sosio-Humaniora dan harus
diterima oleh redaksi paling lambat dua bulan sebelum terbit.
ii
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga
Jurnal Sosio-Humaniora Volume 6, No. 1, Mei 2015 dapat kami terbitkan. Redaksi
mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para
penulis yang telah berkenan mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal ini,
Pada jurnal Sosio-Humaniora edisi Mei 2015 ini, disajikan beberapa hasil
penelitian di bidang pendidikan bahasa Inggris, bidang akuntansi dan bidang
psikologi. Pada bidang pendidikan bahasa Inggris disajikan artikel tentang prinsip
kesopanan Margaret Thatcher dalam rapat politik pada film The Iron Lady dan
hubungan antara harga diri dengan kinerja pada perawat rumah sakit di Yogyakarta.
Pada bidang akuntansi disajikan artikel tentang pengaruh proses penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) terhadap pengalokasian belanja
daerah di pemerintahan kota. Pada bidang psikologi memuat artikel tentang studi
kasus pola relasi sosial anak berkebutuhan khusus (ABK) tuna daksa yang berada
di SD umum (inklusi), hubungan antara harga diri dengan kinerja pada perawat
rumah sakit serta penyusunan penilaian kinerja model BARS untuk meningkatkan
persepsi karyawan terhadap objektivitas penilaian kinerja.
Redaksi menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyajian
artikel dalam jurnal yang kami terbitkan. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan, agar penerbitan mendatang semakin baik. Atas perhatian dan
partisipasi semua pihak, redaksi mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Mei 2015
Redaksi
iii
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 ini telah direview oleh Mitra Bestari :
1. Dr. Dra. Hermayawati, S.Pd., M.Pd. bidang studi Teori Linguistik
2. Awan Santosa, S.E., M.Sc. bidang studi Teori Ekonomi
3. Kamsih Astuti, S.Psi., M.Si. bidang studi Psikologi Sosial
iv
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ............................................................................................
Daftar Mitra Bestari .....................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................
iii
iv
v
PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA RAPAT POLITIK MARGARET
THATCHER DALAM FILM THE IRON LADY ...............................................
Agustinus Hary Setyawan
1-22
STUDI KASUS POLA RELASI SOSIAL ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS (ABK) TUNA DAKSA YANG BERADA DI SD UMUM (INKLUSI)
DI KOTA METRO .........................................................................................
Satrio Budi Wibowo dan Tri Anjar
23-33
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KINERJA PADA
PERAWAT RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA .........
Nur Fachmi Budi Setyawan
34-54
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KINERJA PADA
PERAWAT RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA .........
Listiyani Natalia dan Tutut Dewi Astuti
55-72
PENGARUH PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH (APBD) TERHADAP PENGALOKASIAN BELANJA
DAERAH DI PEMERINTAHAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 ..
Endang Sri Utami
73-89
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA MODEL BARS UNTUK
MENINGKATKAN PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP OBJEKTIVITAS
PENILAIAN KINERJA .................................................................................. 90-115
Herman Suradiraja
PEDOMAN PENULISAN NASKAH ..............................................................
v
116
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN
PADA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
Listiyani Natalia dan Tutut Dewi Astuti
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Jl. Wates Km. 10 Yogyakarta 55753
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemerintah daerah pada
Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mengelola keuangan daerahnya, dengan
menggunakan analisis rasio. Dalam penelitian ini jenis dan sumber data yang
digunakan terdiri dari data sekunder berupa data atau informasi yang berhubungan
dengan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Sleman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan di Pemerintah Kabupaten Sleman
baik, dalam merealisasikan belanja daerahnya sudah efisien karena tidak melebihi
anggaran. Namun ketergantungan pemerintah daerah terhadap Pemerintah Pusat
masih tinggi.
Kata kunci : Laporan keuangan, Kinerja keuangan, Analisis rasio
ABSTRACT
This study aims to determine the performance of local government in Sleman
District Government in managing the financial area, by using ratio analysis. The
types and sources of data used consisted of secondary data, or information relating
to the financial statements of the Government of Sleman. The results show that
revenue growth in Sleman district government either, in the realization of regional
spending is efficient because it does not exceed the budget. However, the
dependence of local governments on the central government is still high .
Keywords: financial statements, financial performance, analysis of the ratio
PENDAHULUAN
pengelolaan
keuangannya
sendiri
sehingga pemerintah daerah berhak
Berlakunya
Nomor
32
Undang-Undang
Tahun
Pemerintah
Daerah
2004
tentang
menjadikan
untuk merencanakan, melaksanakan,
dan
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
APBD
ke
DPRD
daerah mempunyai kewenangan yang
masing–masing. Pertanggungjawaban
luas
atas pengelolaan keuangan daerah
untuk
menyelenggarakan
55
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
diatur dalam Undang-Undang Nomor
Tahun 2013. Tantangannya apakah
17 Tahun 2003 tentang Keuangan
pemerintah
daerah
Negara
menerapkan
akuntansi
yang
menyatakan
bahwa
penyusunan dan penyajian laporan
keuangan
mampu
yang
sepenuhnya sesuai dengan SAP.
pemerintah
daerah
Penyajian laporan keuangan
berdasar
Standar
mulai tahun 2005 sesuai dengan SAP
dilaksanakan
Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang
dapat
diatur lebih lanjut dalam Peraturan
memetakan atau konversi ketentuan-
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
ketentuan
tentang
Akuntansi
Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002
Pemerintah yang berbasis kas, yang
ke ketentuan-ketentuan SAP (KSAP,
kemudian
diatur
2006). Penyusunan laporan keuangan
Peraturan
Pemerintah
Standar
kembali
dalam
di
dengan
Keputusan
teknik
Menteri
71
yang berpedoman pada SAP dapat
Standar
digunakan sebagai salah satu cara
Akuntansi Pemerintah yang berbasis
untuk mewujudkan good governance
Acrual seperti pada lampiran I dan
sehingga kinerja dari pemerintahan
berbasis Cash toward Acrual pada
yang bersangkutan diharapkan akan
lampiran II. Peraturan Pemerintah
semakin mudah untuk dinilai baik oleh
Nomor
kalangan
Tahun
2010
71
Nomor
dilakukan
tentang
Tahun
2010
tentang
Standar Akuntansi Pemerintah yang
harus
diterapkan
secara
penuh
pada
tahun
selambat-lambatnya
2015,
strategi
maupun
oleh
masyarakat luas.
Sehingga upaya konkrit untuk
mewujudkan
transparansi
dan
pentahapan
akuntabilitas pengelolaan keuangan
pemberlakuan ditetapkan lebih lanjut
pemerintah, baik pemerintah pusat
oleh Menteri Dalam Negeri dengan
maupun pemerintah daerah adalah
menerbitkan Permendagri Nomor 64
dengan
56
untuk
tertentu
menyampaikan
laporan
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
keuangan yang memenuhi prinsip-
sesuai
prinsip
sistem akuntansi diharapkan mampu
tepat
waktu
dan
disusun
dengan
SAP.
dengan mengikuti Standar Akuntansi
membenahi
Pemerintah sesuai dengan Peraturan
yang selama ini dianggap sebagai
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.
birokratis yang tidak efisien, lambat,
Peraturan
dan tidak efektif.
Pemerintah
Nomor
24
Tahun 2005 diatur kembali dalam
Peraturan
Tahun
Pemerintah
2010
Nomor
tentang
71
Standar
sistem
Penerapan
pemerintahan
Laporan keuangan pemerintah
yang
telah
diaudit
Pemeriksa
oleh
Badan
Keuangan
(BPK),
disampaikan
kepada
Akuntansi Pemerintah. Hal ini diatur
kemudian
dalam Permendagri Nomor 13 Tahun
DPR/DPRD dan masyarakat umum.
2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Adapun komponen laporan keuangan
Keuangan Daerah. Sedangkan untuk
yang disampaikan tersebut meliputi
memudahkan teknis pelaksanaannya,
Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
pemerintah
Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan
telah
mengeluarkan
sejenis petunjuk pelaksanaan ( juklak)
Catatan
Atas
dan petunjuk teknis (juknis) melalui
(CALK).
Laporan
Surat
Nomor
dihasilkan oleh pemerintah daerah
S.900/316/BAKD tentang “Pedoman
akan digunakan oleh beberapa pihak
Sistem dan Prosedur Penatausahaan
yang berkepentingan sebagai dasar
dan
dan
untuk mengambil keputusan. Oleh
Keuangan
karena itu, informasi yang terdapat di
Edaran
Akuntansi,
Mendagri
Pelaporan
Pertanggungjawaban
Daerah.
Semua
peraturan
Laporan
Keuangan
Keuangan
yang
ini
dalam Laporan Keuangan Pemerintah
mensyaratkan bentuk dan isi laporan
Daerah (LKPD) harus bermanfaat dan
pertanggungjawaban
sesuai
pelaksanaan
APBN/APBD disusun dan disajikan
dengan
kebutuhan
para
pemakai.
57
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
Informasi
yang
bermanfaat
ISSN : 2087-1899
karakteristik
kualitatif
laporan
bagi para pemakai adalah informasi
keuangan pemerintah seperti yang
yang mempunyai nilai. Informasi akan
disyaratkan
bermanfaat apabila informasi tersebut
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005,
dapat
berarti pemerintah daerah mampu
mendukung
pengambilan
dalam
keputusan serta dapat dipahami oleh
mewujudkan
para
akuntabilitas
pemakai.
Oleh
karena
itu,
Peraturan
transparansi
dalam
dan
pengelolaan
pemerintah daerah harus menyajikan
keuangan daerah. Laporan keuangan
informasi yang secara wajar bebas
pemerintah
dari salah saji material sehingga tidak
sekurang-kurangnya
menyesatkan pembaca dan pengguna
setahun.
laporan keuangan sehingga dapat
penyampaian
dimanfaatkan
untuk
perencanaan,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
pengendalian,
dan
pengambilan
setelah berakhirnya tahun anggaran.
daerah
Dan
ini
disajikan
sekali
batas
laporan
waktu
keuangan
keputusan. Informasi akuntansi yang
Diharapkan
terdapat di dalam Laporan Keuangan
penelitian
Pemerintah Daerah harus mempunyai
kontribusi bagi Pemerintah Daerah
beberapa karakteristik kualitatif yang
Kabupaten Sleman khususnya dan
disyaratkan.
Pemerintah Daerah pada umumnya
Karakteristik
kualitatif
dengan
dalam
ini,
akan
memberikan
laporan keuangan adalah ukuran-
dalam
ukuran
dan belanja daerah secara efektif dan
normatif
yang
diwujudkan
dalam informasi akuntansi sehingga
merealisasikan
dilakukannya
pendapatan
efisien.
dapat memenuhi tujuannya.
Apabila
informasi
yang
RUMUSAN MASALAH
terdapat dalam Laporan Keuangan
1. Sejauh mana efektifitas dan
Pemerintah Daerah memenuhi kriteria
efisiensi Pemerintah Kabupaten
58
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
Sleman dalam membelanjakan
dimiliki/dikuasai oleh Negara atau
pendapatan daerahnya.
daerah yang lebih tinggi serta pihak-
2. Sejauh
mana
kemandirian
tingkat
Pemerintah
Kabupaten Sleman.
pihak lain sesuai ketentuan/peraturan
perundangan
TUJUAN PENELITIAN
dan
Kabupaten
efektivitas
Pemerintah
Sleman
membelanjakan
dalam
pendapatan
daerahnya
2. Untuk
menyediakan
akurat, relevan, tepat waktu, dan
dapat
dipercaya.
pemerintah
daerah
Untuk
itu,
dituntut
untuk
memiliki sistem informasi akuntansi
yang handal.
mengetahui
kemandirian
tingkat
Pemerintah
B. PENGELOLAAN
Menurut Halim dalam buku
Pengelolaan
(2007),
A. KEUANGAN DAERAH
Keuangan
Mamesah (dalam Halim, 2007)
“keuangan
Keuangan
bahwa
LANDASAN TEORI
bahwa
KEUANGAN
DAERAH
Kabupaten Sleman
menyatakan
informasi
keuangan yang diperlukan secara
mengetahui
efisiensi
berlaku”.
Pemerintah daerah selaku pengelola
harus
1. Untuk
yang
:
Daerah
Daerah
“Pengelolaan
adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
daerah dapat diartikan sebagai semua
penatausahaan,
hak dan kewajiban yang dapat dinilai
pertanggungjawaban
dengan uang, demikian pula segala
pengawasan keuangan daerah”.
sesuatu baik berupa uang maupun
barang,
yang
dapat
pelaporan
dan
Menurut Permendagri Nomor
dijadikan
13 tahun 2006 tentang Pengelolaan
kekayaan daerah sepanjang belum
Keuangan Daerah, Keuangan Daerah
59
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
adalah semua hak dan kewajiban
posisi
daerah
transaksi yang dilakukan oleh suatu
dalam
rangka
keuangan
transaksi-
penyelenggaraan pemerintah daerah
entitas
yang
uang
laporan keuangan adalah menyajikan
termasuk di dalamnya segala bentuk
informasi mengenai posisi keuangan,
kekayaan yang berhubungan dengan
realisasi anggaran, arus kas, dan
hak dan kewajiban daerah tersebut.
kinerja
Terwujudnya
pelaporan yang bermanfaat bagi para
dapat
dinilai
dengan
pelaksanaan
pelaporan.
dan
keuangan
umum
suatu
entitas
desentralisasi fiskal secara efektif dan
pengguna
efisien salah satunya tergantung pada
mengevaluasi keputusan mengenai
pengelolaan
alokasi sumber daya.
keuangan
daerah.
dalam
Tujuan
membuat
dan
Sesuai dengan Permendagri Nomor
Laporan keuangan pemerintah
13 Tahun 2006 tentang Pedoman
yang harus dibuat oleh Satuan Kerja
Pengelolaan
Perangkat
Keuangan
Daerah,
Daerah
dalam
rangka
pengelolaan keuangan daerah tidak
mempertanggunjawabkan
lagi bertumpu atau mengandalkan
pelaksanaan
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
(Setda) Kabupaten/Kota , tetapi setiap
yaitu Laporan Realisasi Anggaran,
Satuan
Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan
Kerja
Perangkat
Daerah
APBD
menurut
(SKPD) kini wajib menyusun dan
atas Laporan Keuangan
melaporkan
keuangannya,
Pemerintah daerah sebagai pihak
yang kemudian dikonsolidasikan oleh
yang diserahi tugas menjalankan roda
PPKD.
pemerintahan,
C. LAPORAN KEUANGAN DAERAH
pelayanan
posisi
Laporan Keuangan merupakan
laporan yang terstruktur mengenai
60
pembangunan
masyarakat
menyampaikan
pertanggungjawaban
dan
wajib
laporan
tugasnya
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
dengan baik atau tidak. Salah satu
demokratis,
cara untuk menilai kinerja pemerintah
akuntabel,
daerah dalam mengelola keuangan
APBD
daerahnya adalah dengan melakukan
kaidah pengakuntansian dalam APBD
analisa
dilakukan
rasio
keuangan
terhadap
efektif,
efisien,
analisa
perlu
rasio
terhadap
dilakukan
dengan
dan
meskipun
membandingkan
APBD yang telah ditetapkan dan
hasil yang dicapai dari satu periode
dilaksanakan.
dengan periode sebelumnya sehingga
Hasil
rasio
keuangan
ini
selanjutnya akan digunakan untuk
dapat
diketahui
bagaimana
kecenderungan yang terjadi.
tolok ukur dalam:
a) Mengukur
efektifitas
merealisasikan
dalam
pendapatan
daerah.
A. Objek Penelitian
b) Mengukur
aktivitas
sejauh
mana
pemerintah
dalam
Penggunaan
Penelitian
di
membelanjakan
Aset Daerah Kabupaten Sleman yang
analisa
laporan
sehingga
dilakukan
Dinas Pengelolaan Keuangan dan
merupakan Satuan Kerja Pengelola
rasio
keuangan
Keuangan
secara
teori
Daerah
(SKPKD)
Kabupaten.
pemerintah daerah belum banyak
dilakukan,
ini
daerah
pendapatan daerahnya.
terhadap
METODE PENELITIAN
Dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya
berdasarkan
Peraturan
belum ada kesepakatan secara bulat
Menteri Dalam Negeri Nomor 13
mengenai
Tahun 2006 bahwasanya lembaga ini
nama
dan
kaidah
pengukurannya. Meskipun demikian
adalah
dalam rangka pengelolaan keuangan
APBD
daerah
Bendahara Umum Daerah (BUD).
yang
transparan,
jujur,
melaksanakan
dan
pengelolaan
bertindak
sebagai
61
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Jenis data yang digunakan di
ISSN : 2087-1899
b. Neraca
Merupakan
laporan
yang
dalam penelitian ini adalah jenis data
menggambarkan
sekunder.
keuangan pemerintah daerah
Data
sekunder
yang
digunakan berupa:
mengenai aset, kewajiban, dan
1. Profil Pemerintah Kabupaten
Sleman
Keuangan
Pemerintah
Kabupaten
Tahun
Anggaran
2010,2011 dan 2012
literatur,
maupun
pada
tanggal
c. Laporan Arus Kas
Merupakan
laporan
yang
menyajikan informasi mengenai
penggunaan,
perubahan kas dan setara kas
dari pemerintah daerah selama
sumber-sumber lainnya yang
satu
relevan
saldo kas dan setara kas pada
dengan
masalah
penelitian.
periode
tanggal
C. Sumber Data
akuntansi
pelaporan
dan
(PSAP
01,2005)
1. Laporan Keuangan Pemerintah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24
Daerah
Tahun 2005
a. Laporan Realisasi Anggaran
Peraturan Pemerintah ini terdiri
Merupakan
laporan
yang
dari atas delapan buah pasal yang
menggambarkan perbandingan
menguraikan
antara
SAP pada bagian awal dan empat
dan
62
dana
sumber
3. Buku-buku, referensi, jurnaljurnal,
ekuitas
tertentu (PSAP 01, 2005)
2. Laporan
Sleman
posisi
anggaran
belanja
pendapatan
daerah
tentang
pengantar
dengan
pasal tentang sebelas PSAP.Selain
realisasinya dalam satu periode
itu, di dalam peraturan pemerintah
pelaporan (PSAP 01, 2005)
ini dijelaskan mengenai definisi
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
SAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan.
ISSN : 2087-1899
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memenuhi kebutuhan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71
data dan informasi dalam rangka
Tahun 2010
penulisan skripsi ini, metode/teknik
Peraturan Pemerintah ini sebagai
pengumpulan data yang dilakukan
pengganti Peraturan Pemerintah
adalah sebagai berikut:
Nomor 24 Tahun 2005 tentang
1. Penelitian
Keuangan
(Library
Research)
Standar Akuntansi Pemerintah.
4. Kinerja
Kepustakaan
Pemerintah
Daerah
Dimaksudkan
untuk
memperoleh bahan yang diperlukan,
Kinerja
keuangan
pemerintah
menggunakan bahan-bahan pustaka
daerah dapat dinilai dengan cara
berupa literatur-literatur atau buku-
melakukan proses auditing yang
buku atau berupa karya ilmiah yang
dilakukan
akuntan
sesuai dengan materi yang dibahas
menggunakan
dalam skripsi ini.Disamping itu juga
oleh
ataupun
analisis
dengan
kinerja
pemerintah
keuangan
daerah
bersangkutan.
kinerja
profesi
Penilaian
keuangan
daerah
memberikan
dari
menggunakan peraturan perundang-
yang
undangan yang sesuai dengan materi
atas
dimaksud,
pemerintah
diharapkan
manfaat
dalam
berhubungan
hal
dengan
akan
keuangan daerah.
untuk
2. Penelitian Lapangan
ini
yang
pengelolaan
perkembangan
Penelitian lapangan atau field
keadaan keuangan yang ada di
research disini dimaksudkan bahwa
pemerintah daerah.
disamping
memonitor
menggunakan
literatur
seperti dikemukakan diatas, secara
langsung
melakukan
penelitian
di
63
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
lapangan,
yaitu
langsung
pada
ISSN : 2087-1899
Dalam
mengukur
kinerja
sasaran atau lokasi penelitian yang
keuangan Pemerintah Daerah ada
telah ditetapkan.
beberapa metode , menurut Mahmudi
Untuk
memperoleh
data,
digunakan teknik pengumpulan data
antara lain:
1. Untuk
mengukur
sejauh
mana
berupa dokumentasi yaitu melakukan
efektifitas dan efisiensi Pemerintah
penghimpunan
Daerah
data-data
sekunder
dalam
membelanjakan
seperti laporan realisasi anggaran,
pendapatan daerahnya:
neraca, laporan arus kas, dan catatan
a. Analisis Varians Pendapatan
atas laporan keuangan.
Analisis
varians
dilakukan
E. Metoda Analisis data
Dalam
penulis
menggunakan
dengan
cara
selisih
antara
pendapatan
dengan
menghitung
menganalisis
data,
metode
realisasi
yang dianggarkan. Selisih lebih
deskriptif dalam bentuk studi kasus,
realisasi
yaitu
mengumpulkan
merupakan
mengolah, dan menginterpretasikan
diharapkan
data yang diperoleh. Data
variance),
dengan
laporan
pendapatan
pendapatan
selisih
yang
(favourable
sedangkan
selisih
keuangan pemerintah daerah dalam
kurang merupakan selisih yang
bentuk Neraca, dan Laporan Realisasi
tidak diharapkan (unfavourable
Anggaran yang diperoleh, dianalisis
variance).
dengan
menggunakan
rasio-rasio
keuangan daerah.
Analisis Varians
Pendapatan
=
Realisasi Pendapatan
Anggaran Pendapatan
× 100%
Sumber : Analisis laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
64
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
b. Analisis
Pertumbuhan
Pendapatan
ISSN : 2087-1899
pertumbuhan
pendapatan
secara positif atau negatifkah.
Analisa
pertumbuhan
Semakin
tinggi
prosentase
pendapatan bermanfaat untuk
pertumbuhan pendapatan, maka
mengetahui apakah pemerintah
semakin
daerah dalam tahun anggaran
pemerintah
bersangkutan
mempertahankan
beberapa
atau
selama
periode
anggaran,
kinerja anggarannya mengalami
besar
kemampuan
daerah
meningkatkan
dalam
dan
keberhasilan
yang dicapai dari setiap periode.
Pendapatan Th t - Pendapatan Th
Pertumbuhan
= (t-1)
Pendapatan Th t
Pendapatan Th t
× 100%
Sumber: Analisis laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
c. Analisis
Rasio
Efektifitas
menunjukkan
kemampuan
Pendapatan Asli Daerah
pemerintah
Rasio efektifitas pendapatan asli
memobilisasi penerimaan PAD
daerah ini dihitung dengan cara
sesuai dengan yang ditargetkan.
membandingkan
Secara umum, nilai efektivitas
realisasi
daerah
penerimaan PAD dengan target
penerimaan
penerimaan
dikategorikan sebagai berikut :
PAD
(yang
PAD
dalam
dapat
dianggarkan). Rasio efektivitas
pendapatan
Rasio Efektifitas
Pendapatan Daerah
daerah
=
Realisasi PAD
Target Penerimaan PAD
× 100%
Sumber: Analisis laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
65
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
Tabel 1.1. Kriteria Efektifitas Kinerja
Keuangan
ISSN : 2087-1899
perlu
membuat
belanja.
harmonisasi
Analisa
keserasian
PREDIKAT
KATEGORI
Sangat Efektif
> 100%
Efektif
100%
Cukup Efektif
90% - 99%
Kurang Efektif
75% - 89%
Tidak Efektif
< 75%
Sumber : Analisis laporan keuangan
pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
d. Analisis Keserasian Belanja
belanja antara lain berupa:
1. Analisis
Belanja
Operasi
terhadap Total Belanja
Analisis
belanja
operasi
terhadap
total
belanja
merupakan
perbandingan
belanja
antara total belanja operasi
bermanfaat untuk mengetahui
dengan total belanja daerah.
keseimbangan
Rasio
Analisis
keserasian
antar
belanja.
ini
menjelaskan
Agar fungsi anggaran tersebut
mengenai porsi belanja yang
berjalan
dialokasikan
dengan
baik,
maka
untuk belanja
operasi.
Rasio Belanja Operasi
Terhadap Total Belanja
=
Realisasi Belanja Operasi
Total Belanja
× 100%
Sumber: Analisis laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
2. Analisis
Belanja
Modal
terhadap Total Belanja
modal terhadap total belanja.
Rasio ini menjelaskan porsi
Analisis
belanja
modal
terhadap
total
belanja
dalam bentuk belanja modal
perbandingan
pada tahun anggaran yang
merupakan
antara
realisasi
Rasio Belanja Modal
terhadap Total Belanja
belanja
=
belanja
yang
dialokasikan
bersangkutan.
Realisasi Belanja Modal
Total Belanja
× 100%
Sumber: Analisis laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
66
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
e. Analisis Efisiensi Belanja
Rasio
efisiensi
merupakan
ISSN : 2087-1899
tingkat penghematan anggaran
belanja
perbandingan
yang
dilakukan
pemerintah.
Angka yang dihasilkan dari rasio
antara realisasi belanja dengan
efisiensi
anggaran
belanja.
absolut, tetapi relatif.
digunakan
untuk
Rasio
ini
ini
tidak
bersifat
mengukur
Rasio Efisiensi
Belanja
=
Realisasi Belanja
Anggaran Belanja
× 100%
Sumber: Analisis laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
2. Untuk
menilai
tingkat
membiayai
sendiri
kemandirian daerah:
pemerintah,
a. Rasio Kemandirian Keuangan
pelayanan
Daerah
Rasio
kegiatan
pembangunan,
kepada
masyarakat
yang telah membayar pajak dan
kemandirian
keuangan
retribusi
sebagai
daerah menunjukkan kemampuan
pendapatan
pemerintah
daerah.
daerah
dalam
Rasio kemandirian keuangan
daerah ini dirumuskan sebagai
berikut :Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
=
yang
Pendapatan Asli Daerah
Transfer + Pinjaman
sumber
diperlukan
× 100%
Sumber: Analisis laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
b. Rasio
Ketergantungan
diterima oleh daerah dengan
Keuangan Daerah
total
Rasio ketergantungan daerah
Semakin tinggi rasio ini maka
dihitung
semakin
dengan
membandingkan
pendapatan
transfer
cara
jumlah
yang
penerimaan
besar
daerah.
tingkat
ketergantungan
pemerintah
daerah
pemerintah
terhadap
67
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
pusat
dan
atau
ISSN : 2087-1899
pemerintah
Rasio Ketergantungan
Keuangan Daerah
=
provinsi.
Pendapatan Transfer
Total Pendapatan Daerah
× 100%
Sumber: Analisis laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2009)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rasio
Varians Pendapatan
Pertumbuhan Pendapatan
Efektifitas PAD
Belanja Operasi terhadap Total Belanja
Belanja Modal terhadap Total Belanja
Efisiensi Belanja
Kemandirian Keuangan Daerah
Ketergantungan Keuangan Daerah
2010
99,88%
99,71%
87,41%
8,82%
90,94%
17,86%
83,05%
2011
2012
103,06% 107,06%
16,46% 107,50%
111,46% 124,92%
89,36%
87,36%
7,52%
9,32%
92,82%
89,07%
21,23%
23,39%
81,04%
80,62%
Hasil Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kabupaten Sleman
Tahun 2010-2012
Hasil
pendapatan
realisasi
analisis
pada
varians
tahun
pendapatan
2010,
Pemerintah
merealisasikan pendapatan melebihi
anggaran/target
yang
ditetapkan.
ini
Selisih
telah
merupakan
Kabupaten Sleman tidak mencapai
selisih yang diharapkan (favourable
target yakni hanya mencapai 99,88%,
variance).
sedangkan untuk tahun
pertumbuhan
2012
hasil
realisasi
analisis
2011 dan
menunjukkan
pendapatan
berhasil
Pemerintah
berhasil
Berdasar
analisis
pendapatan,
Kabupaten
mengalami
Sleman
kenaikan
mencapai 103,06% dan 107,77%. Hal
pertumbuhan
ini menunjukkan kinerja pendapatan
dibandingkan dengan tahun 2010,
yang
tahun
baik
Kabupaten
68
karena
Sleman
Pemerintah
dapat
2011
pendapatan,
mengalami
jika
kenaikan
sebesar 16,46% dan 17,50% pada
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
ISSN : 2087-1899
tahun 2012 jika dibandingkan dengan
tahun 2012 turun menjadi 87,36%.
tahun 2011, ini menunjukkan tren
Hasil analisis rasio belanja modal
yang positif dimana setiap tahun
terhadap total belanja pada tahun
Pemerintah
2010
berhasil
Kabupaten
Sleman
mempertahankan
sebesar
8,82%,
kemudian
dan
terjadi penurunan pada tahun 2011
meningkatkan realisasi pendapatan
menjadi 7,52%, dan kembali naik
dari tahun-tahun yang sebelumnya.
pada tahun 2012 menjadi 9,32%.
Berdasar
hasil
analisis
Rasio efisiensi belanja pada tahun
efektifitas PAD antara tahun 2010
2010
sampai 2012, dapat diketahui bahwa
mencerminkan
pada
Kabupaten Sleman sudah berusaha
tahun
2010
Pemerintah
sebesar
90,94%
bahwa
ini
Pemerintah
Kabupaten Sleman mengalami tingkat
untuk
efektifitas
99,71%,
membelanjakan anggarannya, akan
presentase tersebut masuk dalam
tetapi untuk tahun 2011 mengalami
kategori
efektif
terendah
cukup
karena
yaitu
melakukan
hal
efektif
mendekati
penurunan
hampir
mencapai
membelanjakan
efisiensi
efisiensi
dalam
dalam
anggaran
hal
ini
100%, sedangkan pada tahun 2011
dapat dilihat dengan meningkatnya
dan
Pemda
presentase hasil perhitungan analisis
Kabupaten Sleman dalam mencapai
rasio efisiensi yaitu sebesar 92,82%,
target PAD dapat dikatakan sangat
sedangkan
efektif karena mencapai 111,46% dan
penggunaan anggaran untuk belanja
124,92%. Hasil analisis rasio belanja
daerah dapat kembali ditekan dengan
operasi terhadap total belanja pada
presentase sebesar 89,07%.
tahun
2012
2010
mobilisasi
sebesar
87,41%,
pada
Kemampuan
tahun
2012
Pemerintah
kemudian terjadi kenaikan pada tahun
Kabupaten Sleman dalam membiayai
2011 menjadi 89,36%, dan pada
belanja
dengan
menggunakan
69
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
penerimaan
rendah.
PAD
Pada
masih
tahun
2010
cukup
rasio
ISSN : 2087-1899
ketergantungan terhadap transfer dari
Pemerintah Pusat.
KESIMPULAN
kemandirian mencapai 17,86%, tahun
2011 sebesar 21,23% dan pada tahun
2012 sebesar 23,39%.
Hal
Dari hasil analisis dan pembahasan
menunjukkan
yang telah penulis kemukakan pada
peningkatan rasio kemandirian dari
bab sebelumnya, maka penulis akan
tahun
mengambil
ke
ini
tahun
akan
tetapi
kesimpulan
Pemerintah Kabupaten Sleman harus
berikut:
terus
1. Pemerintah
meningkatkan
penerimaan
PAD
mobilisasi
Kabupaten
Sleman
rasio
dalam merealisasikan penerimaan
kemandirian daerahnya bisa terus
pendapatan menunjukkan kinerja
meningkat. Ketergantungan Pemda
yang
Kabupaten Sleman pada Transfer dari
dengan
Pemerintah Pusat dan Provinsi masih
analisis varians pendapatan dari
cukup tinggi, hal ini tercermin dari
tahun
hasil
Kabupaten Sleman berhasil dalam
analisis
agar
sebagai
ketergantungan
baik,
hal
ini
ditunjukkan
meningkatnya
ke
tahun.
hasil
Pemerintah
keuangan daerah terhadap transfer
meningkatkan
dari Pemerintah pusat pada tahun
pendapatan. Hal tersebut dapat
2010 menunjukkan angka 83,05%,
dilihat
kemudian menurun ke angka 81,04%
pertumbuhan pendapatan. Dan hal
pada tahun 2011 dan menurun lagi
ini
pada tahun 2012 sebesar 80,62%.
Pemerintah
Hal
upaya
dalam meningkatkan penerimaan
Kabupaten
PAD berhasil dengan sangat efektif
mengurangi
dengan pencapaian realisasi PAD
ini
menunjukkan
Pemerintah
Sleman
70
Daerah
untuk
mulai
pertumbuhan
dari
hasil
menunjukkan
Kabupaten
analisis
mobilisasi
Sleman
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
yang
melebihi
dari
anggaran/
ISSN : 2087-1899
dalam membiayai belanja dengan
target, sebagaimana terlihat dalam
menggunakan penerimaan PAD.
analisis efektivitas PAD yang terus
DAFTAR PUSTAKA
naik
dari
Pemerintah
sudah
tahun
Kabupaten
cukup
efisien
membelanjakan
ditunjukkan
ke
tahun.
Sleman
dalam
telah
Darise,
Nurlan. 2008. “Akuntansi
Keuangan Daerah (Akuntansi
Sektor Publik).”
Jakarta : Indeks
Halim,
Abdul.2007. “Pengelolaan
Keuangan Daerah”. Jakarta :
Salemba Empat
anggarannya,
dengan
realisasi
belanja tidak melebihi anggaran
yang
Bastian, Indra, 2001. “Privatisasi di
Indonesia
:
Teori
dan
Implementasi”, Jakarta:
Salemba Empat
ditetapkan,
hal
ini
terlihat dari hasil analisis efisiensi
belanja. Belanja lebih didominasi
Halim, Abdul 2012 “Akuntansi Sektor
Publik : Akuntansi Keuangan
Daerah”. Jakarta : Salemba
Empat
oleh belanja operasi, dibanding
dari analisis rasio belanja operasi
Hariadi,
Pramono
dkk,
2010.
“Pengelolaan
Keuangan
Daerah”. Jakarta : Salemba
Empat
terhadap total belanja dan analisis
http://slemankab.go.id
rasio belanja modal terhadap total
Mahmudi, 2010.”Analisis Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah”.Yogyakarta :
UPP STIM YKPN
belanja modal, seperti yang terlihat
belanja.
2. Masih
tingginya
ketergantungan
keuangan daerah terhadap transfer
Peraturan Pemerintah No 24 Tahun
2005
tentang
Standar
Akuntansi Pemerintah.
dari Pemerintah Pusat ataupun
Propinsi terlihat dari hasil analisis
Peraturan Pemerintah No 71 Tahun
2010
tentang
Standar
akuntansi Pemerintah.
Rasio ketergantungan keuangan
daerah, hal ini menunjukkan masih
rendahnya
tingkat
kemandirian
Pemerintah
Kabupaten
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan
Daerah. Depdagri RI.
Sleman
71
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 6 No. 1 Mei 2015
Republik Indonesia, Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan
Negara
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor
S.900/316/BAKD
tentang “Pedoman Sistem Dan
Prosedur Penatausahaan dan
72
ISSN : 2087-1899
Akuntansi
Pelaporan
dan
Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah”. 2006.
Depdagri RI.
Soffan Marsus, 2006. Jakarta : LPKPBPPK.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
Jl. Wates Km 10 Yogyakarta
Tlp (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax. (0274) 6498213
www.mercubuana-yogya.ac.id
email : [email protected]
ISSN : 2087-1899
Download